Terkadang menjadi diri sendiri itu sulit. Kita selalu merasa bahwa kita itu
tidak istimewa, kita juga selalu merasa iri kepada orang- orang yang menurut kita
sempurna. Tanpa kita sadari kita juga sempurna dengan kelebihan kita sendiri.
“ Shaaaa ashaa bangun, nanti telat lagi kaya kemarin. “ Terdengar suara
teriakan ibu asha yang membuat gendang telinga asha rasanya ingin pecah, tanpa
banyak basa-basi asha langsung bangkit dari tidur dan bersiao untuk pergi
sekolah. Di perjalanan menuju sekolah ibu asha tidak berhenti mengomelinya
karena asha bangun kesiangan.
Perkenalkan nama ku Asha, aku adalah seorang siswa SMP kelas 8 yang
tidak memiliki keistimewaan. Aku tidak cantik ataupun jelek, aku tidak bodoh dan
juga tidak pintar. Aku memiliki hobi yang sangat aku gemari, yaitu menulis cerita
pendek.
Meskipun jarak antara rumah dan sekolah tidak terlalu jauh, tapi tetap saja
asha selalu datang terlambat. Mungkin karena dia yang selalu bangun kesiangan.
Asha berlari terbirit-birit karena hari ini hari senin yang artinya hari ini ada
kegiatan upacara, tapi asha malah terlambat. Saat asha akan memasuki gerbang
ternyata ada seorang anak osis yang sedang melakukan atribut dan kelengkapan
baju seragam. Anak osis tersebut tiba-tiba mencegat asha “.Aduh kak jangan
menghalangi jalan dong,saya udah telat.” Ucap asha pada anak osis tersebut. “.
Saya cegat kamu karena kanu enggak pakai sabuk dan dasi, sekarang cepat tulis
nama kamu beserta kelas nya.” Asha baru sadar kalau dia lupa memakai sabuk
dan dasi karena terlalu terburu-buru ‘Duh mampus, udah lebih dari tiga kali aku
melanggar aturan ya pasti di hukum lah.’ Ucap asha dalam hati. “.Loh kok malah
ngelamun sih,ayo cepat nanti keburu telat.” Suara anak osis itu membuat asha
tersadar dari lamunan nya. “. Eh i-iya kak saya catat sekarang.” Dengan terpaksa
asha menuliskan nama dan kelas nya.
“.Almira kenapa sih setiap kita ngomongin Asha dia suka marah-marah
gak jelas kaya gitu.” Ucap teman Almira kebingungan.
Ya. Meskipun mereka terlihat sangat berbeda tapi ternyata Almira dan
Asha adalah kakak beradik, orang tua mereka sudah berpisah. Mereka sedari kecil
sudah tinggal dirumah yang berbeda.Almira tinggal Bersama ayahnya sedangkan
Asha tinggal bersama Ibunya “. kakak sama sekali gak malu dek.” Ucap Almira
dengan nada yang sedikit sedih”. Sejujurnya aku iri sama kakak, aku juga ingin
jadi anak yang berprestasi seperti kakak.’ Lanjut Asha”. Hmmm menurut kakak
semua orang pasti mempunyai bakat dalam bidang masing masin, termasuk kam.”
Ucap Almira meyakinkan Asha”. Aku punya bakat? Sepertinya aku payah dalam
segala hal.” Jawab Asha dengan nada yang sedikit sedih “. Kamu punya bakat
kok, mama pernah cerita kalo kamu itu jago buat cerita pendek.” “ Coba kamu
ikut lomba, kalau enggak salah beberapa waktu mendatang akan ada perlombaan
bahasa indonesia tingkat kabupaten .” Ucap Almira bersemangat. “ kayanya kalau
aku ikut lomba aku ga akan menang deh ka.”
“. Gimana kalau saingannya berat aku pasti akan kalah, nanti malah bikin
malu lagi.” Asha nampak tak yakin dengan saran kakaknya”. Kamu harus percaya
diri. Kakak juga dulu tidak percaya diri sama seperti kamu “ .Hah.. kakak serius?.
Bagaimana kakak bisa jadi sehebat sekarang jika dulu kakak tidak percaya diri?. “
Tanya Asha bersemangat “. Yah awalnya kakak ditunjuk oleh guru Bahasa
Indonesia kakak. Awalnya kakak gak yakin kalo kakak bisa menang, tapi kakak
berfikir kalah atau menang itu urusan nanti yang terpenting kakak sudah mau
berusaha semaksimal mungkin.” Kata – kata Almira ini membuat Asha Kembali
mendapatkan semangatnya untuk bangkit menjadi lebih baik melalui sastra.
TAMAT