Anda di halaman 1dari 6

Kadal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kadal
Rentang fosil: Jura - kini

"Lacertilia", menurut Ernst Haeckel,


Kunstformen der Natur (1904)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Superkelas: Tetrapoda
Kelas: Sauropsida
Ordo: Squamata
Subordo: Lacertilia
Gnther, 1867
Suku
Banyak, lihat pada teks.

Kadal adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk kelompok reptil. Secara
luas, pengertian kadal atau kerabat kadal (bahasa Inggris: lizards) juga mencakup
kelompok cecak, tokek, bunglon, cecak terbang, biawak, iguana dan lain-lain.
Sedangkan secara sempit, istilah kadal dalam bahasa Indonesia biasanya merujuk
terbatas pada kelompok kadal yang umumnya bertubuh kecil, bersisik licin berkilau,
dan hidup di atas tanah (Ingg.: skink, suku Scincidae, atau umumnya anggota infraordo
Scincomorpha).
Jadi, secara umum kadal ini mencakup jenis-jenis yang bertubuh kecil seperti kadal
pasir Lygosoma, sampai ke biawak Komodo (Varanus komodoensis) yang bisa
mencapai panjang lebih dari 3 m. Secara ilmiah, kelompok besar ini dikenal sebagai
subordo atau anak bangsa Lacertilia (=Sauria), bagian dari bangsa hewan bersisik
(Squamata).

Anak bangsa Lacertilia pada umumnya memiliki empat kaki, lubang telinga luar, dan
pelupuk mata yang dapat dibuka tutup. Meskipun demikian, sebagai kekecualian, ada
pula anggota-anggotanya yang tidak memiliki sebagian ciri itu. Contohnya adalah ular
kaca (glass snake atau glass lizard, suku Anguidae) yang tak berkaki.

Daftar isi
1 Biologi
2 Habitat dan Makanan
3 Kadal yang berbisa
4 Kadal dan manusia
5 Klasifikasi
6 Referensi
7 Pranala luar

Biologi

Kadal kebun (Mabuya multifasciata) betina tengah berjemur

Selain karakter yang disebutkan di atas, sebagaimana galibnya reptil, kadal berdarah
dingin (itu sebabnya kadal kerap berjemur) dan mempunyai sisik-sisik yang beraneka
bentuknya yang terbangun dari zat tanduk. Terdiri tak kurang dari 40 suku, kadal
memiliki pola warna, bentuk dan ukuran yang sangat beragam. Sebagian jenis
mempunyai sisik-sisik yang halus berkilau, terkesan licin atau seperti berminyak,
walaupun sebenarnya sisik-sisik itu amat kering karena kadal tidak memiliki pori di
kulitnya untuk mengeluarkan keringat atau minyak.

Kebanyakan kadal bertelur (ovipar), meskipun ada pula yang melahirkan anak (vivipar).
Juga, umumnya kadal dapat menumbuhkan kembali ekor atau bahkan tungkai yang
terputus.
Beberapa spesies kadal tak berkaki, seperti ular kaca misalnya, memiliki struktur
gelangan bahu dan panggul dalam tubuhnya, meski tak ada tungkainya. Meski
bentuknya mirip, kadal-kadal ini bisa dibedakan dari ular sejati karena memiliki
pelupuk mata yang dapat digerakkan, lubang telinga luar, dan dapat memutuskan
ekornya dalam keadaan bahaya; ciri-ciri yang tak dimiliki oleh ular.

Banyak jenis kadal yang merupakan pemanjat pohon yang baik atau pelari cepat.
Beberapa di antaranya bahkan dapat berlari di atas dua kaki dengan amat cepatnya,
seperti halnya kadal tercepat di dunia: iguana berekor duri dari marga Ctenosaura.

Kadal-kadal tertentu, misalnya bunglon, dapat berganti warna sesuai kondisi lingkungan
atau suasana hati. Meski kebanyakan hidup di daratan, umumnya kadal dapat berenang
dengan baik. Beberapa jenisnya, seperti biawak, bahkan beradaptasi dengan baik di
lingkungan perairan.

Habitat dan Makanan


Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terestrial), sementara sebagiannya hidup
menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di
atas atau di batang pohon (arboreal). Alih-alih sebagai predator penyergap, kebanyakan
kadal aktif menjelajahi lingkungannya untuk memburu mangsa.

Walaupun kebanyakan jenisnya adalah binatang pemangsa (predator), namun


sesungguhnya makanan kadal sangat bervariasi. Mulai dari buah-buahan dan bahan
nabati lain, serangga, amfibia, reptil yang lain, mamalia kecil, bangkai, bahkan kadal
besar semacam biawak Komodo juga dapat memburu mamalia besar, hingga sebesar
rusa atau babi hutan.

Kadal-kadal bertubuh kecil memakan aneka serangga seperti nyamuk, lalat, ngengat dan
kupu-kupu, berbagai tempayak serangga, cacing tanah, sampai kodok dan reptil yang
lain yang berukuran lebih kecil. Kadal kebun (Mabuya multifasciata) kadang-kadang
memangsa kodok tegalan (Fejervarya limnocharis), bahkan suka memanjat tembok
yang kasar untuk menangkap cecak kayu (Hemidactylus frenatus) yang terlengah.

Kadal yang berbisa

Kadal raksasa Gila, Heloderma s. suspectum

Hingga kini dikenal dua jenis kadal yang gigitannya terbukti berbisa: yakni kadal
raksasa Gila dan kadal manik-manik Meksiko. Kedua jenis kadal yang berkerabat ini
hidup di baratdaya Amerika Serikat dan Meksiko utara. Meski ada banyak mitos dan
legenda yang beredar menyangkut kedua makhluk tersebut, dan fakta bahwa gigitan
mereka bisa menyebabkan luka yang serius, namun sejauh ini tidak ada catatan
mengenai kematian yang terjadi pada manusia akibat gigitannya.

Penelitian di Australia belum lama ini[1] memperlihatkan adanya kemungkinan beberapa


jenis kadal kerabat iguana dan biawak memiliki kelenjar bisa pula. Meskipun, jika
dugaan ini benar, bisa ini diyakini tidak atau hanya sedikit membahayakan manusia,
mengingat bahwa bisa ini dikeluarkan kadal-kadal tersebut sedikit demi sedikit melalui
proses mengunyah mangsanya, dan bukan disuntikkan sekaligus dalam jumlah besar
sebagaimana pada gigitan ular berbisa.

Sebelumnya diyakini bahwa pembengkakan dan iritasi yang terjadi akibat gigitan kadal-
kadal itu ialah karena adanya infeksi bakteri yang menyertai gigitan. Hal ini masih
benar pada kebanyakan kasus, akan tetapi penelitian di atas mengisyaratkan
kemungkinan pembengkakan itu terjadi akibat masuknya bisa kadal. Lebih jauh, para
ahli yang mendukung penelitian ini mengajak untuk meninjau kembali sistem
klasifikasi kadal khususnya terkait dengan perkembangan kelenjar bisa pada reptil
tersebut. Jika berhasil, penelitian ini dapat memperbaiki pemahaman mengenai evolusi
kadal, ular dan bisanya.[1]

Kadal dan manusia


Kebanyakan kadal tidak berbahaya bagi manusia. Gigitannya, bahkan, jarang-jarang
yang sampai dapat mengalirkan darah dari luka yang ditimbulkannya. Hanya jenis yang
luar biasa besar, seperti biawak Komodo, yang bisa membunuh manusia dan hewan
ternak. Kadal raksasa Gila dan kadal manik-manik Meksiko yang berbisa tidak selalu
mematikan, meski luka yang diakibatkan oleh gigitannya dapat sangat menyakitkan.
Umumnya kadal bahkan berguna bagi manusia karena mengendalikan aneka hama yang
mengganggu; bernilai tinggi sebagai hewan peliharaan (pet); menghasilkan kulit untuk
aneka bentuk kerajinan; dan ada pula yang dimakan.

Kadal juga penting dalam sebagian budaya dan mitologi suku-suku tradisional,
misalnya di Australia dan Peru. Tidak mengherankan jika kadal kerap diterakan dalam
simbol-simbol kesenian tradisional itu.[2]

Sebagian orang meyakini bahwa daging kadal dapat dipergunakan sebagai obat sakit
kulit dan lain-lainnya. Kadal (biasanya kadal kebun, tokek, atau cecak) ditangkap atau
dikail dengan mempergunakan umpan capung atau kupu-kupu. Setelah dibersihkan,
daging kadal dibakar atau digoreng, dan dijadikan lauk makan.[3][4]

Arab Badui biasa mengkonsumsi semacam biawak herbivora yaitu dhab, dagingnya dan
dianggap sebagai salah satu alternatif sumber protein dan mereka bisa menunjukkan
cara untuk menyembelihnya, kulitnya yang sangat keras sering digunakan oleh mereka
pula.

Klasifikasi
Subordo Lacertilia (Sauria) - (Kadal) KadalKadal
ekor-belang,
KadalBiawak
rumput
Kadal
Basilisk,
gurun
Callisaurus
Takydromus
hijau,
Basiliscus
Uma
Varanus
inornata
draconoides
sexlineatus
plumifrons
prasinus

Suku Bavarisauridae
Suku Eichstaettisauridae
Infraordo Iguania
o Suku Arretosauridae
o Suku Euposauridae
o Suku Corytophanidae
o Suku Iguanidae (iguana dan
iguana ekor-duri)
o Suku Phrynosomatidae
o Suku Polychrotidae
(Anolis)
Suku Leiosauridae
(Polychrotinae)
o Suku Tropiduridae
Suku Liolaemidae (Tropidurinae)
Suku Leiocephalidae (Tropidurinae)
o Suku Crotaphytidae
o Suku Opluridae (iguana Madagaskar)
o Suku Hoplocercidae
o Suku Priscagamidae
o Suku Isodontosauridae
o Suku Agamidae (bunglon, cecak terbang dan soa-soa)
o Suku Chamaeleonidae (bunglon kameleon)
Infraordo Gekkota
o Suku Gekkonidae (tokek dan cecak)
o Suku Pygopodidae
o Suku Dibamidae
Infraordo Scincomorpha
o Suku Paramacellodidae
o Suku Slavoiidae
o Suku Scincidae (kadal kebun dan aneka kadal sejati)
o Suku Cordylidae
o Suku Gerrhosauridae
o Suku Xantusiidae
o Suku Lacertidae (kadal rumput dan aneka kadal tebing)
o Suku Mongolochamopidae
o Suku Adamisauridae
o Suku Teiidae (tegu)
o Suku Gymnophthalmidae (spectacled lizards)
Infraordo Diploglossa
o Suku Anguidae (ular kaca)
o Suku Anniellidae (kadal tak-berkaki Amerika)
o Suku Xenosauridae
Infraordo Platynota (Varanoidea)
o Suku Varanidae (biawak)
o Suku Lanthanotidae (biawak tak-bertelinga)
o Suku Helodermatidae (kadal raksasa Gila & kadal manik-manik
Meksiko)
o Suku Mosasauridae (kadal laut)

Referensi
1. ^ a b Young, Emma (2005). "Lizards' poisonous secret is revealed". New
Scientist. Diakses tanggal 2007-06-02.
2. ^ Berrin, Katherine & Larco Museum. The Spirit of Ancient Peru: Treasures
from the Museo Arqueolgico Rafael Larco Herrera. New York: Thames and
Hudson, 1997.
3. ^ Jember Ekspor Tokek ke Asia, artikel Gatra.com, 15 Juni 2006
4. ^ Dendeng Tokek, Primadona Bisnis Probolinggo, tayangan teve Indosiar,
Rabu, 22 Februari 2006, 12:00 WIB

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki galeri mengenai:
Sauria

Tiny gecko kadal terkecil di dunia

Artikel bertopik reptil ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu
Wikipedia dengan mengembangkannya.
Kategori:

Semua kelas reptilia


Squamata

Anda mungkin juga menyukai