Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI POHON

ACARA II
JARINGAN ANGKUT

Oleh:
Nama : Agus Pamungkas
NIM : 20/464035/SV/18354
Co.Ass : Muhammad Faisal Almusallim

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PENGELOLAAH HUTAN


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
ACARA II
JARINGAN ANGKUT

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Pertumbuhan tanaman sangat erat kaitannya dengan pengangkutan baik
pengangkutan air dan zat-zat terlarut di dalamnya melalui xilem maupun
pengangkutan hasil fotosintesis melalui floem. Kedua jaringan pengangkut ini
terdapat pada daun, batang dan akar. Xilem dan floem masuk ke daun melalui
tangkai daun dan bertugas mensuplai air dan hara untuk fotosintesis dan
mendistribusikan hasil fotosintesis. Sedangkan pada akar, xilem dan floem tumbuh
di bagian tengah akar. Bagian yang dipelajari pada praktikum ini adalah xilem dan
floem pada bagian batang.
b. Tujuan
Mengetahui jaringan pengangkutan air pada tanaman.
c. Manfaat
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa dapat menjelaskan jaringan
pengangkutan air pada tanaman.

II. METODE
a. Waktu : 22 Febuari 2021
b. Tempat : Lingkungan di rumah masing-masing
c. Alat :
1. Semai jenis Gymnospermae 4. Air
dan Angiospremae 5. Spidol
2. Vaseline/wax 6. Kapas
3. Botol dengan leher sempit
dan panjang

d. Cara kerja :
1. Cari 4 ranting (fresh dan baru dipotong) yang akan digunakan dalam acara ini
(pilih jenis Gymnospermae atau Angiospermae).
2. Potong bagian bawah ranting tersebut
3. Kupas kulit batang kurang lebih 3 cm dari ujung bawah batang di dalam bak
berisi air
4. Beri perlakuan ranting sebagai berikut
a. Tutup floem dengan vaseline, xilem terbuka
b. Tutup xilem dengan vaseline, floem terbuka
c. Tutup xilem dan floem dengan Vaseline
d. Xilem dan floem terbuka
5. Masukkan batang ke dalam botol yang berisi air dan terukur volumenya,
pangkal ranting berada 1 cm di atas dasar botol
6. Tutup botol dengan kapas lalu lapisi dengan vaseline hingga rapat
7. Letakkan botol di tempat terang (3 ranting) dan gelap (3 ranting)
8. Amati dan catat berkurangnya air dalam botol setiap 2 hari sekali dalam 10 hari

III. TINJAUAN PUSTAKA


Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu dari tiga kelompok
jaringan permanen yang dimiliki tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta).
Jaringan ini disebut juga pembuluh dan berfungsi utama sebagai saluran utama
transportasi zat-zat hara yang diperlukan dalam proses vital tumbuhan. Ada dua
kelompok jaringan pengangkut, berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu
(xilem) mengangkut cairan menuju daun. Sumbernya dapat berasal dari akar (yang
utama) maupun dari bagian lain tumbuhan. Pembuluh tapis (floem) mengangkut
hasil fotosintesis (terutama gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-
bagian tubuh tumbuhan yang lain. Baik pembuluh kayu maupun pembuluh tapis
memiliki beberapa tipe sel yang agak berbeda. Pada akar dan batang, pembuluh
kayu dan tapis biasanya tersusun konsentris: pembuluh kayu berada di bagian
dalam sedangkan pembuluh tapis di bagian luarnya. Terdapat beberapa
perkecualian pada susunan ini. Sebagian anggota Asteraceae memiliki posisi yang
terbalik. Di antara keduanya terdapat lapisan kambium pembuluh/vaskular.
Kambium inilah yang merupakan jaringan meristematik yang membentuk kedua
jaringan pengangkut tadi. Pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak
berdampingan dan jaringannya tersusun pada tulang daun maupun susunan jala
yang tampak pada daun. Kedua jaringan ini akan disatukan dalam berkas-berkas
(bundles) yang direkatkan oleh pektin dan selulosa. Pada daun jagung dan
tumbuhan C4 tertentu lainnya, berkas-berkas ini terlindungi oleh sel-sel khusus –
dikenal sebagai sel-sel seludang berkas (bundle sheath) – yang secara fisiologi
berperan dalam jalur fotosintesis yang khas.
Pembuluh tapis biasanya terletak di sisi bawah (abaksial) atau punggung
daun, sedangkan pembuluh kayu berada pada sisi yang lainnya (adaksial). Di
dalam batang terdapat jaringan pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem.
Kedua jaringan ini disebut jaringan kompleks karena terdiri dari berbagai jaringan
yang berbeda struktur dan fungsinya. Fungsi utama xilem adalah mengangkut air
serta zat-zat yang terlarut di dalamnya. Floem berfungsi mengangkut zat makanan
hasil fotosintesis. Cekaman lingkungan merupakan tantangan utama dalam
memproduksi tanaman secara berkelanjutan. Salah satunya adalah cekaman
kekeringan yang dapat membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tanaman memberikan respon secara anatomi dan fisiologi, ketika menghadapi
kondisi tercekam sebagai usaha untuk menerima, menghindari dan menetralisir
pengaruh dari cekaman. Respon anatomi dan fisiologi tanaman dalam menghadapi
cekaman kekeringan berbeda-beda tergantung pada genotipe tanaman (Rosawanti
dkk, 2015).

Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari


berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati
dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem berfungsi
juga sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri dari trakeid dan unsur pembuluh.
Trakeid ditemukan di dalam xilem hampir semua tumbuhan vaskuler. Selain
trakeid, sebagian besar angiosperma, serta segelintir gimnosperma dan tumbuhan
vaskuler tidak berbiji, memiliki unsur-unsur pembuluh (Campbell, 2008: 323).

Menurut Nugroho dkk (2012: 97), floem merupakan jaringan pengangkut


yang berfungsi mengangkut dan mendistribusikan zat-zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke bagian tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai
macam bentuk sel-sel yang bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi
unsur tapis, sel pengiring, sel albumin (pada gimnosperma), serat-serat floem, dan
parenkim floem.

Jaringan yang bertugas mengangkut air dan garam mineral diperankan oleh
xilem, sedangkan jaringan yang bertugas mendistribusikan hasil fotosintesis
adalah floem (Nugroho, 2017: 23).
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Tanah Jaringan Angkut Angiospermae
Pengamatan Pengurangan Volume Air (ml)
hari ke- Xilem Floem Xilem & Xilem & Floem
Floem
tertutup tertutup terbuka
tertutup
0 0 0 0 0
2 10 13 5 14
4 15 23 12 25
6 - 23 - 25
8 - - - -
10 - - - -

2. Pembahasan

Pada praktikum fisiologi pohon acara kedua ini, dilakukan pengamatan


mengenai jaringan angkut pada tumbuhan pada bagian ranting. Ranting yang
digunakan adalah ranting dari tumbuhan Pete (Parkia speciosa) dengan jumlah 6
tangkai daun. Ukuran panjang daun pete yang digunakan adalah 21- 27 cm dan
dengan lebar daun 10 - 15 cm serta dengan panjang ranting yang digunakan antara
35 cm – 45 cm. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati jumlah air yang
berkurang pada setiap ranting. Keempat ranting dilakukan perlakuan yang berbeda-
beda yaitu xilem yang tertutup, floem tertutup, xylem dan floem tertutup, xylem
dan floem terbuka. Penutupan jaringan angkut menggunakan chain grease atau
yang umum disebut gemuk. Pada awal pengamatan, keempat botol diisi dengan air
dengan volume 460 ml kemudian ranting dimasukkan ke botol lalu bagian atas
leher botol ditutup dengan kapas yang diberi grease untuk mencegah penguapan
air.
Pada sampel pertama yaitu ranting dengan xilem tertutup, dilakukan
perlakuan berupa pengupasan sepanjang 3 cm dari pangkal keatas dan diberi grease
pada bagian xilem atau pangkal rantingnya. Pada hari kedua air berkurang 10 ml
dan hari keempat air berkurang hingga 15 ml. lalu pada hari ke 5 sampel ranting
dengan xylem yang tertutup sudah mati dengan ditandai semua daun rontok dan
kering.
Pada sampel kedua yaitu ranting dengan floem tertutup, dilakukan perlakuan
berupa pengupasan sepanjang 3 cm dari pangkal keatas dan diberi grease pada
bagian floem atau kulitnya. Pada hari kedua air berkurang 13 ml, hari keempat air
berkurang hingga 23 ml, hari keenam air tidak berkurang. Kemudian pada hari ke
7 sampel ranting kedua sudah mati dengan semua daun rontok dan kering.
Pada sampel ketiga yaitu ranting dengan xilem dan floem tertutup, dilakukan
perlakuan berupa pemberian grease pada bagian xilem dan floemnya tanpa
dilakukan pengelupasan. Pada hari kedua air berkurang 5 ml dan hari keempat air
berkurang hingga 12 ml. Kemudian pada hari ke 5 sampel ranting dengan xylem
dan floem yang tertutup sudah mati dengan ditandai semua daun rontok dan kering.
Sedangkan pada sampel keempat yaitu ranting dengan xilem dan floem
terbuka, tidak dilakukan perlakuan diberi grease dan tidak dikelupas. Pada hari
kedua air berkurang 14 ml, hari keempat air berkurang hingga 25 ml, hari keenam
air berkurang hingga 25 ml. Kemudian pada hari ke 7 sampel ranting kedua sudah
mati dengan semua daun rontok dan kering.
Pada pengamatan hari kedua, pengurangan air terbanyak ada pada sampel
keempat dan kedua lalu kesatu dan ketiga. Pada hari keempat tetap sama namun
pada hari kelima pada sampel kesatu dan ketiga ranting sudah mati lalu diikuti
sampel dua dan empat pada hari ketujuh. Hal tersebut dikarenakan penutupan
xylem menyebabkan kekurangan air dan zat hara sehingga ranting kekurangan
nutrisi dan akhirnya layu kemudian mati lalu faktor berikutnya dikarena
penempatan sampelnya diruang tertutup sehingga minim cahaya dan tidak dapat
dilakukan fotosintesis.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa jaringan
pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xilem dan floem. Xilem berfungsi menyalurkan
nutrisi dan air dari akar menuju daun. Sedangkan floem berfungsi dalam menyalurkan
hasil proses fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Kedua jaringan
pengangkut tersebut sangat penting bagi tanaman, apabila salah satu jaringan rusak atau
terhambat maka akan mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan, bahkan dapat
menyebabkan kelayuan, hingga kematian pada tumbuhan. Dari data yang diperoleh
pengaruh terbesar yang menyebabkan kelayuan tumbuhan adalah pada kondisi xilem
dan floem terblokir.
Namun apabila dibandingkan yang ditutup hanya salah satunya, sampel yang
tertutup xilemnya lebih cepat mengalami kelayuan dan kerontokan. Dapat disimpulkan,
apabila xilem pada tumbuhan terblokir maka tumbuhan akan mengalami kelayuan dan
kerontokan lebih cepat. Hal ini disebabkan pengambilan air dan nutrisi terhambat.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Ke-8.
Jakarta: Erlangga.
Kusumaningrum, R. (2017). Peranan Xilem dan Floem dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan
Biologi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Nugroho, L. Hartanto, dkk., (2012). Struktur dan perkembangan tumbuhan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Nugroho, L Hartanto. 2017. Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Tumbuhan.
Yogyakarta : UGM Press.
Roswanti Pienyani, Munif Ghulamahdi, dan Nurul Khumaida. 2015. Respon Anatomi
dan Fisiologi Akar Kedelai terhadap Cekaman Kekeringan. Jurnal Argon. 43 (3) :
186 – 192.
VII. LAMPIRAN

Ranting pohon petai yang dipakai Perlakuan setiap ranting

Semua sampel yang sudah siap untuk pengamatan


Semua sampel sudah mulai layu

Semua sampel sudah kering dan mati

Anda mungkin juga menyukai