Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN

LATIHAN 1
PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM DENGAN SPECIES
AREA CURVE

Oleh :
Nama : Siti Afifah Amelia
Nim : 18/427466/KT/08778
CoAss : Moulidya Putrie Nindyawan
Shift : Selasa 13.00 WIB, Sub A

LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
LATIHAN 1
PENENTUAN LUAS KUADRAT TUNGGAL MINIMUM DENGAN SPECIES
AREA CURVE

I. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk membuat SAC suatu komunitas pohon hutan
dan menentukan luas kuadrat tunggal minimum.

II. Dasar Teori


Habitat adalah lingkungan atau tempat dimana satwa dan tumbuhan dapat
hidup dan berkembang secara alami. Habitat merupakan keseluruhan sumber
daya, baik biotik maupun fisik, pada suatu area yang digunakan atau
dimanfaatkan oleh suatu spesies satwa liar untuk bertahan hidup dan
bereproduksi. Kemudian habitat juga dapat diartikan sebagai suatu kawasan atau
ruang yang dapat memenuhi semua kebutuhan dasar dari suatu populasi spesies
tertentu, dimana ruang tersebut dapat berfungsi sebagai tempat kawin, tidur atau
istirahat, bertelur, dan tempat lainnya (Kuswanda, 2014).
Kumpulan habitat di bumi dapat membentuk suatu ekositem yang akan
dipelajari dalam ilmu ekologi. Spesies yang beragam dalam komunitas akan
membentuk suatu hubungan asosiasi yang kompleks satu sama lain, sehingga
mengakibatkan suatu komunitas akan lebih tahan terhadap gangguan
dibandingkan komunitas dengan hubungan yang sederhana. Oleh karena itu,
semakin tinggi keanekaragaman spesies maka akan meningkatkan kestabilan
alam (Indriyanto, 2006).
Ekologi vegetasi dapat diartikan sebagai kajian tentang komunitas
tumbuhan.  Di Eropa daratan kajian tentang vegetasi dikenal dengan berbagai
istilah yang pada dasarnya adalah sosiologi tumbuhan (fitososiologi) dengan
tujuan akhir mengklasifikasi vegetasi menjadi berbagai satuan. Di Inggris dan
Amerika Serikat (Anglo-Amerika), kajian tentang vegetasi terfokus pada
hubungan antara vegetasi dan faktor lingkungannya, dan dikenal dengan istilah
sinekologi (Mueller dan Ellenberg, 2016).
Salah satu bagian dari ekosistem adalah hutan, dimana hutan dapat
dikategorikan sebagai suatu ekosistem apabila dilihat dari kelengkapan
komponen hutan itu sendiri. Komponen hutan diantaranya komponen biotik yang
berupa komunitas flora dan fauna baik tingkat tinggi maupun tingkat rendah,
serta komponen abiotik yang khas yang saling berinteraksi sangat erat sebagai
suatu sistem ekologi. Diantara komponen-komponen penyusun hutan, pohon
merupakan komponen penopang utama pada ekosistem hutan. Informasi tentang
komponen penyusun ekosistem hutan dapat dilakukan dengan kegiatan analisis
vegetasi. Analisis vegetasi merupakan suatu cara untuk mempelajari susunan dan
atau komposisi vegetasi dalam suatu komunitas tumbuhan berdasarkan struktur
vegetasi penyusunnya (Pebriandi et al, 2017).
Dalam melakukan analisis vegetasi yang dominan dapat ditentukan
berdasarkan Species Area Curve (SAC) dan analisis vegetasi dengan metode
kuadrat. Species Area Curve (SAC) adalah suatu grafik yang sengaja dibuat
untuk mengetahui hubungan jumlah spesies hutan dengan luas kuadrat petak
ukur (Sari et al, 2016). Sampling vegetasi dapat dilakukan dengan metode petak
dalam jalur atau metode kuadrat. Metode kuadrat adalah metode yang digunakan
untuk membuat petak ukur dalam bentuk geometri seperti persegi, persegi
panjang atau bentuk lainnya. Lalu diketahui petak dalam jalur, dengan mencatat
jenis vegetasi yang ada dalam tiap petak (Kusumo, 2016).

III. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan :

1. Tumbuhan spesies pohon berdiameter ≥ 10 cm (keliling ≥ 31,4 cm)

Alat yang digunakan :

1. Tali
2. Roll Meter
3. Pita Meter
4. Kompas
5. Kertas
6. Alat Tulis
IV. Cara Pelaksanaan
Gambar
hubungan antara Pada SAC yang
jumlah jenis dan telah dibuat,
kuadrat dalam tentukan luas
selembar kertas minimal kuadrat
milimeter block garis n yang
dengan sumbu x memiliki
Tentukan area berupa ukuran kelerengan 10%
yang akan kuadrat dan jumlah jenis per
dijadikan petak sumbu y berupa 10% luas kuadrat
jumlah jenis tersbesar dibuat

catat semua jenis


pohon
Batasi ukuran Kemudian dari
berdiameter > 10
5x5 cm, 5x10 cm, garis m yang
cm (keliling >
10x10 cm, 10x20 sejajar dengan
31,4 cm) dalam
cm, 20x20cm, garis n dan
setiap kuadrat
20x40 cm, dan menyinggung kurva
atau petak ukur
40x40 cm SAC Buat garis
dengan susunan
proyeksi ke sumbu
seperti diatas
x, perpotongan
garis proyeksi
dengan sumbu x
Bidik arah menunjukkan luas
menggunakan buatlah kuadrat-
minimal yang dicari
kompas untuk kuadrat dengan
menentukan susunan yang
arah petak ukur telah ditentukan
V. Daftar Pustaka
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kusumo A, Azis N B, Munifatul I. 2016. Struktur Vegetasi Kawasan Hutan
Alam dan Hutan Rerdegradasi di Taman Nasional Tesso Nilo. J Ilmu
Lingkungan. 1 (14) : 19-26.

Kuswanda, Wanda. 2014. Orangutan Batang Toru Kritis di Ambang


Punah. Bogor: Forda Press.

Mueller, Deieter, Heinz E. 2016. Ekologi Vegetasi Tujuan dan Metode.


Jakarta: LIPI

Pebriandi , Omo R dan Muhammad B S. 2017. Tipe Komunitas Hutan


Lahan Kering di Hutan Lindung Sentajo, Kabupaten Kuantan
Singingi, Riau. J Silvikultur Tropika. 2 (8) : 103-109.
Sari, Eka, Giyanto, Untung S. 2016. Acacia Auriculiformis Dan Eragrostis
Chariis: Vegetasi Potensial Dari Lahan Bekas Tambang Timah
Pulau Bangka Sebagai Fitoremediator Pb Dan Sn. J Tanaman
Lingkungan. 18 (1) : 1-7

Anda mungkin juga menyukai