PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup di bumi ini hidup dalam ketergatungan satu sama lain. Tidak
satupun makhluk hidup yang dapat hidup sendirian. Hewan menghasilkan karbondioksida yang
dibutuhkan oleh tumbuhan, sedangkan tumbuhan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh
hewan, dan masih banyak lagi hubungan saling ketergantungan lainnya. Kehilangan satu
komponen dalam ekosistem akan berdampak besar bagi kelangsungan hidup makhluk hidup
lainnya. Hal ini yang kadang tidak disadari oleh manusia. Manusia merupakan salah satu
penyebab utama dari hilangnya atau terputusnya sebuah rantai makanan dalam ekosistem
alami. Tanpa disadari mereka akan merugikan diri sendiri. Oleh karena itu perlu kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam hayati terutama di
Indonesia. Kenapa? karena indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya
alam hayatinya yang sebenarnya sangat berpotensi untuk dikembangkan.
Indonesia memiliki potensi keanekaragaman spesies satwa yang sangat tinggi,
keanekargaman meliputi yang ada di darat maupun di laut. Mengingat hal tersebut, sebenarnya
indonesia memiliki potensi yang sangat besar yang dapat di dikembangkan untuk kesejahteraan
masyarakatnya. Namun pemanfaat tersebut kurang efektif dilakukan bahkan
mengesampingkan dampak negatifnya. Pemanfaatan seperti ini malah merusak ekosistem dan
kelangsungan dan kelestarian agen hayati yang dimiliki indonesia.
Oleh karena itu, kita sebagai bangsa indonesia, kita harus berusaha untuk menjaga
kelestarian keaneka ragaman hayati kita. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
melestarikan keanekaragaman hayati tersebut adalah dengan konservasi. Oleh karena itu
melalui makalah ini akan dibahas tentang apa yang dimaksud dengan konservasi, tujuan dari
konservasi, jenis konservasi dan berikut contoh konservasi yang ada diindonesia. Hal ini
dimaksudkan sebagai informasi dan pengajaran bagi pembaca agar sadar akan pentingnya
kegiatan konservasi lingkungan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan konservasi keaneka ragaman hayati ?
2. Jelaskan jenis-jenis konservasi?
3. Apa manfaat kegiatan konservasi
4. Apa contoh kegiatan konservasi yang ada di daerah tempat tinggal/daerah disekitar kita?
C. TUJUAN
1. Mengetahui maksud dari konservasi keaneka ragaman hayati
2. Mengetahui jenis-jenis konservasi
3. Mengetahu manfaat kegiatan konservasi
4. Mengetahui contoh kegiatan konservasi yang ada di daerah tempat tingga/daerah disekitar
kita
BAB II
ISI
MACAM-MACAM KONSERVASI
Secara umum bentuk konservasi dapat dibedakan atas 2 (dua) golongan, yaitu:
1. Konservasi in situ adalah kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan di dalam habitat
aslinya. Konservasi in situ mencakup kawasan suaka alam (Cagar alam dan Suaka
Margasatwa) dan kawasan pelestarian alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan
Taman Wisata Alam).
Cagar Alam
Cagar alam adalah suatu kawasan perlindungan alam yang memiliki ciri khas yaitu
tumbuhan dan hewan yang perkembangannya diserahkan pada alam. Di Indonesia, cagar alam
adalah bagian dari dari kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam), maka kegiatan
wisata atau kegiatan lain yang bersifat komersial, tidak boleh dilakukan di dalam area cagar
alam. Sebagaimana kawasan konservasi lainnya, untuk memasuki cagar alam diperlukan
SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi). SIMAKSI bisa diperoleh di kantor Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat. Contoh cagar alam di
Indonesia diantaranya: Cagar Alam Batu Gajah di Kabupaten Simalungun, Cagar Alam
Martelu Purba di Kabupaten Langkat.
Suaka margasatwa
Suaka margasatwa adalah kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan/ atau memiliki keunikan jenis satwa yang membutuhkan perlindungan/
pembinaan bagi kelangsungan hidupnya terhadap habitatnya.
Daerah suaka margasatwa biasanya ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa
yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan
dan kebanggaan nasional. Pelestarian dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga
kelangsungan hidup tumbuhan tersebut.
Kebun Raya
Kebun Raya adalah kumpulan tumbuhan pada suatu tempat yang berasal dari berbagai
daerah untuk tujuan konservasi, ilmu pengetahuan, dan rekreasi. Contoh kebun
raya diantaranya : Kebun Raya Bogor, kebun raya kuningan, kebun raya cibodas, dan kebun
raya baturaden
Oleh karena itu sumber daya tersebut merupakan modal dasar bagi kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia harus dilindungi, dipelihara, dilestarikan dan
dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan batas-batas terjaminnya keserasian, keselarasan
dan keseimbangan. Pada dasarnya konservasi merupakan suatu perlindungan terhadap alam
dan makhluk hidup lainnya. Sesuatu yang mendapat perlindungan maka dengan sendiri akan
terwujud kelestarian Manfaat-manfaat konservasi diwujudkan dengan:
1. Terjaganya kondisi alam dan lingkungannya, berarti upaya konservasi dilakukan dengan
memelihara agar kawasan konservasi tidak rusak.
2. Terhindarnya bencana akibat perubahan alam, yang berarti gangguangangguan terhadap
flora fauna dan ekosistemnya pada khususnya serta sumber daya alam pada umumnya
menyebabkan perubahan berupa kerusakan maupun penurunan jumlah dan mutu sumber
daya alam tersebut.
3. Terhindarnya makhluk hidup dari kepunahan, berarti jika gangguan-gangguan penyebab
turunnya jumlah dan mutu makhluk hidup terus dibiarkan tanpa upaya pengendalian akan
berakibat makhluk hidup tersebut menuju kepunahan bahkan punah sama sekali.
4. Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik mikro maupun makro, berarti dalam
ekosistem terdapat hubungan yang erat antara makhluk hidup maupun dengan
lingkungannya.
5. Mampu memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, berarti upaya konservasi sebagai
sarana pengawetan dan pelestarian flora fauna merupakan penunjang budidaya, sarana
untuk mempelajari flora fauna yang sudah punah maupun belum punah dari sifat, potensi
maupun penggunaannya.
6. Mampu memberi kontribusi terhadap kepariwisataan, berarti ciri-ciri dan obyeknya yang
karakteristik merupakan kawasan ideal sebagai saran rekreasi atau wisata alam
Sumber daya alam flora fauna dan ekosistemnya memiliki fungsi dan manfaat serta
berperan penting sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat
digantikan. Tindakan tidak bertanggungjawab akan mengakibatkan kerusakan, bahkan
kepunahan flora fauna dan ekosistemnya. Kerusakan ini menimbulkan kerugian besar yang
tidak dapat dinilai dengan materi, sementara itu pemulihannya tidak mungkin lagi.
Indonesia telah sadar betapa pentingnya peran konservasi sebagai usaha untuk
melestarikan keanekaragaman hayatin tersebut. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya
alam, termasuk sumber daya alam hayati, lndonesia juga menyadari bahwa konservasi perlu
dilakukan. Dasar pelaksaaan konservasi sumber daya alam hayati adalah UU No. 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Konservasi dilakukan
melalui kegiatan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa liar beserta ekosistemnya, dan pemanfaatan secara lestari. Adapun
sasaran yang ingin dicapai adalah:
1. menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan
bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan manusia (perlindungan sistem
penyangga kehidupan)
2. menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya
sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang
memungkinkan pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan sumberdaya alam
hayati bagi kesejahteraan (pengawetan sumber plasma nutfah); dan
3. mengendalikan cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin
kelestariaanya (pemanfaatan secara lestari). Tujuan akhirnya adalah terwujudnya
kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat
lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia (kadek, 2010).
Di dalam hal penegakkan hukum dan perlindungan terhadap konservasi sumber daya
alam hayati di indonesia itu sendiri baik itu sumber daya alam nabati (tumbuhan) maupun
sumber daya alam hewani (satwa) saya mengacu pada ketentuan pasal 21 ayat (1) dan ayat (2)
yang mana menyatakan sebagai berikut :
1. Setiap orang dilarang untuk :
a. mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut,
dan memperniagakan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam
keadaan hidup atau mati;
b. mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup
atau mati dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.
2. Setiap orang dilarang untuk :
a. menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut,
dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;
b. menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan mati;
c. mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di
dalam atau di luar Indonesia;
d. memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain
satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau
mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar
Indonesia;
e. mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki
telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.
Kendala dalam konservasi sumber daya alam , Dalam melaksanakan pembangunan
konservasi sumber daya alam, dan ekosistemnya masih ditemui kendala pada umumnya
diakibatkan oleh :
1. Tekanan penduduk
Jumlah penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan sumber daya alam
meningkat.
2. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal ini dikarenakan tingkat
pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum memadai. Sebagai contoh beberapa
kawasan konservasi yang telah ditetapkan banyak mengalami kerusakan akibat
perladangan liar / berpindah-pindah.
3. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap kekayaan (eksploitasi sumber daya
alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta terbatasnya sarana prasarana.
4. Peraturan dan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini belum cukup mendukung pembentukan
kawasan konservasi khususnya laut (perairan).
Terhadap pelaku Tindak Pidana Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
diatur pada UU RI No. 5 Tahun 1990 pasal 40 ayat:
Ayat (1) menyatakan, bahwa barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1), melakukan suatu kegiatan
yang mengakibatkan perubahan keutuhan kawasan suaka alam, dan pasal 33 ayat (1), yaitu
melakukan kegiatan yang mengakibatkan perubahan keutuhan zona inti taman nasional, maka
dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak dua
ratus juta rupiah.
Ayat (2) menyatakan, bahwa apabila dengan sengaja dilakukan pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) dan ayat (2), yaitu melakukan kegiatan
terhadap tumbuhan dan satwa yang dilindungi, serta pasal 33 ayat (3), yaitu melakukan kegiatan
yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan
raya, dan taman wisata alam, dipidana dengan pidana penjara palig lama lima tahun dan denda
paling banyak seratus juta rupiah.8
Pada ayat (3) dan ayat (4) menetapkan masing-masing pidana kurungan paling lama satu
tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah serta pidana kurungan paling lama satu tahun
dan denda paling banyak lima puluh juta rupiah.
CONTOH KONSERVASI
A. KESIMPULAN
Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk
mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan;
pelestarian. Sumber daya alam hayati adalah Unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari
sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan sumberdaya alam hewani (satwa) yang bersama
dengan unsur non hayati untuk membentuk ekosistem. Konservasi sumberdaya alam
hayati adalah Pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Secara umum bentuk konservasi dapat dibedakan atas 2 (dua), yaitu konservasi in situ
meliputi (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam) dan konservasi eksitu
meliputi (kebun raya, arbetrum, kebun binatang, taman safari, dan tempat penyimpanan benih
dan sperma satwa).
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya bertujuan mengusahakan
terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya
sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan manusia. Selain tujuan yang tertera di atas tindakan konservasi mengandung
tujuan:Preservasi Pemulihan, Penggunaan, Penggunaan kembali (recycling), Mencarikan
pengganti sumber alam,Penentuan lokasi yang paling tepat guna dan Integrasi.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Suhartini. 2009. Kuliah Konservasi Lingkungan Sumberdaya Alam Hayati. Jurusan Pendidikan
Biologi Fmipa Uny. Yogyakarta.
Kadek, Nicky, Novita. 2010. Bentuk-Bentuk Dan Perlindungan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati Di Indonesia. Universitas Udayana. Bali.
Hadi. Mochamad. 2005. Konservasi Sumberdaya Alam Dan Pengelolaan Lingkungan. Jurusan
Biologi Fmipa Undip. Semarang.
Munro, David A. 1980. World Conservation Strategy Living Resource Conservation For
Sustainable Development. Iucn-Unep-Wwf.
Mochamad Indrawan, Richard B. Primack Dan Jatna Supriatna., 2007. Biologi Konvservasi.
Jakarta : Yayasan Obor Indonmesia
Utami, U. 2008. Konservasi Sumber Daya Alam Perspektif Islam Dan Sains. Malang : Uin
Press.
Ian Campbell, 1972, Convercation And Natural Resources, Washington Dc: American Voice
Of America