Anda di halaman 1dari 26

LYCOPODIUM

DISUSUN OLEH :
MARISA PUTRI ATIBI
31417003
LYCOPODIUM
• KLASIFIKASI

 Kingdom: Plantae
 Divisi : Pterydophyta
 Class : Lycopodinae
 Ordo : Lycopodiales
 Famili : Licopodiaceae
 Genus : Lycopodium (Mader,2001:565)
• Lycopodinae terbagi atas 4 bangsa, yakni bangsa
Lycopodiales, bangsa Selaginellales, bangsa
Lepidodendrales, dan bangsa Isoetales.
• Namun disini hanya akan dibahas 2 bangsa dari kelas
Lycopodinae, yakni bangsa Lycopodiales (paku kawat)
dan bangsa Selaginellales (paku rane), hal tersebut
dikarenakan hanya spesies dari kedua bengsa itulah
yang masih ada hingga saat ini.
• Bangsa ini terdiri lebih atas 200 jenis tumbuhan yang
hampir semua tergolong dalam suku Lycopodiaceae
dari marga Lycoodium.
Morfologi umum Lycopodium :
 Akar bercabang menggarpu, terletak di sepanjang bagian bawah
dari rimpang.
 Batang berupa rimpang.
 Tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-cabang menjulang
ke atas.
 Cabang-cabang tertutup oleh daun.
 Memilki bekas pengangkut yang masih sederhana.
 Berbentuk garis atau jarum dan permukaanya berjarum.
 Tidak bertangkai (bertulang satu) atau mikrofil tak bercabang.
 Tersusun secara spiral ataua karangan yang padat (tidak
teratur).
 Panjangnya hanya 2-10 mm, ada beberapa yang dapat mencapai
2-3 cm.
Sistem reproduksi
Lycopodium termasuk ke dalam paku homospora. Ciri-ciri spora
Lycopodium adalah:
• Sporofil terbentuk pada bagian atas (strobilus).
• Mempumyai sporangium yang agak pipih, berbentuk ginjal.
• Sporangium terletak pada sisi atas daun dekat dengan pangkalnya.
• Dinding sporangium terdiri atas beberapa lapis, yakni lapisan dalam
terdapat sel-sel tapetum, yang karena isinya habis terpakai pada
pembentukan spora lalu berkeriput.
• Eksosporiumnya mempnyai rigi-rigi penebalan yang berbentuk jala.
• Spora berkecambah dalam waktu 6 atau 7 tahun dan menghasilkan
badan yang terdiri atas 5 sel yang mendapat makanan dari cadangan di
dalam spora
Siklus hidup
 Spora yang telah berkecambah dan menghasilkan badan
yang terdiri atas 5 sel akan mengalami waktu istirahat.
 Setelah itu jika dalam sel-selnya yang sebelah bawah
dimasuki hifa cendawan yang berkelakuan sebagai mikoriza
maka akan terbentuklah protalium.
 Protalium hidup di dalam tanah, berbentuk seperti umbi
kecil, keputih-putihan dan bersifat saprofit.
 Bentuk protalium bermacam-macam, mempunyai rizoid-
rizoid dan di samping itu di dalam lapissan sel-sel di
periferi terdapat cendawan yang seperti mikoriza
memainkan peranan penting dalam soal penyerapan zat-zat
makanan.
 Setelah 15 tahun, alat-alat kelaminnya menjadi masak,
sehingga umur protalium itu dapat sampai 20 tahun.
 Anteridium terbenam dalam jaringan protalium dan
terdiri atas banyak sel. Tiap sel anteridium (selain
dindingnya) menghasilkan spermatozoid berbentuk
jorong, masing-masing mempunyai bulu cambuk.
 Arkegonium mempunyai banyak sel-sel saluran leher
yang sering tereduksi sampai hanya tinggal saut saja.
• Sel dindingnya yang paling atas pada waktu masaknya arkegonium
lalu di lepas.
• Setelah dihasilkan sel spermatozoa dan sel telur dari mmasing-masing
alat kelamin maka akan terjadi fertilisasi sehingg terbentuklah zigot.
• Zigot mula-mula dengan satu dinding dasar yang melintang
membelah menjaadi dua sel.
• Yang bawah mula-mula membagi diri menjadi 4 kuadran kemudian
menjadi oktan dan selanjutnya menjadi embrio, sedang sel-sel yang
menghadap leher arkegonium menjadi pendukung embrio atau
suspensor.
• Suspensor mendesak embrio ke dalam jaringan protalium. Agar keluar
dari jaringan protalium itu, embrio lalu membelok ke atas, dan bagian
yang cembung pada belokan itu lalu berfungsi sebagai haustorium.
Lycopodium terdiri dari
beberapa spesies yaitu:
• Lycopodium squarrosum
• Lycopodium cernuum
• Lycopodium nummularifium
• Lycopodium phlegmaria
• Lycopodium carinatum
• Lycopodium hamiltonii
Lycopodium squarrosum
 Jenis ini termasuk dalam suku Lycopodiaceae.
 Biasa disebut dengan ikur-ikur biang. Tumbuhan ini merupakan jenis
epifit, berukuran sedang, berumpun, menjuntai atau tegak.
 Daun steril bundar telur menyempit sampai memanjang menggaris,
panjang 1,5-2 cm, mirip kawat tetapi tidak kaku, tersusun rapat,
tersebar kecuali di bagian ujung batang.
 Daun fertil mirip dengan daun steril. Strobili terdapat di ujung
cabang, tidak bercabang, panjang mencapai 20 cm.
 L. squarrosum biasanya tumbuh epifit di pohon-pohon besar dan
menempel pada humus yang tebal.
 Jenis ini umumnya di tempat yang agak ternaung sampai terbuka, di
ketinggian 1.440 m dpl.
Lycopodium cernuum
 Tumbuhan paku ini hidup di tanah. Jenis ini di kenal
dengan nama paku kawat karena batangnya yang
kecil menjalar, kaku seperti kawat.
 Batang tersebut bercabang-cabang tak beraturan.
Daunnya kecil dan tumbuh rapat menutupi batang.
Banyak dimanfaatkan sebagai rangkaian bunga.
 Daun strobilii tumbuh pada akhir percabangan.
Strobil ini letaknya tegak dan bentuknya seperti
bumbung.
Lycopodium nummularifium
 Jenis tumbuhan paku perrenial dan hidup sebagai epifit di bawah dan melekat pada
batang pohon-pohon pada habitat aslinya, yaitu hutan tropis.
 Rhizoma berakar adventif merupakan bentuk modifikasi batang yang berfungsi
selain sebagai alat trasport air dan nutrient untuk proses photosynthesis, juga
sebagai alat perekat tanaman pada tempat tumbuhnya .
 Tergantung pada tempat tumbuhnya, rizhoma berakar adventif dapat menjalar di
atas maupun di bawah media tempat tumbuhnya hingga mencapai kedalaman 5-15
cm.
 Rizhoma ini pun berpotensi untuk membentuk tunas baru yang kemudian dapat
tumbuh menjadi tanaman baru.
 Daun kecil (mikrofil) berwarna hijau, berbentuk bulat hingga oval lonjong, pipih
dengan satu tulang daun yang berada di tengah helaian.
 Daun melekat pada segmen-segmen batang yang mirip buku dengan susunan
duduk daun berpasangan dengan sedikit alternasi. Sudut duduk daun berjarak
seragam pada batang.
Lycopodium phlegmaria
• Jenis paku ini sangat tahan kekeringan.
• Dari namanya dapat diketahui bahwa masih termasuk satu marga
dengan kumpai.
• Seperti jenis-jenis marga Lycopodium pada umumnya, tumbuh
menumpang. Batangnya tumbuh bergantung dan percabangannya
khas yaitu setiap cabang bercabang lagi menjadi dua.
• Jenis ini mudah di bedakan dari jenis lainnya dalam marga
Lycopodium.
• Berbeda dengan kumpai, strobilii kumpai pure membentuk
percabangan yang khas seperti batangnya.
• Panjang strobilii tersebut mencapai 20 cm.
• Pada tumbuhan ini mengandung saponin yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan mecuci rambut serta dapat digunakan untuk hiasan
kebun.
Lycopodium carinatum
• Batang pendoulus panjangnya dapat mencapai lebih
dari 50 cm.
• Daunnya pendek berbentuk lancet di pucuk,
penyempitan ke arah dasar, sporofil sedikit berbeda
dari tropofil, ditempatkan hanya pada bagian apikal
atau kadang ke bawah ke bagian tengah.
• Ephypitic pada batang pohon berlumut di hutan
evergen padat.
Lycopodium hamiltonii
• Batang biasanya gantung 20-50 cm, bercabang
dikotomis beberapa kali, diameter dasar 1-1,5 mm.
• Tekstur lembut untuk lebih tebal, hijau ke hijau
kekuningan, biasanya lebih kecil dari tropofil
sporofil, yang konstan yang berkumpul di bagian
apikal.
• Tidak membentuk kerucut yang berbeda, fertille
batang biasanya sekitar 1/3 di ketebalan yang
sterille yang lain.
Lycopodium clavatum
• Batang utama menjalar, bawah tanah, bercabang tidak
teratur, bantalan daun sempit; udara naik ke batang
tegak, percabangan dikotomus beberapa kali, termasuk
daun.
• Daun sebenarnya, melengkung di bagian atas, urat
nyaris tidak terlihat.
• Tekstur seperti kulit, hijau atau hijau kekuningan,
menghasilkan beberapa kerucut di setiap pucuk dengan
tangkai pendek, kerucut, silinder, tegak, berkumpul di
pucuk dengan membran setaceus.
Manfaat
• Secara umum Lycopodium banyak dimanfaatkan sebagai hiasan kebun dan karangan bunga.
• Spora kering ini digunakan untuk memberikan efek seperti kobaran api, spora dapat terbakar
dengan cepat dan terang, tetapi dengan panas yang rendah dan aman.
• Selain spora, bentuk segar tanaman baik berupa untaian batang potong atau tanaman dalam
pot digunakan sebagai tanaman hias, sebagai filler atau suplemen dalam rangkaian bunga
atau tanaman hidup dalam pot maupun pada taman.
• Lycopodium juga digunakan salah satu bahan pembuat pembungkus pil/kapsul obat-obatan
hingga saat ini. Untuk bahan obat-obatan spesies ini dijual dalam bentuk tepung.
• Pada pengobatan modern spesies Lycopodium masih digunakan digunakan untuk
homeophatic.
• Homeophatic merupakan suatu sistem pengobatan yang aman dan efektif serta tanapa efek
samping. Cara ini membantu mendorong tubuh untuk melakukan penyembuhan baik secara
fisik, mental maupun emosional.
Daftar pustaka
• Backer, C.A. and O. Posthumus. 1939. Varenflora Voor Java. Met 1. New York. Wort
publishers
• Graham,l.e. 1993. Origin of land plants. New York: Willey
• Hartini, S. 2005. Laporan Eksplorasi Flora di Cagar Alam Sago Malintang
• Sumatera Barat. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya Bogor, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia.
• Holttum, R.E. 1966. A Revised Flora of Malaya. Vol.II. Ferns of Malaya.
• Singapore. Authority Government Printing Office.
• Holttum, R.E. 1972. Cyatheaceae in Flora Malesiana. Vol. 6, Serie II.
• Groningen: Wolters-Noordhoff Publishing Series II – Ferns and Fern Allies. Leiden:
Rijksherbarium.
• Jones, D.L.1987. Encyclopaedia of Ferns. London: British Museum of
Natural History
• Mader,s. 2001.Biology. New York. Mc graw hills companies
• Raven, p.h. 1998. Biology of plants 6 th edition.new York : Worth publishers
• Rosenburgh, C.R.W.K. van A. 1908. Malayan Ferns. Handbook to the Determination
of the Ferns of the Malayan Islands. Batavia: The Department of Agriculture
Netherlands India.
• Sastrapradja, S. dan J.J. Afriastini. 1985. Kerabat Paku. Bogor: Lembaga
• Biologi Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
• Sastrapradja, S., J.J. Afriastini, D. Darnaedi, dan E.A. Widjaja.1978. Jenis
• Paku Indonesia. Bogor: Lembaga Biologi Nasional, Lembaga Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai