Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

KELANGKAAN HARIMAU SUMATRA

DISUSUN OLEH

DIAN NURISNAENI (A1B219054)

RIBKA M. (A1B219050)

YULLIANA ANTONIA(A1B219043)

YURIKE ILMIYATURROFIAH (A1B219034)

DOSEN PEMBIMBING :

ELLY INDRA SWARI, S.P.M.P

UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT. Yang maha pengasih lagi maha
penyayang kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Kelangkaan
Harimau Sumatra.
Makalah Kelangkaan Harimau Sumatra ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapat bantuan dar berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada smeua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahawa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kaliamat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu,kami menerima segala saran dan keritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Kelangkaan Harimau
Sumatra dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………….3
1.2 RUMUSAN MASALAH…...………………………………….4
1.3 TUJUAN……………….……………………………………....4
1.4 METODE PENELITIAN………………………………………4
BAB II
2. 1 ISI………………………………………………………………5
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN………………………………………………...9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tentu akan sangat disayangkan jika si belang (Harimau Sumatera) yang
banyak muncul di cerita anak-anak menjadi dongeng belaka bagi generasi di
masa depan. Satwa kharismatik ini kini sedang berada dalam ambang
kepunahan. Mereka kehilangan habitatnya dan terancam oleh perburuan liar.
Jika Darwin mengatakan dengan frasa “the survival of the fittest”
bahwa alam adalah penyeleksi makhluk yang dapat tinggal di bumi, namun
faktanya berbagai kasus menunjukkan bahwa kepunahan terjadi karena ulah
manusia.
Harimau Sumatera sebagai pemangsa puncak dalam rantai makanan
memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Satwa ini
membutuhkan habitat yang khas untuk tempat hidupnya, yaitu hutan tertutup
yang luas untuk memudahkan mencari mangsa dan berteduh; ketersediaan air
yang memadai untuk minum, mandi, dan berenang; serta ketersediaan
mangsa (pakan) yang cukup.

Karena masalah ini, kami mengangkat judul “KELANGKAAN


HARIMAU SUMATRA” sebagai makalah ilmiah kami.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu harimau Sumatra?

2. Bagaimana siklus kehidupan harimau Sumatra?

3. Apa penyebab harimau Sumatra punah?

4. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini?

5. Apa kaitan masalah ini dengan profesi anda di jurusan bahasa inggris?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui tentang harimau Sumatra

2. Mengetahui siklus kehidupan harimau Sumatra

3. Mengetahui penyebab harimau Sumatra punah

4. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini

5. Mengetahui kaitan masalah ini dengan profesi anda di jurusan bahasa inggris

1.4. METODE PENELITIAN


Metode yang digunakan untuk membuat makalah Ilmiah ini adalah observasi
langsung yang dilakukan di kebun binatang taman rimba, dan mencatat poin-poin
penting dari hasil observasi. Dan juga dibantu dengan beberapa artikel di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ISI

 Pengertian harimau sumatra


Harimau adalah kucing terbesar di muka bumi. Harimau Sumatera
(Panthera tigris sumatrae) merupakan satu dari enam sub-spesies harimau yang
masih bertahan hidup hingga saat ini. Harimau Sumatera memiliki tubuh yang
relatif paling kecil dibandingkan semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini.
Warna kulit Harimau Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau,
mulai dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua. Satwa ini masuk dalam
status Kritis (Critically Endangered).
Jumlah populasi Harimau Sumatera di alam bebas hanya sekitar 400
individu saja. Harimau Sumatera menghadapi dua jenis ancaman untuk bertahan
hidup: mereka kehilangan habitat karena tingginya laju deforestasi dan terancam
oleh perdagangan ilegal dimana bagian-bagian tubuhnya diperjualbelikan dengan
harga tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional, perhiasan, jimat, dan
dekorasi. Di alam liar, Harimau Sumatera hanya dapat ditemukan di Pulau
Sumatera, Indonesia.

Harimau sumatra adalah subspesies harimau terkecil.Harimau sumatra


mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola
hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Harimau
sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke kaki atau sekitar
250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300 pound atau sekitar
140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm. Betinanya
rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200 pound atau
sekitar 91 kg. Belang harimau sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain.
Warna kulit harimau sumatra merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau,
mulai dari kuning kemerah-merahan hingga jingga tua. Subspesies ini juga punya
lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau
jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat
selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat.
Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang
buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap
ketika melahirkan.

 Siklus kehidupan harimau sumatra


Harimau sumatra dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar
103 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau
sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari
kesepuluh, meskipun anak harimau di kebun binatang ada yang tercatat lahir
dengan mata terbuka. Anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8
minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun
mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali
meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan.
Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak
harimau dapat berdiri sendiri. Harimau sumatra dapat hidup selama 15 tahun di
alam liar, dan 20 tahun dalam kurungan.

 Penyebab harimau Sumatra hampir punah


Kelangkaan harimau Sumatra sudah diambang kritis. Ada beberapa hal yang
menyebabkan hal itu terjadi.Deforestasi dan degradasi hutan di Pulau Sumatra
yang sangat besar akan mengancam terhadap keanekaragaman hayati yang ada.
Deforestasi dan degradasi akan menyebabkan hilangnya hutan atau terpotong-
potongnya hutan menjadi bagian-bagian kecil dan terpisah. Alih fungsi hutan
banyak digunakan untuk perkebunan, hutan tanaman industri, pemukiman,
industri, dll. Perusakan habitat dan perburuan hewan mangsa telah diketahui
sebagai faktor utama yang menyebabkan turunnya jumlah harimau secara dramatis
di Asia. Perdagangan bagian tubuh harimau di Indonesia juga semakin
memprihatinkan. Kebanyakan bagian tubuh harimau tersebut dijual di toko seni,
penjual batu mulia, dan penjual obat tradisional. Untuk perdagangan bagian tubuh
harimau paling banyak terjadi di Lampung.
 Cara mengatasinya

Melalui makalah ini, kami ingin mengedukasi kepada pembaca untuk lebih
peduli terhadap lingkungan dan satwa liar. Hal yang dpat dilakukan adalah :

1. Membuat program menanam pohon untuk mengembalikan habitat asli


harimau Sumatra
2. Berusaha untuk tidak menggunakan produk-produk yang terbuat dari satwa
liar
3. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dengan melaksanakan
berbagai program peningkatan kapasitas tim konservasi harimau sumatra
baik yang dikelola oleh pemerintah, lembaga non pemerintah, maupun
masyarakat.

 Kaitan masalah ini dengan profesi anda di jurusan bahasa inggris

Sebagai calon tenaga pendididik, hal ini sangat berkaitan dalam proses edukasi.
Dalam prosesnya, kita memberitahu kepada para siswa betapa pentingnya menjaga
lingkungan dan juga menjaga satwa liar.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sebagai sesama makhluk hidup ciptaan tuhan, sesngguhnya kita sangat
bergantung pada alam . Alam dapat hidup tanpa manusia, tapi sebaliknya
manusia tidak dapat hidup tanpa alam . Sebagai rasa terimakasih kepada
alam , setidaknya kita dapat menghargai apa yang alam berikan kepada kita.
Salah satu contohnya adalah menjaga lingkungan dan ekosistem yang ada
didalamnya .

As fellow beings, created by God, we are totally dependent on nature.


Nature can live without humans, but humans cannot live without nature. as
thanks to nature, at least we have to appreciate what nature gives us. One
example is protecting the environment and the ecosystem that is in it.

3.2 SARAN
1. Meningkatkan upaya perlindungan terhadap populasi harimau sumatera
dengan cara menjaga kawasan yang masih berhutan sehingga dapat
menyediakan kebutuhan hidup harimau seperti satwa mangsa, air dan cover.
2. Supaya harimau sumatera menyebar secara merata, maka perlu dilakukan
perlindungan terhadap kawasan yang masih berhutan agar populasi satwa
mangsa tetap tersedia. Perlindungan terhadap satwa mangsa juga perlu
dilakukan untuk menjaga kelestarian populasi harimau sumatera, karena
satwa mangsa merupakan kebutuhan hidup utama bagi harimau.
3. Perlu dilakukan penelitian semacam ini di daerah lain dalam kawasan
TNKS, sehingga nantinya dapat mencakup taman nasional secara
keseluruhan.
1. Increase efforts to protect Sumatran tiger populations by protecting areas
that are still forested so that they can provide for tiger life such as prey
animals, water and cover. 2. In order for Sumatran tigers to spread evenly,
protection of forested areas is needed so that prey animal populations remain
available. Protection of prey animals also needs to be done to preserve the
Sumatran tiger population, because prey animals are the main living
necessity for tigers. 3. This kind of research needs to be done in other areas
within the KSNP area, so that later it can cover the whole national park.
Daftar pustaka

Wikipedia. 2019. Harimau Sumatra .


https://id.wikipedia.org/wiki/Harimau_sumatra . 25 Agustus 2019

Nelsye, Birgita. 2017. Kelangkaan Harimau Sumatra.


https://www.kompasiana.com/birgitanelsye/58e626391697739e21fa9318/kel
angkaan-harimau-sumatera?page=all. 10Aapril 2017

Anda mungkin juga menyukai