I. Tujuan Praktikum
a. Memahami metode pengukuran laju respirasi hewan melalui
penghitungan konsumsi oksigen.
b. Melihat perbedaan laju respirasi pada berbagai spesies hewan dan
hubungannya dengan perbedaan temperatur lingkungan.
V. Hasil Praktikum
Praktikum 1. Menghitung laju respirasi hewan invertebrata
(Jangkrik)
Tabel 1. Hasil Pengamatan Laju Respirasi Jangkrik (Gryllus
asimilis) pada Temperatur yang Berbeda
Laju respirasi
0.0045
0.004
0.0035
0.003
0.0025
0.002 Laju respirasi
0.0015
0.001
0.0005
0
suhu dingin suhu ruangan suhu panas
0.0005
0.0004
0.0003
Laju Respirasi Cicak
0.0002
0.0001
0
Suhu Suhu
dingin ruangan
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengamati laju respirasi hewan
invertebrata dan vertebrata. Hewan invertebrata yang digunakan adalah
jangkrik. Sedangkan hewan vertebrata yang digunakan adalah cicak.
Proses pengamatan laju respirasi menggunakan respirometer sederhana
yang hanya mampu menampung hewan yang berukuran kecil. Penunjang
untuk mengamati laju respirasi hewan ialah larutan eosin, vaselin, dan
kristal KOH. Larutan eosin berfungsi untuk mengetahui seberapa cepat
penyerapan oksigen oleh hewan uji, vaselin berfungsi untuk mengeratkan
tempat sampel dan pipa berskala agar tidak terjadi kebocoran gas serta
kristal KOH berfungsi untuk mengikat CO2 sehingga pergerakan dari
larutan eosin benar-benar hanya disebabkan oleh penyerapan oksigen
hewan uji.
Hasil yang diperoleh pada jangkrik yang berada pada suhu dingin
yaitu 0,004 ml/g/s, pada suhu ruangan yaitu 0,0031 ml/g/s, dan pada suhu
panas yaitu 0,001 ml/g/s. Hal ini berarti kecepatan laju respirasi lebih
lambat pada lingkungan suhu panas dan lebih cepat pada lingkungan suhu
dingin.
Sedangkan pada hasil pegamatan cicak diperoleh hasil pada suhu
ruangan yaitu 0,00034 ml/g/s, pada suhu dingin yaitu 0,00053 ml/g/s dan
pada suhu panas tidak ada laju respirasinya dikarenakan udara pada alat
respirometor itu memuai sehingga mendorong eosin keluar dari alat
tersebut dan akhirnya tidak terjadi laju respirasi. Hal ini terjadi karena
kebutuhan oksigen akan meningkat apabila tidak berada pada suhu
ruangan.
Perbandingan laju respirasi hewan vertebrata dan hewan
invertebrata lebih cepat pada hewan invertebrata karena hewan
invertebrata memiliki efisiensi laju respirasi lebih tinggi dibanding hewan
vertebrata.
VII. Simpulan
Laju respirasi pada jangkrik lebih lambat pada lingkungan suhu
panas dan lebih cepat pada lingkungan suhu dingin.
Laju respirasi pada cicak pada suhu panas tidak ada laju
respirasinya dikarenakan udara pada alat respirometor itu memuai
sehingga mendorong eosin keluar dari alat tersebut dan akhirnya
tidak terjadi laju respirasi.
Perbandingan laju respirasi hewan vertebrata dan hewan
invertebrata lebih cepat pada hewan invertebrata karena hewan
invertebrata memiliki efisiensi laju respirasi lebih tinggi dibanding
hewan vertebrata.
DAFTAR PUSTAKA