Konservasi adalah pengelolaan biosfer secara aktif yang bertujuan untuk menjaga
kelangsungan keanekaragaman flora dan fauna dan pemeliharaan keragaman genetik di
dalam suatu spesies, termasuk juga pemeliharaan fungsi biosfer seperti ekosistem.
Oke, mungkin pengertian di atas terkesan agak ribet. Pada intinya, konservasi adalah
usaha yang diakukan untuk tetap melestarikan flora dan fauna serta pemeliharaan ekosistem
hidup mereka.
1) Cagar Alam
Cagar alam merupakan kawasan suaka alam yang kondisi alamnya mempunyai
kekhasan jenis flora tersendiri.
2) Suaka Margasatwa
Sama halnya dengan cagar alam, suaka margasatwa juga merupakan kawasan suaka
alam yang membantu menjaga berlangsungnya kehidupan suatu jenis makhluk hidup yang
khas di daerah tertentu. Bedanya, jenis yang dijaga di sini adalah fauna.
2. Penanganan limbah
Jenis-jenis limbah akan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu limbah yang dilihat dari
senyawanya, limbah yang dilihat dari wujudnya dan limbah yang dilihat dari sumbernya.
Lalu di setiap kelompok jenis limbah tersebut masih dibagi menjadi beberapa bagian lagi.
Nah untuk lebih jelasnya, Anda bisa membaca penjelasan yang ada di bawah ini.
Jenis limbah yang pertama adalah didasarkan dari senyawa limbah tersebut. Dimana
pada jenis limbah ini masih dibagi menjadi tiga kelompok lagi yaitu limbah organik, limbah
anorganik dan juga limbah B3.
b. Jenis Limbah Berdasarkan Wujudnya
Berikutnya ada jenis limbah yang dilihat berdasarkan sumbernya. Dalam jenis limbah
berdasarkan sumbernya ini masih dibagi menjadi enam jenis lagi. Mulai dari limbah rumah
tangga, limbah industri, limbah pertanian, limbah medis, limbah pertambangan serta limbah
pariwisata.
1. Reduce
Prinsip pengelolaan limbah yang pertama adalah reduce. Pada dasarnya reduce adalah
sebuah tindakan untuk mengurangi penggunaan barang. Hal ini karena ketika kita sebagai
manusia semakin banyak menggunakan material pada kehidupan.
2. Reuse
Berikutnya adalah prinsip pengelolaan limbah reuse. Pada dasarnya reuse adalah
suatu tindakan untuk menggunakan barang-barang yang masih bisa dipakai kembali. Untuk
memaksimalkan prinsip reuse ini kita bisa mulai menghindari penggunaan barang sekali
pakai seperti kantong plastik sekali pakai.
3. Recycle
Prinsip pengelolaan limbah yang berikutnya adalah recycle. Recycle adalah suatu tindakan
untuk melakukan daur ulang barang yang sudah tidak berguna menjadi barang yang lebih
bermanfaat kembali.
4. Replace
Terakhir ada prinsip pengelolaan limbah replace. Dimana replace adalah suatu
tindakan untuk mengganti barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama atau
lebih ramah lingkungan.
3. Pengelolaan SDA
a. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi 3, yaitu berdasarkan sifat, jenis, dan
potensinya.
1. Sifat
Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang dapat pulih
kembali secara alami atau dibudidayakan setelah dimanfaatkan. Contoh: sumber daya alam
nabati (padi, tebu, jagung, singkong, durian, jeruk, apel, dan lain-lain) dan sumber daya alam
hewani (sapi, kambing, ayam, kerbau, kuda, dan lain-lain).
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang tidak
dapat pulih kembali, baik secara alami maupun secara budi daya. Sumber daya alam ini
meliputi mineral, sumber energy (minyak, gas alam, dan batu bara).
Sumber daya alam tidak akan habis adalah sumber daya alam yang tidak akan habis
setelah digunakan berulang-ulang. Contoh dari sumber daya alam ini adalah udara, matahari,
energi pasang surut, dan air dalam siklus hidrologi.
2. Jenis
Sumber daya alam hayati berasal dari makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan, dan
mikroba.
Sumber daya alam nonhayati berasal dari benda-benda tidak hidup seperti air, tanah,
udara, mineral, gas alam, minyak bumi, dan lain-lain.
3. Potensi
Sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisik seperti batu, kayu, emas,
padi, jagung, rosella, dan lain-lain.
Sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya seperti batubara, minyak bumi, gas
alam, air terjun, sinar matahari, dan lain-lain.
Sumber daya alam yang sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup,
misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
Cara yang dapat dilakukan adalah melakukan konservasi sumber daya alam.
Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam yang menjamin
pemanfaatannya secara bijaksana dan bagi sumber daya alam yang dapat diperbarui
menjamin kesinambungan untuk persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas nilai dan keanekaragaman.
4. Pariwisata
Pengembangan pariwisata alam memiliki prospek yang sangat baik apabila digarap
dengan sungguh-sungguh. Hutan dengan segala potensi yang dimilikinya, baik
keanekaragaman flora dan fauna maupun keunikan serta keindahan alamnya, sangat
berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata yang sangat menarik. Hal ini dapat kita
buktikan, antara lain salah satu potensi satwa yang kita miliki yakni Komodo yang berada di
Taman Nasional Komodo, telah menjadi perhatian dunia internasional.Demikian pula dengan
kekayaan taman laut yang tersebar hampir di seluruh wilayah perairan laut Indonesia. Salah
satu contohnya adalah Taman Nasional Laut Bunaken Manado Tua. Taman Nasional ini
sudah tidak asing lagi bagi wisatawan mancanegara yang memiliki hobi menyelam (snorkling
dan diving).
Pariwisata alam memiliki 4 (empat) ciri-ciri utama yang perlu mendapatkan perhatian,
yakni :
Obyek-obyek yang akan dikembangkan adalah obyek-obyek yang ada di alam (hutan,
kebun, pantai/laut,) dan budaya yang tidak mengalami perubahan baik bentang alam
maupun sumber dayanya.
Dalam pemanfaatannya dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan sangat
kecil namun sebaliknya dampak positif yang diperoleh dapat menunjang upaya-upaya
pelestarian kawasan atau obyeknya itu sendiri, sesuai dengan aspek konservasi.
Masyarakat di sekitar kawasan atau obyek dapat memperoleh keuntungan langsung
dari kegiatan pariwisata alam tersebut karena mereka ikut terlibat di dalamnya dalam
rangka pemberdayaan masyarakat.
Adanya unsur pendidikan pelatihan dan penyuluhan bagi masyarakat tentang
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, sehingga pemahaman dan
kesadaran masyarakat semakin meningkat untuk ikut serta melestarikan obyek.
Memperhatikan hal-hal tersebut, maka pembangunan pariwisata alam harus diarahkan
kepada pembangunan pariwisata alam yang berbasiskan kepada masyarakat
(community based-tourism), agar masyarakat di sekitar kawasan dapat merasakan
manfaat secara langsung dari kawasan tersebut.
5. Pemantauan kualitas udara
Setiap waktu kita bernafas, seorang dewasa rata-rata menghirup lebih dari 3.000
gallon (11,4 m3) udara tiap hari. Udara yang kita hirup, jika tercemar oleh bahan berbahaya
dan beracun, akan berdampak serius pada kesehatan kita, terutama anak-anak yang lebih
banyak bermain di udara terbuka dan lebih rentan daya tahan tubuhnya. Walaupun tidak
terlihat oleh kasat mata, pencemar di udara mengancam kehidupan kita dan mahluk hidup
lainnya. Pencemar udara menyebabkan kanker dan dampak kesehatan serius, menyebabkan
smog dan hujan asam, mengurangi daya perlindungan lapisan ozon di atmosfer bagian atas,
dan berpotensi untuk turut berperan dalam perubahan iklim dunia.
Dalam rangka mengatasi pencemaran udara dan untuk tercapainya PLB, berbagai
upaya pengendalian telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat yaitu: