Anda di halaman 1dari 125

Peletakannya tulisannya terserah adminnya aja ehe

Kata Pengantar

Banyak ahli mengatakan bahwa arti cinta sulit untuk dijelaskan secara tuntas. Meskipun
begitu cinta tetaplah menjadi sumber dari segala sesuatu dan inti dari segala bentuk
kehidupan. dan berkat atas izin dan rahmat Allah subhanahu wa ta'ala, buku ini terbit untuk
menyebarkan makna cinta dengan terperinci.

Saya ucapkan terima kasih kepada semua penulis hebat yang dengan konsisten mampu
berkontribusi dalam pembuatan antologi ini.

Cinta adalah senandika terluas dan buku ini berisi makna paling luas tentang cinta. Temukan
kisah cinta terfavorit mu disini.

Hamnah Fadwa M.
Setingan Allah

“Tipe pacar kamu seperti apa, Ya?” Seseorang bertanya dengan senyum penuh pesonanya.
Bukannya menjawab, Ayyana Zainab memilih duduk di bangku kelas yang masih kosong.
Sekuat tenaga menahan diri untuk membungkam mulut.

Seseorang tadi kembali bersuara, tak gencar memancing bibir Ayyana yang terlalu rapat
untuk sekadar menghargai usahanya. “Na?” panggilnya, berdiri di samping meja Ayyana,
melirik sekilas ke seluruh penjuru yang sedang memperhatikan mereka berdua. Tetap saja,
Ayyana yang tak peduli memilih memusatkan matanya pada lembaran berisi kisah yang
merubah hidupnya perlahan. Tulisan yang bila dilihat memang tak ternilai, tapi jika dibaca
lalu dijalankan semua terasa lebih indah.

“Na.” Ia kembali mengusik pendengaran Ayyana lebih keras. Membuat sang empu merasa
terganggu. Ayyana menatap lelaki yang juga sedang menatapnya serius.

“Tipe pacar kamu seperti apa, Ayyana Zainab?” Ia mengulang, Ayyana mendengus tak
minat. Mengambil selembar kertas dan menuliskan sesuatu di sana.

Kemudian, memberikan kertas itu pada pria yang keras kepala. “Baca itu baik-baik, aku
permisi,” pamitnya. Berlalu meninggalkan secarik kertas yang diterima pria tadi dengan
wajah penuh tanya. Semua mata yang menyaksikan juga ikut campur tangan. Berbisik
menerka apa yang ditulis Ayyana untuk pria yang ternyata selama ini menjadi incaran para
kaum hawa.

Lembaran yang terlipat segi empatdibuka perlahan. Tiap huruf yang tertulis mulai dieja
olehnya. Sudut bibir yang sesaat tanpa ekspresi terbuka sedikit. “Datanglah ke rumahku jika
kamu ingin memilikiku.” Dibacanya dalam hati tulisan dari Ayyana. Ia tersenyum penuh
percaya diri. “Apa pacaran harus diresmikan oleh keluarga? Oke, demi dia jadi pacarku. Saya
akan turuti kemauannya.”
“Kafka!” Seseorang memanggilnya dari arah pintu kelas. Orang itu berjalan menghampiri
pria yang disebut Kafka.

“Gue dapat ini, Zam,” tutur Kafka memperlihatkan lembar kertas tadi. Azzam yang
menyangka jika selembar benda putih yang ada di tangan Kafka adalah media PDKT dari
gadis incaran sahabatnya justru terkekeh.

“Lo PDKT masih pake ginian?” Azzam menunjuk kertas di tangan Kafka geli. Baginya tak
jaman sekarang ini sistem memikat cewek hanya dengan balas-balasan surat.

Kafka menggeplak lengan Azzam dengan kertas tadi membuat sang empu mengaduh. “Baca
dulu mangkanya!” titah Kafka menyodorkan kertas itu kembali yang langsung diterima
Azzam dan dibuka dengan cepat.

“Lo yakin? Dia ngajak lo nemuin kedua orang tuanya,” ucap Azzam setelah membaca isinya.

“Gue ajak dia pacaran, masa harus disetujui orang tua?” Kafka heran.

“Barangkali lo mau diuji dulu lewat ini, jadi mending lo datengin aja. Karena cewek itu lebih
suka pacaran yang direstui orang tua,” terang Azzam.

Seminggu kemudian ...

Sesuai pertimbangan dan kesigapan Kafka, berkat wejangan yang diberikan sahabatnya pula,
ia berniat ingin mengkhitbah Ayyana. Gadis yang selama ini ia nantikan, ternyata hatinya
terburu-buru untuk nafsu memiliki. Bukan semata mencari ridho sang pencipta. Niat awal
ingin mengajak pacaran supaya hak milik gadis yang menempati posisi tahta dalam
peradaban dunia kebucinannya itu mutlak menjadi singgasana pemilik nama Ayyana Zainab
Anindya.

Ya, hari ini tepat sekali permintaan Ayyana yang terselubung meminta Kafka datang untuk
lebih serius menuju ke jenjang yang halal dan sesuai syariat agama. Dengan begitu hati Kafka
lebih yakin dalam memantapkan diri, bahwa Ayyana benar-benar pilihan wanita idaman yang
selama ini ia aminkan di lisan.

Ditemani Azzam selaku perwakilan orang yang bergerak paling depan untuk langkah awal,
ibunda dan ayah Azzam yang sibuk, mempercayakan semua pada sahabat putra satu-satunya.
Awalnya memang Kafka kecewa, lagi-lagi Azzam mampu mendewasakan Kafka tanpa harus
meluapkan emosi. Toh, ini persetujuan terlebih dahulu. Jika memang kedua belah pihak
saling setuju, maka kedua orang tua Kafka hadir di sesi pertemuan berikutnya. Lagi pula
menyingkat waktu untuk melakukan hal yang baik itu jangan ditunda-tunda. Begitulah
nasihat Azzam yang baru kali ini didengar Kafka.

Dua pria berpakaian rapi, siap membawa beberapa barang untuk persiapan awal menuju
tahap diskusi yang lebih serius selanjutnya. Malu-malu Kafka berkenalan dengan kedua
orang tua Ayyana. Bayang-bayang membangun mahligai rumah tangga bersama gadis yang
ia impikan itu sudah tersuguh nyata di depan mata. Rasanya lebih indah dari harapan awal
ketika ia berhalu ria menyusun masa pacaran dengan Ayyana. Sepasang mata gugup
bercampur senang menatap seseorang yang menunduk dalam diam, gadis yang akan siap ia
jadikan kekasih halal. Kafka memutus kontak perhatiannya, menghela napas sejenak untuk
menetralkan rasa yang tak bisa didefinisikan sekarang ini. Ia bersusah payah menyetok
oksigen, berani menatap mata kedua orang tua Ayyana yang ternyata menyambutnya dengan
baik.“Bu, pak! Mohon maaf sebelumnya ... Kedatangan saya ke sini ingin menyampaikan
sesuatu, diwakilkan oleh sahabat saya yang menemani. Saya ingin melamar putri bapak dan
ibu menjadi pendamping dan membimbing saya menuju jalan Allah serta menyempurnakan
separuh agama,” terangKafka berupaya meraup oksigen di sekitar yang terasa menipis.
Azzam mengangguk, meyakinkan sahabatnya untuk tenang.

Secepat jarum detik yang berputar, abi Ayyana menjelaskan semuanya. “Terima kasih
kedatangan ananda sangatlah baik. Ayyana sudah menceritakan semuanya dan abi yang
menyuruh untuk kamu datang ke sini. Tapi, maaf ... Raihan datang lebih awal,” jelas Abi
merasa tak enak hati sendiri. Tapi, mau bagaimana lagi ia harus menjelaskan.

Bagai disambar petir. Kafka memegang dadanya sesak, oksigen yang sempit terasa habis
tersisa. Anehnya ia masih bisa hidup di ujung tancapan belati yang menyayat relung batinnya.
Sakit!

Cintanya yang dirangkai sejauh ini ternyata kandas dengan niat tulus orang lain yang tak
diduga seperti ini. Seharusnya ia lebih dulu datang, bukan banyak omong.

Segala janji dan ungkapan cinta tidak membuat sang pencipta menaruh hati kedua insan yang
saling berharap menjadi satu.

Jadi, definisi cinta menurut kalian bagaimana? Menurutku, jika punya niat yang tulus, jangan
mengulur waktu untuk niat yang lurus. Bukan siapa yang paling sigap untuk menjadi garis
terdepan, apalagi terlihat paling menyayangi. Jelas saja, yang tak banyak gerak lebih dulu
bertindak. Cinta seseorang tidak diukur dari berapa lama ia kenal, berapa lama ia
memperjuangkan. Bukan pula siapa yang paling saling mencinta dan dicinta. Takdir lebih
tahu, inilah setingan Allah. Kita suka menduga dan berharap, kurang yakin dengan rencana
Allah yang seharusnya disyukuri

-Tamat-

Assalamualaikum, perkenalkan penulis amatir yang kerap disapa Mita Silviani. Banyak judul
cerita yang ia ikutkan dalam antologi dan lomba yang berhasil lolos dibukukan bersama
penulis hebat (Instagram : @mslvi22).
Rasa

"Nugas apaan, Sha? Susah ngga?"

Suara deritan kursi di tengah keheningan perpustakaan membuat Arsha terkejut, tapi setelah
mendengar sapaan yang tak asing lagi bagi pendengarannya membuat napas nya berderu
sekaligus lega. Berderu? Ya. Meskipun pemuda tampan yang kini duduk disebelah nya
bukanlah orang asing lagi bagi Arsha, namun eksistensi nya masih saja menyebabkan
damage untuk jantung perempuan berambut legam tersebut.

"Nggak, sih. Cuman disuruh buat PPT aja. Diem deh, anak IPA mana paham." Sahut Arsha
main-main.

"Gatau aja lo anak IPA IQ-nya berapa," balas orang tersebut. Namanya Arka, lelaki berparas
Arab-Amerika yang mendapat julukan cassanova sekolah. Setahun lebih tua dari Arsha
Mikaela.

Kedekatan mereka pada awalnya tidak menggunakan gebetan sebagai title. Salah satu sahabat
Arsha merupakan adik sepupu dari seorang Arza, dan kebetulan juga, salah seorang sahabat
Arza pun berpacaran dengan Sahabat Arsha yang lainnya. Alhasil, itulah yang membuat
teman-teman Arsha yang bernotabene sebagai murid kelas 11, berhubungan dekat dengan
kakak kelas mereka.

Tapi, satu hal yang menjadi rahasia terbesar seorang Arsha adalah bahwa gadis itu, jatuh
cinta pada sang cassanova. Bagaimanapun dia sadar, pemuda idaman satu sekolah itu hanya
menganggap nya adik, seperti pandangan nya pada teman-teman nya yang lain.

Ah, Arsha jadi semakin miris rasanya.

"Sha? Hey, kok bengong?" Arka menjentikkan jarinya.

"Hah?"

"Gue lagi nanya kok lo malah bengong?"

"Hah??"
"Hah heh mulu lo." Arka terkekeh. "Bisa ga ke tandingan gue sabtu nanti?"

Batin Arsya sejenak merutuki kelemahan hatinya yang selalu kalah ketika berhadapan dengan
pemuda di sampingnya ini.

"Bisa kok. Kapan sih gue skip nonton lo tanding, Kak?"

"Kan Minggu depan ujian, takut lo nya sibuk."

"Heh? Kak, lo lagi sarkas ato ngehina? Perasaan lu udah tau dah kalo gue kaga pernah
belajar."

Seketika itu juga tawa Arka meledak. Sampai dia lupa bahwa mereka kini tengah berada di
Perpustakaan.

"Yaudah, janji ya?" Arka tiba-tiba menyodorkan jari kelingking nya, "Gue traktir mekdi
sepuas lo dah kalo dateng."

--

"Kak, kan tandingnya besok.. kok mau nraktir lagii? Jangan-jangan traktiran besok hangus
lagi.."

"Engga, tenang aja, Sa..." Arka sedikit terkekeh.

"Buang-buang uang gabaik loh Kak.."

"Tapi tadi lo makan all u can eat sendiri gamau bagi-bagi padahal gue yang bayarin."

"Ihh.." jemari Arsha reflek mencubit kecil perut Arka yang kini malah tertawa kencang. "Ga
ikhlas ya lo."

Tawa Arka kembali terdengar. Entahlah, dalam sehari tak terhitung rasanya berapa banyak
tawa dan senyum yang dihasilkan Arka sebab tingkah Arsha.

Mereka berdua kini sedang berada di mall untuk membeli sepatu futsal idaman Arka.
Sayangnya, ketika ingin pulang, diluar sedang hujan lebat sekali.
"Aish. Kok ujan sih!" Arsha mendengus. Tangannya merarik kecil ujung jaket Arka. "Kak,
gue balik pake taksi ajadeh. Ujan deres, kasian kalo lo bolak-balik nganter gue basah-
basahan."

"Sha, kan gue yang ngajak. Harus gue juga lah yang nganter balik." Arka melepas varsity nya
lantas menyodorkan jaket itu ke depan muka Arsya.

Perempuan itu sedikit terkejut. Inikan varsity kebanggaan Arka. Jika saja anak satu sekolah
melihatnya menggunakan varsity dengan nama dan angka 12 yang tercetak jelas di bagian
punggungnya, bisa mati secara terhormat dia.

Belum sempat mengelak, Arka keburu menarik tangannya dan membawa Arsya menuju
parkiran, kemudian memakaikannya mantel secara paksa.

"Dah, ayo cepetan. Kalo kelamaan dingin-dinginan begini ntar sakit lagi ade gue yang satu
ini."

‘Hha. Oh, iya. Adek doang. Hehe. Emang bukan siapa-siapa.’

Sesampainya di depan rumah Arsha, hujannya sudah cukup reda. Gadis itu turun dan buru-
buru melepas mantel satu-satunya yang Arka punya. Merasa tak enak hati melihat lelaki
dihadapannya basah kuyup sedangkan dia kering dan masih hangat.

"Nih helmnya," Arsha menyodorkan helm bogo pinjamannya, Arka mengambil kemudian dia
simpan di dekapannya.

"Buruan masuk, ujan.”

“lya, eh? jaketnya?" Arsha sedang berusaha melepaskan jaket itu dari pundaknya, tapi Arka
menahan gerakannya.

“Gausah.”

“Loh? Kenapa?” Arsha bingung, mungkin gara gara dia udah pake ya? terus mungkin suruh
cuci? "Ohh, lya gue cucii,”
"Hah, bukan itu maksud gue, Sha.” sanggah Arka. "um, dibawa aja ya jaket gue besok, jadi
supporter gue.”

"Tanpa jaket udah gue support kok kak.”

“Pake aja, it looks good on you.”

Mendengarnya, Arsha ingin menyublim saja rasanya.

--

Arka sampai ke lapangan futsal, disana sudah ada kedua sahabatnya, dan ternyata banyak
anak futsal lainnya juga.

"Ar! Sini!" panggil Rey, sahabatnya. menggestur tangannya agar Arka berjalan lebih cepat ke
arah mereka.

"Dih tumben gapake varsity kebanggaan lo.” Celetuk Rey.

Arka tertawa kecil, "Gue pinjemin Arsha,"sembari mengusak rambutnya, basah banget bekas
hujan.

"Ooh, besok temen-temen dia pada ikut kan? Pacar gue minta traktir minum tuh habis
tanding."

"Yoi, tadi gue udah bilang kok sama Arsha," Jawabnya, membuka notifikasi dan mengetik
jawaban ke Arsha, ngabarin kalau dia udah sampe rumah.

Mereka semua mengangguk.

"Ar,”

Arka menoleh, "Napa?


"Lo suka Arsha ya?”

Rey kejengkang kebelakang, kepalanya itu ditoyor sama Arka, "Sakit anjing!"

"Kata siapa lo?" jawab Arka tertawa.

Yang lain memutar bola matanya, kesal. “Tapi beneran, lo lebih care sama dia dibandingkan
yang lain, kalo suka ya suka aja kali Ar."

"Kan dia paling muda di antara kita." sanggah Arka. Bibirnya menyembunyikan senyuman.
“lagian, kalo gue emang suka, pasti ada tanggal mainnya.”

--

Keesokan harinya, permainan sudah mau dimulai. Anak-anak futsal sudah mempersiapkan
diri mereka. Arka melihat ke Tribun, ada yang aneh, 'eh Arsya nggak ada?'

Pemuda itu berjalan menuju pembatas antara tribun dan lapangan. Memberikan gestur
memanggil sepupunya, sahabat Arsha, yang justru sudah ada disana.

"Kenapa bang?"

“Arsha mana?” Tanyanya. “Kok 10 menit sebelum tanding belum ada?”

“Oh dia dilarang keluar kelas sama Pak restu, jadi ngadat. Bentar lagi pasti datang lah bang.”

Arka mengangguk lantas berbalik ke arah kursi pemain. Netranya menatap tribun lekat-lekat,
hatinya tidak nyaman, Arsha terlambat ikut menonton pertandingnya. Padahal biasanya dia
sudah siap di depan Tribun membawa plastik putih berisi 3 minuman untuk Arka dan
sahabat-sahabatnya.

‘Ya udahlah paling ntar lagi nyampe’ batinnya. Kemudian melanjutkan pemanasan.

--

Oke , mungkin sepupunya salah. Harusnya dia nggak bilang Arsya pasti datang, karena
sekarang, ketika permainan sisa 30 menit, Arsya masih belum memunculkan batang
hidungnya. Suasana lapangan tidak kondusif. Sedari tadi arka bermain sadis. Tidak mengerti
apa yang sedang mengganggunya. semua hal yang ada di kakinya dia tendang, bahkan
sempat men-tackle lawan mainnya.

Suasana lapangan pekat, aura Arka berbeda. Dia marah, kesal, entah kenapa. mungkin karena
ada seseorang yang melanggar janjinya?

"Arsha kemana dah. Ini sepupu gue udah beda banget sih vibenya sama sebelum main"

"Telfon dah lo."

Selang beberapa detik kemudian, sosok yang dicari mereka muncul dengan tergesa.

"ARSHA, anjing, lo dateng. gue udah hubungin berkali kali. hp


lo gunanya apasih?” cecar mereka.

Arsha nyengir, “lya maaf tadi hp gue low batt, Kak Ar sama yang lain gimana?” Tangannya
menyimpan tote bag creamnya di kursi.

"Parah, Kak Arka mainnya sadis sih, semuanya dia hantam, tumben
banget kaya gini.”

"Lo coba ke lapangan deh, ke Kak Arka, dia lagi di simpen di


bangku karena mainnya kasar, siapa tau lo bisa nenangin, ini aura dia pekat sampe sini sesek
tau ga.”

"Hah, oke, bentar ya.” ucapnya.

Arsha mengambil kantong plastik berisi minum dan memegang varsity Arka, berlari kecil ke
arah lapangan ke dekat bangku, kemudian menepuk pundak Arka dari belakang.

"Kak Ar."

Arka membalikkan badan, akhirnya, Arsha memunculkan batang hidungnya, Sahabat-


sahabatnya yang melihat dari lapangan melegakan nafas,

Alhamdulillah pawangnya dateng

Arsha duduk disebelahnya, kemudian menyodorkan minum, "Nih minum dulu,” sodornya.

Arka mengambil minum tersebut, menggumam terimakasih kemudian meneguk air isotonik
itu.

Arsha tersenyum, ‘Kak Arka ganteng bener Tuhan keringatan gini.’

"Kok telat?” Arka akhirnya memecahkan kesunyian, menyimpan air


isotonik itu disebelahnya, kemudian merubah posisinya menghadap Arsha.

"Maafin gue, ya? tadi dilarang Pak restu keluar karena teman
kelompok gue lupa bawa PPT.” Cengiran manis andalannya dia keluarkan. “Jaket lo gue
bawa kok kak, nih, mau pake?”

"Kamu.”

"Apa?"
"Pake, terus duduk sini."
"Apasih malu!" Arsha mendorong pundak Arka, ngga, dia ga mau pake jaketnya disini,
didepan ratusan orang? memakai varsity yang hanya dimiliki anak futsal? dengan nama Arka
tercetak jelas dibelakang?

“Tapi tadi telat, hal yang gapernah kamu lakuin sebelumnya, berarti
Janji kamu ga ditepatin."

Arsha berdecih kecil, "lya gue pake" Dia menyampirkan varsity itu ke pundaknya, “Tadi lo
mainnya kasar, ya?” tanyanya berhati hati

Arka mengangguk, “Tiba-tiba kesel, gatau kenapa.”

"Masa kalah sih Kak, kalau kalah gausah traktir gue deh" tanya Arsha usil.

"Heh congornya.”

Arsha berkekeh kecil, kemudian tersenyum, "Kak Ar emosinya harus di kontrol, kasian
temen-nya di marah marahin." Tanpa sadar, Arsha menarik tangan Arka, membuat gerakan
sirkular di telapaknya, "Jangan lagi ya?"

"Kamu ga ada, Sha.”

Arsha bingung, masih belum sadar jika sedaritadi Arka mengubah panggilannya. menatap
heran, "Kok--gue?"

“ Kan kamu janji nonton pertandingan, tapi tadi telat, ya kesel akunya.”

“Heh manja banget, kan ada sepupu lo sama temen gue yang lain, mereka juga ade-adean lo.”
“Tapi mereka bukan Arsha.” ucapnya.

Hati Arsha berdetak cepat, kemudian mengalihkan pandangannya ke lapangan, ‘Tuhan


mulutnya alus banget, gue blushing’ batinnya.

Mereka hening dalam keramaian selama sesaat. Salah satu dari mereka tengah gugup luar
biasa. Mungkin ini bukan waktu yang tepat, tapi tekadnya sudah bulat.

“Sha,”

Arsha yang mendengar panggilan selembut sutra itu semakin ingin menangis saking
saltingnya, “mm?”

“Menurut kamu, gimana kalo misalnya aku nganggep kamu lebih dari ade-adean?”

“M-maksudnya?”

“Gue suka sama lo.”

Profil Penulis

Fajar Alfiansyah. Tangerang, 2 September 2000.


Jejak Rasa

Rintik air ditemani kelabu malam tampaknya tak cukup syahdu untuk menenangkan perasaan
Kamila.

Bagi gadis kecil tersebut, membayangkan keadaan malam yang hangat dan penuh kedamaian
ibarat mendambakan kehadiran sebuah perayaan hari besar.

Jangan salah, keluarganya masih lengkap, sehat dan bahagia---pada awalnya.

Kamila berumur 15 tahun, dan selama 10 tahun terakhir dalam hidupnya, kehangatan
keluarga merupakan hal yang asing baginya.

Bukan. Kamila bukan berasal dari keluarga kaya dengan orang tua yang workaholic seperti
yang ada di dalam drama kebanyakan.

Pada saat Kamila berumur 4 tahun, ayahnya terlilit hutang yang cukup membuat harta
simpanan sepasang orang tua baru tersebut hangus dalam sekejap. Disaat anak mereka
berumur 5 tahun, sang ibu akhirnya memutuskan untuk menjadi TKW agar bisa
menyeimbangkan kembali ekonomi keluarga.

Namun justru itu adalah awal dari mimpi buruk gadis tersebut.

Tahun pertama, ayahnya masih menjalankan kewajiban sebagai orang tua dengan baik.
Mengantarnya ke sekolah, membuatkan sarapan, serta menyambut nya sepulang sekolah.
Seharusnya mudah untuk seterusnya, apalagi sang Ayah hanya perlu mengurusnya saja karna
masalah keuangan sudah aman dan selalu tersedia.

Tapi tahun berikutnya, sang ayah mulai jenuh. Merasa menyalahi kodrat, namun tetap enggan
memperbaiki keadaan dengan bekerja. Setiap malam, entah kemana meninggalkan anaknya
yang masih berada di bangku sekolah dasar sendirian.

Kamila masih harus bersyukur pada Allah, karena di masa tersebut, dirinya tidak terkena
musibah yang sewajarnya bisa ia dapat dalam keadaan seperti itu.
Setiap ibunya pulang kampung untuk merayakan lebaran bersama, yang ada hanyalah
pertengkaran orang tuanya tentang keegoisan masing-masing yang merasa dirinya adalah
yang terbaik.

Tapi sekali lagi, Kamila tetap harus bersyukur. karena Allah tidak membuat mereka
memutuskan untuk berpisah sehingga kesempatan untuk mendapatkan birrul walidain masih
tersedia.

Allah SWT mencintai hambanya yang bersabar dan tak akan memberi ujian diluar batas
kemampuan hambanya. Masa itu akan selalu menjadi masa terkelam dalam hidupnya, tapi
suatu saat itu akan menjadi bagian dari masa lalu yang tak akan bisa terulang.

----

"Jadi gimana? Mau diambil? Ini tawaran menarik banget loh.. kalo lo ambil ini, lo bakalan
jadi orang kaya dan sukses kalo fokus."

"Tapi suami gue kan udah kerja Re, anak gue juga bentar lagi masuk TK."

"Yaelah, Mil. PNS walaupun gajinya netep mah tetep aja nggak seberapa." Wanita itu masih
berusaha membujuk, "Lo pinter, Mil. Sayang kalo ijazah lo ngga kepake."

"Gue bakalan sibuk dong? Anak gue nanti gimana? Gaada yg ngurus,"

"Ya ampun lo mah dengan gaji segede gini bisa kali bayar babysitter termahal sekalipun."

Kamila, gadis kecil yang telah beranjak menjadi wanita dewasa itu tersenyum simpul.
"Nggak akan ada yang baik-baik aja buat seorang anak kalo kekurangan kasih sayang orang
tua. Mungkin takdirnya bisa berakhir baik karena Allah memberi hasil atas kesabarannya.
Tapi pilu nya akan tetap membekas dalam perasaan. Rasa sakitnya akan selalu terasa jika
diingat, dan gue nggak mau jadi orang tua yang gagal dengan membiarkan anak gue
merasakan kesakitan itu."

“Gue bisa seperti sekarang, karna Allah menyayangi hambanya yang ikhlas. Gue
percaya akan janji-Nya, meski saat itu rasanya mustahil buat gue untuk bangkit.
Kecintaan pada Sang Pencipta akan membuahkan hasil yang kekal dan nyata. Kita
ngga hidup di dunia untuk selamanya, buat apa secinta itu? Selagi masih dalam kondisi
yang cukup, gue akan selalu berusaha menjalankan amanah dari-Nya dengan baik.

Profil Penulis

Hamnah Fadwa M. Lahir pada tanggal 14 Oktober 2001. Sekarang merupakan mahasiswa
semester pertama di Universitas Negri Semarang.

Menyukai dunia kepenulisan sejak duduk di bangku taman kanak-kanak.

Karya pertamanya berhasil terbit dalam sebuah antologi.


PUDARNYA LUKA KARENA CINTA

Dada Kesya mendadak berdebar, memikul beban yang tak kunjung ringan. Banyak
pikiran yang melayang selama dua tahun belakangan ini. Sejak kepergian bundanya akibat
kecelakaan, kini hanya ayahnya yang bekerja walau kadang sakit-sakitan. Hatinya
merasa berat hidup miskin dengan ayah yang kebisaannya hanya membuat bakso. Berbeda
dengan kehidupannya dulu, kemewahan dan harta begitu bersahabat dengannya. Namun,
setelah kepergian bundanya yang kaya raya itu, ayahnya sakit dan merubah karirnya menjadi
tukang bakso keliling.

Pagi ini, matatari meninggi begitu manja, seakan menggoda wajah cantik Kesya untuk
segera keluar rumah. Didepan sudah ada pak Jaya sedang membersihkan gerobaknya, tanpa
basa-basi Kesya pergi menuju kampus. Wajahnya memerah, hatinya sangat geram sekali
merasakan kehidupannya yang belumditerimanyaini. Untunglah ada pria yang setia
menemani dan menghibur Kesya.

Gino, pria yang berkedudukan sebagai kaka tingkatnya dikampus sudah memacari
Kesya selama dua tahun lebih. Sebelum kemiskinan melanda, ia sudah pacaran.

“Kesya, ini uang untuk kamu.” Kaki Kesya berhenti tepat dekat gerbang rumahnya.
Pak Jaya berharap anaknya mau menerima, namun Kesya hanya menoleh dan menatap sinis.
Kemudian menolak secara langsung tanpa memikirkan hati ayahnya itu.

“Ayah kira aku anak SD yang bisa dikasih uang jajan dua puluh ribu?” Jaya berusaha
merayu anak kesayangannya itu. wajahnya Kesya yang mirip dengan almarhumah istrinya itu
membuat Jaya sulit memarahi Kesya, ia selalu diam dan mencoba untuk membahagiakan
anaknya. Walau kadang perlakuan Kesya sudah membuatnya merasa sakit.

Dikampus, Kesya sibuk mencari Gino yang menghilang sejak pagi tadi. Matahari
sudah mulai melambai pamit, namun belum juga ditemukan. Ponselnya pun tidak aktiv,
akhirnya Kesya memutuskan untuk pulang. Saat didepan gerbang kampus, ada beberapa
mahasiswa yang ramai membeli sesuatu. Kesya mengintip sedikit, ternyata ayahnya sedang
berjualan. Segera ia tutup wajahnya dengan tas dan mencoba melarikan diri namun
langkahnya dihentikan oleh sahabat karibnya.

“Kesya! Lo harus ikut gua, ke café pelangi.” Jantung Kesya seakan mau copot, karena
Lili sudah merusak niatnya untuk kabur dari pandangan ayahnya. Semua mahasiswa yang
sibuk membeli bakso, kini menontoni Kesya yang memaku karena wajahnya sudah
tertangkap oleh mata pak Jaya.

Pak Jaya tertabrak motor saat ingin mengejar Kesya, namun Kesya hanya menoleh
dan kembali melajukan langkahnya menuju mobil Lili.

“Sya, tadi kaya ada yang manggil, Ya?”

Kesya diam dan meminta Lili untuk fokus mengendarai mobil. Pikirannya hanya
dipenuhi dengan pertanyaan jail mengenai ajakan Lili yang membuatnya penasaran. Ia sama
sekali tidak memikirkan keadaan ayahnya yang sempat tertabrak motor.

Keadaan café cukup ramai, banyak yang makan sore disini. Saat mata Kesya sibuk
mencari tempat duduk, matanya berhasil menemui Gino yang sedang duduk Bersama wanita
lain. Tanpa berpikir lagi, Kesya menampar wanitaitu dan menyiram Gino dengan minuman.

“Sya, apa-apaan sih kamu.” Gino membentak. Seluruh orang yang sedang makan
menonton dengan santainya, bahkan ada yang merekam.

“Pergi! Aku udah gak mau pacarana sama wanita miskin dan durhaka seperti kamu.
Untuk saat ini dan selamanya kamu adalah mantan aku.”

Nafas Kesya mulai terengah-engah. Seakan kesulitan untuk menghirup udara


diruangan berAC ini. Lili langsung menarik Kesya dan menenagkannya dimobil.

“Li, yang dibilang Gino itu bener? Lo udah miskin?”lilimengucaokannyadenganhati-


hati.

Kesya mengangguk, rasanya berat jika menahan kebohongan ini lagi. Selama dua
tahun Kesya memang berhasil menyembunyikan semuanya, bahkan Lili aja tidak tau hal ini.

“Lo pasti akan menjauh dari gue, kan?”

Sambil menyetir, Lili memberikan ketenangan kepada Kesya bahwa dirinya tidak
akan pergi. Kemudian Kesya memberitahu tempat tinggalnya dan diantar pulang.

Dirumah, sudah diramaikan banyak orang. Ternyata banyak yang membantu pak
Jaya. Kakinya patah, bahkan tangannyalecet.
“Sya, ini kan tukang bakso yang didepan kampus? Apa jangan-jangan ini yang
dimaksud Gino, lo durhaka sama ayah lo sendiri?” kesya menganggu, dirinya sangat
menyesal sekali sudah menyia-nyiakan ayahnya yang berjuang selama ini.

Wajah yang terlihat pucat dan Lelah, bahkan kakinya yang diperban tidak membuat
Jaya berhenti mengumbarkan senyumannya. Kesya langsung memeluk tubuh yang terlihat
Lelah itu dengan penuh kasih sayang, kemudian menangis meminta maaf. Kini ia hiraukan
warga dan sahabatnya yang menontoninya. Ia sadar, kalau cinta yang ayahnya berikan tidak
akan memudar sampai kapanpun.

TAMAT

Tentang Penulis

Desya Zahra Fadhilah yang akrab disapa Echa ini. Si pemiliknamapenaDeramulai menulis
saat kelas satu SMA. Ada beberapa event penulisan cerpen yang ia ikuti. Ia juga pernah
bekerja sebagai penulis artikel dan ikut menerbitkan beberapa antalogi cerpen Bersama
kawan lainnya.
Hujan januari

Aku menatap butiran air yang perlahan jatuh ke bumi, mengalir, menuju tempat-tempat
terendah, menumbuhkan benih-benih kehidupan agar ia mekar nan indah.

Hujan selalu memiliki ruang tersendiri bagi penikmatnya. Ada kenyamanan di balik setiap
tetes airnya, kerinduan di setiap dinginnya. Tak ayal, aku menyukai hujan.

“Huft. Tapi tidak dengan kenangan yang ikut serta di dalamnya,” gumamku.

“Ibarat petir.’’ Suara seseorang menimpali ucapanku.

Aku menoleh ke asal suara itu. Sosok lelaki dengan kemeja hitam tengah menatap hangat
ke arahku.

“Banyak yang menyukai hujan. Namun tidak dengan petir,” ujarnya.

Aku membalas senyumannya, lalu melirik ke arah hujan.

“Mungkin kamu berusaha untuk menghindar, tapi semesta punya kenyataan. Telinga mu
akan tetap mendengar gemuruhnya. Di waktu yang bersamaan, kedua hal yang saling
bertentangan ternyata juga saling berdampingan. Dan kamu malah membenci keduanya, itu
tidak adil,” jelasnya. Ia menghela nafas sebentar,

“Jangan berusaha untuk melupakan, Kanin Dhiya. Karena semakin kamu berusaha untuk
melupakan, maka semakin melekat di ingatan. Benci itu bukan cara yang tepat untuk
menghindari, juga melupakan sesuatu. Ikhlaskan danmengalirlah seperti hujan. Maka, kamu
akan paham makna kesederhanaan,”

“Kamu siapa?” tanyaku.

Dia malah melemparkan senyum, lalu menepuk bahuku pelan.

'siapa dia? Tidak asing, kenapa tahu namaku?’

“Sampai jumpa, kita akan bertemu kembali dan jika hal itu terjadi, saya harap jangan
pernah membenci saya,” ujarnya penuh harap. “Kita pernah saling mencintai. Jangan lupakan
itu! Dan tentang siapa saya? Akan terjawab tanpa saya beri tahu,” lanjutnya. Lalu dia pergi,
begitu saja.
***

Hari ini salah satu teman kuliahku akan mengakhiri masa lajangnya. Aku datang dengan
Aisya. Sahabatku sedari kecil.Kami menjadi sorotan beberapa saat. Sedikit risih memang
dengan tatapan mereka. Ya, karena aku dan Aisya memakai hijab, sedangkan mereka menata
rambut.

“Parah, risih banget gua,” gerutunya.

“Sabar, orang sabar di sayang,”belum selesai aku berbicara, Aisya sudah lebih dulu,

“Di sayang doi,”memotongnya. “Udah ayo, pegel lama-lama diri,” keluhnya. Ia berjalan
sembarimenyeretku menuju jejeran kursi yang tepat menghadap altar.

“Nggak usah nyeret aku juga Sya,” ujarku kesal. Namun, dia hanya menyengir tanpa dosa.

Kami pun duduk di sini, di barisan kursi paling depan. Di atas sana, baru ada pendeta.
Sembari menunggu pengantin, aku malah asik berbalas pesan dengan salah satu temanku
yang di Bali. Saking asiknya aku tidak sadar bahwa acara pemberkatan sudah di mulai.

Tiba-tiba Aisya menyenggol lenganku, aku menoleh ke arahnya yang sudah menggerutu
penuh kesal. Ada apa dengan anak satu ini? pikirku. Moodnya gampang sekali berubah.

“Lu masih inget! Kak Elang?” tanya Aisya tiba-tiba, aku pun mengangguk cepat. “Dia pernah
ngejanjiin apa sama lu dulu?” tanyanya lagi.

“Tunggu saya kembali! Percayalah, saya akan kembali untukmu. Kamu telah membuat saya
jatuh cinta, maka saya akan meneguhkan hati saya untuk jatuh cinta pula pada agama mu,”
ujarku. Dengan wajah bingung aku mengulang kata-katakak Elang lima tahun lalu.

“Lihat! Lupain janji lelaki itu Kanin, sampai kapanpun dia tidak akan pernah menepati
janjinya,” ujar Aisya dengan suara meninggi.

“Maksud kamu apa? ” ujarku bingung.

Aku menatap Aisya dan lelaki itu saling bergantian. Ya, aku baru sadar, ternyata lelaki yang
ku temui minggu lalu adalah calon suami Diayu.
“Pendeta baru saja menyebutkan nama lelaki kardus itu, Elang Argantara Maladewa.Dia yang
lima tahun lalu berjanji akan kembali,” suara Aisya meninggi. Semua pasang mata menatap
kami, bahkan Diayu pun menatap bingung ke arah kami.

Aku menatap lelaki itu lekat, mencari jawaban atas apa yang di katakan sahabatku barusan. Ia
menatapku sendu, lalu mengangguk pelan. Seketika dadaku sesak, bagai mana bisa aku tidak
mengenalinya?

“Sya, apa ini nyata?” tanyaku. Aisya diam, “Apa alam sedang berkonspirasi mematahkan
hati ku?” Lagi, Aisya hanya diam.

“Apa ini yang dia maksud minggu lalu, untuk tidak membencinya, aku harus tetap mengalir
seperti air hujan, aku harus ikhlas. Apa itu mudah untukku? Lima tahun Sya, lima tahun aku
menunggunya, apa ini balasan untukku? Jawab aku Sya!” teriakku, aku benar-benar lepas
kendali. Hatiku terkoyak, “Keyakinan kita memang berbeda! Tapi bukankah dia telah berjanji
akan meneguhkan hatinya untuk mencintai agamaku juga, dia pembohong Sya,” aku semakin
histeris di depan altar pernikahan mereka. Semua orang menatapku, mungkin mereka pikir
aku ini sudah gila.“Pembohong,” teriakku.

Tiba-tiba hujan turun, sedangkan aku malah tersungkur ke tanah.

Dia berjongkok di depanku, mengelus lembut bahuku. Membuatku menatapnya penuh benci.

“Nabi mu adalah Tuhanku Kanin. Jangan membuatku semakin bersalah, berhenti bersikap
seolah kamu yang paling tersakiti,” ujarnya

Aku melemparkan senyum, lalu mengusap kasar air mataku. “Hujan adalah pertemuan,
sedangkan januari adalah perpisahan tanpa ikatan. 13 tahun memang tidak pernah berarti
apapun untuk mu kak.”

Plak.

Aku menamparnya di hadapan para tamu undangan, di bawah hujan. Semua mata menatapku
tak suka, bahkan ada yang mencibir secara terang-terangan, tapi aku tidak menggubris itu.
Toh, mereka tidak tahu saja, betapa kecewanya aku.

“Aku telah salah menaruh harapan pada manusia, pantas saja Allah kecewakan,” ujarku
lemah.
“Kamu tahu kak? Aku tidak merasa bahwa aku yang paling tersakiti, aku hanya meluapkan
emosiku. Hey, apa itu salah?” ujarku, begitu lembut. Ia hanya diam tak menggubris, lalu aku
menepuk bahunya pelan dan pergi dari tempat itu.

Sebelum itu aku sempat menoleh, “Kembalilah ke atas altar, kasihan pengantin mu
menunggu,” ujarku sembari menunjuk Diayu yang menatap bingung ke arah kami dari atas
altar sana.

Jangan mengecewakan, jika tidak ingin di permalukan.

Profil penulis.

Apink. Saya di lahirkan dikota Bogor 23 januari 2002. Menyukai hujan, kopi hitam, dan
kumpulan kata. Kalian bisa menyapa saya di IG: @nrhflh. Wattpad: @Syurluv.
After Sad By. Zaenab Mufidah

Seorang gadis berusia 20 tahun penyuka warna biru muda itu duduk termenung di balkon
kamarnya memandang langit yang penuh dengan bintang. ia tersenyum samar ketika sebuah
kenangan muncul di otak mungilnya, membuat dadanya sesak dan tampa sadar ia telah
menangis,

‘’Hiks.. Hiks... Mengapa seperti ini? Mengapa? Bantu aku tuhan hiks.. Aku ingin
melupakanya sekali saja.. Aku mohon..hiks.. ‘’Serunya dengan lirih akan syaratfrustasinya.

Ia lelah bila harus terus seperti ini, merasa bersalah atas kepergian seseorang dimasalalunya,
seorang yang sangat berarti dalam hidupnya. Ia juga tidak ingin semua ini terjadi jika ia bisa
memilih maka lebih baik ia cacat dari pada harus kehilangan.

‘’Nana’’suara lembut nan usapan di pundaknya membuat ia tersadar, menoleh kesamping


melihat sang bunda sudah ada disampingnya dan tersenyum lembut,

‘’Bunda.. Maaf Nana hiks.. Hanya merindukannya bunda.. Nana ingin dia ada disini
bunda..hiks.. ‘’wanita paruh baya itu memandang dengan sendu seraya berkata,

‘’Nana mau sampe kapan seperti ini hm.. Dia pasti sedih diatas sana kalau melihat kamu
sedih dan terus-terusan menyalahkan dirimu sendiri sayang... ‘’ aku hanya bisa menangis dan
berkata,..

‘’Aku juga ingin bisa melupakanya bunda.. Hiks.. Ta-tapi aku gak bisa bunda... ‘’mendengar
jawaban putri semata wayangnya membuat wanita yang dipanggil bunda itu segera memeluk
erat dan mengelus punggungnya berharap bisa meringankan beban putrinya itu.

Nana Maharani Alfiyansyah Anak sulung dari pengusaha sukses Aldebar Mahendra
Alfiyansyah Dan Arumi Syakilla Alfiyansyah .

#______________________#____________________#

Menjadi anak sulung dari orang terpandang tak seindah yang mereka lihat,terkadang Nana
ingin menjadi orang yang biasa saja,bisa tertawa bahagia seakan tak adabeban,tapi ia sadar
semua orang punya masalahnya masing-masing dan cara untuk menyelesaikannya.

Bahagia? Semua orang punya bahagianya sendiri bukan? Aku percaya bahwa kebahagian
akan datang,setelah kesedihan.
#____________________#_______________________#

Memandang dengan sendu gundukan tanah,dibawah langit sore yang agak mendung,ia Nana
gadis cantik itu menyempatkan diri untuk datang ke makam seseorang yang ia rindukan,rindu
yang tak bisa tersalurkanpada orang tersebut.entah sampe kapan ia memendam Tampa
balasan.

‘’Apakabar?..maaf baru datang..’’menyesakkan sangat menyesakkan Al...aku tak


sanggup...walau sudah dua tahun kamu pergi,tapi tetap saja aku belum bisa mengikhlaskan
kamu Al ...’’ suara batinnya menjerit pilu,berteriak,mengadu pada Tuhan .

Berjongkok,mengelus batu nisan dengan gemetar dan berkata,

‘’Maaf yah Al ..karena aku kamu jadi pergi,...seharusnya kamu gak ngelakuin ini
Al..mungkin kamu masih disini bersamaku Al..hiks..aku kangen banget sama kamu...ak-aku
gak bisa melupakan kamu..gak akan bisa Al..makanya jangan pernah minta itu karena sampe
kapanpun gak akan bisa Al...hiks..hiks..’’runtuh sudah pertahanan yang selama ini aku
bangun dengan susah payah.selalu saja seperti ini aku benci dengan ini semua.

Alva Bagasra Wirawan.Anak tunggal dari Firman Bagasra Wirawan dan Almara Bagasra
Wirawan. Anak emasnya Wirawan Grup. Penerus tunggal,dan harapan besar untuk
keluarganya.tapi ia harus pergi meninggalkan orang-orang yang sangat menyayangi dengan
penuh kasih dan cinta tulus. demi seorang gadis ia rela melakukan semua,meninggalkan
luka,sebuah duka yang amat dalam yang tak terobati.

Sebuah pembuktian cinta yang teramat besar untuk Nana Maharani Alnfiyansyah dari
seorang Alva Basgara Wirawan. Memberikan dunianya pada gadis yang sangat
dicintainya,sebagai bentuk sayangnya pada gadisnya itu,ia memberikan hidup dan
dunianya.ia tak sanggup melihat gadisnya menderita dan putus asa,setiap malam ia melihat
Nananya menangis terpuruk pada keadaan yang menimpanya.ia Alva mengetahui bahwa
gadisnya ini hanya pura-pura tegar dihadapan semua orang termasuk dirinya padahal dikala
malam tiba ia sanggat rapuh.

#_______________________#__________________#

Nana menghapus air mata yang terus mengalir sehingga membuat matanya sembab dengan
kasar seraya berceloteh dengan lirih menceritakan hari-hari yang ia lalui tampa ada seorang
Alva,
‘’Al kamu tau gak tadi dikampus aku ketemu sama temen kamu... yang pergi ke London dan
hari ini teryata dia udah balik dan sekarang dia kuliah dikampus yang sama,sama aku..te-terus
dia na-nanyain kamu..aku bingung harus jawab apa..mengambil nafas sejenak dan,kalau dia
tau kamu udah gak ada gimana yah reaksinya’’ia tersenyum getir membayangkan seandainya
teman baik Alva tau bahwa temannya sudah beda dunia dengan dirinya tak lagi sama,dan ia
tak bisa membayangkan itu.

Rasa bersalah menggerogoti hatinya sampai saat ini, membuatnya kian sesak bila mengingat
bahwa semua adalah kesalahannya,kecerobohannya yang tidak pernah mendengarkan Alva
dan berakhir kehilangan untuk selamanya.

‘’Al..kamu tau gak,aku selalu bawa surat yang kamu tulis kemanapun aku pergi...karena aku
berharap kamu akan kembali disisiku..menjelaskan semua bahwa ini hanya mimpi dan semua
baik-baik saja...,tapi hilang sudah semua harapan semu setelah aku nunggu kamu selama dua
tahun ini Al..’’aku tak bisa membendung semua,aku menumpahkan segala keluh,kesahku
terhadap orang yang tak lagi ada disisiku tapi bayangan dirinya masih melekat jelas dalam
otakku.

Menangis hanya itu yang bisa kulakukan,aku merindukannya sangat..tapi aku sekali lagi
ditampar oleh kenyataan yang sampai saat ini belom bisa aku terima.

‘’Al.. terimakasih kamu sudah memberikan duniamu untukku,aku janji akan menjaganya
dengan baik dan juga aku akan mengantikan kamu nenjaga bunda,ayah kamu seperti yang
kamu lakukan dulu Al..aku janji..’’aku bertekat akan mencoba mengikhlaskan semua dan
mencoba hal baru karena aku sadar bahwa hidup harus terus berjalan.

Sejak saat itu semuanya berubah,semua terasa lebih ringan dan aku menjalani hariku seperti
biasa, Alva sampai kapanpun kamu akan selalu ada dihatiku,menepati posisi tertinggi tak
akan tergantikan dari kamu aku belajar bahwa cinta tak selalu berakhir bahagia,tapi cinta
yang tulus rela berkorban..dan setelah kesedihan akan ada kebahagian.

# Tamat #.

Terkadang kebahagian muncul dari hal kecil,dan cinta adalah hal kecil yang bisa merubah
menjadi hal positive ataupun negative.
Zaenab Mufidah_Lahir di Banyumas,05 Juli 2000

Besar di Purwokerto,umur 20 tahun.

Akun Ig Zainab basayev jeon,

Nama pena @Basayev.


Breath Under The Rain

Oleh : Zahra Shubhi Ildae Nur Saidah

Hujan turun membasahi bumi. Bagi Valen, terdengar seperti sebuah melodi. Seperti lagu
klasik yang biasa ia dengarkan melalui ponselnya. Indah, harmoninya menenangkan. Ia
sengaja memejamkan mata, mendengarkan lebih jelas rintik yang turun. Valen merasakan
suara hujan yang jatuh di atas tanah, membayangkan bagaimana rumput bergoyang akibat
hantaman air. Pikirannya kembali berkelana ketika mendengar suara air yang jatuh di atas
kaleng bekas.

"Hei, cepat! Aku terburu-buru!" Gadis itu segera membuka mata, menepi dan memberikan
jalan agar orang-orang bisa mendahului langkahnya.

Selama lima belas menit menyusuri jalan, dia hanya melihat beberapa orang berlalu lalang.
Banyak yang tergesa-gesa, ada pula yang sengaja bermain dibawah dirasanya hujan.

Payung biru yang tengah ia genggam seolah menyadarkan Valen mengenai tujuan utamanya.
Rumah sakit, tempat yang akan ia tuju. Lokasinya memang sudah dekat, tinggal beberapa
langkah laki malah, namun dia merasa ada yang menahan kakinya untuk menapaki bangunan
tersebut. Lorong-lorong menyambutnya dengan kesunyian, begitu pula dengan salah satu
lampu yang berpendar pelan. Keadaan seolah memaksa Valen untuk kembali kerumah,
mengajaknya untuk bersantai di sofa sembari menikmati secangkir coklat panas. Sayangnya,
meskipun sekelilingnya seperti lokasi di film horor, Valen tetap gigih untuk mendatangi salah
satu kamar yang Fajar huni selama beberapa hari.

"Aku datang" ucap Valen sembari membuka pintu kamar. Dia meletakkan kantung
belanjaannya pada meja yang ada disebelah Fajar. Lelaki itu tersenyum, menyambut hangat
kedatangan Valen. "Terimakasih sudah datang"

"Tak perlu berterimakasih. Kenapa menyuruhku kemari? Kau bilang kau ingin bercerita?"
tanya Valen sembari duduk di sebelah ranjang, tempat Fajar berada.

"Aku ingin mengucapkan maaf, terimakasih, dan selamat tinggal. Aku tak tau kenapa, tiba-
tiba aku ingin mengatakan itu padamu" Fajar tersenyum tipis, mengalihkan pandangan pada
tangannya yang dibalut oleh selang infus. Dia terdiam, menghela nafas dengan berat. "Apa
ada masalah?"

"Umurku tidak lama, jadi wajarkan aku berkata seperti itu?" Fajar hanya terkekeh, seolah dia
tengah membuat lelucon mengenai hidupnya. Valen tidak memberikan reaksi apapun selain
menatap lekat Fajar. Dia terdiam, memandangi Fajar yang tengah menatap langit malam.
"Bertahanlah sebentar lagi, ayo kita duet! Ada piano yang harus kita mainkan bersama"
celetuk Valen sembari berusaha tersenyum. Jujur, dadanya serasa sesak jika melihat kondisi
kekasihnya saat ini. Terkena penyakit parah dan memiliki umur yang singkat. Haha, takdir
lucu sekali bukan? Padahal ia baru saja merasakan jatuh cinta, namun dengan kejam Tuhan
ingin mereka berpisah. Bukannya ingin memprotes atau membenci Tuhan, hanya saja dia
membenci dirinya sendiri lantaran terlambat jatuh cinta.

Dibawab sinar bulan, Fajar nampak sempurna. Dia bagai permata yang berpendar di lautan
tanpa nama. Dia begitu kokoh meskipun penyakit terus menggerogoti tubuhnya. Bagaimana
bisa lelaki luar biasa seperti Fajar berkencan dengan dirinya? Dia tak sempurna bahkan jauh
dari kata cantik. Tapi mengapa ia bisa mendapatkan hati Fajar?

"Aku ingin kembali memainkan piano bersamamu. Aku bahkan berusaha keras meskipun
orang-orang berkata bahwa usahaku sia-sia. Aku tak peduli, aku percaya keajaiban itu ada.
Tapi, entah mengapa aku ingin merasakan kebebasan" jawab Fajar. Pikiran Valen dipenuhi
dengan pertanyaan. Dia mempertanyakan kebebasan yang Fajar maksud. Terbebas dari
dirinya ataukan terbebas dari hal lain? Kalimat Fajar memenuhi otaknya, tengah bertempur
melawan logika.

" Lihat, pesawat itu seperti tengah mengarungi lautan bintang bukan? Jika pesawat itu bisa
membawaku pergi jauh, sepertinya akan menyenangkan. Bayangkan saja, pesawat itu
melintasi bintang bintang dengan aku didalamnya." Lelaki itu kembali tersenyum dengan
wajah yang tak bisa Valen pahami. Hatinya sesak, entah mengapa air matanya mendadak
terbendung. Gadis itu memalingkan wajahnya, menahan tangis sembari menetralkan
nafasnya.

"Kenapa ingin melintasi langit jika banyak tempat disini yang belum kau pijak?". Fajar
mengerucutkan bibirnya, berfikir sejenak sembari melipat kedua tangannya didepan dada.
"Entahlah, tiba-tiba aku menyukai langit" balas Fajar singkat.
Valen memberikan tatapan mendalam pada Fajar, dia ingin mengungkapkan betapa ia
mencintai lelaki itu. Lagi-lagi ia berharap bisa memainkan piano bersama Fajar, padahal
Valen tau betapa susahnya Fajar menggerakkan anggota tubuhnya.

Bolehkan ia berharap bahwa mereka bisa bersama lagi? Dia ingin membahagiakan Fajar
dengan segala cara. Meskipun hujan kali ini membuat nafasnya sesak, tapi Valen berusaha
tersenyum, berharap Tuhan mengabulkan doanya

Profil Penulis

Zahra Shubhi Ildae Nur Saidah atau biasa dipanggil Zahra lahir pada tanggal 14 Februari
2003. Ia memiliki hobi membaca buku, berolahraga, serta menuangkan ide pada selembar
kertas.

Wattpad : @ zhrildae_
SIDE

Bergerak cepat agar tak tertangkap...

Berlari agar tak tersakiti...

Bersembunyi agar tak ada yang dapat menemui...

Ia cikka gadis berusia 8 tahun yg tertinggal keluarganya di tempat wisata, awalnya


semua baik- baik saja tak ada yang aneh rasanya tapi semua seakan berubah secepat siang
meninggalkan malam. Keadaan taman bermain ini mendadak ricuh ketika datang segerombol
mayat hidup yang kerap di kenal sebagai ‘zombie’ semua ricu dan hancur berantakan. Akan
semakin bahaya jika cikka keluar dari persembunyiaanya, ya dia sedang bersembunyi di
sebuah mainan yang memiliki penutup di atas dan kanan kirinya sehingga cikka tak nampak
dari manaun, dadanya sesak ketakutan ia ingin menangiss dn memanggil ayahnya, tapi ia
sangat takut jika para zombi itu menemukannya, jadilah ia hanya diam dan berdo’a meski
sesekali air mata nya luruh di kedua pipinya tanpa permisi, ia sangat berharap ayahnya segera
datang mejemputnya, bahkan ia sempat berharap bahwa ini hanya mimpi dan akan segera
berhenti ketika ia bangun nanti, ia mencoba mengintip dari celah yang sedikit terbuka, benar-
benar tak ada manusia lagi, sudah 4 jam ia bersembunyi perutnya lapar sekali dan ingin
segera pulang, yang lebih ia takutkan adalah, jangan-jangan ayahnya sudah berubah menjadi
zombie juga, jika membayangkan itu cikka akan segera terisak tanpa suara, ia benar-benar
ingin pulang, ia ingin makan masakan ibunya yang sangat enak baginya,

6 jam lalu...

Di sebuah lab seteril bakteri yang tak jauh dari taman bermain, ada seorang dokter
magang yang sedang melakukan sterilisasi pada zat dari bakteri, namun sayang seribu sayang
entah apa yang ia campukan kedalam tabung zat itu sehingga yang saharusnya bisa
menambah sistem kekebalan tubuh justru bereaksi sebaliknya, ini bereaksi ketika sang dokter
sedang menguji pada badanya sendiri, bukan kebugaran dari tubuh yang kebal melainkan ia
berubah menjadi zombi yang konon adalah mayat hidup karna tak bisa berkomunikasi dan
tak bisa merasa sakit.

Semua bermula dari situ lalu menyebar hingga satu kota, menghancurkan segalanya padahal
baru 6 jam berlalu tapi hampir satu kota terjangkit virus mematikan ini, cara penularan yang
cepat di ikuti pengobatan yang terlambat karna belum di temukan vaksinnya.Pemerintah
sempat memutuskan untuk membakar habis kota ini agar tak menyebar ke satu negara bagian.
Presiden pun mengadakan konverensi singkat bersama pejabat tinggi lainnya. Beberapa orang
menolak untuk membakar habis kota ini, di antaranya adalah seorang walikota yang sudah
berumur, ia terus menoalk tanpa mengajukan alasan, ktakan ia egois, semuaberpikir ia hanya
ingin mempertahankan jabatannya karna ialah wali kota di kota itu, tapi dari rautnya itu tak
terdengar sejahat itu, sang presiden pun mendekati wali kota ini untuk berbicara empat mata
saja karna ini adalah maslah sangat serius “ ada apa ?” tanya pa presiden dengan pembawaan
yang masih tenang “saya jujur saja ya pak, di dalam sana ada putri kecil ku yang menunggu
ku, di taman bermain, 6 jam lalu saya dan putriku berada di taman untuk memakan ice cream
dan melihat rusa, ini adalah akir minggu yang ia tunggu-tunggu karna saya sibuk sehingga
kami jarang bertemu, saya dan putriku terpisah karna ricuh aku melihat nya bersembunyi di
sebuah mainan,lewat cctv aku berniat menjemputtnya, tapi akses di tutup dari mana pun, aku
bahkan berniat untuk menyewa heli kopter malam ini”jelas pa wali kota itu, sang presiden
pun tersenyum lembut “aku tau kau tak akan seperti yang mereka bicarakan” jawab pa
presiden tanang. “trimakasih pa” mereka pun melanjutkan knverensi yang hasilnya belum di
dapat

Sedang cika yang semakin katakutan di dalam sana sempat berfikir untuk keluar saja
dan menghadapi ppara zmbi itu, jika akhirnya ia pun jadi zombi, ia sudah siap karna ia pikir
‘toh ayah juga tak akan menemuiku, pilihannya jika tidak mati disini maka aku akan mati
kelaparan’ tapi ia teringat saat ia masih bersama ayah, mereka tak pernah melakukan makan
bersama di satu meja, cikka tau bahwa ayahnya adalah rang yang sibuk, tapi terkdang ia
berfikir bahwa ayahnya tak pernah menyayanginya karna ulang tahun cikka saja ayahnya
lupa, ia juga ingat bagai mana dulu ia selalu membentak ayahnya, ia ingat ia sering
berbohong untuk belajar kelompok tapi ternyata bermain di rumah kak fia hanya untuk
menonton drakor, rasanya ia menyesalinya, ia menyalakan ponselnya mencoba memberi
pesan pada ayah nya, tap sayang jaringan terputus, rasanya ingin sekali berteriak, cikka ingin
sekali tidur tapi ia takut tak bisa bangun lagi, ia benar- benar panik dan was-was sesekali
zombi itu menabrak tempat persembunyian cikka membuat cikka hampir berteriak, kembali
ia teringat ibunya yang tadi juga bermain bersamanya...

Throw back

“bunda, ayah sudah berjanji akan mengajak kita ke taman bermainn dan membeli ice cream
kan?” tnya cika tepat setelah bangun tidur, ibunya sedang memasak di dapur “tanya ayaah
saja, bunda tak tau,nak” jawabnya sambil terus memtong sayur yang akan di masak untuk
sarapan, cika pun berlari menuju teras balkon dn menemui ayahnya yang sedang menyesap
kopi hitam panas nya, “ayaaaaah!” triak cika “astaga, kau mengejutkan ayah, nak” pria tua
itu tampak terkejut sekaligus senang, di kecupnya jidat anak semata wayangnya ini, cikka
tertawa bahagia lalu memeluk ayahny dengan erat, “ayah berjaji akan mengajakku ke taman
bermain dan kita akan membeli ice cream bersama ditaman sambil melihat rusa!!!”
rengeknya lalu duduk di sebrang ayahnya “iya, ayah akan mengajak mu nanti siang sayang,
sekarang kau mandi dan kita sarapan bersama bunda yuk,” ajak ayahnya lalu bangkit dari
duduk, “yyyeeeeyy aku sayaaaaang ayah,!!!” teriak cika, “bunda eggak?” ibunya pura-pura
merajuk karna anak sematawayang nya melupakannya “iyaa donk, kan bunda yang masak
buat cika” cika tersenyum akan kebahagiaan kecil keluarganya. Selepas makan sarapanya
mereka pun bersiap untuk pergi ke taman, membawa sedikit cemilan untuk menemani siang
mereka, pukul 13:00 pun tiba, saatnya mereka menuju tempat tujuan, yaitu taman kota dekat
balai budaya dan lab sterilisasi bakteri di perjalanan cikka terus saja tersenyum memandang
gedung-gedung perkotaan yang cukup tinggi, sudah lama ia dan keluarga tidk jalan jala
bersama seerti ini, rasanya sungguh bahagia. Saat sampai cika langsung berlari menuju
tukang jaul ice cream “jangan lari-lari nak,”

Mereka sudah mendapatkan ice cream itu, lalu duduk-duduk di pinggir dekat dengan
kandang rusa, saa sedang asiknya mengobrol dan berbincang tiba-tiba saja keributan datang
dari arah jalan raya, semua orang bahkan berteriak untuk pergi dari sini,’bahaya datang’
tanpa berpikir dua kali cika sert ayah bundanya berlari menyebar, ayah sempat mencari
hanna yang berlari sangat cepat, saat itu cikka pun tak tau apa bahaya yang sebenernya
terjadi, yang ia pikirkan adalah segera menjauh dan bersembunyi, ayahnya sampai di
parkiran dan segera mencari bundanya utuk ikut serta, bunda sempat menangis dan hampir
tak ingin meniggalkan cikka sendiri, bunda memberontak untuk menemui cika tapi ayah
menahannya ketika tau yang menyerang adalah para zombi .

Bunda masih menangis histeris di rumah nenek cika, di pusat kota, sedang ayah sedang
mengurus keberangkatanya menggunakan heli kopter malam ini, pa presiden meyakin kan
apakah benar itu cika, ayah hanya mengangguk pasti lalu kembali membuat rencana bersama
para tentara yang akan membantunya. Akhirnya rencana selesai di atur, tinggal
keberangkatan mereka.

Pukul 23:13 mereka berangkat

Di sisi lain cikka sedang tertidur karna lapar dan terlalu banyak menangis.

Kabarnya zombi akan merespon suara keramaian dan cahaya, jika malam gelap mereka tak
dapat melihat manusia.

Maka ayah dan para tentara membuat ledakan pada gedung tua yang ada di dekat taman agar
mereka teralihkan.

Ledakan sudah di lakukan,

Heli kopter sudah mendekat pada titik utama, yaitu tempat cika berada.

Cikka juga terbangun karan suara ledakan

Dan benar mereka berlari menuju titik bom tanpa tersisadi taman dekt cika sudah aman.

Heli kpter pun berhenti tepatdi atas cikka dan akan segera menurun kan tangga tali untuk
ayah cikka turun

Cikka keluar karna penasara, dengan sangat perlahan dan tetap waspada, ia benar tentang
suara heli kpter teryata benar di atasnya,

Ayah turun dari tangga dan segera memeluk cikka hangat.

Cikka hanya menangis.

Dan dunia menangisi mereka juga.


Malam semakin larut dan berakhir lah kisah ini.

Instagram: na_picha14

Just call me na or picha dude, salam kenal dan moga suka buat new beggin ini wkwkw. Gaje
yak? Lah mana saya tau saya kan rumput kwkw

sekian
Sedikit Remuk

“Sya...” suara lembut itu menggema dikupingku, aku menoleh mendapati Edo yang sedang
menatapku, sayu. Aku hanya menaikan sebelah alisku.

“Ada apa?”

“Aku cuma ingin ngomong jujur sama kamu.” Tangan kekarnya beralih menggenggam
tanganku. Dari rupa-rupanya dia serius.

”Ada apa sih? Haha serius banget muka kamu, nggemesin sumpah yang, jadi pengen aku
bungkus buat bawa pulang.” Ujarku ketawa-ketiwi menghiraukan ucapannya.

“Aku serius Sya.. aku minta maaf ya. Aku gak enak banget sama kamu.” Edo semakin
mengeratkan genggamannya. Perasaanku mulai campur aduk.

“Ada apa sih yang?” nadaku berubah, penasaran dengan apa yang ingin dia utarakan.

”Aku mohon sama kamu, kamu dengerin aku, jangan potong pembicaraan aku ya..” aku
menatapnya dengan berjuta pertanyaan diotakku.

“iya ih, to the point aja, jangan bikin aku penasaran gini ih yang.”

“Pertama-tama aku mau minta maaf sama kamu, sebesar-besarnya ya dan aku mohon setelah
aku ngomong sama kamu, perasaan kamu sama aku nggak akan goyah, begitu sayang?” aku
yang bingung, semakin dibuat bingung olehnya.

“Iya apa? aku gaktau kamu mau ngomong apa, dah ya kamu ngomong langsung aja, aku tuh
bingung sumpah, ada apa sebenernya, aku jadi takut nih yang.” Aku ketar ketir dibuatnya.

“Selama ini aku berbohong Sya, ucapanku, segalanya yang aku ucapakan adalah bohong.”
Kedua mata hazelnya mulai memerah dan semakin intens menatapku.

“Maksud kamu apa Do? aku ga ngerti.” Rasanya moodku langsung memburuk, dan perasaan
tak enak itu muncul tiba-tiba.

“Hanya satu yang perlu kamu percaya, aku beneran serius sama kamu, dan aku juga bener-
bener sayang sama kamu Sya.” Dia semakin menggenggam erat tanganku, bahkan tanganku
tak mampu untuk melepaskan genggamannya.
“Intinya apa Do?” aku menatapnya pasrah, bayangan akan diputuskan oleh Edo sudah
didepan mata.

“Do.. jangan-jangan kamu mau memutuskan hubungan kita? Do, please kita udah tiga tahun
bareng-bareng, bahkan aku rela nunggu kamu satu tahun terakhir ini, aku gak mau putus.”
Aku nangis sejadi-jadinya, sungguh, aku sangat menyayanginya.

“Sya… dengerin dulu, aku belom selesai ngomong.”

“Makanya kamu to the point ngomongnya. Jelasin juga, apa maksud kamu ngomong kaya
gitu, aku gak mau putus ya.”

“Sha… aku cuman gak ingin kamu tau hal ini dari orang lain. Karena ini pasti sangat
menyakitkan untuk kamu. Jadi sebenarnya selama ini, aku ada main dibelakang. Selama aku
di Jogja. Aku bener-bener khilaf Sha. Aku gak berfikir panjang, bahwa hal yang aku lakukan
ini salah dan pastinya menyakiti kamu. Maaf Sha! Mungkin berjuta maaf takkan mampu
menyembuhkan lukamu. Tapi, tolong beri aku satu kesempatan lagi Sha, untuk kali ini, akan
aku gunakan sebaik mungkin, dan aku gak akan mengulangi hal bodoh ini lagi Sha.”
Ucapannya sukses menceloskan hatiku.

Aku hanya terdiam, menikmati desiran rasa yang menjalar begitu perih di dadaku. Aku harap
ini adalah tipu daya atau sebuah prank yang bisa ia lakukan padaku.

“Do, aku gak suka ya kamu prank aku kaya gini” ucapku serius.

“Untuk kali ini aku serius Sha, aku ngga bohong, dan ini nyata apa adanya. Maafin aku.
Maafin aku Sha!” Aku mecari kebohongan di bola matanya, namun sia-sia, rupanya Edo
memang serius.

“Kamu mau maafin aku kan Sha?” tatapannya penuh harap.

“Aku sayang sama kamu Sha dan aku serius” aku melepaskan genggaman tangannya. Lalu
menatapnya penuh benci.

“Apa kata kamu? Sayang aku? Serius sama aku?” ucapku sembari mengemas barangku
dimeja rumahnya.

“Lupain kita, aku gak butuh seorang penghianat!” Edo kembali menggenggam tanganku, dan
sekuat mungkin aku menepisnya.
“GAK USAH PEGANG-PEGANG AKU!!” Teriakku membuatnya terpaku, karena selama
ini aku tidak pernah berkata kasar padanya.

“Aku benar-benar menyesal Sya, please give me a chance!” Edo mengubah posisinya
menjadi terduduk didepan kakiku, matanya memerah, aku hanya menarik salah satu sudut
bibirku.

“Edo kamu tau kertas? Kepercayaan itu ibaratkan kertas, sekali ia diremas ia takkan kembali
rapih seperti semula. Sama halnya dengan perasaanku. Semoga kamu paham.” Aku menarik
nafas, lalu ku hembuskan perlahan.

“Dan terimakasih, kamu hebat, dalam sekejap kamu bisa mengubah segalanya. Dan aku bisa
banyak belajar dari hal ini, mencintaimu sewajarnya saja. Terlalu banyak mencintaimu hanya
menyakitkan saja.” Tiba-tiba Edo berdiri, lalu memelukku sangat erat, hingga aku tak bisa
melawannya. Sejenak hingga Edo beralih memegang bahuku.

“Sha tatap mata aku, lihat aku Sya, aku serius, aku sangat serius, aku gak bakal ngulangin hal
bodoh kayak gini lagi. Aku janji.” Edo meyakinkanku, betapa seriusnya dia.

“Udah ya Do, cukup drama kita sampai disini, hati aku sakit, sakit banget, ketika orang yang
aku percaya, memnghancurkan kepercayaanku, terimakasih kamu udah mau jujur.” Ucapku
lantas mengambil tas yang sudah ku kemasi di meja.

“Aku tau Sya semua ini menyakitkan, tapi aku mohon kasih aku satu kesempatan.” Aku
melihatnya, hatiku berdesir ngilu, rambutnya acak-acakan, wajahnya sayu, bibirnya pucat,
matanya memerah.

“Aku siap nikahi kamu, saat ini juga.” Ucapnya penuh keyakinan.

“Kamu maukan Sya?” aku menangkup wajahku dengan kedua tanganku, menyembunyikan
bahwa aku begitu hancur.

“Sya.. aku mohon..”

“Aku bisa memastikan bahwa ini yang terakhir aku nyakitin kamu.” Aku tak bergeming, dan
tetap pada posisi awalku.

“Kamu tau Do?”

“Aku tahu ini sangat menyakitkan Sya.” Jawabnya mewakilkan perasaanku.


“Kenapa kamu jujur Do, padahal aku nggak ingin mendengar segala hal yang menyakitkan
untuk kita?” tanya ku frustasi.

“Karena aku begitu menyesali segala hal yang sudah aku perbuat, seperti menghianati kamu.”
Aku kembali duduk, semuanya membuat hatiku luluh lantah.

“Siapa perempuan beruntung yang kamu jadikan selingkuhan itu Do?” tanyaku.

“Dia.. Dia Salsa” mataku membulat, rupa-rupanya telah terjadi penghianatan besar-besaran
yang baru kuketahui, sahabatku dan kekasihku? Cukup.Aku nggak kuat.

“Aku pamit Do.” Ucapku lantas beranjak dari rumah Edo.

“Gimana dengan kesempatan kedua Sya?” Edo mengejarku, aku hanya berjalan dengan
cepat.

“Aww” dan tanpa kusadari aku tergelicir batuan kecil, membuatku terjatuh ke aspal hitam.

“Sha kamu baik-baik saja?” Edo menatapku dengan cemas. Aku membalas tatapan Edo,.

“HATI AKU YANG SAKIT DO.”

“Untuk memaafkanmu, dan kesempatan kedua, aku akan berusaha.” Edo menangis
dihadapanku, lalu memelukku dengan erat, seakan-akan ikut meremukan hatiku yang
semakin remuk.

“Terimakasih sayang.” Ucap Edo tulus.

~~~~~~

Haaaaaaaai everybody. Aku Hesti Fidhiati. Bisa panggil aku saaaaaayanggggg, heum
panggilan khusus dari orang yang mencintaiku, hehe just call me Hesti okaaay!

Gadis berumuran 19 tahun yang sedang merajut seribu mimpinya.


Bercita-cita membanggakan, membahagiakan, orang yang kusayangiii sepenuh hati.

Aku berdomisili di Negri atas awaann, kalean penasaran, sini deh main, heummmm♥️😍

Suka banget deh baca novel♥️


NASI KEPAL IPAL

Ipal sudah tidak ingat, kapan terakhir kali ia makan nasi bersama lauk ayam goring
kesukaannya. Yang ia ingat, sudah berhari-hari perutnya tidak terisi nasi sebutirpun. Uang
recehan yang ada di dalam kantung celananya yang berlubang, rasanya tidak cukup untuk
sekadar membeli air mineral.

Teras ruko tua berdebu tempat ia biasa tidur kini sudah tidak bias ia singgahi lagi.
Pagi tadi pemilik ruko mengusirnya. Sepertinya ruko tersebut akan direnovasi karena Ipal
melihat truk pengangkut pasir dan semen berhenti persis di depannya. Ipal tak tahu, ia harus
tidur dimana malam ini.

***

Sinarmatahari di ibu kota sangat menyengat.Ipalberjalantanpa alas yang


semakinmembuattelapakkakinyapecah-
pecahterkenajalananpanasdanberdebu.Tangankecilnyataklepasmemegangiperutnya yang
kianlapar.Bajulusuhdanbau yang
dipakaiIpalmembuatwarnaaslibajutersebuttidakdiketahui.Tubuhnya yang
kecildankurusmembuatsiapapun yang melihatnyaakanmerasaibasekaligusmenjauh.

Ipalmemandangipuluhanmobilangkutanumum yang berseliwerandi depanmatanya.


Iaberlarimengejarsalahsatumobil yang terisipenuhpenumpang. Tanpadidukungalatmusik,
Ipalmengandalkantepukantangannyasambilmenyanyikanlaguandalannya.

“Pernahkahkaumerasa … hatimuhampa … Pernahkahkaumerasa … hatimukosong


…”

Beberapapenumpang yang ibamemberikannyasejumlahuangreceh yang


disambutolehucapanterimakasihdariIpal.Setelahturundarimobil,
Ipalmenghitungjumlahnyaberharapuangtersebutcukupuntukmembelisebungkusnasi.

“Kalaudenganlaukayamgorengtidakcukup, Dek,”
sahutpemilikwartegsaatIpalmenunjukpada menu yang diinginkannyasambilmenyebut
nominal uang di tangannya.

“Uangsegitucumabisabelinasidenganlauktempetahusaja,
itupunnasinyahanyasetengahporsi,” pemilikwartegitumenawarkanalternatifpilihan.Ipalcepat-
cepatmengangguk.Diserahkannyauangrecehansejumlahlimaribu rupiah
kepadapemilikwartegtersebut. Iameraihbungkusannasinyakemudianhendakberlalupergi.

“Dek…!” Panggilpemilikwarteg.

“Ini air minumnya.” Pemilikwartegtersebutmemberikansebotol air mineral


ukuransedangkepadaIpal.Sepertinyaiacukupkasihanmelihatbocahkecilhitamkurussepertitakter
urus di hadapannya.

“Terimakasih,” ucapnyalalu kaki


dekilnyaberlarikecilmelawanpanasnyaaspalsianghariitu.

***

Di hari-hariberikutnya, nyaristidakadasesuappunmakanan yang


masukkedalamtenggorokannya.TubuhIpalmakinkuruskering.Sudahbeberapahariiniiaberpuasa
tanpasahurdanberbuka.

YaTuhan, beginikahrasanyahiduptanpasatupunsaudaradankeluarga?
Tidakadatempatkumengeluhakankejamnyadunia. Tidakadatempatberbagikesedihan yang
sehari-hariakurasakan.Orang-orang yang
akucintaisatupersatutelahpergikarenaberbagaitragedi.Tidakadasatupun yang
mencintaikusaatini.

Ipalterusmembatindalamhatidanperut yang kosong.Hidupdalamke-sebatangkara-an


memaksanyauntukselalusiapmenghadapiberbagaimacamsituasi yang sulitdiprediksi.
Kerasnyakehidupanibukotatidaksebandingdengankemampuannya. Pemandangankontras yang
selaluiasaksikantatkalamelihatparaeksekutifmuda, kaumborjuis,
pakaiannecisdanmobilmewahsangatbertolakbelakangdengankondisi orang
pinggiransepertinya. Terlihatsekaliperbedaan yang
bagaikanlangitlapisanketujuhteratasdenganbumilapisanbumiketujuhterbawah.Padahal,
iaberada di bumi yang samadenganmereka. Kenapakeadaannyajustrusangatberbeda?

Malamsemainlarutdan rasa laparIpalsemakinmenjadi-jadi. Para penjaga di


deretanrestoranmewah yang
ialewatipastiakanlangsungmengusirnyajikaiaketahuanmencobauntukmasukkesana.
Ipalhanyabisamemandangigambar menu yang memenuhidindingrestoranbesertaharga yang
tertera.SudahtentuIpaltidakakansanggupuntukmembelinya.
SeorangbocahseusiaIpalterlihatberdiri di depanpintusalahsaturestoranJepang di
sisijalan. Bocahlaki-lakitersebutmemakaisweater merahdengancelanajeans model terkini.
Iaterlihatsedangmenunggu orang tuanya yang sedangmembayarmakanan di kasir.
Sebuahkotakmakananberwarnaoranyedipegangnyadengankeduatangannya.Sejaktadiiamempe
rhatikanIpal yang berjalandengansedikitmenyeretkakinya. Bocahituterlihattertarik.

“Kenapacaraberjalanmusepertiitu?” Tanyanyapenasaran.Ipaltidakburu-buru
menjawab. “Akubarusajamembelimakananini.Kamumau?Kamuterlihatkelaparan.”Bola mata
bocah itu membesar melihat tubuh kuruskeringIpal.Berbedasekalidengannya yang gemuk dan
sehat. Ipal hanya memandangnya iri. Bocah berambut keriting itu semakin merasa kasihan
mendengar suara Ipal.

“Akuselalumembelimakananinisetiapseminggusekali.Sebenarnyaakubosan,”
keluhbocahitu.

Bisa-bisanyaiamerasabosandisuguhimakananrestoraninisetiapminggu. BatinIpal.

Bocahlaki-
lakiitumembukatutupkotakmakanannyadanmengambilsebuahnasikepaldenganhiasanrumputla
ut, lalumenyerahkannyakepadaIpal.

“Inibuatkamu.Kenalkan, namaku Kevin,”


ujarbocahtersebutsambilmenjulurkantangannya.

AwalnyaIpalragu, namun perlahan ia membalas salam Kevin.


Bocahtersebuttersenyumdenganmatanya yang sipit.

“Sudahdulu, ya.”Kevin melambaikan tangannya meninggalkan Ipal yang masih


berdiri mematung dengan nasi kepal di tangannya.

Kepedulian yang lahir tak kusangka akan dating dari seorang bocah seusiaku. Di
saat orang dewasa terkadang tidak mempedulikan dan mengabaikan keadaanku. Aku tidak
terlihat oleh mereka yang disebut orang dewasa. Tetapi justru keberadaanku telah menarik
mata bocah kecil itu.

Ipal mengepal erat nasi kepalnya.

TAMAT
BiodataPenulis

Nurul Olivia Ulfamengawalikegiatanmenulisnyasejak SD. Berlanjutdimuatnyacerita humor


di majalahSabilitahun 2006.Kelas 8 SMP tahun 2007, iameraihjuara 1
lombamenuliscerpentingkat SMP-SMA se-kecamatan. Berlanjutpadadimuatnyaartikel di
platformHipweedanmasihaktifhinggasaatini.Beberapacerpennyapernahditerbitkandalamberba
gaiantologi. IG-nya @nurulolive
Singkat

SENJAKU UNTUKMU

Aksara senja ku tulis

Untukmu dinda yang manis

Sayupan angin merayu

Inginku memiliki mu

Namamu kutulis dalam doa

Berharap kau jadi kekasih Sholeha

Egoku terlalu menggebu

Tak henti memikirkanmu

Sungguh keji perasaanku

Memaksamu dalam pelukku

Rakusku mengenal cinta

Harapku, kita bersama selamanya

Tak ingin fatamorgana

Mencumbu rasa pada asmaraloka

Dinda ...

Ku harap cinta ini tumbuh selamanya

Wanita mana yang tak bahagia jika disuguhkan puisi indah dari seseorang yang
dicintainya? Ya, seperti aku. Namaku Khoiriy, aku mencintai seseorang yang bernama
Kusuma, aku mengenalnya berawal dari sebuah grup dimana grup tersebut berisi orang-orang
yang menyukai puisi. Awalnya kita hanya bercanda tawa balas membalas pesan di grup
tersebut, namun tanpa aku sadari rasa itu mulai tumbuh, bagaimana tidak, dia selalu saja
membalas pesanku di grup itu dengan untaian sajak yang indah sekali. Bahkan tak hanya di
grup itu saja, namun di chat pribadi juga kita saling balas membalas sajak yang menurutku itu
sangat romantis.

Semakin lama rasa itu semakin menggebu, hingga akhirnya aku mengungkapkan seluruh
rasaku, namun kebimbangan selalu hadir mengusik otakku, meskipun kami saling membalas
sajak dengan indah dan bahkan dia mengatakan bahwa suatu saat dia akan meminangku,
namun aku tak ingin terbelenggu oleh penantian yang semu, dan aku berfikir bahwa semua
yang ia katakan hanyalah sekedar humor yang terbungkus keromantisan saja.

Tanpa pesuruh bahkan tanpa penasihat, aku secara tidak sengaja mengungkapkan rasaku
yang menjadikan hubungan kami semakin dekat meski hanya sekedar lewat maya.

Hingga suatu saat, dia menanyakan apa alasanku menyukainya. Aku hanya membalas
tidak tahu, memang benar bahwa aku tak mengerti mengapa rasa ini tumbuh dan aku mulai
nyaman. Aku pernah berfikir apakah akunya yang baperan? Hingga sesingkat itu aku bisa
memiliki rasa padanya. Baru satu bulan kita saling berbagi notif, mengisi room chat yang
semakin ramai dengan untaian kata-kata indah yang kami ketik. Namun bagiku, satu bulan
bukanlah waktu yang singkat, dan bagi ia itu adalah waktu yang sangat singkat.

Giliranku menanyakan tentang perasaannya, dan apa jawaban dia?? Dia menjawab
"Belum bisa". Begitu sakitnya hati ini ketika mengetahui bahwa cintaku selama ini bertepuk
sebelah tangan. Otakku terasa kacau balau, aku tak mengerti apa yang harus aku lakukan
setelah ini. Namun dia mengatakan bahwa ia akan mencoba untuk membalas perasaanku, tapi
hati ini terlanjur sakit dan aku mengatakan "jikalau susah mungkin lebih baik tidak usah".
Menurutku itu jawaban yang tepat setelah sekian lama kami dekat dan rupanya dia tak ada
rasa sedikitpun kepadaku.

Dia selalu mengatakan bahwa dia akan mencoba membalas perasaanku dan ia tak ingin
aku pergi, namun aku berfikir untuk apa aku mempertahankan semua ini yang jelas-jelas
mengganggu ke konsentrasianku dalam beribadah? Jujur aku tak ingin kisah kami berakhir
seperti ini, sangat singkat sesingkat aku memiliki rasa kepadanya.

Aku tak ingin kehilangan dia, begitupun dia yang tak ingin kehilanganku, ternyata dia
juga menyukaiku dan aku tahu setelah temanku bertanya kepadanya setelah aku bercerita
tentang kepiluanku kala itu, rupanya dia tak ingin mengatakannya kepadaku karena ia ingin
menjaga perasaanku, ia tak ingin aku terluka lebih dalam jikalau akhirnya kita tidak berjodoh
sedang kita saling mengikat janji.

Dan telah aku putuskan, meski kami saling menyayangi dan tak ingin kehilangan satu
sama lain, tapi aku tak ingin rasa ini semakin menggebu dan semakin dalam pula aku tersiksa
dan terluka suatu saat, serta aku tak ingin cinta kami hanya akan menambah dosa, karena
yang aku inginkan cinta yang ada itu untuk menambah keimanan kepada sang Maha Kuasa
baik aku maupun dia.

Jadi kuputuskan untuk mengakhiri kisah ini, meski sulit meski sakit namun aku tak ingin
sakit lebih dalam lagi. I Love You ilusiku.

Boidata penulis :

Fitri Fadhilatul Khoiriyah dengan nama pena Penimbun Rasa sangat menyukai dunia
kepenulisan, ada beberapa karyanya yang telah diterbitkan dalam bentuk antologi, penulis
bisa dihubungi melalui. IG : @fitri_fadhilatul_Khoiriyah dan @penimbunrasa_, wattpad :
@PenimbunRasa, Novel Toon : Penimbun Rasa dan Khoiriy, Facebook : Dilala Dilaa
SETETES NODA DI BENTANG KACA

Sejumput kaku senyum yang tersungging nyata di bibirnya kini memudar. Alunan
suara bising, serta gelak tawa nyaring di sekitarnya mampu menggelitikgendang telinganya
hingga tampak kemerahan.

Davianmengerjapkan matanya berulang kali, sampai ia menyadari bahwa sosok yang


ada di depannya benar-benarHanum. Ia segerapergi, saat Hanum menatapnya sayu.

“Heybro! Mau kemanalo?” ucap temannya, Banu. Ia memperingati hingga


Davianberhenti beberapa saat.Naas,Davian tak menghiraukan pertanyaan yang jelas-jelas
ditunjukkan untuknya.

Kakinya terayun tak terarah, namun ia tetap saja melangkah.

‘Ya tuhan kenapa harus dia?!’Batinnya menjerit lara, tangannya meremat batang
pohon yang menyembul kasar dari semak belukar. Darahnya berdesir tak keruan, dadanya
sesak.

Pria bertudung hoodie itu memutuskan untuk menepi sejenak di atas bebatuan besar
yang tertata acak oleh sang semesta. Matanya memejam, menikmati semilir angin dingin
yang menerpa wajahnya.

Kepalanya berdenyut-denyut, dengan detak jantung yang tak kunjung teratur. Bayang-
bayang masa lalu benar-benar menggerogoti sisa-sisa remahan hatinya yang telah lama
hancur.

Davianmerapatkan jaketnya, suasana malam di pegunungan sangat dingin dan gelap.


Namun ia masih betah memandang bintang, yang berkelip cantik dengan indahnya.

Memori menyenangkan ketika bersama Hanum berputar liar dibenaknya. Hatinya


menghangat untuk sesaat, sebelumakhirnya memperlihatkan kenangan buruk yang
membuatnya ingin sekali meludah.

Dimana ia sudah berusaha semampu yang ia bisa untuk memahami hati Hanum yang
sangat susah di mengerti, selama ini ia dibuat kebingungan dengan jawaban yang Hanum
berikan.
“Gue nggak mau jadian sama loDav, guebelum siap ngerasain patah hati lagi....”

Kalimat itu masih ia hafal dengan jelas, sebab frasa itu adalah kata yang sangat legend
untuknya. Berulangkali ia menyatakan perasaannya, namun selalu jawaban itulah yang ia
dapatkan.

Kaliini Hanummenghilang entah kemana, seolah lenyap tak berjejak dari


kehidupannya.

Dua tahun ia harus merelakan masa mudanya, hanya untuk menunggu dan berharap
bahwa gadis pujaannya akan kembali padanya.Hari ini, tuhan mengabulkan doanya.

“Tuhan, dari sekian banyaknya orang di dunia ini, kenapa harus Banu?”Davian terus
mengeluh, akan takdir yang ia anggap telah bersekongkol untuk menghantamnya kembali.

Kenyataan bahwaHanumdatang sebagai calon pendamping hidup temanbaiknya, tentu


saja membuat dirinya terkejut bahkan syok.

“Davian! Sini! Jangan jauh-jauh,ntarilang di hutan bau tau rasa lo!” teriak Melin dari
belakang tenda yang tadi sempat melihat Davian pergi.

Sepertinya sudah cukup Davian menyendiri, ia menghampiri Melin yang sedari tadi
berteriak.

“Habis ngapain lo Dav? Masih sayang nyawa rupanya hahaha...,” tegur Melin disusul
tawa yang menggelegar khas orangmengejek.

“Apaan sih lo, dikira gue mau bunuh diri hah?” ucapDavian membeladiri dengan
angkuhnya.

“Buruan ke tenda, ntarlonggak kebagian makanan lohDav!” lengkingMelin semakin


menjadi-jadi.

“Nggakusahteriak-teriakgitu kali, gue juga laper, loudah makan?” tanya Davian


melembut.

“Belum lah, gue kan nungguinlo dari tadi yang sibuk mantengintuh bintang, etdah
betah banget lo liatnya. Sampe mata gueudahsepet baru gueteriakinlo tadi...,” jawab Melin
dengan tempo cepat. Hal itu malah membuat Melin terlihat lebih menggemaskan di mata
Davian.
Kedua insan itu berjalan sambil merangkul satu sama lain, terlalu aneh jika mereka
hanya dikatakan hanya sebagai rekan kerja saja.

Melin memekik saat mendapati, Bani dan Hanum tengah berpelukan dengan erat.
Dari gelagat mereka, sebentar lagi sepertinya akan ada adegan berciuman antara keduanya.

Namun Davian segera menutup kedua mata Melin dengan telapak tangannya. Melin
menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, sebelum meronta kepada Davianmeminta untuk di
lepaskan.

“Mau kemanalo?” tanya Davian yang melihat Melin sudah mengambil ancang-ancang
untuk berlari.

Melin membalikkan badan, bulir bening berjatuhan dari kedua matanya. “Gue pikir,
kita bertiga kesini bakal merayakan persahabatan kita yang sempatterputus... Gue pikir
mereka nggak akan ngerusakpersahabatan ini dengan pengkhianatan... Gue pikir, mereka
bakal inget sama gue... Tapi nyatanya mereka nusukgue dari belakang Dav... Kalau aja
mereka bicara dari awal, bahwa mereka udahnjalin hubungan, gua nggak bakal mau dateng
kesini Dav... ”

Davian tertegun atas pengakuan Melin, ia pikir hanya dirinyalah yang menjadi korban
ketidakadilan semesta ini. Davian merengkuh tubuh Melin, mendekapnya dengan penuh
kehangatan.

“Gue juga ngerasain hal yang sama kayak lo Mel, longgak sendirian, Hanum itu
adalah orang yang selama ini gueceritain ke lo Mel. Orang yang pergi dari guetanpa alasan...”
Mendengarnya,Melinsemakin mengeratkan pelukannya, bahkan sepertinya Davian lebih
tersiksa darinya.

Bentangan kaca yang tebal pun, akan hancur walaupun hanya dengan setetes noda
pengkhianatan dan sikapketidak jujuran.

Setidak suka apapun kalian dengan seseorang, katakanlah alasan yang jelas. Jangan
sampai membuat orang lain bingung dengan jawabanmu, kemudian berlarut dalam
menunggu.

TAMAT
Profil Penulis:

Meliana, cuma satu kata saja ya nggak ada kepanjangannya. Penulis berjenis kelamin
perempuan ini lahir dan besar di kota Pemalang, Jawa Tengah.Saat menulis cerpen ini ia
tengah berada di Kalimantan, menemani sang ibu mengunjungi sanak saudaranya sejak
kepulangannya dari perantauan 25 tahun silam.

Penulis dapat dihubungi melalui akun:

Wattpad: @milarosiana835 / @rintikpekat

Ig&Fb: @MelianaWldr
MATA

Karya : @Susilwti9

Aku bersyukur untuk serumit apa pun hidup

¤¤¤

“orang-orang bilang, kalo mau jadi kaya datang saja ke kota. Memangnya banyak apa di
sana, Bu?”. Tanyaku polos sembari memukul kelapa sampai menjadi terbelah dua lalu
memisahkan air dengan dagingnya.

Tak aneh jika di daerahku umur sembilan tahun banyak anak-anak yang putus sekolah,
membantu perekonomian keluarga walaupun nyatanya upah serabutan kelapa yang hanya
mendapatkan sepuluh ribu per hari saja jauh dari kata cukup. Rumah yang ukuran sepetak
tertata dengan papan diantara rumah-rumah beton yang bertingkat sungguh memperburuk
pemandangan. Jelek sekali, tidak terbayang betapa miskinnya aku di daerahku sendiri.

“Apa kau lupa, Lono? Ibumu buta, mana tahu ibu bentuk Jakarta seperti apa. Lagi pula tak
usah bertanya yang aneh-aneh”.

Ibu memang sensitif jika membahas seperti ini. Wajar saja karena ayahku pergi
meninggalkan kami dengan alasan mengadu nasib ke kota dan sampai kini belum pernah
menampakkan batang hidungnya lagi. “Ah nasib yang buruk” dalam batinku sembari kesal
jika mengingat hal itu.

“aku hanya bosan saja, Bu. Aku ingin punya rumah yang besar, mobil mewah, uang yang
banyak sampai seisi rumah saja penuh dengan uang”.

Ibu selalu memaklumi karena pikirnya yang terpenting Lono bahagia diantara beban yang di
pikulnya walaupun hanya sekedar khayalan.

Namaku Lono, mungkin terdengar aneh dan jelek tapi apa pun nama yang diberi orang tuaku
pasti terselip doa. Kulit sawo matang yang terlalu gelap memperindah badanku, badan yang
terlihat tulang, rambut keriting yang penuh daki, dan kuku hitam panjang. Ditambah ingusan
dan baju lusuh yang dulunya mungkin warna putih kini menjadi warna gading. Tidak
terbayang betapa jeleknya aku ketika bercermin. Se-usia ku yang seharusnya bermain bola di
lapang kini harus bekerja keras.
“lagian kalo kaya, Lono ingin membeli mata Bu”. Sambung Lono.

“Kau ini tambah ngawur, Lono”. Suara ibu menepis semua khayalan .

“Apa ibu tidak mau lihat Lono? Lono sudah besar Bu, bahkan Lono punya otot di tangan
seperti orang-orang preman. Wajah Lono juga tampan seperti pemain bola yang ada di luar
negeri”.

“Tentu saja ibu ingin lihat wajah anak ibu sendiri, ibu takut karena ibu buta kau tidak
terurus”. Membalas ucapan Lono.

Lono memang pandai berkata, ia tidak ingin ibunya mengetahui kalo ia memang tidak bisa
mengurusi badannya.

“Kau jangan bosan Lono, jangan bosan karena hidup susah. Jangan terlalu mengejar hal
duniawi karena jika kau begitu sampai ujung dunia pun dirimu akan terus merasa kekurangan
jadikan segala sesuatu sewajarnya saja. Karena kalo tidak? Kamu akan terus merasakan
kekecewaan”.

“Lono tidak mengejar Bu. Lono dari tadi duduk saja di sini”.

“Kalau sudah besar kau pasti paham ucapan Ibu. Yang terpenting kau berusaha kalo punya
impian”.

Jangan terlalu mengharapkan keberuntungan, karena keberuntungan tidak akan datang


kepada orang yang tidak mau berusaha

“Hidup memang berat dan kejam, Lono. Tapi sejahat apapun oranglain terhadap kita. Kamu
jangan membalasnya kau harus tetap berbaik hati agar orang itu malu sendiri”.

Ucapan Ibu didengar baik oleh Lono, tak aneh jika Lono terbilang anak baik oleh oranglain.

¤¤¤

Cahaya fajar menyirat berkilauan emas, semilir angin dingin menyapu suasana di pagi hari.
Aktivitas Lono di pagi hari mulai ia kerjakan seperti menyapu, mencuci, dan memasak agar
Ibu tidak melakukan pekerjaan yang berat karena kondisinya. Pekerjaan buruh selalu ia
kerjakan tidak ada yang tidak bisa bagi anak yang berusia sembilan tahun.

Hari ini Lono harus berangkat cepat pergi ke toko Pak Wawan, bekerja mengangkat semua
karung-karung yang berisi tepung terigu.

“Kebiasaan sekali kau ini Lono. Saya tunggu dari tadi baru datang sekarang, saya ini kasih
kau upah. Kau jangan seenaknya datang”. Suara khas batak pak Wawan sudah menghiasi di
pagi hari.

“Ya sudah cepat angkat semua karung di mobil”. Sambung pak Wawan

Dengan sigap Lono mengangkat semua karung tepung dan mengantarnya ke Toko. Betapa
kuatnya Lono di umur sembilan tahun mengangkat semua karung-karung itu.

Warna jingga di langit menandakan hari mulai berlalu, hal yang di tunggu-tunggu oleh Lono
yaitu upah dari seorang bosnya.

“Hey Lono. Kemari kau”. Si bos toko memanggil Lono yang sedang asyik melamun.

“Ini upah kau hari ini 20 ribu”. Dengan wajah riang Lono langsung mengambil uang itu lalu
berangkat pulang menemui Ibunya.

Walaupun upah sedikit apabila itu hasil kerja keras sendiri akan sangat bernilai

¤¤¤

Suasana rumah Lono seperti biasanya, tanpa televisi dan cahaya neon yang mulai melemah.
Ibu Lono duduk di bangku dengan rasa khawatir karena anak tercintanya belum kunjung
pulang. Tak lama seorang wanita menghampiri ibu Lono yang berada di depan rumah dengan
nafas yang terengah-engah.

“Bu, ikut kami.. Lono Bu! Lono!”. Dengan nada getir berusaha menjelaskannya.

“Istigfar.. memangnya apa yang terjadi sama Lono. Bu?

“Lono kecelakaan, saat dia pulang dari tokonya Wawan”.

Suasana genting terjadi lalu ibu Lono berangkat dengan seseorang untuk mengetahui keadaan
Lono.
Sampai di rumah sakit dokter yang merawat Lono datang menghampiri lalu memberi
penjelasan

“Begini Bu, pasien yang bernama Lono harapan untuk sembuh hanya 5%. Semua saraf di
tubuhnya mati. Lono mengalami otak mati yaitu di mana semua aktivitas saraf di otak atau
tidak ada lagi impuls saraf yang dikirimkan antara sel-sel otak”.

“Maaf dok, saya orang bodoh. Saya tidak mengerti maksud bapak”. Dengan nada tersedu-
sedu ibu Lono berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja”.

“walaupun Lono mati otak tapi detak jantungnya masih berdetak, akan butuh waktu yang
sangat lama untuk sembuh kemungkinan terbesar Lono akan tetap meninggal maka kami
mengambil keputusan harus nyatakan bahwa anak ibu telah meninggal dunia karena kami
tidak sanggup untuk menanganinya”. Tak lama ia memberi sebuah kertas kepada ibu Lono

“ini kertas yang ada di saku bajunya, saya serahkan kepada ibu”. Dengan uluran tangannya
lalu di baca oleh Ibu Lono.

Lono harus banyak uang supaya bisa membeli mata untuk ibu

Kalau Lono tetap miskin tak apa mata Lono untuk ibu

Coretan tinta hitam menggores kertas putih dengan isi yang sangat dalam. Tangisan ibu Lono
semakin menjerit, ia tidak menyangka Lono berpikir seperti itu.

“Kami akan membantu operasi untuk menyembuhkan mata ibu, karena ini keinginan anak
ibu sebelum ia meninggal”. Sambung dokter itu bicara lagi

“Anak saya belum mati!. Jantungnya masih bekerja dok. Masih ada harapan! Itu baru
kemungkinan”. Dengan histeris dan tangis terisak ibu Lono berteriak dan memukul dirinya
sendiri. Ia terpaku lemas karena masih tidak mempercayai yang terjadi.

“Maaf Bu, memang bisa sembuh namun harapannya kecil”. Berusaha menenangkan Ibu
Lono.

Setelah beberapa hari setelah kematian Lono, Ibunya memutuskan untuk tidak menerima
Operasi mata. Ia masih bisa bertahan walaupun tidak melihat. Ia berpikir jika dengan melihat
akan terus mengingat Lono. Jika mengingatnya maka kesedihan akan terus menerus datang.
Aku harus bangkit lagi

Hidup adalah tentang kita berlutut di depan kesulitan

Meskipun aku berjalan sendirian dan akan banyak rintangan

Profil Penulis

Susilawati, lahir di Bandung, 25 Desember 2000. Beliau sangat menyukai dunia ke penulisan
dan puisi sastra. Ia adalah anak ke dua dari pasangan Sumarno dan Ai Rina. Saat ini ia
tercatat sebagai alumni dari sekolah yang berbasis madrasah yaitu MA DARURRAHMAN.

Si malas yang berkutat pada Organisasi, ia selalu aktif mengikuti beberapa organisasi seperti
aktif di ormas NU yaitu Banser Denwatser Nusantara.
Luka yang kurindu

Mentari perlahan naik kepuncak peraduan,menelisik tiap sudut bumi yang berembun.Gadis
cantik dengan setelan T-sirth nya berlari lari kecil disekitar taman kota.Tapi, seketika
langkahnya terhenti “itu..ka danil bukan si..?”..gumam aluna pelan..saat tak sengaja
menangkap sosok yang begitu familiar dimatanya tengah duduk berdua di bangku taman
dengan seorang perempuan. “mungkin sepupunya kali” gumam aluna sembari meyakinkan
diri. Langkahnya sengaja ia percepat, takut takut danil melihatnya berada ditaman ini.

“Eh...sorry sorry..ga sengaja..” tiba tiba saja ada seseorang yang tak sengaja menabrak bahu
aluna sampai dirinya terjungkal kebelakang.

“Iya ka gapapa kok..” balas aluna sembari berdiri dri jatuhnya“Sendirian ka kesininya..?”
tanya aluna hati hati.

“engga kok..sama cowoku..tapi katanya tadi pamit ke toilet sebentar...lahkmu sendiri..?”


Tanya balik perempuan itu pada aluna.

“Iya ka..yaudah..aku pamit dulu ya...” pamit aluna menyudahi “okeh..hati hati..”...aluna
hanya mengangguk sekilas.Ada kilatan bening yang sedari tadi memupuk di kelopak
matannya.

“assalamualaikum bunda...luna pulang...” ucapnya dengan terlihat seriang mungkin.

“waalaikumussalam...mandi dulu sayang..nanti bunda buatkan sarapan..” balas bunda


sembari mengecup kening putrinya sekilas.

“yaudah...aluna langsung ke kamar ya bun..” aluna beranjak meninggalkan dapur.

Dihempaskannyasecarakasar tubuhnya ke atas king size,tangisnya pecah diantara bantal


bantal.Bahkan ternyata semua begitu menyakitkan dari yang ia perkirakan.

**********

“aluna...” suara ketukan di ujung pintu kamar gadis itu terdengar.

“Iya bunda...aluna nanti kebawah...” sergah aluna di balik selimut tebalnya.


“jangan lama lama sayang...nanti kmu telat ke sekolah”aluna beranjak menyambar handuk
dan segera menuju kamar mandi.

“Morning bun....” ucap aluna dengan kecupan singkat dipipi kanan bundanya.

“Morning bang riyan yang makin ganteng tapi ga laku laku” sapa aluna dengan kecupan
singkatnya juga dipipi kanan bang riyan.

“mata lu..kenapa dah bengkak bengkak kek gitu dek..” ucap bang riyan penuh selidik.

“Ouh...gue tau nih...abis baku hantam sama air mata ya dek...” seketika tawa bang riyan
pecah pagi itu. Iya bang riyan...lebih tepatnya hanya dia yang tertawa. Bahkan aluna hanya
diam menatapnya.

“mau sarapan apa sayang..?” tawar bunda mengalihkan pembicaraan keduanya.

“Aluna minum susu aja bun...udah kenyang..” tolak aluna dengan menyuguhkan deretan gigi
putihnya.

“Yaudah...bun..riyan pamit nganter aluna..” riyan berdiri dari tempat duduknya dan meraih
tangan bunda untuk dikecupnya.

“aluna juga bun...” kini giliran aluna yang mengecup punggung tangan bunda.

******************

Deretan gerbang sekolah semakin siang semakin padat oleh siswa2. Seorang gadis dengn
rambutnya yang tergerai memasuki gerbang sekolah sendiri.

“Aluna mana si..”zara menggerutu sembari memanyun manyunkan bibirnya kedepan.

“Kurang panjang tuh bibir..” aluna tiba tiba saja sudah berdiri disamping zara,membuatnya
semakin memajukan bibirnya kedepan.

“Baperan dasar...” aluna menarik tangn zara untuk kembali melangkah menuju ke kelas.

“abis nangis...?” zara menebak nebak setelh melihat mata sahabatnya sembab.

“he emm...bentar kok...gak lma..” balas aluna yang sedang asyik dengn buku catatan
biologinya.

“ka danil bikin ulh apa..?” mimik muka zara seketika berubah serius.
“jalan sama cwe..kemarin pagi..pas bgt kita lagi sama sama jogging..” terang aluna singkat.

***************

“Fyuuhhh...” zara meletakan kepala nya pasrah diatas meja.

“temenin ke perpustakaan ya ra...” rajuk aluna menunjukkan puppy eys nya.

“harus bgt sekarang lun...?” sekarang zara yang memasang wajah melasnya.

“Iyalah sekarang..ayolah...” bukannya luluh..aluna malah makin merajuk dengan menarik


narik lengan zara.

Zara menghela napas kasar,dirinya bangkit tanpa mengucapkan sepatah katapun. Aluna
menyusul zara dengan senyumnnya yang terus mengembang.

“aluna..” suara bariton milik seseorang dibelakang aluna seperti mengintruksi dirinya untuk
berhenti melangkah.

“aku ke perpus dulu...ntr kmu nyusul aja lun...” zara memilih mundur,membiarkan 2 orang
tersebut untuk menyelesaikan masalahnya.

“Ikut aku...” danil menarik pergelangan tangan aluna menuju bangku belakang sekolah.

“Tanyain apa aja yang perlu kmu tanyain...” suara danil seketika menyadarkan lamunan
aluna.

“Kemaren...” hanya satu kata itu yang ingin aluna katakan, tapi berhasil membuat danil
menggela napasnya berat.

“Cuma temen...kita ga sengaja ketemu ditaman kota...apapun yang dia omongin ke kmu ga
perlu kamu percaya..” jelas danil. Cukup..??..tidak...aluna tak selalu mendapat jawaban puas
dari danil. Tapi dirinya memaksa untuk tetap mengangguk.

“Iya gapapa...” alibi aluna sembari menahan derai tangisnya.

“semalem nangis...??” kini danil telah menghadapkan badannya mengarah ke aluna.

“he em....gapapa kok...Cuma bentar..lagian pengin nangis aja..”elak aluna menutupi.

“gara gara aku...??” tebak danil


Aluna mengangguk singkat.. “maaf...” ucap danil melihat keterdiaman gadis disampingnya.

“Mulai besok aku sibuk...mungkin waktu buat sama kmu makin gaada..aku harus persiaapan
olimpiade.dan buat les tambahan...” terang danil pada gadisnya.

“iya..ga papa ka...yg penting kmu semangat..jngn telat makan...jngn lupa istirahat..jangan
kecapean juga..”ujar aluna beruntun.

“kamu juga ya...jangan kecapean...jangan suka hujan hujanan lagi..soalnya nanti gaada
yang jagain...” akhir kalimat danil disambung dengn kekehan kecilnya. Aluna hanya
membalas dengan anggukan.

*************

Dulu...saat semua masalah dengan danil selalu bisa ia terima..danil yang egois, danil yang
selalu harus untuk semua keinginannya, danil yang seringkali kepergok jalan dengan cewe
selain aluna. Sebegitu besarnya masalah..dan aluna tetap baik baik saja dengan danil.

Tapi untuk kali ini...aluna seakan ingin menyerah.Berhenti dari pertahanan yang ia
perjuangkan.Yahh...aluna benar benar ingin menyerah..toh..apa yang perlu diperjuangkan lagi
jika salah satu pihak tetap bertahan dan pihak lainnya ingin meninggalkan.

Menyayangi sosok yang selalu menciptakan luka tak membuatnya sekalipun menyerah..
Meski akhir dari cerita...aluna yang harus benar benar berjuang..berjuang
melepaskan..berjuang mengikhlaskan.kisahnya berakhir dengan seseorang yang ia sayang
pergi entah kemana. Hanya meninggalkan luka..kenangan..dan rasa yang harus dengan paksa
ia hilangkan, bukan luka yang membuatnya berakhir,tetapi lelah yang mengakhiri
segalanya tanpa ada lagi kesempatan untuk kembali.

Nama : hasna izzah *2002 line*

Alamat : purwokerto,sumbang,banyumas.
KARENA SERIBU RUPIAH

Abi tercinta ternyata sudah dipanggil oleh pencipta-Nya ketika Fatimah akan
melaksanakan Ujian Nasional, ujian terakhir yang harus ia lalui. Namun jika ia mengikuti
ujian tersebut untuk selamanya ia tak akan melihat wajah Abi yang selalu memanjakannya.
Bagai buah simalakama, keputusan terberat yang harus ia jalani merelakan untuk tidak
melihat orang yang ia sayangi untuk terakhir kalinya.

Sejak saat itu Fatimah hanya tinggal berdua dengan Ummadalam gubuk yang sangat
sederhana.

Perjuangannya untuk hidup pun dimulai. Di saat semua anak seusianya merasakan
senangnya akan memasuki sekolah menengah atas, namun lain halnya dengan Fatimah. Ia
rela bekerja banting tulang ke sana kemari mencari biaya untuk masuk SMA. Sebenarnya ia
menginginkan melanjutkan ke SMK jurusan tata boga, tapi Umma bilang bahwa biaya pasti
akan lebih banyak.

Hanya Allah Yang Maha Mengetahui, ia simpan cita-citanya dan mengikuti nasihat
Umma sebabFatimah yakin akan doa yang pasti terkabul.

Sesaat suara Abi menggema di telinganya, ia teringat suatu hal yang pernah Abi
ajarkan padaFatimah ketika ia masih kecil.

“Nak, ingat nak bahwa Allah tidak menyiayiakan hamba-Nya yang mengeluarkan
hartanya untuk berjuang di jalan-Nya sekecil apapun itu.”

“Baik Abi, in syaa Allah Fatimah ingat dan akan mengamalkan nasihat itu.” batinnya.

***

Tak lepas dari perkataan yang selalu menggema di telinga kecilnya, setiap Fatimah
mendapatkan uang dari hasil kerjanya yang tidak lebih dari RP7.500,00 Fatimah selalu
menyisihkan RP1.000,00 untuk diinfakkan di masjid terdekatnya. Ia melakukan dengan tekun
tanpa ada hari yang terjepit.

Sedikit demi sedikit kehidupan Fatimah berubah. Kini biaya untuk memasuki sekolah
telah terkumpul. Walaupun tidak masuk di sekolah favorit, ia tetap menjadi anak yang rajin.
Di sekolahnya yang baru Fatimah sangat aktif dalam organisasi OSIS. Melalui
organisasi itu ia sering diajukan untuk mengikuti berbagai perlombaan terutama yang
berkaitan dengan keagamaan.

***

Setelah lulus sekolah menegah atas Fatimah memilih untuk mencari uang untuk
memasuki perguruan tinggi. Pengalaman pertama ia dapatkan di sebuah restoran yang agak
jauh dari rumah. Di situ ia merasakan persaudaraan yang begitu erat layaknya sebuah
keluarga.

Setelah lima tahun bekerja di sana dan alhamdulillah uang yang ia dapatkan cukup
untuk makan sehari-hari, Fatimah juga masih menyisakan uangnya untuk ditabung.

Ia berniat untuk melaksanakan perintah Allah pergi ke Baitullah dan ia kurungkan


niatnya untuk kuliah. Karena uangnya hanya cukup untuk satu orang maka ia niatkan untuk
tahun ini Umma yang akan ke Baitullah dan in syaa Allah jika masih mampu tahun depan
Fatimah yang akan ke Baitullah.

Fatimah memberanikan dirimembicarakan bahwa ia akan mengajak Umma


menghadiri wisudanya, sempat Umma menolak karena merasa malu seperti belum pantas
untuk berhaji. “Umma, memenuhi panggilan Allah ini bagi yang mampu dan alhamdulillah
uangnya sudah ada.” Sejenak ia meneteskan air mata berusaha untuk mmembicarakannya
“Umma, Fatimah sayang Umma karena Allah,” kata Fatimah sambil menangis.

“Terimakasih nak, Umma juga sayang Fatimah karena Allah.” sambil memeluk
Fatimah.

Waktu salat zuhur tinggal beberapa menit lagi. Umma mempersiapkan salat zuhur.
Biasanya ia pergi ke masjid, namun saat ini ia salatnya di rumah karena jam 13.00 kami harus
berangkat ke bandara. Fatimah sedang ada udzur, maka ia berzikir dan berdoa di samping
Umma yang sedang salat zuhur. Selesai berdoa Fatimah melihat Umma dengan khusyuknya
sedang bersujud.

Tiba-tiba hatinya merasa khawatir, “Ya Allah semoga tidak terjadi apa-apa, Aamiin.”
ucapnya dalam hati. Setelah beberapa menit, tiba-tiba Umma terjatuh dari sujudnya. Fatimah
langsung mendekati Umma dan ia cek denyut nadinya dengan gemetaran tak kuasa menahan
tangis. “Innalillahi wa innailaihi roji’un,” terbata-bata ia ucapka kalimat itu sambil menangis.
“Umma... Umma... Umma,” ia mencoba memangilnya. Tak percaya secepat ini ia akan pergi.
Ia masih tak percaya, memeluk Umma dan meminta maaf kepadanya. “Umma, maafkan
Fatimah selama ini, Fatimah banyak salah sama Umma, terimakasih Umma sudah merawat
Fatimah dengan ikhlas hingga saat ini Fatimah sudah besar, terimakasih Umma sudah rela
mengorbankan segalanya untuk Fatimah, maafkan Fatimah belum bisa berikan apa-apa untuk
Umma, semoga Allah memberikan balasan yang setimpal atas kebaikanmu Umma, Umma
semoga kita bisa bertemu lagi di surga-Nya, Aamiin aamiin yaa robbal alaamiin.”

“Ya Allah semoga Engkau berikan tempat yang mulia untuk Umma, lindungi kedua
orang tua Fatimah, pertemukan kami kembali dalam naungan rahmat-Mu Ya Allah,
terimakasih Ya Allah sudah pertemukan Fatimah dengan orang selalu yang menyayangi
Fatimah, sayangi mereka kembali Ya Allah, Aamiin yaa robbal alaamiin.”

Meskipun terasa lemas seluruh tubuhnya, ia tetap berusaha tegar. Fatimah


menyanyangi Umma, ternyata Allah lebih sayang Umma. “Abi, Umma Fatimah tak akan
menyerah menghafal Al-Quran, Fatimah akan berjuang layaknya kalian berjuang menghadapi
derasnya kehidupan dunia.”

Profil Penulis

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Perkenalkan saya, Elvi Nadya Saputri. Lahir di Bantul tepatnya pada tahun 2004. Semoga
cerita ini bermanfaat dan dapat diambil maanfaatnya ya. Teringat dalam surah as-Sadjah ayat
16 yang artinya “ Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada
Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki
yang Kami berikmamn kepada mereka.”
TAKDIR

" Kakichapulangkapan? " Teriakseorangdiseberangteleponmeneroboshujan,

" Sekitar 2 minggulagi cha"

" Achaudahkangen. Tehocha juga mau nikah, masa kaka maulewatin moment important si, "
Bibirachamanyuntakrela.

" Iyadeh, kaka usahakankalau gak banyakpasien. "

"Okekak, achatunggu" Senyumachamerekah, begitupunicha yang


merasakansedikitterobatikerinduannya padakeluarga.

" Beruntungbangettetehdapatsuami kaya Azzam.Tampan, ahlaknyaterjamin,


mapankriteriawanitabangetdeh. Sedangaku?hanyamenunggukepastian yang belumjelas."

" Ca,acha." Achaterbangundarilamunan

" Iyaumi, "

" Mikirinapasih, dipanggildaritadiituadaochadidepan"

" Kapan tehochadatang, kokacha gak dengersih"

" Makanyajanganlamunin nizam melulu "

"Apaanumi" Achameninggalkanuminya,

" Tehocha, " Achalangsungmenghamburmemelukocha yang langsungdibalasocha.


Merekaseperti 5 tahuntakbertemubagaianakayam yang menemukaninduknya,

" Udah kali pakairomantisansegala, " Azzam yang daritadi diam angkatbicara

" Syirikajakamu kaka ipar, bentarlagi juga kalian bisakekgini, iyakanteh? "
Achatersenyumjahil pada ocha yang hanyadibalassunggingansenyummalunya.

Berbagaibunga dan
hiasanpengantinlainnyamembuatsuasanarumahochamenjaditerasasinggasana.Perpaduanwarna
yang terlihatbegitumencolokindahdengandominanputihmelambangkankesucian.
Achamasihtampaksibukmembenarkanbulumatanya yang sedikitmenggeser.
Iaterlihatkerepotankarenatangan yang satumembawaparselberisialatsebagaimahar.

" Sini aku bantu" Azzam mengambilparselditanganAcha dan


membantumembenarkanbulumatanya. Mata merekasempatbertemupandang, Azzam yang
sudahmemakailengkapjashitamsertacelananya dan Acha yang
memakaigaunputihkarenadinobatkansebagaipagar ayu.

" Cantik, " Gumamazzam, issahanyatersipu.

" Makasih" Senyummanisterukirdibibirkeduanya.

" Saya terima nikah dan kawinnyaRossaliaAsyfabinti Umar Faruq


denganmaskawintersebutdibayartunai " Kata sakral pun berhasilterucapdarimulutazam, doa
pun terpanjatuntukpengantin. Ochamenciumlembuttangan yang kinisahmenjadisuaminya.
Azzam pun membalasdenganciumanhangatdikeningocha. Kemesraan dan kebahagiaan yang
terjadihariinihanyaAcha yang terlihatsuram, hatinyamerasatakrelamengingat masa lalunya.
Hanyadia dan Tuhan yang tahuakanisihatinya.

3 thkemudian....

" Bun, al penginikut " Althafmenarik baju ocha yang akanpergi

" Al, bundaada acara pentinghariini, " Ochasedikitmenaikkansuaranya

" Setiaphalibundapelgi, al sendilidilumah. Al kanpenginjalan-jalansamabunda dan ayah,"


Althafmasihbersikukuhdengansuarakhascedalnya. Matanyamulaimemerah.

" Kenapasayang? " Azzam masukrumahmendapatialthaf yang sedangmenangismenariknarik


baju ocha.

" Nih mas tolongjagaalthafya, akuada acara samatemen " Ochapergimeninggalkanazam

" Sayang,nantipergisama ayah ya, " Azam membawaalthafkegendongannya

" Gak mau, Al maunyabalengbunda, " Althafmasih duduk di pintu

" Nantisetelahbundapulangkitajalanjalan, sekarang Al masukya"

"Sayang, cobalihattantebawaapa" Acha yang daritadimengintip di


semakdatangmembawabeberaparantang di tangan.
" Acha, " "Tante " Panggilmerekabareng.

"Kita makan yuk, " Achamenggendongalthafmasuk. Mereka duduk


diruangmakanAchamenyiapkansemuaperalatan dan membukamasakan yang dibawanya

" Initante yang macak? " Tanya althafdiselakunyahan, "Iyasayang,gimana? "


Achamasihmenyuapialthafdengantulusnya.

" Enak tan, bunda gak pelnahmacak kaya gini Al selalumakandarilual. Kenapa ayah gak
nikah samatanteaja ? " Ucapan polos Al membuatduainsanbertatappenuharti

" Al gak bolehngomonggitu, " TegurAcha

" Kita maukemana yah? " Tanya Al di mobil,

" Katanyapenginjalanjalan, samatante gak papa kan? " " Hollee,Alsenengkalopelgisamatante


gak dilarangkalo Al main" Achahanyaterseyum yang terlihatazam di kaca.

" Ocha" Azzam berteriakmarahmelihatkemesraanochabersamalelakilain.

" Zam, inihanya.."

"selamainiakututupsemuaaibmutapisekarang kau menghianatilebihdariperkiraanku"

" Akumintamaafzam, " Azam meninggalkanocha dan menghampiriAcha yang ada di


mobilnya.

" Dari duluakumemangsudahnyamandenganmu, tapi Allah mungkinbelumpercayakanitu. Dan


sekarangakutahusiapa yang berhakdigenggam dan dibiarkan, maukah kau menjadiibuuntuk
Al dan menggenggam dunia inibersamaku? " Achameneteskan air matabahagia, cinta yang
dariduluiaperjuangkanternyatamasihterridoi Allah.

Penulis Bernama ThreeBe atau biasa dipanngil Mutohiroh.


Beautiful pain

Sholat ashar berjamaah telah usai dilaksanakan. Kini Eva telah beranjak dari
duduknya dan melangkahkan kakinya keluar masjid menuju aula kampus untuk mengikuti
tausyiah rutin yang diadakan setiap 1 minggu sekali. Semenjak Eva memutuskan untuk
mengikuti organisasi kerohanian ini, ia merasa lebih baik dan mulai membuka hati untuk
menata hidupnya agar lebih dekat denganNya. Tidak lama setelah Eva mempersiapkan buku
catatannya, team tausyiah yang akan mengisi akhirnya datang dan memulai pertemuan hari
ini. Saat Eva mendongak, ia baru menyadari sebuah perbedaan pada pertemuan kali ini.
Ternyata sore ini team tausyiah mengisi dengan sesi sharing dan menghadirkan beberapa
anggota untuk sekedar memberikan motiasi. Mungkin bagi kebanyakan orangpertemuan ini
hanyalah pertemuan biasa dan tidak lebih dari sekedar bimbingan kerohanian. Tapi bagi Eva,
sore itu adalah waktu yang berbeda.di mana ia mulai melihat ke arah seseorang yang
sebelumnya tidak pernah muncul dihadapanya. Lama pandangannya tertuju pada seseorang
yang tengah berbicara dengan menggenggam microphone hingga ia tersadar karena tiba-tiba
Sarah yang ada di sampingnya tidak sengaja menyenggol sikunya.
“ eh,, sorry Va... kecoret ya?” tanya Sarah merasa bersalah dengan menoleh ke arah buku
catatan Eva.

“ eh, iya iya... gk papa...” jawab Eva yang tak dapat mengendalikan gugupnya karena
terkejut.

“ lu ngapain buka buku kalau nggak nyatet, Eva Ardani...” Sarah menggeleng-gelengkan
kepalanya melihat buku catatan Eva yang masih kosong padahal sudah banyak point yang
tersampaikan. Eva hanya menyeringai. Semenjak saat itu ada sebuah rasa yang belum pernah
ia rasakan sebelumnya. Ia menyukai salah satu dari mereka. Ia, seseorang yang membuat Eva
teralihkan fokusnya dan membuatnya terdiam.

Eva mencari akun sosial media seseorang yang ia kagumi itu. Hingga ia menemukan
akun instagramnya. Tanpa disadari senyumnya terbentuk dan jari jempolnya terangkat
hendak menyentuh tulisan followdi laman handphonenya yang kini tengah menampilkan
sebuah akun.
“ astaghfirullahal’adhzim...” Eva mengurungkan niat segera setelah sebuah bisikan
menyadarkannya. Tiba-tiba saja ia terpikirkan, bagaimana jika ia mengikuti akun itu. Pasti
akan menjadi jalan untuknya stalking. Eva berkai-kali menggelengkan kepalanya dan
beristighfar. Ia teringat bahwa perjalanan ini ia mulai unuk berhijrah, jika ia tak bisa
mengendalikannya maka seterusnya ia akan kehilangan fokusnya.

Mengendalikan hati memang bukanlah suatu hal yang mudah. Tapi Eva masih tetap
berusaha untuk mengembalikan fokusnya dan mengabaikan perasaannya itu. Perkataan
seorang ustadz selalu terngiang dalam ingatannya. Bahwa manusia memilki akal dan iman
yang seharusnya bisa mengendalikan perasaannya. Memang tidak ada rasa yang salah. Tapi
bagaimana seseorang menyikapi perasaan itu, disitulah hal yang dinilai. Akankah ia
menjaganya dalam ketaatan ataukah menuruti perasaannya itu?.

Lama Eva menyimpan perasaannya itu dalam diam dan doa yang ia langitkan. Ia pun
tidak ingin tersakiti terlalu dalam jika nanti akhirnya seseorang itu bukan takdirnya. Karena ia
begitu yakin bahwa takdir adalah keputusanNya. Walaupun ia mampu untuk mengendalikan
sejauh ini. Tapi tetap saja, berhenti menyukai seseorang bukanlah hal yang mudah. Tidak
sesederhana itu.

Hingga hari itu datang. Hari di mana Eva menyadari satu hal lagi dalam mencintai.
Yaitu ketika ia memutuskan untuk mencintai seseorang itu berarti ia memutuskan untuk
merasakan sakit setelahnya. Hanya saja bagaimana rasa sakit itu?. Hari itu pertemuan yang
rutin diadakan tiba-tiba saja diliburkan karena team tausyiahpengsi acara akan menghadiri
walimatul’ursy seorang anggota di antara mereka. Jantung Eva berdetak lebih kencang
daripada biasanya. Ada perasaan takut yang hinggap dalam hatinya. Dan benar saja, apa yang
ia duga beberapa detik ini benar-benar terjadi. Bahwa seseorang yang selama beberapa waktu
terakhir ini mampu membuyarkan fokusnya ternyata pada hari ini akan memulai hidupnya
yang baru. Di mana seseorang itu telah menemukan takdirnya. ada perasaan sakit yang
berdesir dalam hatinya. Tapi tak sempat rasa sakit itu menguasai hatinya, ia kembali
beristighfar dan menarik ujung bibirnya untuk tersenyum. Dia bukan untukku, batinnya
menenangkan hatinya. walaupun tak mudah untuk menghadapi rasa sakit, tapi Eva tau ini
adalah kesakitan yang indah karena ia menyerahkan semua kepadaNya. Walaupun hatinya
merasakan titik-titik kesakitan, tapi ia tahu bahwa takdirNya adalah yang terindah. Jadi
seindah itulah rasa sakit ini. Seindah taatnya seorang hamba kepada penciptanya. Hari itu
ketika Eva memutuskan untuk mencintainya dalam taat ituberarti ia memutuskan untuk
merasakan kesakitan hari ini. Dan rasa sakit itu adalah kesakitan yang indah karena ia basuh
dengan ketaatan yang selama ini ia genggam untuk mengendalikan persaannya.

Seorang Ustadz senior pernah mengatakan bahwa cinta itu datangnya dari Allaah.
Mengapa Allaah menumbuhkan rasa cinta itu? Karena Allaah ingin menguji. Akankah rasa
cinta itu mendekatkan hambaNya kepadaNya atau justru menjauhkan dariNya? Dan kini Eva
memilih untuk mendekat kepadaNya. Dan berusaha untuk menghilangkan perasaannya
karena seseorang itu bukan takdirnya. Seindah taat kepadaNya rasa sakit itu.

Nama : Haru

Umur : 2002 line


Netra di baliksenja

Setiap sore hari, Seoranggadisremajaselalusetiamenyaksikankehadiransenjasampaitenggelam.


DiaNadira Putri, seorangpelajar SMA. setiap sore harisetelahmembantuibunyaberdagangkue.
diaselalumenyempatkandiriuntukdatang dan duduk di sebuahjembatan yang
mengahadaplangsungkearahsenja.

Hari ini, sepertibiasaNadiradatangkejembatan yang takjauhdarirumahnyalebihawal.


Kemudianmendudukidirinyasambilmenatapsenjasesekalimenghirupudara sore hari yang
sejuk. Dia pun mulaimengeluarkansebuahbuku diary bersampulbiru yang
sedikitusangdenganpulpen yang selaluiabawakemanapundaridalamtastenteng pink
kesayangannya. Tangannyamembukabuku diary nya dan terhenti di
halamanhampirpertengahan. Jari-jemarinyalihaisaatmulaimenulis kata demi kata yang
menjadikalimat yang indah.

Senjahariinimasihsamasepertisenjasebelumnya,
namunakumenemukanmaknaketulusandarisenjahariini. – 12 april 2017. Dari
gadispengagumsenja.

Perlahansenja pun mulaitenggelam dan akansegeramenghilang, memunculkanawan yang


mulaimenggelap. Nadirasegeramemasukibuku diary dan pulpenkedalamtasnya. Dia pun
mulaiberdiri, taksengajapandangannyatertuju di ujungjembatanlawanarahnyaberdiri.
Terdapatseoranglaki-lakidengannetrahitam nan teduhmenatapkearahnya. ditemani oleh
pergantiansenja dan langitmalam. laki-lakiberhodiehitamtersebutsegeramembalikkanarah dan
berjalanperlahan. Rasa penasaranNadiramuncul dan segeraberlarimenujukearahnya.

“Hei, tunggu,” teriakNadira. Semakinmempercepatlarinya. Namun, langkahnya yang


cepatmembuatNadirakewalahanlaluberhentimengaturnapasnyasejenak. “Hosh—hosh,
cepatbanget. padahalcumajalan.” Nadiramenundukmemeganglututnyakarenaterengah-engah.
Bagaimanatidakjembataninicukuppanjang.

Tak lama kemudianterdapatseoranglaki-laki yang berdiri di sampingNadira yang


masihmenunduksambilmengaturnapasnya. EkormataNadirataksengajamelihat kaki
seseorangtepat di sampingnya. dia pun mendongakkankepalanya.
“Ka—kamu?” ucapNadira yang terkejutmelihatsiapaseseorang di sampingnya.

Laki-lakipemiliknetrahitam nan teduhituhanya diam.


DiahanyatersenyummenanggapipertanyaanNadira. “KenalinnamaakuNadira Putri.”
Nadiramenjabatkantangannyakearahlaki-lakiitu yang hanyamenatapnyadalam diam.

“Arkan,” ucapnyasingkattanpamembalasjabatantanganNadira.
TakmendapatkanbalasanNadira pun segeramenarikkembalitangannya.

Allahu Akbar ... Allahu Akbar

Suara azan maghrib berkumandang, Nadira yang


tersadarbahwaharimulaigelapsegeraberpamitandenganArkandiwarnaidengansenyumtulusnya.
Arkanmembalasdengansenyummanisnya.

NadirasegeraberbalikberjalankearahrumahnyabertepatandenganArkan yang
berlawananarahdengannya. Perjalanan yang
cukuppanjangdariarahjembatanmenujurumahnya, kemudiansampailahdia di rumah yang
cukupsederhanadengan pot-pot bungakecil yang mengelilingihalamanrumahnya.

“Assalamualaikum, Bu.” Nadiramenyalamitanganibunya—Ira yang sudahtakmudalagi.


Setelah beberapamenitlalumemasukirumahnya.

“Waalaikumsalam, tumbenpulangnyatelat, Nak,” ucap Ibu Ira dengansenyumkhasseorang


Ibu.

“Maafya, Bu.” Nadiramerasabersalah. Ibunyahanyatersenyummenanggapi dan


memeluknyaerat. Nadira pun pamitkepadaibunyauntuk mandi dan shalat Maghrib.

Hari demi hariberganti,


sejakkejadiandimanaNadiramengenalseorangArkansaattaksengajamenatapnetrahitamteduhny
a. Kinimerekaselalubertemu di jembatansembarimenyaksikansenjatenggelambersama.

Hari initepat 1 bulanmerekabertemanbahkanmemutuskanuntukbersahabat.


Entahlahpersahabatanantaralaki-laki dan perempuantakada yang murni.

“Oh iya, akubolehtanyasesuatu?” tanyaNadirakepadaArkan di sebelahnya yang


masihsetiamenatap sang senja yang perlahanmenghilang.
Arkan pun hanyamengganguksajasembaritersenyum. Nadira yang
hanyamendapatresponandalanArkan, hanyamemasangwajahacuh, kebiasaan. “Hm, apa yah.
Tempattinggalkamu di mana? Terus kenapasukasenyum? Terus--,”
ucapnyaterpotongsetelahArkanmenatapnyabalik.

“Tempattinggalaku di surga, dan karenasenyumibadah.”

“Sebelumakubenar-benarpergi, akucumapesan.
Jangantinggalkankewajibankamusebagaiseorangmuslim, janganlupatersenyum dan
selaluberbuatbaik. Terimakasihataswaktunya dan maafaku gak bisaterusbersamakamu, karena
di dunia ini gak ada yang kekal. Sampaiberjumpa di surgananti. Akupergi.”
Senyumanmasihmenghias di
wajahnyalalumengeluspuncakkepalanadirapercumakarenatangannya yang tembus di
kepalanadira.

“Akumencintaimu.” ucapnyaterakhir kali sebelumbenar-benarhilang.

“Kenapatiba-tiba?” ucapnyadengan air mata yang tiba-tibasajasudahmenggenang di


pelupukmatanya. Nadira yang mendengarsertamenyaksikanucapantiba-tibaarkan.
Hanyamenggelengkankepalanyatakpercayaluruhsudah air matamenyusuriparasnya yang
cantik. Hatinyasepertidihantamsetelahtersadar oleh kenyataan yang begitumenyakitkan.
“SampaijumpaArkan, terimakasihatassegalanya. Akumencintaimu.”
Cahayasenjasemakinmeredupdan
menghilangmenemanikesedihanNadirasekaligusmewakiliperasaanya.

-TAMAT-

ProfilpenulisSarfina, lahir di Kaluku (Sulawesi Selatan), 24 Februari 2003.


Diaadalahseorangpelaj

kelas XI Jurusan APL SMK di SMKN 9 Kota Tangerang. Diamenyukai dunia menulissejak
SMP. Kalian bisamenyapanyadalaminstagram: @Finaf24 atau Wattpad: Fina024
Malaikatku

Inikisahkumemilikiseorangkakaklaki-laki yang perhatian dan


penyayangmemangmenyenangkan, tapiakanberbedajika kalian tahubagaimanakisahku, dialah
Mike atauMickhael dan namanya di ambildarinamamalaikat,
itusebabnyaakumenyebutnyamalaikatku yah walaupunhanyasebataskakaktiriku.

Hinggahariitudatang dan merubahsegalanya, di sepertigamalamakuterbangun dan


sebuahsuarateriakanmengejutkanku, dengansedikitkeberaniankuikutisuara yang kudengar dan
suaraituberasaldarigudangbawahtempat yang takpernahkumasukikarenakak Mike
melarangkerasmengenaihalitu, jujurakumerasatakutapalagisekarangkak Mike
tengahpergientahkemana,tapi rasa penasarankumengalahkansegalanya,
daricelahjendelagudangakumengintip dan pemandanganmengerikanmenyambutku, di
dalamkak Mike tengahmemotong kaki seseorangtanpa rasa takut dan
jijiksedikitpunbahkantubuhpemilikpotongan kaki
itusudahtakberkepalaakumenutupmulutkutakmenyangkaseorangkak Mike
mampumelakukanhalsekejiitu, tapiuntukapa?

Pagi kembalihadirsepertibiasakakbangunlebihawal dan menyiapkansarapanuntukku,


untukpertamakalinyaakumerasatakutmeliatsenyumkak Mike,
padahalselamasepuluhtahunkebersamaan kami, senyumkak Mike lah yang paling akusukai.

“ SelamatpagiDea...” sapakak Mike penuhsenyuman,


akumeremangbenarkahdiaseorangpembunuh, sebisamungkinakubersikapbiasasaja

“ Pagikak...”

“ Kak Mike kapanpulang? KenapaDeanggaktau ?”

“ Mungkinkarenakamusudahtidur.”

“ Tapi...” Mungkinharuskupastikansendiri

“ Bagaimanakuliah mu?”
“ KakapabolehDeabertanyalagi? Apagudangbawahsangatpenting?”

“ UntukapakamumenanyakanhaliniDea? Yang perlukamutahujanganpernahmencari tau apa


pun mengenaitempatitu, mengerti?” akumengangguktakperlukutanyalagimengenaihalini,
karenasuarakak Mike yang mendinginsudahmenjelaskansemuanya.

“ ApabolehDeatinggalsama ayah?”

“ Ayah yang mana?”

Akutercekatapamaksudpertanyaankak Mike,
entahmengapaakumerasahalburukakansegeraterjadi

“ Bukankahkamubenciayahmu, untukapakamubersamadengannya?”

“Aku...aku, tidakjadikak.” Melihattatapanmatakak Mike


akumengurungkanniatkuentahmengapaakusepertitakmengenalinyalagi.

Setelah makanmalamakubergegasmenujukamarku,,seperibiasakak Mike


bahkanmengusapkepalaku. Akusemakintertekanwalauperilakukak Mike sepertibiasanya,
tapiapa yang kak Mike lakukanadalahkejahatanbesar, adahingga pada
malamharikuputuskanuntukpergidan melaportapibelumadasatulangkah pun
akupergidarirumahitukegelapanlebihdulumenghampiriku.

“ Maafdeacukup orang-orang itu yang pergikamuhanyaperlutinggal di sinibersamaku.”

“ Deandrakusayangakubenar-benarmenyayangimu...”

Bisikanituterasanyata di telingaku, sebelumtubuhku di bawaentahke mana, kakakku yang


sepertimalaikatkinientahkemana, di matakudiabukanlagimalaikat.

Ku pikirsemuanyatelahberakhirtapinyatanyaakukembalitersadarentahberapahariakutertidur
yang jelasakuterbangundalamkeadaanterikat di sebuahkursi.

“ Selamatpagi...cantik....!” sapaanitulah yang pertama kali kudengar.

“ kakak....” hanyaitu yang mampuakuucapkan air matakumelelehtanpabisakucegah, kak Mike


tersenyumbahkantangannyamengusap air mataku.

“ Sssttt..., Janganmenangis, akumasihkakakmuDeandara”


“ Tolongjanganliahatakusebagaimosnter....”

Isak tangiskusemakinmenjadikak Mike


takberubahsetiapkatanyapenuhdengankelembutancaranyamenatapku,
membuatkumerasasangatberdosa.

“ Deandraadikkukamu tau siapa orang yang paling kakakcintai? Jawabannyasangatmudah


orang itukamu, dalamhidupkakak yang keraskamusatu-satunyahal yang takmungkinakulukai

“ Masihingat, berapabanyakhal yang telahkitalalui? Ingatsaatkakaksakit? Hanyakamu yang


menemanikakakbahkansampaiberhari-hari, ingatsaatkitatak punya apapun? Yang
kakakpikirkanadalahbagaimanacaranyabekerja dan menghasilkanuang,
tapisaatitukamubilanguangbukansegalanya, kamubilang‘
asalkakakadabersamakuselaluitusudahcukup’ kamu tau kakakmerasamenjadi orang yang
paling berhargasaatitu”

Kak Mike meneteskan air matanyawajahtampannya yang hangatberubahmenjadisendu,


akubenar-banartaktegasekejamapa pun dia, diatetaplahkakakkukak Mike,
seandainyatangankutakterikatsudahkupastikan air mataitutakanmenetes.

“ Deakamu tau di dunia ini, terkadangadabeberapahal yang takperlukitaketahui agar


hidupbisabahagia, sekarangapakamumenyesal? Setelah kamutahusegalanya,
hubunganantarakitaakanberbeda, dan satuhalpastikakak gak bakallepasinkamuDeandara. Kita
akanbersamabaikdalamkeadaanhidupataupunmati...”

Akubenar-benartakpahamapa yang di maksudkak Mike karenasetelahnya rasa


sakitmenghampirisekujurtubuhku, entahcairanapa yang tengahkak Mike suntikkanpadaku,
hinggatubuhkuterasakaku dan dingin dan kegelapanmenghampiriku.

“ Maaf...maafkankakakDea..., kamusatu-satunya yang kakakmilikikitaakanselalubersamaapa


pun keadaannya.” Sesaatsetelahitusebuahkecupan di keningakurasakan, rasanyabenar-
benarhangat.

Ku kirainisemuatelahberakhirnamunaku salah, kak Mike takmembiarkanjasadku di


makamkan, karenasekarangaku di sulapmenjadipatungwanita yang amatcantik yang berdiri di
balikjendelagudangmenyaksikanseluruhkekejiankakakku,
sekarangakutakakanpernahbisalaridarigenggamannya.
Kisahkuberakhir, setelahberpamitanMickaelatau Mike, Mike takkembalilagikerumahitu,
kasuskejahatannyaterbongkar, polisimenangkapnya dan
patungcantikituterbengkalaibegitusajabersamajasad-jasad lain di gudangbawah.

Dan pesanterakhirnya pada kitaadalah, terkadangadabeberapahal yang takperlukitaketahui


agar hidupbisalebihbahagia, dan setiap keburukan pasti akan mendatangkan musibah.Danjika
kalian menemukanjasadku, tolong makamkan aku sebagaimana mestinya.

Profilpenulis:

Nama fitri faiza hhaq dinillah nama pena haqa-el kim berusia 21 tahun,bermukim di
Purwokerto lebihsukamembaca di banding menulis, sudahbekerja di sebuah TK it dan
pertama kalinya menuliscerpen, sebelumnya hanya keisengan semata mencoba untuk menulis
lagisekarangterimakasih. Ig: @haqdinillah_faiz_hd , Fb: fitrifaizahhaqdinillah
SudutHatiMantanWaria

Takselamanyamengikuti kata hatiitubaik, terkadangcobalahrealistisdengankeadaan. -


MantanWaria-

Cetitamenyeruputsedikitisigelasnya, terbatukheboh,
ketikacairanpekatbersuhupanasituterasamembakarlidah. Ukirannamabertintaemas pada
undangan yang iagenggamsulituntukiapercayai. Tetapi, ininyatabukanhalusinasi.

“Udahdapetundangannyakan, Tit? Lo datengkan?”

“Panggilgua Alim, keles.” SeruCetita. Meliriksekilas pada temannya yang


tertawacekikikan.

“Ah, manggil Alim nyanantikalo lo gak suka make lipstick lagi.” KilahJojo.
“yaelahhdatengaja, tunjukinkalo lo udah move on.”
JojomenarikundangandigenggamanCetita. “AalimPriatno. Guapikirmantan lo, siBeken. gak
tau namaasli lo.”

Catitatakberniatmenjawab.

Iataklagimenyangkalnamaaslinya, tidaksepertidulu yang jungkirbalikiasangkalkeasliannya.

Terungkapsudahalasanpacarjantannyamendadakmemutuskanhubungandengannya.
Rupanya sang mantanlebihmenyukaimendakigunungmenyebrangilembahmilikwanitatulen.
Bisa apaCetita, selainmundur – mundursyantik.

Resahmelandasetalahduapuluhtujuhtahunterjebakdalamtubuhpriadengankepribadianwanita.
MembuatCetitabercita – citaberubah, bukanmenjadiwanitaapalagiwarialagi.
Iabulatkantekadmenjadikaumberbelalaisejati.

“Lo mingkem diam gini, tandasetujudatengkan.” TebakJojo. “Disana lo caricewek


Tit, kaloperlulangsunglamar” SeruJojodengansenyumpenuharti. “Lo konseling mahal –
mahal kalo gak praktekyapercuma Tit.” Usulnyataklupaia naik
turunkanalisbakulatbulumiliknya.

Jadi, untukmengembalikanCetitakekodratnyasebagailelakisejati. Iamengikutikonselingmahal


denganpsikologterkenal, saran daritemansetengahsetannya.
“Tit, harusnya lo bawacewekcantikjelita, modelanRaysaatauIsyana.
Inimalahngajakgua.” Gerutujojotiadahentidenganmemanyunkanbibir.

Jadi, CetitamemutuskandatangkepernikahanBeken, mantanrupawannya yang telahia


cap sebagaibidadarasurganya, dulu. Denganpenampilanlayaknyalelakisejati. DidampingiJojo,
temansehidupsemati, mungkinseneraka juga nanti.

Iasukamabuk – mabukUlalabersamaGengwarianya. Sambilberlenggaklenggo di


pinggirjalanbak model terkenal. Melambaigemulai, menggodasetiappendara yang lewat.
Hanyauntukmengais rupiah yang susahnyasetengahmati, sampaiberlarikesana kemari
menghindaripetugaskeamanan kala raziadimulai.

Itudulu, sebelumhatinyaterdobrakmencariarah yang jelas, menjadilaki – laki. Agar


iabisamenitisurga sang ilahi.

“Nihrepsepsikawiananapakebonbunga, tiapsudutadabunga. Lampunya juga


terangbenderangmanzalita, duh bayarlistriknyapastimehong.”

“Kaya lo gak tau Bekenaja jo, diaituOrkay.”

“Iya Tit, tujuhturunan lima tanjakansepuluhbelokan pun, Bekenduitnya gak bakalabis.


Sayangnyacintanyaabisbuat lo.”

Meliriktajam, Cetitaberdecihkesal. “Mentang – Mentangudahjadisuami lo,


sekarangbisanyangejekgua.”

Jojoterkekeh. Mantanwariaitumemanginsyaflebihduludarinya dan ia pun


sekarangsudahmenikah. Sekitartigabulanlaludenganperempuanlemahlembut yang
menerimamasalaluburuknya.

Ck, kalobeginiCetitajadiirikan.

“Liattuhcewek - cewek pada lirikkita, Tit.”BisikJojodengansuaraserak –


serakbecekmiliknya.

Pantassajamata para wanitamelirikpenuhnafsu pada AalimPriatno alias Cetita,


pasalnyapenampilanyamalaminikebablasantampannya. Dengankaoshitam polos
dipadukanjasabu yang membungkustubuhtinggitegapnya, taklupacelana jeans
hitamsertasepatukulitberwarnacokalat, perpaduan yang pas. PenampilanJojo pun
takjauhberbedadarinya.

Taksia – siaCetitamengikutiajakanJojongejams, yang hampirsetiaphariialakoni.


Temansepermainannyasaatmenjadiwarianyaitu, punya misibaikbakmimi peri,
merubahnyatubuhtinggikerempengnyadulu, jaditubuhcowokmacobetulan.

“Saatnya lo praktek, Tit. Ahhhhguadipanggilalam”


UcapnyaJojomumburumenahannyeriperut.

“Mampus, Azabtuhhh.”

Cetitaedarkannetranyakeseluruhpenjuru, berharapada salah


satuwanitamenarikhatinnya. Sesuai saran temansetengahsetannyaitu.

Merasabahunnya di tepukdaribelakang, sontaksajaCetitamemutarlehernya.


Seketikaiaterdiamterpanasampaimenganga, jantungnyatakterkontrolkecepatanya.

“Hay, kamuAalimPriatnokan, berubahbanget tau.” Serunyadenganriang. “Ahh, Aku


Angel cewek yang dulungejar – ngejarkamu pas SMP. Kamupastilupaya.”

Dibuatterpana, seketikajatuhcintalalutersadarituadalahmasalalunya. Wanita yang


mati-matianiajauhidulukarenakeceroban dan kecentilannya. Mengejar – ngejaria yang
jelassedariawalmenolakkeraskehadiranya, ditambahkenyataankebiasaannyablaknya.
Cetitaingatwanitaitu.

Parahnyasekarangwanitaituberada di hadapanyadengansenyummenawan,
bergaunbirutelorasinberkilau kala manik – maniknyaterterpacahaya.

NyarissajaCetitapingsandibuatnya,
sakingterkejutnyadengankenyataankalauiajatuhcinta. “Ah Angel ya, langsungaja lo jomblo,
masihsukagua gak?” dasarnyacetitayantaksabaran.

“Hah.” Angel terkejut, menatapdalammataCetita.

Inikahsaatnyaialepasdarikeresahanya, Kala membayangkanmatisendiri,


membusukbagaibangkai di dalamrumahsendiri.
Tanpaseanaksaudaramenemanimelaluiharihinggaajalmenghampiri.

...
Isi dunia terlalubanyakmenghakamikawan. Takperludilawancukupbertahan.
Sampaitakdirmembentangmemberijalanuntukmu sang pemenang.

-Renita Amelia-

ProfilPenulis

Renita Amelia, Lahir di Majalengka, Mei 2001. Saatinipenulismasihberkuliah di salah


satuUniversitasSwasta di Purwokerto. Ialebihsukamembacaketimbangmenulis,
meskidemikianIni tulisan pertama yang iatekunidengankesungguhan.

FB: Renita Amelya. IG: @Renita_ameliya. Wattpad: Renita Amelya.


Kekuatan Cinta

Habibah Basiqul A

Bima, seorang pemuda berusia dua puluh tahun dengan postur tubuh gempal tinggi
semampai. Wajahnya ramah sealu tersenyum kepada siapa saja yang menyapanya tak heran,
orang-orang amat mengagumi karena perangainya yang santun. Selain menjadi seorang
mahasiswa disalah satu universitas negeri di Jakarta ia memiliki sebuah cafe, yang tak jauh
dari kampusnya. Bima tak pernah mengeluh ia kerjakan semua pekerjaanya dengan sempurna
dan rapih begitupun dengan kesibukanya di kampus. Ia juga aktif dibeberapa organisasi
kampus.

Pukul tiga pagi Bima sudah bagun dari tidurnya yang lelap. Melaksanakan ritual
malam, bersimpuh dan menadahkan kedua tangan seraya berdoa kepada tuhan agar selalu
diberi kekuatan. Selepas itu Bima harus menyiapkan tugas kuliah, ya dini hari menjadi waktu
yang dipilih Bima untuk belajar dan menyelesaikan tugas agar ia tak terganggu dari adik
adiknya yang terkadang juga diminta bantuan kepadanya untuk mengerjakan tugas sekolah.
Menjelang pagi adalah waktu yang sangat menguras emosi bagi Bima pasalnya ia harus
sedikit bersabar membangunkan adiknya, membuatkan sarapan dan juga mengantarkan ketiga
adiknya ke sekolah. Adiknya yang lain masih berusia lima dan empat tahun. Bima harus bisa
membagi waktu agar ia tak terlambat berangkat ke kampus. Karena ketangkasanya dan
kedisiplinan yang tinggi dalam mengatur waktu ia tak pernah telat ke kampus walaupun jarak
dengan rumahnya lumayan jauh. Sepulang kuliah ia harus bergegas menuju cafe untuk
sekedar memantau dan mengecek. terkadang jika ada waktu luang ia ikut menjaga cafe yang
tidak jauh dari kampusnya. Ia sangat senang, kerapkali ia menemui teman temanya yang
singgah untuk menikmati secangkir kopi atau mengerjakan tugas disana. Terkadang jika cafe
sedang sepi ia bisa mencuri-curi waktu untuk sekedar ngobrol bersama kawan-kawanya atau
mengerjakan tugas kelompok di cafe tersebut.

Orang-orang banyak yang mengira jadi seorang Bima sungguh menyenangkan, di usia
muda sudah membangun usaha milik sendiri dengan cabang yang menjamur dimana-mana
dan mendapatkan omset yang yang brgitu fantastis setiap bulannya. Hal tersebut bukanlah
perkara mudah. Banyak orang yang melihat Bima ketika ia sukses, padahal sebelum ia
menjadi seperti ini ada proses panjang yang harus ia lalui dengan memghabiskan tenanga,
waktu, materi, bahkan air mata. Tapi Bima punya tekad yang sangat kuat agar kelima adik
dan ibunya mendapatkan kehidupan yang layak. Dari hasil keuntungan yang ia peroleh
sebagian ia sisihkan untuk diberikan kepada anak yatim dan fakir miskin yang
membutuhkan. Ia tahu betul rasanya ketika hidup serba kekurangan. Karena Bima dan
kelurganya pun pernah mengalami hal serupa ia tak ingin orang lain mengalami kesusahan.

***

Jakarta dengan segala keramaian dan kemacetannya membuat kota ini seakan tak
pernah berhenti beroperasi. Deru Kendaraan berlalu lalang melintasi jalanan kota. Semakin
malam justri membuat kota ini semakin indah dihiasi dengan kelap kelip lampu dan juga
pemanndangan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Bima teringat akan masa lalu
nya, berjibaku dengan waktu ditengah ramainya ibu kota. Menjadi kuli angkut barang di
pasar tanah abang demi sesuap nasi untuk keluarga. Masa yang selalu ia ingat ketika pertama
kalinya ia harus bekerja.

"Tuhan begitu indah skenario yang kau buat." Gumamnya

"Sungguh aku begitu sangat mencintai keluargaku.Hanya mereka yang aku punya dan
menjadi penyemangat hidup ku."

Begitu besar cinta Bima dengan keluarganya, ia rela tersengat panas nya mentari dan
diguyur lebatnya hujan. Jika tanpa adanya dukungan dari mereka mungkin Bima tidak akan
setegar dan sekuat ini. Belajar sesuatu hal yang baru,tak kenal menyerah dan berdoa kepada
sang pencipta adalah caranya untuk mengubah nasib keluraga untuk menjadi lebih baik. Ia
rela bekerja mecari nafkah untuk keluarga kecilnya. Karena baginya, keluarga adalah aset
yang begitu berharga. Dengan kekuatan cinta ia mampu memabahagiakan ibu dan adik-
adiknya bukan hanya sekedar materil tapi juga secara lahir dan batin.

Biografi Penulis

Habibah Basiqul A, biasa disapa Habibah atau Bibah berasal dari kota hujan. Perempuan
yang memiliki hobi membaca novel ini sedang menumpuh pendidikan di Universitas Islam
Negeri Jakarta. Sudah ada beberapa karyanya yang dibukukan dalam antologi cerpen maupun
puisi.
Cilok Asmara

DyazDyatama

“Riin, Rinaa..maucilok, nggak?” Teriakan Amy yang


melengkingmenarikbeberapapasangmata yang adadikantinsekolahsiangitu, Rina melotot,
Amy segeramenutupmulutnyasambilkeduatelapaktanganyadirapatkantandamintamaaf,
“inicilokbuatmu, habiskanyaa, biarakubelilagi,” Tukasnyatergesa, lalumeninggalkanAku dan
menghilangdaripandangan. Selangbeberapamenit, saatAkusedangmenyeruput jus
jambufavoritku, Dari arahbelakangkursi, mahlukinimengagetkanku,
Akutersedakkarenaterkejut, dan lebihterkejutlagidenganmelihatsepuluhbungkuscilok yang
dibawanya. Takpedulidengan rasa heranku Amy membagikancilokditanganya, kepadateman-
temanyangnongkrongdikantin,
meskiterlihatbeberapasiswimenggelengkarenamerekasedangmakancilok juga, hariinibenar-
benarhari yang aneh, hampirsemuasiswamembicarakan dan makancilok, dipandanginyawajah
Amy dalam-dalam, AhirnyaDiamenyadarikeheranansahabatnya, tanpamenunggu lama, Amy
menyeret Rina menujuhalamandelapansekolah,
diluarpagarsekolahberjajartukangjualanberbagaimacammakanankhasjajanananaksekolahan,
terlihatada salah satupedagangmakanan yang paling padatdikerubungipembeli,
merasapenasaran, malahgantianAku yang meariktangan Amy mendekatikerumunantersebut.

Seorangpemudarupawandengansenyuman yang terusmengembangdaribibirnya,


tanpakbegituramah dan sabarmelayanipembeli yang kebanyakanpelajarwanita, yang
secarakasatmatamerekaberusahamenarikperhatianAbangcilok. Akutersenyum,
sekarangakufahamkenapamendadakpenghunisekolahberubah 360
derajatselerajajanyadihariini.

Ups..taksengajamata Ku beradupandangdenganAbangcilokgantengitu,
Diatersenyummanissekalihinggalesungpipitnyaterlihatjelas.
Beberapapembelimenegokkearahku. Akugrogitanpasadarmengangkat lima jemarikukananku,
dan langsungdibalasjempolsamaAbangcilok, adadesirananehdihatisaatmenatapmatanyatadi,
Kalau Amy tidaksegeramenepukbahuku, mungkinAkuakanjadipatungtrotoar. Bel
masukberbunyi, Kami membalikan badan tapi, ”Nona, ini lima cilokpesananya,“
Akutersentak, barumenyadarikalauapa yang Akulakukantadisepertiterhipnotis,
segeraAkumerogohsemuasaku, tapitakselembaruangpunkutemuidisana, Amy tergelak, Aku
cubit pinggangnya, rupanyakepanikankuterbaca oleh
abangcilok,”Kalauuangnyabelumadatidakmengapakoq, inibawasaja,” Ucapnyaramah ”oh iya,
maksih bang, maafyalupabawauang..” jawabku salah tingkahhanyaitu yang
mampuakuucapkan, sepanjangjalan Amy takhentimeledeku. Sampaidikelas kami
menenggelamkandiridalam dunia belajar yang begituluasnya.

***

Hari-hariselanjutnyaCilokmenjaditrandingtopik, kabarnya jam 10 pagisajasudah ludes,


sayangnyaAkutidakbegitusukadenganjajananspertiitu, tapihampirsetiaphariAkubersemangat
duduk ditamandepan, untukmencuripandangAbangcilok yang kerenitu, karenaakhir-
akhirinibayangwajahnyamulaimengganggufikiranku.

Siang inisinarmatahariseakanmemanggangBumi,
kuintiplayargawaisekedarmengecheksuhuudara yang lumayanpanasini, hmm.. 360
derajatcelcius, pantassajakulitkuserasaterbakar,
Akumemilihtidaklangsungmasukkedalamangkot yang berjajardipinggiranjalan, yang
Akubayangkansaatiniadalahmembasahitenggorokankudengansebotol air mineral dingin,
Akusebrangijalan dan masukke Mini market, dan segeramenujutempatminumandingin.
Barusajaakumengulurkantanganuntukmembukakulkasseseorangmenyodorkansebotolhandsani
taizer, Akumenolehkearah orang tersebut, pemiliklesung pipit itutersenyum,
Akubalastersenyum, sambilmenyodorkankeduatelapaktanganku dan
Diasegeramenyemprotkanyacairan anti septic ituketanganku, Ku ambilsebotol air mineral,
Ketika menujukasir, Pemudaitumengerlingkanmatakearahkusebagaiisyarat agar
akumengambiltempat duduk yang tersedia di dalam mini market,
Akubagaiterhipnotisketampananya. Kami duduk berhadapan, “KenalkanakuFaiz, FaizAmaly”
kusambutulurantanganya, barusajakami,bersalamanseorangibuparuhbayaberdehem, sontak
kami berduamenengokkearahsuaraitu, rautwajahnyabegituberwibawa, wangi parfum
tubuhnyabegitulembut dan berkelas ”Jadi iniwanita yang kau incar,
sampaikamurelamenundasidangskripsiuntukberjualancilokdisekolah,”
tuturwanitaitusambiltersenyum, Akutersentakkagetdenganpenuturanwanitaparuhbayaini, Mas
Faiztersenyum, ”Siapanamamunak, “ tanya Wanita itusambilmenatapku, “Aku Rina Tante,
Rina Novalia Putri,” Jawabkusingkat, ”Putra sematasewayangkubegitutertarikpadamu,
hinggamelakukanhal-halaneh demi untukmencariperhatianan dan
mendekatiwanitaidamanya.” Faizmenutupmukanya Karen
Maminyatelahmembukamisirahasia. Tiba-tiba Bapak kepalasekolahdatang dan menyalami
kami bertiga, beliaumenyerahkanamplopcoklat yang segeradibuka oleh maminya mas Faiz,
“Cukupbagus, Baik, terimakasihataskerjasamanya Pak,” dilipat dan
dimasukankembaliberkas-berkastadiseprtisemula, lalu sang ibumembawaamplopcoklattadi,
sedangFaizterlihatsedangberbicaradenganpegawaidikasir. “kamuberuntungNak,
putratunggalpemilikyayasansekolahmuskaliguspemilik mini market initertarikkepadamu,
saatinimerekasedangmenyiapkanbeasiswauntukmumelanjutkankuliah di Australia saat lulus
SMA nanti, bareng Mas Faiz juga, Diaakanmenyelesaikanpendidikan S2 dan S3nya disana.”
Akuterperangahtakpercaya, bagaimimpidisiangbolongdapat durian runtuh pula,
inginrasanyasegeramemeluk mama, yang selamainimemimpikanAkubisakuliahdiluar negeri.

Setelah kejadianitu, hubungankudengan Mas Faizjadisemakindekat.


Akusamasekalitidakmenyangkakeajaibanbisaterjadidimanasaja dan kapansaja.

Cirebon 15 September 2020

***

Bio Narasi

Sri WidyaNingsih, terlahirsebagaianak ke-4 daritujuhbersaudaradikotaUdang Cirebon Jawa


Barat,
dengannamapenaDyazDyatama.Baginyamenulisadalahsebuahjalankebebasanmengekspresik
anhati dan jiwanyadalameloknyaberimajinasi.
Garis Singgung

Karya: Muti'ul Choiriyah

"Arin, apakah ada pertanyaan?" tanya Pak Suro, alias Suroso Hadikusumo. Guru
matematika yang semua siswa akrab dengannya. Hanya saja, tidak semua menikmati
pelajarannya, ya termasuk aku.

Aku adalah Arinal Haqqa Haqqa, mendengar namaku tentu orang akan kembali
mengingat potongan ayat dalam Al-Qur'an. Matematika, sempat membuatku pusing
kepalang, duniaku bukan masalah angka, aku adalah anak bahasa yang kegiatannya seputar
membaca, menulis, atau mendongeng, yang penting pakai huruf bukan angka!

"Ehm, tidak Pak," ujarku menutupi kebingungan. Padahal materi grafik, garis
singgung atau kurva tak satu pun aku paham. Bingung juga mau tanya apa?

Lebih sebal lagi matematika adalah mapel favorit Farih cowok yang diidamkan
menjadi kekasihku.Bagaimana tidak? Baru saja kudapati fotonya bersanding dengan Nada
teman sekelasnya di kelas IPA.

“Beneran sudah paham tentang garis singgung Arin? Sudah siap dong ulangan
Minggu depan,” ujar Pak Suro menggoda, ah memang bapak ini ada saja caranya membuat
siswanya kalang-kabut bertanya sana-sini.

Terpaksa dan memang butuh penjelasan yang lebih membuatku paham tentang garis
singgung, apalagi tidak mungkin aku bertanya kepada Farih seperti biasanya ketika ada PR
matematika, dia sudah terlanjur membuatku sakit.

“Maaf Pak, garis singgung itu kalau aplikasinya dalam kehidupan itu bagaimana ya?
Mungkin bisa membuat saya lebih paham, hehehe,” kataku malu-malu.

Sontak sorak-sorai siswa satu kelas.

“Katanya sudah paham Arin gimana si,” kata Ria.

“Iya Arin, gimana kamu,” teriak Bima dari belakang.


“Tanya saja sama itu siapa cowok IPA yang sering jalan sama kamu tuh,” kata Keisya
cewek idola.

“Sudah! Sudah teman-teman kasihan Arin, kita juga butuh kok penjelasan mengenai
kegunaannya dalam kehidupan,” ujar Zein ketua kelas yang berusaha menenangkan suasana.

Hatiku semakin hancur mendengar kata cowok IPA, Pak Suro yang berusaha
menjelaskan kembali dari banyak kata yang diujarkan, hanya satu yang nyangkut yakni
“katrol”.

Sreet.....

Kusobek kertas, katanya pikiran yang resah, galau, gelisah mampu menghasilkan
beribu kisah yang lebih dramatis.

Kau ibarat tali yang menyinggung katrol penimba air sumur yang mampu mengambil
air kebahagiaan dari kedalaman.

Meski hatiku hancur karena foto Farih dengan Nada, tapi kenapa justru yang kutulis
bukan kata-kata yang menandakan aku kesal padanya, tapi malah kata-kata puitis bin
romantis.

Menghindar untuk sekadar bertemu, membalikkan rute jalan ketika tidak sengaja akan
bertatapan. Ya aku akan berusaha melupakanmu. Tekadku bulat, kenyataannya, semakin aku
berusaha melupakan, benda-benda saksi kebersamaan kita mengalihkan tekadku.

“Rin, kamu nanti sibuk tidak?” kata Zein mengagetkanku dari arah belakang.

“Tidak kok, kenapa?” tanyaku heran tidak biasanya cowok satu-satunya yang
berkacamata di kelasku menyapaku seperti itu.

“Nanti sepulang sekolah jangan pulang dulu ya, aku tunggu di taman dekat
perpustakaan yang ada gazebo,” ujar Zein.

“Oke,” jawabku singkat.

Mungkin karena sikapku yang tadi sempat membuat ramai kelas, yang mau Zein
bicarakan. Dia kan ketua kelas nomor “wahid” siswa teladan yangselalu memberikan solusi
tepat untuk teman-temannya.
Jam pulang sekolah tiba, segeraaku keluar kelas menuju gazebo taman, Zein telah
terlebih dahulu duduk di sana, meski satu kelas tapi aku tidak terlalu akrab dengannya.

“Sini Rin,” panggil Zein sambil melambaikan tangannya sambil senyum-senyum.

“Ya,” ujarku singkat, padat, dan jelas.

“Kenapa senyum-senyum sendiri?” tanyaku.

“Nanti kamu tahu sendiri Rin, Rin sebenarnya aku ngajak kamu di sini ada yang mau
aku sampaikan,” kata Zein.

“Apa?” tanyaku sambil mengerutkan dahi.

“Gini, maaf sebelumnya sebenarnya dari dulu aku suka sama kamu, dan kebetulan di
kelas XII kita sekelas, aku rasa takdir mengizinkan kita bersama. Bagaimana apa kamu mau
menjadi kekasihku?” kata Zein menjelaskan.

“Ehm, maaf Zein aku nggak ada perasaan sama sekali sama kamu, maaf kita temenan
aja ya,” kataku sambil berusaha keluar gazebo menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Jujur. Aku masih mencintai Farih cinta pertamaku.

Singkat cerita satu Minggu kemudian, Farih mengajakku menemaninya membeli buku
Matematika di Gramedia, buih kesempatan datang. Kutanyakan padanya perihal siapa itu
Nada? Apakah kekasihnya?

“Dia itu hanya masa lalu bagiku,” kata Farih hanya itu.

Mulai itu kita semakin dekat juga. Aku bela-belain privat matematika agar esok bisa
kuliah bareng Farih.

Pengumuman SNMPTN tiba, aku dan Farih dinyatakan lolos prodi matematika di
universitas yang sama. Sayangnya, Farih menyatakan untuk undur diri setelah dua hari
kemudian ayahnya meninggal, dia berniat untuk bekerja di kota.

Aku tidak bisa menggelak lagi, ini adalah takdir, tiga bulan awal kuliah aku masih
bisa saling kontak dengan Farih. Meskipun harus menunggu sampai jam 12 malam.

“Farih, hubungan kita itu apa ya?” kataku.


“Arin, bukan bermaksud aku melukaimu, tapi aku masih ingin sendiri,” kata Farih
dari saluran telepon.

Plak seperti ditampar beribu tangan, sakit, lebih sakit dibandingkan ketika melihat
fotonya dengan Nada. Farih lalu mengucapkan terima kasih telah menemaninya, dan
menyatakan bila sebenarnya dia suka samaku hanya saja, takut untuk berkomitmen karena
kesibukannya.

“Adakah di sini mahasiswa yang bisa menjelaskan secara sederhana tentang garis
singgung?” tanya dosen.

“Garis singgung adalah garis yang tidak akan menyatu meskipun menempel,” ujarku
spontan.

Bersahabat dengan angka-angka sekaligus berusaha untuk melupa dan meraih gelar
sarjana.

Aku sadar tali dan katrol hanyalah berdampingan yang tak mampu menyatu hanya
saling bersinggungan itu saja. Ketika kita berharap kepada manusia itu berarti kita harus
siap menerima dan ikhlas apabila kecewa.

Muti’ul Choiriyah, mahasiswa asal Wonosobo yang sedang belajar mencintai sastra. Karya
sastra merupakan bentuk representasi kehidupan, refleksi diri dan sebuah cara untuk berbagi.
Antara Cinta dan Persahabatan

Disebuah sekolah negeri bernama SMA 1 Karangmuni terdapat kisah percintaan antara
dua orang sahabat perempuan dan satu orang laki-laki yang digemari banyak orang karena
kegantengan dan kebaikannya pada semua orang,menjadi laki-laki yang diincar banyak
perempuan karena dia itu selain ganteng dan baik,dia juga manis,punya lesung pipi dan anak
orang yang berada dibanding dengan teman-teman lainnya,laki-laki itu bernama
Nandha.Kedua perempuan itu bersahabat dan mereka selalu bersama-sama kemanapun
mereka pergi,mereka sudah seperti saudara sendiri dan menjalin hubungan persahabatan yang
sangat solid sudah sejak mereka duduk dibangku SMA kelas 10.Dua sahabat itu bernama
Afifah dan Fina.Mereka selalu pergi bersama kemanapun mereka pergi.
Beberapa hari kemudian Nandha dan Afifah pulang sekolah bareng berjalan
kaki.Karena seringnya mereka pulang sekolah bareng,Afifah menaruh rasa kepada Nandha
dan menganggapnya seperti pacarnya sendiri padahal Nandha tidak mempunyai perasaan
apa-apa kepada Afifah.Suatu hari temanku bertanya kepada Nandha untuk memastikan
bahwa mereka emang benar-benar tidak mempunyai hubungan apa-apa.

“Hai Ndha”sapa Putri


“Hai juga Put”jawab Nandha
“Aku mau nanya sedikit boleh nggak?”tanya Putri
“Boleh,mau nanya apa put?”jawab Nandha
“Jadi,gini aku mau nanya emang kamu pacaran ya sama Afifah?”tanya Putri
“Haaahh....ya nggak lah,aku tuh nggak punya perasaan apa-apa sama Afifah.”jawab Nandha
“Aahh...masak?tapi kog keliatannya kamu sama Afifah seperti menjalin hubungan
gitu”tanya Putri
“Iya,beneran.kamu kog ngeyel banget sih dibilangin”jawab Nandha
“Hhmm,iya deh iya.”jawab Putri dengan pasrah

Beberapa bulan kemudian ada gosip soal Nandha dan Fina kalo mereka jadian.Kaget
banget dong tiba-tiba ada gosip seperti itu.Eesstt,tapi ternyata itu bukan gosip gengs,itu
emang bener-bener mereka jadian.Jadi ini cerita yang aku denger langsung dari orang yg
melihat kejadian saat Nandha ngungkapin perasaannya itu ke Fina waktu pulang sekolah.Saat
itu teman-teman mereka sudah pulang sekolah semua kecuali yang piket.
“Fin,jadi gini aku mau ngomong sesuatu ke kamu”tanya Nandha
“Iya,mau ngomong apa emangnya?”jawab Fina
“Aku sebenernya suka sama kamu.kamu mau nggak jadi pacar aku?”tanya Nandha
“Iya,aku mau Ndha,sebenarnya aku juga suka sama kamu”jawab Fina

Nah dari percakapan itulah yang tidak sengaja didengar oleh Jannah saat dia piket di
kelas,akhirnya hubungan mereka banyak yang tahu.Padahal sebelumnya yang tahu hanya
teman-teman terdekat saja.Karena Fina jadian sama Nandha,Afifah agak menjauhi
Fina.Yha,mungkin karena dia merasa ditikung oleh temannya sendiri,padahal cinta tak bisa
untukdipaksakan.Setelah beberapa minggu kemudian Fina dan Afifah tidak musuhan
lagi,karena Afifah sudah sadar bahwa cinta memang tak harus memiliki;v.Akhirnya mereka
berteman baik lagi.Nandha bukanlah siswa yang cerdas,jika ada PR atau tugas dari guru ia
selalu meminjam catatan maupun tugasnya Fina pacarnya itu.
Aku merasa bahwa Fina hanya dimanfaatkan oleh Nandha saja,sama seperti Afifah.Walaupun
mereka nggak jadian tapi mereka dekat banget kayak orang jadian.Biasalah,namanya juga
cowok ganteng yang banyak disukaicewek-cewek walaupun dia nggak pinter dalam bidang
akademik.Beberapa minggu kemudian ada kejadian mengejutkan di kelas.Ketika istirahat
Nandha yang tiba-tiba membanting HP-Nya karena kalah dalam games ML (Mobile
Legends) dan akhirnya tanpa sengaja tangan Nandha menghantam kaca kelas sampai
pecah.Lalu teman-teman sekelasku mengambilkan tisu dan air untuk membersihkan darah
yang ada ditangan Nandha.Namun, tisunya pun habis tapi tangan Nandha masih bermancuran
darah yang banyak.Lalu aku pun mengambilkan tisuku yang masih utuh dan dalam wadah
untuk Nandha,namun apa yg terjadi setelah beberapa lembar tisu itu untuk membersihkan
lukanya.Tiba-tiba wadah tisuku menjadi sasaran kemarahannya itu,akhirnya wadah tisuku
hancur begitu saja.Memang Nandha adalah orang yang tempramen,jadi banyak yang
menjauhinya ketika ia sedang dalam amarah,karena bisa saja orang yang berada didekatnya
menjadi sasarannya.Bel masuk kelas pun berbunyi,semua siswa-siswi yang tadinya
menontoni Nandha bubar dengan sendiri-sendiri,dan ketika guru bertanya kenapa kacanya
bisa pecah,teman-temanku kompak menjawab karena bermain bola dikelas,untuk
menghindari masalah tersebut.Untungnya para guru-guru tidak ada yang curiga dan tidak
mengetahui kalo Nandha terluka.Karena sifat tempramennya Nandha banyak siswa-siswi
yang dekat dengan Nnadha ketika ia sedang emosi.Beberapa bulan kemudian hubungan
Nandha dan Fina akhirnya berakhir.
Aku kurang tahu putusnya mereka karena apa, kemungkinan karena ada orang ketiga diantara
mereka. Karena Nandha juga dekat dengan sahabatAfifah yang bernama Riska.Tak lama
kemudian setelah putus dari Fina,Nandha mendekati Riska yang juga sahabat Fina.
Persahabatan mereka seperti diambang perpecahan karena Nandha dekat Riska yang belum
lama putus dari Fina.Setelah beberapa bulan kemudian tiba-tiba Riska dan Nandha
jadian.Akhirnya persahabatan Fina dan Riska hancur begitu saja karna cinta.Fina dan Riska
bermusuhan padahal mereka semeja.Setiap ada tugas dari guru biasanya mereka
mendiskusikan tugasnya bersamaan namun hanya karena cowok yang belum tentu
jodoh,mereka bermusuhan sampai kenaikan kelas 12.
Setelah kenaikan kelas 12,biasanya tempat duduk teman-temanku selalu dengan orang yang
sama dari kelas 10.
Namun,ketika kelas 12 Dita dan Riska tidak duduk bersama lagi.Fina duduk dengan Nova
sedangkan Riska duduk dengan Afifah.Semua teman-teman kelasku sampai heran hanya
karna cinta persahabatan mereka hancur begitu saja.Persahabatan yang dibangun susah payah
akhirnya sekarang hanya menjadi sebutir debu yang terbawa angin.

Akhirnya setelah beberapa bulan Fina menyadari bahwa Nandha hanyalah seorang buaya
darat yang nggak pantas untuk dirinya.Fina sudah merelakan kalo Nandha menjalin hubungan
dengan Riska.Fina dan Riska pun berteman baik lagi meski tak lagi menjadi sahabat seperti
dulu kala.Seiring berjalannya waktu pengumuman SNMPTN untuk kelas 12 pun akhirnya
keluar dan teman-temanku sangat senang karna banyak yang masuk seleksi SNMPTN
walaupun belum tentu keterima di PTN ynag diinginkan.Dari situ mulailah percapakan antara
Fina dan Riska.

“Gimana Ris,kamu masuk seleksi SNMPTN nggak?” tanya Fina


“AlhamdulillahFin,aku masuk seleksi SNMPTN,jawab Riska.kalo kamu sendiri gimana?”
tanya Riska
“Aku juga masuk seleksi dan semoga aku bisa lolos lewat jalur SNMPTN ini.”jawab Fina
“Aamiin.”kata Riska

Tibalah saatnya pengumuman SNMPTN,namun sayangnya banyak teman-temanku yang


nggak lolos jalur SNMPTN.Aku juga heran kepada salah satu temanku yang bernama
Permata,ia sangat pintar dalam bidang matematika namun ia tidak lolos jalur SNMPTN.
Yaaaa...begitulah hidup kita tidak bisa memprediksikannya,tidak semua orang pintar bisa
mendapatkan apa yang ia inginkan.Meski nggak lolos jalur SNMPTN,masih ada jalur
SBMPTN dan mandiri. Teman-temanku tak patah semangat untuk menggapai impiannya
begitupun aku.Beberapa bulan kemudian tibalah saatnya jalur SBMPTN dibuka,disitu banyak
teman-temanku yang mencoba lewat jalur tersebut begitupun aku.Tibalah saatnya
pengumuman SBMPTN.Naahh....saat pengumumanSBMPTN itu banyak teman-temanku
yang saling bertanya lolos tidaknya,karena penasaran dengan hasil SBMPTN tersebut dan
Alhamdulillah walaupun nggak begitu banyak teman-temanku yang lolos jalur SBMPTN
namjun mereka tetap semangat untuk mengikuti jalur lainnya,sayangnya aku juga nggak lolos
dan akupun mencoba jalur PTS.
Teman-temanku banyak juga yang nggak lolos jalur SBMPTN,akhirnya mereka mengikuti
jalur mandiri di PTN yang mereka inginkan. Tibalah saatnya pengumuman jalur mandiri,dan
Alhamdulillah banyak teman-temanku yang lolos lewat jalur mandiri.Namun masih ada
kesempatan bagiyang nggak lolos jalur mandiri di PTN masih bisa mengikuti jalur PTS.
Akhirnya sekarang mereka semua bisa kuliah di PTN maupun di PTS yang mereka
inginkan.Tidak semua teman-temanlku kuliah,mereka ada juga yang ikut kursus dan ada juga
yang bekerja.Sukses itu tidak harus kuliah namun bagaimana caranya kita bisa sukses
walaupun tidak kuliah.Karena banyak juga sarjana yang sudah lulus kuliah tapi jadi
penganggguran.

Cukup sampai disisni saja,ya,kisah anatara cinta dan persahabatan. Beberapa pelajaran
yang saya dapat diantaranya adalah relakanlah orang yang kamu sayang demi menjaga
persahabatan agar tidak hancur hanya karena cinta,Jangan mementingkan cinta kita namun
pentingkanlah persahabatan,karena pacar belum tentu jodoh kita dan sahabat sulit untuk
dicari.Jangan pernah pacaran sama teman sekelas maupun satu sekolahan,karena risikonya
cukup tinggi.Lebih baik lagi nggak usah sampai pacaran,karena ketika ada cewek lain naksir
pacar kita,terus ujung-ujungnya jadi berantem,nggak teguran,jadi musuh bebuyutan entah
sampai kapan.Rasanya sayang banget kan?Hanya gara-gara cowok seorang,kita jadi saling
musuhan?
Sukses itu tidak harus kuliah,banyak jalan menuju sukses tinggal bagaimana kita berusaha
untuk menggapai kesuksesan tersebut.

Profil Penulis
Assalamualaikum,saya Hermi Nur Khusnul Khotimah atau biasa di panggil Hermi.Lahir
di Karanganyar,18 Juni 2001.Saya lulusan MAN 1 Karanganyar tahun ini dan cita-cita saya
ingin menjadi penulis terkenal seperti Mira W.Saya cenderung lebih menyukai puisi daripada
cerpen.
IG:@khusnul0601
MEMORI’S

Menurutsebagian orang, insomiaitusuatupenyakitsulittidur Danbisatidur di jam-jam yang


tidakwajar. Banyak caramerekalakukanuntuktidur
dancaraterakhiradalahterpaksamenelanbutiran- butiranputihkekuning- kuningandaridokter.
Mungkinakutermasuk salah
satudarimereka,yangmembiarkanwaktuterusberlalutanpaadasuatukegiatan yang
takmeninggalkanjejakbagidiriku, kecualijikaada kaka dirumah.

KenalkanakusyafaAdila Hanna, biasadipanggildila, akuanakkeduadariduabersaudara,


kakakkuadalahseorangcowo yang cool, supel, perhatian, jaim, aah pokokny super markotop,

“bangunsyah, udahshubuh, molormulukekkebopaksyayid”


sambilmelemparbantalkecilberbentukempedu yang berwarnabirumuda.

“Apaansehkak”
jawabkusambilmenarikselimutbirumudatergambarbeberapahelaidaunmomiji yang
gugurakibatangin.

“Kakakbalikdari masjid nantisyahharusudahselesaishalat, kalautidak....


Hemmmmh”iamengepalkantangankekarsebelahkanannyalalumenempelkannyakepipiku,

“kakaaaaaaaaak, basaaahiiiihhh”

Terpaksaakumembukamata yang masihlengket dan tangankubergerakuntukmenghilangkan


air jejakjarijemarikakakdipipi. Duduk lalu diam
satuduatigamenitusahakuuntukmengumpukannyawayang sebagianmasihdalammimpi.

Kuberanjakdaritempattidurmenujukamar mandi, dan


mulaiberwudhusesuaidengantuntunannabi SAW,
kemudianakuberjalanmenujukamarkhususshalat yang biasa kami sebutmushalakecil, Aku pun
mulaimembukamulut dan mengeluarkansatupersatukalimat yang mencangkupdo’a dan
tahmid .

“Assalamu’alaikum”

“Wa’alaikumussalam” jawabumi.
“Barupulangnak?”

“Ya mi, tadiadakajianshubuhdariustadzfahri”

“ustadzfahri ?, yang lulusanmadinahitu?”

“Ia um, masyaallahbangetbeliau, kakak fans banget ma beliau. Syahdimana um?”

“Biasa, pastilaginyirambunga”

“sudahkuduga”ucapnya, sambilmelangkahmeninggalkanumi yang sedangberkutikdidapur.

Sudahmenjadikebiasaankudipagihari, menyiramtanaman-tanamandisekelilingrumah.

“Kasiankakakliattanamannya, pagi-pagiudahdapetnasehat yang gajelasdarikamusyah-syah”


sambilmenggeleng-gelengkankepalanya.

“Suka-suka”

“Ih, gituamat” tangannyabergerakmencoellenganku, kemudianmelanjutkanbicaranya,”syah,


kamukenalustadzfahri yang barupulangdarimadinahituga?”

“ga,”.

“Beliaubelummenikah tau syah”

“Terus”

“Yaga papa, anehaja, kalaukakakjadiustadzitukakakcaricalon yang sama-samakuliahdisitu,


kankeren “

“kakaktuh yang aneh, kanakhwatkalaukemadinahharusadamahrom”

“Yakah?”

“He’eh, kalogapercayatanyaajakeustadznya”

“Ih males lah, kakakmalulahaneh. Dah sanamandii, jam berapanih”


sedikitmendorongkuuntuksegeraberanjakkekamar mandi.
Mentari semakinmenampakkancahayanya, bertandaakuharusbersiap-
siapuntukberangkatsekolah.

Sekolahkuberjaraklumayanjauhdarirumah, tidakjarangakupulangkerumahdengan kaki yang


tanpasepatu, Satu sepasangsepatu yang terikatdengantaliputihnyabergantungdibahuku.

Tin tintinsuara motor kakaksudahsiapdidepanrumahuntukmengantarkankukesekolah.


Akuberlari-larikecilmenghampirinya.

“Janganlupabacado’a”

“Siapummi” jawabkakak

Disepanjangjalanadalahwaktunya sang kakakmemberikanberibu-ribunasehat yang


selalukeluardarimulutnyadiwaktu yang sama, sampaitaksadarsudahberadadidepangerbang
yang bercathijautua.

“Dah sampai, belajar yang bener”

“siapbos” meletakkantelapaktangannyatepatdisampingmata, layaknyapaskibra yang


sedanghormatkepadabenderamerahputih,serayalarimeninggalkannya.

Suarabisingmulaiterdengarketika jam istirahattelahtiba, aku dan


beberapasahabatkumemilihuntukpergikekantinsekolah .

“Dila,apakabarkakaklu”

“Alhamdulillah baik,”

.”Ihhgemes ,limited edition banget lo, gue cup in yah, buat imam guekelak”
sambiltersenyummanis.

“Heeeh, sorry yaguegaridhokalaukakakgue ama lu”

“Dihgituamat”jawabsindy

Ada saja yang menitipkansesuatubuatkakakku,


hampirsetiaphariakupulangdengansatukantongkresek yang penuh.

“Ko diterimaajasisyah?”

“Lumayanlahkak, kalaukakakgamauuntukdilaajahihi”
“Hiidasar”

“Janganlupaentar sore kitabelajartahsinsepertibiasa”

“oke, ustadz”

“tuh,mumpungadaustadz gratis dirumah, dimanfaatin“.sambungumi

Kakakkuadalah alumni darisekolah SMA yang akududukisekarang,


diaselalumendapatjuaradikelas. Setelah lulus
diabelumadakeinginanuntukmelanjutkanstudynyakeuniversitas, diahanyamengambildaurah-
daurah al qur’an dan fiqh.

“Syah, belumtidur”?

“Belum ka”

“Sudahhampir jam satumalamini”

“hehe”jawabku

“oke, sepertibiasa, kalausyahtakbisatidur, kakak tau obatnya,


sekarangambilbukunahwudiruangtengah” perintahnya.

“Ayo syahcaricontohdarina’at”melemparkanpenatepatmengenaikepalaku .

“Atuuh, sakit ka”

“Makanyabelajarnyajangansetengah-setengah, selesai in dulubelajarnya, barutidur.”

Tepatdiduapuluhmenit, sudahterdengarsuaradengkuran yang taklagiasing.

“Syah... Syah..Astagfirullah, kebiasaannianak” kakaktersenyumsambilmenarikselimut dan


melangkahkeluardarikamarku.

Kullunafsidzaaiqotulmaut, Pagi initerasabeda, bukanlagiaku yang


dibangunkantapisekarangaku yang
selaluberusahamembangunkandaritidurpanjangnyasetelahtertabraksepeda motor
sepulangdarishalatshubuhdimasjidseminggu yang lalu.

“Kak, bangun donk, gakangensyah ta” tangankusedikitmenggerak-gerakkantangannya.


“Syahrindubelajar, dianterjemput, belajarqur’an, nahwubareng kaka, semogalekassembuh my
brother”

TentangPenulis

Lisa Zakiyah, seringdisapa Lisa yang lahir di Palembang tepatnyadidesa Kota Mulya Oku
Timur, lahir 05 juli 1998 dan pernahsekolah di MI,MTS Al -fatah Oku Timur, MA Al-
Fatah Lam-sel, dan AlumimahasiswiMa’had Abu Bakar As Shiddiqdisolo.

Menulislah,makakamuakancandukarenannya.Untukberakrabdenganku,
kamubisaberkunjung di IG:@lisadzaki
Sebentar

Kejadianhariini dan kejadian yang akandatangtidakpernahberubah. Hanyaakusaja yang


mengalami masa yang sangatsulitini. Dijauhi oleh teman-temanku, orang
tuaterusmengeluhdengankeadaanku yang sekarang, tetanggakumemulai drama
merekadenganmulut yang sangattajam.

Terpurukdalampikirankumemutarkansebuahpemikiran yang mengangguku terus mengalir


pada otak dan juga tubuhku.

Hentakan kaki menuruntanggamelihatpemandangan di balikkacagedung E, universitasku


yang sedangakujalanisaatini. Berada di atas rata-rata universitasterbaik di indonesia.
Menghirupudarapenuhpenderitaan yang teruskualamisaatbangku SMA kelas 10.

“Bajingan!”

“Dasar anak Dajjal.”

“Dasar anjing!”

Begitutajamdengeran oleh telingaku.


Begitupanasnyalapanganmelihatsilaunyamatahariberdirisebuahtiangmerahputih yang
berkibar. Guruku yang memperhatikankuterusmenegurkuuntukberdirijanganmenundukterus.

Sesungguhnyatidakadilsiapa yang terusakubeladirikuataumembiarkanakudiejek.

Sebelumakudihukum
olehgurukuakumengalamihukumantelahberkelahidengantemankusendiri dan
memutuskanakusebagaipelakunya.

Akusedangberdiridenganpanasnyamatahari yang sangattepatsekali di tengahubunku.


Seorangperempuan yang membawabuku di tangannya. Terlihatcantik dan rambutnya yang
indah.

Diasudahmasukkedalamkelashanyaaku di luarkelas.
Nantiakuakanmendatanginyasaatpulangsekolahnanti.
“Sudahcukupkamubolehmasuksekarang.”
Gurukumenyuruhkukembalikekelaskarenasudahhabisbatashukumannyaakantetapihukumanitu
tidakmasihberlanjuttetapakumasuk dan mintasalimke guru.
Hukumankubertambahlagiakuharusmengerjakanmatematikahalamanduapuluhtigaharusdenga
nrumus yang sangatpanjang.

Inipastiharisialku.

Teman Revan yang selalumenemaninyasangatmengalamoimasalahtetapibukanteman


yang baikuntukprilakunya. Merekamenikmatiminumandenganputarannya.
Diamelegukdengannikmatsekali.

SeminggukemudianDodindimasukankepenjarakarenadiamelakukanpencopetkepadaseora
ngwanitatua yang ada di pinggirjalan.

Kelulusandiatidakadatemansemuanyamenjauhdirinyatidakada yang menemani dia.

Aibnyamungkinsudahtersebarhinggadiadijauhin oleh orang seperti dia. Si


perempuanberambutpendekitu.

Revan duduk di kursihaltekampusdiamemainkanponselnyaseketikahujanturunderasnya.


Seorangperempuanberlariansambiltasnyakeatas.

Perempun yang diatersenyumsambilmemegangpayunghitam. Diasedangmembawabuku


yang basah.

Revan terdiam dan tidakmauberbicara.


Tapiuntungnyaperempuanituberbicaramenanyakankabarkepadanya.

“Kamukuliah di mana ?”

“Kuliah di unpad.”

“Oh jurusanapa ?”

“Jurusanteknologiinformatika.”

Terdengarsedikitkakudengansuaranya yang dimilikiperempuanitu.


Kemungkinandiapemalu dan tidakmaubicaradengan orang baru.

Bulan November dimanabulanituada acara penting di kampus.


Ada event band di sana. Namundiatidakmenemukanperempuanitu. Diaterdiam dan
sendiri di kursiwifi area kampus.

Revan menghampiriperempuanitu yang sedang duduk sendiri di sana.

“Kamusendirian.”

“Iyah, kamukoknggakkesana.”

“Malas dengankeramaian.”

“Kalaubegitukamukesanaaja. Mumpungmasihmuda.”

“Memangakusetuaitu.”

Perempuan itutertawa. “Tidakhanyasajakamusendirianterus.


Kampuskantempathepibuatmahasiswa yang ngejalaninyasecarasantaidalambelajar.”

“Kamukenapatidakikut.”

“Trauma dengankeramaian.”

“Kenapa? Mau akuajakkesana.”

“Tidak, tidakusah.”

“Ayolahcepat” Revan menarikperempuanitu.

Merekamenari dan perempuanituterlihatmalu dan tidakmaumengikutiirama. Namun


Revan menyarankanuntukmelihatkearahwajahnya.

Hingga pada tigabulaninidiatidakmengenalperempuanitu. Sering kali


diabertemudengannya dan mengobrol dan tidakpernahmenanyakanhal yang
membuattertarikuntukmenanyakan.

Setelah selesaidengan acara tersebut. Diabertanyadengannamaperempuanitu.

“Namamusiapa?”

“Chelsi.”

“Nama yang cantik.”


“Terimakasih.” Suaranyapelanmenahan rasa malu.

“Kamukenapanggakpulang.”

“Nungguayahkujemput.”

“Lahayahmubelumkesinidaritadi.”

“Iyahsoalnyadiasedangpergijauh.”

“Oh.”

“Revan makasih yah. Buathariini.”

“Iyah.”

Merekaterdiamlalu Revan mulaibicara.

“Eh Chelsi, kamusudah punya pacar.”

“Kenapakamumenanyakanhalitu.”

“Kalaubelummautidakkamujadiipacarmu.”

“Akutidak punya.”

“Kamumaujadipacarku.”

Chelsi sedikitmalu dan menjawab kata “Iyah”

Revan gembiraatasterimapacarandari Chelsi. Revan berniatinginpergikerumah Chelsi.

Namun, seketikaiturumah Chelsi sedangada acara


pemakamanmelihatadarangkaianbunganama Chelsi.

Revan bergegasmelihat Chelsi, Seketikahatinyahancur. Ibunyaberkata


“Maafnakinisiapa ?” Revan menjawabbahwadiapacarnyanamunibunyaberkatabahwa Chelsi
sudahkomanenambulan yang lalusedangkanayahnyasudahmeninggal. Revan memeluk Chelsi
yang sednagterkaku oleh kain yang menutupiwajah.
Profil Penulis

Adi Nugraha, lahir di Ciamis, 15 Februari 2001. Saatini,


penulistercatatsebagaiMahasiswa. Iasangatmenyukai dunia menulis,
hinggamenyumbangkanbeberapakaryanyakeperlombaannasional. .Penulispernahmengikutipe
rlombaan Champions UIN Bandung Taekwondo Se-Jawa dan mendapatjuara 3 tingkatpemula
U-70 (under 70 kg). Pada 2018, salah satukaryanyaberjudul Jalan
Terakhirpernahdibukukandalambukukumpulancerpen yang dibuatbersamabeberapapenulis
lain di seluruh Indonesia dan diterbitkan oleh CV Anlitera.
Bukanhanyaitusajapenulissudahmenulisbukupertama “No Name” yang kedua “Si Kupluk
Merah.” IG: adi_nugraha9
DALAM DOA KU BERCERITA

Karya : Adil Aripin

“ SemogaDoaku dan Doa mu MenjadiDoa yang TuhanKabulkanBersamaan “

" TuhanCiptakanManusiaUntukSalingMelengkapiKekurangan yang Dimiliki"

Hampirsetiapsubuhsuaraayamberkokokmengajakberbincang-bincangmesradenganmereka
yang tangguh dan pejuang di sepertigamalam.
Mungkinmerekasadarcaraterbaikmendapatkanapa yang
diinginkanadalahmendekatipenciptanyadikalasemua orang sedanglengah dan
terlelapdenganmanjanya.

Sepertihalnyaaku yang mendambakanpendamping yang Allah ridhoi, yang akucintai dan


yang ayah dan ibukusukaitentunya. Selaluinginberusahamendapatkan yang
terbaiksebagaipendamping di alam yang fanaini dan nantisebagaipendampingabadi di
kekekalan di alamakhirat.

Fajarbuta di harikamisitumenjadiawalmulapermintaankukepada sang ilahisekaligusdoa dan


curhatanpertamadalamhalperasaanku. Mungkinmenurutsebagian orang terdengartabuatausulit
di fahamiketikakitaberceritaataucurhatmengeluarkansemuaisiperasaankitakepada sang ilahi.
Padahalberceritaataumengadukepada sang Ilahimerupakanhal yang sangatnyaman, aman dan
tentram pula bagijiwa.

Kalian belumtahubagaimanarasanyaketikakita di sayang oleh sang pencipta, dan


kitaterlelapdalamtidurserayatuhanberkata“ Kamuharusyakin, doa mu pastiakanakukabulkan
“, sungguhsangatmenawankan ?

Akuselaluyakinsetiapucapandoaku, setiapcurhatanhatianakadaminiTuhanselalumendengarnya
dan akanmengabulkansetiapdoa yang terucapdarilidah yang basah yang selalumenyebut dan
menyebutnama Rabb nya.

Mau tahuapadoapertama yang akupanjatkanketuhan ?

Jawabannyaadadalamperasaanhatiseseorang yang akusebutkandalamsetiapuntaiandoaitu.


“SiapaDia ?Pastidia orang istimewa dan sangatspesialdalamhidupmuya?” ujartemanku, yang
sedangasiklaripagidenganku di minggu yang dingin yang diselimutikabut.

Wajartemankuingintahu, soalnyakitasudahtemenanhampir 7 tahunlebih.


Diasudahtahubagaimanaaku dan aku juga udahtahubagaimanadia,
sikapnya ,kesehariannyabahkanurusanpribadinya.

Kita sudahsepertisaudara,
tapiuntukurusanperasaanakutidaksukamenceritakankepadasiapapunwalaupunitukeluargaataut
emandekat. Biarlahmasalahperasaanhanyaaku, dia dan tuhan yang tahu.

“ Kamukepobangetsih bay, nanti juga pada saatnyakamuakantahu ko “ Ujarkudengan nada


sedikitmalu dan tidakmaumeneruskanpembicaraanitu.

“ Lahh, sekarangajahankamukasihtahuaku, biarnantigebetan mu aku yang gebet


“ucapbayusambilmenggodalaritenangkuitu.

Sontakakumerasacemburu, walaupunituhanyaucapancandaan juga, langkah kaki


kusedikitpelansambilmengiringihati yang sedikitmerasacemburudengancandaanBayu.
wajarsajaakucemburusoalnya orang yang
selaluakudoakandalamsetiapdoakuituadalahtemanaku dan bayu juga.

“ Kenapahan, kamucemburu ? “ dengan nada sedikitserius

“ Begitulah , kamu juga tahusendiri bay “


Masacumanbercanda juga haruscemburu, yah kamupayahhan “

“ Yaudahkita gak usahbahasitulagi bay “

Langkahkulebihcepatdarisebelumnya ,sengajaakujalancepatuntukmengalihkantopikpembicara
an yang membuatkukaku dan ototkumenjadihidupitu, udara yang sangatdingin di
pagiitumembuatsuasanasemakinmencekamsaja. Untungbanyakburung yang menyapadengan
ria membuatsuasanasepimenjadisedikit ria dan
akhirnyakitabercandakembalidenganmenghilangkantopiktentangperasaanitu.

07.30 WIB akusampai di rumah dan bayulangsungpamitanmaupulangkerumahnya,


untukpersiapanmengerjakantugassekolahnya. Alhamdulillah
sedikitlegarasanyabayusudahpergimeninggalkanrumah,
walaupunituhanyakarenasoalperasaankecemburuansaja.

Akusendirilangsungpergikekamar mandi untukmembersihkanbadanku yang


penuhdenganbaukeringat dan kotorantanah yang menempel di celanaku, karenatadiaku dan
bayuperangtanah di lapangtempat kami bermainsewaktukecildulu. Walaupun kayak
anakkeciltapihalsepertiinibisamenghilangkan rasa kesal dan kecewadengansendirinya.

Waktu menunjukan jam 08.00 WIB waktunyaseoranghambaberceritakepada sang


penciptanya, sudahmenjadirutinitas yang menjadiprioritasuntukrohanikuyaitusholatduha.
Kata ibukusholatduhaitubanyakmanfaatnya salah
satunyamemperlancarrezeki ,baikrezekisecarajasmanimaupunrohani. Kamarkuyang
penuhdenganhiasankebahagiaanmenjaditempatpavorituntukmelakanakansembahyang,
sejadahhijau yang menjadisaksihidup dan sandarankeningketikabersimpuhkepada sang
ilahiselaluteramparkandenganmegah di teraskamarbahagiakuitu.

Selaluteringat kata-kata motivasi yang pernahakubaca di


dindingsekolahbahwaShalatadalahcaraterbaikseoranghambabercerita,
mengadusegalakeluhkesah yang ada.

“ Allohu Akbar “ Segalapikirankutertuju pada sang pencipta, tenangrasanya ,


nyamansepenuhnya, intinyaakusangatbahagia.

Setelah sembahyangduhaselesaisemuacerita, perkaraakuadukankepada sang pencipta

“ Ya Rabb, apakahakupantas bersanding dengannya ? “

“ Ya Allah,
tadiakumerasacemburudenganperkataanbayukarenadiacobamengganggudiadalampikiranku,
walaupunbayuhanyabercanda “

“ Hamba mu inimemintapetunjukterbaikdari MU yarabb “

" Apakahsikapkukurangbaikatauwajarya Rabb"

Denganperasaansedikitbersalahakubermunajatkepada-Nya, memintaampunan dan


jawabanatassegalaalurcerita yang telahakuukirdalampahatanalam dunia ini.
Seiringdoaku yang terlantunkanitu, terdengarsuaramengaji yang sangatindah dan
tertanamsyahdu nan rindu di qalbu.
Tapiketikaakutengokkeluardenganakuintipkecildarijendelakamartaknampakwujudapapun
yang terlihat, hanyapohonmanggahijau yang tertiupanginsehinggamenimbulkansuaragemuruh
yang perlahanmemudar.

“ Mungkindiaya yang mengaji, tapi gak adawujudnya, apakahhanyaperasaanakusaja “


pikiranku yang merasaaneh.

Keanehaniniseringterjadisehabisakuberceritakepada sang ilahi,


mungkininipertandaataujawabanatassemuacurahan.

Minggusiangitutepatnyatanggal 24 September 2016 menjadidoapertama yang


terkabulkanatasberbagaicurhatan yang terusakuadukan. Apakahinimimpiataukenyataan,
perihalnyaakumerasatakyakindengansemuaini. Pertemuan yang takpernahdirencanakan,
hingga kami berdiskusitentangperasaan.

Tapiperasaan yang berbedataksesuaiharapan, “ Yaudah gak apahan,


kamudengerinajasiapatahuituawalkamumengenalnya “ sedikitbergumamditengahobrolanitu.
Entahapa yang akurasakanbisamengobrolbertukarceritadengan orang yang
selaluakudoakandalamsetiapkeadaanitu.
Mungkininijawabanatassegalakerinduanatauiniawalpermulaansebuahhubungan.

“ Kakhan, menurutkakhanbagaimana? “

“ Bagaimanaapanyadek “ dengan nada sedikitgirang

“ Initentangsebuahperasaan yang akupendamkeseseorang “

langsungakutersipumalu dan takhentinyadenyutjantungkusemakinberdebarkencang,


apakahinijawaban, apakahinikenyataan, apakahinikeajaiban, apakahinikebahagiaan. Susah
rasanyaakumenjawabpertanyaanitu, sepertikakulidah yang seringberbicaratentangnyaitu.

" Siiiapamemangdek?" Akumemberanikanmenjawabpertanyaan yang membuatakugugup dan


gemetarsetengah badan itu. Perlahanakumenengokdiadenganharapanakanjawaban " Aku"
yang menjadiseseorangitu.

" Nantiinaceritakankak, sehabismengajimagribya!" rinalangsungpergimeninggalkanaku yang


menunggujawabanitu.
Seketikakuterdiamdalamheningmenyisakanbanyaktekateki yang
takbisaterpecahkandenganwaktu yang cepatberlaluitu.
Akuberdirisambilkebingungandengandirisendiri.

Yasudahlahlupakansaja, sekarangwaktunyasholatdzuhurberjamaah di mesjid dan


berdoakepada sang ilahidenganceritabaru yang menjadiawalkebingunganitu.

Masih teringatjelas dan terekammembayang di pikiran, tadi kami


salingsapakecilwalaupunmenurutrinainihanyapertemuanbiasa,
tapimenurutkuiniadalahhalluarbiasa.

" Inikahperasaancinta dan sukaituya Allah"

Resahrasanyahatiini, ingincepatmagribsaja, menunggusemuajawabandaritekatekisiangtadi.


Mungkinrinaakanjawab " Aku" atauapaya, imajinasiku liar sampaikeatassana.

Akumenyiapkan kata-kata indahuntukjawabanindahdaririnaitu, akuberharap sang


Senjamenggodarinauntukmenyebutkannamaku " Rehan". Tapiitusemuahanyalahharapan,
Allah yang mahamenentukan, berdoasajalahdenganpenuhkekhusuan, semoga Allah
Mengabulkan. Aamiin

PENULIS

Nama : Adil Aripin

TTL :Tasikmalaya, 04 September 2001

JenisKelamin :Laki-laki

Pendidikan : SDN 1 Cigalontang

Mts Nurul Huda

Ma Nurul Huda Ngenol

Menulisadalahkebahagiaan, kitabebasuntukbercanda, berbicara,


berlarijauhsampaikegurunsahara. Karena jiwa yang sepiakanterisi,
sebagaimanaapimenyapakayukering di gubukkekosongan.
Aku bukan ikan

Sinarmataharimencobamenerobosmasuklewatcelah-celahjendela.
Memberikansedikitpenerangandalamgelapnyakamar Nizar. Remajalaki-lakiberusia 17
tahunitu, terlihattengah duduk denganmemelukkedualutut. Matanyasembabkarenamenangis.
Diabarusajaditinggalpergi oleh satu-satunya orang, yang begitusayangpadanya. Ayah,
adalahsosok yang begitu Nizar cinta, sayang dan iaanggapsebagaisosok paling
berartidalamkehidupannyatelahpergi, dijemputilahi. Nizar tidaktahulagibagaimanacaranya
agar iabisabertahanhidup, setelahkepergianayahnya. Dahulu, ketikaayahnyamasihada Nizar
tidakakanmerasacemasmaupuntakut. Diaselaluyakin ayah akanterusmelindungi dan
menjaganya, sekalipundiatidakpernahmeminta. Hidup Nizar tidakjauhdengan yang
namanyakekerasan dan diskriminasibentuk badan. Dengantubuh yang sempurna, tetapi kaki
berhimpitmenjadisatulayaknyaekorikancukupmembuatnya di hujathabis-habisan. Dipukuli, di
caci maki, di tertawakan, bahkandia juga pernahdilemparkedalamkolam di
tengahtamankotahanyakarenakakinyasepertiekorikan. Bukankeinginan Nizar memiliki kaki
cacat, yang terlihatsepertiekorikan. KakinyaadalahpemberianTuhantetapimengapa dunia
begitumembencinya. Nizar tidaktahulagibagaimanadiaharusmenghadapi dunia,
setelahditinggalayahnya. Sempatiaberpikir, mengapasemuamembencidiriku?
BahkansetelahakulahirIbuku, meninggalkandiriku dan ayah. Apakah dunia
tidaksukaakankehadiranku? Lantasuntukapaakudilahirkan? Akubencidiriku juga kakiku.

Anehsekali, cuaca yang tadinyaterlihatcerahsekarangmenjadimendung.


Seakanalamtahubagaimanapedih dan mirisnyahidup Nizar. Buliran air
matakembalimemenuhipelupukmata. Dan pada detikberikutnya, diakembalimenangis.
Dilihatnyasebuahbingkaifotokecil di atasnakas, memperlihatkangambarnyadengan sang ayah
waktudulu. Nizar meraihgelas air di dekatfototersebut. Memukulnyakerastepat pada kaki
cacatnya. Darah segar membuncahmemberikansensasiperih. Tetapibagi Nizar rasa
sakitnyatidaksesakitapa yang dialamiselamaini. Nizar membiarkandarahteruskeluar, dan
tidakadaniatsedikitpununtukmengobatiatausekedarmembersihkannya. "Melukaidirimulagi?"
tanyaFarrel. Seorangdoktermuda yang entahbagaimanabisasedekat dan peduli pada Nizar.
"Pergilah, akutidakbutuhbelaskasihdarikamu," desis Nizar yang dibalasdengansenyumsimpul
oleh Farrel. "Jangan salah sangka," Farrelmengayunkan kaki mendekati Nizar dan mengambil
duduk di sampingnya. Diamengorek-orekisilaci dan menemukanobatmerah, sekaligus plaster.
DengantelatenFarrelmembersihkanserpihankacagelas, dan mengobatiluka Nizar. Setelah
selesai, diakembalimenyimpanobatmerah dan sisa plaster. "Akuakankerumahsakit, dan
kamuharusikut," ujarFarrel. "Tidak, akutidakmauikut," balasannya. Sedetik,
Farrelmenghelaberat. Kemudian, diamengangkattubuh Nizar ala bridal style. Mungkin orang
yang tidakmengenalmerekaakanberasumsi, jikamerekaadalahpasangan gay.
Tetapiitutidakbenar. Farrelmelakukanhaltersebut, untukmemaksa Nizar ikutdengannya dan
keluardari zona kelamnya.

Setelah beberapamenitberkendara dan beberapacekcoksebelumberangkat,


akhirnyamerekasampai di tempattujuan. NamunsebuahpesanFarreldapatkan, dia pun buru-
burupergimemasukirumahsakitsetelahmembacapesannya. Diamelupakan Nizar yang
masihtertinggal. Sebenarnya Nizar bisaberjalan, tetapitidak normal seperti orang lain.
Diabisaberjalanlayaknyapinguin. Nizar menundukketikaberusahamengejarFarrel. Pasalnya,
seluruhperhatiantertujupadanya. Nizar sudahmendugapastimerekamerasajijikpadanya.
Sampai, diatidaksengajamenabrakgadisbutaseusianya. "Maaf, maafkanaku," sesal Nizar.
"Tidakapa," balasannyalalutersenyummanis. Gadistersebutmengulurkantangankanannya,
"Kenalin, namaku Reta. Nama kamusiapa?" Nizar menjabattangan Reta dengansenanghati,
"Nizar," balasannya. "Oh, ya. Kamudisiningapain? Menjengukataukahakanberobat?" tanya
Reta. "Akuhanyaisengsaja," balasannyadingin. "Kenapasuaramuterdengarseperti, maaf,
menyedihkan dan begitudingin?" Nizar diam mematung. "Akutidaktahuapamasalahkamu,
tetapijanganbersedihterlalularut. Syukuriapapunitu,"ucap Reta. " Syukuri? Apa yang harus di
syukuri? Andaikamubisamelihat, mungkinkamusamasepertimereka. Membenci,
menertawakan, dan memakiku," ucap Nizar yang terdengarbegitumiris. "Tetapimengapa?"
Lagi-lagi, Reta bertanya. "A-aku, AKU PENGIDAP MERMAID SINDROM! Dan akutahu,
dunia membenci dan jijikpadaku. Bahkanaku juga. Aku juga benci dan jijik pada diriku,
apalagi kaki ikanku!" Emosi Nizar. "Begitukah? Kenapakamubegitumembencidirimu?
Sepatutnyakamubersyukurmasih di berikehidupan dan kesempatanmelihatkeindahan dunia,"
ujar Reta. Senyumnyaterlihatmengembangperlahan. "Dunia? Indah?!" Nizar tertawamiris.
"Di caci, di maki, di asingkan, dan terus-menerus di perlakukandenganburuk. Apaitu yang di
maksuddengan 'keindahan dunia'? " Bisa Nizar lihatekspresidari Reta,
tangannyagencarmencarikeberadaan Nizar. Sampai, tangankanannyamenggenggamtangan
Nizar. Sedangkan yang kirimemegangsebuahtongkatkeciltapipanjang. "Kamu salah Nizar.
Sangat salah. Janganmelihat dunia, hanyadarisisikelamnya. Tariklahnafasmudalam-dalam,
tenangkanpikiran juga hatimu. Bukalahkeduamatamu dan lihatlah dunia, pastiindah." Nizar
sedikitmerasatenangdenganperkataandari Reta. Bahkan, diamenurutisetiap yang Reta
perintahkan. Padahaldiabarukenal, dan tidakbiasanya Nizar bisaseakrabitudengan orang baru.
Nizar akui, setelahmelakukanapa yang dikatakan oleh Reta hatinyamenemukankedamaian,
melihatkeadaansekitarmeskipunlumayanbising. "Oh, iya, akulupa.
Akuharuspergikeseberang," ujar Reta membuyarkanlamunan Nizar. "Kamuserius?
Bagaimanakalauakutemanisaja?" tawar Nizar. "Tidakusah, akubisasendiri." Reta pun pergi,
dan tanpasepengetahuannya Nizar membuntutigadisbutatersebut.
Pasalnyajalanrayabegituramai dan gadisitubuta, bisa-bisasesuatuterjadipadanya. Dan
benarsaja, gadisbutaitumenyebrangsendirian dan
dariarahberlawanansebuahtrukmelajukencang. Tanpapikirpanjang, Nizar melompat-
lompatuntukbisamengejarnya. Nizar berhasilmengejar Reta dan mendorongnyahinggajatuh.
Namunnaasnya, Nizar lah yang tertabraktruktersebut. Darah membuncah, membekas di
jalanan. Nizar bisamerasakansakaratulmautnya. Diaharuskembalikepangkuan Rabb-Nya
sebelumiasempatmencintaidirinyasendiri. Selamattinggal dunia, yang kau
sebutikanakanpergi–ucapnyadalambatinuntukterakhir kali.

'Akubukanikan' adalahceritapendek yang di tulis oleh remajaberusia 16 tahun. Kalian


bisamemanggilnyadengannama 'Ca!' atau 'Lolipopp'. Ca berasaldarikotaNganjuk,
Jawa Timur. Diamerupakanseorangsiswi di salah satu SMA disana.
Untukpengalamanmenulis, diatidakmemilikinya. Hanyasaja,
diamasihterusberusahamengasah dan belajartentangkepenulisan.

Sekian, terimakasih.
Tentangcinta

Langitmenggelapmenjadiindahdenganhiasanbintang, mataharitergantikanbulan, kali


inisafasipecintalangitabsenmemandangilangitpenuhbintang, adahal yang
bisamengalahkankeidahanlangit malamini, dia duduk mendengarkandenganseksamaapa yang
sedang di ceritakantemandekatnya

“,masih ada ya ternyata perempuan kaya gitu, bahkan sampai dia pertaruhkan
kehormatannya Cuma karena bucin sama cowonya, cowonya ngga ada otak juga si, dia
malah manfaatin kebucinan cewenya Cuma buat nafsunya dia doang, padahal mereka paham
betul sama masalah kek gini kan fin? Mereka anak beragama”

Safa menanggapi cerita fina, terlihat safa sudah terbawa suasana, dan ini waktu yang tepat
untuk fina menasehati safa, fina membenarkan posisi duduknya

“makanya fa….pelajarannyajangankamucobacobabermainapidenganrizal fa,


awaskebakaran….”

Dengansuaralembut, finamencobamenasehatisahabatnyaini, safaterlihat tidak terima di


samakan dengan teman fina yang fina ceritakan tadi

“jangan samain kita kaya temenmu fin, aku sama rizal itu ngga ada apa apa, kita cuman
teman biasa, walaupun dia suka sama aku tapi kan aku ngga suka sama dia, jadi masih bisa
jaga diri”

Elaksafa, memangsafa dan rizalsudahakrabdari 3 tahun yang lalu,


finahanyatersenyumtenangmenanggapi

“kamupikirtemankuininggabertemanduluawalnya fa? Merekaberteman fa,


karenaseringnyaberinteraksimakamerekamemutuskanmenjalinhubunganpacaran,
bosandengankegiatan orang pacarankarenamerekasudahterbiasa, makamerekamelakukanhal
yang lebih fa…
syaithonnggabakalrelakalauanakcucuadamnggamasukjeratmaksiatnya,syaithon menghasut
secarabertahapfa..., karenasudahbiasa dan butuhhal yang baru…
kemudianketikasudahbosanlagi…merekamelakukanhal yang lebihlagi ….sepertiituterus fa
sampainanti di tahapkehancuran”
Safahanyaterdiam, fina pun menghelanafaspanjangberharaptemannyainimaumerenungkanapa
yang sudahiaceritakan

Tapiapakahbeneran argument itu? Apakahmasihpantas di


anggapsebatastemanketikakeduanyasalingcemburujika salah satudarimerekadekatdengan
orang lain? Sepertinyainisudahberlebihan, sampaiesokharisafamasihmemikirkanapa yang di
ceritakanfinakemarin, syaithonmengganggusecarabertahap,
untukmenghentikkanjeratsyaithonini… diaharusberhenti di titiksekarang yang masih di
bilangbelumseberapabesar, denganniatinginkembalikejalan Allah
safamemutuskanuntukmenghapuskontakmilikrizal,

Waktu menujukkanpukul 22.00, safabelumbisatidur, diamasihbergulir di instagramnya,

Ting…!!!

Ada notifikasi chat, langsungsafabukaaplikasiwhatsapp,


karenasesunggunyasafasedangbutuhtemanmengobrolsampaidiamengantuk

085225423xxx: “safaudahtidurbelum? Maafakubarupulangkerja”

Safaterdiam, setelahberkali kali menulisbalasankemudianmenghapusnya, ininomormilikrizal


yang sudahsafahapuskontaknyatadisiang

085225423xxx: “hmm… apa yang mau di ceritainsi fa? Kok lama bangetmengetiknya??
Banyak bangetyaa? Udah 3 harikitangga chat”

Safaterdiamlagi, sudahkepalangrizal tau diasedangmengetik, tapibagimanadenganniatnya


yang ingin

berhenti chat denganrizal?

“Ahh..sudahlah, ituakanakulakukanbesokpagisaja” batinsafa,


akhirnyasafamenjawabpesanrizal

Safa :“safabelumtidur ka, belumbisatidurdaritadi”jawabsafasingkat

085225423xxx :”owhh, kalaugitu kaka temeninya... sampaikamutidur”


safasangatsenangrizalmaumenemanisafasampaimautidur, dan itumemangsudahkebiasaansafa
dan rizal.

085225423xxx:”safa, kaka kangen, bolehngga kaka mintafotokamu…”

Setelah 2 jam safamengobroldenganrizal di


sinisafabarumenyesalsudahmembalaspesanmilikrizal, safasadar dan
safatidakmaulagisepertiitu, takmaulagi di perbudaknafsumeskipunmasih di bataswajar.Belum
sempatsafamembalas chat yang sebelumya, rizalmengirimkan chat lagi, membuatsafajijik

085225423xxx: “safa? Tapi kaka nggamaufotosafa yang pakaicadar…, kaka


penginlihatmukasafa… semenjaksafapakaicadar, kaka belumpernahmelihatsafa”

Safajengah dan membernikandiriuntukmenjawab

Safa :”maaf ka sebelumnya, safanggamaukasihfotoke kaka sekalipunituhanyajempol kaki


safa ka, apalagiini…., kaka mintafotosafa yang
nggapakaicadar”rizaltidaktinggadiambegitusaja, rizalmasihberusahamembujuksafa

085225423xxx:” kankitaudah lama dekatsafa… udah 3 tahunlhoo…


kamumasihnggapercayasama kaka? Kaka nggabakalsebarinfotokamuitu, lagiandulu juga
waktukamubelumpakaicadar kaka udahliatwajahkamufaa…, kaka cintasamakamu”

Rizal memelashanyauntukmelihatfotosafa, halini

malahlebihmembuatsafajijikterhadaprizal, safa tau kalaurizaltertarikpadanya,


bahkansafasebenarnya juga ada rasa yang sama, karenagengsisajasafatidakmaumengakuinya

Safa :“apakarenakitaudahdeket lama, apakarena kaka cintasamaaku kaka


bisaberubahjadimahromku? Ngga ka…”

Safa :“sekarangakumaukitaudahanaja ka chatnya, akuyakinkalaukitaterusinterus,


kitabakalkeblabasan, apalagidengankeadaan kaka yang sukanyamintakirimfoto”

Hatisafasakit, tapiini juga demi kebaikansafasendiri,


safamenangismemelukbantalsambilmengendalikkanhatinya, safamembukakembali hpnya,
mencarikontakmiliksahabatnya

Safa:“fina…., doakan aku bisa istiqomah, aku barusan menuruti nasehat yang kamu
kasihketikaterakhirkitabertemujazakillahkhairan…”
Centangabuabuberubahmenjadicentangbiru

agak lama finamenjawabpesansafa, tak lama kemudianfinamembalasdenganbalasanpesan


yang isinyamenyejukkanhatisafa, memang, sebaikbaiktemanadalahdia yang
menuntunkitakejalan yang benar,

Fina :“ini yang terbaiksafa…., orang sepertiitutakbaikmenjadipenopanghidupmu, aka ada


orang dating dengansopandatang, mendatangiabimubukankamu, bertaubatlahsafa,
karenasudahmelanggarperintahNya, kemudianperbaikidiri,
tapiingatjanganmelulumemperbaikihanyakarenainginmendapatjodoh yang soleh, kitangga
tau umurkitasampaikapan fa, bisajadikitameninggalesokhariataubahkannanti…., banyak
orang seumurankitameninggallebihdulusebelumiamenikah,
jadiperbaikilahdirimuuntukpersiapan di tempattinggalkitaselanjutnya, jangankarena dunia
yang kau tinggalisekarang”

Tentangpenulis

Ana AzhakhrohHasanah, sering di panggil Ana yang lahir di purbalingga pada tanggal 30
Oktober 2001, sekarangdirinyasedangmembantumengajar di sebuahinstansi, ana besar di
Banyumas

Menulisadalahsaranauntukmengekspresikanapa yang kitapikirkan dan rasakan,,

Untukmengetahui ana lebihlanjut, kamubisa DM aku di IG @ana_azhakhroh dan di twitter


@anaazkh
Cinta sehelai kain

Oleh: Anis fitriya

“Kau ituterlalulemahsaatmenghadapimasalah” ucapSalwasambilmembentak Nia. Sifat Nia


yang takpernahmembeladirisaatdisakiti oleh orang lain, membuatSalwamerasakasihan, karna
Nia adalah salah satuteman yang
selalumendukungSalwauntukterussemangatsaatsedangdalammasalah.

Jika dipandangdaripenampilan, Nia memangsangatberbedadariwanita lain


karnadialebihmemilihmemakaipakaian yang longgar dan menutupaurat, bahkan di juga
memakaicadar. Dari cadartersebut Nia belajarbanyakhal, tapitidaksemua orang
menerimakeberadaan Nia denganmemakaicadar, Nia bahkanpernah di bully oleh teman-
temannya, tapi Nia takpernahberfikiruntukmelepascadarnya, justru Nia
semakinsemangatuntukIstiqomahdengancadarnya.

Karna diamerasalebihnyamanmemakaicadar, suatuharisaatsedang di


dalamperpustakaandiamerasasedangdiikuti oleh seseorang yang tidakdikenalinya. Dan
benarsajaSalwamelihatada yang berusahamengambilfoto Nia dari salah saturakbuku,
Salwalangsungmenegurnya dan laki-lakitersebutlangsunglari. TapiSalwatidakmemberitahu
Nia jikaada yang inginmengambilfotonya, karnapastinantidialangsungkepikiranterusmenerus.

Saatsedangmemilihbuku Nia melihatadabuku yang sangatbagus, Nia


berusahamengambilnyatapitidakbisakarnabukuituada di rak paling tinggi, tapi Nia
tetapberusahamengambilnyasampaihampirjatuhuntungnyaada yang menangkapnya. “
Terimakasihsudahmenolongsayatadi” ucap Nia kepadalaki-laki yang menangkapnyatadi. “iy,
sama-sama lain kali hati-hati” sembarimemberikanbuku yang hendak di ambil Nia.
Ternyatalaki-laki yang menolong Nia adalahFajar, sepupuSalwa.
Merekamemangterlihatserasimenyukaiwarna yang sama ,sukabacabuku, dan mereka paling
susahuntukmencintai orang lain. Tapidibalikkesamaanituadasebuahperbedaan yang
sangatmenonjolkarnaFajartidakmenyukaiwanitabercadar,
suatuharisaatFajarberliburkerumahSalwadiabertanyasoal Nia
kepadaSalwakarnasetelahkejadian di perpustakaanituFajarselalumemikirkansoal Nia, begitu
pula dengan Nia dia juga selalumemikirkantentangFajar.

Benih-benihcintamulaimuncul di dalamhatinya, Fajaringinselaluadadidekat Nita


tetapidiatidaksukakepadacadar yang dipakai oleh Nia. Dan Nia
selaluberusahamenjelaskankenapadiamemakaicadartetapiFajartidakpernahmendengarkannya,
sampaiakhirnyafajarmenamukanbuku yang berceritatentangketeguhanseorangwanitabercadar,
didalambukuituterdapatbanyakpelajaran yang bisadiaambiltentangwanitabercadar dan salah
satunyaadalahhukummemakaicadar.

🌷 HUKUM MEMAKAI CADAR DALAM PANDANGAN 4 MAHZAB

1. Madzhab Hanafi Pendapat madzhab Hanafi, wajah wanita bukanlah aurat, namun
memakai cadar hukumnya sunnah (dianjurkan) dan menjadi wajib jika dikhawatirkan
menimbulkan fitnah.
 Asy Syaranbalali berkata:

“Seluruhtubuhwanitaadalahauratkecualiwajah dan telapaktangandalamsertatelapaktanganluar,


inipendapat yang lebihshahih dan merupakanpilihanmadzhabkami“ (Matan NuurulIidhah)

2. Madzhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapatbahwawajahwanitabukanlahaurat,


namunmemakaicadarhukumnya sunnah (dianjurkan) dan
menjadiwajibjikadikhawatirkanmenimbulkan fitnah. Bahkansebagian ulama Maliki
berpendapatseluruhtubuhwanitaadalahaurat.

 Ibnul Arabi berkata:

“Wanita ituseluruhnyaadalahaurat. Baikbadannyamaupunsuaranya.


Tidakbolehmenampakkanwajahnyakecualidaruratatauadakebutuhanmendesaksepertipersaksia
nataupengobatan pada badannya, ataukitadipertanyakanapakahiaadalah orang yang dimaksud
(dalamsebuahpersoalan)” (Ahkaamul Qur’an, 3/1579)

3. Madzhab Syafi’i

PendapatmadzhabSyafi’i, auratwanita di depanlelakiajnabi (bukan mahram)


adalahseluruhtubuh. Sehinggamerekamewajibkanwanitamemakaicadar di
hadapanlelakiajnabi. Inilahpendapatmu’tamadmadzhabSyafi’i.

4. Madzhab Hambali
 Imam Ahmad bin Hambal berkata: “Setiap bagian tubuh wanita adalah aurat,
termasuk pula kukunya” (Dinukil dalam Zaadul Masiir, 6/31)

Itulah salah satuisididalambuku yang iatemukan, Dari


isibukuituFajarsadarbahwamemakaicadarbisamelindungiseorangwanitadarisebuah fitnah.
Dan Fajarterusberusahauntukmemantapkandirisebagaicalon imam yang baik,
diaselaluberusahamenjagashalat 5 waktu, puasa, dan tahajudnyakarnadia tau bahwa ⅓
malamadalahwaktu yang tepatuntukberdo'a. Dalamdo'anyadiaselalumenyebutnama Nia agar
menjadipendampinghidupnya, Nia juga selaluberdo’aagarFajarmenjadicalon imam nya.
Tapimerekasulituntukmendapatkanrestudarikedua orang tua Nia karnadulu orang
tuaFajarpernahmembuatkeluarganyamenderitasampaisemua yang dimiliki oleh orang tua Nia
diambil orang orangtuaFajar.

Dan lukaitutidakpernahhilangwalau pun kejadianitusudahbertahun-tahun yang lalu. Luka


itumasihmembekas di hati orang tua Nia, tapi Nia dan
Fajartetapberusahauntukmenyatukankeluarganya dantiba-tibaFajarmendapatkansebuah ide.
Merekamenjalankanrencanatersebutdengansangatteliti dan hati-hati, dan Alhamdulillah
dengancaraitukeluarganyabisabersatu.

Merekamempersiapkanpernikahannyadengansemeriahmungkin.

TAMAT
Profilpenulis :nama : Anis fitriya

Penulismemilikihobimembaca dan melukis, iapernahmengikutibeberapalombaciptapuisi,


penulislahir pada tanggal 6 Agustus 2007.

AkunIG : @Anisfitriya_06

AkunFB : Anis
SEBUAH RASA

Oleh: Imelda SeptiaMardani

Angelin Regatta Maymac,sigadiscantik yang tinggalbersamaibunyaseorangdiri. Sejak di


tinggalkanayahnyaiamerasahidupnyasudahtakberartilagi.

Hari ini angel pergikesekolahbarunyatepatnya di sekolah SMA Bakti,sesampainya di sekolah


angel merasasangatsenangkarnaiasudahberada di sekolahbarunya.

Angel pun mengetukpintuitu,karenapintuitusudahtertutuprapat.Setelah di


persilahkanuntukmasuk oleh gurunya,angelberjalandengansangatgugup.

“kenapakamutelat?.”

“Maaf, bu.Tadi ada kendala di jalan”ucap angel menunduk

“yasudah,sekarangperkenalkandirimu!”

“PerkenalkannamasayaAngelin Regatta Maymac.Kalianbisapanggilsaya Angel.


Semogakitabisabertemanakrab!”seru angel sambiltersenyumlebar.

"Angel silakankamu duduk di sebelah Kama JanuarKevano.Kamaangkattanganmu”.

“iii ... yaaaa, bu”angel pun berjalankemejanya.

________________

Beberapabulansudah angel di sekolahbarunyadiasangatsenangkarnabisamenemukanteman


yang membuatnya tersenyum lebar.

“haii angel, apa ini punyamu coba kamu baca tadi aku menemukan di
mejamu”daramemberikankertasitukepada angel

“darisiapadar?”angel pun membukasurattersebut dan membacanyadengansimak

Wajahmubagaikanmentari

Senyummusangatindahbagaikanbungamatahari

Kebaikanmusangatlahtakdapat di ragukanlagi
Hadirmubagaikancahayaillahi

Menerangikudalamgelapgulitaini

Dari secarikkertasini,aku ingin mengatakan bahwa aku benar benar mencintaimu

Sungguh mencintaimu

Dan setelah angel membacasurattersebutkini pipi angel


sudahsepertikepitingrebus,bagaimanatidak?
Hanyadengansecarikkertassajasudahmembuatnyaberdebar-debar, sungguhanehtapinyata.

__________

Di dalam kelas,kama sudah ada di sampingnya hingga ia lebih mudah untuk menanyakannya.

“kama,apa kamu kemarin mengirimiku sebuah surat ”seru angel

“surat?suratapangelbahkanakusajasedangmencarisuratku yang hilang?"

Angelpun pergi meninggalkan halaman sekolahnya dengan berlari.

Begitukejamnyakah dunia ini?

“Tuhanapakah kau begitubencikepadaku?”seru angel dalamisaknya

Tanpa angel sadari Di depannyaterdapatmobil yang


berlajusangatcepathinggaakhirnyaangelpuntertabrakdenganbegitumengenaskan, ia pun
menutupmatanyaberlahan dan akhirnyapingsan.

__________

Rumah sakit

“Mending kamupergidarisini”seru angel sambilmenahantangisnya

“angel kamukenapangel”lontarkama yang sangattidakmengertiucapan angel.

“apakamulupakam?”Tanya angel dengantertawahambarnya “tidak akan aku jelaskan lagi


pahami apa saja yang dulu kamu pernah ucapkan kepadaku. apakamucuma main-main
samaucapanmusendiri,bisakahbegitu?”jelas angel memalingkanwajahnya
Kama mencoba mengingat apa yang angel katakan dan ia sangat mengerti pasti ini tentang
janjinya dulu.Kamahanyabisamenundukkankepalanyasebab, iasangatmerasabersalahkepada
angel.

“Jika kamumencintaidua orang dalamwaktu yang sama.maka, pilihlah orang


keduajikakamubenar-benarmencintainya dan kamuakanbersiapsiapuntukkehilangan orang
pertama”tawa angel

“mending kamupergidarisiniakumohondanjagalahwanita yang sudahkamupilih”ucap angel


sambilmengembungkansenyumpalsunyakepadakama

__________

5 bulankemudian

Sejakkejadianwaktuituangel pun di ajak ibunya untuk pindah daripada disini angel merasakan
sakit hati yang lebih mendalam, takberapa lama kemudiansaatdiainginpergiada yang
menariknyauntukmenjauhdaritempatitu

“jangan menarikku. Akumaupergi”desis angel

“aku enggak mau titik”ucapkamabersihkeras

Kama menjelaskan apa yang semuanya terjadi kepada angel.ia pun menunduk

“semuanya atas kehendakmu sendiri kam biarkan aku pergi,bila kit di takdirkan berjodoh
kita pasti dipertemukan kembali”jelas angel meyakinkan

“akumohon jangan pergi”suara kama terseduh-seduh.

“Angel ayonantikitaketinggalanpesawat”teriakibu angel yang takjauhdarinya

“maaf kanakukama.percaya sama tuhan bila kita di takdirkan bersama perpisahan ini akan
menjadi”seru angel berlarimemasuki mobil.

“PERPISAHAN BUKANLAH AKHIR DARI SEGALANYA

TAPI, APAKAH BISA KITA MENCOBA UNTUK

MELUPAKANNYA?”

>>>>>>SELESAI<<<<<<<
ProfilPenulis

Imelda SeptiaMardani, Lahir di Mojokerto, 14 September 2003.


Saatinipenulismasihseorangpelajartepatnyamasihkelas 2 SMK.
Ialebihsukamembacadaripadamenulis,lebihsukamenyendiridaripadaberbaurdenganbanyak
orang.

Ig: ardsept_

Blurb

Secara harfiah cinta adalah penjajah perasaan terkuat yang mampu mengalihkan
perasaan lainnya. Faktanya, cinta bukanlah melulu berisi romansa. Dan Buku ini
menyajikan cinta dengan makna terlengkap. Mengisahkan bahagia dan sedih sebab
cinta. tentang seorang hamba yang mencintai Tuhannya, ketulusan persahabatan,
family lover, pentingnya mencintai diri sendiri sampai kisah romansa ter-uwu yang
pernah ada. Berbagai genre tentang cinta menjadi satu di dalam sini.

Antologi dengan genre terlengkap ini akan membuat pembaca tersentuh akan
eksistensi Sang cinta, pemilik senandika terluas

Anda mungkin juga menyukai