TINJAUAN PUSTAKA
Kayu adalah sumber bahan baku yang paling banyak digunakan dan tersedia
cukup melimpah di alam. Kayu merupakan sumber serat utama untuk pembuatan
pulp dan kertas, disamping non kayu. Hampir 93% kebutuhan serat virgin dunia
diperoleh dari kayu tersebut. Dalam ilmu botani, kayu digolongkan menjadi dua
bagian besar, gymnosperma yang biasa disebut kayu daun jarum (softwood) dan
yang paling penting dari kedua jenis kayu tersebut terletak pada panjang seratnya,
dimana kayu jarum memiliki panjang serat 1-1,5 mm dan diameter 22μm,
sedangkan kayu jarum memiliki panjang serat rata-rata 3-5mm dengan diameter
serat 4,0μm. Softwood mempunyai ciri berdaun tidak sempurna dengan daun
menyerupai bentuk jarum, tidak bertangkai, tidak memiliki helai dan urat daun,
contohnya : Pinus, Aghatis dan Cemara. Hardwood memiliki daun yang sempurna
dengan bentuk daun bulat sampai lonjong, mempunyai tangkai, helai dan urat
7
Para ahli pembuat kertas umumya menjadikan pulp kayu untuk menyempurnakan
formasi dari kertas yang akan dibuat. Kayu daun memiliki kelebihan yaitu serat
yang pendek yang akan memberikan formasi kertas yang lebih baik daripada pulp
kayu jarum. Kayu tersusun atas sel-sel yang memanjang, kebanyakan diantaranya
lainnya melalui pintu-pintu yang dinyatakan sebagai noktah. Sel-sel ini bentuknya
diperlukan oleh pohon, dan juga melakukan fungsi pengangkut cairan maupun
Selama periode prasejarah dan sesudahnya kayu tidak hanya digunakan untuk
bahan bangunan tetapi semakin penting sebagai bahan mentah kimia untuk
pembuatan arang, ter, dan getah, serta kalium. Produk paling penting dari
pengolahan kayu secara kimia adalah pulp. Dalam tahun 1980 pulp yang
dihasilkan seluruh dunia mencapai 123 ton. Dalam periode yang sama konsumsi
total kertas dan karton adalah 170 ton dan dari jumlah tersebut lebih dari 25%
dihasilkan dari kertas bekas, hal ini menunjukkan bahwa daur ulang merupakan
faktor yang sangat penting dalam penggunaan bahan mentah secara ekonomis.
Kayu tidak hanya merupakan senyawa kimia, jaringan anatominya atau bahan
8
kayu, maka perlu dibedakan antara komponen-komponen makromolekul utama
dinding sel selulosa, poliosa ( hemiselulosa) dan lignin yang terdapat pada semua
kayu dan komponen-komponen minor dengan berat molekul kecil ( ekstraktif dan
zat-zat mineral) yang biasanya berkaitan dengan jenis kayu tertentu dalam jenis
dan jumlahnya. Perbandingan dan komposisi kimia lignin dan poliosa pada kayu
lunak dan kayu keras, sedangkan selulosa merupakan komponen yang seragam
1. Kayu Lunak
Kayu Lunak (softwood) adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon
pinus. Secara khasnya kayu lunak tersusun atas serat-serat yang panjang,
maka kayu lunak merupakan bahan baku kelas prima pada pembuatan kertas
2. Kayu Keras
9
Kayu keras (hardwood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan
daunnya setiap tahun. Kayu yang dibentuk oleh jenis pohon kayu keras sangat
berbeda dengan yang dibentuk oleh jenis-jenis kayu lunak. Kayu keras
tersusun atau jenis-jenis sel yang sangat berbeda dengan variasi proporsi yang
luas dan karenanya sering menjadi unik dan bahkan memiliki gambaran kayu
yang sangat indah. Karena gambaran unik yang banyak dimiliki oleh spesis-
spesis kayu keras tersebut banyak digunakan untuk perabot rumah tangga,
PT. RAPP sendiri menggunakan kayu pepohonan yang bersumber baik dari
lahan milik pemerintah yang dikelola perusahaan ataupun lahan milik PT.
RAPP sendiri yang dikelola oleh perusahaan (Riau Fiber). Pada proses
10
Gambar 2.3 Penampang Melintang Acacia Mangium (Kiri) dan Acacia
Crassicarpa (Kanan)
karena dapat menentukan sifat dan kegunaan sesuatu jenis kayu. Dari sifat kimia
dapat diduga ketahanan kayu terhadap serangan makhluk perusak kayu. Selain itu
dengan menyimak komponen kimia dan serat kayu, dapat direncanakan tindakan-
dapat pula menentukan sifat pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat
hasil maksimal. Komponen kimia kayu sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh
faktor tempat tumbuh, iklim dan letaknya didalam batang atau cabang
(Dumanauw, 2001).
komponen minor dengan berat molekul rendah (ekstraktif dan zat-zat mineral)
yang terletak pada rongga sel. Perbandingan dan komposisi kimia lignin dan
11
hemiselulosa berbeda antara softwood dan hardwood. Pada proses pembuatan
sebaliknya lignin dan bahan ekstraktif lainnya sebisa mungkin dipisahkan dari
2.3.1. Selulosa
2009). Secara fisik selulosa berupa padatan putih yang terdapat dalam bentuk
kristalin dan amorf. Daerah yang kristalin akan lebih tahan terhadap serangan
kimia, pada proses pulping, daerah amorf merupakan daerah yang penting
sel tanaman. Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi
hidrogen dengan air. Akan tetapi kenyataanya tidak demikian, dan selulosa
bukan hanya tidak larut dalam air tetapi juga dalam pelarut lain. Penyebabnya
ialah kekuatan rantai dan tingginya gaya antar rantai akibat ikatan hidrogen
12
antara gugus hidroksil pada rantai yang berdekatan. Faktor ini dipandang
menjadi penyebab kekristalan yang tinggi dari serat selulosa (Daulay, 2009;)
Ikatan hidrogen ini menyebabkan selulosa bisa terdapat dalam ukuran besar
dan memiliki sifat kekuatan tarik yang tinggi (Azhary dan Dodi, 2010)
Polisakarida yang berantai panjang yang tersusun dari unit glukosa dalam
bentuk piranosa yang berhubungan satu sama lainnya melalui ikatan 1,4-β-
terpenting sebagai bahan baku pulp dan kertas, dan pentosan kira-kira 40-
50% dari total komponen kimia kayu secara keseluruhan (Rydholm, 1967;
Purnawan, 2014).
Berat molekul selulosa berkisar antara 250.000-1.000.000 atau lebih dan pada
umumnya tiap molekul terdiri dari 1.500 satuan glukosa. Rantai selulosa
dikarenakan OH dapat mengikat air (H-OH) atau gugus O lain pada rantai
penting dalam pembuatan kertas (Whistler dan Teng, 1970; Tiberg, dkk.,
2001)
Selama proses pemasakan selulosa akan terdegradasi oleh larutan alkali. Dua
aksi utama yang terjadi selama proses pemasakan yaitu reaksi peeling yang
terjadi pada suhu di atas 70°C dan reaksi stopping yang terjadi pada suhu di
atas 150°C (M. Donald dan Franklin, 1969) reaksi peeling merupakan reaksi
13
pengelupasan rantai selulosa (peeling of) sehingga kualitas serat selulosa
Penggunaan terbesar selulosa yang berupa serat kayu dalam industri kertas
ditemukan di dalam dinding sel tumbuhan seperti kayu, dahan, dan daun yang
komponen penting dari kayu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan
lignin tersisih dari serat. Ketangguhan serat terutama ditentukan oleh bahan
2.3.2. Hemiselulosa
14
Hemiselulosa adalah kelas dari polimer gula yang termasuk diantaranya
air, bersifat plastis dan mempunyai permukaan kontak antar molekul yang
pada semua jenis serat, mudah larut dalam alkali, dan mudah terhidrolisi oleh
dalam larutan alkali encer sehingga mudah dipisahkan dari selulosa. Hidrolisa
terkena air karena sifat hidrofil dan keadaan yang membantu proses
pembentuk lembaran yang meudah larut dalam pelarut alkil dan lebih mudah
15
Ada berbagai jenis hemiselulosa spesies kayu yang berbeda memiliki
memiliki xylan, softwood lebih banyak memiliki glukosa. Tipe selulosa juga
DP lebih kecil yaitu 300. Hemiselulosa adalah polimer bercabang, atau tidak
16
Gambar 2.5. Monosakarida dari Hemiselulosa
2.3.3. Lignin
dan berbentuk amorf (tidak beraturan) serta berstruktur tiga dimensi. Ada 3
kayu daun memiliki kandungan lignin yang lebih bervariasi dari pada kayu
Rumus molekul lignin belum dapat diketahui secara pasti, dari hasil analisa
ternyata unsur lignin dalam kayu daun terdiri dari karbon sekitar 59-60% dan
hidrogen 33-34%. Monomer dari jenis kayu jarum dan kayu daun sangatlah
berbeda dimana lignin dari kayu jarum hanya terdiri dari unit guaiacyl
sedangkan kayu daun terdiri dari campuran satuan syringil dan guaiacyl.
Lignin atau lignen adalah kompleks senyawa kimia yang paling sering berasal
dari kayu, dan merupakan bagian integral dari sekunder dinding sel dari
tanaman dan beberapa alga. Istilah ini diperkenalkan tahun 1819 oleh de
Candolle dan berasal dari bahasa latin kata “Lignum”, yang berarti kayu. Ini
17
adalah salah satu yang paling berlimpah polimer organik di bumi, melebihi
hanya dengan selulosa, menggunakan 30% dari non-fosil karbon organik dan
tersisa harus dihilangkan dari pulp, dibebaskan dari gugus yang menyerap
sinar kuat sesempurna mungkin. Lignin akan mengikat serat selulosa yang
kecil menjadi serat-serat panjang. Lignin tidak akan larut dalam larutan asam
tetapi mudah larut dalam alkali encer dan mudah diserang oleh zat-zat oksida
lainnya.
Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan.
lainnya, sehingga suatu pohon biasa berdiri tegak (seperti semen pada sebuah
karbohidrat, struktur kimia lignin sangat kompleks dan tidak berpola sama.
rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon. Proses pirolisis lignin
terdapat diantara sel-sel agar tetap bersama. Keberadaan lignin dalam dinding
18
sel sangat erat hubungannya dengan selulosa yang berfungsi untuk
terhadap selulosa.
Pulp akan mempunyai sifat fisik yang baik apabila kandungan lignin sedikit
mungkin karena sifat lignin yang kaku, rapuh, dan hidrofobik. Lignin dapat
antar serat dan dapat menurunkan derajat putih pada pulp. Sebenarnya sifat
lignin sendiri tidak berwarna. Namun, pada proses pemasakan lignin bereaksi
menghasilkan warna.
19
Gambar 2.6. Struktur Lignin
Sifat fisik dan kekuatan dari pulp dan kertas akan lebih baik apabila
masih tersisa dalam pulp. Selain itu, akan menyebabkan lembaran bersifat
20
rendah serta menyebabkan pulp berwarna lebih gelap (Panshin dan Zeuw,
1980, A.H. Muhammad, 2015). Pulp akan mempunyai sifat fisik atau
2.3.4. Ekstraktif
Ekstraktif adalah senyawa kimia dengan berat molekul rendah yang dapat
larut dalam air dan pelarut organik. Ekstraktif merupakan zat pengisi rongga
sel dan merupakan kumpulan banyak zat seperti gula, pectin, zat warna kayu,
dan larutan netral lainnya. Ekstraktif yang terkandung dalam kayu kira-kira 1-
pemasakan, sedangkan sisanya dalam pulp sering dianggap sebagai pitch atau
bandingkan dengan jenis kayu jarum. Adanya ekstraktif dalam pulp maka
tinggi pula konsumsi bahan kimia yang diperlukan dalam proses pulping serta
yang dihaslikan (Syafii & Siregar, 2006; Mody Lempang, 2017). Ekstraktif
21
juga dapat menyebabkan yellowing pada pulp serta mempengaruhi kekuatan
Gambar 2.7. Contoh fatty acid dengan 18 Atom Karbon dalam Kayu
kayud aun 5 ± 3%, dan untuk kayu jarum 3 ± 2%. Ekstraktif terdiri dari
beberapa komponen utama, seperti asam lemak, asam resin, wax, terpentin
mengendap dalam peralatan (screen dan wire), dan juga dapat menimbulkan
22
selanjutnya bila masih ada kandungan ekstraktif seperti timbulnya busa
(foam).
2.3.5. Mineral
Mineral terdiri atas ion-ion logam berupa natrium (Na), kalium (K), dan
kalsium (Ca) yang mengikat anion berupa karbonat (CO 3), phosfat (PO4),
silikat, sulfat (SO4), dan khlorida (Cl). Kayu hanya mengandung jumlah yang
pembakaran sempurna kayu yang jarang melebihi 1% dari berat kering kayu
dari 1% dan dalam pulp kadang-kadang senyawa ini masih terkandung, tidak
hanya berasal dari bahan bakunya melainkan juga diperoleh dari bahan kimia,
air dan peralatan yang digunakan. Untuk mengetahui kadar mineral dalam
seperti kalsium, tembaga, silika, dan mangan. Kadar abu yang tinggi dalam
kayu khususnya bahan baku kayu dan tidak larut dalam HCL 6M biasanya
banyak mengandung silika. Adanya abu dalam pulp akan mengganggu pada
hasil dan kualitas kertas, sedangkan adanya silika atau silikat yang tinggi
alat pipa recovery, dan juga dapat menumpulkan alat-alat pisau (Susi Sugesty,
1991; A. Mursito 2012). Kayu dengan kadar abu yang tinggi akan
23
meninggalkan kandungan abu yang tinggi juga pada produk pulp (Roliadi,
2010).
2.4. Pulp
Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non-
Pulp adalah bahan berupa serat berwarna putih yang diperoleh melalui proses
baku untuk pembuatan kertas dan dapat juga dikonversi menjadi senyawa turunan
selulosa termasuk selulosa asetat. Penyisihan lignin dari biomassa dapat dilakukan
dengan berbagai proses yaitu mekanis, semikimia dan kimia (Johanson, 1987;
Smook, 2002).
Pulp diproduksi dari bahan baku yang mengandung selulosa. Proses pembuatan
pulp pada umumnya menggunakan proses kimia, yaitu proses soda, sulfat (kraft),
sulfit, dan organosolv. Hasil penelitian mengenai pembuatan pulp secara kimia
diproduksi. Polutan atau limbah utama yang dihasilkan adalah komponen gas
yang mengandung senyawa sulfur dan klor yang dihasilkan dari proses kraft atau
Selulosa dari bahan kayu atau non-kayu masih tercampur dengan bahan lainnya
seperti lignin dan selulosa. Tujuan dari pembuatan pulp adalah mengambil
24
sebanyak-banyaknya serat selulosa (fiber) yang ada dalam kayu dan
macam yaitu pulp berserat pendek dan pulp berserat panjang. Pulp berserat
pendek umumnya dihasilkan dari jenis rumput-rumputan dan sisa hasil pertanian,
Menurut Bahri (2015) bahan baku dasar pembuatan pulp adalah selulosa dalam
bentuk serat dan hamper semua tumbuhan yang mengandung serat dapat dipakai
sebagai bahan baku pembuatan pulp. Pulp merupakan hasil pemisahan serat kayu
baku berselulosa menjadi berserat. Pulp atau yang disebut dengan bubur kertas
merupakan bahan pembuatan kertas. Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp, yang mengandung
dikandung oleh kayu di antaranya lignin. Adapun karakteristik bahan baku yang
Berserat
25
(Harsini dan Susilowati, 2010)
Proses pembuatan pulp terdiri dari proses pemasakan kayu dan pemutihan pulp.
Proses pembuatan pulp pada dasarya adalah proses pemisahan serat dari bahan
baku yang mengandung serat dengan cara mekanis, kimia atau gabungan dari
keduanya. Dalam proses kimia, bahan baku dimasak dalam bejana pemasak
dalam bahan baku yang tidak diinginkan sehingga diperoleh pulp dengan
Tujuan utama dari pembuatan pulp adalah memisahkan selulosa (serat-serat) dari
bahan-bahan lainnya. Pulp secara kimia bertujuan memisahkan serat selulosa dari
Ada beberapa metode untuk pembuatan pulp yang merupakan proses pemisahan
semikimia dan kimia. Pada proses secara kimia ada beberapa cara tergantung dari
larutan pemasak yang digunakan, yaitu proses sulfit, sulfat (kraft), dan lain-lain.
26
sebagai jumlah konsumsi permanganat dalam sampel pulp yang mengandung
dengan pulp yang ditentukan dengan metode titrasi. Kappa number kemudian
pulp dalam waktu 10 menit denga suhu 25°C. Kappa number ini sangat
berguna untuk menentukan kadar lignin dalam pulp. Larutan kimia yang
proses titrasi.
jumlah konsumsi WL, kadar air kayu, efisiensi pencucian, temperatur dan
lain-lain. Di skala industri, telah dipasang sensor kappa number untuk melihat
temperatur dan pH yang dikenali oleh alat dan akan menyalakan alarm jika
27
Kunci untuk memonitor dan kontrol pemasakan dengan menggunakan kappa
variasi kappa number hingga level 20% dan menjaga kappa number tetap
dalam target. Ketelitian dari analisa kappa number ini akan membantu
operator digester untuk mengontrol jalannya digester, mulai dari start up,
2.6.2. Rendemen
Rendemen mencerminkan jumlah pulp yang dihasilkan dari bahan baku yang
28