Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS VEGETASI METODE KUADRAN

Laporan Praktikum

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi yang

dibina oleh Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si. dan Bagus Priambodo, S.Si., M.Si., M.Sc.

Disusun Oleh :

Kelompok 6/Offering B 2020

Alyssa Fitriyah Damayanty (200341617297)

Gitara Audia Risqullah (200341617314)

Ricky Sofitasari (200341617267)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDIDIKAN BIOLOGI
November 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vegetasi merupakan kumpulan tumbuhan yang hidup di dalam suatu tempat
dalam suatu ekosistem. Tumbuhan ( komunitas ) adalah kumpulan populasi tumbuhan
yang menempati suatu habitat. Dalam mempelajari vegetasi, dibedakan antara studi
floristic dengan analisis vegetasi. Pada studi floristic data yang diperoleh berupa data
kualitatif, yaitu data yang menunjukan bagaimana habitus dan penyebaran suatu jenis
tanaman. Sedangkan analisis vegetasi data yang diperoleh berupa data kualitatif dan
kuantiatif. Data kuantitatif menyatakan jumlah, ukuran, berat kering, berat basah suatu
jenis. Frekuensi temuan dan luas daerah yang ditumbuhinya. Data kuantitatif di dapat
dari hasil penjabaran pengamatan petak contoh lapangan, sedangkan data kualitatif
didapat dari hasil pengamatan dilapangan berdasarkan pengamatan yang luas.
Dalam melakukan analisis vegetasi ada dua nilai yang di amati, yaitu nilai
ekonomi dan nilai bologi. Nilai ekonomi suatu vegetasi dapat dilihat dari potensi
vegetasi-vegetasi tersebut untuk mendatangkan devisa seperti vegetasi yang berupa
pohon yang diambil kayunya atau vegetasi padang rumput yang dapat dijadikan padang
penggembangan ternak dan lain-lain. Sedangkan dalam istilah biologi suatu vegetasi
dapat dilihat peranan vegetasi tersebut., seperti vegetasi hutan yang dapat dijadiakan
sumber pakan, relung, ekologi (tempat istirahat, bercengkrama, bermijah beberapa jenis
hewan), pengatur iklim, pengatur tata aliran air dan indicator untuk beberapa unsur tanah
dan lain-lain.
Dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis
dengan menggunakan metode kuadran. Metode kuadran adalah salah satu metode yang
tidak menggunakan petak contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk menduga
komunitas yang berbentuk pohon dan tiang, contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter
tersebut lebih besar atau sama dengan 30 cm maka disebut pohon, dan jika diameter
tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tiang), dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai
diameter 10 cm disebut saling atau belta (pancang) dan mulai anakan sampai pohaon
setinggi 2,5 meter disebut seedling (anakan/semai).
Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui komposisi,
dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini sering sekali disebut juga dengan
plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran tertentu, area cuplikan
hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar
sehingga untuk melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan
membutuhkan waktu yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi
berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada
individu tumbuhan dalam membent
Pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem,
yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi faktor lingkungan dari
sejarah dan faktor-faktor itu mudah diukur dan nyata. Dengan demikian, analisis
vegetasi dipakai sebagai alat untuk memperlihatkan informasi yang berguna tentang
komponen-komponen lainnya dari suatu ekosistem. Ada dua fase dalam kajian vegetasi
ini, yaitu mendeskrisipkan dan menganalisa, yang masing-masing menghasilkan
berbagai konsep pendekatan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting
adalah harus disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin
diungkapkan, keahlian dari bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah
pengetahuan dalam sistematik), dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri.
Vegetasi di tempat tersebut mempunyai variasi yang berbeda antara vegetasi satu
dengan vegetasi yang lain. Dengan adanya variasi yang dimiliki oleh suatu vegetasi akan
menudukung suatu kehidupan organisme tertentu. Oleh karena itu, untuk menganalisis
suatu vegetasi dalam area tertentu dengan menggunakan variabel kerapatan, frekuensi
dan dominansi, maka dilakukan analisis vegetas imenggunakan metode kuadran
(kuarter).
1.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui nilai frekuensi, dominansi, dan kerapatan suatu vegetasi.
2. Dapat mengetahui nilai penting dan indeks keanekaragaman/diversitas pada vegetasi
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Vegetasi


Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa
jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanismekehidupan
bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesame individu penyusun
vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem
yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Martono, 2012). Vegetasi, tanah dan iklim
berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik.
Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat lain karena berbeda
pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis,
selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.
Tjitrosoepomo (2004), menyatakan bahwa Analisis komunitas tumbuhan
merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau
struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki
berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies
tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai
dalam analisis komunitas adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur
komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari.
2.2 Metode kuadran (Point-Centered Quarter Method)
Metode point center quarter merupakan metode jarak yang banyak digunkan
untuk pohon dan semak. Parameter yang digunakan adalah frekuensi, densitas, dan
dominasi. Jumlah individu dalam suatu area dapat ditentukan dengan densitas dan
dominansi. Jumlah individu dalam suatu area dapat ditentukan dengan mengukur jarak
individu tumbuhan dengan titik sampling. Titik sampling merupakan titik dalam garis
transek, pada titik tersebut dibagi 4 kuadran yang masing-masing terdapat individu
tumbuhan jarak terdekat dengan titik sampling.
Metode kuadran atau “Point-Centered Quarter Method” merupakan salah satu
metode jarak (Distance Method). Metode ini tidak menggunakan petak contoh (plotless)
dan umunya digunakan dalam analisis vegetasi tingkat pohon atau tiang (pole). Namun
dapat pula dilengkapi dengan tingkat pancang (saling atau belta) dan anakan pohon
(seedling) jika ingin mengamati struktur vegetasi pohon. Pohon adalah tumbuhan
berdiameter ≥30 cm, diameter 10-20 cm adalah pancang, diameter < 10 cm dan tinggi
pohon > 2,5 m adalah pancang, serta tinggi pohon < 2,5 m adalah anakan. Syarat
penerapan metode kuadran adalah distribusi pohon atau tiang yang akan dianalisis harus
acak dan tidak mengelompok atau seragam (Ariyanto, 2012).
Metode ini cocok digunakan pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk
melakukan analisa denga melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu
yang sangat lama, biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau
vegetasi kompleks lainnya. Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu
mendiskripsikan dan menganalisa, yang masing-masing menghasilkan berbagi konsep
pendekatan yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus
disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin diungkapkan, keahlian
dalam bidang botani dari pelaksana (dalam hal ini adalah pengetahuan dalam sistimatik),
dan variasi vegetasi secara alami itu sendiri (Naughton, 1973).
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan
sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan
demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan
frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).
2.3 Sistem Analisis dengan metode kuadran
Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis
tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah
cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Dalam praktikum ini, khusus untuk variabel
kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode kuadran adalah
berdasarkan kelas kerapatan dan kelas kerimbunan yang ditulis oleh Braun Blanquet
(1964). Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan
dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel
yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Indriyanto, 2006).
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari/Tanggal : 31 Oktober 2021
Lokasi : Taman Kunang –Kunang, Klojen, Kota Malang
Bentuk vegetasi:

3.2 Alat dan Bahan


1. Rafia
2. Meteran
3. Patok (bamboo, kayu, besi, dsb)
4. Kompas (bila tersedia)
5. Label/penanda
6. Alat tulis

3.3 Cara Kerja

Gambar 1. Point-Centered Quarter Method


1. Ditentukan transek pengambilan data, yaitu tegak lurus dengan garis awal
pemberangkatan.
2. Berjalan ke plot pertama dan menyiapkan kuadran berukuran 2 x 2 meter
menggunakan tali Rafia, kemudian membagi plot menjadi 4 quarter.
3. Dicari satu pohon terdekat dengan titik pusat plot pada setiap quarter yang
memiliki keliling lebih dari 30 cm.
4. Diukur keliling pohon setinggi dada. Apabila pohon bercabang, maka keliling
kedua cabang diukur dan dirata-rata.
5. Diukur jarak antara pohon dengan titik pusat plot.
6. Dicari nama spesies pohon tersebut. Apabila tidak tahu, maka harus mengambil
sampel dari pohon tersebut, seperti daun, bunga, buah atau bagian yang lain
7. Dilakukan langkah di atas hingga plot terakhir.
8. Jarak antar plot adalah x meter (Sesuai kondisi lapangan)
9. Dimasukkan hasil pengamatan ke dalam tabel identifikasi.
3.4 Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari setiap plot yang dibuat, dapat dihitung dan
dianalisis frekuensi mutlak dan relatif, kerapatan mutlak dan relatif, dominansi mutlak
dan relatif, indeks nilai penting, dan indeks Shannon Wiener-nya. Data yang telah
diperoleh dianalisis menggunakan rumus berikut :
Basal area (BA) merupakan penutupan kanopi pohon. Diameter didapatkan dari
pengukuran keliling batang pohon. Diameter batang tiap spesies tersebut kemudian
digunakan untuk mencari nilai basal area dengan menggunakan rumus:
d = K/ π
BA = 1/4 πd²
Jumlah Semua Jarak yang terukur
Rata-rata jarak =
Jumlah Semua Pohon
Kerapatan per 100 m² = (100 / rata rata jarak) x (Faktor koreksi)²
Factor koreksi PCQ =1
Kerapatan Mutlak = Rata-rata BA x Kerapatan per 100 m²
Jumlah individu sejenis x 100 %
Kerapatan Relatif =
Total individu seluruh spesies
Frekuensi Mutlak = (Jumlah spesies /Total plot)
Frekuensi spesies i x 100 %
Frekuensi Relatif =
Total Frekuensi
Densitas Mutlak = Rerata BA x (Rerata jarak)²
Densitas Relatif = (Densitas Mutlak Spesies i / Densitas Total) x 100%
Dominansi Mutlak = (Rerata BA x Densitas mutlak)
Dominansi spesies i x 100 %
Dominasi Felatif =
Dominansi total
Indeks Nilai Penting = Kerapatan Relatif + Dominasi Relatif + Frekuensi Relatif
Jenis pohon dengan INP paling tinggi merupakan jenis yang dominan dari vegetasi
yang dianalisis.

Indeks keanekaragaman Shanon – Wiener


H’ = - Σ Pi ln Pi
Keterangan: Pi = n/N
H’ : Indeks keanekaragaman Shanon – Wiever
n : Jumlah masing-masing spesies
N : Jumlah total spesies dalam sampel
(Ludwig dan Reynolda, 1998 dalam Junaidah, 2001)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil praktikum berupa tabel dari perhitungan Jarak ke titik pusat (m), Keliling,
Diameter dan Luas Basal (BA) pohon dari masing-masing kuadran :

Tabel 1. Pengamatan Analisis Vegetasi Kuantitatif Pohon/Tegakan

Titik Kuadran Taksa Jarak ke Keliling Diameter Luas Basal


Sampel Titik (K/Π) 1
( Πd2)
Pusat (m) 4

1 1 - - - - - -
2. Alpukat Persea 35 cm 103,7 cm 33 cm 854,865 cm
americana
3 - - - - - -
4 - - - - - -
2 1 - - - - - -
2 - - - - - -
3 - - - - - -
4 Nangka Artocarpus 55 cm 94,50 cm 30 cm 706,5 cm
heterophyllus
3 1 - - - - - -
2 - - - - - -
3 Alpukat Persea 20 cm 97,85 cm 31 cm 754,385 cm
americana
4 - - - - - -
4 1 - - - - - -
2 Mahoni Swietenia 27 cm 110 cm 35 cm 963,5 cm
mahagoni
3 - - - - - -
4 - - - - - -
5 1 - - - - - -
2 - - - - - -
3 Nangka Artocarpus 45 cm 94,28 cm 30 cm 707,14 cm
heterophyllus
4 - - - - - -
Setelah itu, akan disajikan tabel perhitungan mengenai Kerapatan mutlak dan relatif,
Dominansi mutlak dan relatif, Frekuensi mutlak dan relatif, Indeks Nilai Penting (INP) serta
Indeks keanekaragaman Shanon – Wiener (H’) sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Analisis Vegetasi Kuantitatif Pohon/Tegakan

No Taksa K D F KR DR FR INP H'


2210,50 857807445, 40 111,20
1. Persea americana 8 7 0,4 40% 31,20% % %
Artocarpus 1941,81 661942745, 40 104,07
2. heterophyllus 3 1 0,4 40% 24,07% % %
2646,97 20 1,05492
3. Swietenia mahagoni 8 1230003098 0,2 20% 44,73% % 84,73%
6799,29
Jumlah 9 2749753289 1

Tabel 3. Nilai Pi ln Pi
ni/N ln ni/N Pi ln Pi
0,4 -0,91629 -0,36652
0,4 -0,91629 -0,36652
0,2 -1,60944 -0,32189
Tabel 4. Indeks Nilai Penting (INP) Setiap Spesies
No Spesies INP
1. Persea americana 111,20%
2. Artocarpus heterophyllus 104,07%
3. Swietenia mahagoni 84,73%

4.2 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, J., S. Widoretno, Nurmiyati, & P. Agustina. 2012. Studi Biodiversitas Tanaman
Pohon Di 3 Resort Polisi Hutan (RPH) Di Bawah Kesatuan Pemangku Hutan (KPH)
Telawa Menggunakan Metode Point Center Quarter (PCQ). Seminar Nasional IX
Pendidikan Biologi FKIP UNS. 1(76): 502-512.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.
Martono, Djoko Setyo. 2012. Analisis Vegetasi dan Asosiasi antara Jenis- jenis Pohon Utama
penyusun Hutan Tropis Dataran Rendah di Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa
Tenggara Barat. Jurnal Agri-Tek. 13(2)
Michael. M. 1994. Ekologi Umum. Jakarta: Universitas Indonesia
Naughton.1973. Ekologi Umum Edisi Ke 2. Yogyakarta: UGM Press
Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: UGM Press
LAMPIRAN

Gambar 1. Plot 1 (kuadran 2)

Gambar 2. Plot 2 (kuadran 4)


Gambar 3. Plot 3 (kuadran 3)

Gambar 4. Plot 4 (kuadran 2)


Gambar 5. Plot 5 (kuadran 3)

Tabel 5. Lampiran Gambar Spesies dan Keterangan

Gambar Keterangan

Plot 1 (kuadran 2)
Persea Americana
Plot 2 (kuadran 4)
Artocarpus heterophyllus

Plot 3 (kuadran 3)
Persea americana
Plot 4 (kuadaran 2)
Swietenia mahagoni

Plot 5 (kuadran 3)
Artocarpus heterophyllus

Lampiran data perhitungan


d = K/ π
103,7 cm
- Plot 1 (kuadran 2) Persea Americana = =33 cm
3,14 cm
94,50 cm
- Plot 2 (kuadran 4) Artocarpus heterophyllus = =3 0 cm
3,14 cm
97,85 cm
- Plot 3 (kuadran 3) Persea Americana = =31 cm
3,14 cm
110 cm
- Plot 4 (kuadaran 2) Swietenia mahagoni = =3 5 cm
3,14 cm
94,28 cm
- Plot 5 (kuadran 3) Artocarpus heterophyllus = =3 0 cm
3,14 cm
BA = 1/4 πd²
1
- Plot 1 (kuadran 2) Persea Americana = ×3,14 × ( 33 )2=854,865 cm
4
1
- Plot 2 (kuadran 4) Artocarpus heterophyllus = = ×3,14 × ( 30 )2=706,5 cm
4

Anda mungkin juga menyukai