Anda di halaman 1dari 15

Kepunahan Harimau Sumatera

Kelompok 2

Disusun oleh : 1.Alif Arbiandra (03)


2.Afrialdo Daffa F. (02)
3.Pratam Arya Nugraha (21)
4.Yavis Septian N.D (27)
5.Yurinda Eka Morieta (28)

1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kepunahan Harimau
Sumatra” tepat pada waktunya.

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Geografi yang dibimbing
oleh Ibu Sisca Dewi Yunita Sari Dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini.

Malang, September 2014

Penyusun

2
Daftar Isi
Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab 1 ……………………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………... 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 1
C. Tujuan ………………………………………………………………… 1

Bab 2 ……………………………………………………………………………… 2

A. Pengenalan Harimau Sumatra ……………………………………….... 2


B. Hubungan Manusia Dan Harimau Saat Ini …………………………….4
C. Keterkaitan Manusia Dengan Kepunahan Harimau Sumatra ………… 5
D. Penyebab Kepunahan Jumlah Harimau Sumatra ……………………... 6
E. Upaya Penyelamatan Dan Konservasi Harimau Sumatra …………….. 7

Bab 3 ……………………………………………………………………………… 9

A. Kesimpulan …………………………………………………………… 9
B. Saran ………………………………………………………………….. 9

Daftar Pustaka …………………………………………………………………….10

Lampiran …………………………………………………………………………..

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kepunahan yang terjadi pada makhluk hidup merupakan hal yang tidak asing lagi
bagi kita. Bumi kita memiliki berjuta spesies makhluk hidup yang suatu saat tanpa kita sadari
dapat punah. Fenomena punahnya jenis suatu makhluk hidup dipengaruhi beberapa faktor,
seperti faktor alam, ketahanan regenerasi, juga dari manusia.

Saat ini, telah banyak makhluk hidup baik hewan maupu tumbuhan yang mengalami
krisis kepunahan bahkan telah mengalami kepunahan total. Contohnya saja, Harimau
Sumatra. Habitat binatang khas Indonesia ini, sudah sulit kita jumpai. Hal ini disebabkan
karena jumlah populasinya yang menurun. Hutan yang seharusnya menjadi tempat tinggal
satwa ini banyak dijadikan konversian lahan untuk hal lainnya.

Maka dari itu, sebagai makhluk hidup yang sadar akan pentingnya keberadaan
makhluk hidup lain, kita sebagai manusia harus berusaha memeahami mengapa kepunahan
dapat terjadi pada makhluk hidup lain dengan mempelajari perkembangan hidupnya juga
bagaimana mencegah atau setidaknya mengurangi angka kepunahan yang terjadi pada
makhluk hidup lain.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah arti kepunahan?


2. Bagaimana Harimau Sumatra bisa langka?
3. Bagaimana upaya penyelamatan kepunahan Harimau Sumatra?

C. TUJUAN

1. Mengetahui arti kepunahan


2. Memahami bagaimana kepunahan dapat terjadi
3. Mengetahui bagaimana upaya penyelamatan atau pencegahan terhadap kelangkaan
makhluk hidup

4
BAB II

PEMBAHASAN

I. PENGENALAN

Kepunahan adalah penghentian silsilah evolusi. Peristiwa yang paling umum adalah
hilangnya spesies. Ada banyak alasan mengapa spesies mungkin mati. Intervensi manusia
(baik secara langsung atau tidak langsung) telah menjadi pengebab utama kepunahan spesies.
Contohnya saja Harimau Sumatra.

Panthera Tigris Sumatrae atau yang akrab disapa dengan Harimau Sumatra adalah
subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatra. Binatang ini merupakan salah satu
dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam
klasifikasi satwa kritis yang terancam punah ( critically endangered )dalam daftar merah
spesies terancam yang dirilis Lembaga Koservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan
antara 400-500 ekor, terutama hidup di Taman-Taman nasianal di Sumatra. Uji genetik
mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang menandakan bahwa subspesies ini
mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.

Penghancuran habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi saaat ini.


Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi.
Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.

a. Pengenalan Harimau Sumatra

Harimau Sumatra dipercaya merupakan keturunan hewam pemangsa zaman


purba yang dikenal sebagai Miacids. Miacids hidup pada akhir zaman Cretaceous
kira-kira 70-65 juta tahun yang lalu semasa zaman dinosaurus di Asia Barat. Harimau
kemudian berkembang di kawasan timur Asia di China dan Siberia sebelum berpecah
dua, salah satunya bergerak ke arah hutan Asia Tengah di barat dan barat daya
menjadi harimau Caspian. Sebagian lagi bergerak dari Asia Tengah ke arah
pegunungan barat, dan seterusnya ke Asia Tenggara dan kepulauan Indonesia,
sebagiannya lagi terus bergerak hingga India. (Hemmer,1987).

b. Ciri-ciri Harimau Sumatra

5
Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatra
mempunyai warna paling gelap diantara semua subspesies harimau lainnya, pola
hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat. Harimau Sumatra jantan memiliki
panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke ekor atau sekitar 250 cm panjang dari kepala
hingga kaki dengan berat 300 pound atau sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan
dewasa dapat mencapai 60 cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau
sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau
sekitar 91 kg. Belang Harimau Sumatra lebih tipis dari subspesies yang lain.

c. Habitat Harimau Sumatra

Harimau Sumatra hanya dapat ditemukan di pulau Sumatra. Kucing terbesar


ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan,
dan tinggal dibanyak tempat yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal
di cagar alam dan taman nasional, dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang
ditebang untuk pertanian, juga terdapat kurang lebih 250 ekor lagiyang dipelihara
di kebun binatang diseluruh dunia.

Harimau bukan jenis satwa yang biasa tinggal berkelompok melainkan jenis
satwa soliter, yaitu satwa yang sebagian besar waktu hidupnya menyendiri, kecuali
selama kawin atau memelihara anak. Home rage untuk seekor harimau betina
adalah sekitar 20 km2sedangkan untuk harimau jantan sekitar 60-100 km2. Tetapi
angka tersebut bukan merupakan ketentuan yang pasti, karena dalam menentukan
teritorinya juga dipengaruhi oleh keadaan geografi tanah dan banyaknya mangsa
didaerah tersebut.

d. Makanan Harimau Sumatra

Harimau Sumatra termasuk jenis Carnivora yang biasa memangsa hewan


peliharaan atau ternak. Biasanya ia memakan kerbau, kambing, domba, sapi, anjing
dan ayam bila habitat harimau terganggu sehingga memaksanya keluar untuk
mencari makanan ke pemukiman warga.

Untuk memenuhi kebutuhan makannya, harimau berburu 3-6 hari sekali,


tergantung besar kecil mangsa yang didapatkannya. Biasanya seekor harimau
membutuhkan sekitar 6-7kg daging per hari, bahkan kadang-kadang sampai 40 kg
sekali makan.

6
Hariamu Sumatra memiliki indera pendengaran dan penglihatan yang sangat
tajam, yang membuatnya mejadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumata
merupakan hewan soliter dan mereka berburu dimalam hari, mengintai mangsanya
dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping.

e. Reproduksi Harimau Sumatra

Harimau Sumatra dapat berkembang biak kapan saja. Masa kehamilan adalah
sekitar 102-110 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2-3 ekor anak harimau
sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari
kesepuluh. Anak harimau hanya minum susu dari induknya hanya 8 minggu
pertama. Sesudahnya mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih
menyusu selama 5 – 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang
pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat
berburu sendirian ketika berumur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun mereka dapat
berdiri sendiri.

Harimau Sumatra dapat hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20 tahun
dalam kurungan.

II. HUBUNGAN MANUSIA DAN HARIMAU SAAT INI

Belum adanya peraturan dan ketentuan tentang penetapan status harimau bermasalah
serta belum adanya prosedur penanganan terhadap harimau bermasalah telah menyebabkan
keragaman dalam penetapan dan penanganan harimau bermasalah. Sebagian masyarakat
melakukan tindakan sendiri dan tidak memperhatikan kaidah konservasi, yaitu dengan cara
melakukan penangkapan dengan jerat bahkan sapai pada pembunuhan terhadap satwa
tersebut.

Pembukaan areal hutan dan konversi hutan alam telah menyebabkan :

1. Menurunnya kwantitas, kwalitas dan daya dukung habitat terhadap Harimau Sumatra

2. Menurunnya populasi dan jenis satwa mangsa harimau seperti rusa, babi hutan, kera dll
karena mengungsi atau mati.

3. Tempat berlindung dan membesarkan anak menjadi hilang

7
4. Teritorial Harimau Sumatra menjadi berubah

Keadaan tersebut telah menekan Harimau Sumatra untuk mencari teritorial baru dan
masuk ke pemukiman untuk mencari mangsa, sehingga telah menyebabkan konflik antara
harimau dengan manusia. Dalam kurun waktu 1996-2004 lebih dari 152 kasus konflik
harimau yang mengakibatkan banyak manusia kehilangan nyawa.

Kerugian yang diderita masyarakat sekitar hutan yang disebabkan konflik dengan
harimau :

1. Rasa takut yang dialami oleh masyarakat

2. Korban ternak luka-luka atau mati

3. Korban manusia luka-luka atau meninggal

III. KETERKAITAN MANUSIA DENGAN KEPUNAHAN HARIMAU SUMATRA

Beberapa contoh tindakan manusia yang memicu terjadinya penurunan jumlah


Harimau Sumatra dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pembakaran Hutan (Forest Fire)

Pembakaran hutan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Banyak masyarakat
yang sengaja membakar hutan yang mana sebagai habitat luar binatang liar (termasuk
Harimau Sumatra) untuk lahan tersebut dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan atau
pertanian. Tentu dengan terganggunya habitat, Harimau Sumatra ini akan kesulitan dalam hal
mencari tempat tinggal untuk keberlangsungan hidupnya.

2. Perburuan Liar (Illegal Loging)

Tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab karena melakukan penebangan liar
tanpa memperdulikan keseimbangan ekosistem lingkungan. Hal ini mengakibatkan habitat
dan tempat mencari makanan Harimau Sumatra juga menyempit dan dapat mengganggu
keberlangsungan hidup binatang tersebut.

3. Perburuan Liar (Illegal Hunting)

8
Banyaknya manusia yang melakukan perburuan liar terhadap Harimau Sumatra ini
untuk keuntungan semata tanpa memperdulikan keseimbangan lingkungan.

Berbagai alasan manusia untuk memburu Harimau Sumatra :

 Dagingnya untuk dijual dan dimakan


 Kulitnya dijual untuk hiasan atau pajangan
 Tulangnya untuk bahan obat-obatan tradisional China
 Kumisnya dijual untuk hiasan
 Kukunya dijual untuk pajangan atau hiasan
 Taringnya dijual untuk liontin kalung

4. Penegakan Hukum yang Lemah

Penegakan hukum masih lemah terhadap para pelaku pemburu dan pembunuh
Harimau Sumatra ini. Dari puluhan kasus tersebut, hanya tiga kasus yang berlanjut hingga
meja hijau yakni pada tahun 2001, 2004 dan 2009. Akibatnya hal ini membuat pelaku lainnya
tetap melakukan perburuan terhadap Harimau Sumatra.

IV. PENYEBAB KEPUNAHAN JUMLAH HARIMAU SUMATRA

Menurut Direktorat Jenderal PHKA (Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan


Konservasi Alam), faktor-faktor penyebab penurunan populasi Harimau Sumatra diantaranya
adalah :

 Informasi dan pengetahuan di bidang bio-ekologi Harimau Sumatra masih terbatas


 Menurunnya kwalitas dan kwantitas habitat Harimau Sumatra akibat konversi hutan,
eksploitasi hutan, penebangan liar, perambahan hutan dll
 Fragmentasi habitat akibat Perencanaan Tata Guna Lahan, penggunaan lahan dan
hutan yang kurang memperhatikan aspek-aspek konservasi satwa liar khususnya
Harimau Sumatra
 Kematian Harimau Sumatra secara langsung sebagai akibat dari perburuan untuk
kepentingan ekonomi, estetika, pengobatan tradisional, magis, olahraga dan hobi serta
mempertahankan diri karena terjadinya konflik antara harimau dengan masyarakat.
 Penangkapan dan pemindahan Harimau Sumatra dari habitat alami ke lembaga
konservasi eksitu karena adanya konflik atau kebutuhan lain

9
 Menurunnya populasi satwa mangsa harimau karena berpindah tempat maupun diburu
oleh masyarakat
 Rendahnya unsur-unsur management pengelola konservasi Harimau Sumatra
 Rendahnya kesadaran masyarakat dalam konservasi alam dan rendahnya penegakan
hukum dibidang “Wildlife Crime” telah pula mempercepat penurunan populasi
Harimau Sumatra di alam

V. UPAYA PENYELAMATAN DAN KONSERVASI HARIMAU SUMATRA

Upaya mencegah kepunahan Harimau Sumatra dan memulihkan kembali populasi-


populasi harimau yang berada pada tingkat tidak sehat ke tingkat sehat :

a) Peran Serta Pemerintah


Peran yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi kelangkaan Harimau
Sumatra ini diantaranya dengan mengeluarkan UU maupun peraturan yang
menyangkut Harimau Sumatra, seperti :
1. UU No 5 tahun 1990, yakni tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya (KSDAHE)
2. PP No 7 Tahun 1999, yakni menyatakan Harimau Sumatra termasuk
satwa liar yang dilindungi oleh undang-undang

b) Peran Serta Pejabat / Badan yang Berwenang


Kegiatan Konservasi Harimau Sumatra telah dimulai pada tahun 1995,
awalnya hanya ada di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) selanjutnya
kegiatan dikembangkan menjadi Program Koneservasi Harimau Sumatra
(PKHS) yang mempunyai kegiatan di wilayah utama. Kegiatan tersebut , yaitu
:
1. Taman Nasional Way Kambas (Provinsi Lampung)
2. Taman Nasional Bukit Tigapuluh (Provinsi Riau-Jambi)
3. Kawasan Konservasi Harimau Senepis Buluhala (Provinsi Riau)

Secara umum kegiatan dikelompokkan menjadi :

a) Monitoring Harimau Sumatra liar jangka panjang


b) Penanganan konflik manusia-harimau
c) Tiger Protection Unit (TPU)

10
d) Pemberdayaan masyarakat lokal

c) Peran Serta Masyarakat

Untuk mencegah kepunahan Harimau Sumatra ini jugga diperlukan peran


aktif masyarakat untuk melaporkan keberadaan Harimau Sumatra yang
mungkin saja berkeliaran karena habitatnya yang semakin mengecil.
Masyarakat juga perlu melaporkan adanya perburuan liar oleh oknum-oknum
tertentu terhadap Harimau Sumatra

Untuk penyelamatan Harimau Sumatra juga tahun 2010 telah ditetapkan sebagai
tahun Harimau Sumatra. Kampanye publik “The Year of Tiger 2010” ini mulai dilaksanakan
oleh WWF-Indonesia ( World Wide Fund_Indonesia) pada hari Jum’at, 12 Februari 2010 di
Taman Menteng, Jakarta Pusat.

11
BAB III

KESIMPULAN

 Harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) hanya ditemukan di Pulau Sumatra di


Indonesia dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically
endagered)
 Faktor penyebab kelangkaan populasi Harimau Sumatra ini, sebagian besar
dikarenakan oleh manusia, baik karena illegal logging, hunting logging, maupun
forest fire.
 Untuk mengatasi kelangkaan ini, semua masyarakat harus ikut serta, baik pemeritah,
aparat hukum / keamanan, maupun masyarakat
 Pemerintah harus lebih mengoptimalkan perannya lagi dalam menjaga kelestarian
Harimau Sumatra ini, baik melalui revisi UU yang lebih efisien agar lebih optimal
dalam perlindungan binatang ini, maupun memperberat sanksi bagi pelanggar.
 Aparat Hukum harus bertindak tegas terhadap pelanggar UU tentang Harimau
Sumatra, dan jangan pernah menerima sogokan
 Masyarakat harus melaporkan bila mengetahui ada pelanggaran terhadap Harimau
Sumatra dan tentu tidak turut serta untuk memburu / membunuh / mengganggu
binatang tersbut

SARAN

 Pemerintah hendaknya lebih aktif lagi dalam menjaga kelestarian Harimau Sumatra
sebagai kekayaan alam negeri kita ini. Baik melalui memperberat sanksi bagi yang
melakukan tindakan pemburuan / pembunuhan terhadap binatang ini, maupun lebih
merevisi UU yang ada agar lebih efisien.
 Aparat keamanan hendaknya lebih optimal dalam menindak pelaku pelanggaran UU
perlindungan Harimau Sumatra ini. Jangan pandang bulu atau pun kurang peduli,
hendaknya semakin sadar akan kelestarian binatang langka ini.
 Masyarakat hendaknya jangan mengedepankan keuntungan semata, tetapi lebih
memperhatikan keseimbangan ekosistem lingkungan sehingga tidak mengganggu
makhluk hidup lain. Dan hendaknya menjaga kekayaan alam yang dimiliki, bukan
malah menghancurkannya.

12
DAFTAR PUSTAKA
 Web Pendahuluan

http://yucasiahaan.blogspot.com/2011/06/keterkaitan-manusia-dengan-kelangkaan.html?m=1

diakses pada jam 9.17 hari minggu tanggal 31/08/2014

http://jejaksiganteng.blogspot.com/2012/09.makalah-kepunahan-anoa.html?m=1

diakses pada jam 9.27 hari minggu tanggal 31/08/2014

 Web Pembahasan

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2231409-pengertian-kepunahan/

Diakses pada jam 10.15 hari Minggu tanggal 31/08/2014

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Harimau-sumatra

Diakses pada tanggal 15.23 hari Minggu tanggal 31/08/2014

 Web Kesimpulan dan Saran

http://yucasiahaan.blogspot.com/2011/06/keterkaitan-manusia-dengan-kelangkaan.html?m=1

diakses pada jam 19.42 hari Minggu tanggal 31/08/2014

13
LAMPIRAN

14
Sumber : google.com
1 September 2014, 08.45 WIB
Gambar : Pemburuan harimau dan gambar harimau

15

Anda mungkin juga menyukai