Anda di halaman 1dari 7

KLASIFIKASI DAN JENIS-JENIS HUTAN DI DUNIA

AVELINE GIOVANNI

M011191041

KEHUTANAN A

FAKULAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSSAR

2020
KLASIFIKASI dan JENIS-JENIS HUTAN DIDUNIA

Berdasarkan Jenisnya

1. Hutan tropis, yakni hutan yang letaknya berada di wilayah khatulistiwa.

Pengertian dan Definisi dari Hutan tropis adalah hutan alam yang terletak di antara garis 23°27"
Lintang Utara dan 23°27" Lintang Selatan, berada pada daerah iklim tropis. Hutan Tropis terdapat di
wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika,
Kepulauan Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Luas dari daerah
tropis mencakup 30 persen dari keseluruhan wilayah di permukaan bumi.

Di daerah hutan tropis hanya terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, dengan
curah hujan yang tinggi. Berbeda dengan daerah sub tropis atau temperate yang mempunyai empat
musim yaitu musim panas (summer), musim gugur (autum), musim dingin (winter) dan musim semi
(spring).

Keragaman jenis satwa maupun flora di daerah hutan tropis sangat tinggi dibandingkan pada lokasi
yang lain. Kondisi habitat pada daerah hutan tropis sangat heterogen, menyebabkan muculnya
keanekaragaman jenis yang tinggi. Keranekaragaman jenis yang terbesar terdapat pada hutan tropis
di Asia Tenggara, kemudian hutan tropis Amazon setelah itu hutan tropis Afrika. Perkiraan jumlah
spesies pohon di hutan tropis Asia Tenggara sebanyak 12.000 - 15.000 spesies, untuk hutan tropis
Amazon Amerika Latin sebesar 5000 - 7000 spesies, sedang pada hutan tropis Afrika sebesar 2000 -
5000 spesies.

Struktur hutan tropis secara vertikal terdapat beberapa stratifikasi. Struktur vertikal hutan tropis
berlapis-lapis disebut stratum yang terdiri dari :

• Stratum bawah

• Stratum tengah

• Stratum atas

• Pohon tertinggi

Richard (1952) membagi stratifikasi pada hutan tropis menjadi beberapa stratum tergantung kondisi
hutan tropis tersebut, seperti Stratum A, Stratum B, Stratum C, Startum D, dan Stratum E.

2. Hutan temperate yakni hutan yang berada di wilayah dengan 4 musim.

Hutan temperate berada di kawasan Eropa yang memiliki empat musim yakni panas, gugur, dingin
(salju), dan semi. Hutan di kawasan itu tak rimbun, daunnya tak selalu hijau. Semak belukar dan
rumput juga jarang. Jadi hutan temperate mirip deretan pohon semata, tanpa semak dan rumput.

Beberapa jenis tanaman di antaranya pohon oak, beech, dan pohon mappel yang enak dijadikan
sirup. Pohon di hutan temperate tak tumbuh sepanjang tahun. Pada musim semi dan panas, mereka
berkesempatan menggemukkan badan. Namun memasuki musim gugur dan salju, mau tak mau
pohon-pohon itu harus “istirahat”. Jadi pertumbuhannya tak secepat hutan tropis. Hutan boreal
berada di kawasan kutub, di antaranya Alaska, Kanada, Rusia, Swedia, Norwegia, dan Finlandia.
Kutub adalah lingkungan yang keras. Salju dan hawa dingin menyelimuti kawasan itu hampir
sepanjang musim. Pada musim dingin mencapai minus 50 derajat celcius. Karena sinar matahari
langka, tumbuhan sulit melakukan fotosintesis. Makanya pohonnya kecil dan kerdil. Meski bernama
hutan, belum tentu ada pohonnya. Adakalnya hanya berupa hamparan rumput tanpa pohon.
Mendekati pusat kutub bahkan hanya ada tumbuhan sejenis lumut. Meski demikian, para ahli tetap
menamainya sebagai hutan (forest). Hutan di kutub di antaranya sabana (padang rumput), tundra,
taiga (pohon jarum dan lumut), serta steppes.

Hutam berperan menjaga keseimbangan ekosistem. Perubahan fungsi menjadi hutan produksi
(pinus, karet, jati) atau disulap menjadi perkebunan, pemukiman atau kawasan indutri membawa
bencana bagi manusia, di antaranya pemanasan global, dan banjir, dan tanah longsor.

3. Hutan boreal, yakni hutan yang berada di daerah lingkaran kutub.

Hutan boreal atau hutan taiga berkembang di daerah lintang tinggi dekatdengan kawasan lingkar
kutub dan merupakan jenis hutan terluas kedua setelah hutantropika. Hutan ini ditumbuhi oleh jenis
pohon berdaun jarum, dimana di kawasan inimemiliki musim panas yang pendek dan musim dingin
yang panjang.

Permukaan tanah hutan ini umumnya tertutup lumut kerak yang tebal.Tundra merupakan daratan
yang berada di dekat laut arktik. Daerah inimerupakan salah satu kawasan yang paling dingin dan
sepi di bumi. Musim dinginsangat panjang dan dingin sekali. Musim panas sangat pendek dan hanya
sedikithangat. Kehidupan sangat sulit untuk tumbuhan, binatang, dan orang-orang yangtinggal
disana. Mereka harus beradaptasi untuk mengatasi cuaca yang amat dingindan angin membeku yang
menerpa tundra sepanjang tahun

Ciri-ciri bioma hutan taiga:

1. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu
tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.

2. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.

3. Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus
merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam,
dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen.
Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.

4. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang
bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba.

Taiga adalah bioma terestrial terbesar di atas bumi yang meluas dalam suatu berkas yang lebar
melintasi Amerika Utara bagian utara dan Eurasia hingga perbatasan selatan tundra arktik. Taiga
mengalami hujan salju yang lebat selama musim dingin. Bentuk konikal (kerucut) pada banyak
pohon conifer mencegah terkumpulnya salju pada cabang-cabang pohon yang kemudian
mamatahkan cabang-cabang pohon tersebut. Pekerjaan manusia yang kurang tepat dengan Hutan
conifer ditebangi dengan laju yang sangat menghawatirkan, akan membawa pohon tua yang berdiri
di antara pohon-pohon yang ada mungkin akan segera menghilang.

Berdasarkan Sifat Musimnya

1. Hutan hujan atau rainforest.

Hutan hujan tropika terbentuk di wilayah-wilayah beriklim tropis, dengan curah hujan tahunan
minimum berkisar antara 1,750 millimetre (69 in) dan 2,000 millimetre (79 in). Sedangkan rata-rata
temperatur bulanan berada di atas 18 °C (64 °F) di sepanjang tahun.Hutan basah ini tumbuh di
dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.200 m dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif
subur, kering (tidak tergenang air dalam waktu lama), dan tidak memiliki musim kemarau yang nyata
(jumlah bulan kering < 2).

Hutan hujan tropis paling banyak memiliki keragaman pohon, sekitar 100 species bisa tumbuh pada
wilayah seluas 2,6 Km2. Sebagian besar pohon berdaun lebar dan selalu hijau sepanjang tahun,
terdapat juga pohon palm dan paku-pakuan. Kebanyakan hutan pohonnya membentuk tiga lapisan
selubung (canopy). Canopy paling atas dapat mencapai ketinggian 46 meter, tumbuhan yang
melebihi canopy di sebut emergent. Tumbuhan understory membentuk lapisan selubung ke dua.

Lapisan semak belukar dan tumbuhan herbal sangat tipis karena sinar matahari terhalang oleh
lapisan canopy. Seringkali beberapa tanaman merambat dan menumpang lainnya menempel di
cabang-cabang pohon lapisan canopy, sehingga dapat menyerap sinar matahari secara penuh.

Sebagian besar binatang hutan hujan tropis juga hidup pada lapisan canopy, dimana mereka dapat
menemukan makanan yang sangat berlimpah. Binatang yang termasuk diantaranya adalah makhluk
terbang dan memanjat seperti kelelawar, berbagai jenis burung, serangga, kadal, tikus, monyet,
tupai, kungkang dan ular. Hutan hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti
jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan
(tanah, air, cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan
besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-
rata adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang
tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini:

1. Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap tajuk
(kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent). Sembulan ini bisa sendiri-sendiri
atau kadang-kadang menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa memiliki
batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar batang hingga 4,5 m.

2. Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m.

3. Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-
pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan
naungan.

4. Kanopi hutan banyak mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk
anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di cabang dan rerantingan. Tajuk
atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya.
Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya cahaya
matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di
dasar hutan.

Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan lapisan vegetasi penutup
tanah. Lantai hutan sangat kurang cahaya, sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran
terhadap naungan yang bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit
batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi kehidupan yang tidak begitu
memerlukan cahaya, seperti halnya aneka kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya
tumbuh berlimpah ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah,
segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan semut raksasa juga hidup di
sini.
Pada saat-saat tertentu ketika tajuk tersibak atau terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang
tumbang, misalnya), lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh berbagai jenis
terna, semak dan anakan pohon; membentuk sejenis rimba yang rapat.

2. Hutan selalu hijau atau evergereen forest.

Hutan dan pepohonan dan tumbuhan yang selalu hijau di segala musim. Hutan ini bisa berada di
daerah tropis maupun subtropis, maupun di lingkungan kutub.

3. Hutan musim atau hutan gugur, dikenal juga dengan nama deciduous forest.

Hutan musim berupa hutan di wilayah tropika dan subtropika yang memiliki iklim hangat sepanjang
tahun, namun mengalami musim kering (kemarau) yang panjang selama beberapa bulan. Walaupun
wilayah ini dicurahi hujan hingga beberapa ratus milimeter tiap tahunnya –bahkan lebih, musim
kering panjang itu memaksa kebanyakan tumbuhan menggugurkan daun-daunnya, dan dengan
demikian memengaruhi kehidupan makhluk di dalam hutan itu. Itulah sebabnya hutan ini disebut
musiman, atau ada pula yang menyebutnya hutan luruh daun.

Wilayah ini memiliki musim panas dan musim hujan bergantian setiap tahunnya, atau iklim yang
agak lebih dingin dibanding hutan hujan tropis. Daerah ini meliputi Amerika tengah, Amerika selatan
bagian tengah, selatan Afrika, India, timur Cina, Australia utara, dan kepulauan di pasifik termasuk
Indonesia. Hutan musim memiliki banyak keragaman pohon, meskipun tidak sebanyak hutan hujan
tropis. Terdapat juga beberapa tanaman rambat dan tumpang. Beberapa pohon berguguran dan
tumbuh kembali, terutama di daerah yang memiliki perbedaan yang sangat jelas antara musim
panas dan musim hujan. Lapisan canopy bisa mencapai ketinggian 30 meter. Satu lapisan understory
tumbuh dibawah canopy. Bambu dan palem memenuhi lapisan semak, dan lapisan tebal tumbuhan
herbal menempel di tanah. Binatang yang tinggal menyerupai, mereka yang hidup di hutan hujan
tropis.

Hutan gugur daun ini terutama didapati menggantikan hutan hujan tropika pada garis lintang
yang lebih tinggi, yakni antara 10° dan 20°LU serta 10° dan 20°LS. Pada tempat-tempat itu, hutan
musim tropika ini acap ditemukan berselingan dengan sabana tropika dan padang rumput tropika;
sebagai hasil kombinasi faktor-faktor curah hujan yang rendah, kemampuan tanah menahan air,
serta kesuburan tanah setempat. Faktor pembentuk yang lain yang tak kalah pentingnya adalah
aktivitas manusia, terutama pembakaran hutan untuk berbagai tujuan (perburuan, lahan
perladangan dll.), yang membatasi pertumbuhan hutan secara lokal[1].

Hutan gugur daun yang paling beraneka ragam dijumpai di Meksiko bagian selatan dan di dataran
rendah Bolivia. Di samping itu, banyak kawasan hutan gugur daun tropika yang dihuni spesies-
spesies yang unik dan endemik, seperti halnya di pesisir Pasifik di barat-laut Amerika Selatan, di
wilayah subtropika Amerika Serikat, dan di Afrika bagian tenggara. Hutan-hutan monsun di India
tengah dan Indocina terkenal karena keragaman fauna vertebratanya. Sementara hutan-hutan yang
serupa di Madagaskar dan Kaledonia Baru dikenal luas karena dihuni oleh banyak taksa yang khas,
endemik, serta bersifat reliktual.

Di Kepulauan Nusantara, terdapat pula sebuah sabuk hutan musim tropika, yang melintas di kurang
lebih kawasan Wallacea --dari Kepulauan Filipina di sebelah utara, melintasi Sulawesi dan sebagian
Maluku, menyeberang ke selatan hingga wilayah Nusa Tenggara, Bali dan Jawa[1]. Keringnya
wilayah-wilayah ini terutama disebabkan oleh angin monsun yang membawa perbedaan musiman
yang jelas dalam jumlah curah hujan bulanan. Ciri-ciri tumbuhan yang biasanya memenuhi hutan
musim adalah pohon-pohon yang tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit yang
berarti mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan juga keadaan basah. Pada musim kemarau
(kering), daun pohon-pohon di hutan musim akan meranggas, sebaliknya pada musim hujan,
daunnya akan tumbuh dengan lebat.

4. Hutan sabanna atau savannah forest

Hutan yang berada di wilayah dengan musim kemarau panjang. Seperti stepa, sabana juga termasuk
padang rumput, hanya saja diselingi oleh pohon-

pohon yang tumbuhnya menyebar. Pepohon yang biasa tumbuh di sabana meliputi pohon palem
dan akasia. Sabana dapat dianggap sebagai salah satu sistem biotik paling besar di bumi. Sistem
biotik ini biasanya menempati daerah luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan Australia.
Sedangkan, umumnya Sabana terletak di daerah tropik hingga ke daerah subtropik.

Hewan-hewan yang hidup di daerah sabana dapat berupa herbivora maupun karnivora. Hewan yang
termasuk ke dalam herbivora tersebut adalah kuda dan zebra. Sedangkan untuk hewan yang
termasuk karnivora adalah macan tutul, singa dan anjing hutan. Hutan luruh iklim sedang tumbuh di
sebelah timur Amerika utara, eropa barat dan asia timur. Wilayah ini memiliki musim panas dan
musim dingin. Lapisan canopy mencapai ketinggian 30 meter, dua jenis pohon atau lebih
mendominasi lapisan canopy, yang berguguran daunnya di musim gugur. Lapisan tengah dan semak
mungkin agak tebal. Juga dihuni binatang besar seperti beruang, rusa, dan serigala. Ada juga ratusan
binatang menyusui yang lebih kecil dan burung.

Savana adalah suatu daerah yang memiliki pohon dengan jarak luas. Beberapa padang rumput
pohon tumbuh dalam satu gerombolan, ada juga yang tumbuh menyendiri. Sebagian besar tanah
ditumbuhi oleh semak dan tumbuhan herbal, terutama rumput, sehingga savana disamakan dengan
padang rumput. Savana terutama ditemukan diwilayah yang memiliki sedikit curah hujan, tanah
yang tidak subur, sering timbul kebakaran, atau hal lain yang menghambat tumbuhnya pohon.
Binatang yang hidup di padang rumput diantaranya,kijang ,banteng, jerapah, singa, macan dan
zebra.

Sabana mempunyai ciri-ciri khusus antara lain adalah bersuhu panas sepanjang tahun. Hujan yang
terjadi secara musiman menjadi faktor paling penting bagi terbentuknya sabana. Hal tersebut terjadi
karena sabana akan berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke daerah yang
intensitas hujannya makin rendah. Sebaliknya, sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila
mengarah ke daerah yang intensitas hujannya makin tinggi.

Berdasarkan Dominasi Pepohonan

a. Hutan Pinus atau Pine Forest.

Hutan pinus merupakan contoh ekosistem taiga, yang memiliki daun jarum

Hutan Pinus merupakan jenis hutan dengan tanaman yang homogen..

Hutan pinus yang ada di indonesia tepatnya di bawah kaki gunung Burangrang, yang ada di
kabupaten Bandung Barat merupakan peninggalan zaman Belanda, dimana para penjajah menanam
pohon tersebut agar kondisi di kaki gunung Burangrang mirip dengan tempat asalnya. Mengingat di
Belanda merupakan negara beriklim sedang, dimana di daerah iklim sedang kita akan banyak
menemui hutan pinus, karena merupakan tempat asli banyaknya ditemui ekosistem taiga. Daerah
tersebut merupakan daerah resapan air. Secara geografis pohon pinus sebetulnya tidak cocok di
tanam di daerah resapan air, hal tersebut dikarenakan hutan pinus memiliki daun jarum yang banyak
memiliki stomata, sehingga akan banyak menyerap dan menguapkan air.

Hawa di hutan pinus ini sangat sejuk, bahkan cenderung lembab. Hal ini disebabkan oleh rindangnya
dedaunan dari pohon pinus yang menutupi area hutan, sehingga tak heran jika tanah di bawah
menjadi cukup basah.

Pinus memiliki ciri khas yaitu memiliki batang utama silindris, lurus dalam tegakan rapat serta
memiliki alur yang dalam, cabang-cabang membentuk putaran yang teratur, tinggi bebas bebas
cabang bisa mencapai 10-25 meter, memiliki bentuk daun jarum dengan jumlah dua helai yang
dapat bertahan lebih dari 2 tahun dengan tepi daun bergerigi halus, bunga berbentuk stobili jantan
dan betina.

Daun merupakan bagian dari tajuk pohon yang mungkin terjadinya proses fotosintesis, respirasi dan
transpirasi. Daun pinus berbentuk seperti jarum tersusun dalam berkas-berkas yang masing-masing
terdiri atas dua helai. Tajuk pinus berwarna hijau muda dengan berbentuk limas pada waktu muda
dan kemudian melebar setelah dewasa. Tajuk yang besar dan baik memunginkan produksi getah
yang tinggi. Untuk memberikan kebebasan bagi perkembangan tajuk, dapat diusahakan dengan jarak
tanam yang lebar dengan cara melakukan penjarangan untuk memberikan ruang yang cukup bagi
pertumbuhan. biasanya terdapat di daerah iklim sedang

Anda mungkin juga menyukai