Anda di halaman 1dari 2

Judul resensi

Cinta suci Naira

Identitas buku
Judul buku : Dear Allah
Penulis : Diana Febi
Penerbit : Coconut Books
Jumlah halaman : 412

Pendahuluan
Dear Allah adalah novel pertamanya yang ditulis di kala kalang kabutnya menulis
Karya Tulis Ilmiah sebagai tugas akhirnya menjadi mahasiswa. Lahir dalam lingkungan non-
Muslim membuatnya dahaga akan ilmu agama hingga akhirnya penulis bertekad memenuhi
dahaganya dengan menulis cerita bergenre islami. Menulis cerita ini membuka pemikirannya
tentang islam, membuat hatinya tergerak untuk lebih dalam lagi mempelajari agama
Rahmatan Lil ‘Alamin. (halaman 410). Hingga penulis mengangkat tema cinta yang
melibatkan Allah sebagai bahan karyanya, dan menceritakan tentang betapa indah dan
romantisnya kisah kekasih halal dari sebuah perjuangan kesabaran cinta sepihak.

isi resensi
Alnaira Malika Jannah adalah seorang sahabat dari Wildan Khalif Firdausy. Naira
juga cinta pertama Wildan yang sempat tak terakui dalam pertemuan pertama mereka di
sebuah pesantren kilat beberapa tahun silam.
Selama terpisah bertahun-tahun oleh jarak dan waktu akhirnya takdir mempertemukan
mereka kembali di salah satu rumah sakit ternama di kota metropolitan. Wildan adalah
seorang dokter spesialis obgyn baru yang menjadi bagian tim bedah operasi sectio
caesar,  dan Naira sebagai  perawat  di bagian perinatologi, pusat perawatan bayi baru lahir
dan bayi dengan perawatan intensif yang membuat mereka setiap harinya harus bertemu
untuk bekerja sama sebagai tenaga medis.
Sejak kehadiran Naira di rumah sakit tempat Wildan mengabdi, Genta sahabat wildan
menyimpan rasa pula pada gadis itu. Wildan mengalah karena Genta lebih yakin akan
perasaannya pada Naira, sedangkan dia masih di ambang kebingungan karena baru kali
pertama dia rasakan. Hingga akhirnya Wildan merelakan melepas perasaannya untuk Naira
dan bertemu Zulfa. Di balik semua itu, cinta diam-diam Naira tersimpan rapih bertahun-tahun
kepada Wildan yang hatinya telah tertambat pada gadis lain. Hingga akhirnya Zulfa lah yang
menjadi calon istri Wildan.
Namun lagi-lagi sebuah takdir mempersatukan Wildan dan Naira dalam satu ikatan
pernikahan yang tak terduga. Naasnya Naira hanya menjadi pengantin pengganti karena
Wildan tak mengharapkan Naira untuk menjadi pendamping hidupnya. Pada awal pernikahan
mereka, Wildan keukeuh ingin bercerai dengan Naira. Tapi jangan salahkan takdir karena
atas perjuangan Naira bersabar menghadapi cinta sendiri akhirnya Wildan dapat menerima
Naira sebagai istri sepenuhnya dan lambat laun Wildan dapat mencintai Naira lagi.
Seharmonis apapun kisah cinta Wildan dan Naira tetap saja di bumbui beragam
konflik yang menguras hati, karena kembalinya Zulfa untuk mengusik kebahagiaan rumah
tangga Wildan dan Naira. Sempat berputus asa atas segala qadarullah Naira memilih untuk
meninggalkan Wildan, namun pada akhirnya Naira tersadar dan kembali dalam pelukan
Wildan, karena Wildan tak ingin melepaskan Naira untuk pergi dari hidupnya. Wildan dan
Naira  pun kembali berbahagia atas takdir pernikahan mereka. Zulfa telah lama menghilang
sejak rasa bersalahnya kepada Naira atas kepergian gadis itu.
“Naira percaya bahwa cinta yang selalu melibatkan Allah tidak akan pernah membuat
kecewa hamba-Nya. Hanya doa dan keyakinan yang selalu menguatkan dirinya di kala hati
mulai rapuh karena cinta yang sepihak. Naira percaya bahwa kesabaran, keikhlasan, dan
ketulusan cinta suci akan berakhir pada suatu kebahagiaan yang sudah direncanakan oleh-
Nya. Sebab, perkara mudah bagi Allah untuk menjodohkan hamba-Nya.” (sampul buku).

Keunggulan buku
Keunggulan dari cerita dalam novel ini adalah penulis berhasil menghantarkan
pesannya kepada pembaca, walaupun dalam bentuk yang tersirat. Kisah yang inspiratif
membuat siapa saja yang membacanya jatuh cinta, terlebih dalam cerita ini penulis tak segan
berbagi ilmu agama dan  mengajak para pembaca untuk mendalami agama Rahmatan Lil
‘Alamin. Alur cerita dalam novel ini juga terkemas rapih oleh penulis. Penulis juga mampu
menyihir para pembaca dengan menyuguhkan karakter tokoh Wildan yang membuat kagum
bagi kaum hawa, laki-laki baik dengan tampang nyaris sempurna, agama bagus, tak
ketinggalan pula otak cerdas.  

Kelemahan buku
Terlepas dari segala keunggulan kelemahan dalam novel ini hanya dari segi cetakan.
Tidak di temukannya catatan kaki untuk beberapa kata atau istilah asing, sehingga membuat
repot para pembaca untuk mencari terjemahnya (halaman 35). Para pembaca seringkali
menemukan paragraf yang tercetak miring pada lembar halamannya (typo), membuat
hilangnya keindahan dan selera baca jika tidak di imbangi dengan ceritanya. Desain ilustrasi
kurang menarik bahkan nyaris tak ada untuk setiap partnya bagi kalangan pembaca yang
menyukai ilustrasi.

Penutup
Novel ini wajib menempati daftar bacaan teratas, novel ini sangat di rekomendasikan
sebagai inspirasi hidup karena dengan membacanya kita seolah sedang belajar ilmu pesantren
dan mendalami ilmu agama. Novel ini  juga bisa di jadikan panutan segala sisi positif nya,
karena menurut apa yang saya baca dari novel tersebut bahwa “segala bentuk tulisan akan
dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.” Terakhir, saya sangat berterima kasih kepada
sang penulis, karena isi novel ini membuat hati pembaca tersentuh, sampai memporak-
porandakan perasaan dari tersenyum malu, tertawa, hingga mata sembap dibuatnya.

Anda mungkin juga menyukai