Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEMATIKA PHANEROGAMAE

Monocotyledone

NAMA :Okabius Pattria

NIM : H1041181041

TANGGAL : 12 NOVEMBER

2020

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tumbuhan monokotil memiliki habitus terna, semak, atau pohon


yang mempunyai sistem akar serabut, batang berkayu atau tidak,
biasanya tidak atau tidak banyak cabang-cabang, buku-buku dan ruas-
ruas kebanyakan tampak jelas. Daun kebanyakan tunggal, jarang
majemuk, bertulang sejajar atau bertulang melengkung (Tjitrosoepomo,
2012).

Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang sangat


penting untuk perkembangan mahluk hidup. Ilmu tumbuhan pada waktu
sekarang telah mengalami kemajuan yang demikan pesat, hingga bidang-
bidang ilmu pengetahuan yang semula hanya merupakan cabang-cabang
ilmu tumbuhan saja, sekarang ini telah menjadi ilmu yang berdiri sendiri-
sendiri. Dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah
mempelajari bentuk dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikan
perkembang pesat hingga menjadi morfologi luar atau morfologi saja dan
morfologi dalam atau anatomi tumbuhan (Campbell, Neil A. Dkk, 2002)
Botani mengkaji semua aspek dari tanaman, dari yang terkecil dan
berbentuk paling sederhana sampai yang terbesar dan paling kompleks,
dari kajian tentang segala aspek tentang tanaman individu sampai
interaksi kompleks dari berbagai anggota komunitas tanaman yang
kompleks dengan lingkungan dan hewan (Tjitrosoepomo, 1990)
1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari praktikum ini adalah:

1. Apa itu tumbuhan monocotyledone?

2. Bagaimana ciri-ciri tumbuhan monocotyledone?

1.3. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa itu tumbuhan monocotyledone

2. Untuk mengetahui ciri-ciri tumbuhan monocotyledone

1.4. Manfaat

Manfaat yang didapat dari praktikum acara Monocotyledone ini


yaitu mengetahui tumbuhan monocotyledone serta mengetahui ciri-ciri
dari tumbuhan monocotyledone
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)

Angiospermae merupakn tumbuahan berbiji tertutup, tumbuhan


yeng memilki akar, daun, batang yang sesungguhnya. Menurut jumlah
keeping bujinya, tumbuhan biji tertutup dapat dibedakan menjadi
tumbuhan berkeping satu (Monokotil) dan tumbuhan berkeping dua
(Dikotil) . Angiospermae memiliki ciri antara lain:

1) Memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah

2) Mempunyai bunga sejati

3) Umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba.

4) Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Tumbuhan Angiospermae


dapat dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan manusia, antara lain
sebagai:

1. Makanan pokok contohnya Gandum, padi, jagung, ubi jalar, sagu,


dan singkong

2. Bahan obat-obatan contohnya Jahe, Kunyit, Sambiloto,


Lengkuas,dll

3. Sayaur-sayuran Contohnya Bayam, kangkung, kacang


panjang,daun singkong, lembayung,dll Angiospermae memiliki
peranan yang sangat penting terutama untuk manusia, selaain itu
tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam dunia
pendidikan dapat pemanfaatan oleh peserta didik dimana tumbuhan
yang baiasa digunakan sebagai bahan pangan, obat-obatan, dan
sayur-sayuran dapat dapat dijadikan sarana berfikir kreatif siswa
dalam materi pembelajaran.
Tumbuhan spermatophyta dapat dimanfaatkan dari seluruh bagian
tubuh salah satu contohnya adalah pada tumbuhan kangkung dapat
digunakan daunya dan dijadikan sebagi kripik kangkung dan contoh lainya
adalah pada tumbuhan kelapa yang dimanfaatkan buahnya jadi es
kelapa.Seluruh bagian tumbuhan dapat dimanfaatkan dari daun, akar,
batang, tangkai bahkan bunga bisa dimanfaatkan sebagai suatu produk
yang dapat dijadikan suatu barang yang berharga dan memilki nilai jual
yang sangat tinggi. (Sudarso, dkk. 2005)

2.2. Tumbuhan Monocotyledone

Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah


satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak
membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini diakui
sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan
mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan
Liliidae. (Tjirosoepomo, 2007).

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu


kotiledon. Adapun karakter yang paling kuat dari tanaman berkeping
tunggal ini antara lain daun lembaga, akar yang berbentuk serabut, daun
yang berselang seling, bagian tulang daunnya sejajar dan cenderung
berbentuk layaknya pita serta masih banyak lagi lainnya (Tjirosoepomo,
2007). Ciri yang paling khas adalah bijinya tidak Tumbuhan berkeping biji
tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok membelah
karena hanya memiliki satu daun lembaga (Sudarso, dkk. 2005)

Di dalam sistem taksonomi, tumbuhan monokotil dilekatkan


beberapa nama kelompok besar seperti Liliopsoda, liliidae, dan juga
Monocotyledodeae. Pada tumbuhan monokotil, daerah pangkal ruas
batanglah yang menjadi titik tumbuhnya. Hal itu terjadi karena pada
daerah tersebut terdapat jaringan yang selalu membelah, disebut
meristem interkalar. Oleh karena itu ruas batang pada tumbuhan
monokotil ini dapat bertambah panjang. Contohnya adalah pada
bambu, tebu, jagung, dan rumput-rumputan. (Tjirosoepomo, 1988).

2.3. Ciri-ciri tumbuhan monocotyledone

Tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak


berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai
ikatan pembuluh koklea (Kimball, 1999). Tumbuhan monokotil tidak
memiliki cabang, ikatan pembuluh tertutup, tidak berkambium, mempunyai
akar serabut, biji berkeping satu, dan jumlah biji tiga atau berkelipatan tiga
(Aryuliana, Diah dkk. 2004)

Pada akar tumbuhan monokotil di antara xylem dan floem tidak di


jumpaikambium. Sedangkan pada batang monokotil memiliki ikatan
pembuluh angkutdan anatomi batang muda dan batang tua sama. Pada
tumbuhan monokotilmemiliki ciri berupa akar serabut, bentuk tulang daun
sejajar, di temukannyatudung akar, bunga kelipat tiga dan biji berkeping
satu.(Atinirmala,2006).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat

Praktikum Sistematika Phanerogamae Acara “Monocotyledonae”


Dilaksanakan Secara Semi Daring Pada Hari Kamis, 12 November 2020
Pukul 13.00-16.00 WIB Di Desa Maung, Kecamatan Ketungau Hilir,
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia.

3.2. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah lembar kerja, lembar
tabel karakter state, penggaris, pensil, pulpen dan penghapus.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Canna hybrid,


Aloevera,Rhoeodiscolor,Cyperusretundus,danCocosnucifera

3.3. Cara Kerja

Langkah pertama dari cara kerja acara apetalae yaitu kita amati
terlebih dahulu organ vegetative maupun generatif dari bunga,buah
tersebut.Kedua Gambar bunga tersebut kedalam table gambar yang
sudah di siapkan.Ketiga isi tabel gambar seperti klasifikasi serta deskripsi
dari bunga yang diamati.Kemudian yang terakhir isilah tabel karakter state
dari organ bunga yang ditemukan pada bunga yang kita cari seperti
deskripsi pada organ vegetative,organ generative yaitu bunga.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang didapat dari praktikum kali ini yaitu sebagi berikut:

Gambar 1. Cannahybrid
Gambar 2. Aaloevera
Gambar 3. Rhoeodiscolor
Gambar 4. Cyperusretundus
Gambar 5. Cocosnucifera
4.2. Pembahasan

4.2.1. Cannahybrida

Klasifikasi canna hybrida yaitu :

Divisio : Magnoliophyta

Classis : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Familia : Cannaceae

Genus : Canna

Species : Canna hybrida

Ciri akar bunga tasbih memiliki sistem perakaran serabut (Adix


adventicia), dengan akar rimpang (rhizoma). Ciri batang bunga tasbih
memiliki percabangan monodial, batang berbentuk bulat (teres),
permukaan batang rata (laeves), batang berdaging, batang mengandung
air (herbaceous), batang mempunyai nodus, berwarna hijua dan terbentuk
dari pelepah-pelepah daun yang saling menutupi satu sama lain sering
disebut “batang palsu”. Ciri daun bunga tasbih adalah daun tunggal,
tersusun dalam tangkai pendek dan tumbuh berselang-seling, berbentuk
oval dengan ujung runcing, permukaan atas berwarna hijau, tembaga
gelap atau keunggu-ungguan dan tulang daun menyirip (pennversis). Ciri
bunga tasbih adalah bunga majemuk, berbentuk tandan (racemus)dan
muncul pada ujung batang. Bunga tasbih termasuk bunga bisekxualis,
benang sari 4 steril dan 1 fertil, bentuk lembaran mahkota
disebut stamenidium.Putik berbentuk pipih, letak ovarium inferum terdiri
dari 3 carpellum, 3 loculus, 3 ovulum, dan terdapat perhiasan bunga
berupa corolla 3 petal ,epas dan calyx 3 sepal lepas. Ciri buah bunga
tasbih berbentuk bulat telur dan pada bagian luar terdapat duri lunak.
Bijinya 4-5 buah dan berbentuk bulat.
Manfaat dari canna ini yaitu dapat menurunkan tekanan darah,
peredam demam, mengatsasi menstruasi yang berlebihan, mengobati
sakit kuning dan mengurangi nyeri saat terluka. (Dalimarth, S. 2006).

4.2.2.Aaloevera
Klasifikasi dari aloe vera yaitu :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta Divisi :
Magnoliopsida
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Genus : Aloe
Spesiaes : Aloe vera
Untuk tanaman lidah buaya, batangnya terdapat pada bagian
paling bawah atau dekat dengan akar yang terdapat serat berkayu,
panjangnya sekitar 4 sampai 5 cm, jadi wajar saja jika banyak yang belum
bisa membedakan antara batang dengan daun pada tanaman lidah
buaya. Untuk daun tanaman lidah buaya cukup mudah untuk dikenali,
yaitu berbentuk lebar pada bagian ujung meruncing ditumbuhi duri, selain
pangkal daunnya pada bagian pucuk juga terdapat duri. Daun ini hamper
mirip dengan batang, namun bedanya pada bagian duri tidak terdapat
serat berkayu dan lebih panjang dibandingkan dengan batang. Pada
tanaman lidah buaya bunga akan muncul ketika sudah cukup tua,
letaknya berada di bagian pucuk daun yang panjang kurang lebih
mencapai 1 meter. Biasanya pada tanaman lidah buaya akan sulit
ditemukan bunga jika dibudidayakan secara komersil, berbeda jika
tanaman lidah buaya berada di alam bebas karena jika dialam bebas lidah
buaya akan tumbuh lebih subur tidak ada yang dapat mengganggu proses
pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman lidah buaya memiliki akar
serabut yang terbilang pendek dan menyebar. Akar ini memiliki fungsi
sebagai alat untuk menyerap air serta unsur hara yang ada didalam
tanah kemudian
ditranslokasikan keseluruh tubuh tumbuhan. Selain itu, akar memiliki
fungsi sebagai penguat tubuh tumbuhan agar tidak mudah roboh ketika
diterjang angina atau makhluk pengganggu lainnya. (Campbell, Neil A.
Dkk, 2003)
Tanaman lidah buaya memiliki berbagai kandungan serta vitamin
yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Kandungan seluruh vitamin
yang ada pada lidah buaya selain vitamin D dapat digunakan sebagai anti
bakteri, anti jamur, anti inflamasi dan lain sebagainya.Selain kaya akan
kandungan vitamin pada tanaman lidah buaya juga terdapat kandungan
seperti enzim, asam amino, mineral, polisakarida serta berbagai
komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia seperti
Mengobati Luka Bakar dan Iritasi, Detoksifikasi dan Menurunkan Berat
Badan, dan Mengobati Penyakit Kanker, dan HIV/AIDS dan masih banyak
lagi. (Dalimarth, S. 2006).

4.2.3. Rhoeodiscolor
Klasifikasi dari Rhoeo discolor yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Commelinales
Familia : Commelinaceae
Genus : Rhoeo
Species : Rhoeo discolor
Tanaman ini berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tanaman
berupa herba dengan tinggi pohon antara 40-60 cm. batangnya pendek
dan kasar dan tidak mempunyai percabangan. Daun nya merupakan daun
tunggal berbentuk lonjong, permukaan atas berwarna hijau dan
permukaan bawah berwarna merah keunguan. Batangnya merupakan
bunga majemuk, berbentuk mangkok, muncul di ketiak daun, terbungkus
kelopak seperti kerang, mahkota bunga berbentuk segi tiga, terdiri atas
tiga lembaran
berwarna putih (Kimball. 1999)
Habitat : Semak, tinggi 40-60 cm. Batang : Kasar, pendek, arah
tumbuh tegak lurus (erectus), warna coklat, Sifat batang basah
(herbaceus), berdasarkan panjang umurnya merupakan tumbuhan muda
(annuus), bentuk batang bulat (teres), sifat permukaan batang
memperlihatkan bekas-bekas daun Daun : tunggal, bangun daun seperti
pedang (ensiformis), ujung daun runcing (acutus), pangkal daun rata
(truncatus) memeluk batang, tepi daun rata (integer), panjang daun 25-30
cm, lebar 3-6 cm, daging daun tipis lunak (herbaceous), permukaan daun
licin suram (laevis opacus), tulang daun sejajar (rectivernis), permukaan
atas daun hijau, permukaan bawah daun merah kecoklatan. Bunga :
Majemuk, bentuk mangkok, tumbuh di ketiak daun, terbungkus kelopak
seperti kerang, benang sari silindris, bunga banyak, warna putih, kepaia
putikkuning, mahkota bentuk segitiga, tiga lembar, putih. Akar : Serabut,
kecoklatan.
Selain dari digunakan sebagai tanaman hias karena keunikan
fisiologisnya, ternyata daun adam hawa ini dapat dijadikan sebagai obat.
Sifat kimia dan efek farmakologis yang dimilikinya berupa rasa manis,
sejuk dan dapat digunakan sebagai anti radang, memelihara paru,
mencairkan dahak, anti batuk, anti diare, membersihkan darah. Selain itu,
daun adam hawa juga dapat dimanfaatkan sebagai obat mimisan, obat
berak darah, terkilir atau memar, serta sebagai obat flu. (Dalimarth, S.
2006).
Tanaman Adam Hawa (RhoeoDiscolor)bias juga dijadikan teh herbal
yang mudah dikonsumsi bagi masyarakat pada umumnya, Teh herbal
atau herbalteaitu sendiri merupakan racikan bunga, daun, biji, akar, atau
buah kering yang dibuat menjadi sebuah minuman dan juga merupakan
salah satu produk minuman campuran teh dan tanaman herbal yang
memiliki khasiat dalam membantu pengobatan suatu penyakit atau
sebagai penyegar. Teh herbal umumnya campuran dari beberapa bahan
yang biasa disebut infusi. Infusi terbuat dari kombinasi daun kering, biji,
kayu, buah, bunga dan tanaman lain yang memiliki manfaat. (Dalimarth, S.
2006).
4.2.4. Cyperusretundus
Klasifikasi Rumput Teki (Cyperus Rotundus) yaitu
: Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus
Akar Rumput teki (Cyperus rotundus
L.)merupakan sistem perakaran serabut, akar rumput teki memiliki banyak
percabangan dan akar rumput teki memiliki banyak anak cabang akar,
akar rumput teki memiliki rambut-rambut halus. Akar rumput teki tumbuh
memanjang dan menyebar di dalam tanah. Batang Rumput
teki(Cyperus rotundus L.)tumbuh tegak, berbentuk segitiga, berongga kecil dan
agak lunak, tingginya 10-30 cm dan penampangnya 1-2 mm. membentuk
umbi di pangkal batang, membentuk rimpang panang yang dapat
membentuk tunas baru, daun-daun terdapat di pangkal batang. Daun
Rumput teki(Cyperus rotundus L.)berbangun daun garis, licin, tidak
berambut, warna permukaan atas hijau tua sedangkan permukaan bawah
hijau muda, mempunyai parit yang membujur di bagian tengah, ujungnya
agak runcing, lebih pendek dari batang yang membawa bunga, lebarnya 2-
6 mm. Bunga Rumput teki(CyperusrotundusL.)memiliki bulir longgar terbentuk di
ujung batang, braktea dua sampai empat, tidak rontok, panjangnya lebih
kurangnsama atau melebihi panjang perbungaan, bercabang utama tiga
sampai Sembilan yang menyebar, satu bulir berbunga sepuluh sampai
empat puluh. Buah Rumput teki(CyperusrotundusL.)berbentuk bulat telur
berisi tiga, panjangnya kurang lebih 1,5 mm, buah rumput teki memiliki
warna coklat kehitam-hitaman. Buah rumput teki tersusun berselang-
seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat ke sumbu, buah rumput teki
berbentuk bulat telur dan lepes. (Campbell, Neil A. Dkk, 2003)
Ekstrak akar rumput teki Kalimantan adalah salah satu tanaman
yang bisa berkhasiat sebagai obat, tumbuh liar di ruang terbuka atau
sedikit terlindungi dari sinar matahari, di tanah kosong, pinggir jalan atau
di tanah pertanian. Umbi dari rumput teki ini mengandung senyawa aktif
yang bisa dimanfaatkan untuk merangsang reaksi biokimia yang
memengaruhi penyembuhan luka. Hampir semua orang pernah memiliki
luka pada mukosa rongga mulut akibat trauma dan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara pria dan wanita. Luka akibat trauma pada mukosa
rongga mulut dapat terjadi pada bibir, lipatan gusi, gusi, jaringan lunak
rongga mulut dan dasar mulut, tetapi paling umum pada jaringan lunak
rongga mulut. Selain itu rumput teki juga dapat mengobaati gangguan
pencernaan, obat demam, mengobati kencing batu, mempercepat
pembekuan darah, mencegah penyakit kanker, menurunkan kolesterol,
diabetes, memperlancar peresadaran darah, dan asma karena
mengandung alkaloid, glikosida jantung, flavonoid dan minyak.
(Dalimarth, S. 2006).
4.2.5. Cocosnucifera
Klasifikasi dari cocos nucifera yaitu :
Kerajaan : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Arecales
Familia : Arecaceae
Genus : Cocos
Spesies : C. nucifera
Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian
mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan
bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi
anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian
endokarp,
dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan
bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan.
Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya
yang melekat di dinding dalam batok (daging buah kelapa) adalah
sumber penyegar populer. Daging buah muda berwarna putih dan lunak
serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan. Cairan ini
mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan
efek penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga
endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur
dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging
buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan
cairannya dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan
dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra.
Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya.
Cairan buah tua kelapa biasanya tidak menjadi bahan minuman
penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun demikian dapat
dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang
disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman
penyegar. (Dalimarth, S. 2006).
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil dalam pratikum kali ini adalah


tumbuhan monokotil memiliki ciri-ciri batang tidak bercabang, tidak
berkambium, akar serabut, pertulangan daun sejajar dan mempunyai
ikatan pembuluh koklea.

5.2. Saran

Saran untuk pratikum selanjut nya, untuk bisa melaksanakan


pratikum secara berkelompok secara daring, supaya tingkat pemahaman
pratikan lebih bagus dalam menganalisis preparat.
DAFTAR PUSTAKA

Aryuliana, Diah dkk. 2004. Biologi . Surabaya: Erlangga.

Atinirmala, Pratita. 2006. Bilologi . Yogyakarta: Kreasi Wacana

Campbell, Neil A. Dkk, 2002. BiologiEdisiKelimaJilid2, Erlangga. Jakarta.

Campbell, Neil A. Dkk, 2003. BiologiEdisiKelimaJilid2, Erlangga. Jakarta.

Dalimarth, S. (2006). Atlas Tumbuhan Tanaman Obat Indonesia. Jakarta:


Puspa Swara.

Kimball, 1999, Biologi,Erlangga, Jakarta


Sudarso, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Tjitrosoepomo, 1988, TaksonomiSpermatophyta,UGM Press, Yogyakarta
Tjitrosoepomo,gembong.2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. Gajah
Mada University Press.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 1990. Botani Umum. ANGKASA ANGKASA ;


Bandung Bandung Tjitrosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi
Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Tjirosoepomo, Gembong. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta).


Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.

Tjitrosoepomo, G. 2012. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gajah Mada


university Press : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai