Anda di halaman 1dari 20

Konservasi

Keanekaragamana
Burung Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
Hayati

Martha Y. Mbali
1701040014
Pendahuluan
Kakatua merupakan satwa yang mempunyai daya tarik
tersendiri, yaitu keindahan dari bulu Kakatua dan
kepintarannya dalam menghafal kata.
Burung ini merupakan burung paruh bengkok yang terancam
punah akibat perdagangan dan degradasi habitat
(PHPA/LIPI/Birdlife IP, 1998).
Kakatua Jambul Kuning sebagai satwa endemik yang terancam
punah memiliki keistimewaan dibandingkan dengan burung-
burung lainnya, selain bentuk dan warna bulunya yang indah,
elok dan berawarna-warni, kelebihan lain terletak pada jambul
dan kepintarannya, yakni menirukan kata-kata manusia
(Hidayat, 2012).
KLASIFIKASI
KAKATUA JAMBUL KUNING (cacatua sulphurea)

Kingdom : Animalia
Devisi : Chordata
Class : Aves
Ordo : Psttaciformes
Famili : Cacatuidae
Genus : Cacatua
Spesies : C. sulphurea
-ci ri
Ciri a n an
Mak
 Bulunya berwarna putih
dengan pipi berwarna Makanan dari burung
kuning kejingga-jinggaan kakatua jambul kuning
 Jambulnya melengkung (cacatua sulphurea )
kedepan dan ketika ini seperti makanan
dinaikan berwarna untuk semua jenis
kuning diatas kepalanya burung kakatua pada
 Paruhnya tebal berwarna umumnya, seperti :
 Biji-bijian
hitam  Sayuran
 Kakinya berwarna hitam
 Buah-buahan
P op u la si
Populasi kakatua diketahui pernah berlimpah di kawasan-kawasan
sebarannya di Indonesia namun setelah periode tahun 1990-an,
populasi kakatua mengalami penurunan drastis. Bahkan diketahui
telah punah di beberapa lokasi (Agista dan Rubyanto, 2001).
Kakatua-kecil Jambul-kuning memiliki empat subspesies, yaitu;
 Cacatua sulphurea sulphurea, tersebar di sekitar Buton, Muna,
dan Kepulauan di Laut Flores.
 C. s. parvula dan C.s. citrinocristata, tersebar di kepulauan Nusa
Tenggara, kecuali pulau Sumba, diantaranya; Lombok, Sumbawa,
Moyo, Komodo, Rinca, Flores, Solor, Adonara, Lomblen, Pantar,
Alor, Timor, dan Semau, juga pulau Nusa Penida sebelah
Tenggarap pulau Bali.
 C. s. abotti yang tersebar di kepulauan Masalembo.
La n ju t a n

Faktor terpenting yang mempengaruhi
jumlah Kakatua jambul kuning adalah luas
blok hutan, keragaman spesies tumbuhan
dan penutupan tajuk.
Kakatua jarang atau bahkan tidak dijumpai
sama sekali di hutan yang luasnya kurang dari
1.000 ha. Kakatua juga lebih menyukai hutan
primer yang belum terganggu (O’Brien dkk.
Pen y e b ar
an
Persebaran burung kakatua jambul kuning terkonsentrasi
di lembah lembah yang ditumbuhi hutan musim (Agista
dan Rubyanto, 2001). Lembah-lembah tersebut dipilih
karena terdapat vegetasi yang dibutuhkan burung
kakatua kecil jambul kuning. Vegetasi berperan sebagai
pelindung, suksesi dan perilaku satwa liar. Vegetasi juga
berperan di dalam penyedia makanan dan sumber energi
(Alikodra, 1990). Vegetasi pada hutan musim dipilih oleh
burung kakatua karena terdapat makanan yang
dimanfaatkan oleh burung kakatua
La nju t a n…

Selain itu lembah-lembah yang memiliki


vegetasi hutan musim terdapat pohon-pohon
yang bisa dimanfaatkan burung kakatua untuk
bersarang seperti pohon kelumpang (Sterculia
foetida), pohon nitak, pohon lontar (Borrasus
flabellifer), dan pohon kapuk hutan (Ceiba
petandra) (Imansyah, dkk., 2005)
Peta Penyebaran Kakatua Jambul Kuning
(Cacatua Sulphurea)
e m b a ng
Perk
b i a ka n
Masa berkembang biak Kakatua jambul kuning menurut
de Hann dalam Forshaw (1998), berlangsung pada bulan
September sampai dengan Oktober. Apabila burung
tersebut berada dalam penangkaran, maka
perkembangbiakan berlangsung dua kali dalam setahun,
yakni bulan Januari sampai April dan yang kedua pada
bulan September sampai November (Prahara 1984 dalam
Putra 1998). Menurut Forshaw dan Copper (1998), selama
masa berbiak akan dihasilkan dua sampai tiga butir telur
La nj ut an …
Kakatua jambul kuning
bersarang di dalam lubang
pohon. Beberapa
keuntungan bersarang
pada lubang pohon antara
lain memberikan
perlindungan dari predator,
perlindungan dari cuaca
ekstrim dan memberikan
iklim mikro yang stabil
(Cameron, 2007).
Status
er vas i
Kons
Burung kakatua jambul kuning merupakan burung paruh
bengkok yang terancam punah akibat perdagangan dan
degradasi habitat (PHPA/LIPI/Birdlife IP, 1998). IUCN
(International Union for Conservation Nature and Natural
Resources) mengkategorikan kedalam status kritis (Critically
endangered).
Pada tahun 2004, di pertemuan ke-13 COP (Conferences of
the Parties) CITES (Convention on International Trade In
Endangered Species of Wild Fauna and Flora), status Kakatua
jambul kuning diusulkan untuk meningkat dari Appendiks 2
ke Appendiks 1, kemudian pada tanggal 24 Juni 2010 status
Appendiks 1 ini berlaku.
La nj u t a n …
Berdasarkan atas konvensi ini, Cacatua sulphurea
hanya boleh diperdagangkan antar negara
apabila dapat dibuktikan bahwa penangkapan
yang dilakukan tidak mengganggu kelestarian di
alam. Melihat keterancaman jenis ini,
pemerintah juga turut melindunginya melalui PP
No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa.
Lan j u t a n

Di tingkat nasional kakatua telah dilindungi oleh
pemerintah Indonesia sejak tahun 1997 melalui
Keputusan Menteri Kehutanan No 350/Kpts-II/1997.
Pemerintah Indonesia menetapkan status perlindungan
jenis trancam punah ini dengan mencantumkan kakatua
sebagai satwa yang dilindungi berdasar Peraturan
Pemerintah No. 7 tahun 1999. Secara Nasional
Kakatua jambul kuning dan semua anak jenisnya
dilindungi oleh Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya.
Upaya
Kon se rv as i
Upaya alternatif dilakukan demi mencegah burung
Kakatua jambul berakhir tragis seperti burung-burung lain
yang terlanjur punah. Kerja sama para pihak diperlukan
untuk memulihkan populasi kakatua jambul kuning.
Aksi konservasi eks-situ melalui upaya penangkaran
(captive breeding) dapat dipadukan dengan aksi konservasi
in-situ melalui pelepasliaran (reintroduksi), terutama bagi
beberapa anak jenis yang kini kritis. Jika tidak, kakatua dari
Sulawesi dan Nusa Tenggara ini akhirnya hanya tinggal
lagu pengantar tidur (Jerry dkk, 2005).
Lanjutan…
Upaya konservasi Kakatua jambul kuning harus terintegrasi
dalam rencana jangka panjang maupun jangka pendek.
Pengamanan kawasan dari ancaman terhadap penangkapan
dan perusakan habitat oleh oknum masyarakat mendapat
prioritas utama.
Indonesia sendiri berada pada urutan pertama untuk negara
dengan ancaman ekploitasi burung tertinggi di dunia,
berdasarkan World Bird Database 2008 yang
dirilis BirdLife International. Penangkapan burung di alam
untuk dijadikan hewan peliharaan atau komoditas
perdagangan menjadi ancaman ekploitasi terbesar.
Manfaat
K on s er v as i
Secara
ngsunghal ini dikarenakan bahwa kelebihan,
Laekonomi,
1. Manfaat
kepintaran dan keindahan burung Kakatua, sehingga
burung ini bisa dan sangat mudah untuk dijadikan
komoditas perdagangan dengan harga jutaan rupiah.
2. Manfaat ekosistem, adanya burung Kakatua jambul
kuning di hutan, yakni di habitat primer, supaya burung
tersebut tidak terganggu dengan karakter hutan
berpohon besar sebagai lokasi bersarang. Hal ini
menjaga keseimbangan dan kestabilan kehidupan yang
ada di hutan.
M a n f a a t
Ko n s e r v a s i
Se ca ra T i d a k
L a n g s u n g

3. Manfaat estetika yakni dengan memelihara


atau melestarikan burung tersebut. Hal ini
berfungsi bahwa kedepannya, populasi
burung ini akan masih bertahan hidup,
sehingga anak cucu manusia bisa melihat
bahwa memang ada burung tersebut di
Indonesia.
Lanjutan…
4. Manfaat estetika, seperti yang dijelaskan
sebelumnya, bahwa burung Kakaktua jambul
kuning memiliki kelebihan yang tidak dimiliki
oleh burung lain, yakni bentuk dan warna
bulunya yang indah, elok dan berawarna-
warni, kelebihan lain terletak pada jambul
dan kepintarannya, yakni menirukan kata-
kata manusia, sehingga burung ini memiliki
keindahan tersendiri.
Thank’s,,,

Anda mungkin juga menyukai