Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KEHUTANAN

BAHAN AJAR

Mata Kuliah : Dendrologi


Kode Mata Kuliah / SKS
Semester : Awal
Program Studi : Kehutanan
Mata Kuliah Prasyarat : Biologi
Dosen Penanggung Jawab : Ngakan Putu Oka
Tim Dosen : Risma Illa Maulani
Sasaran Belajar/Learning : Mempu menggunakan pengetahuan taksonomi dasar
outcome untuk mengenal dan mengetahui famili tumbuhan dan
spesies pohon yang termasuk di dalam masing-masing
famili, dan mengenal anakan pohon, khususnya yang
memiliki nilai ekonomi di bidang kehutanan
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini mengajarkan pengetahuan dasar
taksonomi dan kelasifikasi tumbuhan khususnya pohon
mulai dari aturan tata penamaan tumbuhan, morfologi
tumbuhan, penggunaan buku kunci determinasi tumbuhan,
deskripsi famili beberapa pohon berguna, teknik
pengenalan famili dan jenis di lapangan, serta teknik
mengenal anakan pohon di lapangan
MINGGU V dan VI (KELIMA DAN KEENAM)

1. Pendahuluan

Pokok Bahasan : Morfologi tumbuhan: Bunga


Cakupan/Garis Besar Materi dari Pokok Bahasan :
Pertemuan kelima dan keenam ini ditujukan untuk
mengajarkan kepada mahasiswa morfologi bunga,
memberikan pemahaman tentang pentingnya belajar
morfologi bunga, untuk selanjutnya dapat digunakan dalam
mengidentifikasi dan mendeterminasi spesies tumbuhan
khususnya pohon.
Manfaat Pokok Bahasan : Dapat menggunakan pengetahuan morfologi bunga
untuk mengelasiifikasikan tumbuhan khususnya pohon
sampai pada tingkat famili serta dapat menggunakan
pengetahuan morfologi bunga untuk mengenal famili
tumbuhan
Tugas / Kasus : Mencari contoh spesies pohon yang memiliki
karakteristik morfologi bunga sebagaimana dijelaskan pada
pokok bahasan morfologi tumbuhan bagian bunga
Prilaku Awal : Mahasiswa memahami bahwa setiap spesies
tumbuhan memiliki bentuk dan karakteristik bunga masing-
masing yang berbeda satu dengan yang lain
Strategi / Metoda / Media Pembelajaran: Ceramah dan simulasi / Powerpoint
Indikator penilian : Dapat menjelaskan secara tepat bagian-bagian
bunga, susunan kelengkapan bunga, serta bentuk-bentuk
untaian bunga (inflorescence)
Bobot Penilaian : (lihat RPS)
2. Penyajian Materi

Bunga (Flower)
Bunga adalah organ tumbuhan yang berfungsi untuk reproduksi atau berkembang biak.
Dari bunga akan dihasilkan buah melalui proses penyerbukan (perkawinan) dari bagian-bagian
bunga yang berfungsi sebagi organ jantan yaitu stamen (benang sari) dan organ betina yaitu
pistil (putik). Pada sebagian besar tumbuhan, proses penyerbukan biasanya dibantu oleh
serangga. Untuk memikat kedatangan serangga, bagian-bagian bunga sering berbentuk sangat
unik, berwarna menarik dan tersusun sedemikian rupa untuk memudahkan proses penyerbukan
oleh serangga tertentu yang akan mengunjunginya. Setiap spesies tumbuhan memiliki bentuk,
susunan, warna, dan kelengkapan organ-organ bunga yang sangat khusus. Oleh karena itu,
bunga biasanya dipakai sebagai dasar yang paling pokok untuk mengelasifikasikan tumbuhan
khususnya ke dalam kelompok famili dan genus.
Kesamaan bunga umumnya menjadi dasar untuk mengelompokkan tumbuhan ke dalam
famili. Banyak tumbuhan yang memiliki bentuk tumbuh dan tipe daun yang berbeda, dimasukkan
ke dalam famili yang sama karena kelengkapan organ-organ bunganya sama. Sebagai contoh,
Hevea brasiliensis (Wild. Ex A. Juss) (karet) yang berdaun palmately compound, Phylanthus
acidus Linn. Skeels. (ceremai) yang berdaun simple tetapi nampak seperti pinnately compound,
Jatropha curcas Linn. yang berdaun simple dengan pertulangan palmate, dan Antidesma bunius
(Linn.) Spreng. (buni) yang berdaun simple dengan pertulangan pinnate merupakan satu famili,
yaitu Euphorbiaceae.

Bagian-bagian bunga
Bunga tersusun dari sejumlah organ-organ yang memiliki beranekaragam bentuk, ukuran,
warna serta jumlah. Setiap organ memiliki kekhususan fungsi masing-masing seperti melindungi
organ-organ bunga saat masih berupa kuncup (calyx), menarik perhatian serangga penyerbuk
(corolla: warna dan aroma), melakukan perkawinan untuk selanjutnya membentuk buah (pistil,
stamen, ovary). Karateristik bentuk, ukuran, warna, dan jumlah dari organ-organ bunga akan
memiliki kemiripan atau bahkan kesamaan antara spesies yang berkerabat dekat atau berada
dalam kelompok taksonomi yang sama. Sebaliknya, karakteristik bentuk, ukuran, warna, dan
jumlah dari organ-organ bunga akan berbeda antara spesies yang tidak berada dalam kelompok
taksonomi yang sama. Oleh karena itu dalam ilmu taksonomi tumbuhan, bunga merupakan
bagian tumbuhan yang paling penting dalam proses kelasifikasi tumbuhan ke dalam kelompok-
kelompok taxa, khususnya pada tingkat famili.
Gambar 4.16 menunjukkan penampang membujur dari sekuntum bunga dengan bagian-
bagiannya yaitu: pistile atau putik, ovary atau bakal buah, ovule atau bakal biji, stamen atau
benang sari, calyx atau kelopak bunga (satu segmen dari calyx disebut dengan sepal), corolla
atau mahkota bunga (satu segmen dari corolla disebut dengan petal), receptacle atau dasar
bunga dan peduncle atau tangkai bunga. Selain organ-organ tersebut, pada beberapa tipe bunga
tertentu terdapat disk yaitu bagian dari dasar bunga yang bisanya mengeluarkan nektar atau
madu dan hypanthium yaitu pelebaran bagian receptacle atau penyatuan antara pembungkus
bunga dengan androecium yang berbentuk cawan. Setiap bagian-bagian dari bunga tersusun
dari sub-sub bagian yang masing-masing memiliki struktur dan fungsi masing-masing. Gambar
4.16 hanya menunjukkan penampang bunga secara umum. Dalam kenyataannya, organ-organ
bunga dapat lebih kompleks dari apa yang dapat dilihat pada gambar tersebut.

a.1

c.1
a
c
a.2
c.2

a.3
b
d
f

Gambar 4.16. Bagian-bagian bunga: a. pistil (terdiri atas a.1. stigma, a.2. style, a.3. ovary); b.
ovule; c. stamen (terdiri atas c.1. anther dan c.2 filament); d. petal (satu segmen dari corolla); e.
sepal (satu segmen dari calyx); f. Receptacle; g. peduncle/pedicel

a. Pistil. Dalam buku berbahasa Indonesia pistil diterjemahkan sebagai putik, yaitu organ betina
bunga yang terdiri dari tiga komponen: stigma (kepala putik), style (tangkai putik), dan ovary
(bakal buah) (Gambar 4.16.a). Stigma dapat tunggal seperti pada bunga Citrus spp. (jeruk)
atau terbelah menjadi beberapa bagian seperti pada bunga Hybiscus spp. (kembang sepatu).
Stigma biasanya berbulu halus dan lengket untuk menangkap pollen (serbuk sari). Pada
umumnya satu kuntum bunga memiliki satu pistil, namun ada beberapa bunga yang memiliki
lebih dari satu pistil. Bunga yang memiliki satu pistil akan berkembang menjadi buah tunggal
(simple fruit), sedangkan bunga yang memiliki lebih dari satu pistil akan berkembang menjadi
buah majemuk (compound fruit) seperti buah Annona squamosa Linn. (srikaya). Berikut
adalah penjelasan beberapa istilah morfologi yang berkaitan dengan pistil (Gambar 4.17).

Locule. Ruang dalam ovary, yang mana dapat dilihat dengan jelas melalui irisan penampang
melintang ovary (Gambar 4.17 kiri atas). Sebuah ovary dapat memiliki satu atau
beberapa locule. Pada setiap locule terdapat satu atau beberapa ovule (bakal biji).
Jumlah locule biasanya sama dengan jumlah belahan atau segmen dari stigma. Istilah
locule juga tetap dipakai sekalipun ovary sudah berkembang menjadi buah.

PISTIL PLACENTA
Dinding ovary
Stigma
Locule
Septum
Style

Ovary Placenta axile


Ovule Placenta parietal

CARPEL

1 carpel, 2 carpel, 2 carpel,


1 locule 2 locule, 1 locule,
Placenta free Placenta
1 placenta 2 placenta 2 placenta
central basal

Gambar 4.17. Pistil: bagian-bagian pistil, karakteristik dan variasi posisi duduk dari
bagian-bagiannya pistil

Ovule. Bakal biji yang akan berkembang menjadi biji pada buah (Gambar 4.17 kiri atas).
Menurut bentuknya dan posisi ovule terhadap placenta tempatnya melekat, dikenal
beberapa terminologi tentang ovule sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.18.
Septum. Dinding pemisah antara locule pada ovary yang memiliki lebih dari satu locule.
Terminologi ini juga tetap digunakan sekalipun ovary sudah berkembang menjadi buah
Gambar 4.17 kiri atas.

Bagian-Bagian Ovule Bentuk Ovule Bentuk dan Posisi Ovule


Terhadap Placenta

Epitropous
Placenta Descending
(Pendulous)
Panicle Ventral

Micropyle

Integument luar Atropous


(Orthotropous) Epitropous
Integument dalam Ascending
Dorsal
Nucellus

Chalasa

Apotropous
Hemitropous Descending
(Pendulous)
Dorsal

Apotropous
Ascending
Ventral
Anatropous

Gambar 4.18. Ovule: bagian-bagian ovule (lajur kiri), bentuk ovule (lajur tengah), dan
bentuk serta posisi ovule terhadap placenta (lajur kanan)

Placenta. Tempat-tempat pada locule dimana setiap ovule melekat. Menurut posisinya di
dalam locule, umumnya dikenal empat tipe placenta, sebagai berikut (Gambar 4.17
kanan).
Parietal yaitu placenta terletak pada dinding luar ovary, biasanya terdapat pada ovary
yang memiliki satu locule, seperti pada Carica papaya Linn. (pepaya).
Axile yaitu placenta terletak pada pusat pertemuan locule pada ovary yang memiliki
lebih dari satu locule seperti pada Capsicum spp. (lombok).
Basal yaitu placenta terletak pada bagian pangkal ovary, biasanya pada ovary yang
memiliki satu locule seperti pada Mangifera spp. (mangga-manggaan).
Free-central yaitu sebatang placenta muncul dari pangkal ovary memanjang searah
locule dimana melekat banyak ovule.
Carpel. Bagian dari sebuah pistil yang terbentuk dari satu sporophyll dalam perkembangan
evolusi dari bunga. Jumlah carpel dari suatu pistil dapat dihitung dari jumlah lobe
(caping) stigma, jumlah style, jumlah locul, atau jumlah placentae. Pada buah yang
dehischent (dapat membelah secara alami ketika masak), jumlah carpel dapat dihitung
dari jumlah bagian belahan buah. Seperti pada durian dimana buahnya dapat
membelah menjadi lima bagian, maka jumlah carpelnya adalah lima. Oleh karena itu,
carpel juga sering disebut dengan daun buah Gambar 4.17 kiri bawah.

b. Stamen. Dalam buku berbahasa Indonesia, organ jantan dari bunga ini sering diterjemahkan
sebagai serbuk sari (Gambar 4.16.c). Bagian bunga ini terdiri dari anther (kepala atau kotak
serbuk sari) dan filament (tangkai kotak serbuk sari). Di dalam anther terdapat pollen (serbuk
sari) yang akan membuahi pistil. Berdasarkan posisi belahan anther saat mengeluarkan
serbuk sari, dikenal dua terminologi: dorsal apabila anther membelah pada bagian sisi yang
menghadap ke bagian tengah atau pusat bunga, dan ventral apabila anther membelah pada
bagian sisi yang menghadap ke bagian luar bunga. Berdasarkan tempat dan posisi belahan
anther saat mengeluarkan serbuk sari dikenal beberapa termonologi seperti belahan
longitudinal (membujur) belahan vertical (melintang), atau terminal valve (terbukanya penutup
kotak yang berada pada bagian atas). Satu kuntum bunga biasanya memiliki lebih dari satu
atau banyak stamen. Berikut adalah beberapa terminologi yang berkaitan dengan karakteristik
stamen seperti diperlihatkan pada Gambar 4.19.
c. Basifixed: Istilah ini digunakan untuk menyatakan posisi duduk atau melekatnya anther
ke filament, yaitu pada bagian dasar.
d. Dorsifixed: Istilah ini digunakan untuk menyatakan posisi duduk atau melekatnya anther
ke filament, yaitu pada bagian tengah-tengah sisi punggung yang menghadap ke sumbu
bunga.
e. Monadelphous: Stamen-stamen duduk atau melekat bersama-sama dalam satu set atau
kelompok.
f. Diadelphous: Stamen-stamen duduk atau melekat bersama-sama dalam dua set atau
kelompok yang masing-masing kelompok memiliki jumlah stamen yang tidak sama.
g. Didynamous: Stamen-stamen dalam dua set, masing-masing set dengan panjang
filament yang tidak sama.
h. Tetradynamous: Stamen-stamen dalam dua set, satu set terdiri dari 4 stamen masing-
masing dengan filament lebih panjang, dan satu set lainnya terdiri dari dua stamen
masing-masing dengan filament lebih pendek.

Anther

Diadeiphous Monadeiphous
Dorsifixed

Filament Basifixed

Didynamous Tetradynamous Exerted Included

Gambar 4.19. Stamen: bagian-bagian stamen, karakteristik dan variasi posisi duduk bagian-
bagiannya

Staminode (staminodium): Stamen yang steril (mandul) atau tidak berfungsi sebagaimana
mestinya.
Exserted: Stamen memiliki filament panjang sehingga muncul keluar melampaui organ bunga
lainnya, terutama corolla.
Included: Kebalikan dari exserted yaitu stamen tidak muncul melewati organ bunga lainnya
karena memiliki filament yang pendek.
i. Corolla. Bagian bunga yang berbentuk lembaran dan sering berwarna mencolok (Gambar
4.16.d). Corolla biasanya terdiri dari beberapa helai petal yang satu sama lain dapat
berlepasan (distinct) atau berlekatan (connate) sisi-sisinya satu dengan yang lain baik hanya
pada bagian pangkal atau keseluruhan bagian sisinya berlekatan menjadikan corolla
berbentuk tabung (tube). Dengan demikian, corolla adalah gabungan dari petal-petal.
Terdapat beberapa variasi bentuk corolla dan terminologi yang berkaitan dengan bentuk
corolla sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.20 dan penjelasan berikut.

e
a b c f

Gambar 4.20. Corolla – petal: a. polypetalous; b. funnelform; c. rotate; d. campanulate; e.


salverform; f. cylindrical

Apetalous: Tidak memiliki petal-petal atau corolla.


Polypetalous: Corolla terdiri dari banyak petal, yang mana satu sama lain distinct
(berlepasan), seperti pada bunga Rosa spp. (mawar-mawaran) (Gambar 4.20.a).
Sympetalous (atau gamopetalous): Petal-petal menyatu atau connate (berlekatan) setidaknya
pada bagian pangkal, seperti pada bunga Schima walichii (DC.) Korth. (puspa).
Corolla yang berbentuk funnelform, rotate, campanulate, salverform, dan cylindrical
digolongkan sebagai sympetalous.
Corolla funnelform: Tipe corolla sympetalous yang berbentuk seperti corong (Gambar 4.20.b).
Corolla rotate: Tipe corolla sympetalous dengan bagian bibirnya tersusun seperti lingkaran
secara vertikal (Gambar 4.20.c).
Corolla campanulate: Tipe Corolla sympetalous yang berbentuk seperti lonceng, biasanya
posisinya menggelantung (Gambar 4.20.d).
Corolla salverform: Tipe corolla sympetalous yang berbentuk seperti terompet, seperti corolla
dari bunga Ixora spp. (soka) (Gambar 4.20.e).
Corolla cylindrical: Tipe corolla sympetalous yang bentuknya seperti tabung (Gambar 4.20.f).

j. Calyx. Dalam buku-buku morfologi berbahasa Indonesia, calyx sering diterjemahkan sebagai
daun kelopak bunga (Gambar 4.16.e). Bagian bunga ini biasanya berwarna hijau,
membungkus bunga waktu masih kuncup. Calyx tersusun atas beberapa sepal atau dengan
kata lain satu helaian calyx disebut sebagai sepal. Tidak semua bunga memiliki calyx.

Bunga hypogynous Bunga epigynous Bunga perigynous Ovary sebagian


ovary superior ovary inferior ovary superior inferior

Gambar 4.21. Terminologi bunga berdasarkan kedudukan receptacle, ovary serta bagian-
bagian bunga lainnya

k. Receptacle adalah dasar bunga. Pada receptacle melekat bagian-bagian bunga lainnya,
seperti calyx, corolla, ovary, dan lainnya (Gambar 4.16.f). Berdasarkan duduk dari bagian-
bagian bunga (terutama ovary) pada receptacle, bunga dikelompokkan menjadi 4 bentuk
seperti diperlihatkan pada Gambar 4.21.
Bunga hypogynous. Bunga dimana tempat munculnya sepal dan petal adalah lebih rendah (di
bawah) tempat munculnya ovary. Bunga seperti ini sering juga disebut memiliki ovary
superior.
Bunga epigynous. Bunga yang mana tempat munculnya sepal dan petal adalah lebih tinggi (di
atas) tempat munculnya ovary. Bunga seperti ini sering juga disebut memiliki ovary
inferior.
Bunga perigynous. Bunga ini memiliki ovary superior, namun sepal dan petal tumbuh dari
hypanthium (modifikasi dari receptacle) yang berbentuk cawan. Terminologi perigynous
lebih tepat digunakan untuk menunjukkan posisi tumbuhnya stamen atau petal
(perigynous stamen atau perigynous petals) dari pada sebagai istilah untuk menyatakan
bentuk keseluruhan bunga.
Ovary sebagian inferior. Pada bunga tipe ini, perianth tumbuh dari bagian sisi ovary, tidak di
bawah dan juga tidak di atas. Sangat jarang tumbuhan yang memiliki bunga tipe ini.
l. Peduncle adalah tangkai bunga (Gambar 4.16.g). Pada bunga soliter, peduncle adalah tangkai
dari setiap kuntum bunga, sedangkan pada inflorescence yang terdiri dari beberapa kuntum
bunga (bunga majemuk), peduncle adalah tangkai utama dari inflorescence. Adapun tangkai
dari setiap kuntum bunga pada inflorescence majemuk disebut dengan pedicel. Pada
peduncle sering terdapat daun yang duduk melingkar (whorled) disebut dengan bract (lihat
Gambar 4.23 e, f, g, h untuk contoh bract). Daun yang berukuran lebih kecil dari daun normal
ini mengawali keluarnya bunga.

Bunga lengkap dan Bunga sempurna, tetapi tidak lengkap


sempurna

Bunga tidak lengkap, tetapi ada yang sempurna (paling kiri)

Bunga tidak sempurna, semaunya tidak lengkap

Gambar 4.22. Bunga lengkap (complete flower) dan bunga tidak lengkap (Incomplete flower)
serta bunga sempurna (perfect flower) dan bunga tidak sempurna (imperfect flower)

Tidak semua bunga memiliki bagian-bagian yang lengkap sebagaimana ditunjukkan


pada Gambar 4.16 dan 4.22. Bunga yang memiliki bagian-bagian yang lengkap disebut dengan
bunga lengkap (complete flower), sedangkan bunga yang tidak memiliki salah satu atau
beberapa bagian disebut dengan bunga tidak lengkap (incomplete flower). Bunga yang tidak
memiliki salah satu kelamin, walaupun bagian-bagian lainnya lengkap, disebut dengan bunga
tidak sempurna (imperfect flower). Apabila dalam sekuntum bunga terdapat kedua kelamin (pistil
dan stamen), walaupun mungkin bagian-bagian lainnya tidak lengkap, maka bunga tersebut
dikatakan sempurna (perfect flower) (lihat Gambar 4.22). Dengan demikian, bunga lengkap
(complete) pastilah sempurna (perfect), tetapi bunga sempurna (perfect) belum tentu lengkap
(complete).

Bunga tunggal (simple) dan majemuk (compound)


Untaian bunga (inflorescence) dapat terdiri dari hanya satu kuntum bunga dalam satu
peduncle dan disebut sebagai bunga tunggal (simple flower) (Gambar 4.23 kiri) seperti pada
bunga Hibiscus rosa-sinensis Linn. (kembang sepatu) atau terdiri dari beberapa kuntum bunga
dalam satu peduncle dan disebut sebagai bunga majemuk (compound flower) (Gambar 4.23
tengah dan kanan) seperti pada bunga Caesalpinia pulcherrima (Linn.) Swartz (kembang merak)
(Elpel 2004). Bunga dari famili Asteraceae seperti bunga dari Helianthus annuus Linn. (bunga
matahari) nampak seperti bunga simple, tetapi sebetulnya bunga tersebut merupakan bunga
majemuk, karena bunga yang nampak satu kuntum tersebut tersusun atas bunga-bunga kecil
sedemikian rupa rapat bersatu menciptakan bentuk seperti kepala (head). Tangkai setiap kuntum
bunga pada bunga compound disebut dengan pedicel. Daun penumpu yang mengawali
tumbuhnya setiap bunga, baik bunga simple maupun bunga compound disebut bract. Sesuai
dengan pola susunannya, bunga compound dibedakan menjadi berbagai tipe inflorescence.

Gambar 4.23. Tipe bunga: bunga tunggal atau simple flower (kiri); bunga majemuk atau
compound flower (tengah dan kanan); a. peduncle, b. pedicel, dan c. bract.
Untaian bunga (inflorescence)
Untaian bunga disebut dengan inflorescence. Berdasarkan jumlah dan susunan kuntum
bunga dalam satu untaian, inflorescence dibedakan menjadi beberapa bentuk. Namun secara
umum inflorescence dibedakan menjadi dua bentuk utama yaitu tidak berhingga (indeterminate)
dan berhingga (determinate). Inflorescence tidak berhingga adalah inflorescence yang tersusun
dari beberapa kuntum bunga dimana bunga yang paling tua terdapat pada bagian bawah,
misalnya bunga Caesalpinia pulcherrima (Linn.) Swartz (kembang merak). Semakin ke atas
terdapat bunga yang semakin muda, dan pada bagian ujung inflorescence adalah berbentuk
kuncup. Dengan demikian, berapa banyak bunga yang akan muncul dari kuncup tersebut
tidaklah dapat diketahui (indeterminate) (Gambar 4.24.a, b, c, d, f, f, dan g).
Inflorescence berhingga adalah inflorescence yang terdiri dari beberapa kuntum bunga
(bisanya 3), dimana bunga tertua terdapat pada bagian ujung (atas). Bunga mekar dari bagian
atas ke bawah, sehingga jumlah bunga per inflorescence dapat diketahui secara pasti
(determinate) seperti pada bunga Jasminum sambac Ait. (melati) atau Averhoa spp. (belimbing).
Berikut adalah penjelasan beberapa tipe inflorescence yang ada sebagaimana yang dapat dilihat
pada Gambar 4.24.

a. Spike: Suatu bentuk inflorescence tidak berhingga dimana setiap kuntum bunga duduk tanpa
pedicel di sepanjang rachis (sumbu), seperti bunga Barringtonia spp. (putat) (Gambar 4.24.a).
b. Raceme: Tipe inflorescence tidak berhingga dimana setiap kuntum bunga memiliki pedicel dan
tersusun di sepanjang rachis, seperti bunga Caesalpinia pulcherrima (Linn.) Swartz (kembang
merak) (Gambar 4.24.b).
c. Panicle. Tipe inflorescence tidak berhingga dengan lebih dari satu kuntum bunga pada setiap
pedicel, contoh bunga Mangifera spp. (mangga-manggaan) (Gambar 4.24.c).
d. Corymb. Tipe inflorescence tidak berhingga mirip raceme, tetapi masing-masing kuntum bunga
memiliki pedicel dengan panjang yang berbeda, semakin ke atas semakin pendek, sehingga
inflorescence ini membentuk bidang rata atau datar pada permukaan atas (Gambar 4.24.d).
e. Compound corymb: Corymb yang berganda (Gambar 4.24.e).
f. Flat-topped umbel. Tipe inflorescence tidak berhingga dimana pedicel dari masing-masing
bunga muncul dari satu titik pada ujung peduncle dengan permukaan bagian atas
inflorescence membentuk bidang datar (Gambar 4.24.f).
a b c d e

f g h i j

k l m n

Gambar 4.24. Inflorescence: a. spike; b. receme; c. panicle; d. corymb; e. compound cormyb; f.


flat-topped umbel; g. orbicular umbel; h. cyme; i. thyrse; j. solitary; k. scorpioid; l. ament (catkin);
m. spadix; dan n. head

g. Orbicular umbel. Tipe inflorescence tidak berhingga dimana pedicel dari masing-masing bunga
muncul dari satu titik pada ujung peduncle dengan panjang pedicel yang sama sehingga
inflorescence berbentuk bulat seperti bunga Smilax spp (Gambar 4.24.g).
h. Cyme. Tipe inflorescence berhingga, bentuk dan susunannya dapat sangat bervariasi, namun
bunga yang tertua berada pada bagian ujung akhir dari rachis (bunga mekar dari bagian ujung
rachis) (Gambar 4.24.h).
i. Thyrse. Tipe inflorescence mirip panicle, tetapi terdiri dari sangat banyak bunga, sehingga
nampak rapat membentuk selinder, contohnya bunga Vitis spp. (anggur-angguran) (Gambar
4.24.i).
j. Solitary. Inflorescence yang hanya memiliki satu kuntum bunga pada setiap pedicel (Gambar
4.24.j).
k. Scorpioid. Tipe inflorescence tidak berhingga dengan rachis melengkung, bunga-bunga duduk
sepanjang satu sisi dari rachis membentuk bidang menyerupai ekor kalajengking (Gambar
4.24.k).
l. Ament (catkin). Tipe inflorescence mirip spike tersusun dari bunga berkelamin satu (unisexual)
biasanya jantan, contohnya bunga jantan dari Piper spp. (sirih-sirihan) dan Salacca edulis
Reinw. (salak) (Gambar 4.24.l).
m. Spadix. Tipe inflorescence berhingga yang mirip ament, tersusun dari bunga berkelamin satu
sepanjang sumbu yang tebal dan berdaging. Inflorescence model ini biasanya terlindungi oleh
semacam daun penumpu lebar yang disebut dengan spathe, contohnya bunga Colocasia spp.
(keladi-keladian) (Gambar 4.24.m).
n. Head. Bunga majemuk dimana pada ujung suatu peduncle terdapat satu receptacle yang
ditumbuhi oleh sangat banyak bunga sehingga menyerupai kepala, seperti pada bunga
Helianthus annuus Linn. (bunga matahari) (Gambar 4.24.n).

Istilah morfologi untuk bunga secara umum


Berikut adalah beberapa terminologi yang digunakan untuk menyatakan berbagai
karakteristik dan susunan bagian-bagian bunga.

a. Staminate flower (bunga staminate). Dalam buku berbahasa Indonesia terminologi ini
dinyatakan sebagai bunga jantan, yaitu bunga tidak sempurna (berkelamin satu) yang memiliki
hanya stamen. Bagian-bagian bunga lainnya dapat ada ataupun tidak.
b. Pistilate flower (bunga pistilate) yaitu bunga tidak sempurna yang memiliki organ kelamin
hanya pistil. Bagian-bagian bunga lainnya dapat ada ataupun tidak. Kebalikan dari staminate
flower.
c. Monoecious. Suatu keadaan pada tumbuhan yang memiliki bunga tidak sempurna, dimana
bunga staminate dan bunga pistilate terdapat pada pohon yang sama. Contoh tumbuhan yang
monoecious adalah Zea mays Linn. (jagung), Arenga pinnata (Wurmb.) Merr. (aren).
d. Dioecious. Suatu keadaan pada tumbuhan yang memiliki bunga tidak sempurna, dimana
bunga staminate dan bunga pistilate terdapat pada pohon yang berbeda. Contoh tumbuhan
yang dioecious adalah Salacca edulis Reinw. (salak).
e. Connate. Istilah ini digunakan untuk menyatakan bahwa bagian-bagian bunga yang sama
(misalnya sepal-sepal) berlekatan satu sama lain, paling tidak pada bagian pangkalnya saja.
f. Distinct. Kebalikan dari connate yang berarti bahwa bagian-bagian bunga yang sama tidak
saling berlekatan satu sama lain.
g. Adnate. Istilah ini digunakan untuk menyatakan bahwa bagian-bagian bunga yang tidak sama
(misalnya petal dengan stamen) satu sama lain saling berlekatan paling tidak pada bagian
pangkalnya.
h. Free. Kebalikan dari adnate yang berarti bahwa bagian-bagian bunga yang tidak sama tidak
saling berlekatan satu sama lain.
i. Connivent. Bagian-bagian bunga saling menempel satu sama lain, tetapi tidak terlekatkan oleh
suatu jaringan.
j. Actinomorphic. Sering juga disebut dengan regular flower (bunga beraturan), yaitu bunga yang
bagian-bagiannya yang sama (misalnya petal-petal) memiliki bentuk sama dan tersusun
teratur dalam lingkaran, sehingga jika dibelah ke segala arah melalui titik pusatnya akan
menghasilkan dua belahan yang simetris, seperti bunga Hibiscus spp. (kembang sepatu)
(Gambar 4.25.a dan b).
k. Zygomorphic. Sering juga disebut dengan irregular flower (bunga tidak beraturan) atau
kebalikan dari actinomorphic, yaitu bunga dimana bagian-bagiannya yang sama (misalnya
petal-petal) tidak berbentuk sama, sehingga kalau dibelah ke segala arah melalui titik pusat
bunga tidak selalu menghasilkan dua belahan yang simetris, seperti bunga spesies dari famili
Orchidaceae (anggrek-anggrekan) (Gambar 4.25.c dan d). Beberapa buku juga menggunakan
terminologi ini untuk menyatakan ketidaksamaan dalam hal warna, walau bentuknya sama.
l. Valvate. Bagian-bagian bunga seperti lembaran sepal-sepal atau lembaran petal-petal
tersusun tidak tertindih dan menindih satu sama lain pada bagian tepinya, melainkan saling
bertemu sisi seperti pada bunga Annona squamosa Linn. (srikaya) (Gambar 4.25.e).
m. Imbricate. Bagian-bagian bunga seperti lembaran sepal-sepal atau lembaran petal-petal
tersusun tumpang tindih pada bagian tepinya tetapi tidak secara beraturan tertindih dan
menindih satu sama lain (Gambar 4.25.f).
n. Chonclear. Lembaran sepal dan petal dengan susunan ada yang kedua tepinya menindih, ada
yang satu tepinya tertindih sementara tepinya yang lain menindih, serta ada yang kedua
sisinya tertindih (Gambar 4.25.g). Umumnya bunga anggrek seperti ini. Sebagian besar buku
taksonomi menyebut susunan bunga seperti ini juga sebagai imbricate.
o. Contorted. Lembaran sepal dan petal yang masing-masing satu sisinya tertindih sementara
sisi lainnya menindih seperti pada bunga Plumeria acuminata Ait. (kamboja). Gambar 4.23.h.
Sebagian besar buku taksonomi menyebut susunan bunga seperti ini juga sebagai imbricate.

a e f
b

g h
c d

Gambar 4.25. Bentuk dan susunan sepal dan petal dalam bunga: a. actinomorphic; b.
actinomorphic; c. zygomorphic; d. zygomorphic; e. valvate; f. imbricate; g. conchlear; h.
contorted. (Sumber acuan: Tenebaum 1997, Sturt University 2013)

3. Penutup
a. Rangkuman
Kuliah ditutup dengan menegaskan atau menggaris bawahi kembali point-point penting
pada setiap sub materi kaliah dan menjelaskan pentingnya pengetahuan morfologi bunga dalam
melakukan identifikasi dan determinasi tumbuhan

b. Latihan
Diberikan dalam praktek: menentukan dan menggambar morfologi bunga (bagian-
bagian bunga, inflorescence, dan morfologi bunga lainnya) dari sejumlah spesimen tumbuhan.
c. Tugas mandiri
Mencari masing-masing satu contoh spesies tumbuhan yang memiliki karakteristik bunga
se agai berikut: unisexual, bisexual, perfect, imperfect, valvate, imbricate, zygomorphic,
actinomorphic, serta yang memiliki tipe inflorence seperti yang dijelaskan pada bagian
inflorescence.

d. Test Formatif
1) Apa perbedaan antara bunga unisexual dengan bisexual?
2) Apa yang dimaksud dengan bunga pistilate dan staminate?
3) Kapan bunga dinyatakan sebagai perfect, imperfect, complete dan incomplete?
4) Bunga yang memiliki karaktersitik seperti apa dikatakan sebagai determinate dan
indeterminate
5) Berikan masing-masing satu contoh spesies tumbuhan yang memiliki bunga dengan
kedudukan ovary superior, inferior dan sebagian inferior (hemi inferior)

e. Umpan balik
Semua tugas dan test dikembalikan setelah diperikasa. Jawaban yang salah diberikan alasan
mengapa salah. Dosen membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan protes
apabila merasa mereka merasa ada jawaban yang menurut meeka benar tetapi disalahkan oleh
dosen.

Anda mungkin juga menyukai