Kelompok 2
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kepunahan Harimau
Sumatra” tepat pada waktunya.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Geografi yang dibimbing
oleh Ibu Sisca Dewi Yunita Sari Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
2
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 ……………………………………………………………………………… 1
Bab 2 ……………………………………………………………………………… 2
Bab 3 ……………………………………………………………………………… 9
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 9
B. Saran ………………………………………………………………….. 9
Lampiran …………………………………………………………………………..
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepunahan yang terjadi pada makhluk hidup merupakan hal yang tidak asing lagi
bagi kita. Bumi kita memiliki berjuta spesies makhluk hidup yang suatu saat tanpa kita sadari
dapat punah. Fenomena punahnya jenis suatu makhluk hidup dipengaruhi beberapa faktor,
seperti faktor alam, ketahanan regenerasi, juga dari manusia.
Saat ini, telah banyak makhluk hidup baik hewan maupu tumbuhan yang mengalami
krisis kepunahan bahkan telah mengalami kepunahan total. Contohnya saja, Harimau
Sumatra. Habitat binatang khas Indonesia ini, sudah sulit kita jumpai. Hal ini disebabkan
karena jumlah populasinya yang menurun. Hutan yang seharusnya menjadi tempat tinggal
satwa ini banyak dijadikan konversian lahan untuk hal lainnya.
Maka dari itu, sebagai makhluk hidup yang sadar akan pentingnya keberadaan
makhluk hidup lain, kita sebagai manusia harus berusaha memeahami mengapa kepunahan
dapat terjadi pada makhluk hidup lain dengan mempelajari perkembangan hidupnya juga
bagaimana mencegah atau setidaknya mengurangi angka kepunahan yang terjadi pada
makhluk hidup lain.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGENALAN
Kepunahan adalah penghentian silsilah evolusi. Peristiwa yang paling umum adalah
hilangnya spesies. Ada banyak alasan mengapa spesies mungkin mati. Intervensi manusia
(baik secara langsung atau tidak langsung) telah menjadi pengebab utama kepunahan spesies.
Contohnya saja Harimau Sumatra.
Panthera Tigris Sumatrae atau yang akrab disapa dengan Harimau Sumatra adalah
subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatra. Binatang ini merupakan salah satu
dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam
klasifikasi satwa kritis yang terancam punah ( critically endangered )dalam daftar merah
spesies terancam yang dirilis Lembaga Koservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan
antara 400-500 ekor, terutama hidup di Taman-Taman nasianal di Sumatra. Uji genetik
mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang menandakan bahwa subspesies ini
mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.
5
Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatra
mempunyai warna paling gelap diantara semua subspesies harimau lainnya, pola
hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat. Harimau Sumatra jantan memiliki
panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke ekor atau sekitar 250 cm panjang dari kepala
hingga kaki dengan berat 300 pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan
dewasa dapat mencapai 60 cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau
sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau
sekitar 91 kg. Belang Harimau Sumatra lebih tipis dari subspesies yang lain.
Harimau bukan jenis satwa yang biasa tinggal berkelompok melainkan jenis
satwa soliter, yaitu satwa yang sebagian besar waktu hidupnya menyendiri, kecuali
selama kawin atau memelihara anak. Home rage untuk seekor harimau betina
adalah sekitar 20 km2sedangkan untuk harimau jantan sekitar 60-100 km2. Tetapi
angka tersebut bukan merupakan ketentuan yang pasti, karena dalam menentukan
teritorinya juga dipengaruhi oleh keadaan geografi tanah dan banyaknya mangsa
didaerah tersebut.
6
Hariamu Sumatra memiliki indera pendengaran dan penglihatan yang sangat
tajam, yang membuatnya mejadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumata
merupakan hewan soliter dan mereka berburu dimalam hari, mengintai mangsanya
dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping.
Harimau Sumatra dapat berkembang biak kapan saja. Masa kehamilan adalah
sekitar 102-110 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2-3 ekor anak harimau
sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari
kesepuluh. Anak harimau hanya minum susu dari induknya hanya 8 minggu
pertama. Sesudahnya mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih
menyusu selama 5 – 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang
pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat
berburu sendirian ketika berumur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun mereka dapat
berdiri sendiri.
Harimau Sumatra dapat hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20 tahun
dalam kurungan.
Belum adanya peraturan dan ketentuan tentang penetapan status harimau bermasalah
serta belum adanya prosedur penanganan terhadap harimau bermasalah telah menyebabkan
keragaman dalam penetapan dan penanganan harimau bermasalah. Sebagian masyarakat
melakukan tindakan sendiri dan tidak memperhatikan kaidah konservasi, yaitu dengan cara
melakukan penangkapan dengan jerat bahkan sapai pada pembunuhan terhadap satwa
tersebut.
1. Menurunnya kwantitas, kwalitas dan daya dukung habitat terhadap Harimau Sumatra
2. Menurunnya populasi dan jenis satwa mangsa harimau seperti rusa, babi hutan, kera dll
karena mengungsi atau mati.
7
4. Teritorial Harimau Sumatra menjadi berubah
Keadaan tersebut telah menekan Harimau Sumatra untuk mencari teritorial baru dan
masuk ke pemukiman untuk mencari mangsa, sehingga telah menyebabkan konflik antara
harimau dengan manusia. Dalam kurun waktu 1996-2004 lebih dari 152 kasus konflik
harimau yang mengakibatkan banyak manusia kehilangan nyawa.
Kerugian yang diderita masyarakat sekitar hutan yang disebabkan konflik dengan
harimau :
Pembakaran hutan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Banyak masyarakat
yang sengaja membakar hutan yang mana sebagai habitat luar binatang liar (termasuk
Harimau Sumatra) untuk lahan tersebut dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan atau
pertanian. Tentu dengan terganggunya habitat, Harimau Sumatra ini akan kesulitan dalam hal
mencari tempat tinggal untuk keberlangsungan hidupnya.
Tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab karena melakukan penebangan liar
tanpa memperdulikan keseimbangan ekosistem lingkungan. Hal ini mengakibatkan habitat
dan tempat mencari makanan Harimau Sumatra juga menyempit dan dapat mengganggu
keberlangsungan hidup binatang tersebut.
8
Banyaknya manusia yang melakukan perburuan liar terhadap Harimau Sumatra ini
untuk keuntungan semata tanpa memperdulikan keseimbangan lingkungan.
Penegakan hukum masih lemah terhadap para pelaku pemburu dan pembunuh
Harimau Sumatra ini. Dari puluhan kasus tersebut, hanya tiga kasus yang berlanjut hingga
meja hijau yakni pada tahun 2001, 2004 dan 2009. Akibatnya hal ini membuat pelaku lainnya
tetap melakukan perburuan terhadap Harimau Sumatra.
9
Menurunnya populasi satwa mangsa harimau karena berpindah tempat maupun diburu
oleh masyarakat
Rendahnya unsur-unsur management pengelola konservasi Harimau Sumatra
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam konservasi alam dan rendahnya penegakan
hukum dibidang “Wildlife Crime” telah pula mempercepat penurunan populasi
Harimau Sumatra di alam
10
d) Pemberdayaan masyarakat lokal
Untuk penyelamatan Harimau Sumatra juga tahun 2010 telah ditetapkan sebagai
tahun Harimau Sumatra. Kampanye publik “The Year of Tiger 2010” ini mulai dilaksanakan
oleh WWF-Indonesia ( World Wide Fund_Indonesia) pada hari Jum’at, 12 Februari 2010 di
Taman Menteng, Jakarta Pusat.
11
BAB III
KESIMPULAN
SARAN
Pemerintah hendaknya lebih aktif lagi dalam menjaga kelestarian Harimau Sumatra
sebagai kekayaan alam negeri kita ini. Baik melalui memperberat sanksi bagi yang
melakukan tindakan pemburuan / pembunuhan terhadap binatang ini, maupun lebih
merevisi UU yang ada agar lebih efisien.
Aparat keamanan hendaknya lebih optimal dalam menindak pelaku pelanggaran UU
perlindungan Harimau Sumatra ini. Jangan pandang bulu atau pun kurang peduli,
hendaknya semakin sadar akan kelestarian binatang langka ini.
Masyarakat hendaknya jangan mengedepankan keuntungan semata, tetapi lebih
memperhatikan keseimbangan ekosistem lingkungan sehingga tidak mengganggu
makhluk hidup lain. Dan hendaknya menjaga kekayaan alam yang dimiliki, bukan
malah menghancurkannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Web Pendahuluan
http://yucasiahaan.blogspot.com/2011/06/keterkaitan-manusia-dengan-kelangkaan.html?m=1
http://jejaksiganteng.blogspot.com/2012/09.makalah-kepunahan-anoa.html?m=1
Web Pembahasan
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2231409-pengertian-kepunahan/
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Harimau-sumatra
http://yucasiahaan.blogspot.com/2011/06/keterkaitan-manusia-dengan-kelangkaan.html?m=1
13
LAMPIRAN
14
Sumber : google.com
1 September 2014, 08.45 WIB
Gambar : Pemburuan harimau dan gambar harimau
15