Anda di halaman 1dari 4

Cerita Asha

by Alya Jauza Tamimah

Terkadang menjadi diri sendiri itu sulit. Kita selalu merasa bahwa kita itu
tidak istimewa, kita juga selalu merasa iri kepada orang- orang yang menurut kita
sempurna. Tanpa kita sadari kita juga sempurna dengan kelebihan kita sendiri.

“ Shaaaa ashaa bangun, nanti telat lagi kaya kemarin. “ Terdengar suara
teriakan ibu asha yang membuat gendang telinga asha rasanya ingin pecah, tanpa
banyak basa-basi asha langsung bangkit dari tidur dan bersiao untuk pergi
sekolah. Di perjalanan menuju sekolah ibu asha tidak berhenti mengomelinya
karena asha bangun kesiangan.

Sampailah asha di sekolahnya yaitu SMP Negeri Pancasila Sakti. Dia


bukan orang yang selalu semangat pergi ke sekolah, tapi bukan berarti dia benci
sekolah.

Perkenalkan nama ku Asha, aku adalah seorang siswa SMP kelas 8 yang
tidak memiliki keistimewaan. Aku tidak cantik ataupun jelek, aku tidak bodoh dan
juga tidak pintar. Aku memiliki hobi yang sangat aku gemari, yaitu menulis cerita
pendek.

Meskipun jarak antara rumah dan sekolah tidak terlalu jauh, tapi tetap saja
asha selalu datang terlambat. Mungkin karena dia yang selalu bangun kesiangan.
Asha berlari terbirit-birit karena hari ini hari senin yang artinya hari ini ada
kegiatan upacara, tapi asha malah terlambat. Saat asha akan memasuki gerbang
ternyata ada seorang anak osis yang sedang melakukan atribut dan kelengkapan
baju seragam. Anak osis tersebut tiba-tiba mencegat asha “.Aduh kak jangan
menghalangi jalan dong,saya udah telat.” Ucap asha pada anak osis tersebut. “.
Saya cegat kamu karena kanu enggak pakai sabuk dan dasi, sekarang cepat tulis
nama kamu beserta kelas nya.” Asha baru sadar kalau dia lupa memakai sabuk
dan dasi karena terlalu terburu-buru ‘Duh mampus, udah lebih dari tiga kali aku
melanggar aturan ya pasti di hukum lah.’ Ucap asha dalam hati. “.Loh kok malah
ngelamun sih,ayo cepat nanti keburu telat.” Suara anak osis itu membuat asha
tersadar dari lamunan nya. “. Eh i-iya kak saya catat sekarang.” Dengan terpaksa
asha menuliskan nama dan kelas nya.

UDAH CUKUP KALIAN MENGHINA ASHA!!, KALIAN UDAH


KETERLALUAN TAU GAK?!.”Almira berteriak sebelum akhirnya dia pergi
meninggalkan teman-teman nya.

“.Almira kenapa sih setiap kita ngomongin Asha dia suka marah-marah
gak jelas kaya gitu.” Ucap teman Almira kebingungan.

Sebelum waktu istirahat berakhir Almira berniat menemui Asha, tapi


setelah di cari dikantin dia tidak menemukan asha.Akhirmya dia pergi ke taman
sekolah dan terlihat Asha sedang makan siang dibawah pohon sambil termenung.
Almira pelan- pelan mendekati Asha dan mulai berbicara dengannya”. Asha kamu
dihukum lagi ?.” Tanya Almira “. Iya kak .” Jawab Asha singkat “ .Kamu ini
harusnya mempersiapkan dari malam apa saja yang harus dibawa ke
sekolah.supaya tidak ada yang kelupaan dibawa seperti kemarin.” “. Iya kak.Maaf
ya kak aku belum bisa jadi adik yang baik buat kaka.”

Ya. Meskipun mereka terlihat sangat berbeda tapi ternyata Almira dan
Asha adalah kakak beradik, orang tua mereka sudah berpisah. Mereka sedari kecil
sudah tinggal dirumah yang berbeda.Almira tinggal Bersama ayahnya sedangkan
Asha tinggal bersama Ibunya “. kakak sama sekali gak malu dek.” Ucap Almira
dengan nada yang sedikit sedih”. Sejujurnya aku iri sama kakak, aku juga ingin
jadi anak yang berprestasi seperti kakak.’ Lanjut Asha”. Hmmm menurut kakak
semua orang pasti mempunyai bakat dalam bidang masing masin, termasuk kam.”
Ucap Almira meyakinkan Asha”. Aku punya bakat? Sepertinya aku payah dalam
segala hal.” Jawab Asha dengan nada yang sedikit sedih “. Kamu punya bakat
kok, mama pernah cerita kalo kamu itu jago buat cerita pendek.” “ Coba kamu
ikut lomba, kalau enggak salah beberapa waktu mendatang akan ada perlombaan
bahasa indonesia tingkat kabupaten .” Ucap Almira bersemangat. “ kayanya kalau
aku ikut lomba aku ga akan menang deh ka.”
“. Gimana kalau saingannya berat aku pasti akan kalah, nanti malah bikin
malu lagi.” Asha nampak tak yakin dengan saran kakaknya”. Kamu harus percaya
diri. Kakak juga dulu tidak percaya diri sama seperti kamu “ .Hah.. kakak serius?.
Bagaimana kakak bisa jadi sehebat sekarang jika dulu kakak tidak percaya diri?. “
Tanya Asha bersemangat “. Yah awalnya kakak ditunjuk oleh guru Bahasa
Indonesia kakak. Awalnya kakak gak yakin kalo kakak bisa menang, tapi kakak
berfikir kalah atau menang itu urusan nanti yang terpenting kakak sudah mau
berusaha semaksimal mungkin.” Kata – kata Almira ini membuat Asha Kembali
mendapatkan semangatnya untuk bangkit menjadi lebih baik melalui sastra.

Setelah itu beberapa hari kemudian ada pengumuman lomba Bahasa


Indonesia, temasuk lomba cerpen. Asha sangat tertarik untuk mengikuti lomba
tersebut. “ .untuk anak- anak yang ingin mendaftarkan diri menjadi peserta lomba
silahkan sebutkan nama beserta lomba yang ingin diikutinya.” Ucap wali kelas
Asha “. Bu, nama saya Asha. Saya ingin mengikuti lomba cerpen bu.” Setelah
Asha menyeleseikan kalimatnya semua teman sekelas asha mamandangnya
dengan heran seperti tidak percaya. Asha ? anak yang sering dihukum itu mau
mengikuti sebuah kompetisi,apakah dia akan memenangkannya ? atau hanya akan
membuat malu?. “ .Asha yakin lo mau ikut lomba?. Bakal menang emang? .”
Ucap salah satu teman sekelas Asha”. Dengar nih Sha, percaya diri itu memang
penting tapi sadar diri itu jauh lebih penting..hahahah.” Hampir semua anak
dikelas menertawakan Asha, kecuali intan teman sebangku Asha yang tampak nya
sudah geram dengan ocehan teman - temannya itu.” Hei sudah cukup, kalian tidak
boleh seperti itu. Kalian harus saling memberi dukungan kepada teman kalian..”
semua murid langsung terdiam setelah mendengar teguran dari wali kelasnya.

Setelah beberapa hari berlalu perlombaan pun tiba, Asha sangat


bersemangat sekali, dia begitu percaya diri . Asha mulai merangkai kata demi kata
menulis sebuah cerpen, dia menulis cerpen dengan penuh penjiwaan dan sangat
menghayati. Dan Akhirnya pengumuman pemenang cerpen pun di umumkan..Tak
disangka tak di duga Alhamdulilah akhirnya Asha memenangkan lomba cerpen.
Pengumuman kemenangan asha diumumkan saat upacara. “.Baik anak-
anak, sekarang ibu akan mengumumkan penmenang lomba cerpen,” ucap salah
satu guru yang ada di sekolah asha. Semua orang tampak kebingungan dengan
pernyataan gurunya itu. “.Siapa yang menang, asha?.” Semua orang bertanya-
tanya. “.Selamat untuk Asha dari kelas 8G telah mendapatkan juara 1 lomba
menulis cerpen tingkat kabupaten.” Awalnya semua murid yang ada di sana
terdiam tapi beberapa saat kemudian terdengar suara tepukan tangan yang sangat
meriah untuk asha. “. Silahkan asha maju ke depan.” Semua orang pun Kembali
bersorak saat asha di panggil ke depan lapangan.”.Baik asha, apa motivasi kamu
untuk ikut lomba cepen ini?. “.Pada awalnya aku tidak yakin dengan kemampuan
ku sendiri, aku merasa aku tidak akan menang. Tapi setelah aku mendapatkan
motivasi dari kakak ku almira, aku jadi Kembali bersemangat untuk bangkit
melalui sastra.” Mendengar kan kata-kata asha itu, semua murid yang ada di sana
terlihat terkejut begitu juga almira. Asha memang pada awalnya merahasiakan
hubungan nya dengan almira karena dia takut di banding-bandingkan dengan
kakaknya, tapi dia berfikir bahwa hubungannya dengan almira tidak ada yang
perlu di rahasiakan. Dia sudah tidak peduli dengan ucapan orang lain.

Sekarang dia mulai sering mengikuti perlombaan cerepen dan


memenangkan nya. Lama-kelamaan banyak orang yang ingin berteman dengan
asha, dia juga sudah tidak pernah di hukum lagi. Asha telah membuktikan pada
semua orang bahwa dirinya juga bisa menjadi murid yang berprestasi, asha mulai
percaya diri dan ingin terus bangkit melalui sastra.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai