Singkat kata, muncullah Saul, seorang yang tinggi besar, gagah, dan terhormat. Dialah raja
pertama yang dipilih orang Israel. Tentunya masih dengan campur tangan Tuhan. Tugas pertama
Saul adalah menaklukan tanah yang dijanjikan Tuhan kepada Musa, tanah Kanaan. Karena tanah
itu sudah ditempati orang lain. Di jaman Raja Saul dan Nabi Samuel inilah Daud kecil
dilahirkan.
Daud ialah cicit dari Rut dan Boas, Daud dilahirkan di Betlehem, Efrata, di daerah yang
bernama Yudea (1 Samuel 16). Ayahnya bernama Isai. Anak bungsu dari 8 bersaudara (1 Samuel
17: 12), dan dipersiapkan untuk menjadi gembala. Dalam pekerjaan inilah ia ditempa menjadi
berani (1 Samuel 17:34-35). Dalam pekerjaan itu juga ia belajar kelemahlembutan dan jiwa
pengasuhan terhadap kawanan dombanya. Ia menderita karena niat-niat jahat dan hati yang
cemburu dari kakak-kakaknya, barangkali karena bakat-bakat yang dikaruniakan Allah
kepadanya (1 Samuel 18:28). Di satu pihak ia rendah hati menyebut kaum keluarganya (1 Sam
18:18), tapi di pihak lain Daud menjadi bapak leluhur dari keturunan yang ternama, seperti
tertera pada silsilah Tuhan Yesus dalam Injil Matius (Matius 1:1-17)
Ketika pasukan Filistin dan Israel berhadap-hadapan di suatu tempat antara Sokho dan
Lembah Tarbantin, sekitar 9 km dari Betlehem. Dengan segenap kekuatan yang ada, orang
Filistin berada di atas angin, apalagi mereka memiliki pendekar gagah perkasa yang bernama
Goliat. Betapa luar biasanya Goliat tingginya enam hasta sejengkal, memakai baju zirah bersisik
seberat lima ribu syikal tembaga dan bersenjatakan tombak yang spektakuler. Itu semua untuk
memperlihatkan bahwa Goliat adalah pribadi yang hebat, penuh kejayaan, dan tak terkalahkan.
Goliat dengan gagah menantang duel satu lawan satu dan dari pihak Israel tidak seorang pun
berani menanggapi tantangan itu. Dalam situasi yang kritis itu tampillah seorang penolong yang
dilihat dari fisik dan pengalamannya sama sekali tidak andal, yaitu Daud. Anak muda ini betul-
betul tidak kompeten. Ia hanyalah seorang gembala, datang ke situ pun karena kebetulan disuruh
ayahnya menengok kakak-kakaknya di medan perang. Tetapi, dengan segala keterbatasannya,
Daud tetap berani maju menghadapi Goliat. Karena disertai oleh Tuhan semesta alam, Daud
mengalahkan Goliat, hanya dengan katapel dan sebuah batu (1 Samuel 17).
b
Sesudah Allah membuang Saul dari kedudukan raja Israel, maka Allah menyatakan
1[5]Daud sebagai penggantinya kepada Samuel, yang kemudian mengurapinya di Betlehem
tanpa publisitas (1 Samuel 16: 1-13). Sebagai akibat dari tindakan Allah itu ialah undurnya Roh
Allah dari Saul. Mula-mula semuanya berjalan baik. Raja Saul berkenan dengan sang pemuda ini
dan menetapkan dia menjadi pembawa senjatanya. 2[6]Lalu peristiwa yang sangat terkenal
antara Daud dan Goliat, raksasa unggulan Filistin, mengubah segala-galanya (1 Samuel 17).
Ketangkasan dan keterampilan Daud menggunakan umpannya memusnahkan kekuatan dan
mematikan raksasa Goliat, adalah awal kerontokan orang Filistin. 3[7]Jalan sudah terbuka bagi
Daud untuk memetik pahala yang dijanjikan Saul, yaitu mempersunting putri raja, dan kebebasan
membayar pajak bagi sanak keluarga ayah Daud. 4[8]Tapi Raja Saul cemburu melihat pejuang
Israel yang baru ini. Sewaktu ia pulang dari pertempuran mengalahkan Goliat, kaum perempuan
Israel menyongsong dia dengan nyanyian ’Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud
berlaksa-laksa’. Raja Saul, tidak seperti Yonatan, anaknya, Saul sangat iri, dan tentang itu
tertulis,’Sejak itu maka Saul selalu mendengki Daud’ (1 Samuel 18:7-9).
5[9]Sesudah raja Saul meninggal, Daud menanyakan kehendak Allah dan ia dibimbing
kembali ke tanah Yehuda, ke daerah sukunya sendiri. Di sinilah dia diurapi menjadi raja oleh
teman-teman sesukunya, dan menjadikan Hebron kota kedudukan raja. Pada saat itu umurnya 30
thn dan memerintah di Hebron 7½ tahun.
Di bidang politik, Daud tampil sebagai raja yang bijak dan berwibawa. Dua kerajaan
menjadi satu di bawah pemerintahannya, meski harus diakui bahwa mereka tetaplah dua negara
yang terpisah. Di bidang militer, keunggulan Daud tak perlu diragukan lagi. Di bawah pimpinan
Daud, Israel memenangkan peperangan demi peperangan melawan bangsa-bangsa lain di
sekitarnya. Orang Filistin yang sekian lama menjadi ancaman dan mengganggu ketenteraman
hidup mereka takluk kepadanya. Pada masa pemerintahan Daud, meski Israel hanyalah suatu
negara kecil, rakyat menikmati kemakmuran dan kesejahteraan.
Raja Daud adalah contoh seorang manusia kecil yang digunakan oleh Tuhan dalam karya
– karyaNya yang besar. Seorang dengan ketrampilan luas, talenta seni yang tinggi, kemampuan
perang yang baik dan jiwa kepemimpinan yang tinggi. Namun demikian, (2 Samuel 11 & 12)
mencatat kegagalan rohani yang serius dari Daud dan hukuman Allah atasnya untuk seumur
hidupnya.
Kisah dosa-dosa dan aneka tragedi yang menyusul dalam kehidupan pribadi dan keluarga
Daud menjadi suatu peringatan dan contoh yang serius untuk setiap orang percaya, bukan hanya
untuk bangsa Israel. Mengenai aneka peristiwa yang mirip pada masa keluaran, Roh Kudus
melalui Paulus menekankan, “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan
dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir
telah tiba”; oleh karena itu kita harus berhati-hati supaya tidak menginginkan hal-hal jahat,
bertindak mesum, dan mencobai Tuhan. Pengalaman Daud menunjukkan bagaimana jauhnya
seorang dapat jatuh apabila dia berbalik dari Allah dan pimpinan Roh Kudus. Ketika Allah mula-
mula memanggilnya untuk menjadi raja, Daud menjadi orang yang berkenan di hati Allah; akan
tetapi dengan membunuh Uria dan mengambil istrinya, Daud telah menghina Allah dan firman-
Nya.
Sekalipun Daud bertobat dari dosa-dosanya dan menerima pengampunan Allah, Allah
tidak meniadakan akibat dosa-dosanya. Demikian pula, seorang percaya mungkin melakukan
dosa-dosa yang hebat, dan kemudian melalui dukacita menurut kehendak Allah dan pertobatan
yang sungguh-sungguh menerima kasih karunia dan pengampunan Allah. Sekalipun demikian,
pulihnya hubungan seorang dengan Allah tidaklah berarti bahwa orang itu akan lolos dari
hukuman jasmani atau dibebaskan dari dampak-dampak dosa tertentu pada waktu itu.
Akhir kata semoga kisah Raja Daud yang diangkat melalui makalah ini, menjadi teladan
sekaligus pelajaran bagi kita semua.