Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

FAMILY APOCYNACEAE

KELOMPOK B2 :

Jefferson Azarya Pieter 175070500111002


Adelia Ayu 175070500111004
Fadilah Maulana 175070500111006
Diannira Balqis W. 175070500111008
Maula Michelia 175070501111006
Era Wiloka 175070501111008
Weliyatul Auli S. 175070501111010
Hafida Fiyan 175070501111012
Tuntun Parwati 175070501111022
Tiara Rahma A. 175070507111002

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KOTA MALANG
2018
A. Tinjauan Singkat Apocynaceae
Famili Apocynaceae terdiri dari sekitar 1000 spesies yang tergolong dalam kurang
lebih 175 genus di daerah tropika. Famili ini memiliki cirri umum yaitu tanaman jenis
ini berhabitus pohon, semak, dengan getah seperti susu (Tjitrosoepomo, 2000)

B. Identifikasi
1. Wrightia tomentosa (Mentaos/Bentaos/Pentaos)
 Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Wrightia
Spesies : Wrightia javanica (kehati.jogjaprov.go.id)
 Asal : Pulau Jawa khususnya Yogyakarta, Jawa Tengah
 Habitus : Pohon
 Akar : Tunggang
 Batang : Silinder, berkambium, bergetah putih
 Daun : tunggal, bentuknya melancip, permukaan halus dan rata, tepinya rata,
pangkal simetris, tulang daun menyirip berseling
 Modifikasi : tidak terdapat modifikasi akar maupun batang
 Bunga : Countertae ( melilit searah jarum jam ), mahkota : 5 helai, kelopak : 5
helai, warna : putih tulang
 Buah : Panjang, ganda, permukaannya kasar, warna kecoklatan
 Biji : Berwarna coklat dan berada di dalam buah
 Struktur Anatomi :
- Pembuluh : tata baur, hanya 3% soliter, lainnya bergabung radial 2-3 sel, -
terkadang lebih; diameter 72±4 mikron, frekuensi 26±3 per mm2; noktah
antar pembuluh selang-seling, poligonal, diameter 4 mikron, tanpa umbai;
bidang perforasi sederhana; tilosis dan endapan tidak dijumpai
- Parenkim : Apotrakea difus berkelompok membentuk garis-garis
tangensial pendek di antara jari-jari; kristal dan silika tidak dijumpai
- Jari-Jari : heteroselular 1-2 seriat; tinggi 491±69 mikron, frekuensi 13±1
per mm; kristal dapat ada dapat juga tidak; jika ada berderet horizontal
dalam sel-sel baring, jarang dalam sel tegak; silika tidak dijumpai
- Serat : dengan noktah halaman yang jelas
- Saluran interselular : tidak dijumpai
 Khasiat : Daun muda : pengobatan luka, biji : Hipertensi dan Dsylipidemia,
mengobati diare (Chakravarti,2012)
 Kesimpulan morfologi : Tanaman ini memiliki akar tunggang, dengan
memiliki batang silinder, berkambium, dan memiliki getah putih, daun tipe
tunggal, bentuk melancip, permukaan daun halus dan rata, memiliki tipe tepi
daun yang rata pula, pangkal daun simetris dan bertulang daun menyirip
berseling, memiliki bunga yang melilit mengikuti arah jarum jam dan
berwarna putih tulang, memiliki bentuk buah yang panjang dan bewarna
coklat dan didalamnya terdapat biji yang berwarna coklat

2. Dyera sp. (Jelutung/pantung)


 Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Dyera
Spesies : Dyera costulata
 Asal : Kalimantan
 Habitus : Pohon
 Akar : Tunggang
 Batang : Silinder, berkambium, bergetah putih, kulit batang bergaris
 Daun : bentuk melancip, berkarang, pangkalnya simetris dan tidak bertemu
 Modifikasi : tidak terdapat modifikasi akar maupun batang
 Bunga : Countertae ( melilit searah jarum jam ), mahkota : 5 helai,
kelopak: 5 helai, warna : putih
 Buah : Panjang, seperti kacang panjang, permukaan : kasar
 Biji : Kecil, agak panjang, sedikit, bentuknya persegi empat / kotak
 Struktur anatomi :
- Bagian batang Jelutung menghasilkan getah (latex) yang digunakan
menjadi bahan baku permen karet (edible gum), isolator kabel bawah laut.
- Parenkim :Parenkim dari Jelutung memiliki bentuk seperti pita dan
jaraknya sangat rapat dan jari-jari kayu membentuk jalinan mirip jala
(Mandang, 2003).
 Khasiat : Getah berwarna putih : obat bengkak bisul, obat sakit gigi dan
obat luka (ngee.2004)
 Kesimpulan morfologi : Tanaman ini memiliki akar Tunggang, dengan
memiliki batang silinder, berkambium, dan memiliki getah, bentuk daun
melancip, dan simetri, memiliki bunga yang melilit mengikuti arah jarum
jam dan berwarna putih, memiliki buah seperti kacang panjang, dan biji
yang kecil, agak panjang, berbentuk persegi empat atau kotak.
3. Carissa carandas Linn (pohon natal)
 Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Carissa
Spesies : Carissa carandas Linn
 Asal : India
 Habitus : Perdu
 Akar : Tunggang
 Batang : Silinder, berkambium, bergetah putih, kulit batang berkerak
 Daun : Berhadapan, berbentuk oval, pangkalnya simetris, daun muda :
merah kecoklatan, permukaan : mengkilat, tepi : rata, tulang daun :
menyirip berseling
 Modifikasi : daunnya bertoreh dan batangnya berduri
 Bunga : Putih, 5 mangkuk, mahkota : 5-6 helai
 Buah : Buahnya buni dan lunak, buah mudanya berwarna putih kemudian
berubah menjadi merah muda dan makin tua akan berubah warna hitam
atau hitam keunguan, rasanya asam sedikit manis,bergetah.
 Biji : bulat dan pipih
 Struktur anatomi : Dalam tanaman Carissa carandas sendiri sebagian
besar diketahui terkandung adanya glikosida, terpenoid, flavonoids, tanin,
saponin, sterol tak jenuh, asam salisilat, protein, vitamin C, asam fenolik,
carissol, asam carissic dan β- sitosterol. Sebagai konstituen tanaman,
alkaloid juga telah diketahui bahwa terdapat dalam bagian organ akar dan
kulit batangnya. Hal ini juga telah didokumentasikan bahwa hanya pada
tanaman pada organ akar dan kulit batang saja yang terdapat alkaloid ini.
(Naing,2011)
 Khasiat : Buah : Sumber vitamin C, obatsariawan, obatdemam, akar :
obatcacing(krbogor.lipi.go.id)
 Kesimpulan morfologi : Tanaman ini memiliki habitus perdu dengan akar
tunggang, dengan batang yang berbentuk silinder dan terdapat getah juga
memiliki kerak, memiliki daun yang berbentuk oval, simetris, dan
berhadapan, dengan tulang daun menyirip berseling, memiliki bunga
berwarna putih, dan buah yang lunak, yang memiliki rasa asam dengan
sedikit manis, dan bergetah. Pada bagian biji,berbentuk pipih dan bulat.
Modifikasi pada tanaman ini yaitu pada daun yaitu bertoreh dan batang
yaitu berduri.
4. Cascabela thevetia (L). (gatelan)
 Taksonomi
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cascabela
Spesies : Cascabela thevetia
 Asal : Amerika tropis
 Habitus : pohon
 Akar : tunggang
 Batang : Silinder, berkambium, berkerak
 Daun : berkerak, memanjang, melancip, pangkalnya simetris
 Modifikasi : tidak terdapat modifikasi akar maupun batang
 Bunga : Countertae ( melilit berlawanan jarum jam ), mahkota : 5 helai,
benang sari: 5 helai, warna : hampir kekuningan, terdapat warna merah
muda, maupun putih, bunga banci
 Buah : Merupakan buah batu berwarna hijau (muda) dan hitam (matang),
bergetah, ukuran diameter 5 cm, mengandung sebuah biji berwarna krem
 Biji : Bentuk setengah lingkaran, warna : krem, berkulit biji, lonjong,
asimetris
 Struktur anatomi :
Permukaan atas daun Cascabela thevetia
Epidermis bergelombang dan tidak terdapat stomata
Permukaan bawah daun Cascabela thevetia
Epidermis berbentuk poligonal
Terdapat stomata dengan tipe parasitik
Melintang daun Cascabela thevetia
Tersusun atas : epidermis atas, kolenkim, berkas pembuluh, parenkim,
epidermis bawah
 Khasiat :
o Buah : gagal jantung
o Daun : diuretik, anti bengkak, infeksikulit, radang di pinggir kuku
(paronichya), demam (Kishan, 2012)
 Kesimpulan Morfologi : Memiliki habitus perdu dengan akar tunggang
dengan batang silinder dan memiliki kerak, dengan daun yang
memanjang, melancip dengan pangkal simetris, memiliki bunga yang
melilit mengikuti arah jarum jam dan berwarna kekuningan dan dapat
disebut bunga banci, memiliki buah batu berwarna hijau pada saat muda
dan hitam pada saat matang, bergetah, dan memiliki biji berwarna krem.
5. Alstonia scholaris (pulai, jelatung)
 Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus :Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris
 Asal : Negara tropis
 Habitus : pohon
 Akar : tunggang
 Batang : silinder, berkambium
 Daun : Berkarang, berdaging, lanset, permukaan bawah : hijau pucat
(keputih-putihan), permukaan atas: hijau tua, tepi : bergelombang
 Modifikasi : tidak terdapat modifikasi akar maupun batang
 Bunga : Termasuk bunga biseksual, berbunga banyak dan berkumpul
mengelompok muncul pada pucuk daun, panjang bunga sekitar 1 cm,
bunga beraroma harum, perhiasan bunga berwarna putih kehijauan
 Buah : panjang, ganda (terbelah dua), persegi
 Biji : kecil seperti kacang panjang
 Struktur anatomi :
- Pembuluh tapis : panjang 8,6 micrometer, diameter 3,9 micrometer
- Lempeng tapis : horizontal sampai miring, dan mengandung 1-6
bidang tapis.
- Serat : sangat panjang, pada pohon muda berderet tangensial didekat
cambium, namun pada pohon dewasa seratnya tersebar.
- Skelereid : pada pohon muda, skelereidnya sedikit dan berdinding
tipis. Namun, pada pohon dewasa skelereidnya banyak dan dindingnya
menebal sejalan dengan usia pohon. Pada umumnya, skelereid pada
pohon dewasa memiliki panjang 315 – 1498 mikrometer namun lebih
sering ditemukan dengan panjang 1300 mikrometer.
- Inklusimineral : Kristal ada dan banyak terdapat pada feloderm,
sedangkan sedikit pada parenkim. (Mandang, 2004)
 Khasiat : Daun sebagaiantibakteri, obat gatal-gatal, obat diare(Emilia,
2009) ,Kulit sebagaipenyakit kadas,penyakit kulit.
 Kesimpulan morfologi : Memiliki habitus pohon dengan akar tunggang,
dengan batang yang berbentuk silinder memiliki daun yang berbentuk
lanset dan berdaging dengan tepi bergelombang, termasuk bunga bisexual
dan memiliki wangi yang harum, dan memiliki perhiasan bunga berwarna
putih kehijauan, memiliki buah yang berbentuk persegi dan terbelah
ganda, dengan biji seperti kacang panjang.
Daftar Pustaka

Chakravarti, B., Maurya, R., Siddiqui, J.A., Bid, H.K.2012.In vitro Anti-breast Cance
Activity ofEthanolic Exstract of Wrightia Tomentosa: Role of Pro-apoptotic Effect of
Oleanolic Acid andUrosolic Acid. J. Ethnopharmacol., 142: 72-79.
Emilia, Ita.2009. Uji Fitokimia pada Daun Tumbuhan Pulai (Alstonia scholaris). Jurnal
Sainsmatika. Palembang : Fakultas MIPA Universitas PGRI Palembang
Kebun Raya Bogor. 2015. (http://krbogor.lpi.go.id/id/Carissa-carandas-Koleksi-Cantik
Berpotensi-Obat.html, diakses online 9 Mei 2018)
Kehati Jogja. 2016. Mentaok. (http://kehati.jogjaprov.go.id/detailpost/mentaok, diakses
online 8 Mei 2018).
Kishan, Singh, AgrawalKrishnkumar, Mishra Vimlesh, Uddin Sheik Mubee, ShuklaAlok.
2012. A Review On :Thevetiaperuviana. International Research Journal of
pharmacy. India : ISSN 2230-8407.
Mandang, Y. I. 2004. Anatomi Pegagan Pulai dan Beberapa Jenis Sekerabat. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan, Vol 22 No 4 hal 250. Bogor : Laboratorium Anatomi Kayu
Puslitbang Teknologi Hasil Hutan Bogor
Mandang, Yance I. 2003. Sifat – Sifat Kayu Nyatoh (Palaquiumobtusi folium Burck)
Sehubungan Dengan Kemungkinan Penggunaannya Sebagai Bahan Bilah\Pensil.
Penelitian Hasil Hutan Vol.21 No.1-14.Bogor : Laboratorium Anatomi Kayu
Puslitbang Teknologi Hasil Hutan Bogor
Naing,A.A.2011.Analisis Fitokimia dan Aktivitas Antimikroba Carissa carandas Linn. Univ.
Res. J. 4., 293-303
Ngee PS, Tashiro A, Yoshimura T, jaal Z, Lee CY. 2004. Wood prefence of selected
Malaysian subterrancan termites (isoptera: rhinotermitidae, termitidae). Sociobiology
J.43(3):535-550
Rout, Jyoti Ranjan, et al. 2017. Anatomical and Biochemical Aspects of Thevetia Peruvianal
L. A Commonly Planted RoasideE Tropical Shrub of Bhubaneswar, Odisha. Int J
Pharm Pharm Sci, Vol 9, Issue 5, 51-59
Tjitrosoepomo, Gembong. 2000. MorfologiTumbuhan Cetakan 12. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Venkateshwar, C, et al. 2013. Epidermal study of medicinal plants with special reference to
identification, adulteration and authentification of crude leaf drugs. Annals of
Phytomedicine 2(1): 115-125

Anda mungkin juga menyukai