Anda di halaman 1dari 68

Manuskrip

Novel Dan Puisi

| KETIKA HUJAN MENJADI


REDA
Aliana Sastra

1
Bagian 1
Jumpa
Pertemuan merupakan awal dari sebuah cerita, yang di abadikan dengan coretan-
coretan kecil di diding sekolah, mengukir gambar tak jelas namun merasa luar biasa di
usia anak kala itu, membuat mereka tertwa ria seakan pada masa itu masalah bukanlah
beban untuk menjadi jiwa yang merdeka.
Awal dari kisah perjalanan dua anak dengan watak yang berbeda-beda, menjadi
kesan tersendiri dalam cerita “KETIKA HUJAN MENJADI REDA”, Beginiliah
permulaanya.
Pagi mengajakku pergi menyusuri jalan bebatuan dan berpasir membuat sisi
sepatuku menjadi berdebu dan terlihat kotor, namun aku hirau akan hal itu. Mungkin
karena usia yang menjadikan aku utuk tidak begitu respon dengan penamplan, atau
karena persediaan sepatu yang kupunya sudah tidak ada lagi, istilah anak zaman dulu
“yang penting bisa di pakai buat sekolah”.
Belum juga selesai permasalahan sepatu, setiba di depan sekolah aku terlambat
beberapa menit akibat kelamaan di jalan, yang akhirnya membuat aku harus bergabung
dengan sekelompok siswa yang sudah di di vonis terlmbat.
“haduh …terlambat lagi” kataku dalam hati,
degan pikiran cemas dan detak jantung tak menetap, setelah selesai tradisi upacara
sekolah, aku dan bebrapa siswa lainnya di beri hukuman mencicipi bagiamna nikmatnya
rotan jawa, betis teras perih,sakit bahkan mengepul keram.
Setelah mengelus dengan pelan betis yang merasa sakit, aku berjalan menuju ruang
kelas dengan penuh rasa sesal sambal bergumam
“aku gak baklan ulangi hal itu lagi” ..
seperti biasanya mata pelajaran pertama telah di mulai, siswa yang lagi sibuk
mengeluarkan buku catatan pertemuan kemarin begitu juga denganku,
“kita mulai ya anak-anak, dengan materi sejarah Indonesia” sapaan pembuka ibu
anti menandakan bahwa pelajaran akan di mulai.
Setelah setngah jam mata pelajaran berlangsug, akhirnya kelas belajar itu selesai
juga, menandakan bahwa waktunya istirahat, ibu anti mengucap salam pamit, kamipun
berhamburan keluar dari kelas.
“hei kalian anak kelas sebelah, gak usah deh sok banggain kelas kalian terlihat rapi
tapi punya siswanya pada nakal semua” ledekan seorang siswi yang memancing
amarahku

2
“maksudnya kamu apa, kok bahasamu kasar sekali? Tanyaku
“iya kalian yang suka buat ulah di sekolah” perempuan itu menjawab dengan ketus
“kamu gak sadar karena perkataanmu itu, semua orang akan melihatmu.”
Percekcokapun tidak bisa di hindari, hingga pada akhirnya aku dan perempuan itu
di panggil oleh ibu anti untuk menghadap ke kantor,
“VHIELANI ASTRA dan SHEMUN PRADANA…silahkan menghadap ke
kantor” suara pemberitahuan yang menyeludup di spiker sekolah,di susul dengan nama
ku dan perempuan sombong itu.
“hadiah apa yang ingin kalian cari? Setiap hari berantem mulu.
Haduh….ibu jadi bingun sama kalian berdua”. Ibu anti yang begitu marah dengan
kelakuan kami
“dia yang memulai duluan bu” ujarku
Tidak ibu bukan aku, tapi dia” vhie yang seakan memberikan pembenaran.
“Diam…..teriak ibu anti.
Kali ini ibu akan memberikan kalian hukuman, berdiri di tengah lapangan dan
hormati matahari sampai ibu menyuruh kalian untuk berhenti”.
Akhirnya aku dan vhie di beri hukuman, akibat kekonyolan itu.
Apa yang kamu pikirkan? Tanyaku,
Semua gara-gara kamu…lanjutku dengan nada kesal.
Udahlah, lagian yang di hukum juga bukan kamu sendiri tapi ,aku juga” kata vhie
Mendengar ucapanya itu aku semakin merasa geram pengen tabokin wajahnya, tapi
sayang karena dia perempuan.
ibu anti pun memanggil kami memberi tanda bahwa waktu hukuman telah selesai,
aku dan vhie akhirnya di izinkan untuk pulang.
Ingat apa yang ibu katakana,jangan ulangi hal itu lagi”.
Iya bu…aku dan vhie mengiyakan perintah ibu anti.
Dari sinilah sebuah awal dari jumpa

3
JUMPA

“”masalah bukanlah ia yang selalu menghadirkan solusi, namun karena masala


juga
Aku dan kamu bisa saling kenal”

Shemun Pradana

4
Seperti itulah masa laluku…
Yahhh…kamu memang laki-laki cemen, kok sama perempuan di ajak berantem”
ucap fadi dengan nada canda, yang akhirnya membuat kamipun tertawa lepas.
perenalkan namaku adalah SHEMUN PRADANA, dalam keluarga kami 3
bersaudara dan aku dalah anak yang paling bungsu, cerita di atas merupakan kisah masa
lalu yang paling terkonyol, aku pun merasa malu untuk menceritakankannya kepada fadi
dan teman-teaman lain. Tetapi tidak ada yang salah jika aku juga harus berbagi cerita
kepada mereka meski terlihat kacau dan cemen di mata mereka. Hehehe…..
Saat ini aku berusia 22 tahun dan sedang megembang tugas studi di institut negeri
kota malang, atau yang sering di kenal dengan kota paling dingin. Jurusan sastra sendiri
menjadi incaranku sewaktu di bangku sekolah dulu. Sebab aku adalah orang yang suka
menulis narasi,puisi bahkan menulis sebuah kariya ilmiah yang ku buat dengan hasil
memeras otak sendiri
Namun aku juga merasa kehilangan jejak vhie, entah dimana keberadaanya, ia
seperti di telan bumi,
bagaimana kabarnya di sana…?
apa ia Sudaha melupakanku..?
Pikirku tiba-tiba muncul dengan rasa yang begitu berbeda saat itu, sepertinya rindu
sudah mulai panik dalam hati.
Mungkin ada bebrapa Tulisan lusuh yang perlu kalian baca, bagaimna setiap
catatan yang ku tulis dengan penuh harap vhie akan muncul di antara sela-sela awan yang
berhamburan walaupun hanya seberkas bayagan wajah.
Serius sekali tenganmu bergetar kesana-kemari,? Ehh bagimana kabarmu? Kamu
udah mulai rajin memposting tulisan-tulisan puitis” tanya fadi yang bercampur-baur
ibarat bumbu dapur yang mesti di pisahkan satu per satu,
Ah bisa aja kamu, aku memang orangnya suka nulis.
Oh iya..hari ini ada pertunjukan sastra di balai kota, mau ikut gak? Ajak fadi.
Kenapa tidak, yuk…..
Aku dan fadi bergegas menuju tempat pementasan sastra yang di hadiri oleh
banyak kalangan, baik dari yang muda hingga tua, sempat ku dengar sebuah puisi dengan
judul “MENJADI TERASING”iya itu judul yang sama dalam buku (catatan juang) karya
bung fiersa besari, aku salah seorang penggemar tulisan-tulisannya, semenjak dari tulisan
ialah aku menjadi terinspirasi untuk menulis.

5
Setelah selesai dari festival sastra itu aku dan fadi pun beranjak pulang, hingga
sesampai di rumah seperti biasanya aku melalkukan rituali dengan buku dan pena dalam
menyusun kata-kata.
Tepatnya pada hari senin, aku menggenggam ponselku yang kala itu sedang ku
baca beberapa isi berita hangat terkait pembangunan infrastruktur yang mengakibatkan
hutan harus di babat habis-habisan, padahal hutan di negeri ini terkenal dengan
keindahannya. namun keindahan itu telah di rampas oleh para ivestor hanya karena ingn
tercapainya hasrat ambisi antara transksi dan manipulasi.
Ada satu hal yang perlu kalian tahu teantangku, selaian hobiku menulis aku juga
salah seorang pegiat alam, sebabnya itu kenapa aktivitas pemababatan hutan di kalimanta
itu saya sesalkan, karena pusat sumber daya alam pada daerah itu kelak sudah tidak dapat
di ekspos lagi keindahannya.
Mengapa hal sekeji itu kalian lakukan pada ratu hijau? Apa karena
uang,popularitas,jabatan, atau hanya karena sebuah ambisi agar terlihat tenar nama
perusahan? Tulisku pada lamaan beranda facebook.

Kata-kata di atas merupaka bebrapa komentar pada postingan tulisan yang sempat
ku unggah, di facebook, dan ternyata, begitu banyak tanggapan berdatangan dari mereka
yang secrara tegas menolak akan aktiviras pemababtan hutan di negeri ini.
Terutama bagi mereka para pecinta rimba, ya disini sebut saja mahasiswa pecinta
alam (MAPALA),kecintaan mereka terhadap hutan ibarat rumah tanpa atap dan gunung
seperti ibu tanpa bapa. Terus terang ada tantngan tersendiri dalam hidup mereka,
termasuk saya snediri. Apa yang mereka lakukan diluar nalar akal sehat, mereka semua
yang melakukan aktivitas itu terliha waras, tapi di lain sisi mereka terlihat hilang sadar
akan kewarasan.
Apa iya kita hanya berdiri tegak sperti patung,diam,tak bergerak,hanya melihat dan
siap hancur kapan saja.sedangkan orang lain bergerak,berteriak sambil menghancurkan
rahim alam yang suci.
Kita terlahir dengan satu tujuan, menjadi pemimpin bagi keluarga,diri sendiri dan
alam sekitar..”
lantas mengapa hutan kalian gunduli?.
Aku yang terdiam disusul merapikan layer laptop merek DELL sambil secara pelan
memurojah kembali tulisanku sendiri, entah pada bgian mana terdengar aneh nada
kalimatnya.

6
Apa aku salah menempatkan posisi kata ini fad? Dengan tiba-tiba aku secara ketus
meminta fadi untuk membaca lagi tulisanku,
semua udah pas kok, cuman lebih di tekanka lagi setiap kalimatnya biar dapaet
fillnya” Jawab fadil.
Kembali pada setiap perilaku manusia, ada banyak hal yang perlu aku ceritaka
pada tulisan ini, manusia pada tipe fase merasa BISA tapi lupa untuk merebut celengan
kebaikan sebagai tabungan kelak ketika tiada, kadang merebut hal terbaik dari hidup,
sedangkan ada manusia lain yang merasa hidupnya SERBA BISA tapi lebih banyak
mengandalkan materi sebagai penguasa untuk menendang mereka yang tidak
berkepunyaan.
Setiap perjuangan orang, kerap kali ada momen penting dari balik sisi kehidupan,
tentang hutan yang di babat, kini beranjak pada sebuah pertemuan, kalian perlu tahu
bahwa orang yang hilang akan jejak langkahnya tanpa aku sadari ia menayai kabarku
lewat Instagram pirbadiku.
“assalamualikum emun? giman kabar? Pada kolom chat
Walaikumsallam, allhamdulillah baik! Maaf ini dengan siapa ya? Ceritanya aku
berpura-pura tidak kenal sambil menayai balik,
Ini aku, vhielani astra..! blas vhie
Heiiii….gimana kabar, udah lama menghilang tiba-tiba muncul bagai petir..”
balasku dengan Canada
Ahhh… bisa aja kamu, aku di Sulawesi nie, lagi kerja di unit koperasi”
Wahh…makin sukses aja kamu ya…
Hahahahhha…” vhie tertawa dengan mengirim stiker.
Pada malam itu kami saling bertukar chat, hingga tidak merasa puas cerita pun di
lanjutkan melalui via telpon hamper sejam durasi percakapan aku meminta pamit untuk
beristirahat, sebab pada saat itu aku sangat merasa Lelah akibat menyusun narsi untuk
karya buku saya. Setidaknya mata juga butuh jeda, dan otak perlu isitirahat.
Tulisan postingan pagi pada beranda facebook pribadiku, seakan ada maksud
tertentu yang ingin ku sampaikan pada seseorang, iya. Untuk dirinya vhiealani astra yang
sudah ku ikuti jejak cerita percintaanya dengan lelaki satu sekolahku dulu, dengan penuh
harap semoga ia juga melihat postingan yang ku buat, tiba-tiba tak lama kemudian pesan
whatsaap muncul pada layar notifikasi di susul nama kontak vhie yang tertera pada layer
ponselku.
Seprtinya aku tau maksud dari tulisanmu itu? Isi pesan vhie

7
Emang apa yang kau tahu dari maksud tulisanku itu? Balas balikku padanya,
Iya, aku tahu kamu sedang menulis tentang aku dan dia, sebegitu pentingkah itu
bagimu?
Kurasa kamu salah presepsi, aku hanya menulis apa yang sempat aku pikirkan?
Balasku seakan ingin menutupi keyakinannya itu,
Hmmm...”vhie, singkat seakan ingin mengakhiri percakapan itu,
Aku tidak membatasi hakmu untuk untuk melekukkan cerita cintamu dengan
melankolis, hanya saja ada sesuatu yang ingin aku sampaikan, namun yakin masih saja
bercampur ragu, mau berkata jujur takutnya kamu merasa ringkuh denganku, entahlah
mau meraju atau merayu semua mungkin punya dimensi transformasi masing-masing.
Tapi sejenak aku berpikir, bahwa pada akhirnya ia akan mengetahui apa yang
sempat belum ku beritahu, bahwa aku benar-benar menyimpan rasa padanya.
Tentang percakapan di atas, aku dan vhie mulai serius dengan topik lain, yang
sengaja aku singgungkan tentang perasaan ia sama kekasihnya, “hmmmm, aku dan dia,
baik-baik aja kok, namun akhir-akhir ini sepertinya ada hal yang ia sembunyikan dariku”
ucap vhie,
Kenapa kamu tidak bertanya langsung saja ke dia, tentang apa yang membuatmu
merasa panik?
Biarkan saja, toh nanti pada akhirnya aku pasti mengetahi apa yang sempat ia
tutupi dariku”.
Kamu yakin? Tanyaku sekali lagi.

Percakapanpun tiba pada penghjung dengan akhir kata salam, ponsel yang berada
pada tangan pun ku letakkan di atas meja samping tempat tidurku, namun sebelum mata
terpejam hati mulai bekerja merangkai kata doa, sambil memejam mata lepas pula kata-
kata pinta “Tuhan, aku hanya berjanji bukan untuk mencari cela dalam hubungan mereka,
namun jika kehendakmu itu benar, maka benarkanlah aku untuk menjadi bagian dari
hidupnya”.

8
# Semesta Berkabar
Semester akhir akan di mulai minggu ini, aku yang semakin sibuk dengan materi
kuliah, sebalknya juga vhie yang di sibukkan dengan menulis setiap buku tagihan
koperasi, bukan berarti kami tidak berkomunikasi hanya karena masalah pribadi masing-
masing, kabar dan berita bagai lagu wajib yang sering di kumandangkan, seperti ada
keseruan pada waktu luang.
Aku merasa terhibur dengan kehadirannya, tapi mungkin tidak buat vhie, aku
punya dunia sendiri sedemikiannya juga vhhie memiliki dunia bersama orang yang
menjadi bejana penampung perasaanya, iya aku menjadi cemburu, tapi semua tak menjadi
soal.
Hidup tidak seenak membolak-balikkan telapak tangan, namun karma dapat
membalikkan setiap singkronisasi persaanmu dan perasaanku.
Setiap kali, jika aku menjadi bingun tentanag apa yang patutnya aku lakuka, aku
lebih justru banyak menyempatkan waktu pada setiap buku yang tersusun rapi di pojok
kiri bergambar stiker sorang penyanyi, sebut saja nama dari penyanyi itu ialah bung
“fiersa besari”,
aku suka sekali setiap kariya-kariya bung fiersa, dari music,konten yotubenya
hingga buku-buku yang ia terbitkan.
Seperti setiap kali apa yang ia sampaikan terselip klimaks afeksi tentang
gunung,buku dan music, olehnya itu aku suka mengikuti setiap kariya-kariyanya si bung.
Tepat pada jam 12 pukul 50 menit aku mendapati kabar tak sedap yang datang dari
balik layar ponselku. iya, temanku fadi mngalami kecelakaan tragis di jalan embo
brantas, yang pada akhirnya mengakibatkn ia harus di bawa ke rumah sakit terdekat,
dengan gesit aku langsung meleset menuju rumah sakit tempat fadi di rawat. Disana aku
bertemu tia dan beberapa kawan lainyya.
Gimana keadaanya si fadi? Tanyaku panik, dengan nafasyang masih ngos-ngiosan
akibat balapan di jalan.
Saat ini, kita belum tahu separah apa cederanya si fadi..”
kita hanya berdoa semoga fadi baik-baik saja” jawab dika.

9
Aku terduduk sambil menyelipkan kedua telapak tangan pada wajah yang begitu
terlihat panik, dalam hatiku berdoa “semoga kamu baik-baik saja fad”.
Tiba-tiba pintu ruangan ICU trebuka, terlihat seorang dokter laki-laki keluar
menghampiriku dan teman-teman,
Gimana keadaan teman saya dok? Tanyaku

Temanmu…” dokter yang terlihat ragu untuk memberitahukan membuatku


semakin panik,
Kenapa dok? Jawab, apa yang terjadi sama fadi? aku bertanya dengan nada keras,
Maaf, temanmu sudah tidak bisa tertolong lagi” ujar dokter sambil menundukkan
pandangan,
Aku turut berduka atas kepergian temanmu,” sambung sang dokter.
Pada saat itu kekasihnya fadi yang turut menananti kabar baik dari fadi kini
menagis menjadi-jadi,
Fadi..fadi…,kenapa kamu begitu cepat niggalin aku?, padahal kamu janji bakalan
beliin aku buku kesukaanku,” teriak tia penuh penyesalan.
Tia dengan gesit menyeludup masuk, ia melihat fadi terbaring kaku tertutupi kain
putih, tangan tia terlihat gemetar, dengan perlaan tia menarik pelan kain itu sambil
menagis, kain yang di Tarik hingga sejajar bahu, menampakkan wajah fadi pucat dan
dingin.
Fadi……” teriak tia begitu keras
Aku dan teman-teman mencoba menenagkan tia agar tia sadar bahwa fadi benar-
benar sudah tiada. Tia udahlah, ikhlaskn kepergian fadi, semoga dia tenang di alam sana”
aku dengan sekuat tenaga menahan tangis sambil menguatkan tia.

Akhirnya tia memeluk balik tubuhku sambil berucap,


“emun, aku dan fadi sudah berjanji bakalan hidup Bersama hingga kami menikah”,
Aku tahu itu tia..”
tapi takdir tuhan jauh lebih berkuasa daripada sebuah janji, bukan kamu saja yang
merasa kehilangan fadi, tapi kita semua pun merasakan hal yang sama sepertimu.” Aku
mencoba sekali lagi meyakinkan tia.
Keesokan harinya jenazah almarhum fadi di berangkatkan ke tempat pemakaman,
aku dan teman-teman sekali lagi sangat merasa kehilangan. terutama orang tua, juga tia
yang seakan tidak ingin melepaskan kepergian kekasihnya itu begitu saja. Hingga pada

10
akhirnya tubuh fadi di telan tanah tanpa meniggalkan bekas, menandakan bahwa fadi
hanya dapat di kenang melalui kenagan dan foto pada dinding kamar.
Hari yang begitu kacau, aku merasa begitu patah semangat untuk melangkah,
seakan ingin tenggelam di antara samudera lautan buku dan tak terlihat lagi untuk
kembali, semua tidak begitu indah lagi.
Aku turut berduka cita shemun atas kepergian fadi, alfatiha untuk temanmu bung,
semoga dia berada di antara orang-orang sholeh, beberpa komentar para netizen yang
terselip.
Ponsel yang tergenggam tiba-tiba mengeluarkan suara getar dengan nada begitu
keras, aku melihat nama vhie tertulis pada layer ponsel, secara spontan panggilan vhie
kuangkat dengan melengset ikon telepon.
Haloo emun.. apa kamu sibuk? Vhie dengan ketus memulai percakapan sambil
menayai kesibukanku, seprtinya ada hal serius yan ingin ia sampaika,
Gak kok, aku cuman duduk saja, gak ngapa-ngapain,” jawabku penuh yakin
Boleh aku ngomong sesuatu? Tanya vhie
Boleh,…..
Gini emun, aku pengen udahan sama si tio, tapi gak aku gak tahu caranya kaya
gimana,!
Gimana maksudnya..? tanyaku sambil mnyelipkan stiker,
Maksudnya aku pngen udahan sama tio, tapi gak tahu cara ngomong ke dia kaya
gimana, boleh gak bantu aku?
Owohhhh….
Bantu gimana vhie” sambungku
Aku pengen telepon tio kemudian panggilannya di konvrensi ke kamu biar aku
berpura-pura meyakinkan dia bahwa kita berdua benar-benar sudah jadian.” Vhie begitu
terlihat panik dengan situasi saat itu, dan akupun mengiakan saja.
Haloo…” terdengar suara tio di balik spiker ponsel yang ku dekatkn pada telinga
Iya halo, ini tio ya? Dengan begitu yakin aku mencoba mngelabuinya
Iya ini aku tio, dimana vhie? Kok kamu yang angkat telponnya? Tio begitu bingun
sekligus merasa geram bertanhya balik
Aku disini tio,jadi gini aku pngen ngomong sama kamu, sebelumnya kenlkan ini
shemun dia adalah pacar baru saya,” vhie bicara penuh lepas seakan tak ingin menutup-
nutupi sakitnya kepada tio,
Sejak kapan kamu sama dia ? tanya tio

11
Aku sudah hamper sebulan berpacaran sama shemun, sekarang sudah jelas kan?
Jadi gak usah hubungi aku lagi.
Tio yang begitu kesal menutupit telponnya secara spontan, vhie dengan santai
sekan menghela napas menandakan beban yang ia rasakan sekan hilang dan kosong tanpa
minggalkan bekas.
Kenpa kamu harus melakukan itu ke tio? Aku seakan merasa kesal dengan kejadian
itu
Aku hanya ingin meniggalkan dia, dan buat dia sadar diri bahwa ada orang yang
patutnya ia perjuangkan, bukan malah di buang lalu di lupakan.” Ujar vhie dengan
jawabn yang aku rasa tepat.
Aku merasa banyak sekali dentuman tanya dalam hati, meski terkadan itu berita
baik sepanjang sejarah perjalananku,
tapi kok bisa seperti itu..?”,
gak habis pikir kenapa setia akan runtuh hanya karena hilangnya kpercayaan?
Letak kesalahanya pada siapa? Apa padaku yang mengaku-ngaku sebagai
pacarnya?
Atau pada vhie yang beranjak brutal mengakhiri hubungannya dengan sia-sia?,
itu sebuah misteri, mungkin nanti ada saat dimana mereka akan baik-baikan sambil
pelukan. Pikirku tentang mereka.
Sudahlah, biarkan saja……aku seakan mngabaikan pertanyaa-pertanyaan itu.
Semua orang punya pilhan, mereka bukan lagi anak-anak yang mesti di ajari cara
berjalan dengan merangkak, atau cara mengenakan baju yang benar. Toh dewasa dalam
berfikir aku kira sudah cukup, bahakn jika tanpa di sadari mereka juga punya ide masing-
masing untuk jatuh di antara pelukan masing-masing.
Aku hanya bisa berekspetasi tentang mereka, jika di bilang aku juga memiliki rasa
tersendiri kepada vhielani astra, namun masih bukan saatnya untuk membongkr-bongkar
rasa, biarkan seperti itu, semua akan tersusun rapi hingga membentuk sebuah proposal
yang siap untuk di uji.
Hidup ini tentang sebuah pilihan, kalau tidak memilih bukan bagian daripada
hidup, buat apa kamu harus ada sebagai wujud manusia.

# Ekspedisi Penghormatan Terakhir

12
Aku dan teman-teman berencana menaiki gunung panderman kota batu yang
ketinggiannya 2045 mdpl, sebagai sebuah kegiatan penghormatan terakhir kepada
almarhum fadi sekaligus ekspedisi gunung yang menjadi ageda tahunan, kami menyusun
rencana yang kala itu bang dewa menjadi penaggung jawab dalam team atau biasa di
sebut leader, kelompok kami yang terdiri dari 12 orang. Masing-masing memiliki tugas
dengan porsi terbagi rata, rian,diki, dan ari mereka bertugas menyiapkan tenda dan alat
packing lainnya, arkhan,bagas,denis mereka bertugas sebagai porter dalam pendakian kali
ini, ardi,dan ian melist logistik pendakian, sedangkan aku,bang dewa dan bung nana
bertugas mengtur persiapan dari simaksi hingga perjalanan ekpsedisi di gunung nanti.
Setelah selesai pecking dan mengatur semua hal-hal pendakian yang semestinya
sudah kami periksa sewaktu di basecamp dukuh toyomerto, memantapkan perjalanan kali
ini dengan tanpa menaruh ragu di dada.
Tepatnya pada pukul 4:20 kami berkumpul di bescamp gunung panderman, berdoa
Bersama,mengumpulkan stamina sambil berteriak yel-yel ekpsedisi lalu memulai
pendakian.
“ekpedisi alam rimba”teriak bang dewa “salam lestari” …yeyeh dengan penuh
semnagat yang tatkalah hebatnya seperti pendakian-pendakian kmarin, kami pun
bergerak.
Kali ini kami melakukan pendakian via dukuh toyomerto, matahari sore
mnyisikkan gerah yang menggelega ketika treking perdana mengakibatkan aku yang
ngos-ngosan, “belum juga sampai di pos pertama aku sudah seperti ini” bisikku dalam
hati, perjalanan begitu gesit bagai hantu yang menyelinap masuk ke dalam jiwa
seseorang, yang mengakibatkn kami harus tiba pada pos 1 latar ombo dengan ketinggian
1600 mdpl dengan begitu cepat,tadinya kami berpikir akan tiba setelah selesai magrib,
ternyata kami tiba tepat pada pkul 6:15
Aku yang begitu Lelah merebahkan badan pada tas cerier sambil mengunyah roti
cokelat yang di buat oleh teman-teman, dan sebagai ganti rasa bosan tawapun meledak
ketika ardi merasa mules akibat kebanyakan makan cokelat sewaktu perjalanan.
Huuu…makanya jangan teralau boros jadi orang”…rian yang merasa kesal dengan
nada candanya,
Hahahaha……
Setelah ardi usai membuang hajatnya, kami pun memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan dan harus sampai pada pos ke 2 watu gede lebih awal sebelum jam 10 malam,
akhirnya perjalanan pun kami lanjutkan, masing-masing memasang hedland di kepala

13
sebagai penerang selama perjalanan juga menghindari resiko kesandung ranting pohon
karena pada trek pendakian kali ini, kami akan melewati hutan pinus dengan jalur begitu
menanjak di tambah adanya trek bebatuan yang mendominasi ketika mendekati pos 2,
“intinya kita harus mawas diri” kataku kepada teman-teman
Bagi kami ini bukanlah pendakian petama kali ke gunung panderman, kami sudah
melakukan pendakian ekspedisi pada gunung ini kurang lebih dari 3 kali pendakian, tapi
kita tidak tahu evolusi hutan itu akan berubah seiring perkembangan ekosisitem yang ada
di dalamnya, tadinya kita bilang aman-aman saja,namun waspada itu perlu jangan sampai
ada sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.
Dengan memelwati beberapa jalur akhirnya kamipun tiba padaa pos 2 wutu
gede,dengan ketinggian 1730 mdpl, pos 2 tidak seluas pos 1, tetapi area di pos 2 lebih
teduh dan sejuk karena area datarnya masih terlindungi oleh pepohonan tinggi di
sekitarnya. Batu besar yang menandai berakhirnya trek bebatuan di jalur pendakian
gugung panderman.
Tak berselang beberapa menit, aku menutut badan agar merebah sedikit di atas
tanah, kami pun harus melanjutkan perjalanan menuju puncak bayangan yang lokasinya
tidak begitu jauh, mau tidak mau peperjalanan menuju puncak bayangan harus di
lakukan, dan kami berniat akan mendirikan tenda sesampai pada lokasi.
Mengikuti jalur setapak di tanah padat menembus hutan, trek masih menanjak dan
membutuhkan banyak tenaga, vegetasi selepas pos 2 tidak terlalu lebat sampai tiba di area
terbuka, sesampai di area terbuka yang menunjukkan pemandangan kota batu sekaligus
gagahnya gunung arjuno dan gunung welirang menandakan bahwa puncak pandernman
sudah dekat.
Huuuf…akhirnya kita sudah tiba di tempat penginapan semntara kita” ujar bang
deawa,
Hei..hei…ayo mulai bangunin ruamah tangga kita, biar jangan ada yang
ketinggalan naik tangganya” aku yang mulai ketus dengan canda.
Akhirnya tenda sudah terpasang, arkhan,bagas, dan denis mulai menyiapkan makan
malam, pada malam itu canda disusul tawa tak lepas dengan penuh bahagia, beragam
cerita bermunculan dengan naskah dan dabber suara masing-masing, aku merasa bahagia
bisa berada di antara mereka, mereka yang selalu terbukan persoalan masalah bahkan
selalu ada di saat kita tertimpa masalah.

14
Ehhh…shemun gimana kabar perempuanmu yang hanya selalu menayai kabarmu
namun terlihat biasa-biasa saja” arkhan mulai mencoba mengucil persoalan pribadi
hidupku
Yaaa..begitulah, dia baik dan mungkin selalu baik di mataku dan mata
kekasihnya……
Apa ? dia sudah ada gebaetan? Arkhan begitu penasaran
Iya…lagian mereka juga sudah lama menjalin hubungan ” jawabku dengan singkat
sambil memasang raut wajah yang hirau,
Owoohh….jadi kamu gak serius sama dia? Lagi-lagi arkhan seakan ingin sekali
menjadi pendengar setia tentang hubunganku dan vhie.
Itu raghasia tuhan khan..! kita hanya sebagai pelaku siap saja menjadi tersangka
suatu kelak”….
Hahahahhhahaha………semoga,

Akhirnya kantuk mulai mengutk malam yang begitu indah, teman-teman semua
kembali ke tenda masing-masing begitu juga sebaliknya denganku, aku mulai
mengerogoti sleping bag dan meneggelamkan diriku sedalam-dalamnya, hingga hangat
pun mulai menyelinap masuk ke dalam tubuhku smerasa nyaman dalam pelukan
seseorang.
Hari mulai menunjukkan jam 4:20 menandakan bahwa tak lama lagi surise akan
menunjukkan gagahnya, hari yang begitu panik malam merasa singkat tapi tak mengapa,
summit attack segera tertunai, dengan gelagat kuat walau kantuk masih membekas namun
dinginnya penderman begitu menyegat, perjalanan selepas pos bayangan , pendakian
gunung panderman di lanjutkan menyususri lereng terbuka yang masih menampakkan
gunung arjuno dan gunung welirang. Jalur akan melewati tepi jurang membuat kami
harus lebih agresif dalam menpaki jejak pada setiap pijakan, kali ini kami menyusuri
ribunan perdu yang membentuk teroewongan dan kembali dengan trek tanah padat
bercampur akar-akar pohon yang di huni kera abu-abu.
Sedikit lagi….
Sedikit lagi….teriak bang dewa dari atas
Puncak gunung panderman atau puncak basundara, berada di ketinggian 2045 mdpl
dengan area terbuka di tandai oleh berdirinya tugu bendera serta patok patok penanda
gunung basundara atau gunung panderman.
Kera abu-abu paling banyak menghuni area puncak karena lokasinya strategis.

15
Begitu tiba pada puncak panderman, aku mulai mnyeludup setiap kata selama
perjalanan tadi
“ setiap perjalanan adalah mimpi terbaik, namun jika kita hanya selalu terbawa
mimpi dan lupa unutk bergerak bangkit maka hidup selalu terlihat kacau, berjalanlah,
ikuti setiap kata hati walau pada akhirnya menyesatkan diri sendiri”
Puncakpun kami gapai, rasa haru, tangis, dan tawa mengelega, sera sambil
memeluk satu dengan yang lain, aku yang tak lupa pula berterima kasih kepada tuhan,
akhirnya niatku tertunai.
Sejenak kami berembuk saling merngkul bahu dan memulai berdoa Bersama
sebagai wujud penghormatan terakhir kami kepada fadi, sekaligus mengabadikan
Namanya pada puncak panderman,
“mungkin kali ini kami kehilanganmu, namun namamu akan selalu di kenang oleh
banyak orang, yakinlah fad perjuanganmu akan kami teruskan. Ujar kang dewa, sekaligus
memasang penghargaan teristimewa yang kami peresembahakan untuk fadi pada sebuah
batang pohon dengan seutas tali.

Sesi foto-foto mulai terdefenisi dengan beragam pose gaya dari yang baru hingga
new pose, sunrise begitu indah hari itu, seakan alam mereestui perjalanan pendakian kali
ini, selepas habis foto-foto kami pun harus segera meniggalkan puncak dan haus
melaukakan perjalanan pulang pagi ini.
Aku dan teman-teman mulai memecking barang masing-masing dan mulai
melaukkan perjalanan turun setelah selesai mengenyangkan perut, perjalananpun di
lakukan meewati pos demi pos hingg kami tiba pada bescamp gunung panderman pada
jam 5:00 sore waktu setempat, alhhamdulillah perjalanan kita selesai juga.
Hati merasa begitu legah bisa menyelesaikan misi tanpa tersisa, aku seakan
merindukan indahnya Kasur yang empuk dan beragam buku catatan dalam kamar dengan
seribu narasi. Tak lupa pula membalas pesan vhie yang terbengkal tak terawat.

# Melebur Maaf
“Shemun..maaf kemarin aku hanya sekedar menyampaikan apa yang aku rasa,
bukan berarti aku beneran suka sama kamu,” isi pesan vhie
Dan aku juga gak bermaksud untuk buatmu merasa nyaman” lanjutan vhie
Kenapa vhie? Kenapa mesti kamu bilangnya seperti itu? Padahal aku benar-benar
menaruh harap padamu” balasku.

16
Aku gak bermaksud sedemikan rupa emun, aku hanya meminta bantuanmu bukan
berarti aku benar-benar suka padamu, aku minta maaf ya..”
Aku harap semuanya akan di perbaiki secara Bersama,
Maafkan aku sehemun, sekali lagi aku gak bisa.” Pesan terakhir vhie yang berujung
pada permintaan maaf.
Memenglah benar apa yang di ucapkan para pepatah. kehadiran kita hanya sebagai
pemanis, setelah merasa nikmat kita akan menjadi sepah yang terbuang, kamu begitu
hebat memainkan setiap ruang gerak perasaanku, kukira telinga ini kan mendengar setiap
keluh kesamu dengan setia,
apakah belum cukup waktuku membalas semua aduanmu?
Jika benar aku yang kau rasa memenangkanmu , lantas mengapa ia masih terlihat
membekas dalam ingatmu?
Darimana datangnya?
Mengapa kau tak memberitahuku tentang kedatangnnya? Tampaknya, terlalu rapi
kau sembunyikan dia dalam pelukmu, (siapapun dia yang datang dengan niat
merenggutmu maka ku anggap ia adalah musuh).
Dan kemudian selama ini, ketika aku mulai berharap kau adalah bagian akhir dari
setiap konspirasi, nyatanya musuhku masih terlihat aman-aman saja dalam ingatmu,
mungkin saja kau dan dirinya hanya memperkenalkan bagaimana caramu memicu suatu
permasalahan dalam hubungan lalu kemudian mengundang orang lain sebagai penghakim
bagi kita, begitu tragis dan sadis apa yang kau lakukan.
“aku masih berharap kau akan menemukan pencerahan baru, agar kamu bisa
mengerti bahwa ada seorang lelaki yang bertaruh mati-matian menjaga kehormatan
hatimu” pesan yang terkirim pagi itu,
Apalah daya, pesanku hanya ibarat sampah tak begitu berarti di matamu, hari ini
mau tak mau harus kembali lagi ku pakai topeng senyumku. Dan mencoba menyimpan
perasaan itu rapat-rapat, jika kemarin senyum yang kau hadirkan membuat matamu
berbinar. Entah lugu atau pura-pura kepadaku semua itu aku ikhlaskan walau hati harus
terbakar menjadi arang. Mengapa patah hati seringkli datang bertubi-tubi di saat aku
mulai belajar memperkuat rasa, mengokohkan harap, dan aku yang bodoh ini terkunci
rapat-rapat di dalam labirinmu; tak tahu jalan keluar.
Ya….aku mengalah. Bukan berarti berhenti untuk menjadikanmu sebagai musuh,
aku mengalah karena aku percaya, kalau kau memanglah untukku, meski sejauh apa pun

17
kakimu membawamu lari dari kenyataan, jalan yang nanti kau tempuh akan membawamu
pulang kembali pada pelukku.
Ada apa shemun? Kok mukamu murung begitu?, taya rian
Aku gapapa kok, hanya sedikit berpikir tentang judul skripsiku,” jawabku sambil
memberikan alasan agar rian tidak begitu jatuh dalam rasa curiganya,
Owh iya…kemarin gimana ujian skripsinya? Tanyaku
Allhamdulillah baik,lancer dan aman tinggal menuggu hasil” ujar rian,
Gimana kabar vhie? Pertanyaan rian yang spontan muncul membuat aku sekana
ingin beranjak pergi dari tempat itu, namun aku mencoba menguatkan setiap keraguan
hati.
Ya, allhamdulillah dia baik-baik saja” aku menjawab sambil mebenarkan posisi
duduk,
Owh iya, alhamdulillah…
Perlahan aku segera bergegas meninggalkan rian yang sedang sibuk memaikan
ponsel,
Aku pamit dulu ya an”,
Setiap jalan yang ku susuli terlihat hening seperti mengutukku yang saat itu
melakukan hal-hal bodoh, menaruh harap pada seseorang dengan rasa, hingga dapat ku
tahu bahwa pada akhirnya aku yang mengalah. Aku ingat pertama kali kau hadir dalam
ingatku tanpa permisi, wajahmu seperti waktu yang sedang berputar mengitari akalku,
entah kau milik siapa,hatiku begitu keras kepala.
Apakah dulu ada tangis yang menghiasi pelupuk matamu?
Apa mungkin lara masih mengarungi hari-harimu?
Aku berharap kamu lebih kuat untuk melupaknnya, jangan merasa risau mengenai
kabarku, aku masih mencoba untuk terlihat baik-baik saja. Memamerkan senyum palsu
walau harus terlihat menghibur seperti seorang badut, Aku akan menjadi terbiasa.

# Memupuk Hati Dengan Doa


Mana berani aku memulai jatuh pada hati di sebelahmu?
Aku, yang hanya bertugas merawat cerita dongen ini, sudah cukup dengan apa
yang kita punya; walau hanya sejenak sebelum akhirya para senopatimu membawamu
Bersama kuda keraton pergi menjauh lagi dan lagi.

18
Aku begitu semakin merasa aneh pada diriku sendiri, seakan pada isi bumi ini
hanya ada aku dan hatiku yang kian bergelut menguntai kata demi kata perihal ingin
mencari kesempurnaan di tiap detik waktu yang berlalu.
“semoga tuhan punya renacan untuk semua ini” bibir bergeming mengutip doa,
hari itu pun hati merasa lebih nyaman dari semalam,
Hari-hari ku lewati denagn penuh suram smerasa tak berteman, berjalan menyusuri
setiap Lorong-lorong kota bagai seorang manusia sibuk yang tidak memiliki pekerjaan,
aku semakin bingun untuk memilih kedepan. Antara perasaan yang hancur atau masa
depanku yang penuh tanya, aku melihat ada sebuah bianglala bergerak putar mengitari
setiap roda mesin dengan cepat, membuatku tenggelam hanyut dalam tanya,
apa benar nanti aku akan menjadi roda yang akan berhenti ketika imajinasi
pikiranku ibarat mesin akan menjadi rusak?
Semua peminatku akan tiada?
Orang-orang akan berhenti mengagumi keindahan tulisan-tuisanku?
Atau pada akhirnya aku akan di ganti dengan sebuah hal baru?, denting pertanyaan
berselang menghiasi kepalaku, sekan mengajarkan lebih banyak pilihan-pilihan besar
kedepan nanti.
Hey…”sebuah suara muncul pada balik pojokan dinding tua penuh lukisan, sambil
ku lihat secara perlahan ternyata itu adalah rian,
Hey an?, lagi apa kamu disini?
Aku sedang menuggu teman yang lagi dalam perjalanan kemari”
Kamu sendiri ngapain disini? Tanya rian
Aku, sedikit melepas rasa bosan dan mencoba mencari suasana indah pada lukisan
ini” jawabku
Owh… begitu ya, tapi kamu baik-baik saja kan? Rian menaruh wajah serius seakan
ia mengetahui sesuatu yang sedang aku alami,
Aku baik-baik aja kok an, gapapa.”
Hmmm,”rian mengiyakan dengan mengangkat keningnnya.
Aku balik dulu ya an” aku meminta pamit lekas meniggalkan tempat itu dan
berjalan menyususri setiap titik hampa kota.
“lagi-lagi aku dikhianati oleh rasa, setiap hari aku lupa, bahwa hanya sejam saja kit
bisa menjadi manusia terasing” sejenak aku mengeluarkan ponsel sambil menulis kata-
kata galau lalu kembali ku posting pada facebook.

19
Aku selalu mengaggap rela menuggu akan membawakan kita pada suatu
kesamaan, dimana diantara kita bakalan ada yang mengutarakan segala rasa yang
mengebu-gebu.

Bagian 2
Menata mimpi
Sebagai seorang anak, aku juga memiliki rasa tanggun jawab penuh terhadap
proses studiku, aku lupa bahwa aku terlalu sibuk memikirkan soal rasa dan ada orang tua
yang menaruh banyak harap di setiap tikungan doa mereka, dengan tenang aku
memantapkan hati sambil berkata pada diri sendiri “ayo shemun, kamu pasti bisa
melewati badai ini”, lebih mantap lagi hati melangkah dari keterpurukan.
Bergelut pada dunia sastra membuat aku berencana menulis sebuah buku tentang
perjalann hidupku, dari sekian banyak kumpulan tulisan yang berserakan
diantara,bloog,facebook,hingga tulisan-tulisan yang ada pada setiap akun media sosial
kepunyaanku, aku mencoba melupakan rasa yanag kian hadir dengan tiba-tiba lalu pamit
tanpa permisi. Iya..sekedar ingin menyulap duniaku menjadi tidak terlihat begitu sia-sia
di mata para pembaca , jika kelak ketika penulisan bukuku sudah rampung hingga
menjadi sebuah kariya, biar ku buktikan pada dunia bahwa sejarah setiap orang pasti
memiliki trauma sendiri-sendiri

Kini semua hal yang ingin aku lakuakan, telah ku tumpah ruahkan pada se-isi
forum-forum kecil, saling meminta saran,berpendapat dan menelusuri setiap masalah
layaknya seperti forum-forum diskusi lainnya, lagi-lagi aku yang tadinya begitu sinis
untuk bergabung dengan kelompok-kelompok kecil semacam itu, kini harus lebih
menjandi lebih serius untuk menyelamkan diri diantara mereka. semua terlihat begitu
berat namun apa boleh buat, aku perlu dunia baru yang kini bisa mendengar setiap keluh
kesahku tanpa harus menyendiri dan terlihat menyiksa.
Aku melihat para aksi-aksi herok demonstran yang begitu cerdas merangkai
kalimat untuk mengkritik para koruptor, layaknya seperti tetesan hujan kian jatuh dari

20
atas langit tanpa henti. Terlihat begitu mengesakan di mata, lalu menjadi indah diantara
telinga para pendengar, “kami berdiri diatas mimbar kesucian atas dasar putusan dan
hukum yang salah” nada kalimatnya begitu syahdu terdengar keluar dari sang moderator
aksi. Kini aku menjadi mengerti megapa semua orang memilih untuk menjadi aktivis
hebat, sebab dari pengalaman-pengalaman dunia pergerakanlah diri merek dapat
terbentuk menjadu insan yang kritis dan cerdas.
Kali ini sebuah computer DELL yang di pinjamkan oleh saudara sepupuku menjadi
ladag utama agar aku bisa menanam setaiap bibit kata pada pergerakan ketikan tangan
yang bergulir kesana kemari, memulai sebuah tulisan denga awal kalimat
“ aku menjadai ada sebgai sebuah perumpamaan, dan akan tenggelam diantara
tulisan-tulisan ini” kalimat itu menjadi asas dasar utama mengapa aku bisa terlihat gila
agar terbiasa menjadi manusia terasing.
Seketika, setiap ketikan terlihat terhenti dengan tiba-tiba, kuraih ponsel yang
berdering dibalik saku kemeja terlihat nama MAPA terpampang jelas pada layer ponsel,
bismillah secara perlahan nada tombol jawab ditekan.
Assalamualaikum…bu….”aku menyapa secara perlahan
Walikumsalam..shemun, apakabar nak? Ibu dengan nada panik mulai menaya
Allhamdulillah baik bu, ibu sendiri gimana?
Allhamdulillah ibu juga baik nak,
Owh iya bu, bapa dimana?”
Bapak sedang bekerja di kebun nak” ibu yang saat itu sendrian dan bapak sedang
bekerja di kebun
Jaga kesehatan ya bu, bilangin ke bapa jang terlalu menyibukkan diri dengan
terusan bekerja, istirahatlah sejenak, aku disini baik-baik saja” penuturan Panjang yang
sempat aku sampaikan ke ibu.
Percakapan terjadi hingga tak sadar bahwa sudah sejam aku berbagi cerita dengan
ibu taentang study,pengalaman waktu di kota dan terakhir kali melihat wajah ibu seakan
membuat aku rindu degan sosok perempuan hebatku itu.
Sebelum ibu menutup telpon, ibu sempat berpesan padaku “nak kami disini
merindukan kehadiranmu, cepatlah selesaikan studimu biar ibu buatin masakan
kesukaanmu”. Aku menyahut dengan senyumsembari hati berdoa
“tuhan panjangkanlah umur kedua orang tuaku”, ibu pun menutupi telponnya.
Dalam cerita yang telah ku tulis dengan segenap kerja keras, aku semakin ingin
menjadi manusia baru dan tak mau ingin mengenal dirimu untuk kedua kalinya, jangan

21
sampai hanya karena hal sepele semngat juangku hilang lalu tenggelam mengenang
waktu. Kita hanyalah dua pemikirn berbeda dengan satu tanda tanya
“aku tidak bisa?” membuat ruang gerak menjadi merasa henti untuk berlari
semakin jauh.

#KOPHI ( komunitas patah hati)


Hari ini aku diundang oleh komunitas KOPHI (komunitas patah hati) untuk
membawakan materi tentang “kesadaran tiada batas tanpa menemui titik jenuh” sebuah
judul yang menarik untuk di Bahas.
setelah melewati pemamparan materi, pertanyaan kian berhamburan datang dari
beberapa orang yang mengacungkan tangan menjulang ke atas.
“Perkenalkan nama saya eza, saya anak fakultas hukum semester 5, saya mau
ingin bertanya sama bang shemun”
“bang shemun, gimana jika ada orang yang tahu kita ini hanyalah kaum standaran
dan tidak berkepunyaan, apakah dengan cara berbohong kita dapat memilikinya?, dengan
perlahan aku menarik nafas sedalam-dalam mungkin untuk menjawab pertanyaan itu.
“Sebenarnya semua orang butuh keseriusan dan kejujuran, jika kita sudah memiliki
dua unsur yang ada namun tidak di barengi dengan kondisi pemahaman secara baik
diantara kamu dan dia, maka semuanya hanyalah satu ksesia-siaan..”
ibaratnya begini, kamu itu adalah sebuah ladang yang ditumbuhi oleh ribuan padi,
kemudian si dianya itu seperti air yang fungsinya untuk membuatmu terus bertahan
hidup. Secara tiba-tiba dia menjadi pelupa setelah melihat kesuburannmu dan ia
berencana untuk berhenti memberikanmu pasokan air, yang pada akhirnya kemarau
Panjang menerjang hingga ladangmu tidak bisa dirawat dan harus gagal panenen..”
Pelajaran yang msesti kita ambil adalah, segala sesuatu butuh kerja sama, jika
kedua objek saling memahami tugas masing-masing maka aku yakin hubungan kalian
akan terlihat awet walau tertimpa masalah, yang intinya gak usah menjadi lalaki
pecundang dalam sebuah hubungan, sampaikn secara terus terang tentang
kesederhanaanmu itu, aku percaya dia bakalan merasa bahagia setelah mendengar
ceritamu” aku melesat menjawab pertanyaan itu dengan penuh makna agar telihat
berkesan memikat
Bang lalu bagaimana menagkal rasa patah hati? Tiba-tiba ada seseorang bertanya
tentang kalimat itu.

22
Jika kamu percaya bahwa dia ada untukmu, mengapa harus berempati terhadap
patah hati…?
Kamu itu mestinya tahu, bahwa dia sedang menantangmu untuk menjadi orang
hebat, kalau pun patah hati yang harus menjadi acuannya, dan saat ini aku juga sedang
mengalami fase itu, memang berat untuk berlari dari kenyataan. Tapi, kamu pasti bisa
melewatinya meskipun harus membutuhkan waktu yang begitu lama”. Begitulah ujarku
pada pemuda yang berperawakan serba acak-acakan.
Setelah selesai dari perbincangan itu, hati merasa begitu legah. Aku seakan
menjadi barometer untuk menghancurkan segala kegelisahan mahkluk muka bumi,
memilih berbaik sangka pada hati dan kemudian berdamai dengan lingkungan sekitar.
Mungkin dari hal-hal kecil seperti itu, aku mampu memperjuangakn sebuah
perjalanan dengan penuh rasa syukur.
Setelah menyimpan naskah puisi itu pada bagian folder yang sudah ku buat, aku
beranjak meniggalakn sunyinya taman kampus, menghindari kerumunan lalu menelusuri
setiap tempat baru untuk mencapai kenyamanan, mata yang mulai lunglai melihat kesana-
kemari.

Mungkin disana tempatnya?


Mataku tertuju pada sebuah emperan dengan dekorasi bunga tersusun indah, aku
pun melesat menuju ke tempat yang sudah menjadi alsan diriku menemukan sebuah
inspirasi baru.
Melepaskan sepatu karena merasa kegerahan aku langsung membentangkan sebuah
buku catatan jurnal dari setiap perjalanan yang sudah ku susun sedari awal, namun tanpa
sengaja terdengar seseorang menagis tersedu-sedu dari belakangku, sontak dengan panik
aku langsung berdiri mencari sumber suara tangisan itu, dan ternyata benar, ada seorang
perempuan menagis meratapi sesuatu, sembari tangan kirinya mengengam sebuah foto
yang di dalamnya terdapat wajah lelaki tampan.
Perlahan aku mulai mendekatinya sambil bertanya,
Kamu kenpa dek?
Kok menagis? Tanyaku pada perempuan yang sedang meratapi sesuatu,
Apa kamu di putusin sama si dia yang ada di dalam foto itu? Aku mengulangi
kembali petanyaan untuk kedua kalinya,
Dia yang mendengar suaraku dengan cekatan menyembunyikan foto itu dibalik
punggungnya, sambil mengusap airmata ia pun barkata,

23
Aku gapapa kok, kamu ini siapa? Sambil membetulkan cara duduknya dia bertanya
tentangku yeng berdiri tepat di hadapanya,
Owh iya…kenalin aku shemun, boleh aku duduk?
Permpuan itu pun memberikan ruang utntuk tempat dudukku walaupun terlihat
sanagat mengangu,
Aku mencari susana hening dan mencoba menjauhi kerumunan orang banyak,
setalah sampai ke tempat ini aku kira cuman aku sendirian memilih tempat sunyi ini, ehh
tau-taunya aku mendegar kamu menagis tadi” ujarku dengan penejelasan sedetail
mungkin agar dapat menghilangkan rasa taku yang ada pada dirinya,
Kamu kenpa ? aku bertanya balik
Aku gapa kok,
Beneran? Ehh iya kamu belum memeberitahu padaku tentang namamu, siapa
namamu?
Elsa” gadis itu menjawab pertanyaanku dengan singkat
Owh elsa…
Hmmm” iapun menganggukan kepala dengan wajah berpaling
Baiklah, gapapa jika kamu ngak mau cerita sama aku, aku duduk di emperan tepat
di belakangmu, jika butuh teman kamu boeh gabung denganku” aku branjak pamit
meninggalkan elsa agar ia sedikit merasa tenang.
Namun teidak lama dari pamitan itu, elsa berdiri dan menghampiriku. Elsa
menuturkan perkataanya padaku, Maaf jika aku boleh tau kamu dari tadi ngeliatin aku?
Tidak aku hanya mendengar kamu menagis , ya langsung aku samperin, takutnya
kamu kenpa-napa”
Hmmm…sebenarnya aku sedang merasa dilemma antara aku sama gebetanku,
Dilemma karena masalah? Salah paham? Selingkuh? Atau hubungan kalaian tidak
di restui? Aku yang cekatan bertanya seakan ingin mendengar cerita dari si elsa gadis
berparas manis.
Aku dilema karena hubungan kami dianggap sangat merugikan nama baik
keluarga, padahal diantara aku sama pacarku merasa baik-baik saja, tanpa harus
membebani keluaraga apalagi berbuat rusuh.”
Emang pacar kamu ini pekerjaanya pa sih? Ujarku bertanya
Pacarku, dia bekerja sebagai montir di salah satu bengkel depan jalan,”
Apa masalahny pekerjaan montir bengkel sama hubugn kalian? Aku mengualng
bertanya

24
Keluargaku menginginkan seorang menantu yang berkepunyaan, ya bisa di bilang
sperti bekerja di kantoran atau seperti pengusaha muda yang sukses” jawab elsa dengan
mata berkaca-kaca
Sebenarnya apapun bentuk dari pekerjaan itu kalau nilainnya terbilang halal,
kenapa harus di larang? Mau kerja jadi montir bengekl ataupun jadi kuli bangunan
sekaligus gak ada masalah soal itu, hanya saja terkadang orang tua juga berfiikir agar
kelak ia tidak mau melihat anaknya bersusah payah di kemudian hari,
makanya orang tua kamu memiliki kemauan mencari menantu yang bisa di bilang
lebih berkasta dari si pacarmu itu”
Tapi kan setidaknya dia bisa bertanggung jawab untuk ngejagain dan ngurusin
rumah tangga kami, kenapa mesti harus di bilang mencoreng nama baik keluarga karena
hanya gara-gara status pekerjaan seorang menantu.? Elsa dengan ketus membela
argumentasinya smbari mengeluarkan kalimat-kalimat tegas.
Ya..itu semua berualang pada pilihan elsa, jika kamu merasa dia pantas untuk
mendampingimu itu adalah hakmu, tapi ingat jika dalam suatu hubungan tidak dibarengi
degan restu dari orang tua, rumah tangga smerasa seperti mengambang, ibarat rumah
tanpa penghuni,
Jadi cobalah di diskusikan baik-baik sama keluaraga” sejenak elsa menundukkan
lagi kepalanya sekan-akan ia termakan oleh kata-kata yang ku sampaikan tadi.
Baiklah akan aku bicarakan secara terus terang tentang masalah ini kepda orang
tuaku, makasih yak bang shemun udah mau menyempatkan waktu bersamaku” elsa yang
tadinya terlihat sedih, kini sudah mulai memberanikan diri memesangkan wajah senyum
dengan penuh percaya diri.
Aku yang menyaksikan hal itu pun turut mengucap syukur, melihat elsa kemabli
memetik senyum yang hampir lekang, dalam hatiku berkata “ andaikan saja aku dan
vhihe mengalami hal yang sama seperti merka
Berkat sebuah pengalaman itu, aku mampu mengabadikan setiap cerita sebagai
konsep pengunggah semangat saat semua peristiwa yang terjadi bukan hanya di tinjau
dari segi asepk permasalahannya, melainkan tidaklah lain untuk menerjemahkana sebuah
pertemuan. Bila penantian mungkin hanya sebatas impian maka alasan selanjutnya, aku
akan menjadai panik memikirkanmu yang serba salah dalam setiap perjuangan ini

#Sisi Pesan Singkat

25
Ponselku kerap terdengar beberapa kali berdering, kemudian aku mencoba
mengubah setingannya menjadi mode diam, seketika akua mulai menyalakan ponsel yang
dalam keadaan terkunci, aku melihat ada nama vhie pada sebuah isi Chetan, denagn gesit
aku langsung berpamitan keluar sejenak,
Pak aku minta izin keluar sebentar” sejenak aku bediri meniggalkan ruanagan kelas
sambil meilirik tempat yang paling aman,
kaki melangkah laju menuju belakang Gedung jurusa sastra. Tangan mulai
menegetik cepat membals pesan vhie yang hanya menyapa tentang kabar dan
kesibukanku di hari-hari biasa, setelah dari berakhirnya membalas pesannya aku
beregegas menuju kembali ke kelas.
Matahari semakin terlihat gagah menampakkan cahaya di atas kepala, kala
kerongkongan merasa kering kehausan disusul badan letih-letihnya menjadi korban
keroyokan keringat, aku memulai ritual mengeluarkan buku sambil menuliskan bebrapa
kalimat tentanag hal-hal aneh dari kemalasan.
Mengawali sebuah pagi baru pada akhir pergantian tahun, aku mulai mempelajari
banyak hal tentang impian-impian lalu yang sudah menjadi tiada terbawa jam 12:00
semalam, impian itu sekan merasa menyengat meski terlihat begitu serius unuk ku hitung
kembali, tentang dirimu yang diam-diam memebrikanku alasan lalu kemudian pergi
meniggalkan kesesalan hingga datang sebuah akhir kesialan.
Apa kabarmu hari ini? Aku mencoba mengirimkan pesan singkat padamu,
Aku baik-baik saja” tak lama kemudian kamu pun membalas pesanku
Sedang ngapain?, aku hanya duduk sambil baca buku” balasan cepat berdatangan.
Akhir tahun ini kamu mau kemana? Tanyaku
Akhir tahun ini aku akan pergi berliburan sama teman-teman di pantai sendiki”
Ow iya baiklah, hati-hati” ujarku padamu.
Hingga akhir tahun ini pun aku masih begitu menaruh harap agar bisa menanyai
kabarmu yang makin hari makin terlihat redup pada layer ponselku, aku sekan tidak
menginginkamu terlihat tiada pada setiap hari-hari ini. Memunculkan wujudmu walau
hanya sekilas isi pesanmu. Mengabadikan banyak hal di tahun kemarin hanya akan
menimbulka sebuah kekecewaan, tapi aku terus mencoba memperbaiki itu semua meski
harus memalingkan rasa jujur pada diri sendiri .
Semua terasa begitu cepat untuk ku genggam, hanya tinggal nama dan kenagan
yang tiada tempat untuk ku sisipkan setiap peristiwa konyol, mendekatlah vhielani astra.
Aku ingin kita saling memperbaiki cerita kita yang terkikis oleh acuh-mengacuh, pelan-

26
pelan ku susun namamu pada setiap lebmbar buku diare yang selalu ku genggam setiap
waktunya.
Kriingg…kring…bunyi bel tanda berakhirnya perkuliahan, tangan yang
mengenggam ponsel membuatku tertarik untuk mencoba memperindah wallpaper layer
utama dengan tulisan “KELANA 99” hasil editan sendiri, disusul postingan “tiada hari
tanpa mengedit”, muncul pada dinding facebook yang sudah lama mereda, sperti halnya
diriku yang tiap hari hanya melike sana-sini postinga para netizen.
Kamu dimana? Sebuah pesan menyeludup masuk dengan nada dering swetty,
Aku lagi di kampus,” balasku sekan tiada mengenal,
Hari ini kita ketemuan ya” pesan ajakan masuk bersusulan dengan moodku yang
lagi stress mikirin tugas skripsi yang belum-belum juga selesai, nama pengirim pesan itu
adalah vhielani astra;
Haaaaa….kok mendadak banget, ehhh tapi baiklah”ujarku perlahan dengan emoji
tersenyum
Lokasinya dimana? Sambungku.
Di kedai kopi latar ijenz” pesan balasanmu.
Ok”.
Tak disangka, hari dengan begitu banyak perihal pilihan konsekurnsi antara
mengalah untuk menyelesikan tugas atau memilih jumpa denganmu; adalah dua posisi
yang sama buatku. Aku bergegas merapikan setiap lembaran skripsi yang tergambar garis
merah melingkar tertanda coretan untuk direvisi ulang.
“Biarkan dulu nanti baru disusun perlahan” ujar shemun dalam hati.

#Pertemuan Tanpa Rencana


Waktu menunjkkan pukul 07:57 sehemun dengan kemeja denim dan celana
gantelmen boy polos dilengkapi sepatu yezzi hitam membuat pria gimbal itu terlihat
tampan,
Kamu dimana? Pesan singkat terkirim
Sedikit lagi aku sudah nyampe” vhie membalsnya
Baiklah aku tunggu di meja no 8”
Baiklah…”
Beberapa menit kemudian wantia yang bernama vhielani astra mulai menunjukkan
parasnnya dengan wajah yang alami hingga membuat shemun memutar kembali ingatan
bebrapa tahun lalu sewaktu penampilan ia dulu di sekolah,

27
Maaf…aku terlambat, soalnya di jalan macet parah” vhie menjelaskan perihal
kondisi jalan, namun shemun yang masih terbuai dengan wajah cantiknya vielan astra
hingga membuat ia enggan untuk menaggpi apa yang di ucap perempuan itu.
Vhie melengkapi dirinya dengan sebuah baju lengan Panjang berlapis switer eiger
disusul jilbab ungu mudah juga celana jogger cargo dan sepatu convers pengeluaran
terbaru, karena pemapilannya yang menawan itu shemun terlihat canggung untuk
memalingkan tatapannya.
Ehhhhh..ehhh..” iya maaf tadi aku gak sempat dengar apa yang kamu bilang; kamu
bilang apa tadi? Shemun mulai salah tingkah,
Iya aku terlambat tadi, soalnya di jalan macet.” Vhie memberikan penjelasan
ulanag,
Owh iya baiklah”.
Terus gimana? Kenapa kamu mengajak aku untuk ketemuan di temapat ini?
Jangan dulu terburu-buru, pesan dulu segelas kopi buatku,” permintaan vhie
kepada sehemun sebelum beralih masuk kepada percakpan inti.
Hampr lupa aku” shemun yang menuntur sambal memukul jidat,
Baiklah, tunggu disitu”.
Disekitaran café terlihat beberapa pemusic mengibur para konsumen dengan lagu-
lagu terbarau, dan yang mereka nyanyikan saat itu adalah lagunya bung fiersa besari yaitu
“MELAWAN HATI”, sorak penonton bersahutan beriringan mendengr suara sang
penyanyi.
Niii, kopinya,” sehemun menjulurkan tangan sambil menawarkan segelas kopi
yang tergenggam erat.
Bagus ya suaranya? Tanya shemun,
Iya bagus, seandainya penyanyi itu adalah kamu, apa yang kamu rasakan?
Aku merasa biasa-biasa saja ketika aku mulai bosan dengan kesnyian yang
mengahantui tiap hari tanpa dirimu” shemun mulai cekatan dengan gombalannya.
Dasar buaya kecoplosan” vhie meluapkan canda penuh jenaka.
Hahahahh…” tawa pun meledak dianatara sisi kedua telinga mereka.
Owh iya, jadi begini. Aku mau memberitahukanmu tentang sesuatu yang memang
selama ini masih mengasah otakku hingga aku memilih canggung untuk bertanya kepada
orang-orang, dan aku sengaja memilih kamu karena hanya kamu yang dapat
memberikanku jawabannya.”
Kenapa mesti aku” shemun muali beranya.

28
Iya karena kamu yang bias memahami situasi yang aku alami saat ini” vhie dengan
Bahasa meyakinkan shemun,
Kalau begitu ceritakanlah padauk,”
Kami bertengkar, dan aku memilih untuk berpisah darinya. Kali ini aku benar-
benar dibuat kecewa” uajar vhie berlandaskan raut mukah yang serius
Kenapa sedemikan kamu memberanikan diri untuk mengambil keputusan itu”
Ya..karena aku tahu, hal-hal kecil saja mampu merusak sebuah hubungan aplagi
suatu masalah yang tanpa kepastian terus saja disembunyikan,”
Menurutmu gimana?” vhie mulai bertanya kepada shemun
Sebetulnya aku memiliki banyak jawaban untuk menjelaskan padanya, hanya saja
ini tentang sebuah kepastian dan ketidakpastian, aku hanya berakata.
“janganlah menyerah selagi masih kuat”
Kamu seharusnya banyak berterimaksih kepada tuhan, karena sampai detik ini.
dirimu masih biasa mealawan kecemasan, walaupun terkadang selalu di tipu olehnya,
jangn bersedih, jangan menagis itu semua hanya membuat mu terlihat tiada diantara
sejarah dunia, kamu itu hebat sehebat kartini yang melukis buku dengan kalimat teribitlah
terang, mengartikan bahwa wanita mampu menciptakan cahaya dalam hidupnya sendiri”.
Aku sedang bimbang shemun, entah kali ini mungkin tuhan memberikan aku
kesempatan agar segera pamit meniggalkan semua kebohongan yang ada, semua orang
tidak bakalan bertahan dengan sebuah keadaan jika yang mereka pertahankan itu tidak
sesuai apa yang mereka impikan” tutur gadis itu sambal mengusap air matanya.
“tenanglah. ceritamu sedang di persiapkan, jangan merasa ringkuh terhadap diri
sendiri,kamu akan menemukan elemen terbaik dalam hidupmu yang hilang”. Ujarku
sambal menepuk pundaknya.
Percakapan pun berakhir, kami berjalan keluar dari kedai kopi latar ijenz yang
dipenuhi lampu remang berwarna ke-emasan, sambal memasang mata mencari kendaraan
pulang.
Seseorang telah datang dibalik pintu tua membawah sebuah bungkusan bercorak
batik, menandakan bahwa sesekali kita akan menjadi bagian dari dimensi terpenting
dalam hidup yang singkat dan hanya berperang penting dari sebuah reingkarnasi sebagai
mahkluk ciptaan tuhan yang sejatinya tak luput dari kata sesal dan sebuah kesalahan. Para
pemuda zaman ini lebih sering melukai hati seorang wanita ketimbang merangkul mereka
untuk jatuh pada pelukan dengan tulus, hingga beberapa dari mereka perempuan itu
sering berasumsi bahwa “laki-laki hanayalah datang dengan sejuta pengacau tidak

29
sebagai penyemangat” aku juga merasa rishi dengan kata-kata seperti itu, hanya saja;
itulah hak semua orang dala berpendapat menegenai apa yang mereka rasakan.

# Aksara Tersembunyi
Tangan kanan dengan gesit mengklik tombol ENTER, seperti biasanya shemun
memosting setiap tulisannya pada aku pribadinya itu, kali ini sehemun sedang berada
dalam sebuah dilema, diamana ia merasa ada beberapa hal yang belum sempat ia
sampaikan kepada gadis pujannya itu,” apakah mungkin ini waktunya aku merelakan
semua tugasku untuk mengabdi kepada wanita yang ku puja?, tapi bagimana caranya agar
aku dapat melaksanakan tugasku dengan baik?” shemu sedang mencoba memecahkan
pion dalam otaknya yang kian selalu meluncur jatu di dasar kepala.
Shemun…? Suara teriakan terdengar di luar ruangan
Ada apa? Shemun membalasa dengan mengerakkan tangan
Ada seseorang mencarimu” kata leleaki itu
Siapa orangan? Apa ia perempuan atau perjaka?
Leleki itu terawa sambal melanjutkan perkataanya “perempuan..”
Haaah….siapa dia?, tanya shemun
Aku tidak tau, tapi dia meminta aku untuk menghubungimu, katanya dia ada pelu
sama kamu” uajar lelaki itu.
Shemun beranjak berdiri sambal mengangkat tangan “ pak saya izin keluar
sebentar”
“iya silahakan, yang penting ingat balik” tawapun enggema di sudut ruangan
sastra.
Dengan langkah cepatnya shemun menghampiri adi , lelaki tadi yang memberikan
informasi ke ia dengan bahasa isyarat,
dimana dia?” tanya shemun, mereka berdua berjalan menyusuri emperan kapmpus
dengan langkah yang begitu cepat,
tuhhh” adi mengangkat tangan dan mengulur jari telunjukknya sambal menunjuk
ke rah gadis itu berdiri.
Makasih adi” ucap shemu kearah adi
Vhie” gumam shemun dalam hati.
Haaai….” Sehmun menyapa dari blakang perempuan itu sambil menepuk
pundaknya,

30
vhie yang merasa kaget menuai tawa kecil dengan begitu anggun dari wajahnya
shemun kian terpanah dengan paras gadis cantik itu, seperti biasa shemun terdiam sambil
merenung membayangkan parasnya wanita cantik itu seperti sedang di hadapkan dengan
sosok titisan bidadari yang terdampar di bumi,
heeeiii…” ketus vhie mengagetkan balik shemun
dari tadi dipanggilin malah melamu”
kamu melamun apa sih?
Kok serius amat gitu? Tanya vhie dengan rasa penasaran disusul raut wajah canda.
Gak tadi hanya sekedar melamun tentang tugas” mata shemun masih terfokus pada langit-
langit Gedung.
Beberpa detik suasana berlalu menjadi bisu.
Aku pengen ngomong sesuatu ke kamu..!” ujar vhie mengisi mengisi kehenongan
saat itu
Ngomongin tentang apa? shemun balik bertanya,
Aku gak tau harus menjelaskan ke kamu kaya gimana lagi, masalahnya sama kaya
kemarin, aku jadi gak paham sama si dia” ujar vhie memaparkan ringkas masalah yang ia
hadapi
Ya..tapi setidaknya biasa di jelaskan juga kan, bagaimana aku tahu kalau nanti
masalahnya sama seperti kemarin?
Bisakan di jelaskan kepadaku? Tanya shemun
Vhie hanya menyegeritkan keningnya, tanda bahwa ia bersedia mengabulkan
permintaanku,
Jadi begini” vhie memulai percakapan.
Kemarin itu aku sempat melihat tio berpapasan dengan seoaranag perempuan
sambil bermesraan gitu, tapi aku gak mau langsung nyimpulin hal negative tentang ia,
hanya saja aku butuh pandangan darimu emun, menurutmu gimana?

Apa ia sudah mulai merasa bosan denganaku?


Apa ia sudah ingin berniat melupakan aku?
Shemun menjadi terdiam beberapa menit kemudian, sambil melihat ke arah langit
yang kian mulai terlihat jingga pada garis horizontal, dengan mata yang terpejam shemun
meenurunkan pandangan dan melihat kea rah sang gadis itu,

31
“aku sudah tidak tahu mau menjelaskannya seperti apa lagi, sudah dari kmarin aku
mulai menyadari bahwa aku terlalu banyak memberikan penjelasan kepada orang lain
hingga aku sendiri lupa untuk menjelaskan posisi diriku saat ini, entah itu tentang kamu
yang semakin sibuk menyiapkan alasan? Atau aku yang ikut campur menyelesaikan
masalah.”

Kamu gak mau bantu aku lagi”


Bukan seperti itu vhie, aku hanya tidak ingin kata-kataku ini selalu terlhat benar di
mata orang lain sedangkan aku sendiri tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan”

Lalu….?
Begini vhie…gak tau mau gimana lagi aku menjelaskannya padamu, tapi semua
orang memiliki ruang untuk berbicara berdasarkan cara mereka sendiri,”
Jika kamu tak ingin semua itu terus berlarut dengan masalah, atau kamu lebih ingin
mencari kenyamanan, kemudia kamu lebih sering mencari keberadaan orang yang ingin
mengerti kamu, maka aku bakalan besedia menjadi tempatmu bernaung, tak kala bila raga
adalah rumah buatmu dan hati adalah tempatmu untuk berpulang,”
Maukah kamu menjadi rumah dan tempat kepulanganku?”
Maksud kamu?
Iya, maksud saya, apakah kamu mau menjadi pacarku?
Haaaa….?
Apa-apan sih shmun?, aku dan tio masih belum putus, kamu ini ada-ada saja”
Aku serius untuk yang satu ini vhie, mungkin hubungan kalian belum berakhir, tapi
ingatlah, jika suatu saat kamu ingin mencari tempat untuk berpulang maka datangah
Bersama ragamu dan menyatu denganku.”, kata-kata shemu seakan melulhlantakkan hati
wanita itu, dia mulai terdiam mencari seribu Bahasa.

Mmmmm, gimana ya? Vhie mulai merasa kebigungan untuk menjcari sebuah
jawaban,

Mungkin kamu perlu waktu yang tepat agar bisa memberikan penjelasa mengenai
tawaranku”

32
Aku juga gak menegerti apa yang harus aku jawab dari setiap pertanyaanmu, kamu
terlalu baik untuk ku sakiti,” ujar vhie memeberi penjelasan ,

Lebih tepatnya semua jawaban itu berpulang padamu, jika masih di izinkan maka
itulah keputusan terbaikmu, jika tika di iznkan pun itu adalah hakmu.” Gadis itu terdiam
menundukkan pandangan.

“kenapa aku menjadi bingun untuk menjawab,? Sebenarnya mudah bagiku untuk
memeberikan jawab hanya saja sulit untuk ku jelaskan padamu” ucap prempuan itu
sambil perlahan menghela nafas

Kau butuh ruang dan waktu yang tepat” ucap shemun penuh senyum samnbil
menyerupu kopi,

Percakapan itu berlarut hingga beberapa jam, tanpa tak di sadari shemun mulai
melirik jam di tangannya,
Astaga….aku lupa bahwa aku masih ada jam kuliah hari ini, dari pak stev.
Maaf ya vhie, aku harus buru-buru ke kelas duluan, takutnyaaku di bilang bolos
absen lagi” ucap shemun kepada vhie dengan rasa panik,
Shemun beranjak berlari dari tempat duduk itu dan mempercepat lngkahnya
menuju ke ruangan, setelah sampai di ruangan, seluruh mahasiswa di sebut Namanya sat
per satu oleh pak stev sebagai bukti yang mengikut perkuliahan hari ini,
Hingga tepat pada urutan ke 23 nama andre di panggil kini giliran nama
berikutnya,
“Shemun Pradana” denagn langakh cepatnya shemun pun masuk dalam kelas,
Saya pak” nafas yang ngos-ngosan, shemun pun menjawab panggila pak stev
Huuuu… tuh kan, tadi bilang keluarnya sebentar ternyata sejam baru pulang” pak
stev berkelakar
Semua mahasiswa tersenyum pada shemun,
Maaf pak tadi ada sedikit msalah dengan sepatuku, sol bawahnya terlepas dan aku
harus berlari ke warungnya bu mina untuk belikan lem” ucap shenun membalas kelakar
pak stev,
Ya udah…udah ayo duduk di tempat dudukmu”

33
Owh iya, mingu depan kita sudah ujian akhir semester, jadi saya harapkan seluruh
mahasiswa pelajari materi-materi yang sudah pak berikan” tutur pak stev mengingatkan.
Siap pak…” suara bersahutan mengisi sela ruangan kelas.
Sehmun menyisipkan beberapa buku yang sempat ia keluarkan dari dalam tas nya
dan tak sengaja ada sebuah kertas kecil yang jatuh dari sela buku miliknya, pada saat di
buka ternyata ada sebuah puisi entah itu dari siapa, di rapikan secara perlahan dengan
penuh tanya bercampur bingun shemun pun bergumam dalam hati “siapakah gerangan
orang yang mau mengirimkan puisi kepada lelaki jelek sperti aku ini?” ia pun mulai
membacanya.

# Puisi Misteri
Se-usai ia membaca tulisan itu, matanya mulai melihat di sekelilingnya seakan ia
mencari sesuatu yang telah hilang. entah itu apa, tiba-tiba ia di kagetkan oleh vhie,
“haaaaa kamu lagi melamun apa hayoooo?”, shemun yang tampak kaget mulai bertaya ”
tumben kamu disini?”
“Iya ni..tadi aku ma nyempatin ke rumahnya rita, cuman bosan aja, jadi ya
langsung nyusul kamu ke sini” ujar vhie
Ada perlu apa kamu ke sini?” shemun yang merasa bingun mulai membuka
percakapan di siang hari itu.
“ gak bebrapa hari ini aku merasa kamu sudah jarang sekali mengirim aku pesan
apalagi surat-surat misteriusmu itu”
Ahhh….aku lagi sibuk nyusun skripsi, jadi jarang main medsos, kamu tahu kan
pembimbingku pada galak-galak” shemun menunjuk nama-nama dosen pembimbingnya
kepada vhie.
Wahhhh…….yang semngat ya, aku yakin kamu pasti bisa kok, tapi jangan lupa
kabari aku juga ya…..” ucap vhie sambil menggengam tangan lelaki gimbal itu.

Percakapan singkat itu pun berakhir, shemun begrgegas menuju kembali mencari
tempat ternyaman dan mulai menegeluarkan buku saktinya sambil menarik nafas dalam-
dalam, ia terdiam lalu memejamkan mata mencoba menagkap beberapa kalimat yang
sedang melintas di benak pikirannya.

34
Ia pun mulai menulis, kali ini matanya begitu sayu tertuju pada lagit yang kian
membiru, sepertinya ini adalah isyarat terbaik dari tuhan, bahwa yang indah tak selamnya
akan bertahan lama.” Kata hati kecil shemun.
Tangannya mulai menari mengores beberapa kalimat sakral, dengan rambutnya
yang agak sedikit menganggu pandangan ia pun mulai mengikatnya agar terlihat
nyaman.
maaf aku agak lelah untuk menulis akhir-akhir ini.
Setelah usai tulisan itu tercipta, ia pun merebahkan tubuhnya jatuh diatas Kasur
yang agak sedikit keras, Kasur yang beralaskan tikar seadanya dan beberapa bantal
sebagai pengalas sandaran lelaki itu, bagi shemun seorang lelaki hidupnya tidaklah begitu
sulit unutk di urus, yang menjadi masalahnya adalah mengurus, urusan orang lain tapi
memiliki banyak masalah.

Shemun pu berpiki tentang apa yang mestinya ia lakukan esoknya, mengabdi


kepada alam, atau bergantung kepada perasaan yag masih belum jelas untuk di
ungkapkan.
Malam yang kian larut menjelma menjadi pagi menyususp masku di sela isi
ruangan yang kecil itu, lelaki itu mulai membuka matanya secara perlahan sambil
menarik nafas begitu dalam, smerasa dalam tidurnya itu ada ketakuta yang membuatnya
harus terlihat gusar, ternyata semua hanyalah mimpi, dalam hatinya mulai bergumam “
terima kasih tuhan kau masih mau meminjamkan nafasmu kepadaku”

Ia pun bergegas berdiri sambil memendang dari balik jendela, terlihat beberapa
daun berguguran dan orang-orang disekitaran disibukkan dengan aktivitas masing-
masing.

“biarlah daun berjatuhan, biarlah orang-orang sibuk menilai pekerjaanya, dan aku
masih tetap terjaga memandang mereka dari kejauhan. Sama seperti aku memendang
dirimu bersama doa” kata-kata itu melintas dipikiran shemun,

35
Bagian 3
Akhir Sebuah Tulis
Langkah kaki yang kian gemulai menyusuri kamar berhias gantungan kertas-kertas
puisi, mata sang lelaki itu menatap degan elok, melihat disekelilingnya terdapat beberapa
puisi yang mengantarkan ia untuk mengenang kembali tentang perjuangan kemarin,
tentang sebuah perjuangan yang jika harus diterjemahkan akan meniggalkan sebuah luka
mendalam. Bahkan sampai saat ini luka itu masih tetap terjaga, bagi shemun; jika takdir
memilih ia hanya sebatas memperjuangkan tanpa harus dihargai, maka sebagai insan
yang memiliki perasaan semua itu ia lakukan dengan ikhlas karena cinta kepadanya.
Tangannya menyentuh kertas-kertas itu, hingga sebuah kertas terlepas dan jatuh
dari jepitannya ia pun bergegas mengambilnya, sontak matanya melotot melihat judul
dari sebuah puisi yang sempat ia tulis beberpa bulan yang lalu “HANUNG NANDIE”,
cerita tenteng seorang perempuan cantik berdarah timur, dibalut kulit hitam manis, pipi

36
yang congkak dan sikap kerasnya, membuat seorang Shemun Pradana seperti ingin
mengenal lebih dalam sosok hanung nandie.

“pada beberapa bulan yang lalu aku sempat bertemu dengan sosok wanita timur,
parasnya begitu anggun, perawakannya sederhana hingga membuatku merasa tertegun
ingin berkenalan degannya, aku tidak tahu tempat tinggalnya dimana tapi akan aku coba
cari tahu dimana keberadaanya sekarang.

Mungkin ini adalah petualangan terakhirku, semua akan aku mulai di hari
dimana aku bertekad ingin mengenalmu lebih dalam, hanung nandie; kamulah
wanita pengganti yang sepantasnya aku miliki dan aku tak ingin menjadi pemeran
penggant unutk sebuah perjalanan kesekian kalinya”. Ungkap shemun dalam
tulisannya di linimasa facebook yang ia punya.

Sosok hanung nandie menjadi inspirasi baru, yang terjadi beberapa bulan
lalu dalam acara konfersi pers kemanusiaan, shemun menghadiri acara itu sebagai
pserta partisipan terhadap kondisi alam nusantara, pada nyatanya ternyata hanung
juga merupakan salalh satu peserta dalam acara itu.

Dengan tak sengaja sehmun dan hanung duduk brsebelahan, cerita yang
pling uniknya adalah setelah selesai sesi acara puncak para peserta di beri hak
unutk bertanya, dan salah satu peserta yang mengambil kesempatan kala itu
adalah hanung nandie, yang mengundang respeck banyak orang yaitu ketika
pertanyaan nandie sudah di ajukan; sehmun mengacungkan tangan untuk
menjawab pertanyaan itu, Dan di situlah tumbuh niat ingin salin kenal.

# Kelana Lalu Mengenal


Shemun pun tersadar dari lamuannya itu, higga pada akhirnya ia pun
bersikeras untuk menemukan sosok perempuan dari timur itu, semua cerita ang
ditulisnya ia kumpul dan di abadikan bersma beberapa puisi lusuh yang sudah
lama ia selipkan.

37
Darimana aja kamu..? tanya tia, kekasih teamanku fadi yang sudah meniggal
beberapa tahun lalu,

Aku gak kemana-mana, hanya saja akhir-akhir ini aku lebih sering
menyendiri, ya sekedar menenagkan hati, kamu pasti tahu hal itu.

Ehhh..kemarin aku sempat bertemu dengan vhie lho….


Kamu gak kangen sama dia?

Untuk apa ngangenin orang yang jelas-jelas sudah menjadi milik orang,
Tia….apa kamu pernah dengar ada gadis dari timur yang kuliah juga di
kampus kita?

Gadis timur? Helooo shemun ada banyak gadis timur yang kuliah disini”
ketus tia dengan nada canda,

Gak maksud aku, ada gak kau dengan perempuan yang Namanya hanung
nandie? Aku bertanya menyisipkan rasa penasaran

Hanung nandie ….hanung nandie….bentar, bentar…ow hiya”tia seperti


mengingat sesuatu

Owh iya shemun; aku tahu gadis itu, dia anak jurusan matematika semester
akhir, emang kenapa? Tanya si tia

Apa kamu tahu tempat tinggalnya, bisa kau bertahu padaku, dimana ia
tinggal

Aku tahu tempat tinggalnya diamana.

38
Dimana…? Tanya shemun dengan penuh serius

Tlogomas, dia indekos sednirian, tapi terkadang aku sering melihat dia
bawa-bawa seorang lelaki yang sedang duduk di kursi roda gitu, gak tau siapa
dia?”

Okelah, makasih ya tia, udah ngasih tau akau” hati semun terlihat begitu
bahagia namun perasaan itu hanyalah dia saja yang tahu.
Tidak lama kemudian, bunyi suara bel di tekan, kriiiiik….kriiiik.
Siapa ya? Hanung membuka sedikit jendela dan megintip, terlihat seorang
lelaki dengan rambut gimbal dan penampilan yang serba acak-acakan,

Siapa ya? Hanung melanjutkan lagi mengulangi bertanya, terlhat lelaki itu
masih tetap berdiri kekeh di depan pintu indekos milik hanung.
Hanung memantapkan hati dan berjalan menuju pintu dengan perlahan
sambil memegang gagang pintu itu,”semoga dia orang baik” guamam hanung
dalam hati.

Mohon maaf, kamu siapa ya? Tanya hanung kepada lelaki yang berdiri
membelakanginya, denga perlahan lelaki itu memutar balik badannya, sontak
hanung sangat kaget melihat wajah yang sudah kian lama menghilang entah
kemana,

Shemun Pradana?
Iya ini aku nun, shemun.
Kamu dari mana aja? Kok baru nogol sekarang?
Gak mau persilahkan aku masuk dulu? Hanung pun tersenyum sambil
mempersilahkan shemun masuk utnuk masuk.

Maaf ya, jika agak berantakan, ketus hanung

39
Santai aja kali nun, kamarku bahakan lebih parah dari yang aku lihat saat
ini.
Hehehe..ngomng-ngomong kok kamu bisa tahu kalau aku indekos disini?
Tia yang memberitahui aku, katanya tempat tinggalmu disini, dia juga
bilang kamu orangnya lebih suka di daerah yang jauh dari keramaian makanya
sudah pasti tempatnya bisa ke tebak.
Hahaha.. bisa aja kamu shemun

Obrolah siang itu meledak dengan penuh canda berlapis cerita-cerita lucu
saling bergonta-ganti, hingga terlihat senja muli bergeming di ujung khatulistiwa
menandakan waktunya untuk menjemput malam.

Aku pamit dulu ya? Ujar shemun kepada hanung


Iya.. hati-hati di jalan; jangan lupa sempat-sempat mampir ke sini. Lelaki itu
menoleh ke arah belakang sambil tersenyum sambil menepi di samping jalan
menuggu tumpangan.
Hanung mulai merasakan hal yang begitu berbeda dalam diri, seperti ada
pecahan beberapa partikel dalam sebuah ruang antariksa yang mengambarakan
meleburnya hati yang kian lama sudah terpaut tak ingin kembali menjadi penganut
patah hati.

“Aku gak mau kembali seperti dulu, cukup rasa sakit dengannya itu menjadi
sebuah pelajara penting bagiku, ya kalau ada yang datang dengan serius
setidaknya dia langsung memberanikan diri untuk meminang bukan harus perlu
ku timang dengan rasa perhatian” hanung menjadi gelisah namun tetep bersikukuh
menjadi seperti dirinya sendiri.

# Ketika Pagi Menjelma Rindu

40
Seketika di suatu pagi hari, hanung tersadar dari lelpanya tidur mata yang
sayu terbuka secara perlahan tertampak cahaya dari sela-sela jendela kaca
menyambar ke wajah gadis itu,
Seperti biasa tangannya mulai meraba kesana kemari sambil mencari ponsel
yang berserakan di bawah selimut, layar ponsel terkunci dengan walpaper gunung;
ia mulai menekan tombol pengktif, tampak muncul sebuah notifikasi baru yang
terseludup pada bila ponsel, tampak sebuah nomor tak di kenal.
Hanung; aku pamit ya, jaga kesehatamu, jangan lupa makan tuh badan kamu
tambah kurus entar kalau tambah kurus aku yang jadi sedih.
Owh iya aku ad sesuatu buat kamu, beberapa tulisan puisi yang aku
rangkum dalam buku harianku dan aku naruhnya di depan pintu kamarmu,
segalanya ada di dalamnya, aku titip ya buku itu buat kamu jagain ampe aku
kembali..hihkhik. By Shemun Pradana sebuah pesan singkat dari Shemun Pradana
membuat hati hanung takaruan, hingga dengan perlahan
Hanung melangkah membukakan pintu indekosnya, tertampak sebuah buku
harian dengan sampul hijau tertulis “KETIKA HUJAN MENJADI REDA” di
angkat oleh hanung dan di rangkul bersama jemari tanganya.
Hanung pun mulai membuka buku itu dan melihat beragam judul puisi di
dalamnya, ia pun memulai mebacanya.

| Ketika Hujan Menjadi Reada


Sejuta puisi Shemun Pradana

41
“MASIH ADA PILIHAN”

“Ketika senja kita bicara perihal kepergian, di tengah samudera kita bicara soal
perasaan yang tenggelam, ketika langit kelabu kita bercerita tentang mimpi yang rapuh,
bukan andarwati-andarwati sebaya bercerita terus terang tentang hancurnya keperkasaan
rindu. Pernah pada suatu ketika kita berada tepat di fase itu, namun akhirnya terus
menipu, dan kita berhak mendapatkan apa yang kita miliki, perasaan,cinta rindu dan
bahagi patut di kukuhkam dalan jiwa, tuhanpun juga menuntun takdir seiring dengan
semakin lemahnya usia, pilihlah pilihan yang kau anggap baik untuk di putuskan, bukan
berarti tidak yakin dengan saran dari teman ataupun kerabat. Intinya semua terlihat sama
kehormatannya.”

“SEJAK TADI”

Sejak tadi dentuman gelas


Hamparan wangi sajak tua melambai tajuk ibarat garis
Menyusun konsep dari buku-buku rimba menjdi rindu
Ahh….bodohnya mereka,
Mengapa tadinya tidak ku teguri saja narasinya?
Padahal apa yang ia baca sama seperti apa yang saya baca
Mungkin karena tafsian kita begitu berbeda?
Jika memang benar, maka hak semua manusia tidak ada batasnya
Di mata perintah dan pemerintah aku,kamu dan kita adalah hamba serta rakyat.

”MASIH BISA”

Kritis tapi harmonis,


berikan setiap pijakan pada jalanmu dengan manis
setahuku kalian semua, bisa untuk berlari dari keagalan tragis,
kalian bisa asalkan jangan pesimis
untuk apa berlarut-larut pada sebuah harapan yang penuh dengan ambisi

42
yang pada awalnya kita bisa namun akhirnya hanya tersisa
esok-esoknya kita bicara perihal cerita tentang kesesalan
padahal kita masih bisa sisipkaan semangat untuk meraih kesempatan itu
apakah gunung tempat pelampiasan?
Apakah perlu hutan kalian tebas hingga habis?
Bagaimana nasib anak cucu kalian kelak?
Mereka terlalu banayak menghayal, akhirnya kita hanya bisa melihat tapi tidak
menikmati,
Iya, semua yang mereka ucap hanya sebatas perkara
Mestinya kita memperbaiki hal itu
Tanpa perlu harus memicu masalah di antara kita”

“SEBUAH HADIR”

Kehadiran kita terkadang harus merelakan tenaga untuk membuat mereka terlihat
tertawa
kehadiran kita terkadang terlihat membosankan bagi mereka,
kehadiran kita terkadanng hanya sebatas penghibur yang terlihat biasa-biasa saja,
kehadiran kita pula kadang hanya sebagai penyemangat habis itu di tendang,
kehadiran kita selalu ada, karena kita benar-benar ada
tapi apakah kita sama?
Mungkin?
Hanya tuan dan hutan yang bisa memberikan setiap reaksi pada pertanyaaanku:)

“ADA TANDA DI BALIK JUANG”

Kita satu puisi namun berbeda fiksi, satu narasi namun berbeda intuisi satu
imajinasi namun berbeda manifsetasi, mungkin kita sama sebagai nyata namun berbeda
sebagai tanya, bahakan semua orang pandai bilang rindu namun akhirnya jadi penipu.
“Tolong jangan ributin apa yang jadi rebutan…
gak bakalan ada yang menang kalau rebut sama rebutan jadi taruhan, kita berhak
memiliki berhak juga melepaskan tapi sadar diri juga adalah hak dasarnya manusia, jika
memang sudah ada tepat di depan mata mengapa harus berpaling, jika sudah 1 mengapa
mesti harus 2? Begitulah manusia, selalu tidak berpuas diri dengan apa yang ia miliki.

43
Pengennya memuaskan hasrat tanpa batas, seperti cerita sejarah oligarki.

“HATI DAN CERMIN”

Sepasang cerita yang jatuh pada inti bumi sering terjadi bukan hanya sekali bahkan
tak terhitung ulang-ulang kalinya, aku juga menulis seperti ini sebab berulang kali
ceritaku hjatuh, namun seringkali juga aku mencoba untuk memunguti serpihan ceritaku
yang pecah itu.
Tapi apakah serpihan itu akan kembali terbentuk seperti semula? Mustahil..!
Hanya dalam dunia magic seorang pesulap yang mampu megalakadabrakkan
cermin yang retak menjadi baru, hati bukanlah cerminannya cermin, bila hati sekali patah
negarapun ikutan kacau.-;)

“KEMBALI KE RAHIM TUHAN”

Kilas info datang pada deringan ponselku, mengarahkanku pada sebuah pesan
tentangmu,
Yang kini tragis berpulang dengan balutan luka,
Aku terlihat begitu lugu dan buru untuk menyempatimu
Menanti kabarmu semoga kamu terlihat baik-baik saja
Mungkin haruskah aku merahasiakan tangis? Atau menuntun perasaan pasrah
kepada tuhan?
Hatiku begitu luka, mengabari setiap jejak langkah kita Bersama
Bahwa kamu telah tiada.
Teman, kamu begitu baik untuk ku kenang,

44
Aku merasa khilanganmu, hingga tak sadar ragamu benar-benar tenggelam di
antara malam
Kini aku melangkah sendiri dengan tulisan-tulisan ini,
Semoga kabarmu selalu baik disana, duduk diantara pohon-pohon doa
Semabri tersenyum mengabari kami lewat mimpi.
Selamat jalan teman, selamat jalan fad
Antara aku,kamu dan tuhan kita selalu terlihat dekat di hati, walau begitu jauh
untuk jumpa.”

“HAK TAWA”

aku hampir mati ditelan batuk,kantuk dan sakit, belum juga narasi terlihat
begitu sakti di kalangan mata para pembaca, tubuh semakin melemah berlari kesana-
kemari menyusun kata, mungkin aku sudah tidak begitu sayang pada mata, mungkin
pula raga terus di paksakan harus tebanting-banting pada sebuah ketikan malam,
sangat sulit menjadi manusia kuat. namun harus bagiamana tuntutan zaman
mengajarkan kita agar tetap terlihat kuat walau esoknya bakalan mati, semoga
terberkati setiap mata para pembaca, terkutuk mata dari sang pembenci. semua orang
berhak menyampaikan tawa”

“LAMUNAN SENJA”

Sore itu aku melihat sepasang manusia berlalu-lalang di antara bibir pantai

45
Menyelipkan jemari di antara kedua tangan dengan penuh makna,
Kala senja kian meraba, kedua insan saling merapat bercerita lepas tentang sejarah
cinta
Langit mengunig terlihat hinggap pada Batasan samudera
Mendekatlah sayangku, kata lelaki itu
Hari ini di pantai sendang biru, tercipta satu puisi untukmu
Puisi tentang bagaimana kita saling menitip kabar
Megubur masa lalu, lalu mengumpulkan rindu yang kian samaran
Aku juga ingin menyampaikan padamu, ujar wanita cantik berselendang batik
Belum pernah ku temui hari seindah ini
Hari dimana aku merasa nyaman di sandaranmu,mengutuk mantan sambil
bersumpah
Semoga kau adalah bagian akhir dari ceritaku pada pantai sendang biru
Semoga saja semua itu akan benar menjadi nyata”.

“HANYA SEBUAH TANYA”

Kemarin sudah terlihat jelas rasa sakit, begitu pula patah hati
Hari ini kau membuatku merasa sakit atas ketdiakpercayaanmu
Padahal setiap detik kata yang ku tulis hingga membentuk narasi cantik kau anggap
biasa-biasa saja
Apa ini yang kau sebut pemenang?
Apa benar ini sebuah drama dalam permainanmu?
Kau bahkan tak mengerti betapa hancurnya sebuah kepercayaan haya karena kata
“aku gak serius”
Biar ku jelaskan sekali lagi, setiap kali kau melangkah pergi meniggalkan rupa
tanpa jejak, namun bekasmu masih merasa samar, yang artinya sejauh mana keperginmu
kelak kepulanganmu sangat di nantikan”.

“DIAM UNTUK SESAAT”

46
Aku telah diam untuk melihat kembali kedepan
Aku telah diam untuk lebih menjaga rasa malu
Aku telah diam menjadi lelaki penakut
Aku telah diam sebab aku tau bahwa ada dia
Semua rasa diamku adalah bagian dari wujud penantian, Walau harus terlihat sia-
sia
Semua orang berhak memilikimu, namun dirimu juga lebih berhak untuk memilih
kedepan, kepada siapa kau menaruh harap.
Olehnya itu, ketidakpastian ini harus segera dapat di pastikan.
Agar aku tahu, bahwa memilikimu tidak hanya sekdar menyampaikan rasa suka,
tetapi juga butuh perjuangan.”

“MENGETUK PINTU TUA”

Menjadi sosok pribadi yang dirindukan, Tentang ibu yang kian tua termakan usia
Juga dunia menyisihkan beragam ceita atas pelajaran dan pengajaran, Pelajaran
karena telah di beri rasa sakit
Sedangkan pengajaran karena rasa sayang orang tua kepada sang anak
Aku menjadi terlihat seamkin pandai untuk mengutuk sana-sini, mengutk hari
dengan sgenap penyesalan, mengutuk janji yang tidak ada rasa hati-hati, bahkan
mengutuk jalan menuju tujuan hidup
Pada akhirnya suatu saat nanti aku akan kembali mengetuk pintu tua bekas buatan
bapak sewaktu aku kecil dulu, hampir setahun setahuku aku tak berkabari
Apa karena rasa ego? Ataukah bimbang untuk menyampaikan kepada kalian bahwa
aku baik-baik saja
Terlalu lama pengasingan ini, aku ingin pulang mencium tangan ibu, memeluk
ayah dan measakan nikmatnya masakan ibu yang tersaji di meja makan favorit kita
Duduk sambil bercerita lepas higga tawa menjalar seisi rumah, Aku rindu akan
masa itu, dan segera akan tiba menemui kalian

“BILA”

Bila aku telah terbakar lalu menghilang di antara kegelapan yang datang, maka saat
itupula aku pergi mencarimu dari ketiadaan

47
Bila aku hancur atas sebuah rasa, kemudian merasa terasing hingga di campakkan
olehmu, semua itu hanyalah sebuah konspirasi mini antara aku dan keadaan
Bila suatu saat aku yang mejadi bahan tawaan semua orang akibat keglaan ini,
pantang mundur untuk menutup malu.
Bila anatara aku dan kamu harus mejedai waktu, yakinlah ada ruang afeksi dalam
imajinasi untuk membentuk sebuah hubungan baru
Bila setelah kau menyadari bahwa ada aku untukmu, yakinlah setiap ketiakan
waktu pelukku terbuka menantimu
Bila dirimu terlhat hancur dan ingin mencari sandaran ternyaman, maka bahuku
adalah rumahmu untuk bangkit dari kegelisahan.
Kembalilah, waktu marah-marahan sudah kian berlalu, saatnya kita saling
membenahi dunia kita Bersama.”

”DEMI SEBUAH KALIMAT”

Sepertinya sudah sekian lama kita mngeluti ego dalam hubungan ini
Demi sebuah nama yang melesat jatuh pada ingatmu
Kau rela mengerogoti setiap kalimat-kalimatku menjadi abu hilang tenpa bekas
Ikatan kita masih terlihat jauh menembus langit-langit mimpi
Taku menipu palagi mencoba menjadi penipu
Pada detik ini aku masih menyulami rasa itu menjadi jubah kebangsaan
Demi sebuah nama, kau yang ku tuju dari hilir hingga menggulur
Kata-katamu sebagai dasar penyemangatku, bukan sebagai alasan singkatnya aku
mempertahankanmu.
Jika menurutmu rasaku ini berkesan sparatis, maka biarlah aku menyudahi semua
pergulatan asmara ini dengan haru biru bahagia
Demi sebuah nama, aku bersumpah, tak akan lekang termakan waktu walau harus
bersimpuh pada pelukmu.
Kelak pengelanaan ini, menjadi bahan ajar untuk ku jelaskan pada buah bibitku,

48
Bahwa perjalananku dulu bukanlah sebuah pertarungan bisa melainkan
mengandung kesan dari setiap afeksi”

“KELAK”
Menagapa kalak hanya hadir sebagai sebuah waktu yang begitu lama, Kelak jika
aku ada? Kelak jika aku tiada? Klak jika perasaan kita di uji? Kelak apabila hidup hanya
tentang kematian?
Lantas jika kelak harus menjadi tantangan untuk melangkah maju menelusuri
setiap jejeka perjalanan kita, apakah iya jika terjadi sebuah kesalahan, kelaklah yang patut
di persalahakan?
Kelak, apa kabarmu untuk esok-esoknya, apakah kamu sudah menyusun nasakah
peristiwa penting mengenai hidupku, lalu bagaimana dengan kelak? aku bertanya balik
tentang kabarmu,moga-moga lekas sembuah jika merasa tersakiti, lekas bangkit bila
engkau merasa terjatuh.
Mungkin benar alasan kelak menjadi hal misterius dalam kehidupan ini, entah itu
tentang sebuah takdir, nasib ataupun pilihan.
Jika kita lebih belajar menghormati waktu daripada memperbanyak huru-hara
dalam jeruji perasaan.
Kelak, terimkasih sudah mau menepati setiap janji sebagai satu mahakariya tuhan
yang luar biasa, menjadai sebuah pelajaran penting bagi pengalaman dan mengawali
setiap kisah ini dengan sempurna meski terlihat cacat dalam ingatan.
Panjanag umur perjuanagn, mengigatkan kita kembali megenanai kepingan-
kepingan rasa yang masih menempel lekas dalam tulisan.

“ATHUN”

Dari sekian jejak yang ku timbun, merupakan sebuah sejarah hidup yang tiap-tiap
harinya selalu terlihat hampa dimata mereka, iya mereka yang dengan bangga
mengatakan "siapa sih dirimu bagiku, kau hanyalah orang asing yang tak lebih seperti
mantanku dulu"
Mereka terlalu pintar untuk mengambil kesimpulan itu sendiri, mengaku bahwa
lelaki hanyalah sebuah pengacau dalam kehidupan mereka, terlalu banyak menganalisa
hingga mereka mengira bahwa lelaki hanya datang ketika ada maunya, jika memang
benar ia, mengapa mereka selalu harus mengkritik sebelum meneliti?.

49
Apakah mereka takut terjatuh dalam kenyamanan?,
Takut menjalin hubungan yang tidak aman?
Atau trauma karena patah hati?.
Jika benar sedemikian, buat apa harus ada usaha dalam hidup? Toh tuhan
menghadirkan usaha agar hidup punya pilihan, jika memang kita sayang lalu tidak di
respon olehnya, berusahalah. Masih ada hari esok untuk ia berubah, Jika memang terlihat
belum juga meyakinkan. berusahalah, ada minggu-minggu kedepan untuk merubah cara
ia berfikir, jika ia masih belum juga percaya, berusahalah. masih ada bulan-bulan esok
yang nanti akan membuat ia merasa sadar bahwa ada orang yang dengan tulus
mencintainya.
Semua tergantung pada usaha, kita berhak memperjuangkan orang yang kita
sayangi, kita memiliki kesempatan membahagiakan ia meskipun hidup terlalu singkat,
kita kuat karena ada ia yang selalu memberikan motivasi, dan ia tidak mau melihat kita
terjatuh hanya karena sebab sebuah kebodohan.
Kamu pernah bilang "kamu gak usah bertahan lama, kamu bisa patah pada
akhirnya" setiap kata-katamu adalah jalan pilihanku untuk memilihmu, dan karena itu
semua. aku menjadikanmu terbaik dalam hidup ini, lekas membaik jasadku, lekas sembuh
bumiku.
Aku akan tetap menuggu hingga nafas melenceng jatuh pada inti bumi”…

“KESAN TERBAIK”
Lagi-lagi aku telah di percundangi oleh dunia,yang mencari sebuah masa lalu
kemudian menjadikannya penyakit dalam sebuah karunia, ingin sekali beranjak pergi
meniggalkan sekilas kata lupa didususul mengucap selamat datang untukmu tanpa
terluka.
Kamu yang baru saja tiba diantara bait-bait tulisan ini adalah suatu anugera tuhan
tanpa syarat, saling melepas tawa dengan penuh makna, Seakan aku tak mau melapasmu
melangkah jauh walau hanya 5 centi meter di depanku.
Kali ini semua yang berlalu hanyalah bekas goresan cakrawalan pada bumi
mayapada, kehadiranmu adalah pelengkap setiap morsa hidup, bersama setetes
pengabdianku tanpa merjut air mata. Tak mengapa kau masih mengacuh untukku, ada

50
saatnya semua itu akan mati dengan perlahan, hingga mengajakmu pergi ke tempat-
tempat ternyaman yang sudah ku simpulkan.
"Mendekatlah sayangku"..
jangan jadikan pelukku hampa tanpamu, jangan biarkan bahu ini kosong dengan
sia-sia,
"merapatlah puan"…
kau yang selalu menghadirkan bisik kemudian pamit tanpa berisik, Membuatku
terlihat aneh dengan kontroversi perdebatan kecil yang terus saja hadir mengamini.
Sudah jelas mengapa aku memilih untuk melangkah bersamamu, sebab . tuhan
mengatur setiap jadwal langkah kita yang masih belum usai termakan usia, kita baru saja
memulai jumpa dan aku tak mau kita telihat saling melupa,  Senyuman yang begitu manis
disusul tawa yang alami mambuatmu terlihat berkesan cantik dimataku.
Jangan sekali-kali merasa sendiri, aku akan selalu ada dalam setiap hari-harimu
untuk kekosongan itu, pintaku. doakan aku agar cepat usai biar kita saling mengajak
mengitari bumi sambil tertawa ria.
"aku selalu terlihat hampa tanpamu”

“RINDU YANG PENDAM”

Sejauh mana kau melangkah, sepintar apa kau memilih jalan, sebuah temu akan
terjadi pada setiap ruang yang tersisa, kita bukan lagi permainan dulu. Yang terus saja
diberi pemalsuan rindu pada akhirnya mengecewakan, kita bukan lagi riasan rasa, yang
hanya tiba ketika kata-kata manis terucap santun dari mulut para penista, mendekatlah
lalu mendakaplah dengan erat, jasad kita saling bertemu belum tentu akan terus menyatu,
suara kita masih saja saling mendengar namun tidak begitu lama, sebab akan menghilang
terbawa waktu, nyawa kita masih tetap setia namun pada akhirnya akan tercerai.
Tetaplah setia walau belajar menerima adalah logika terakhir, teruslah berusaha
agar tetap terbiasa walau harus mengundang amarah, tetaplah seperti kau yang aku kenal,
keras tapi memicu rindu.

Kau tetplah pembahasan cantik dari setiap cakrawalan bumi, mencintaimu tanpa
masalah adalah sebuah kasus tanpa jejak, yakinlah. berawal dari masalah berakhir dengan
pelukan, semuanya akan tecipta”

51
Se-ABAD
Baru kemarin kau beranjak pamit menigggalkan, "aku hanya ingin menegok
ayah di kampung, dan akan kembali bulan depan" katamu, mungkin bagimu sebuah
perjalanan menyambangi orang-orang tersayang adalah harapan besar dalam hidup,
tetapi aku disini merasa kehilangan jejakmu, disamping deretan kursi kayu bercat
arkelog dan gelas kaca liar yang siap kapan saja kau genggam sambil menyeruput
hangatnya kopi kesukaanmu, ruang imajinasi kita yang pernah kau ungkap sebagai
tempat favoritmu, kini hanya tinggal sebuah bekas wajah dan bau prfummu.

Aku hanya bisa menikmati ini semua bersama teriakan cakrawala dalam otak,
sambil di hadapkan dengan tontonan para pasangan yang kala mengenggam tanpa
melepaskan tangan, disusupi kata-kata manis sebagai warana dinginnya malam itu,
"aku merasa ini akan terus berlalu hingga kau tiba, barangkali jika aku ingin
melakukan hal yang sama padamu. pasti itu gak bakalan se-seru yang mereka
lakukan, udah nora jika di lihat orang, tapi aku pastikan kau akan terus mengabadi di
setiap tulisanku" gumam hati yang kian hari makin larut makin surut untuk bertahan
lama di kedai imajinasi.
Kini mengenangmu adalah sebuah harapan terbesar untuk menarikmu pulang,
menjagamu untuk terus bertahan agar hatimu tak bertuan ke yang lain adalah
tanggung jawab terbesar dari kesekian kalinya hidup ini.
Lupamu dengan alasan hanyalah menghadirkan sesal,
Ingatmu dengan balasan itulah bukti sebenarnya kau bukan lagi seperti
kemarin.

“TITIK BALIK”
Hal-hal kecil seperti ini kadang sulit untuk kita pahami beberapa detik sebelumnya,
mempererat agar tidak terjerat malah memaksa agar tercerai berai karena suatu alasan
tertentu.

52
kita bukanlah dua insan yang baru bertemu kemarin dan sedang berbincag tentang
hari ini, tetapi setiap jejak dari beberapa tahun ini sudah tertunai menjadi sejarah dalam
hidup.

kamu bukanlah sebuah kanak-anak remaja yang kemarin, menyandang gelar


dewasa sama halnya dengan melanjutkan perjuangan dari beragam ujian.

berlalu kepada jiwa yang sedang berjuang, teguhkan pendirian hadirkan keinginan,
berkali-kali jatuh buakan berarti kita mengkir dari kata bangkit, melawan rasa lelah
adalah tameng terkuat unutuk memperkokoh dinding tujuan.

aku hanya ingin memberi sebuah kesimpulan dari setiap tulisan, bahwa. " kita
adalah sepasang mata yang tak luput dari rasa, memandang dengan rasa menyeludup
jatuh ke hati. "

“TENTANG SEBUAH MIMPI”

Semua orang memiliki mimpi mencinta orang yag mereka suka,

Semua orang memiliki mimpi menjadi bagian dari bahagianya orang yang ia cintai,

Semua orang mau menjadi bagian dari mipinya seseorang yang ia cintai ketika ia
merasa sedih, maka ketika itupula ia menjadi penghibur baginya,

Semua orang berhak memiliki mimpi, sebab yang tercipta adalah cita-cita,

Semua orang tidak berpikir untuk tidak memiliki mimpi, karena lewat mimpi itulah
kita bisa saling kenal mengenali.

Semua orang akan memiliki arah tujuan untuk melangkah karena mimpi,

53
Dan karena mimpilah aku ingin menjadi ada buatmu, untuk hari ini,esok dan
selamanya.

“SEKEMBALINYA DARI KELANA”


Pagi yang begitu banyak memicu gusar dan ragu dalam hati, seolah
mengajakku untuk memikirkan ketiadaan yang semakin lama menjadi hening dari
seisi suara bumi.
Masihkah begitu lama dirimu memenjarakan setaiap rasa kecewa Atau
sebuah pengalaman tetang masa lalu yang mengajarkanmu untuk terus terlihat
sebabgai sosok penanggung trauma.
Jika ingin ku luapkan segala sisi permasalahan tentangmu, maka yang kau
temukan hanayalah ucapan selamat datang di ruang tawa baru, antara sisipan
rindu juga penantian,
Kita sepasang dewasa bersama sejuta cerita kariya alam, bahakan serupa
dalam menyanjungi, hanya saja yang mengharuskan kita berbeda adalah rasa
ringkuh,
Aku tak mau menentukan nafsuku kepada hati lembutmu, apalagi
menghancurkan segala harapan yang kau punya,

54
Aku ingn menjagamu layaknya bulan bersanding bersama bintang, meski
diantara mereka terlihat ada jarak, namun langit tak mampu meruntuhkan sepsang
ciptan tuhan itu.
Kegemaranku adalah menulis, maka. Jika kau temukan banyak tulisan pada
setiap jejak yang ku tinggalkan, percayalah semua itu semata-mata adalah
tentangmu.
Untuk sang penyandang nama

“SALING MENGAMINKAN”
Amiiiiiin...untuk pagi yang tidak henti-hentinya menabur senyum,
Amiiiin...untuk hidup yang selalu baik bahkan kembali memburuk,
Amiiiin...untuk nafas juga nikmat sehat selalu melekat rapi di badan
Amiiiin...untuk mimpi-mimpi tentangmu selalu terpaut menjadi doa terakhir
di sujudku,
Amiiiin...untuk sebuah tujuan serta ujian yang tak henti menjadi penguji,
Amiiiin...untuk segala rasa dan harapan selalu terkemas rapat dalam hati
Amiiiin...untuk yang datang dengan serius dan yang pergi dengan ikhlas
Amiiiin...bagi setiap jiwa-jiwa yang tak usai berjuang tanpa henti-hentinya.
Doa-doa kita melangit, harapa kita menjulang tinggi seperti sujud-sujud
terkhir, namamu tak luput dari doa-doa itu. semoga semua terjawab pada beberapa
bab dlam hidup.
Amiiiiiiiin..

55
\

“NEGERI SATU KATA”


Semua orang pasti akan menemukan hal baru dari beberapa kali perjalanan,
bertemu sapa dengan orang asing, berkawan dengan mereka yang tak dikenal,
menjadi tamu di negeri orang; bahkan diperlakukan istimewa.
pada beberapa hari yang lalu, aku dan teman-teman di amanhkan untuk
menjalakan misi kemanusiaan di sebuah dusun, salah satu dusun yang terletak jauh di
luar kota, bahkn jauh dari ramainya polusi hasil pembakaran si roda dua, udaranya
sesekali ku hirup merasa begitu sejuk di pagi hari saat pintu rumah terbuka lebar.
"tak menyesal aku mengambil keputusan untuk ke sini" guamam dalam hati.
sesekali aku mencoba merekam jalan-jalannya dalam ingatku, bentuk rumah
yang ku sambangi, bahakan wajah tetangga yang bersebelahan denganku sebelum
lekas kembali.
mereka begitu terbuka jika ditanya soal tradisi,kesehariaan mereka; juga
tempat-tempat wisata yang ada di dusun itu sendiri.
aku menjadi tahu banyak hal, banyak inspirasi yang ku dapat dari senyum-
senyum mereka, lebih dari itu; aku bangga bisa ke sini.
next time arahnya kemana?
moga bisa ketemu dengan mereka lagi.

56
”TAKDIR DAN USIA”
Kali ini kata2 kehilangan selalu mengudara di langit, tangis haru menjadi kemudi,
doa-doa terus mendarat, luka lama tak kunjung usai timbul kembali luka baru, hari-hari di
penuhi dengn kabar tak sedap, si A telah meniggal, si B telah meniggal si ini dan si itu
telah mendahului kita.
Apa usia dan takdir saling berjanji untuk terus mengawal hingga hilangnya nafas?
Sedangkan kita lihat manusia tiap harinya selalu memenuhi nutrisi tubuh dengan
makanan sehat, apa takdir datang tanpa peduli bahkan merasa bodoh amat dengan usia?
Apa usia dan takdir mereka itu berkawan, atau hanya sekedar pengawal?
Jika memanglah benar, lantas siapakah yang berani menegahi mereka, apakah
pahala kebaikan? Ataukah amal sholeh semasa hidupnya?
Benar kata para pepatah, duni hanyalah sebatas misteri, dan allah pun berfirman
bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.
Pada dasarnya kita meniggal bukan di lihat dari usia,kesehatan apalagi karena
kondisi sekitar, tetapi semua itu sudah di ukirkan oleh sang khalik pada setiap lembar
takdir yang bernyawa.

57
“LEKAS TERBIT SEBELUM PERGI”
Beberpa kali aku sempat baca puisi kawan, ia mengagumkan sepasang mata
biru, tentang langit senja sore yang sering mengkhawatirkan ketiadaanya, tentang
seorang gadis yang tutur sapanya menjadikannya begitu berarti, bahkan tentang
rentetan puisi yang kian tua usianya harus terekam jelas menjadi kariya.
aku yang hanya sebagai penikmat kariyamu sahabat, hanya dapat
memanifestasi setiap imajinasi untuk dapat mengikuti jejakmu; kita menganut otak
dan pemikiran yang berbeda-beda, sebagai mestinya kau mengagumkan sejuta tawa
dan aku menyulam beberapa kata luka, kisah kita berbeda.
kariyamu begitu lugas tentang puisi dengan berjuta warna kata, sedangkan
kariyaku; bercerita riuh tentang perjalanan seorang anak alam dalam mengumpulkan
sebekas patah hati.
agaknya sedemikian rupa mempertajam sekilas perkenalan ini, semoga lekas
terbit sebelum pergi.

58
“DARI PELUK AKU TERJATUH”
Semenjak kita bertemu kau bercerita banyak hal tentang negeri dongeng dan
para penghuninya, katamu; ada beberapa pengawal yang siap mati demi seorang putri
cantik dari negeri karangyang, aku yang termenung menatap wajahmu dengan sayu,
hanya bias terdiam lalu membalas dengan senyum, “meraka para lelaki perkasa siap
rela mengorbangkan jiwa dan raga mereka hanya untuk menjaga sang putri” lanjut
dari certamu, tiba-tiba kau terdiam lalu bertanya, ada apa? Mengapa kau begitu serius
menatapku?, aku memperbaiki cara dudukku sambil mengelak dengan jawaban “
tidak, aku hanya ingin menyimak apa yang kam sampaikan” mengapa demikian? Kau
lanjut bertanya, ya karena aku belum tahu ending dari ceritamu itu seperti apa,
makanya aku mencoba ingin menerkh setaiap apa yag kau ceritakan itu.
Dalam hati mulai berkata, “kita memanglah baru memulai cerita, kau manusia
agung yang ku sanjungi dengan beribu kata, tak sadarkah dirimu dengan tatapanku
ini, tatapan yang memicu tumbuhnya cinta meski tak harus berkesan terlihat jujur, apa
ini yang sering di tandai oleh khalayak para pujangga sebagai sebuah pertanda bahwa
kita sudah mulai jatuh dalam pelukan? Benarkah selpas ini kita akan menjadi tidak
waras karena tak mau saling melupa? Inikah yang disebut degan kesengajaan dalam
sebuah hubungan? Ahhh…masa bodoh dengan semua pertanyaan, meski kita terlihat
jatuh dalam pelukan; namu setiap akhir dari lamunan pasti ada namamu yang
terukir.”
Sampai dimana tadi? Aku yang mulai tersadar dari perasaan melamun, ahhhhh
gak seru jadinya- ternyata kamu lebih memilih melamun daripada serius
mendengarkan ceritaku. ya udah aku balik ya,
hanung……teriakku menggema” aku tahu apa yang kau pikirkan saat ini,
sebuah keadaan yang rumit dan pengertian keluarga terhadapmu semkin menguras
otak, kamu ingin menaggung semua itu sendirian tanpa mau bercerita kepadaku? Kau
bukan seorang hero dalam sebuah filem yang bisa bertaruh sedirian dengan sebuah
keadaan, ini relitas. Semua yang terlihat aman bisa diretas, kamu hanya akan menjadi
anak kecil dalam keluarga, sini ceritakan kepadaku tak prlu kau menilai lebih awal
tentang apa yang selama ini sedang aku tutupi darimu.

59
Anggaplah itu poin ke dua, selepas dari diskusi ini; mendektlah jagan ragu
untuk menjadi pengarang, semua manusia sudah harus di ajarkan untuk kuat, dan
ujian sebagai guru terbaik dari hidup.

“BETUALANG”
Pada detik ini, aku menyembunyikan beberpa titik terakhir ketika menyampaikan
kalimat sakral itu untukmu, entah peristiwa itu harus ku ulanggi atau hanya bisa melihat
dari jauh caramu menaruh senyum dan menyapa beberapa kawan, kamu begitu sinis
mendengar kata itu ketika aku mencoba meluapkannya dengan jujur, seakaan kau keras;
dan tak mau terlihat rapuh dihadapanku, entah yang kau pertahankan adalah prinsip hidup
atau sebuah pengakuan untuk tetap menjadi diri sendiri sebelum waktunya harus berdua.
Itu adalah sebuah misteri dalam perjalanan ini, ada beberapa hal yang aku temu,
sebuah pemikiran baru juga menelan kembali kata-kata kemarin yang sudah berlalu, aku
sempat berfikir mengapa hal-hal konyol seperti itu harus memicu masuk dalam
pemikiranku?
Bagaikan arah langkah yang mestinya aku ambil dalam perjuangan ini sebagai
sebuah wahana baru, antara memenagkanmu dalam janji dan memulangkan senyumu
selpas dirimu melewati badai. oleh karenanya itu, aku lebih memilih diam sebagai tanda
mengagumimu sampai kau berpeluang pulang dalam pelukan.

“BEBERAPA KALIMAT TANYA”

60
Adakah yang menghibur kita pagi ini, selain puisimu? Adakah yang memberi kita
tawa, selain kata-katamu? Adakah yang menjadikan kita ada, dan berharap tidak "menjadi
tiada" seperti cuitannmu? Adakah yang tahu kapan dan diman kita bisa bertemu dengan
beberapa sosok kombinasi wajah seprti yang kau terangkan? Adakah menjadi manusia
pribadi yang tahu hanya setia dan lebih memilih mati di pangkuan seperti
pengorbananmu? Adakah beberapa kalimat tentang perasaan yang kala menghabiskan
waktu menjadi penjaga tanpa harus berperan menjadi pecundang? Adakah diantara
beberapa ada yang ku pertanyakan memicumu untuk mengaku menjawab? Adakah kita
lebih memilih menjadi manusia sial tapi peduli akan dirmu dan tuhan meski harus dibenci
oleh beberapa orang? Mestinya kita lebih memilih menjadi pengadah bukan pembeda.
Kau dan aku sama, sama dalam satu tujuan dari kata aku, kamu menjadi KITA

“SEGELAS PERJUANGAN”

61
Untuk segelas perjuangan, aku sudah banyak menyelupi setiap perjalanan di
dalamnya, begitu banyak variasi rasa yang ku cicipi, mengarungi gersangnya
perjuangan hingga bahkan menengelamkan diri bersama kesenagan, semua itu
tentang suka dan duka.
Kembalu lagi beranjak dari kata putus asa melewati masa sulit kembali lagi
mengenyam rasanya jatuh kemudian bangkit lagi hingga kembali lagi putus asa,
semua terdikti dalam hati.
Masih begitu manis untuk ku ceritakan, rasanya baru kemarin fase itu sedang
kurakit; namun kini, aku mencoba menyulam beberapa kalimat bersama setiap tulisan
yang kala dianggap tidak memiliki makna apa-apa.
Ada orang-orang pemalas yang mau diajak berteman, ada orang-orang rajin
yang mangkir untuk berbagi, ada orang-orang kritis yang mau menyumbangkan suara
walau harus tumbang karena dianggap pendusta, ada orang-orang serakah yang
terkadang memiliki banyak drama namun sial dalam rencana dan ada orang-orang
penyabar yang setiap harinya sering memercaya kebohongan.
Aku melihat itu semua, entah bagaimana segala prasangak dapat menjadi utuh
kalau sang perawi selalu bertingkah tak manusiawi, lebih mirisnya jika setiap keadaan
selalu di perjual belikan.
Lebih baik aku menjadi orang asing dalam hidup, berdiam diri,berdamai
dengan hati, mencari kesan terbaik dan tak mau menatarkan onar di kalangan
pengamat.
Hidup itu lengakap jika semua kejadian bisa terungkap, yang tak lengkapnya
jika tidak jujur bila semua alasan sering di jadikan balasan

62
“TERBITNYA CATATAN ALAM”
Senja mulai memekik menerpa seisi cakrawala bumi timur,
Bunga-bunga protea mulai bermekaran menghiasi beberapa bagian terindah negeri
ini,
Jalanlan kota terlihat riuh melimpah ruah dengan beragam bunyi klakson di setiap
sisi,
Aku mulai terbangun dan mengundang sejuta tawa dengan puisi
Berharap semua yang ku tulis tak hanya menyisahkan penyesalan namun terlatih
untuk berarti.
Aku menyusuri beberapa kalimat tentang negeri seribu rasa
Ku lihat hutan-hutan indah kian di gunduli hanya karena alasan terbitnya perusahan
Laut yang membiru kini sakit-sakitan mencari bantuan,
Sampah dimana-mana……!
Bagaimana aku ingin menceritakan kesan terbaik dari negeri ini, jika para
perusaknya selalu bergumam.
Rasanya menjadi pemuda zaman ini tak hanya bicara soal perasaan yang harus di
perbaiki, tetapi kelestarian alam juga butuh untuk di perbaharui.
Kini saatnya kita megambil peranan penting untuk saling membahu,
Menyelesaikan persoalan alam yang masih jauh dari perasaan nyaman.
Mendakatlah sayangku, biar kubisikkan sesuatu padamu.
Maukah kamu ingin menyatukan diri dengan alam?, agar hidup kita tidak terlalu
terilaht resah di kemudian hari.
Aku menuggu kerja samamu…….!

63
“TENTANG SEBUAH MIMPI”

Suatu hari disbuah mimipi, aku menemukanmu jatuh dalam dekapan orang lain,
kau begitu bahagia dengan orang itu terlihat begitu jelas di matamu, aku yang terdiam
menyaksikan itu hanya dapat mengisyaratkan kepada hati “ bahwa inilah kamu shemun,
lelaki yang tanpa sebab pegetahuan hanya akan di sisihkan dari keadaan” alangkah
bahagianya jika kamu telah menemuka ketiadaan dari kejadian itu, mungkin iniliah aksi
tuhan menegurmu, bahwa kamu harus lebih menguasai perasaanmu tanpa harus mencari
jalan buntu lalu memilih untuk bunuh diri.
Sadarlah, bagunlah dari segaa frustasi itu, kamu layak untuk memperjuangkan
perasaanmu sendiri, jika ia akan kembali mencarimu maka janganlah kau berpaling
darinya sebab semua yang terencana belum tentu seprti yang tuhan rencanakan untukmu,
akmu dalah shemun lelaki gimbal yang kadang nyerosot kalu soal perasaan tapi lupa
mengendalikannya, lihat ke belakangmu. Kamu masih dibutuhkan oleh keadaan, suau
saat ia akan kembali padamu, percayalah itu.

“HADIRKAN AKU SEKALI DALAM HATIMU”

Hadirkan aku sekali dalam hatimu, walau kau tak peduli bahkan merasa bodoh
amat.
Sementara itu waktu sedang terus menunjukmu agar kau berdamai dengan hati lalu
menerimakau, lalu melupakanku,lalu mengingatku kembali,lalu mendoakanku,lalu
merahasiakan rasa dalam doamu,kemudian kau aminkan secara perlahan tanpa merasa
ragu sedikit pun.
Semua itu akan menyadarkan hati, bahwa yang berhak tiada hanyalah ego, yang
terus berdiri tegak mengibarkan rindu hanyalah penantian.
Sejauh mana kau mengaku menghindar, kau akan menemukan jalalan pulang
dalam pelukku, sehebat apa-pun kau mampu mengobati rasa luka perasaanmu tak akan
pernah meyakinkanmu untuk berdiri sendiri, kita tidak harus berdiri sendiri-sendiri
apalagi mengabil sumpah agar ikatan itu tak kan pernah terjadi

64
Ingat..! tuhan maha mengatur apa yang ia kehendaki sesuai permintaan hambanya;
kita hanya sebagai penikmat memiliki batas tahu sejauh mana perasaan benci akan
menjadi tiada, sejauh mana rasa suka akan terlihat abadi, hal-hal kecil semacam itu akan
mengundang kita ingin mengulanginya kemabli, “ kita begitu jauh dari kata juang,
namun terlalu dekat untuk bersua”

65
Kilas Balik Sang Penulis

Puji syukur atas nikmat yang telah Allah berikan, tak kala henti-hentinya
aku bermunajat kepadamu ya khalik, terimia kasih karena engkau sudah mau
meminjamkan nafasmu kepadaku sampai saat ini.

Namaku adalah Ali Hataul, seorang anak laki-laki yang lahir tepat pada tanggal 8
september tahun 1999 dari sepasang manusia tangguh Ratna Mahu Dan Taher
Hataul, pada tahun itu sendiri. Bapak juga sedang merantau keluar negara kala
perekonomian keluarga menjadi hal utama yang harus perlu di penuhi, tepatnya di
negara serumpun Kuala Lumpur.

Ibulah tempat raga ini bernaung, ibarat payung teduh yang selalu hangat
memberiku pelukan, aku sedang tidak baik-baik saja saat itu, harus berjuang
melawan sakit, tidur kadang tidak harus selalu di rumah sendiri, dan hal paling
berat yang pernah aku alami saat itu ialah aku harus di ajarkan untuk berlaku
ikhlas melepaskan kepergian kaka dan adik paling bungsu yang terlebih dahulu
pergi menhadap sang khalik, kini dalam keluarga yang tersisa hanyalah kami 3
bersaudara.

Memanglah benar trauma dalam hidup setiap manusia memiliki jalur tempuh
berbeda-beda, sudahlah untuk kisah sedih itu, mungkin allah memiliki rencana
tersendiri untuk hidup ini.

Aku sering di sapa Aliana Sastra dalam dunia literasi, ya oleh sebabnya itu dalam
buku “ ketika hujan menjadi reada” sengaja yang tertulis bukan frist name, tapi
nama samaran ala anak literasi, sebut saja nama (pena).

Tak lupa, terima kasih banyak untuk para pendukung setiap jejak langkah ini
melaju, abang ku Talib Hataul, juga sang gadis nomor 2 Saleha Hataul, segala
motivasi yang kalian berikan selalu terus ku junjung setinggi langit.

66
Untuk Abangku Muhammad Syamsudin Mahu, yang selalu memberi
support,bantuan pikiran,motivasi dan dorongan, terima kasih banyak yang tak
terkira atas waktunya.

Kepada anak-anak Ekspedisi Le’Ana (Literasi Anak Negeri Maluku) terimkasih


sudah mau menampung manis-pahitnya perjuangan ini. Terimkasih juga kepada
HIPPMAS (Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Ambalau Siwar) ladang
terbaik pencetak kader-kader yang tatkala hebat dalam dunia pergerakan.

Terima kasih juga kepada abang Wahab Loilatu dan teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan satu per satu, terima kasih sudah mau mengajarkanku banyak hal,
tentang bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Abang dan teman-temanku,


Salam,aldun,amin,diansyah,ode,mudafar,satria,samir,arby dan lain-lainnya
mohon maaf karena saya tidak sempat harus menyebutkan satu per satu, sekali
lagi terima kasih untuk pertemuan dan pertemanannya, kisah ini tidak lengkap
kalau tanpa kalian.

Buat kamu, sebut saja Hanung Nandie (samaran) meski terkadang kita harus di
perhadapkan dengan keadaan dan perasaan yang belum juga pasti ujungnya, tetapi
dengan hadirmu dalam realitasku, tulisan-tulisan ini bisa terbentuk dari sebuah
keadaan, terima kasih sudah mau menjadi tempat terakhirku berpulang, meski tak
harus perlu bertemu.

Untuk penerbit Inspo Creative, salam hangat juga terima kasih yang spesial
dariku kepada para team yang sudah mau menerbitkan kariya pertamaku, aku tak
bisa berucap apa-apa lagi selain menyampaikan rasa terima kasih ini, semoga
semakin sukses dan selalu menjadi penerbit yang mampu mewujudkan mimpi
para penulis-penulis muda di luar sana, amiiin.

Tertanda

Aliana Sastra

67
68

Anda mungkin juga menyukai