“BEHAVIORAL MAPPING”
(BUNDARAN TIROSA)
NAMA : SEPRIANTO
POI
NIM : 1706090095
Cover …………………………………………………………………………………..
Daftar isi………………………………………………………………………………
Bab 1 ………………………………………………………………………………….
Bab 11 ………………………………………………………………………………..
Kesimpulan ………………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Ruang publik adalah ruang luar yang digunakan untuk kegiatan penduduk kota
sehari-hari. Menurut Hakim (1987) dalam Listianto (2006), fungsi ruang publik bagi
pejalan kaki antara lain untuk bergerak dari satu bangunan ke bangunan yang lain,
dari banguanan ke open space yang ada atau sebaliknya, atau dari satu tempat ke
tempat yang lainnya di sudut kawasan ruang publik. Menurut Yeang (1986) dalam
Listianto (2006), ruang terbuka kota berfungsi sebagai tempat aktivitas manusia,
sebagai ruang transisi untuk bergerak dari bangunan satu kebangunan yang lain atau
dari satu tempat ke tempat yang lain. Ruang terbuka kota juga berfungsi sebagai
tempat interaksi social masyarakat kota dan lain-lain. Interaksi ini tidak dapat terjadi
pada orang-orang yang berada di dalam kendaraan bermotor tetapi pada pejalan kaki.
Denyut kehidupan kota dan vitalitas kota terlihat dari adanya aktifitas pejalan kaki di
ruang kota. Berjalan kaki merupakan bagian dari system transportasi atau system
penghubung kota (linkage system) yang cukuppenting.
Karena dengan berjalan kaki dapat dapat mencapai semua sudut kota yang
tidak dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor. Menurut Sirvani (1985), jalur
pejalan kaki merupakan elemen penting perancangan kota. Ruang pejalan kaki dalam
konteks kota dapat berperan untuk menciptakan lingkungan manusiawi. Pejalan kaki
adalah orang yang bergerak dalam satu ruang dengan berjalan kaki. Semua orang
adalah pejalan kaki, bahkan pengendara kendaraan bermotor pun termasuk pejalan
kaki untuk dapat berpindah dari kendaraan lainnya, untuk menuju ke tempat lain atau
sebaliknya. Penelitian ini diharapkan memilik tujuan untuk mengetahui pola perilaku
pejalan kaki di kawasan Kawasan Alun-alun Kota Lamongan dalam menggunakan
jalur pedestrian untuk aktifitas.
a. PemetaanPerilaku
Upaya mendapat gambaran perilaku pejalan kaki di ruang public adalah melalui
pengamatan pada seseorang untuk mengetahui kemana orang tersebut pergi,
bagaimana pergerakan mereka dengan pengukuran jejak fisik serta pemetaan perilaku
(Sommer,1986). Teknik ini mempunyai kekuatan pada aspek. spatialnya yaitu untuk
mengetahui bentuk informasi fenomena perilaku individu atau sekelompok manusia
yang terkait dengan sistem spasial. Pemetaan perilaku (Behavioral Mapping)
dilakukan dengan penggambaran bentuk sketsa atau diagram melalu area dimana
manusia melakukan kegiatan untuk menggambarkan peilaku manusia pada suatu area
dimana manusia malakukan kegiatan untuk menggambarkan perilaku manusia dalam
peta, mengidentifikasi jenis dan frekuensi perilaku serta menunjukkan kaitan antar
perilaku dengan rancangan yang spesifik. Jenis perilaku yang dipetakan yaitu pola
perjalanan melalui prosedur :
b. PersonalSpace
1. Jarak intim(0-0,5m)
4. Jarak publik(4-8,5m)
1.2 MetodePenelitian
Dalam suatu penelitian, seringkali kita tidak dapat mengamati seluruh individu dalam
suatu populasi. Hal ini dapat dikarenakan jumlah populasi yang amat besar, cakupan
wilayah penelitian yang cukup luas, atau keterbatasan biaya penelitian. Untuk itu,
kebanyakan penelitian menggunakan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi
yang digunakan untuk menyimpulkan atau menggambarkan populasi. Pemilihan
sampel dengan metode yang tepat dapat menggambarkan kondisi populasi
sesungguhnya yang akurat, dan dapat menghemat biaya penelitian secara efektif.
BAB II
DUDUK
NONGKRONG
• DUDUK
BERSAMA
• ANAK- ORANG TUA,
ANAK LARI-LARI
1 ORANG
• DEWASA • BERJUALAN ×
2 ORANG • DUDUK SANTAI
3. SPOT • DUDUK ∆
3 • REMAJA NONGKRONG
2ORANG • KAROKE
• DEWASA • NONGKRONG,
2 ORANG TUNGGU ×
PENUMPANG
• TUNGGUBEMO
• REMAJA • TUKANGFOTO, ∆
4. SPOT 2 ORANG MENCARI
4 PELANGGAN
• DUDUKSANTAI,
BERFOTO
BERSAMA
• DEWASA • BERJUALAN
1 ORANG KOPI, DUDUK ×
SANTAI
• REMAJA • TUKANGFOTO, ∆
5. SPOT 2 ORANG MENCARI
5 PELANGGAN
• BERFOTO,
DUDUK
NONGKRONG
• DEWASA • BERJUALAN ×
1 ORANG KOPI
• REMAJA • DUDUK ∆
6. SPOT 2 ORANG PACARAN ○
6 • TUKANGFOTO
• ANAK- • BERMAIN, FOTO-
ANAK FOTO, LARI-
1 ORANG LARI
Kegiatan atau aktivitas yang terdapat pada ruang public (BUNDARAN TIROSA)
antara lain sebagai berikut :
1. Ngojek
2. Tunggupenumpang
3. Tunggubemo
4. Naikbemo
5. Duduk
6. Memotret atau mengambilfoto
7. Mencari pelanggan atauberkeliling
8. Nongkrong ataubercerita
9. Bermain
10. Berjualan
11. Karoke
b. PELAKU PADA TIAPSPOT
❖ SPOT1
Pada spot pertama terdapat pelaku dewasa dan remaja pada spot ini
terdapat beberapa aktivitas yang di lakukan oleh pelaku antara lain :
ojek,tnggu penumpang,tunggu bemo,naik bemo,dan tukang foto.
❖ SPOT2
Pada spot ke dua pelaku terdiri dari orang dewasa,remaja dan anak-
anak,aktivitas pada spot ke dua ini terdapat beberapa aktivitas antara lain :
duduk,tunggu bemo,ojek,tunggu penumpang,tukang foto,foto bersama dan
lari-lari.
❖ SPOT3
Pada spot ke tiga ini terdapat pelaku orang dewasa dan remaja,ada beberapa
aktivitas yang di lakukan pada spot ini antara lain :
berjualan,duduk,karoke,ojek,tunggu bemo dan tukang foto.
❖ SPOT4
Pada spot ke empat ini terdiri dari orang dewasa dan remaja pada spot ini
terdapat beberapa aktivitas yang di lakukan antara lain : nongkrong,tunggu
penumpang,tunggu bemo,tukang foto dan foto bersama.
❖ SPOT5
Pada spot ke lima terdiri dari orang dewasa dan remajapada spot ini terdapat
beberapa aktivitas antara lain : berjualan,duduk dan berfoto.
❖ SPOT6
Pada spot ke enam terdiri dari orang dewasa,remaja dan anak-anak terdapat
beberapa aktivitas yang di lakukan antara lain : berjualan,duduk
pacaran,tukang foto,foto-foto dan lari-lari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hasil wawancara dan survey telah di lakukan, semoga tempat ini menjadi tempat atau
ruang public untuk masyarakat yang berkunjung dapat melakukan interaksi antar
sesame dan dapat melakukan aktivitas pada area ruang public (BUNDARAN
TIROSA) dan bermanfaat bagi semua pengunjung.