Oleh :
Rio Rusandi
1106121095
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan Makalah Ergonomi yang berjudul “Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Dalam Pengangkutan Kayu”.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
- Mengetahui penerapan K3 pada sistem pengangkutan kayu
- Mengevaluasi kondisi fisik dan mental dari para pekerja pengangkutan kayu dilihat dari
gejala kelelahan yang diderita pekerja.
- Bagaimana menentukan postur kerja yang ergonomis pada pengangkutan kayu sehingga
produktivitas akan meningkat dan target akan tercapai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Ergonomi
Manusia hidup pasti bergerak, termasuk ketika sedang melakukan aktivitas yang
memperhitungkan kemampuan tubuh manusia dengan tugas kerja termasuk penggunaan alat
dan kondisi lingkungan, hal ini disebut ergonomi. Jadi dalam aktivitas gerak apapun
sebaiknya dilakukan dengan gerakan yang alamiah, agar tidak menimbulkan accident atau
incident. Namun, justru tujuan ergonomis adalah dalam aktivitas gerak apapun dapat lebih
nyaman, aman, tidak melelahkan, produktivitas kerja meningkat secara optimal (Santoso,
2004).
Pendekatan ergonomis mengusahakan semua alat dan peralatan disesuaikan dengan
kemampuan manusia, bukan manusia disesuaikan alat atau peralatan. Oleh karena itu, segala
produk dari hasil suatu produksi harus memperhitungkan ergonomis. Saat ini di bidang
manufacture telah banyak didesain atau redesain segala hasil produksi dengan
memperhitungkan ergonomis, karena segala yang diperbuat terutama bertujuan bagi
kesehatan dan keselamatan kerja (Santoso, 2004).
Gani (1990), menyatakan ergonomi, memiliki tujuan untuk penyesuaian persyaratan
kerja bagi manusia serta menyusun petunjuk umum yang dapat diterapkan untuk
penyelenggaraan kerja. Lebih lanjut Gani (1990) menjelaskan tujuan dari pengukuran
ergonomi adalah untuk menentukan kemampuan puncak ketegangan jasmani yang
disebabkan oleh berbagai kegiatan pada berbagai keadaan.
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari penulisan makalah tentang penerapan ergonomic dalam pengangkutan kayu ini
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Masalah ergonomi dan K3 yang sering dijumpai di area kerja khususnya berhubungan
dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakuan pekerjaan khususnya
pengangkutan kayu adalah musculoskeletal disorder. Masalah ini sering dialami oleh para
pekerja yang melakukan gerakan yang sama dan berulang secara terus-menerus.
2. Faktor-faktor yang menentukan cara pengangkutan adalah : biaya, ukuran panjang dan berat
kayu, ketersediaan tenaga kerja, jarak ke pabrik pengolahan kayu, besarnya operasi,
topografi, iklim, milai tegakan dan permintaan pabrik setiap tahun, serta peralatan yang
digunakan.
3. Ergonomi dan K3 memiliki tujuan untuk penyesuaian persyaratan kerja bagi manusia serta
menyusun petunjuk umum yang dapat diterapkan untuk penyelenggaraan kerja.
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi MMH dalam pengangkutan antara lain : (1)
Karakteristik Pekerja (Fisik, kemampuan sensorik, Motorik, psikomotorik, Personal,
Training, Status kesehatan, dan aktivitas dalam waktu luang). (2) Karakteritik Material
(Beban, Dimensi, Distribusi beban, Kopling dan Stabilitas beban).
5. Dalam kegiatan pengangkutan kayu dihutan salah satu kegiatannya adalah penyaradan kayu
(minor transportation), yang mana dalam kegiatan penyaradan salah satu tekniknya adalah
secara manual menggunakan tenaga manusia yang dapat dilakukan dengan Pemikulan,
penggelindingan dan system kuda-kuda.
6. Manfaat penerapan K3 dalam pengangkutan kayu antara lain : Memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja, Mencegah timbulnya gangguan
kesehatan pada masyarakat pekerja, Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di
dalam pekerjaannya dan Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
4.2. Saran
Dalam upaya peningkatan produktivitas dalam pengangkutan kayu diperlukan
penerapan ergonomic dalam hal ini yaitu penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3),
suatu perusahaan perlu memperhatikan tenaga kerjanya salah satunya adalah dengan
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan jenis dan potensi bahaya yang
ada di tempat kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Aspriansyah. 2002. Evaluasi Gejala Kelelahan Pekerja Penyaradan Sistem Kuda-kuda. Bogor : Fakultas
Kehutanan. IPB
Daulay, ZS. 2001. Sistem Pengangkutan Kayu Di Hutan Tanaman Industri. Bogor : Fakultas kehutanan.
IPB
International Labour Organization.1998. Kode Praktis ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Kehutanan. International Labour Office Geneva
Muhdi. 2005. Sistem Penganngkutan Kayu Dengan Sistem Rakit. Medan : Fakultas Pertanian. USU
Rendyanto, K. 2010. Magang Tentang Keselaman Dan Kesehatan Kerja Di PT. INKA
(PERSERO).Surakarta : Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret
Suhadri, B. 2008. Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Industri. Direktorat Pembinaan SMK.
Departemen Pendidikan Nasional
Kesadaran terhadap bahaya keselamatan kerja di pabrik kayu atau pusat pengolahan kayu
memang paling sulit mendapatkan perhatian dari para pekerja. Namun demikian itu adalah
tanggung jawab setiap orang untuk bekerja dengan benar dan aman. Akan ada baiknya
apabila petunjuk umum berikut bisa anda berikan kepada setiap operator mesin yang baru
bergabung dan belum berpengalaman maupun yang sudah berpengalaman.
Sebelum anda menggunakan mesin kayu, sangat penting untuk memperhatikan hal-hal
berikut ini demi keselamatan kerja dan kualitas hasil kerja anda:
- Gunakanlah HANYA mesin yang pernah anda pelajari cara penggunaannya.
- Baca dengan cermat buku petunjuk penggunaan mesin beserta standar keselamatannya.
- Pastikan bahwa anda benar-benar memahami petunjuk tersebut. Apabila masih terdapat
keraguan, jangan segan untuk bertanya kepada senior atau orang yang lebih berpengalaman
menggunakan mesin tersebut.
Tindakan Preventif
- Lepaskan semua pernik-pernik pada tangan atau bagian tubuh lainnya (cincin, jam tangan
atau kalung). Semua pernik tersebut berpotensi menimbulkan bahaya bagi anda.
- Usahakan untuk memiliki potongan rambut pendek atau ikat rambut anda sedemikian rupa
sehingga tidak tergerai.
- Jangan membersihkan debu atau tatal mesin langsung dengan tangan anda, terutama pada
saat mesin berjalan. Gunakanlah alat bantu lain seperti sebatang kayu atau sapu.
- Jangan gunakan pistol angin (udara bertekanan) untuk membersihkan debu dari badan anda
atau mesin. Mengapa? Dorongan angin hanya akan membuat debu beterbangan tidak
beraturan dan ini membahayakan mata dan pernafasan anda dan operator mesin yang lain.
Lebih baik anda menggunakan penyedot debu (dust collector)
- JANGAN PERNAH meninggalkan mesin yang sedang berjalan tanpa pengawasan!
- Hindari berbicara atau berinteraksi dengan operator yang sedang menjalankan mesin kayu.
Artikel terkait:
Daftar Umum Pemeriksaan Mesin
ref: CCOHS