Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap makhluk hidup di bumi ini hidup dalam ketergatungan satu sama lain. Tidak
satupun makhluk hidup yang dapat hidup sendirian. Hewan menghasilkan karbondioksida yang
dibutuhkan oleh tumbuhan, sedangkan tumbuhan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh
hewan, dan masih banyak lagi hubungan saling ketergantungan lainnya. Kehilangan satu
komponen dalam ekosistem akan berdampak besar bagi kelangsungan hidup makhluk hidup
lainnya. Hal ini yang kadang tidak disadari oleh manusia. Manusia merupakan salah satu
penyebab utama dari hilangnya atau terputusnya sebuah rantai makanan dalam ekosistem
alami. Tanpa disadari mereka akan merugikan diri sendiri. Oleh karena itu perlu kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam hayati terutama di
Indonesia. Kenapa? karena indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan sumber daya
alam hayatinya yang sebenarnya sangat berpotensi untuk dikembangkan.
Indonesia memiliki potensi keanekaragaman spesies satwa yang sangat tinggi,
keanekargaman meliputi yang ada di darat maupun di laut. Mengingat hal tersebut, sebenarnya
indonesia memiliki potensi yang sangat besar yang dapat di dikembangkan untuk kesejahteraan
masyarakatnya. Namun pemanfaat tersebut kurang efektif dilakukan bahkan
mengesampingkan dampak negatifnya. Pemanfaatan seperti ini malah merusak ekosistem dan
kelangsungan dan kelestarian agen hayati yang dimiliki indonesia.
Oleh karena itu, kita sebagai bangsa indonesia, kita harus berusaha untuk menjaga
kelestarian keaneka ragaman hayati kita. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk
melestarikan keanekaragaman hayati tersebut adalah dengan konservasi. Oleh karena itu
melalui makalah ini akan dibahas tentang apa yang dimaksud dengan konservasi, tujuan dari
konservasi, jenis konservasi dan berikut contoh konservasi yang ada diindonesia. Hal ini
dimaksudkan sebagai informasi dan pengajaran bagi pembaca agar sadar akan pentingnya
kegiatan konservasi lingkungan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan konservasi keaneka ragaman hayati ?
2. Jelaskan jenis-jenis konservasi?
3. Apa manfaat kegiatan konservasi
4. Apa contoh kegiatan konservasi yang ada di daerah tempat tinggal/daerah disekitar kita?

C. TUJUAN
1. Mengetahui maksud dari konservasi keaneka ragaman hayati
2. Mengetahui jenis-jenis konservasi
3. Mengetahu manfaat kegiatan konservasi
4. Mengetahui contoh kegiatan konservasi yang ada di daerah tempat tingga/daerah disekitar
kita
BAB II
ISI

PENGERTIAN KONSERVASI KEANEKA RAGAMAN HAYATI


Konservasi berasal dari bahasa Inggris, Conservation yang artinya pelestarian atau
perlindungan. Menurut kamus besar bahasa indonesia konservasi adalah pemeliharaan dan
perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan
mengawetkan; pengawetan; pelestarian. Konservasi adalah sebuah kegiatan yang melibatkan
banyak sektor bidang, bukan satu sektor saja (seperti pertanian, perikanan, kehutanan dan
margasatwa) yang secara langsung bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya hayati,
konservasi merupakan aspek pengelolaan yang memastikan bahwa pemanfaatan berkelanjutan
serta melindungi proses ekologi dan keragaman genetik yang penting untuk pemeliharaan
sumber daya yang bersangkutan dengan sektor lain (seperti kesehatan, energi, industri).
konservasi adalah aspek pengelolaan yang memastikan bahwa keuntungan berkelanjutan
sepenuhnya berasal dari sumber daya hayati dan bahwa kegiatan terpusat dan dilakukan agar
sumber daya tetap terjaga (Munro, 1980).
Sumber daya alam hayati adalah Unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya
alam nabati (tumbuhan) dan sumberdaya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur non
hayati disekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem. Sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya merupakan bagian terpenting dari sumberdaya alam yang terdiri dari alam
hewani, alam nabati, ataupun berupa batu-batuan dan keindahan alam dan lain sebagainya,
yang masing-masing mempunyai fungsi dan manfaat sebagai unsur pembentuk lingkungan
hidup. Karena sifatnya yang tidak dapat diganti-ganti dan peranannya begitu besar bagi
kehidupan manusia, maka upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya sudah
menjadi kewajiban mutlak dari setiap generasi di manapun berada dan pada zaman kapanpun.
Keaekaragaman hayati menurut World Wildlife Fund dalam Mochamad Indrawan (2007)
dapat digolongkan menjadi tiga tingkat, yaitu :
1. Keanekaragaman spesies. Hal ini mencakup semua spesies di bumi, termasuk bakteri dan
protista serta spesies dari kingdom bersel banyak (tumbuhan, jamur, hewan, yang bersel
banyak atau multiseluler)
2. Keanekaragaman genetik. Variasi genetik dalam satu spesies baik diantara
populasipopulasi yang terpisah secara geografis, maupun diantara individu-individu dalam
satu populasi.
3. Keanekaragaman komunitas. Komunitas biologi yang berbeda serta asosiasinya dengan
lingkungan fisik (ekosistem) masing-masing.
Dalam arti keseluruhan, makna dari konservasi sumber daya hayati adalah pemakaian
dan perlindungan sumber daya-sumber daya alam secara berkelanjutan meliputi tanaman
(hutan), binatang, deposit-deposit mineral, tanah, air bersih, dan bahan bakar fosil seperti batu
bara, petroleum, dan gas-gas alam (natural gas) (Abdullah, 2010). Konservasi dari segi
ekonomi dan ekologi di mana konservasi dari segi ekonomi berarti mencoba mengalokasikan
sumberdaya alam untuk sekarang, sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi
sumberdaya alam untuk sekarang dan masa yang akan datang (Utami, 2008). Dapat dikatakan
pula konservasi Alam adalah suatu manajemen terhadap alam dan lingkungan secara bijaksana
untuk melindungi tanaman dan binatang. Menurut Mudhofir Abdullah (2010), konservasi
sumber daya alam merupakan langkah nyata advokasi untuk menanggulangi krisis lingkungan.
Jadi konservasi adalah pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara alami secara
berkelanjutan dan teratur baik sumber daya hayati dan non hayati dengan melindungi proses-
proses ekologis dalam sistem penyangga kehidupan dan juga pengawetan keanekaragaman
hayati.
Secara harfiah makna konservasi (conservation) yang terkait dengan sumber daya alam
diartikan sebagai: “the preservation, management, ancare of natural and cultural
resources” (pelestarian pengelolaan, dan perawatan sumber-sumber daya alam dan kultural).
Ian Campbell (1972), disisi lainnya mendefinisikan konservasi dengan tiga makna,
yakni: pertama, preservasi (preservation) atau pelestarian sumber daya alam, kedua,
pemanfaatan sumber daya alam dengan penggunaan secara nalar (intellect utilization),
dan ketiga, penggunaan sumberdaya alam secara bijak (wise use).
Secara singkatnya dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Konservasi sumberdaya
alam hayati adalah Pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (Suhartini, 2009). Kawasan konservasi
dapat memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan wilayah, dengan menarik wisatawan
ke wilayah pedesaan. Pengembangan pariwisata di dalam dan di sekitar kawasan konservasi
juga merupakan salah satu cara terbaik untuk mendatangkan keuntungan ekonomi bagi
kawasan terpencil, dengan cara menyediakan kesempatan kerja setempat, merangsang pasar
setempat, memperbaiki prasarana angkutan dan komunikasi.

MACAM-MACAM KONSERVASI
Secara umum bentuk konservasi dapat dibedakan atas 2 (dua) golongan, yaitu:
1. Konservasi in situ adalah kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan di dalam habitat
aslinya. Konservasi in situ mencakup kawasan suaka alam (Cagar alam dan Suaka
Margasatwa) dan kawasan pelestarian alam (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan
Taman Wisata Alam).

Gambar 1. Bekantan yang sedang duduk di atas pohon di dalam hutan


2. Konservasi ek situ yaitu kegiatan konservasi flora/fauna yang dilakukan di luar habitat
aslinya. Konservasi ek situ dilakukan oleh lembaga konservasi, seperti kebun raya,
arbetrum, kebun binatang, taman safari, dan tempat penyimpanan benih dan sperma satwa

Gambar 2. Flamingo yang berada di dalam kandang buatan


Selain itu ada beberapa jenis konservasi sumberdaya alam hayati, khususnya yang ada
di Indonesia yang termasuk dalam pembagian konservasi di atas. Macam Macam Bentuk
Konservasi Alam tersebut antara lain:
Taman Nasional
Taman nasional berfungsi sebagai perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan dan
perlindungan terhadap hewan dan tumbuhan serta dalam pelestarian sumber daya alam.
Selain itu, taman nasional juga penting untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dan
rekreasi. Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman
nasional meliputi:
a. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih
utuh dan alami serta gejala alam yang unik;
b. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;
c. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara
alami; dan
d. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan, zona
rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.
Contoh Taman Nasional di Indonesia diantaranya: Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh,
Taman Nasional Batang Gadis di Wilayah Kabupaten Madina, Taman Nasional Komodo di
pulau Komodo, dan Taman Nasional Kepulauan Seribu.

Gambar 3. Taman nasional gunung leuser

Cagar Alam
Cagar alam adalah suatu kawasan perlindungan alam yang memiliki ciri khas yaitu
tumbuhan dan hewan yang perkembangannya diserahkan pada alam. Di Indonesia, cagar alam
adalah bagian dari dari kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam), maka kegiatan
wisata atau kegiatan lain yang bersifat komersial, tidak boleh dilakukan di dalam area cagar
alam. Sebagaimana kawasan konservasi lainnya, untuk memasuki cagar alam diperlukan
SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi). SIMAKSI bisa diperoleh di kantor Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat. Contoh cagar alam di
Indonesia diantaranya: Cagar Alam Batu Gajah di Kabupaten Simalungun, Cagar Alam
Martelu Purba di Kabupaten Langkat.

Gambar 4. Cagar alam raflesia arnoldy di bengkulu


Taman Laut
Taman laut adalah suatu wilayah lautan yang memiliki ciri khas yang berupa keindahan alam
yang diperuntukkan guna untuk melindungi keanekaragaman hayati di lautan.
Contoh taman laut di Indonesia diantaranya: Taman Laut Bunaken di perairan sulawesi
tepatnya di Manado, Sulawesi Utara.

Gambar 5. Taman laut

Suaka margasatwa
Suaka margasatwa adalah kawasan hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa
keanekaragaman dan/ atau memiliki keunikan jenis satwa yang membutuhkan perlindungan/
pembinaan bagi kelangsungan hidupnya terhadap habitatnya.
Daerah suaka margasatwa biasanya ditetapkan sebagai suatu tempat hidup margasatwa
yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta merupakan kekayaan
dan kebanggaan nasional. Pelestarian dapat dilakukan secara sengaja atau alami untuk menjaga
kelangsungan hidup tumbuhan tersebut.

Gambar 6. Suaka margasatwa lamandau

Kebun Raya
Kebun Raya adalah kumpulan tumbuhan pada suatu tempat yang berasal dari berbagai
daerah untuk tujuan konservasi, ilmu pengetahuan, dan rekreasi. Contoh kebun
raya diantaranya : Kebun Raya Bogor, kebun raya kuningan, kebun raya cibodas, dan kebun
raya baturaden

Gambar 7. Kebun raya


Hutan Bakau
Hutan mangrove atau hutan bakau yaitu suatu hutan yang tumbuh diatas rawa-rawa
perairan payau, hutan ini letaknya pada garis pantai dan dipengaruhi oleh keadaan pasang surut
air laut, salah satu peran dan manfaat dari hutan mangrove yaitu terdapatnya sistem pada
perakaran tanaman mangrove yang kompleks, rapat dan lebat yang dapat memerangkap sisa-
sisa dari bahan-bahan organik serta endapan yang terbawa oleh air laut dari daratan. Proses ini
dapat menyebabkan air laut terjaga akan kejernihan dan kebersihannya, dengan demikian dapat
memelihara terumbu karang karena proses ini mangrove sering sekali disebut dengan
pembentuk daratan sebab endapan dan tanah yang ditahannya akan menumbuhkan kembali
garis pantai.
Contoh : Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar Dangkalan
Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai besar. Yakni di
pantai timur Sumatra, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Di pantai utara Jawa, hutan-
hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan.
Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul, hutan-hutan mangrove yang masih baik
terdapat di pantai barat daya Papua, terutama di sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua
mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.

Gambar 8. Hutan bakau

TUJUAN DAN MANFAAT KONSERVASI SUMBERDAYA HAYATI


Secara hukum tujuan konservasi tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.5
tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yaitu bertujuan
mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan mutu kehidupan manusia. Selain tujuan yang tertera di atas tindakan konservasi
mengandung tujuan:
1. Preservasi yang berarti proteksi atau perlindungan sumber daya alam terhadap eksploitasi
komersial, untuk memperpanjang pemanfaatannya bagi keperluan studi, rekreasi dan tata
guna air.
2. Pemulihan atau restorasi, yaitu koreksi kesalahan-kesalahan masa lalu yang telah
membahayakan produktivitas pengkalan sumber daya alam.
3. Penggunaan yang seefisien mungkin. Misal teknologi makanan harus memanfaatkan
sebaik-baiknya biji rambutan, biji mangga, biji salak dan lain-lainnya yang sebetulnya
berisi bahan organik yang dapat diolah menjadi bahan makanan.
4. Penggunaan kembali (recycling) bahan limbah buangan dari pabrik, rumah tangga,
instalasi-instalasi air minum dan lain-lainnya. Penanganan sampah secara modern masih
ditunggu-tunggu.
5. Mencarikan pengganti sumber alam yang sepadan bagi sumber yang telah menipis atau
habis sama sekali. Tenaga nuklir menggantikan minyak bumi.
6. Penentuan lokasi yang paling tepat guna. Cara terbaik dalam pemilihan sumber daya alam
untuk dapat dimanfaatkan secara optimal, misalnya pembuatan waduk yang serbaguna di
Jatiluhur, Karangkates, Wonogiri, Sigura-gura.
7. Integrasi, yang berarti bahwa dalam pengelolaan sumber daya diperpadukan berbagai
kepentingan sehingga tidak terjadi pemborosan, atau yang satu merugikan yang lain.
Misalnya, pemanfaatan mata air untuk suatu kota tidak harus mengorbankan kepentingan
pengairan untuk persawahan.

Oleh karena itu sumber daya tersebut merupakan modal dasar bagi kesejahteraan
masyarakat dan mutu kehidupan manusia harus dilindungi, dipelihara, dilestarikan dan
dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan batas-batas terjaminnya keserasian, keselarasan
dan keseimbangan. Pada dasarnya konservasi merupakan suatu perlindungan terhadap alam
dan makhluk hidup lainnya. Sesuatu yang mendapat perlindungan maka dengan sendiri akan
terwujud kelestarian Manfaat-manfaat konservasi diwujudkan dengan:
1. Terjaganya kondisi alam dan lingkungannya, berarti upaya konservasi dilakukan dengan
memelihara agar kawasan konservasi tidak rusak.
2. Terhindarnya bencana akibat perubahan alam, yang berarti gangguangangguan terhadap
flora fauna dan ekosistemnya pada khususnya serta sumber daya alam pada umumnya
menyebabkan perubahan berupa kerusakan maupun penurunan jumlah dan mutu sumber
daya alam tersebut.
3. Terhindarnya makhluk hidup dari kepunahan, berarti jika gangguan-gangguan penyebab
turunnya jumlah dan mutu makhluk hidup terus dibiarkan tanpa upaya pengendalian akan
berakibat makhluk hidup tersebut menuju kepunahan bahkan punah sama sekali.
4. Mampu mewujudkan keseimbangan lingkungan baik mikro maupun makro, berarti dalam
ekosistem terdapat hubungan yang erat antara makhluk hidup maupun dengan
lingkungannya.
5. Mampu memberi kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, berarti upaya konservasi sebagai
sarana pengawetan dan pelestarian flora fauna merupakan penunjang budidaya, sarana
untuk mempelajari flora fauna yang sudah punah maupun belum punah dari sifat, potensi
maupun penggunaannya.
6. Mampu memberi kontribusi terhadap kepariwisataan, berarti ciri-ciri dan obyeknya yang
karakteristik merupakan kawasan ideal sebagai saran rekreasi atau wisata alam

Jika dari segi ekonomi:


1. Untuk mencegah kerugian yang diakibatkan oleh sistem penyangga kehidupan misalnya
kerusakan pada hutan lindung, daerah aliran sungai dan lain-lain. Kerusakan pada
lingkungan akan menimbulkan bencana dan otomatis akan mengakibatkan kerugian.
2. Untuk mencegah kerugian yang diakibatkan hilangnya sumber genetika yang terkandung
pada flora yang mengembangkan bahan pangan dan bahan untuk obat-obatan.

Sumber daya alam flora fauna dan ekosistemnya memiliki fungsi dan manfaat serta
berperan penting sebagai unsur pembentuk lingkungan hidup yang kehadirannya tidak dapat
digantikan. Tindakan tidak bertanggungjawab akan mengakibatkan kerusakan, bahkan
kepunahan flora fauna dan ekosistemnya. Kerusakan ini menimbulkan kerugian besar yang
tidak dapat dinilai dengan materi, sementara itu pemulihannya tidak mungkin lagi.
Indonesia telah sadar betapa pentingnya peran konservasi sebagai usaha untuk
melestarikan keanekaragaman hayatin tersebut. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya
alam, termasuk sumber daya alam hayati, lndonesia juga menyadari bahwa konservasi perlu
dilakukan. Dasar pelaksaaan konservasi sumber daya alam hayati adalah UU No. 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Konservasi dilakukan
melalui kegiatan perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa liar beserta ekosistemnya, dan pemanfaatan secara lestari. Adapun
sasaran yang ingin dicapai adalah:
1. menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan
bagi kelangsungan pembangunan dan kesejahteraan manusia (perlindungan sistem
penyangga kehidupan)
2. menjamin terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistemnya
sehingga mampu menunjang pembangunan, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang
memungkinkan pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan sumberdaya alam
hayati bagi kesejahteraan (pengawetan sumber plasma nutfah); dan
3. mengendalikan cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin
kelestariaanya (pemanfaatan secara lestari). Tujuan akhirnya adalah terwujudnya
kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat
lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia (kadek, 2010).
Di dalam hal penegakkan hukum dan perlindungan terhadap konservasi sumber daya
alam hayati di indonesia itu sendiri baik itu sumber daya alam nabati (tumbuhan) maupun
sumber daya alam hewani (satwa) saya mengacu pada ketentuan pasal 21 ayat (1) dan ayat (2)
yang mana menyatakan sebagai berikut :
1. Setiap orang dilarang untuk :
a. mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut,
dan memperniagakan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam
keadaan hidup atau mati;
b. mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup
atau mati dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.
2. Setiap orang dilarang untuk :
a. menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut,
dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;
b. menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan mati;
c. mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di
dalam atau di luar Indonesia;
d. memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain
satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau
mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar
Indonesia;
e. mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki
telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.
Kendala dalam konservasi sumber daya alam , Dalam melaksanakan pembangunan
konservasi sumber daya alam, dan ekosistemnya masih ditemui kendala pada umumnya
diakibatkan oleh :
1. Tekanan penduduk
Jumlah penduduk Indonesia yang padat sehingga kebutuhan akan sumber daya alam
meningkat.
2. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran ekologis dari masyarakat masih rendah, hal ini dikarenakan tingkat
pendidikan yang rendah dan pendapatan yang belum memadai. Sebagai contoh beberapa
kawasan konservasi yang telah ditetapkan banyak mengalami kerusakan akibat
perladangan liar / berpindah-pindah.
3. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi yang cukup pesat akan menyerap kekayaan (eksploitasi sumber daya
alam) dan kurangnya aparat pengawasan serta terbatasnya sarana prasarana.
4. Peraturan dan perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan yang ada saat ini belum cukup mendukung pembentukan
kawasan konservasi khususnya laut (perairan).
Terhadap pelaku Tindak Pidana Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
diatur pada UU RI No. 5 Tahun 1990 pasal 40 ayat:
Ayat (1) menyatakan, bahwa barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran
terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1), melakukan suatu kegiatan
yang mengakibatkan perubahan keutuhan kawasan suaka alam, dan pasal 33 ayat (1), yaitu
melakukan kegiatan yang mengakibatkan perubahan keutuhan zona inti taman nasional, maka
dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak dua
ratus juta rupiah.
Ayat (2) menyatakan, bahwa apabila dengan sengaja dilakukan pelanggaran terhadap
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) dan ayat (2), yaitu melakukan kegiatan
terhadap tumbuhan dan satwa yang dilindungi, serta pasal 33 ayat (3), yaitu melakukan kegiatan
yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan
raya, dan taman wisata alam, dipidana dengan pidana penjara palig lama lima tahun dan denda
paling banyak seratus juta rupiah.8
Pada ayat (3) dan ayat (4) menetapkan masing-masing pidana kurungan paling lama satu
tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah serta pidana kurungan paling lama satu tahun
dan denda paling banyak lima puluh juta rupiah.

CONTOH KONSERVASI

SUAKA MARGA SATWA BAKIRIANG

Unit Pelaksana :BKSDA Sulawesi Tengah


Teknis
Propinsi :Sulawesi Tengah
Kabupaten :Banggai
Luas (Hektar) :12.500,00
No. SK :Surat Keputusan Menteri
Kehutanan RI Nomor: 398/Kpts-
II/1998
Tanggal SK :21 April 1998

Berdasarkan pembagian wilayah administratif pemerintahan, kawasan Suaka


margasatwa Pati-Pati termasuk kedalam Kec. Batui, Kabupaten Banggai. Salah satu hewan
endemik yang menjadi fokus dalam suaka marga satwa ini adalah burung maleo.
Burung Maleo yang hidup di Hutan Suaka Margasatwa (SM) Bakiriang, Kabupaten
Banggai Sulawesi Tengah terancam punah. Karena, hutan tempat burung-burung ini hidup dan
berkembang biak telah dirambah dan dialifungsikan menjadi perkebunan sawit. Alifungsi
hutan SM Bakiriang ini dilakukan dengan cara ilegal. Saat ini kondisi hutan seluas 12.500
hektar itu rusak parah. Informasi yang dihimpun di Kantor Balai Konservasi Sumberdaya Alam
(BKSDA) Sulawesi Tengah, Rabu (28/8) menyebutkan perambahan hutan SM Bakiriang
dilakukan masyarakat dan diduga kuat melibatkan PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS), salah satu
perusahaan pekebunan sawit di Kabupaten Banggai, Sulteng.

Informasi ini dikuatkan oleh surat Koordinator BKSDA Luwuk-Bangkep, Mashidin


Laumarang, Nomor 96/BKSDA-ST-2/SKW III/KL/2006, tertanggal 9 Januari 2006. Dalam
surat ini Mashidin menjelaskan bahwa, dirinya sebagai Koordinator BKSDA Luwuk-Bangkep
mengalami kesulitan mengatasi masalah di hutan SM Bakiriang yang makin kompleks. Secara
garis besar kata Mashidin dalam suratnya itu, persoalan hutan SM Bakiriang terdiri dari tiga
kategori, yakni perambahan kawasan yang dilakukan masyarakat di sekitar hutan, kontroversial
mengenai kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi serta kontroversial mengenai
perkebunan kelapa sawit PT KLS.
Dalam surat itu Mashidin juga menjelaskan, bahwa hasil pemantauan lapangan yang
dilakukan Januari 2006, dirinya menemukan penambahan perkebunan kelapa sawit yang
melewati batas kawasan SM Bakiriang, tepatnya berada di lokasi sekitar jalan poros Luwuk-
Toili dan di kompleks kawasan hutan Kaung-kaung (Tumpu). “Kerusakan hutan makin meluas,
tidak terkendali, karena itu, dimohon bantuan dan dukungan berbagai pihak dalam rangka
menuntaskan persoalan tersebut,” ungkap Mashidin sebagaimana dikutip dari suratnya yang
dikirimkan kepada BKSDA Sulteng.
Berkenaan dengan masalah tersebut, Kepala BKSDA Sulteng melalui Kepala Sub Bagian
Tata Usaha, Torang LBN Tobing yang dihubungi di kantornya, Rabu (26/8) membenarkan
masalah tersebut. Dia menjelaskan, warga di sekitar kawasan yang melakukan perambahan SM
Bakiriang pernah direlokasi.
Saat itu kata Tobing, Departemen Kehutanan (Dephut) RI mengucurkan anggaran untuk
membiayai program relokasi warga di sekitar kawasan tersebut. Namun, beberapa tahun setelah
direlokasi, warga tersebut kembali melakukan aktivitas di dalam kawasan SM Bakiriang.
Menyinggung soal perkebunan sawit, Tobing membenarkan bahwa saat ini kawasan SM
Bakiriang sudah ada yang digunakan untuk perkebunan sawit. Awalnya kata Tobing kebun
sawit itu milik masyarakat, kemudian dijual warga dengan PT KLS. BKSDA sendiri lanjut
Tobing sudah beberapa kali menyurati PT KLS agar menghentikan kegiatan perkebunan sawit
di dalam kawasan. Tetapi hingga saat ini perkebunan sawit di dalam kawasan SM Bakiriang
tetap berlanjut.
Tobing mengaku kesulitan menyelesaikan masalah yang terjadi di SM Bakiriang.
“Masalahnya sangat kompleks pak,” ungkapnya. Tobing menambahkan, penyelesaian masalah
SM Bakiriang pernah mereka bawa ke DPRD Sulteng, tetapi hasilnya juga tidak maksimal.
Senada dengan Tobing, salah seorang staf BKSDA menceritakan, sekitar 2006 silam
pihaknya pernah ke SM Bakiriang dengan tujuan untuk mengumpulkan bahan keterangan (pul
baket). Namun, belum sempat masuk di kawasan yang ditanami sawit, dirinya telah dihadang
warga.
Dengan kondisi yang tidak menguntungkan itu, terpaksa dirinya tidak jadi masuk dalam
kawasan SM Bakiriang. Setelah itu, kata staf BKSDA tersebut, personel Kepolisian Daerah
(Polda) Sulteng bersama Kepolisian Resort (Polres) Banggai dan BKSDA berkunjung ke SM
Bakiriang, saat itu katanya mereka tetap dihadang warga. Kini kondisi SM Bakiriang makin
parah, yang ditandai dengan adanya kegiatan pembukaan lahan baru di kawasan tersebut.
Sekadar diketahui, Bakiriang ditetapkan sebagai kawasan suaka margasatwa oleh
Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI melalui Surat Keputusan Menhutbun No.398/Kpts-
II/1998, tanggal 21 April 1998. Dalam surat tersebut ditetapan bahwa luas kawasan SM
Bakiriang adalah 12.500 hektar. Kini hutan yang dihuni burung Maleo tersebut dalam kondisi
kritis. Dibutuhkan langkah tegas pihak yang bewenang untuk memberikan tindakan tegas
kepada oknum yang terlibat dalam kasus perambahan hutan tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk
mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan; pengawetan;
pelestarian. Sumber daya alam hayati adalah Unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari
sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan sumberdaya alam hewani (satwa) yang bersama
dengan unsur non hayati untuk membentuk ekosistem. Konservasi sumberdaya alam
hayati adalah Pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.
Secara umum bentuk konservasi dapat dibedakan atas 2 (dua), yaitu konservasi in situ
meliputi (Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam) dan konservasi eksitu
meliputi (kebun raya, arbetrum, kebun binatang, taman safari, dan tempat penyimpanan benih
dan sperma satwa).
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya bertujuan mengusahakan
terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya
sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan manusia. Selain tujuan yang tertera di atas tindakan konservasi mengandung
tujuan:Preservasi Pemulihan, Penggunaan, Penggunaan kembali (recycling), Mencarikan
pengganti sumber alam,Penentuan lokasi yang paling tepat guna dan Integrasi.

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Suhartini. 2009. Kuliah Konservasi Lingkungan Sumberdaya Alam Hayati. Jurusan Pendidikan
Biologi Fmipa Uny. Yogyakarta.

Kadek, Nicky, Novita. 2010. Bentuk-Bentuk Dan Perlindungan Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati Di Indonesia. Universitas Udayana. Bali.

Iqbal, Muhammad. 2015. Konservasi Sumber Daya Alam.


Http://Tugasmakalahartikle.Blogspot.Co.Id/2015/01/Konservasi-Sumber-Daya-
Alam-Kuliah.Html. Malang.

Hadi. Mochamad. 2005. Konservasi Sumberdaya Alam Dan Pengelolaan Lingkungan. Jurusan
Biologi Fmipa Undip. Semarang.

Departemen Kehutanan. 2005. Rencana Strategis Kehutanan 2006-2025. Departemen


Kehutanan. Jakarta.

Munro, David A. 1980. World Conservation Strategy Living Resource Conservation For
Sustainable Development. Iucn-Unep-Wwf.

Mochamad Indrawan, Richard B. Primack Dan Jatna Supriatna., 2007. Biologi Konvservasi.
Jakarta : Yayasan Obor Indonmesia

Abdullah, Mudhofir. 2010. Alquran Dan Konservasi Lingkungan (Argumentasi Konservasi


Lingkungan Sebagai Tujuan Tertinggi Syariah), Jakarta: Dian Rakyat.

Utami, U. 2008. Konservasi Sumber Daya Alam Perspektif Islam Dan Sains. Malang : Uin
Press.

Ian Campbell, 1972, Convercation And Natural Resources, Washington Dc: American Voice
Of America

Anda mungkin juga menyukai