dengan suara vokalnya tersebut. Biasanya, pada malam hari sering terdengar suara monyet Kedih yang
bersaut-sautan guna mengumpulkan para anggotanya setelah mereka menjelajah area hutan.
Dampak terjadinya perusakan hutan di Sumatera menjadikan habitat alami monyet Kedih terganggu.
Oleh karena itu, beberapa Kedih terkadang menjelajah untuk mencari makanan sampai ke daerah
perkebunan milik penduduk. Penduduk sekitar menganggap monyet Kedih sebagai hama perusak.
Sebenarnya siapa yang mengganggu dan perusak?
Sama halnya dengan endemik Sumatera lainnya yang telah Anda ketahui, seperti harimau
Sumatera, gajah Sumatera, badak Sumatera, dan orangutan, Kedih juga terancam oleh kerusakan
habitat. Perusakan hutan untuk penebangan, pulp dan kertas, serta minyak kelapa sawit telah
menyebabkan hilangnya populasi Kedih sebanyak lebih dari 30 persen dalam 40 tahun
terakhir. Sumatera telah kehilangan hampir 10 persen hutannya dalam delapan tahun terakhir,
membahayakan ribuan spesies dan melepaskan simpanan karbon yang besar. Bukan hanya ancaman
dari alam saja, manusia sendiri menjadi musuh bagi kelompok monyet Kedih. Namun sekarang ini,
IUCN sudah memasukkan spesies Presbytis Thomasi dalam kategori rentan dan diberi label Red List.