Anda di halaman 1dari 43

1.

Elvani Alindi Arbi judul = teman baik rupa baik hati


“Non, ada non Sinta di depan dari tadi nyariin non Rara, monggo temuin dulu.” Sahut bi Inah
pada nonya kecilnya yang sedang bermain handphone dikasur.
“Bi, tolong bilangin rara lagi gak dirumah.” Pinta Rara pada asisten rumah tangga dirumahnya.
“Iya, Baik kalau begitu Non.”
“Kenapa kamu kaya gitu sama Sinta? Ujar Mama Rara, “Gaklah mah dia itu baik luarnya doang”
jelas Rara pada mamanya.“Iya dari luarnya memang baik, manis tapi kalau dalemnya pahit buat
apa temenan ma” tambah Rara.
“Pahit gimana?”
“Kejelekan orang pada diomongin, mungkin dibelakang rara dia juga ngomongin Rara ma. Beda
sama Sinta makanya Rara suka temenan sama Sinta ma”
“Ya sudah kalau menurut kamu itu yang terbaik, mama juga menilai Sinta itu anak yang baik”
bales mama Rara.
2.Muhammad Hasim= jodohku Bertemu di warung
Disuatu hari seseorang yang bernama Hanum sedang berjalan-jalan ditaman kota.Hanum
bersantai di sore hari untuk menikmati keindahan kota. Ia pun berkeliling taman, disaat merasa
lelah dia datang ketoko dipinggiran taman.Ia pun pergi kewarung tersebut disaat dia memesan
minuman,ada seorang laki-laki yang memesan pesanan yang sama. Disaat pesanan itu selesai tak
sengaja si Hanum secara bersamaan memegang minuman tersebut bersama laki-laki tersebut, ia
pun terkejut dan bertanya pada kasir
"Loh mbak, pesanan ini sebenarnya milik siapa?" Tanya Hanum
"maaf mbak Saya jga bingung ini minuman punya siapa? Soalnya ada dua yang memesan secara
bersamaan dan saya jga tidak paham siapa yang memesan terlebih dahulu dan kebetulan
minuman dengan varian rasa ini tinggal ini saja"tegas mbak kasir,
"oh berarti punya saya mbak" kata laki-laki itu
" gaiso ngunu mas"kata Hanum
"bisalah saya yang mesan duluan"kata laki-laki itu
"he kamu itu gabisa ngalah ta sama cewe?"kata Hanum
"ha bodoamat gua haus ga pandang cewe cowo,lagian lu bukan siapa-siapa gw hhh"tegas laki itu
Hanum pun pergi dengan rasa kesal saat beberapa langkah, Hanum terkejut saat tangannya
dipegang, ia pun berhenti dan takut karena tangannya dipegang entah dengan siapa. Saat ia
menoleh ternyata itu laki-laki yang tadi
"ini buat kamu saja, ambil ini" kata laki-laki tersebut
"gausah aku wes ga haus!"dengan nada kesal si Hanum
"aku minta maaf ya"kata laki" itu
Hanum pun kagum dan terdiam karena laki-laki itu.
"yaudah gapapa"kata Hanum
"nama saya Ardi, asal dari hati kamu"kata Ardi
"um kamu ma hehhe namaku Hanum"kata Hanum
"mutualan ig yuk"kata Ardi
"iya follow Igku @hanumbla" kata Hanum
"okey"kata Ardi
Akhirnya si mereka berdua pun sering berbicara lewat DM, hingga bertukaran nomer wa dan
akhirnya mereka semakin dekat dan sering bertemu.10 bulan berlalu akhirnya mereka mengikat
janji.Si Ardi mendatangi rumah Hanum untuk meminang Hanum.Dan kemudian mereka
menggelar pernikahan. 6 bulan berlalu mereka pun memiliki momongan betapa bahagianya
mereka,begitulah ceritanya.
3.Dewi permata sari=Apparent Death

Hai, namaku Ken aku duduk di kelas 7 aku anak sebatang kara.Hujan atau panas pun aku selalu
sendiri,jarang ada yang menemaniku. Membutuhkanku hanya ada butuhnya saja,ke kantin saja
sendirian apalagi pulang sekolah.Saat di kelas aku duduk sendiri,entah mengapa perasaanku tiba-
tiba tidak enak begini.

Pak Hilmi bilang bahwa sekarang ada pembagian kelompok pelajaran Bahasa Sunda,aku tidak
tau kelompokku bersama siapa.

“Sa, aku boleh tidak sekelompok bersamamu?” Tanyaku

“Aku sudah cukup,kelompok yang lain sepertinya juga sudah cukup” Jawab Elisa
“Ya sudahlah aku sendiri saja.” Pintaku dengan nada yang malas

Saat mengerjakan tugas kelompok tiba-tiba ada seorang wanita berambut panjang memakai baju
seragam sekolahku. Dan ternyata… Itu Firda,Firda berkata dia ingin mengajakku untuk kerja
kelompok bersamanya.

“Ken jangan mau kerja kelompok bersamanya,kamu bakal dikacangin sama dia!”
“Siapa yang berkata seperti itu padaku? Sepertinya, tidak ada satu orang pun di sebelahku? Di
sebelahku hanya tembok dan Firda. Hmm.. mungkin hanya perasaanku saja kali ya.” Tanyaku
dalam hati
“Coba kamu tengok ke belakang…” Katanya sambil bersiul
Astaga!!! Wanita bermuka hancur yang penuh darah!! Ternyata dia yang dari tadi menghasut
obrolanku dengan Firda! Siapa dia? Kenapa tiba-tiba dia Ada di sebelahku? Karena aku kaget,
aku menendang kursi ke arah belakang.
“Dih, kenapa kamu Ken?” Tanya Arka kebingungan
“Aa…Ddd…aaa… Sssesesese…taa..nnn!!!” Jawabku sambil menjerit ketakutan
“Hah? setan? Hahaha yang namanya setan itu ada di malam hari bukan di siang hari,biasanya
saja kamu tidak seperti itu.” Katanya sambil tertawa terbahak-bahak
Tiba-tiba Arka tertiban proyektor yang jatuh secara drastis. Aku bingung mengapa Arka tertiban
proyektor secara tiba-tiba? Aneh sekali,Arka pun segera dibawa ke ruang UKS.Aku merasa
kakiku sangat berat untuk dilepaskan saat ingin mengantar Arka ke ruang UKS.
“Woy!!! Tungguin aku!” Teriaku karena aku ketakutan di kelas
Aku pun terkunci di dalam kelas.
“Hai Ken”
“HAAAA! Jangan ganggu aku aku tidak bermaksud mengganggumu maafkan aku!” pintaku
sambil menjerit dan menutup mukaku sambil jongkok
“Aku tidak bermaksud menakutimu,aku hanya ingin kamu menemaniku agar aku dan kamu tidak
kesepian. Tadi, yang menjatuhkan proyektor ke badan Arka itu adalah aku” Ucapnya dengan
nada datar
“Na… na… namamu siapa?” Tanyaku sambil ketakutan
“Namaku Joya,sebut saja Oya. Aku adalah anak dari pemilik Kuburan ini. Kini, kamu telah
menjadi hantu bukan lagi manusia” Katanya sambil memegang rambutnya yang sangat panjang
“Kuburan? Ini sekolah! Bukan kuburan! Aku ini sudah menjadi hantu? Ini dunia N-y-a-t-a!”
Kataku sambil membentak
“Kamu tidak mempercayainya? Coba saja kamu mengambil pulpen setelah itu, bawa pulpen itu
untukku.” Pintanya sambil menatapku dengan muka jutek
Aku hanya bisa terdiam.

Ternyata apa yang diomongkan Joya itu benar.


“Ini bukan lagi sekolah tetapi kuburan,kuburan keegoisan. Dimana manusia yang mengunjungi
tempat ini lalu menyepelekannya/tidak percaya kalau disini ada hantu,mereka akan kubunuh
secara kejam! Karena teman-temanmu selama ini sebenarnya tidak ada” Ucapnya dengan suara
yang tegas
“Jadi, selama ini aku tidak sekolah? Alasanku tidak mempunyai teman karena itu?” Tanyaku
sambil kebingungan
“Pertanyaanmu benar semua,apakah kamu ingin menjadi sahabatku? Ingat! Kamu ini hantu
bukan lagi manusia!” Bentaknya
“Baiklah,mengapa aku bukan lagi manusia?” Tanyaku dengan menjerit
“Karena, kamu tadi sudah menanggapi Arka dengan menjawab DISINI ADA SETAN!”
Jawabnya dengan mata yang tajam
Tiba-tiba Oya itu menjelaskan semuanya padaku,bahwa dia anak pemilik sekolah ini yang telah
meninggal karena bunuh diri. Bunuh diri karena dirinya selalu sendiri tak ada satu orang pun
yang menemaninya sepertiku. Selain itu, dia juga sering dibully oleh teman-temannya yang tidak
suka dengan Oya.
“Wah, betapa malang hidupmu. Yang sabar ya Oya masih ada aku yang menjagamu,hidupmu
dan hidupku sama” Kataku sambil meneteskan air mata
“Iya terimakasih telah memberi motivasi untukku” Ucapnya sambil tersenyum di depan
hadapanku
“Iya sama-sama dengan senang hati” Balasku dengan senyuman yang lebih lebar darinya

Hidupku hanya bersama Oya,Aku dan Oya bagaikan adik kakak kemana-mana selalu bersama
menampakkan diri di hadapan manusia yang pergi menuju kuburan, agar manusia itu tidak
mengganggu penghuni kuburan ini seperti Aku, Oya, Arka dan yang lainnya.Tetapi sayang Arka
beda dunia denganku,waktu pun cepat berlalu sudah 3 hari aku bersama Oya.
Lalu, apa yang akan terjadi?
“Oya, apakah ini sudah 3 hari?” Tanyaku dengan peluh yang bercucuran
“Hmm.. iya ken,aku ingin pergi ke sana dulu.Maafkan aku kalau aku sudah membentakmu dan
mengambil rohmu hanya untuk menemaniku bermain,kembalilah kepada Jasadmu. Selamat
tinggal sahabat dunia lainku” Kata Oya sambil berjalan menuju pintu yang besar entah dia
kemana.
Aku pun menangis lalu kembali ke jasadku setelah itu membuka mataku ke dunia nyata.
“Arka? Kamu masih ada disini?” Tanyaku
“Memangnya kamu pikir aku dimana Kennn?” Tanyanya sambil menahan tertawa
“Bubububu…kannya kamu tertiban proyektor?” Tanyaku sambil grogi
“Hahaha dasar indigo aku ini di sebelahmu,tadi aku hanya tertiban buku di atas proyektor”
Jawabnya sambil tertawa
“Tadi kamu terkunci disini dan tertidur tetapi kamu sekarang sudah sadar” Ucap Firda sambil
mengerjakan Prnya
Apa yang aku alami tadi? Siapa wanita Oya yang cantik berambut panjang itu? Mengapa dia
bilang aku ini sudah menjadi hantu? Mungkin itu hanya mimpi.
Astaga!!! Rupanya Sahabat hantuku.

4.Umi Mahligha Balqis = Diam mu tanda tanya ku


Aku mempunyai seorang teman dekat yang sangat baik, ramah, tidak sombong dan bergaya
seadanya sungguh sangat beda dengan teman yang lainya. Kami berteman hampir 3 tahun
kemana² selalu bersama susah senang dilalui bersama. Namun 1 hal yang selama 3 tahun aku
tidak mengetahui nya. Hingga kita di ujung perpisahan aku baru mengetahui diam nya.
Selama 3 tahun aku satu sekolah dengan diaa. Hingga ahirnya kita sudah beda sekolahh. Dan
waktu pun sudah berjalan seperti biasa tp rasanya sudah tak seperti semulaa. Hingga suatu hari,
aku ingin berkomunikasi dengan dia meskipun tidak secara langsungg. Hingga ahirnya aku me
whatsapp dia
Linda : "assalamualaikum fajarr"
Fajar : "waalaikumsalamm nda, ada apa? Tumbenn" (dia merasa aku tidak seprti hari sblum nya)
Linda : "Gimna kabr mu? Baik² aja kan?"
Fajar : "alahmdulillah baik kok nda. kabar mu gimana?"
Bella : "alhmdulillah baik jugaa jarr☺️"
Setelahh kita salingg tanya menanyaa dia pun mengajak aku untuk videocall dan ahirnya pun kita
saling tatap dari android kita masing". Rasanya senang sekali
Fajar : "assalamualaikumm mbak uhkty alumni pondok al azhar" (sambil snyum indah)
Linda : "waalaikumsalamm" (aku pun membalasa dengan ketawa)
Selamaa kita mengobrol. Kita membicarakan masa" bersama, aku pun menyeritkan gmna
rasanya setelah jauh dari dia. Tp, dia tak pernah menyeritkan keluh sedih nya. Raut wajah nya
seperti dia tak pernah mempunyai beban hidup. Kadang aku pernah berfikir begini
"Selama ini, fajar tak pernah mengeluh. Dia slalu menyuport aku dalam kesedihan dan
kegagalan. Dalm hati ku sllu bertnya tnya, ada apakah dengan diam nya"
Hingga obrolan pun selesaii kita sudah tak pernah saling kabar mengabar. Kita sudah di sibukan
dengan kesibukan masing". Hingga aku dan dia sudah menjdi orang yang asing, yang tak pernah
kenal.
Sebenarnya, kita saling punya perasaan. Namun, kita lebih memutuskan tidak ada ikatan pacaran.
Bisa di sebut dengan istiqomah gituu. Duluu kita satu ponpes. Dari itu kita memutuskan untuk
istiqomah.
Setelahh beberapa bulan kita tidak saling berkabar. Aku begituuu khawatirr. Rasa ingin tau kabar
dia bgtu besar
Semalam aku bermimpi dia seakan akan dia menyupport smua kegiatan ku
Fajar : "semangat nda ngejalani hidup. Jangn mengeluh, kamu kuat, kamu bisa, fajar tau linda tu
orang nya giat. Jaga diri baik² nda" (ucap dia di mimpi ku)
Seketikaa itu aku langsung terbangun dari mimipi kuu. Rasanya sedih campur senang telah
bermimpi itu. Pada ahirnya, malam pun tiba aku mencoba mengbubungi nomer dia.
Linda : "assalamualaikum fajar"
Tetapi sayangg, yang membalass bukan fajar. Tetapi kakak nya.
Kakaknya si fajar : "waalikumsalam. Ini temen nya fajar ka dek?"
Bella : "iyha kak.. fajar nya kemana?"
Kakanya si fajar : "begini dek... Fajar skrng ada di rumah sakit. Dia mengalami penyakit kanker
darah dek"
Aku mendengar itu sangat syok sekali. Rasanya aku pengen bertemu dengan dia. Tp sayang,
desa ku sangat jauh dengan desa dia. Hingga ahirnya aku hanya mendoaakan dia dri sini
Linda : "asstaghfirullah kak.. mulai kapan fajar pnya penyakit itu. Ya allah.. aku ngga nyangka
kak selama ini dia ga pernah mengeluh sama sekali. Dia selalu tampil ceria di depan aku kak..
salam buat fajar mbak cepat sembuh" (aku pun sambil menangiss)
Kakaknya si fajar : "doain aja yang terbaik buat fajar dek. Makasih"

Setelah kabar itu ku dengar. Rasanya hati tak pernah tenang. Aku slalu berdoa demi kebaikan
dia..
Hingga ahirnyaa hari pun sudah berturut turut. Waktu duka sudah terdengar.
Tgl 11 agustus pun telah tiba. Si kakak nya fajar pun memberikan info tentang si fajar.
Kakaknya si fajar : "assalamualaikum dek. Mau kasih tau kabar duka. Fajar udah ngga ada
umurr"
Linda : "innalillahiwainnailaihirojiunn. Ya allahh kakk.. kakak nggak bohong sama sekali kan?
Nggak kak fajar blm meninggal.. fajar masih bisa hidup kak"(aku pun menangis tak
menyangkaaaa)
Kakak nya si fajar : "bener dek.. kalok mau tau kesini ke rumah sakit" (dan kakak nya pun
mengirim fto fajar ke aku.
Rasanyaa bener" nggak menyangka. Seseorang yang salama 3 tahun bersama ku terlihat bahagia,
senang, seperti tak pernah menyimpan beban apapun. Trnyta menyimpanan beribuu beban yang
di alami. Dia ssok lelaki kuat yang pernah aku temui. Dari dia aku bisa mempelajari banyak hal.
Diam nya adalah pertanyaan ku dan ahirnya pertanyaan ku sudah trjawab.
Begitu kuat nya dia menahan penyakit tersebut selama 2 tahun tanpa ada yang tau.. dia lebih
memilih diam, dari pada melihat orang terdekat nya khawatir. Sampai sekarang pun, aku tak
pernah menyangka. Bukan nya tak menerima takdir, tetapi rsanya hati tak pernah menyangka
jika ahirnya akan begini. Dan aku berharap aku bisa mengambil sifat baik dari fajar dan semoga
amal ibadah nya di trima di sisi allah dan juga di tempatkan di sisi allah swt.
5.ayu Safitri= jangan nonton sendirian
Suatu hari ada seorang anak yang mengalami suatu penyakit yang mengharuskan anak itu tinggal
di suatu villa yang berada di tengah perdesaan. Nah pada hari jumat tepatnya jam 18.00 doa
berangkat menuju villa tersebut bersama supirnya. Jam menunjukan pukul 00.00 tapi mereka tak
kunjung sampai di villa tersebut.
Tak terasa jam menunjukan pukul 09.00 dan tak sadar mereka sudah sampai di tujuan mereka
yaitu villa..
Aden: pak setyo pak setyo
Tapi pak setyo tak kunjung datang si aden pun berjalan mengelilingi villa tak sengaja aden
bertemu dengan sintia dan bowo dan tak sengaja mendengar percakapan mereka
Sintia: kita harus menemukan kak Cantika sekarang:)(sambil nangiss)
Bowo: iya iya aku tau tapi ntar kita bicarakan lagi(meluk sintia)
Karna sintia merasakan bahwa aden menguping pembicaraan mereka sintia pun bergegas
kembali ke kamar nya
Aden pun kembali ke villa dan tiba"
Pak setyo: ini den makananya
Aden: astagfirullah pak setya nih ngagetin aja (kaget)
Pak setyo:ini den makan malam nya di makan yaa
Aden: iya pak
Ga ada 5 menit tiba" pak setyo menghilang aden pun mencari dimana keberadaan pak setyo dan
dia bertemu bibi penjaga villa tersebut dia memanggil bibi tersebut ternyata bibi tersebut hantu
aden pum langsung lari ke kamar dan tiba" dia bertemu pak setyo di depan pintu kamar nya
memegang handuk dan peralatan mandi buat aden
Pak setyo: ini den handuknya
Aden : astagfirullah pak setyo dari mana aja di cari ilang tapi tiba" muncul kaya setan aja
Pak setya cuma tersenyum
Jam menunjukan pukul 8 suasana pun menjadi sunyi senyap aden pun merasakan ada yang
janggal dia mengalami ganguan dari mahluk halusss
Dia pun berlaro dan tidak sengaja bertemu sinta dan bowo
Sinta: hati hati dung kalo jalan sakit nih
Aden: maaf maaf
Ternyata dari jauh penjaga hotel dan villa tersebut mengamati mereka dan kebingungan karna
sinta menyadarinya dia mengajak aden dan bowo ke kamar hotelnya
Sinta: lu kenapa dah kok lari ga jelas?
Di situ aden menjelaskan
Klo dia dapet ganguan dari setan yang ad divilla dan dia mengatakan bahwa tepat jam 00.00
detik jam di villa nya selalu berhenti
Sinta terdiam dan mengalihkan pembicaraan
Sinta: lu pulang aja dah ini dah jam 22.00
Akhirnya aden pulang saat sampai di depan villa dia mendengar suara lantunan pengiring penari
mengarah ke atap atas rumah nya .
Dan sampai atap rumah dia di ganggu oleh setan" penjaga villa tersebut dan akhirmya dia lari ke
kamar keesokan harinya dia menceritakan kejadian tersebut ke sinta san bowo
Aden: sin semalem gw ketemu penari pas gw samperin gw di ganggu penjaga villa itu lagi
Sinta: haaaa seriusan
Aden: iya sin gw srius
Sinta pun langsung berfikiran ke kakanya yang menghilang setelah pementasan tari di
kampusnya
Akhirnya sinta minta di antar ke atap villa aden dan ternyata benar tiba' sinta kerasukan arwah
kakaknya dan
( Cerita di balik meninggal nya kakaknya alur mundur)
Jadi kakak sinta adalah seorang penari sehabis pentas tersebut sahabat kaka sinta menghampiri
kaka sinta dia
Temen kakak sinta: can selamatnya pementasan lu tdi berhasil dan bagus banget
Cantika kakak sinta: iya makasih loooo
Temen kakak sinta: eh can gw sama ruli dah nyiapin pesta buat acara keberhasilan pementasan lu
nih lu ikut yaaa
Cantika : enga dulu deh
Temen kaka sinta: tapi kita udah nyiapin lo masa lu ga menghargai
Cantika: emmm iya deh gw ikut tapi gw ganti baju dulu yaaa
Temen kakak sinta: ga usah deh
Em oke lah
Dan ternyata mereka berangkat ke villa tempat tinggal aden skrng dan ternyata sampai di villa
tersebut ternyata bukan ruli yang berada di villa tersebut ternyata rio mantan cantika
Rio: hahahah cantikaaaaa cantikaa (sambil megang dagu cantika)
Cantika: gausah pegang' sambil nangkiss tangan rio
Karna reflek rio mukul kepala cantika dan ternyata cantika pingsan akhirnyaa mereka berencana
mengubur Cantika di balik lukisan
(Alur maju)
Sinta pun sadar dalam keadan menangiss
Sinta: aku tau di mana kak cantika berada(nangis)
Akhirnya sinta membuka lukisan tersebut dan benar cantika berada dibalik lukisan tersebut
dengan keadaan sudah meninggal
Sinta pun menelfon ortunya bilang bahwa kakak cantika sudah ketemu
Besoknya si sinta pun bergegas pulang krna kematian kak cantika sudah terungkap dan adem
pum bertanya mengapa jam selalu berhenti pukul 00.00
Aden: sin tunggu gw mau tnya. Kenapa jam di rumah selalu berhenti pukul 00.00
Sinta: sebenarnya den lu udah meninggal waktu perjalanan ke villaa
(Alur mundur menceritakan kematian aden)
Sinta: jdi lu sama seperti mereka yang dateng kemimpi gw dan minta bantuan gw
Jdi lu pas di tengah perjalanan lu di rampok dan lu di bunuh jazad lu di buang ke jurang
Aden; terus kenapa jam selalu berhenti di pukul 00.00
Sinta: jam selalu berhenti pukul 00.00 krna itu adalah waktu dimana kematian lu
Aden : gq mungkin ga mungkinnnnn
Sinta: itu alasan kenapa pak setyo selalu datang dan menghilang krna dia ingin selalu ada buat
luu. Gw udah kabarin polisi dan ortu lu mungkin bsok jazad lu akan di tmukan gw pamit
Akhirnya sinta mengembalikan kunci hotel dan g mbk" penjaga hotel tersebut pun bingung
Mbk penjaga hotel: kemarin gw liat dia ngomong sendiri di kamar hotelnya
Temen nya : ih masa sih
Mbk penjaga hotel: iya kaya nya dia gila deh
Sampai perjalan pulang
Sinta: gw ga nyangka kalo kak sintia bakal meninggal dengan keadaan tragis gini gw ga rela
Bowo: sabar sin gw bakal selalu ada buat lu
Dan ga lama setelah itu bowo menghilang
Ternyata bowo benar' sudah tidak ada juga
6. Balqis Ayunda Muthi'a = Hidden Love
Di suatu pagi Fan Zhu dan Peng Zhuting sedang memasak bersama di dapur, meraka telah saling
mengenal sejak kecilnya.
Fan Zhu (范竹) :" Bukan seperti itu cara menumbuk bumbu Zhu" (Sambil mencontohkan cara
menumbuk)
Peng Zhuting (彭竹亭) :" ohh... begitu, iyaa terimakasih Fan" (sambil melihat ke arah Fan Zhu)
Setelah mereka menyelasaikan masaknya lalu Peng Zhuting pergi keluar untuk bertemu teman
teman temanya di cafe dengan mengajak Fan Zhu. Saat tibanya di cafe Peng Zhuting pun duduk
di sebelah Fan Zhu, Setelah beberapa menit menunggu teman Peng Zhuting pun datang dan
berbincang bincang, tak lama kemudian salah satu teman Peng Zhuting Terlalu kurangajar
kepada Fan Zhu.
Peng Zhuting (彭竹亭) :"Ayo ikut aku Fan...!" (Sambil menarik tangan Fan Zhu)
Fan Zhu (范竹) :" Ehh... mau kemana Zhu"
Situasi pun sunyi.....
Peng Zhuting (彭竹亭) :" Cepat ganti Pakaianmu."
Fan Zhu (范竹) :" haa ohh iya iya." "Emangnya mau di bawa kemana sih" kata Fan Zhu dalam
hatinya...
Peng Zhuting (彭竹亭) : Ohh... sudah selesai ya...
Fan Zhu (范竹) :" Ahaaa...... "
Lamanya menunggu di cafe
Han :" Ehh teman apa kabarnya nihh boss.. "
Peng Zhuting (彭竹亭) :" baik kabarmu gmn? "
Han :" Baik juga, ehh ini pacar mu? "
Peng Zhuting (彭竹亭) :" Bukan, cuma sahabat, oh iya Fan kenalin ini temen ku Han.
Fan Zhu (范竹) :" iya kenalin aku Fan Zhu. " (Mengnalkan dirinya dengan sopan)
Han :" ohh iya salam kenal aku Han. " (Sambil melihat ke arah Fan Zhu)
Setelah mereka berkenalan mereka pun memesan makanan dan minuman mereka pun makan
sambil berbincang bincang, setelah mereka makan ada kejadian yang tidak mengenak kan terjadi
pada Fan Zhu.
Fan Zhu (范竹) :" eh kamu jgn kurang ajar ya!!!. " (sambil marah)
Han : cuman sekedar menyolek saja kok
Fan Zhu (范竹) :" walaupun menyolek itu sama saja meleceh kan seorang perempuan!!!!! "
(sambil melempar sepatu sebelah kiri kepada Han)
Han : lho kok kamu lempar sepatu
Fan Zhu (范竹) :" karena kamu kurang ajar, Zhu kamu bisa bisanya punya temen yang kurang
ajar gitu sih!!! " (menyentak Peng Zhuting sambil menangis, dan melemparkan sepatu kananya
kepada Peng Zhuting)
Setelah kejadian itu Fan Zhu pun pulang tanpa membawa Sepatu dengan keadaan menangis dan
marah ia pun mencari taksi untuk menungganginya dengan arah pulang. Keesokan paginya pada
saat sekolah Peng Zhuting pun meminta maaf tentang hal semalam itu, dan lagi lagi Peng
Zhuting membuat Fan Zhu menangis.
Peng Zhuting (彭竹亭) :" Fan aku minta maaf masalah semalam yang terjadi sama kamu.... "
Fan Zhu (范竹) :" bukan semua salah kamu Zhu. (Sambil terdiam membisu)
Peng Zhuting (彭竹亭) :" Sebagai permintaan maaf aku traktir kamu di kantin, ayo ikut! "
Sambil berjalan ke arah kantin Peng Zhuting membahas tentang sahabat Fan Zhu yaitu Lu
Zhishu, saat tiba di kantin.....
Peng Zhuting (彭竹亭) :" menurutmu gimana si Lu Zhishu itu?"
Fan Zhu (范竹) :" Gak gimana gimana. (Sambil situasi cemburu)
Peng Zhuting (彭竹亭) : ooh, enak nya kapan ya aku bisa memiliki Lu Zhishu?
Fan Zhu pun tersedak dan cepat cepat ambil minum
Fan Zhu (范竹) :" terserah mu Zhu! , aku sudah kenyang mau ke kelas dulu. "
Peng Zhuting (彭竹亭) :" lahh kenapa Fan?! "
Fan Zhu pun berlari sambil menangis sesampainya di kellas
Fan Zhu (范竹) :" kamu lebih baik terima Peng Zhuting " (sambil menahan tangis dan cemburu)
Lu Zhishu (陆志书) :" haahh ngomong apa an sih kamu Fan?? " (Sambil bertanya tanya
kebingungan)
Peng Zhuting (彭竹亭) :" ehh Zhis, aku mau ngomong. "
Lu Zhishu (陆志书) :" ngomong apa an, eh in Fan Zhu kamu apa in Zhu? "
Peng Zhuting (彭竹亭) :" gak aku apa apain lah Zhis masak iya aku nyakiti sahabat ku sendiri. "
Lu Zhishu (陆志书) :" ya iya sihhh. "
Peng Zhuting (彭竹亭) : ehh Zhis kamu mau gak jdi pacar aku? " (sambil gemeteran)
Lu Zhishu (陆志书) :" hahh seri.....usss.... ka.....mu.....? " (sambil berkata gugup)
Peng Zhuting (彭竹亭) :"iya aku serius masak becanda"
Lu Zhishu (陆志书) :" ohhh.... iya aku mau Zhu.... "
Dan akhirnya Peng Zhuting dan Lu Zhishu pun berpacaran...................
Dan entah bagai mana nasib sahabat mereka berdua Fan Zhu
"Mempunyai sahabat lelaki yang kita cintai belum tentu kita miliki bisa jadi kita berjodoh
dengan orang lain bisa juga tidak, karena jodoh sudah ada yang mengatur nya"

7.Nailatul Karimah=persahabatan menjadikan lebih baik


Ibandi: “Din, Aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”
Andine: “A dan C”
Yensieta: “kalau soal nomor 10,11 dan 15 jawabannya apa Ban?
Ibandi: “10 A, 11 D, nomor 15 Aku belum”
Aldiansyah: “Wheeii, jangan kencang-kencang nanti gurunya dengar”
Yensieta: “Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum Aku kerjakan”
Mereka berempat saling contoh-menyontoh seperti siswa lainnya. Tapi tidak dengan Budiman, ia
terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa Nyontek.
Ibandi: “Bud,kamu sudah selesai?”
Budiman: “Belum, tinggal 3 soal lagi”
Ibandi: “Aku minta jawaban nomor 15 sampai 20 Bud!”
Budiman: “Tidak Bisa Ban,”
Ibandi: “Kenapa? Kita sahabat bud, kita harus kerjasama”
Andine: “Iya Bud, kita harus kerja sama”
Aldiansyah: “Iya, kamu kan yang paling pintar disini bud”
Budiman: “tapi bukan kerjasama seperti ini teman-teman”
Yensieta: “Kenapa memang Bud? Hanya 5 soal saja!”
Budiman: “Nyontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau
mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Maafin aku ya..”
Yensieta: “Tapi saat ini, sangat mendesak Bud”
Andine: “Iya Bud, bantu kami”
Budiman: “tetap tidak bisa”
Aldiansyah: “Ya sudahlah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.” (marah
dan kesal)
Ibandi: “biarkan, kita lihat di buku saja”
Ibandi lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan
jawaban di dalamnya. Lalu Yensieta menanyakan hasilnya.
Yensieta: “Bagaimana Ban? Ada tidak?
Ibandi: “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Kareana suara Ibandi yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka
berempat.
Pengajar: “Kalian ini, Nyontek terus. Keluar kalian”
Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang bendera.
Ibandi: “Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Andine: “Aku juga tidak menyangka, akan dihukum”
Yensieta: “Seharusnya kita belajar ya”
Aldiansyah: “Iya, Budiman benar”
Ibandi: “Disaat seperti ini, baru kita menyadarinya yah!”
Yensieta: “Aku menyesal!”
Aldiansyah, Andine & Ibandi: “Aku juga” bersama
Setelah itu Budiman keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budiman ikut berdiri hormat
seperti yang lain.
Andine: “kenapa bud? Kamu di hukum juga?”
Budiman: “Tidak, Aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Yensieta: “Aku berharap ini menjadi siswaan kita semua”
Andine: “dan tidak kita ulangi lagi”
Aldiansyah: “Kita sahabat sejati
Lantas mereka semua menjalani hukuman dengan penuh canda dan tawa. Ternayata persahabatan
dapat menjadikan semuanya lebih baik.

8. Kurnia intan Maharani = apartemen angker


Suatu hari hiduplah anak yang bernama Ajil. Ia tinggal bersama papa dan mama nya di apartemen
kumuh daerah kota Bogor. Kondisi apartemen tersebut tampak perlu di renovasi karena memang sudah
lama dibangun. Sebagian penghuni apartemen cemas sebab kota tersebut rawan kejahatan dan
tindakan kriminal ditambah suasana apartemen yang begitu mencekam karena bagunan yang sudah
terlihat tidak layak huni tetapi sebagian orang lainnya tidak peduli akan hal itu. Dahulunya keluarga Ajil
merupakan keluarga yang cukup kaya tetapi karena ada kesalahan yang sangat fatal dalam perusahaan
papa Ajil maka mereka mengalami kebangkrutan dan semua harta benda mereka disita oleh pihak
berwajib, karena hal itu akhirnya mereka menyewa sebuah apartemen yang cukup murah harganya.
Keluarga Ajil tinggal di lantai pertama apartemen tersebut. Pada deretan lantai pertama ini kondisi
apartemen paling parah jika dibandingkan dengan lantailantai atas. Pintu sulit dikunci secara benar dan
beberapa jendela pecah sejak lama bahkan lantai nya sangat kotor berlumut. Mirisnya, keluarga Ajil
tidak pernah sekalipun merenovasinya. Setiap malamnya Ajil sangat sulit tidur berbeda dengan kedua
orang tuanya, Ajil kerap sulit tidur dikarenakan banyak sekali suara-suara yang aneh dari luar
apartemen. Dia pernah memohon kepada kedua orang tuanya untuk memperbaiki kunci pintu dan kaca
jendela supaya tidak terlihat begitu menyeramkan. Akan tetapi, orang tua Ajil mengatakan bahwa untuk
saat ini mereka belum memiliki cukup uang karena keluarga mereka masih belum punya uang untuk
memperbaiki dan merenovasi apartemen tersebut, papa Ajil mengatakan kepada anaknya jika ia sudah
mmempunyai uang lebih maka ia akan merenovasi apartemennya. Pada satu malam, tib-tiba Ajil
terbangun karena mendengar bunyi goresan yang aneh dari luar jendelannya. Dengan mata setengah
terpejam, spontan ia duduk di kasur sambil berusaha menajamkan pendengaran. Meski begitu Ajil
belum tahu asal dari suara itu Ajil agak merinding karena hari sudah malam dan dia berpikir suara apa
itu tadi. Ia langsung memutuskan untuk mendatangi kamar kedua orang tuanya. ngantuk dan penasaran
membuatnya mengabaikan keadaan lorong yang gelap. Tanpa mengetuk pintu, Ajil langsung menerobos
masuk kedalam kamar orang tuanya “Ma,” panggilnya. “Ma, ada suara-suara aneh di kamar di balik
jendela. Aku tidak bisa tidur.” Ibunya membuka mata sebentar. “Sepertinya cuma ranting pohon yang
tertiup angin menggesek kaca jendela,” sahutnya sambil menutup mata lagi. “Tapi, Ma, di dekat jendela
kamarku kan tidak ada pohon,” jawab Ajil. Ibunya mengibaskan sebelah tangan dengan mata yang masih
terpejam. “Mungkin ada tikus, udah, kembalilah ke kamar. Mama juga mau tidur lagi,” Ajil agak takut
untuk kembali ke kamar, namun pada akhirnya ia menurut. Ia mencoba melawan rasa ngantuknya
dengan menutup mata mencoba tidur Baru saja ia tertidur, terdengar kembali suara garukan. Namun
kali ini terdengar lebih keras dari sebelumnya. Akan tetapi, bocah itu berusaha melanjutkan tidur dan
mengabaikan suara garukan-garukan aneh. Tiba-tiba Ajil merasa sakit di bagian punggung. Rasanya
tajam dan sedikit dingin. Refleks Ajil terbangun dan melompat dari kasur. Ia kembali berlari ke kamar
orang tuanya dengan rasa takut dan tanpa sadar ia lalu menangis di depan kedua orang tuanya.
Punggungnya lebih sakit dari digigit serangga. Barangkali ada serangga besar yang menggigit
punggungnya batin Ajil Kali ini Ajil membangunkan ayahnya. “Pa,” panggil Ajil. “Papa, punggungku digigit
sesuatu.” Ayah Ajil membuka mata perlahan lalu beranjak dari tempat tidur. Ia memeriksa punggung
putranya. Ia heran piyama Ajil sedikit tergores. Dan ternyata ada luka tusukan kecil yang masih
meneteskan beberapa tetes darah. Ia langsung memasang wajah serius. Rasa kantuknya tiba-tiba saja
hilang. “Ini bukan gigitan binatang, Nak,” katanya. “Jika bukan serangga, apa itu?” tanya Ajil yang masih
penasaran. Si Ayah hanya diam. Beberapa detik kemudian ia segera pergi ke kamar Ajil. Untuk berjaga-
jaga ia mengambil tongkat raket nyamuk yang kebetulan masih berada di sofa. Ayah pun menyalakan
lampu. Ajil mengikuti ayahnya dari belakang. Ketika tempat tidur diperiksa, terlihat lubang kecil di seprei
dan isian kasur berhamburan di sana. Ajil ingin menanyakan sesuatu tetapi raut wajah sang Ayah yang
tegang mengganggu niatnya. “em…. Ada apa, Pa?” Ajil akhirnya memberanikan diri untuk bertanya,
tetapi ia tidak direspon sama sekali oleh ayahnya. Ayah Ajjl lalu membalik kasur Ajil. Ia termenung dan
kaget menyaksikan pemandangan di kolong kasur. Ajil juga kebingungan melihatnya. Ada lumpur yang
mengotori karpet dan pisau panjang yang di ujungnya terdapat setitik darah. Bergegas Ayah melihat ke
luar jendela yang memang sulit dikunci sejak dulu. Ada jejak kaki berlumpur yang terlihat baru di atas
rumput. Kini Ayah Ajil menyadari situasinya. Tadi ada seseorang yang masuk ke kamar Ajil melalui
jendela lalu bersembunyi di bawah kasur. Begitu juga dengan asal suara goresan-goresan yang dikatakan
Ajil tadi. Ternyata baru saja ada orang yang berbaring di kolong, menusuk kasur, dan mencoba untuk
membunuh Ajil!

9.Diva Aura Fitria Listiawati = "Jarak yang memisahkan kita"


Aku merasa sangat bahagia memiliki 3 orang sahabatku, mereka adalah Alfina,Puja dan,Intan .
Kami bersahabat sejak awal masuk SMP sampai kelas 3 SMP. Kelompok kami sangat populer di
sekolah selain itu kami juga dikenal sebagai group yang paling eksis. Persahabatan kami terasa
sangat lengkap karena kami memiliki karakter yang berbeda – beda. Pertama Alfina, dia adalah
cewek yang bawel,keras kepala . dia suka warna merah dan alfina itu termasuk sahabat yang
paling dekat denganku. Kedua Puja, dia adalah cewek yang tomboi ga ribet dan dia sangat suka
warna hitam. Ketiga Intan, dia adalah cewek yang keras kepala,dan sedikit bawel. Dan yang
terakhir adalah aku. Aku termasuk cewek yang feminim, cuek,paling bawel dan aku paling suka
warna hitam,putih dan merah muda.
Kami selalu bersama dalam suka dan duka . Bagiku mereka sudah seperti saudara yang tak
tergantikan dengan apapun. Tapi saat yang paling membuatku merasa sangat terluka yaitu saat
aku harus berpisah dengan mereka . Saat itu kami sudah selesai manjalankan Ujian Nasional dan
tinggal menunggu pengumuman.
“Hai Ra...”sapa alfina. “Halo fin, aku gak nyangka ya sebentar lagi kita akan lulus SMP dan
masuk ke SMA” jawab ku sambil tersenyum.
“Iya dong bentar lagi kita akan pake seragam putih abu-abu. Oh..... ya kita akan tetap bareng-
bareng terus kan? “tanya Alfina
“Pasti dong...”tiba-tiba saja puja datang dan langsung memotong pembicaraan kami. Puja datang
bersama intan dan langsung bergabung dengan kami .
“Pokoknya kita akan terus bersama-sama kalau perlu sampai kita kuliah nanti dan persahabatan
kita akan tetap bersama selalu.”sambung intan
“Bener banget seperti biasa, kita akan menyabet semua rangking lima besar. Iya kan ...”ucap
Alfina sembari tertawa
“Ya dong...” semuanya menjawab dengan serentak, kecuali aku. Aku hanya terdiam dan berpikir
tentang kata-kata yang diucapkan oleh alfina
“Ra kamu kenapa? Kok bengong sihh?” tanya Puja yang membuatku kaget.
“Hahhh...mmhh aku gak apa-apa kok!” sahut ku.
Aku bingung apa yang harus ku katakan pada sahabat-sahabat ku kalau aku tidak dapat satu
sekolah bersama mereka lagi. Aku harus ikut ayahku ke Surabaya dan melanjutkan sekolah
disana. Aku tidak punya pilihan lain lagi selain sekolah disana .
Pada saat pengumuman kelulusan aku berniat untuk mengatakan pada mereka yang sebenarnya
kalau aku tidak bisa sekolah bersama mereka.
“Aku senang banget akhirnya kita semua lulus dengan nilai yang sempurna.”kata intan.
“Iya bener banget, pokoknya setelah ini kita akan pergi ke SMA yang selama ini udah kita impi-
impikan. Kita akan mendaftar bareng .”kata Alfina
“Bener banget....”sambung puja.
“Loh... Ra kamu kenapa? Kok semenjak selesai ujian kamu murung terus sihh, kamu gak apa-
apa kan? tanya alfina.
“Gak apa-apa kok, sebenarnya aku pengen ngomong sesuatu sama kalian semua. Sebenarnya
aku gak akan melanjutkan sekolah disini tapi aku akan sekolah di Surabaya aku akan tinggal
disana bersama ayahku. Aku tahu aku memang egois, aku sama sekali tidak memikirkan
persahabatan kita. Aku nyesel banget tolong maafin aku...”
“Apa...???”tanya mereka serentak .
“Kok kamu baru bilang sekarang sihh Ra...?”tanya puja dengan wajah sedih.
“Gak mungkin, kamu pasti bercanda kan?” tanya alfina.
“Iya aku serius...aku benar-benar akan pindah ke Surabaya dan melanjutkan sekolah disana.”
jawab ku dengan meneteskan air mata.
Mendengar kata-kataku, seketika itu juga raut wajah mereka langsung berubah dan terlihat
marah. Serentak mereka berdiri dari tempat duduk mereka dan mulai meninggalkan aku. Aku
hanya bisa menangis, aku tidak mau kehilangan mereka aku mencoba mengejar mereka dan saat
semakin dekat aku berteriak pada mereka.
“ Aku akan berangkat besok pagiii....” teriakku dengan berharap kalau mereka akan kembali,
setidaknya untuk mengucapkan selamat tinggal.
"Aku mohon untuk nanti malam kalian nginap di rumahku ya ...."
Namun sepertinya itu percuma mereka sama sekali tidak berhenti apalagi kembali. Dengan
perasaan putus asa aku berjalan dan kembali, aku menangis terisak dan tubuhku rasanya sudah
tidak punya tenaga lagi untuk berjalan. Ditengah keputusasaanku itu tiba-tiba ada yang
memelukku dari belakang .
“ Kita semua sayang sama kamu kok,dan nanti malam kita akan nginap di rumah mu ...” kata
mereka serentak.
Akhirnya kita semua saling berpelukan dan semuanya menangis.
“ Kita semua ngerti kok perasaan kamu, kalau kamu memang harus pergi tapi apapun yang
terjadi sekalipun kita terpisah dengan jarak yang sangat jauh kita akan tetap menjadi SAHABAT
SELAMANYA .” kata Alfina
Besok paginya mereka ikut mengantarkan ku ke terminal bus. Untuk terakhir kalinya kita semua
berpelukan dalam keadaan kelompok yang lengkap. Karena sebentar lagi aku akan segera
berangkat ke Surabaya untuk melanjutkan sekolahku. Ayahku sudah menunggu di terminal bus .
“ Bye ra... Kita semua akan pasti kangen banget sama kamu.” kata puja.
“Daaahhhhh....” semua serentak menyampaikan selamat tinggal saat aku berjalan masuk ke bus.
“ Selamat tinggal next time kita pasti akan bertemu lagi ,aku sayang kalian semua.” jawabku
sambil meneteskan air mata.
Persahabatan kami pun terpisah saat aku mulai berjalan masuk ke dalam bus Persahabatan
dimana suka dan duka sudah kami lalui bersama melakukan hal-hal yang menyenangkan
bersama menghabiskan waktu bersama dan mencapai prestasi bersama. Bagi kami “TOGETHER
IS BETTER”. Aku pergi melanjutkan sekolahku, di Surabaya dan belum ku temukan sahabat
seperti mereka. Aku selalu sendiri, menangis, dan berpikir betapa mereka sangat berarti dalam
hidupku. Suatu saat nanti aku akan kembali membawa kesuksesan dari apa yang sudah
kukorbankan dalam hidupku. Aku akan kembali dan akan berkumpul bersama mereka lagi,
melakukan berbagai hal bersama mereka, dan melanjutkan hidupku di kampung halamanku dan
bersama sahabatku yang tercinta.
10. Aditya Rachman Maulana = perpisahan untuk" selamanya
Siang itu terlihat Sindy tampak sedih, duduk di taman sekolah dan merenung seperti memikirkan
sesuatu yang berat. Doni penasaran dan ingin sekali menghibur nya, Doni pun bergegas pergi
menjumpainya dan mencoba bertanya Doni : “Sindy... ada masalah apa? Tampaknya kamu sedang
memikirkan sesuatu” Sindy : “ Iya Don ini aku lagi kepikiran perkataan mama ku, sepertinya aku akan
pindah dari sekolah ini dan berpisah dengan mu” Doni : “ Ahh kamu kalau bisa aja , jangan banyak
menghayal deh” Sindy : “ Aku beneran Don, setelah kepergian bapak ku, ibu ku memutuskan untuk
tinggal bersama nenek di desa, lagian nenek juga sendirian disana” Doni : “ kenapa tidak nenek kamu aja
yang pindah kesini? Aku pasti merasa kesepian kalau kamu berpisah dengan ku, sedangkan kita sudah
menjadi sahabat sejak kecil” Doni : “kita juga 2 tahun lagi sudah lulus dari SMA ini” Sindy : “ tidak bisa
Don sepertinya aku memang harus pindah, tapi nanti aku akan bicara lagi kepada mama ku “ Doni dan
Sindy pun bergegas pulang karena bel sekolah sudah berbunyi. Namun Doni sangat sedih karena tidak
mau berpisah dengan sahabat dekatnya. Doni : “bagaimana kalau Sindy benar benar pergi, entah pada
siapa aku menceritakan semua keluhanku dan tidak ada lagi yang mau menghiburku “ ujar doni dari
dalam hati Doni pun merenung pada kesunyian malam dan melihat bintang bintang yang indah dilangit
Keesokan hari pun mereka bertemu saat jam istirahat. Doni berharap bahwa Sindy bisa berkata kalau
tidak akan pindah Doni : “ Hai sin gimana kamu tidak jadi pindah kan? Ah bener dugaan ku, kamu pasti
tidak mau berpisah dari sahabat mu ini” Sindy : “ tidak don ini hari terakhir ku di sekolah, aku benar
benar harus pindah karena mamaku sudah mengatakan kalau keputusannya sudah bulat” Mereka pun
berpelukan dan tampak sangat sedih Doni : “ Entah bagaimana pun kamu jangan sampai melupakan ku
sin, aku akan selalu mengingatmu, ini kuberi kalung untuk mengingatku, kalau kamu rindu atau pun
bersedih, kau boleh melihat itu dan bayangkan ada aku didalam kalung itu Sindy : “ Terima kasih don
kamu memang sahabat terbaikku, aku tidak akan melupakan mu dan sampai jumpa lain waktu kalau kita
bisa dipertemukan kembali “ Sindy pun pindah dan takdir berkata lain , mereka tidak pernah bertemu
kembali

11. Oktavia Putri Ramadhany = Broken Home


Dalam ruangan yang sunyi, seorang wanita yang kini berada di masa putih abu-abu, bergelut dengan
pikirannya sendiri. Di kamar pribadinya, hanya ada dia seorang diri ditambah suara turunnya air hujan
dan alunan melodi senandung musik. Tanpa ada yang tau apa yang dia rasakan, tanpa ada yang tau
berapa banyak air mata yang dia keluarkan, tanpa ada yang tau berapa kali senyum palsu harus
dilukiskan. Hanya dia yang bisa merasakan. Sendiri. Iya, sendiri.
Kini, yang dapat ia lakukan hanya menangis tanpa suara. Memikirkan solusi yang terbaik demi
melangsungkan kehidupannya. Dia sendiri tak tahu bagaimana nasib kedepannya. Dan berharap ada
seseorang yang mengerti betapa berat posisinya.
Bagi Stevia, menjadi seseorang broken home bukanlah perkara mudah. Hampir setiap malam sebelum
tidur dia habiskan waktu untuk menangis. Karena baginya, hanya hal kecil itu yang bisa mengeluarkan
kesedihan dalam hati meskipun tak sepenuhnya. Namun, setidaknya hal itu dapat memberi ketenangan
sebelum akhirnya memejamkan mata.
Seperti biasa, bangun tidur harus dihadapkan dengan materi sekolah. Kini hanya ada sedikit waktu
untuknya bermain sosial media. Sangat berbeda seperti dulu. Karena disaat baru membuka handphone
saja sudah banyak tugas yang diberikan oleh guru. Namun, gadis satu ini justru menyukai hal tersebut.
Meskipun mungkin sebagian orang menganggap tugas itu beban, tidak bagi Stevia. Dengan tugas itu bisa
membuat dia fokus dengan sekolah dan melupakan sejenak masalah yang dihadapinya. Hanya sejenak.
Setelah itu pasti teringat kembali.
Hari ini adalah mata pelajaran favoritnya. Yups! matematika. Dia suka berpikir keras. Baginya,
menghitung itu sangat menyenangkan. Seperti memecahkan misteri untuk menemukan sebuah
jawaban. Mata tajamnya menatap fokus satu per satu soal pemberian guru. Tidak banyak, hanya 25
soal. Dengan cepat, dia bisa menyelesaikan semua soal. Namun, disaat dia hendak merapikan meja
belajar,
"Stevia! Kemari!" seorang pria memanggil namanya. Siapa lagi kalau bukan ayah Stevia.
"Iya? Ada apa?" jawab Stevia dengan nada santainya.
"Ini apa? Apa maksudnya?," tanya ayah Stevia dengan nada tegas sambil menunjukkan sebuah amplop
berisi sebuah surat di hadapan anaknya.
"Ish, apa sih? Darimana ayah dapat itu? Ken-" belum selesai bicara, ayah Stevia memotong
pembicaraannya "Ayah tanya, ini apa? Jawab pertanyaan ayah dulu."
"Memang kenapa, Yah? Apa peduli ayah sama Stevia? Stevia bukan siapa-siapa kan? Stevia cuma beban
kan di keluarga ini? Iya kan? Terus kenapa ayah masih peduliin soal kertas itu?" jawab Stevia dengan
mata berkaca-kaca. Sudah cukup rasanya dia berpura-pura tegar di hadapan orang lain. Kali ini dia tidak
bisa untuk menahan air matanya keluar.
"Dari kapan kamu sembunyikan ini semua, Vi?" tanya ayah tanpa ada raut khawatir.
"Kenapa, Yah? Itu udah 2 bulan lalu Stevia dari rumah sakit. Stevia sengaja gak beri tahu kalian semua,
Yah. Stevia gak apa-apa kok. Stevia baik-baik aja. Udah cukup Stevia buat beban bagi kalian. Stevia cuma
anak yang bisa nyusahin orang tua kan, Yah? Via masih inget kok kalimat yang ayah ucapin waktu itu. Via
gak berguna buat keluarga ini. Ayah sama bunda gak pernah ngertiin Via kayak gimana. Kalian selalu
fokus sama kerja kalian masing-masing." Di tengah jawaban Stevia, masih sempatnya dia untuk
tersenyum. Bukan senyum tulus, melainkan senyum getir.
"Kamu pikir ayah kerja buat apa kalau bukan buat kamu?. Semua fasilitas udah ada, uang saku udah
ayah kasih banyak. Kurang apa?"
"Yah, kapan sih Via minta uang? Gak pernah kan? Ayah sendiri yang ngasih tanpa Via minta. Dan
harusnya ayah tau, bukan uang yang Via butuhin. Percuma banget rasanya kalau Via hidup di rumah
semegah ini tapi gak ada keharmonisan sama sekali. Ayah tau gak apa yang Via butuhin?," dia memberi
jeda sebelum melanjutkan jawabannya, "I doesn't need that much money. But, i needs your love. Just
that." Setelah itu dia berlari ke lantai 3 menuju kamarnya. Dia lega bisa mengungkapkan isi hatinya
selama ini. Tapi sekarang dia hanya ingin sendiri dan menangis di dalam kamarnya.
"Mom, please come here." harapan Stevia dalam hati. Meskipun itu mustahil untuk terwujud, tapi tak
ada salahnya dia berharap. Dia dengan sang ibunya memang sudah berbeda alam. Ingin sekali dia
menyusul ibunya. Dia tak kuat jika harus serumah dengan ibu tirinya dengan sikap yang sangat bertolak
belakang dari ibu kandungnya. Air matanya masih belum berhenti mengalir. Sesekali dia memejamkan
mata agar air matanya tak terus-menerus turun.
Sekitar dua bulan yang lalu, Stevia berjalan seorang diri menuju rumah sakit yang berada tidak jauh dari
tempat tinggalnya. Dengan uang tabungan miliknya, dia berangkat dan memeriksakan diri keadaannya.
Jujur, Stevia terkejut dengan kenyataan yang dia lihat. Apakah harapan hidup di dunia ini sangat kecil?
Apakah sebentar lagi dia harus menyusul ibunya? Dan selama 2 bulan itu dia berusaha memikirkan
solusi yang terbaik. Hidup dengan penuh tangisan, atau justru meninggalkan dunia tanpa menggapai
impian? Dia sangat ingat betul amanat dari almarhumah ibunya yang sudah meninggalkan dia 3 tahun
lalu. Dia harus menggapai cita-cita apapun keadaannya, harus bisa tersenyum meskipun dirundung
kesedihan, dan tidak boleh membantah perintah orang tua. Stevia sangat bingung harus apa sekarang.
Tapi, bagaimanapun keadaannya, amanat ya tetap amanat. Dia harus melakukan itu semua agar ibunya
tidak kecewa disana. Meskipun sekarang dia belum menemukan apa solusinya.
Stevia berjalan dengan sangat perlahan menuju depan kaca. Jari telunjuk dan ibu jari dia layangkan ke
pipi. Menarik pipi perlahan ke atas agar bisa membentuk senyum meskipun sekarang dia masih dalam
keadaan yang sama, yaitu menangis. Dia tidak ada penyemangat. Dan hanya mampu menyemangati diri
sendiri.
"Keep smile, Stevia! You can do it" Dia melihat pantulan wajahnya di depan kaca. Miris sekali. Senyum
yang terpaksa. Untuk terlihat bahagia tanpa ada masalah apa-apa. Padahal, bukan seperti itu realitanya.
Stevia sangat pandai menyembunyikan kesedihan. Teman-teman hanya tahu Stevia itu orang kaya dan
selalu cerita. Iya, kelihatannya begitu. Tapi... ternyata banyak rahasia yang disembunyikan.

12. Nur qolbi ma'arif: Waktu adalah ilmu


Malam begitu cerah, bagi anak muda tentunya akan menghabiskan waktu untuk pergi keluar
bersama teman-teman. Namun tidak dengan Dino, ia menghabiskan malam minggu yang cerah
untuk belajar, karena pada hari senin ada UAS.
Tak selang berapa lama terdengar suara telepon, ternyata dari Bima, ia ingin mengajak Dino
untuk bermain di luar bersama teman-teman lainnya.Namun Dino menolak untuk diajak, sebab ia
lebih memilih untuk belajar di rumah.
Keesokan harinya Dino bertemu Bima di sekolah. Bima mengatakan bahwa Dino pasti akan
menyesal karena ia tak ikut pada malam Minggu lalu untuk melihat konser.
UAS pun dimulai, ketika Dino dengan penuh semangat mengerjakan, Bimo di pojokan
kebingungan menoleh sana-sini untuk mencari jawaban. Sebab ia tidak belajar sama sekali.
13. Ratu Salmaa : "Jam 2 Pagi"
Tok tok tok...
Aku terbangun dari tidurku sambil melirik jam diponselku. Ketukan lagi, tepat jam 2 pagi. Suara
ketukan dari pintu rumah selalu membangunku.
Tok tok tok...
Suara ketukan kembali terdengar lagi. Kali ini aku penasaran siapa yg bertamu semalam ini?
Aku berjalan munuju pintu depan, saat hendak membuka pintu, suamiku langsung menepuk
pundakku.
"Lala!" Ucap Mas Dika dengan keras. "Jangan dibukain" lanjut suamiku.
Aku yang tiba-tiba tersadar langsung memijat pelipisku seraya mengucapkan istighfar, "Udah
yuk, tenangin diri dulu lanjut tidur", kata Mas Dika.
Esok paginya aku memikirkan kejadian semalam. Padahal itu bukan pertama kalinya terjadi.
Sejak pindah dari rumah baru beberapa bulan lalu, aku selalu merasa tidak nyaman. Dan
mendengar ketukan setiap jam 2 pagi, beruntung ada suamiku. Hingga pada suatu hari suamiku
dapat giliran jaga shift malam.
"La, nanti aku pulang jam 5, kamu dirumah sendiri gapapa kan" Ujar Mas Dika.
"Jaga malam Mas?" Tanyaku cemas.
"Iya, kamu hati-hati dirumah. Jangan banyak melamun. Udah tenang aja ya, selagi kamu gak
bukain pintu dia gak bisa apa-apa. Dia akan pergi setelah ketukan yang ketiga kali." Ucap
suamiku seperti mengetahui apa yang sedang kupikir.
"Iya, Mas." Jawabku sambil membawakan bekal makanannya.
Malam pun tiba, aku selalu mengunci pintu dan jendela kala suamiku tak ada dirumah. Jujur saja,
ditinggal suami sendirian malam-malam dirumah itu bukanlah suatu pilihan. Tapi yang kuingat
hanyalah pesan suamiku.
Tok tok tok...
Tok tok tok...
"Hoamm.. siapa itu?" Tanyaku sambil meraih ponsel yang ada dimeja tidurku. Jam dari ponselku
menunjukkan pukul 02:08, pikiranku kosong. Aku segera bergegas ke ruang tamu dan
membukakan pintu depan.
"Krieettt..." Aku membuka pintu depan dan ternyata memang benar suamiku sudah pulang. Dia
tidak mengucapkan kalimat apapun. "Mas, kok pulang nya awal banget?" Tanyaku sambil
mengunci pintu.
Dia tidak menjawab, kupikir mungkin dia sedang kelelahan. Tiba-tiba ponselku berdering.
"Siapa sih jam segini mengirim pesan" gumamku sambil merogoh ponsel dari saku bajuku.
"La, maaf ternyata aku harus berjaga sampai pagi. Mungkin kira-kira aku pulang jam 8 nanti.
Kalau ada yg mengetuk pintu jangan dibukain ya. Tunggu 3 kali setelah dia selesai mengetuk
pintu, nanti dia pasti pergi" ,isi pesan dari suamiku.
Aku terdiam, mematung. Tiba-tiba hawa menjadi dingin. Aku hanya bisa menatap kosong apa
yang tadi aku lihat. Aku berusaha memberanikan diri masuk ke kamar. Disitu aku hanya melihat
pintu lemari terbuka. Saat aku memasuki ruang kamar badanku gemetar, keringat dingin
bercucuran.
"Siapa kamu yang berpura-pura menjadi suamiku? Siapa kamu yang selama ini mengganggu ku
di waktu jam 2 lagi?!" Tanyaku lantang sambil sedikit ketakutan.
Tiba-tiba aku melihat makhluk tinggi besar, berbulu, matanya merah melotot ke arahku. Seketika
aku berteriak kencang sambil perlahan menjauhinya. Tapi sudah terlambat, tubuhku rasanya
dilempar dari tanah. Aku berlari menuju pintu depan, namun dengan cepat dia menangkap dan
membopong tubuhku. Sambil berteriak kencang aku memukul-mukul badan makhluk itu, namun
apa daya. Aku terasa tidak ingat apa-apa dan waktu itu masih menunjukkan pukul 2 pagi.
14. Arum Sagita Puji Saputri : Nyaman
NYAMAN Karya Arum Sagita Puji Saputri “Aku tak tau kenapa? Padahal aku dan dia hanya teman biasa,
apa karena aku sering chattingan sama dia? Apa karena sering main bareng sama dia? Apa karena sering
ketemu dia? Aduhhhhh!!! Aku gakmau kalau pikiranku terjajah oleh laki-laki!!” teriak seorang gadis
remaja di bangku caffe dengan teman-temannya. Dia Wosi, seorang remaja perempuan yang sama
seperti remaja lainnya. Setiap remaja pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Wosi remaja,
jadi wajar jika Wosi bisa naksir orang lain. Wosi naksir sama kakak kelasnya bernama Dio dia tinggi,
manis, baik, dan ramah. Wosi sering chattingan dengan Dio. Tapi kata kakak sepupi perempuan Wosi
yang sekelas sama dia “Dio itu playboy, iya playboy, suka gonta-ganti pacar”, temen-temen Wosi juga
banyak yang gak setuju kalau Wosi dekat sama Dio, soalnya tampangnya emang fuckboy. Tapi yang
namanya naksir walau dibilangin kelakuan buruk gebetannya kayak apa ya tetep aja dibaikan, kadang
Wosi malah marah kalau temannya ngomongin keburukan gebetannya itu. “Eh si Dio loh juga naksir
kamu Si!!” teriak si Fila, Fila itu temen Wosi yang paling deket, mereka temenan sejak kelas 7 SMP
sampai sekarang. “Alah mengadi ngadi je” kata Wosi sambil ketawa padahal seneng kalau ada yang
bilang Dio juga naksir Wosi “Eh Si, itu bukannya Dio, kenapa dia di sini juga ya?” kata putri salah satu
temen dekat Wosi “Iya nih jangan-jangan..... ANJAYY!!” kata Riri dengan nada mengejek dibarengi tawa
teman-teman dan Wosi “mau gak jadi pacarku?” kata Dio tiba-tiba sambil membawa bucket bunga
mawar. Dio nembak Wosi ketika Wosi nongkrong sama teman-temannya di caffe. “Hah?” Jangan
bercanda ya” kata Wosi sambil malu-malu dan pura-pura jual mahal “Aku gak bercanda, aku sebenarnya
udah naksir kamu sejak kita sering chattingan, aku nyaman” sahit Dio dengan ekspresi bersungguh-
sungguh “gimana??” lanjut Dio. “Iya” sambung Wosi dengan pipi yang tiba-tiba berwarna semu-semu
merah jambu dan gerak tubuh yang malu-malu “Beneran?” kata Dio “ Mau jadi pacarku?” sambung Dio
“iya beneran” jawab Wosi sambil malu-malu. Dio pun kegirangan dan akhirnya nraktir teman-teman
Wosi dan teman-temannya. Akhirnya Wosi jadian sama Dio, seperti remaja pada umumnya, Wosi
berangkat dan pulang sekolah di jemput Dio menggunakan sepeda KLX kado dari ayahnya karena juara
satu taekwondo seprovinsi, terkadang juga bergantian menggunakan sepeda Scoopy Wosi tetapi tetep
Dio yang nyetir. Mereka ngedate berdua, dua minggu sekali nerenang, kadang rame-rame ngajak temen
Wiso dan temen Dio sambil ngumpul biar gak lupa temen ketika udah punya pacar. Dio bisa naik mobil
dan ayahnya ngijinin Dio buat bawa mobil ayahnya, kebetulan tahun ini Dio udah punya KTP, jadi Dio
buat sim sekalian biar kalau jalan-jalan gak kepanasan lagi katanya. Dio sering bawain Wosi dan orang-
orang di rumah Wosi makanan, biasanya martabak manis, cilok, bakso atau roti bakar. Dio beli makanan
pakai uangnya sendiri bukan uang orang tuanya. Wosi ada bisnis baju brandnya sendiri. Ada kaos,
Hoodie, dan basic hoodie. Wosi juga sering nyanyi di caffe, lumayan uang bayarannya buat tambahan
jajan, biar tidak terlalu ngerepotin orang tua. Kebetulan banget ternyata Dio juga ada bisnis online dan
offline jual sepatu Compass, Wosi baru tahu setelah Wosi pacaran sama Dio dan dia tiba-tiba ngasih
Wosi sepatu, sebelumnya Wosi menolak menerimanya, karena harga sepatu Compass agak mahal buat
anak sekolahan, ternyata itu sepatu belinya dari uang Dio sendiri jadi Wosi mau nerima sepatunya. “O..
kenapa kamu pacaran sama aku gapernah minta putus? Padahal kan sebelum pacaran sama aku kan
kamu sering mutusin pacar-pacar kamu” Tanya Wosi ke Dio di mobil ketika dalam perjalanan menuju
caffe waktu mereka jadian. “Soalnya mereka gak cerewet kaya kamu, gak suka marah kayak kamu”
jawab Dio dengan nada mengejek sambil tetap menyetir dan pandangan ke arah jalan “apa!! Jadi aku
cerewet, aku bawel!! Hemphh..” sahut Wosi sambil ngambek “tapi mantanku gak ada yang bisa buat
nyaman kayak Wosiku ini” jawab Dio sambil ketawa.. “hiiiihh kamu..” kata Wosi sambil jewer pipi Dio
“Aduhh... aduh... sakitt” teriak Dio sambil mengarahkan ac kearahnya.. Tak lama kemudian mereka
sampai di caffe dan merayakan satu tahun mereka pacaran. “Selamat satu tahun kita pacaran Dio” ucap
Wosi sambil membawa kue buatannya yang dibantu mamanya di rumah. Mereka sudah menyiapkan
kado karena mereka sangat mengingat tanggal itu, jam itu adalah waktu mereka jadian, mereka
merayakannya di caffe yang sama dan di bangku yang sama bersama teman-temannya. “Makasih ya Si
kamu udah sabar ketika aku nakal, makasih juga kamu selalu ngingetin aku di saat-saat yang penting”
kata Dio dengan raut muka terharu. Mereka pun saling bertukar kado, ternyata mereka sama-sama
memberi kado jam tangan. Teman-temannya pun bersorak “cieee..... langgeng”. Sampai sekarang
mereka tidak pernah bertengkar sampai putus, palingan bertengkar sebentar terus baikkan lagi. Dalam
hubungan pasti selalu ada pertengkaran, tapi selama kita bisa ngehandle hubungan kita, hubungan kita
pasti bakal fine-fine aja.

15. Mastita Ayu Disika N : Sudut pandang tuhan


"Ahh berantakan semuanya, semua gara-gara kamu jadi istri nggak becus…! Coba kemarin papa
nggak ngursin acara perpisahan kamu pasti nggak bakalan begini. Nangis lagi…!!! Bisanya
cuma nangis aja.” Bentak papa sambil meninggalkan rumah.
Banyak hal yang harus aku segera mengerti tentang kehidupan ini. Aku sadar aku sudah beranjak
dewasa, lulus dari SMA adalah awal dimana aku sekarang mewakili diriku sendiri. Aku sudah
harus bisa menentukan sikap dan pastinya bertanggung jawab atas sikap yang telah kuambil. Aku
juga harus belajar bahwa kehidupan yang aku jalani memiliki rintangan tersendiri untuk tujuan
yang aku tetapkan.
Kata kakek, papa punya ambisi besar buat jadi orang sukses. Setelah lulus sekolah papa langsung
melanjutkan usaha mabel milik kakek. Sampai sekarang ambisi papa sama masih besar, tapi
seiring usaha papa yang semakin sukses papa pun semakin berubah. Dulu aku punya banyak
waktu untuk main sama papa tapi sekarang kita hanya bertemu larut malam itu pun selalu dengan
keadan mabuk.
“Lia…” panggil mama.
“Iya.. mah ada apa?” jawabku sambil masuk ke kamar mama.
“Mama mau kasih tau sesuatu, mama harap kamu bisa ngertiin keadaan keluarga kita sekarang”
kata mama yang sepertinya habis menangis.
“Jadi perusahaan papa sudah bangkrut total dan papa sekarang pergi nggak tau kemana. Dan
rumah ini bakal disita karena papa udah nggak bisa bayar hutang perusahaannya” lanjut mama
sambil berusaha nahan air matanya.
“Terus nanti kita tinggal dimana? Terus gimana kuliah Aulia?”
“Maafin mama, mama nggak bisa kuliahin kamu, kamu harus bisa ngertiin keadaan sekarang.
Soal rumah nanti kita bakal tinggal di rumah nenek.” Jawab mama sambil meluk aku erat.
Aku mencoba untuk bisa menerima semua keadaan ini, aku sadar kalau nggak ada keluarga yang
sempurna. Setidaknya aku masih punya tempat tinggal yang layak. Aku nggak boleh kecewa
dengan keadaan, masih banyak hal yang bisa aku syukuri.
“Uhuk.. uhuk.. uhuk…” suara batuk yang cukup keras terdengar di ruang sebelah, segera aku
menghampirinya.
“Mama kenapa? Kok muka mama pucet?” kataku sambil memegang dahi mama.
“Mama nggak papa kok…” jawab mama lembut sambil menyingkirkan tanganku.
“Itu tissuenya kok berdarah? Mama sakit apa?
Keadaan semakin berat saat aku tahu mama penyakit mama semakin parah, selama ini mama
selalu bilang kalau mama hanya sakit batuk biasa. Ternyata mama terkena penyakit TBC.
Aku tahu manusia diciptakan dengan masalah mereka sendiri-sendiri. Aku juga tahu kalau Tuhan
nggak akan pernah memberi masalah yang lebih besar dari kekuatan yang manusia itu sendiri.
Tapi dengan kekuatan apakah aku dapat melewati masalah ini? Aku rasa aku masih terlalu kecil
untuk masalah sebesar ini. Aku merasa seperti anak kucing yang harus berhadapan dengan
seekor gorila besar. Jangankan kekuatan, keberanian pun tidak.
Selama ini aku selalu mengharapkkan kasih sayang papa. Tapi saat ini aku membencinya, aku
berharap papa nggak pernah ada lagi di hidupku. Kenapa ini semua harus terjadi? Kenapa harus
aku yang nanggung semua ini? Kenapa harus aku yang jadi korban?
Ini semua nggak adil seakan semua beban mengarah ke aku, mama yang sakit udah nggak bisa
lagi ngebiayain kehidupanku. Dan aku juga nggak bisa ngandelin kakek dan nenek yang udah
tua. Kakek hanya seorang petani yang punya sebidang kecil tanah dan nenek hanya punya
warung di pinggir jalan. Aku tahu hasil dari sawah dan warung itu nggak bakal cukup untuk
makan kami berempat.
“Permisi… permisi…”
“Iya silahkan masuk”
“Permisi nek, ini bener rumahnya Aulia?”
“Oh iya bener sini masuk dulu nenek panggilin Aulia” percakapan terdengar di ruang tamu.
Aku yang memang sudah hafal dengan suara mereka akhirnya langsung menemui mereka.
Ternyata benar mereka adalah Gisel dan Fanny sahabatku. memang selama tiga hari ini Hp ku
nggak pernah aku sentuh dan itu mungkin yang membuat mereka datang kesini.
“Lia… kamu kenapa sih nggak bales chat kita?” kata Gisel dengan mimik wajah marah.
“Iya, kita khawatir tau..” sambung Fanny.
Nggak bisa jawab pertanyaan mereka aku hanya memeluk mereka berdua. Aku nggak sangka
mereka bakal nemuin aku di sini. Padahal rumah nenek cukup jauh dari pusat kota.
Pembicaraan kita lanjutkan di suatu gubug di pinggir sawah kakek. Aku banyak cerita dengan
Fanny dan Gisel apa yang sedang aku alami akhir-akhir ini. Tawa demi tawa hingga tangisan
membuat hatiku lebih nyman sekarang. Aku merasakan bahwa mereka memang sahabat yang
menerima aku dalam keadaan apapun. Hanya mereka yang membuat hatiku bisa menerima
keadaan pahit yang sedang kualami.
Setelah hampir tiga jam kami bercerita kami pun kembali ke rumah nenek. Di jalan kami bertiga
melihat pemandangan yang cukup asri di kampung nenek. Tawa yang beberapa hari ini hilang
telah kembali merekah. Semua berkat Fanny dan Gisel.
“Kalo kamu nggak jadi kuliah brarti kamu ini mau kerja dulu?” tanya Gisel.
“Ehmm… iya tapi aku masih bingung mau kerja apa di kampung, paling juga bantu-bantu nenek
jualan di warung. Kalo aku kerja di kota mau kerja apa kan cuma lulusan SMA.” Jawabku yang
kebingungan.
“Gimana kalo kerja di resto ayahku? Nanti gampang aku bakal bilangin ke ayah. Lagian kan
kamu udah kenal sama ayahku.” Usul Fanny.
“Boleh-boleh aku mau…” jawabku antusias
Aku sadar besar kecilnya masalah bukan aku sendiri yang menakarnya. Dan besar kecilnya
kekuatan manusia juga tidak bisa diukur oleh manusia itu sendiri. Tuhan sendirilah yang tahu
bagaimana harus menetapkan jalan manusia. Salah bagi manusia jika dia menganggap dirinya
tidak bisa padahal Tuhan sudah mempercayakan suatu masalah untuk ditaklukkan bersamaNya.
Aku belajar bahwa segala sesuatu tidak bisa dilihat dengan sudut pandang diri sendiri tapi harus
dilihat dari sudut pandang Tuhan.
16. Tri Kusuma Pertiwi : FAIRY 20-20.000 Hertz
Adegan 1
Terlahir menjadi cacat bukanlah keinginan setiap orang, begitupun dengan Yuri yang selalu
menyalahkan takdir karena kecacatan yang Ia alami sejak lahir. Jika kalian berfikir kecacatan
Yuri berupa kurang nya anggota tubuh maka kalian salah, tentu saja cacat seorang peri berbeda
dengan cacat seorang manusia biasa.
Sedari kecil Yuri tidak pernah mengeluarkan suaranya entah sekecil apapun, tabib istana
mengatakan bahwa Yuri memiliki frekuensi suara yang berbeda dengan frekuensi pendengaran
normal para peri. Itu sebab nya Yuri dapat mendengar apa yang peri lain katakan namun ia tidak
boleh bersuara di sekitar peri lain karna itu akan merusak pendengaran mereka.
Sang raja yang mengetahui kondisi putrinya merasa iba namun karena tinggi nya ego membuat
Ia tanpa sadar telah melukai hati selembut sutra milik sang Putri.
Selalu di pandang rendah dan hina oleh seluruh rakyat Nebula ditambah sikap sang ayah yang
terlampau dinginmembuat Yuri merasa terpuruk, di saat seperti inilah Yuri selalu pergi ke taman
belakang Istana dimana ia bisa berteriak sepuasnya tanpa menyakiti peri lain.
Namun dihari ini ada yang aneh, seorang pria tanpa sayap tengah berdiri di depan Yuri,
menyaksikan semua luapan emosi yang selalu Yuri pendam.
Ryan : "apa yang membuat mu begitu sedih hingga berteriak seperti itu?" (berjalan
mendekati Yuri)
Yuri : "kenapa kau tidak kesakitan?"
Ryan : "asal kau tau aku buka seorang peri"
Yuri terkejut dengan pengakuan pria di depannya, ia berfikir jika pria tersebut bukan peri lantas
makhluk apa?
Ryan : "sebelumnya perkenalkan, nama ku Ryan dan aku seorang manusia, itu sebabnya
aku tidak kesakitan saat mendengar suara indah mu"
Yuri tetap diam dan ia merasa senang bahwa masih ada makhluk yang mau menerima dirinya
dan suaranya bahkan ia mengatakan hal yang membuat Yuri tersipu malu
Ryan : "jadi apa yang membuat mu bersedih wahai peri cantik?"
Yuri : "aku selalu merasa kesepian, semua peri menjauhiku, mereka menganggap aku
monster bahkan ayahku sendiri tidak peduli padaku"
Ryan : "mulai saat ini kau tidak akan merasa kesepian lagi, aku akan menunggu mu di
sini untuk mendengar keluh kesah mu tanpa merasa kesakitan"
Dari pertemuan singkat tersebut mampu membuat hari-hari Yuri menjadi lebih berwarna, ia lebih
sering tersenyum tanpa peduli tatapan aneh dari para peri lainnya, hal itu tentu tak luput dari
pengawasan sang ayah dan tentunya ia ikut senang mengetahui putri nya menjadi gadis yang
murah senyum.
Adegan 2
(Di taman belakanh istana)
Ryan : "apa kau tidak bosan hanya berbicara padaku?"
Yuri : "selama ada yang nyaman denganku walaupun hanya dirimu itu tak masalah
bagiku" (tersenyum manis)
Ryan : "jika kau ingin, aku bisa mengajak mu ke dunia ku, disana kau bisa bebas
berteriak semaumu, tidak akan ada yang merasa kesakitan"
Mendapat tawaran seperti itu tentu membuat Yuri tergiur, tanpa fikir panjang Ia langsung
menyetujui ajakan Ryan.
Yuri : "aku mau, tapi apa aku masih bisa pulang?"
Ryan : "tentu saja"
Yuri pun pergi menuju dunia manusia tanpa rasa curiga terhadap Pria yang membawanya.
Adegan 3
(Disebuah hutan dunia manusia)
Ryan : "berbaliklah membelakangi ku"
Yuri : (menuruti perintah Ryan)
Ryan : "sayap mu sangat indah, namun sayang harus patah di tangan ku"
Yuri terkejut mendengar perkataan Ryan, belum sempat ia berbalik sebuah suara patahan tulang
telah terdengan di balik punggung nya di susul suara teriakan kesakitan dari bibir manis Yuri.
Ryan : "kau terlalu naif Yuri, seharusnya kau tidak mudah percaya dengan ku"
Yuri hanya bisa jatuh terduduk dengan punggung berlumuran darah. Ia tidak memiliki tenaga
untuk melawan karna punggung yang teramat sakit, yang bisa ia lakukan hanya menangis
meratapi nasib nya yang tak pernah bahagia.
Yuri : "apa yang akan kau lakukan padaku?
Ryan : "tubuh mu indah dan wajah mu cantik, aku tidak mungkin menyianyikan hal
tersebut. Kau akan jadi milik ku seutuhnya" (tersenyum mrik)
Di hari itu pun Yuri telah kehilangan kehormatanya sebagai wanita, tubunya telah kotor. Ia telah
kehilangan segalanya kebahagiaan yang pernah ia dapat bersama Ryan kini tergantikan dengan
kesedihan yang di berikan oleh orang yang sama. Ia menyesal mengenal Ryan jika saja dulu ia
tidak bertemu Ryan, jika saja dulu ia tidak termakan omongan manis Ryan, jika saja dulu ia tidak
pergi ke taman belakang istana, dan masih banyak kata 'jika'  yang tiada guna nya lagi, akhir
hidup nya tidak akan seperti ini. Berakhir di bawah kuasa Ryan menjadi budak nya bahkan harga
dirinya telah tiada di hadapan pria tersebut. Pria yang Ia anggap malaikat tanpa sayap kini
berubah menjadi iblis.
Tidak hanya Yuri yang hancur, Negri Nebula juga mengalami kehancuran, Raja mereka murka
karna kehilangan sang putri, Ia mengutuk semua rakyat Nebula menjadi sebuah serangga yang
hanya dapat bercahaya di malam hari atau biasa kita kenal kunang-kunang, tidak hanya itu Raja
juga membuang mereka ke dunia manusia, dan kutukan itu akan ketika mereka berhasil
menemukan sang Putri.
Jika kalian menemukan kunang-kunang dimalam hari mungkin itu salah satu peri yang terkena
kutukan. Coba bantu mereka untuk menemukan Sang Putri, mungkin kau akan mendapat
imbalan besar dari Sang Raja peri nanti nya.
17. Sasmita Anggraini : Ratapan Anak Emak
Cerita ini berlatar belakang runtuhnya persahabatan, dikarenakan kasih yang tak sampai. Cerita ini
bermula dari dua sahabat yaitu Sisca dan Tukija(Emak). Prahara itu terjadi saat pria tampan itu datang,
sayangnya pria itu memilih Tukija, daripada Sisca. Demi persahabatannya, Tukija menolak cinta pria itu.
Sisca merasa dendam, karena cintanya ditolak oleh pria itu dikarenakan Tukija, dan dendam itu tidak
diperlihatkan kepada Tukija. Dengan membawa rasa dendam, Sisca pun pergi ke kota, dan menikah. 15
tahun kemudian, Sisca data ke kampung untuk menjemput Tukija dengan maksud dendam. Dengan
rayuan Sisca akhirnya Tukija(Emak) mau bekerja di rumah Sisca. Emak : "Nduk, Mak nang pasar sek yo"
Poniyem : "Nggeh Mak ati-ati" Emak : "Ojok lalu, sak durunge Nyonya ambek Nona tangi, latare sapuen
sing rijik. Wis emak budal, assalamu'alaikum" Poniyem : "Waalaikumsalam" Ricica : "Yem…. Buatkan aku
jus melon" Poniyem : "Baik Non" (berjalan menuju dapur) "Ini Non jusnya" (memberikan jusnya ke
Ricica) Ricica : "Jus apaan ini? Buat jus aja enggak enak banget. Buatkan lagi yang lebih enak, awas
sampai enggak enak" (mendorong Poniyem) Poniyem : "Ini Non jusnya" (menyerahkan jusnya ke Ricica)
Ricica : " Ini baru namanya jus melon, gini dong kalau buat jus" Sisca : "Ada apa sih, kok ribut-ribut?"
(berjalan menghampiri Ricica dan Poniyem) Ricica : " Ini loh Ma pembantu yang satu ini, nyebelin
banget" Sisca : "Eh, pembantu kampung, kamu sudah bersihkan cendela itu?" (menunjuk cendela yang
dimaksud) Poniyem : "Sudah Nyonya" Sisca : "Ini yang kamu bilang bersih?" (mengusap kaca yang masih
berdebu) Sisca : "Lihat yang bener dengan mata kamu! Kayak gini kamu bilang udah bersih?" (dengan
marahmarah) Poniyem : "Maaf Nyonya" Satu minggu berlalu, Emak merasa curiga, tidak seperti
biasanya. Tetapi kecurigaan itu dihapus olehnya. Sisca : "Poniyem… sini kamu!" Poniyem : "Iya Nyonya"
(tidak sengaja, ia menabrak guci) Sisca : "Apa itu? Ya ampun… guci kesayanganku, kenapa kamu
jatuhkan? Poniyem : "Maaf Nyonya, saya tidak sengaja" Sisca : "Alasan aja, guci ini mahal, kamu tidak
mungkin punya uang. Makan aja susah" (dengan sangat marah dan memukul Poniyem)
Poniyem :"Ampun Nyonya… Apa salah nangis?" (Menangis) Ricica : "Terus Ma, jangan dikasih ampun"
Emak : "Ya Allah anakku, kamu apakan anakku, sampai lengannya memar" (menangis) Sisca : "Anakmu
kalau bersih-bersih enggak becus" Emak : "Itu cuman alasan kamu aja. Apa kamu ingin balas dendan?"
Sisca : "Kalau memang iya, kenapa?" Emak : "Masalah kita biarkan kita yang menyelesaikan. Jangan
sangkut pautkan dengan anakku, dia tau apa-apa" Sisca : "Terus kamu mau apa?" Emak :"Kalau begitu
aku berhenti aja wes, kalau tau gini aku enggak mau kerja disini, lebih baik aku ternak bebek di bebek.
Ayo nduk, onok opo nang kene"(menggandeng tangan Poniyem) Akhirnya, Sisca dan Ricica
membersihkan rumahnya sendiri, memasak sendiri, mencuci sendiri, mereka lakukan selama bertahun-
tahun. Sepuluh tahun kemudian, Emak dan Poniyem menjadi orang yang sukses, karena kerja keras
mereka berdua. Dan akhirnya Sisca dan Ricica menemui Emak dan Poniyem untuk meminta maaf. Dan
persahabatan mereka kembali lagi seperti semula. Janganlah menaruh dendam kepada seseorang,
karena dendam itu akan menghancurkan dan membinasakanmu. Ingatlah hidup hanya satu kali, maka
janganlah pernah mempunyai rasa iri hati, sombong, dan dendam. Jika kita bisa menghilangkan itu
semua, maka hidup kita akan nyaman, tentram, dan bahagia.

18.Aulia febriani :frutta lavoro duro e pazienza


19. Valent Dika : Cahaya Kebaikan Dan Taro Bracelet
Suatu ketika di bumi versi alternatif B-67, terjadi pertarungan dahsyat antara Ultraman Taro
dengan Alien Gaki. Pertarungan mereka didasari karena niat jahat Alien Gaki yang ingin
menguasai _universe_ ini. Karena kekuatan magis yang sangat hebat dari Alien Gaki, dia
mengubah Taro dengan niatan akan menggunakan kekuatan Ultraman Taro sepenuhnya. Namun
untung saja Taro sempat melarikan diri dalam wujud bracelet nya, dan mendarat di bumi
tepatnya negara Indonesia di kota Banyuwangi Jawa Timur. Taro Bracelet jatuh di gang kecil,
dan tidak sengaja ditemukan oleh seorang anak SMA berusia 17 tahun bernama Eky. Sejak saat
itulah hubungan diantara mereka berdua dimulai.
Aku Eky, salah satu murid dari SMKN 1 Banyuwangi yang biasa biasa saja. Aku tidak
mempunyai bakat istimewa, tidak mempunyai banyak teman, nilaiku pas pasan, dan kondisi
keluargaku saat ini bisa dibilang _broken home_ karena ayah dan ibuku yang bercerai, dan aku
tinggal bersama ibuku yang sangat sibuk dengan pekerjaannya mulai dari pagi hingga larut
malam. Suatu ketika, saat aku pulang sekolah melewati gang kecil di dekat rumahku, aku melihat
sebuah gelang dan aku mencoba untuk mengambilnya karena penasaran. Tetapi tiba-tiba gelang
tersebut bersinar terang dan tiba-tiba menempel di lengan kiriku serta dapat berbicara.
Taro Bracelet : "Hai, kau Eky Bukan."
Eky : "Eh... Heehhh!!! Darimana kau tau namaku?!" (Berusaha melepas gelang yang
susah dilepas)
Taro Bracelet : "T... Tunggu tunggu, aku tau kau karena aku dapat melihat secercah cahaya di
hatimu, dan aku tau apa saja yang telah kau rasakan."
Eky : "Lalu, apa maumu?"
Taro Bracelet : "Sebelumnya aku perkenalkan diriku dulu. Aku adalah Ultraman Taro,
_Ultraman Number Six._ Aku saat ini tengah berada dalam sihir seorang alien jahat bernama
Alien Gaki yang mau menguasai semesta ini. Kurasa takdirlah yang mempertemukan kita disini
dan aku ingin memintamu untuk mengalahkan Alien Gaki agar aku bisa bebas dari wujud
bracelet ini."
Eky : "Mengalahkan alien? Kau pasti bercanda!"
Saat aku tengah kebingungan, tiba-tiba ada seorang nenek-nenek yang hendak menyeberang,
akan tertabrak oleh mobil Toyota. Tanpa kusadari, aku langsung menolongnya dan tiba-tiba
tubuhku bergerak sangat cepat dan berhasil menggendong nenek-nenek itu di pinggir jalan.
Nenek-nenek : "Terimakasih ya cu, telah menyelamatkan nenek."
Eky : "Eh? Oh yah baik nek, untung saja nenek selamat." (Sambil Kebingungan)
Aku pun pulang ke rumah untuk membahas ini lebih lanjut dengan Taro.
Eky : "Jadi, tolong jelaskan maksud dari kejadian tadi."
Taro Bracelet : "Seperti yang sudah kusinggung di awal pertemuan kita, aku melihat secercah
cahaya dan harapan di hatimu yang dapat bermanfaat bagi semua orang. Maka dari itu, kejadian
tadi merupakan wujud dari kebaikan hatimu untuk menolong nenek-nenek tadi, dan kau juga
memiliki kekuatanku yang membuatmu bisa melakukan banyak hal. Maka dari itu, aku mohon
kepadamu untuk mengalahkan Alien Gaki. Dengan kekuatan ultraman ku, dan kekuatan hatimu.
Maka kejahatan dan kegelapan Alien Gaki akan dapat dihancurkan."
Eky : "Emm tapi..."
Tiba-tiba ibu sudah pulang dari kantor dengan raut wajah yang memberitahu bahwa ibu tengah
marah, dan dia melihatku sekejap berbicara dengan Taro Bracelet.
Ibu : "Ah rasanya pekerjaan hari ini membuatku emosi saja. Eky! Apa yang kau
lakukan?! Kenapa kau berbicara sendiri dengan gelang itu?! (Sembari menghampiriku) Gelang
apa ini? Sudah besar masih pakai gelang norak seperti anak kecil saja! Kau ini sudah umur
berapa hah?! *PLAK! (Dengan menampar wajahku)
Eky : "Em, maaf bu"
Ibu : "Maaf, maaf. Udah sekarang kamu tidur saja, ibu sangat capek sekali hari ini."
Eky : "Baik bu." (Sembari masuk ke dalam kamarku dan menutup pintu kamar)
Taro Bracelet : "Ternyata ibumu keras juga yah."
Eky : "Mungkin dia tengah lelah, oh yah untuk kesepakatan tadi. Baiklah, aku akan
membantumu dan kita akan mengalahkan Alien Gaki."
Taro Bracelet : "Wah Terimakasih banyak. Baiklah, aku akan mengajarimu tentang kekuatanku
besok dan kita akan memberantas kejahatan serta menolong sebagai latihanmu."
Keesokan harinya, aku berlatih bersama dengan Taro dengan menggunakan kekuatannya.
Banyak hal yang telah kupelajari tentang kekuatannya seperti serangan sinar, pukulan api,
kelajuan super, belajar terbang, serangan laser dari mata dan belajar membuat tameng pelindung.
Setelah belajar kekuatan Taro, aku memutuskan untuk terjun langsung membantu banyak hal di
sekitar dan memberantas segala hal yang tidak baik. Tetapi, karena aku tidak ingin banyak orang
tahu tentang identitasku, maka aku putuskan untuk membuat topeng dari kardus yang tidak
terlalu bagus karena aku tidak punya keahlian prakarya.
Banyak hal yang sudah kami lakukan, seperti memberantas perampokan bang BCA, membantu
tukanh yang terjatuh dari bangunan baru dan juga membantu rakyat kecil yang kesusahan.
Hingga tiba saat dimana kantor tempat ibuku kerja terbakar, dan dengan segera aku langsung
menyelematkan ibuku. Tetapi setelah menggendongnya, lantainya rapuh aku langsung pergi
namun reruntuhan mengenaiku dan tanpa pikir panjang aku mendorong ibuku agar tidak
tertimpa. Akhirnya ibuku selamat karena jatuh di matras, namun aku tertimbun oleh reruntuhan
itu. Ibuku yang penasaran, membuka topengku yang lusuh itu, dan sangat kaget mengetahuiku
yang tengah tidak sadarkan diri. Ibuku menangis histeris dan air matanya sangat deras sekali
membasahiku. Tiba-tiba Taro Bracelet bersinar dan Taro menyembuhkanku dengan cahaya
miliknya. Akhirnya aku sadar kembali dan ibuku memelukku dengan erat dengan berlinang air
mata. Sudah lama sekali aku tidak merasakan pelukan penuh cinta dari ibu. Namun ini tidak
berakhir begitu saja, tiba-tiba Alien Gaki muncul dengan wujudnya yang tidak besar dan hanya
seukuran manusia biasa dia menghampiriku dan ingin mengambil kembali Taro Bracelet.
Alien Gaki : "Hei bocah, sebaiknya kau berikan gelang itu kepada pemiliknya. Karena kau
masih belum bisa menggunakan kekuatan itu."
Eky : "Tidak, tidak akan pernah kuberikan Taro Bracelet ini kepadamu!"
Alien Gaki : "Oh, kau sudah tau namanya rupanya. Baiklah kalo begitu, aku akan merebut
paksa darimu."
Tiba-tiba Alien Gaki berlari dengan cepat dan mencekikku lalu melemparku ke reruntuhan.
Ibuku hanya histeris saja dan dihadang oleh polisi agar tidak terlibat. Aku masih sanggup untuk
bertarung dengannya dan kita bertarung dengan dahsyat di langit. Aku mengerahkan semua
kekuatanku dengan berbagai jurus yang dimiliki Taro. Pertarungan kita terlihat seimbang hingga
aku terlempar jauh karena komet yang dia ciptakan. Ibuku sangat panik dan langsung
menghampiriku, tetapi aku masih bisa bangkit untuk bertarung sedangkan ibuku yang histeris
berteriak "SUDAHLAH JANGAN DIPAKSAKAN!!!" Mau bagaimanapun juga aku harus
mengalahkan Alien Gaki sekuat tenaga.
Tetapi dia licik, saat aku fokus ke dirinya. Ia membuat komet raksasa dan menipuku, lalu dia
menghantamkannya menuju ibuku. Aku berusaha menyelamatkannya, tetapi tidak sempat hingga
akhirna ibuku tertimbun Komet miliknya. Aku terdiam, rasa sedih dan luapan amarah semuannya
mengacau di hatiku. Dan aku langsung menyerangnya dengan penuh emosi, memukulnya
berkali-kali tanpa henti, hingga semua tubuhku diselimuti api panas Taro dan aku
menghantamnya dengan tinju terkuatku hingga akhirnya terjadi ledakan luar biasa di langit, dan
Alien Gaki pun telah hancur. Semuannya berakhir, namun mungkin kehidupanku juga akan
berakhir karena kehilangan sosok orang yang kukasihi. Taro yang semula berwujud bracelet
akhirnya terbebaskan dan kembali ke wujud semulanya sebagai ultraman.
Saat aku berpikir akhir dari semuannya dengan tangis tanpa henti, suatu keajaiban tiba-tiba
muncul. Taro memberikan sebagian besar cahaya miliknya untuk memberi kehidupan kepada
ibuku. Ibuku akhirnya sadar dan pulih seperti sedia kala. Taro yang sudah kehabisan tenaga
berpesan kepadaku "janganlah pernah lelah untuk berbuat baik, dan terus memberikan kehidupan
kepada semua orang" sembari dia terbang menuju angkasa luar. Semuanya telah berakhir, namun
perjuanganku untuk terus berbagi kebaikan tidak akan pernah usai. Kondisi kota Banyuwangi
yang hancur, akhirnya dapat diperbaiki seperti sedia kala dan terlihat makin bagus. Semenjak
kejadian itu juga, hubunganku dengan ibuku menjadi baik dan kita semakin dekat. Serta
kehidupanku di sekolah mulai berubah menjadi lebih baik. Dengan kekuatan kebaikanku untuk
selalu membantu orang lain. Akan selalu kuperjuangkan hingga menuju akhir bahagia yang
sesungguhnya.
20. Saifatul Inzi : Virus mematikan
Virus covid-19,itulah virus yang saat ini menggegerkan negara kita bukan hanya negara kita tapi
seluruh dunia. Virus yang kecil ini membahayakan sekali,yaitu bisa membuat orang sakit bahkan
meninggal. Dimana virus ini sudah menyebar lebih dari 95persen negara didunia. Virus ini tidak
memandang berapa usia seseorang. Kegiatan diluarpun sedang tidak diperbolehkan untuk
memutus dan mengurangi virus covid-19 ini. Seperti,sekolah,toko-toko pun sedang tidak
diperbolehkan untuk dikunjungi. Sekarang belajarpun bukan disekolah tetapi,belajar dirumah
yang sedang saya lakukan saat ini. Aku berharap,virus covid-19 ini segera hilang dan berakhir.
Agar aku bisa melakukan kegiatan seperti semula. Karena,aku tak ingin orang-orang yang ada
disekitarku menderita virus yang sangat membahayakan ini. Yaitu, virus covid-19.
21. Saif Muhammad Ilham : Pergaulan bebas
Di sebuah pinggiran kota tinggalah satu keluarga kecil yang dikaruniai seorang anak perempuan. Ia
bernama Intan. Intan duduk di bangku SMA, lebih tepatnya di kelas 11. Orang tua Intan adalah
pegawai perusahaan ternama. Karena urusan pekerjaan lah yang membuat orang tua Intan pulang
larut malam. Sehingga Intan kurang mendapat perhatian. Hal itu lah yang membuat karakter Intan
menjadi anak yang bandel, suka melawan orang tua, dan keras kepala.
Suatu hari Intan memiliki seorang pacar. Namanya Rio. Rio adalah anak seorang pengusaha kaya raya
yang tinggal di pusat kota. Rio juga teman sejurusan Intan. Karena paras mempesonanya, Intan
menjadi sangat mudah untuk memikat hati Rio. Tanpa pikir panjang Intan langsung berpacaran
dengan Rio tanpa menyelidiki latar belakang Rio.
Di suatu malam, tepatnya saat mereka berdua sedang keluar bersama, Rio mengajak Intan untuk
menginap ke rumahnya. Karena kedua orang tua Intan edang sibuk bekerja maka Intan dengan leluasa
sesuka hatinya dapat menentukan pilihannya. Ia langsung menerima ajakan Rio. Sesampainya mereka
disana, Rio langsung mengajak Intan ke kamar. Rio mulai mendekati Intan, dan langsung menciumi
bibir Intan. Intan yang tak berdaya akhirnya menjadi pelampiasan rasa nafsu Rio. Setelah kejadian itu
mereka menjadi lebih sering melakukannya. Hingga sekitar 3 bulan setelah kejadian awal itu, Intan
menyadari bahwa dia sudah telat datang bulan. Sehingga ia melakukan tes dan hasilnya menunjukkan
bahwa dia positif hamil. Ia memberi tau Rio, dan Rio menyangkalnya. Awalnya Rio tidak mau tanggung
jawab. Tapi setelah perundingan antara mereka kedua akhirnya Rio bersedia untuk bertanggung
jawab. Mereka pun menikah.
Dan pada suatu hari setelah 13 tahun mereka menikah, Rio mendapati anaknya bertanya mengapa ia
lahir setelah 5 bulan mereka menikah. Rio pun terdiam mendengar pertanyaan anaknya. Rio tak kunjung
menjawab. Karena tak kunjung mendapa jawaban, anak tersebut bertanya pada Ibunya, alias Intan.
Intan juga terdiam mendengar pertanyaan anaknya. Lalu ia menjelaskan kepada anaknya dengan penuh
penyesalan. Intan menangis sembari menceritakan masa lalunya. Ia menyesali perbuatannya. Dan ia
berharap masa lalunya yidak terjadi pada anaknya

22. M.Nafis Ar-Rasyid As. : Reverse multiverse


Jefri adalah anak sebatang kara yang kehidupannya sangatlah miris. Ia tidak mempunyai
siapa-siapa di sisi nya. Yang ada hanyalah kantung keresek Indomaret yang setiap hari ia bawa
untuk baju gantinya yang hanya ada dua biji. Dia tidak punya rumah, karena rumah orang tuanya
telah disita karena hutang-hutang orang tuanya dulu. Kini, dia hanya tidur tanpa alas di pinggir
jalan gang sempit dan selalu berpindah-pindah.
Suatu Ketika Si Jefri ini tengah kelaparan. Ia bingung mencari makanan dimana, dan saat
dia mencari tong sampah disana-sini, dia tidak menemukan apa-apa. Lalu datanglah seorang
kakek-kakek misterius yang memberi Jefri sepotong roti dengan taburan meses ceres.
Jefri : “Wah terimakasih banyak kek.”
Kakek : “……”
Jefri : “Emm… kek?”
Kakek itu hanya terdiam dan tiba-tiba pergi begitu saja. Jefri berpikir bahwa roti sepotong itu
tidak akan mengenyangkan. Tetapi nyatanya, Jefri langsung kenyang seketika. Esoknya Jefri
berusaha untuk mencari uang denga mengamen menggunakan kaleng-kalengana di
persimpangan lampu merah. Tapi tiba-tiba terdengar suara bergemuruh di langit. Ada seekor
naga yang turun dari langit secara tiba-tiba. Semua orang panik termasuk Jefri sendiri. Tetapi
dari sudut jalan ada seorang wanita hamil yang sedang terengah-engah berlari dan diatasnya ada
bangunan yang tengah runtuh.
Ibu-ibu: “Tolong! Aduh… (Sambil Terengah-engah)
Jefri : “Gawat, bangunan diatas akan runtuh.:
Jefri pun berlari untuk membantu ibu-ibu itu, namun itu semua tidak sempat. Bangunan
itu telah hancur duluan dan tidak sempat untuk membantu ibu-ibu hamil itu. Tanpa pikir
Panjang, Jefri langsung mendorong ibu-ibu itu dan Jefri sendiri tertimpa reruntuhan itu. Jefri
berpikir bahwa dia sudah mati. Namun tiba-tiba dia dapat membuka matanya, dan keadaan di
sekitarnya Kembali menjadi normal. Lalu ada seorang pria misterius yang datang
menghampirinya.
Pria : “Hei ayo bangun! Saatnya kita merampok bank BCA.”
Jefri : “Heh? Apa?”
Jefri dengan kebingungan mengikuti saja perintah yang tidak jelas itu. Lalu saat berada di
perjalanan bersama di dalam mobil. Tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi meledak karena
diledakkan oleh SWAT yang mengepung jalan mereka. Dan akhirnya Jefri mati dalam ledakan
itu. Tiba-tiba Jefri terbangun lagi dan berada di dunia yang kacau karena zombie.
Jefri : “Kenapa aku terbangun lagi? Dan ada apa dengan keramaian ini?”
Tiba-tiba Jefri tertabrak oleh kerumunan orang-orang yang panik karena zombie itu. Dan
secara tiba-tiba Jefri sudah tergigit oleh kerumunan zombie itu lalu tenggelam dalam gigitan
kerumunan zombie. Jefri lagi-lagi terbangun dan berada dalam dunia dimana terdapat monster
yang sedang bertarung dengan ultraman. Dan lagi-lagi Jefri terkena insiden dan mati terinjak
oleh ultraman. Jefri sudah mulai muak dengan dunia aneh yang membuatnya mati berkali-kali
ini. Di dalam kondisi ruang yang gelap, Jefri mengoceh sendiri.
Jefri : “Aku sudah muak dengan mati berkali-kali ini!!!”
Tiba-tiba dia mulai mendapat kesadaran namun dia hanya berbicara sendiri saja.
Jefri : “AKU SUDAH MUAK!, AKU TIDAK INGIN BANGUN LAGI, AKU LEBIH BAIK
TERTIDUR SAJA SELAMANYA!!!”
Lelaki : “Nak, kamu kenapa berbicara sendiri waktu tidur tadi.”
Jefri : “Jadi aku mulai tadi hanya tertidur?”
Lelaki : “Iya nak, kau hanya mengigau daritadi.”
Jefri : “Oh, baiklah kalau begitu terimakasih.”
Lelaki : “Baik nak, aku pergi dulu.”
Jefri : “JADI SELAMA INI AKU HANYA MIMPI?!”
Dan ternyata ini semua hanyalah mimpi Si Jefri yang mungkin saja membuatnya berpikir
aneh-aneh karena kehidupan mirisnya.
23.mariyami: persaudaraan
Persaudaraan Ada dua orang bersaudara berkerjasama mengharap landang milik keluarga Mereka .yang
seorang si kakak ,telah menikah dan memiliki keluarga yang Cukup besar .sedangkan si adik masih lajang
dan berencana tidak menikah Ketika musim paden tiba, mereka selalu membagi hasil sama rata .selalu
bergitu Pada suatu hari si adik yang masih lajang itu berpikir tidak adil rasanya membagi Rata semua
hasil yang di peroleh.aku masih lajang dan kebutuhan hanya sedikit ,” Maka demi si kakak ,setiap malam
dia mengambil sekarung padi miliknya diam -diam meletak kan karung itu milik kakaknya .sedangkan
padi itu dia anggap cukup untuk mengurangi beban kakak dan keluarganya . Semetara itu kakak yang
sudah menikah pun merasa gelisah akan nasib adiknya .dan ia berpikir. “tidak adil jika selalu mbagi rata
semua hasil yang kami peroleh.aku punya istri dana anak-anak yang akan mampu merawatku ketika aku
tua .sedangkan adik'ku? Dia tidak punya siapa-siapa .Tidaka dan yang perduli ketika dia tua dan
miskin.sepertiya dia berhak mendapatkan hasil lebih dari aku .”karena itu setiap malam ia pun
mengambil sekarung padi milik adik satu satunya itu ia berharap satu karung itu dapat mengurangi
beban adiknya kelak. Bergitu pula ,selama bertahun tahun kedua bersaudara itu saling menyimpan
rahasia sementara padi di lubang keduanya tidak berubah jumbla nya .sampai suatu malam keduanya
bertemu ketika sedang memindah satu karung padi masing-masing lubang saudaranya . Di saat itu ia
sadar dan saling menagis berpukan ia tau dalam diam ,ada cinta yang sangat dalam yang selama ini
menjaga saudara mereka .ada harta yang justru menjadi perangkat cinta,bukan perusak. Demikia jika
kita saling

24. Astrid Maulida Hapsari: life it's a choice


Pagi ini mezhelyn nampak senang, mulai dari ia bangun tidur hingga ia sarapan, ukiran
senyuman itu tidak pernah ia hilangkan. Sampai-sampai membuat kedua orang tuanya bingung,
apa yang salah dengan anak perempuannya ini.
"Nak, kamu kenapa? Kok senyum-senyum terus" tanya sang ibunda sembari meletakkan nasi
didepan anaknya itu
"Nggak ada kok bunda, cuman lagi seneng aja" jawab mezhelyn dengan tetap menampilkan
senyumannya
"Memang ada apa sih? Hayoo gak boleh loh main rahasia-rahasiaan" balas ayah nya itu
"Emm, mezhelyn hari ini brgkt sekolahnya bareng sama temen mezhelyn" jawab mezhelyn
sedikit malu-malu
"Terus? Kenapa kamu sampe se-seneng ini? Jangan bilang temen kamu ini cowo ya?" Tanya
ibunda lagi dengan nada menggoda anaknya
"Sebenarnya iya bunda" jawab mezhelyn, hingga semakin merona di pipinya
“Nak Kevin bukan yang jemput? Biasanya kalo bareng dia ga sampe seseneng ini” Tanya sang
bunda
“Bukan bundaaa, ini beda lagii. Dikira temen cowo mezhelyn Kevin doing apa?” ujar mezhelyn
sembari meyakinkan sosok bundanya itu
"Hahaha, astagaa anak ayah sudah besar ternyata, sudah berani dekat dengan laki laki" ucap
ayahnya dengan mengusap kepala anaknya
"Ish ayah, rambutku nanti berantakan" kesal mezhelyn karna ulah ayahnya menghancurkan
rambut rapinya
"Biar saja berantakan, nanti biar pacarmu saja yang merapikannya hahaha" balas ayahnya
meledek anaknya, bundanya hanya tertawa melihat interaksi ayah dan anaknya ini
"Ish ayah, dia bukan pacarku, kita masih menjadi teman" ucap mezhelyn lagi, ia memanyunkan
bibirnya. kesal begini dia semakin imut saja
"Tapi suatu saat, dia akan menjadi pacarmu" lagi dan lagi ayahnya ini tidak pernah berhenti
menggoda anaknya
Kemudian, mereka pun melanjutkan sarapannya. Hingga kemudian mezhelyn dijemput dengan
teman laki lakinya. Mezhelyn pun segera pergi keluar rumah.
"Hai vin" sapa mezhelyn
"Eh hai lyn" sapa balik vino dengan senyumannya
"Udah siap? Gaada yang ketinggalan?" Tanya vino memastikan
"Gak ada kok, udah ayok berangkat, entar telat" jawab mezhelyn berjalan menuju arah motor
vino
"Eh bentar, pakek helm dulu biar aman" ucap vino sembari memakaikan mezhelyn helm
Tak perlu kalian tanya seperti apa perasaan mezhelyn sekarang. Jantungnya berpacu sangat cepat
ketika pandang matanya menatap ke arah atas dimana wajah vino terpampang dengan jelas
disana.
"Nah sudah, ayo berangkat" ucap vino kembali dan kemudian ia menaiki motornya disusul
dengan mezhelyn
Setibanya di sekolah, mezhelyn tidak sengaja bertemu dengan kevin sahabat laki lakinya.
"Eh lyn? Brgkt bareng vino?" Tanya kevin
"Iya vin, lu mau ke kelas kan? Bareng ya?" Jawab mezhelyn dan diangguki dengan kevin
Mereka pun berjalan bersama menuju kelas mereka.
Sebenarnya ada rasa cemburu yang besar di dalam hati seorang Kevin. mengetahui bahwa
sahabatnya ini dekat dengan lelaki lain. Semua itu karna kevin yang sejujurnya menyimpan rasa
kepada sahabatnya ini, namun ia tidak mau memberitahu, ia hanya tak rela jika persahabatannya
rusak karna hal semacam ini. Lebih baik ia pendam saja.
"Nanti pulang lu balik sama siapa?" Tanya kevin pada mezhelyn disampingnya
"Bareng vino, katanya dia sekalian ngajak jalan jalan" jawab mezhelyn
"Jalan jalan kemana?" Tanya kevin lagi, ia hanya ingin memastikan saja
"Gatau, katanya sih mau diajak ke gramedia, dia mau beli novel katanya" jawab mezhelyn
dengan pandangannya yang ter-arah kedepan
"Cowo baca novel?" Tanya kevin lagi sembari menatap mezhelyn
"Ya biarin aja vin, kali aja itu hobby dia" jawab mezhelyn dan hanya diangguki oleh kevin
"Lu yakin? Jalan berdua sama vino?" Tanya kevin memberhentikan langkahnya dan menghadap
mezhelyn
"Emang kenapa? Lu mau ikut?" Tanya balik mezhelyn dengan ikut berhenti dan menatap kevin
yang jauh lebih tinggi darinya
"Gak mau ah, yang ada gw jadi nyamuk" jawab kevin sambil melanjutkan langkahnya kembali
"Tapi janji ya, kalo ada apa apa langsung hubungin gw, awas sampe diem doang" lanjut kevin
lagi, setidaknya dia masih bisa menjaga meskipun dari jauh
"Iya iya vin, janji!" jawab mezhelyn dan ia tersenyum pada kevin.
Cerahnya matahari, kini telah digantikan oleh terangnya bulan. Suara jangkrik melengkapi
kesunyian di malam yang indah ini. Ya, sekarang sudah pukul 8 malam. Kevin berada di dalam
kamarnya sambil memainkan game di ponselnya. Namun ketika sedang asik bermain, tiba tiba
ada panggilan masuk.
"Yaelaahh siapa sih yang telepon? Ganggu orang main aja!" ucap kevin kesal kepada penelpon,
tapi ketika tertera nama sahabatnya, rasa kesal tadi pun langsung hilang
"Halo lyn? Lu kenapa?" Tanya kevin sedikit khawatir, takut sahabatnya ini mengalami hal buruk
"Gapapa vin, gw cuman pengen telpon" jawab mezhelyn dengan nada yang tenang
"Ohh gw lu kenapa kenapa, syukurlah. udah pulang?" Tanya kevin sambil ia peluk boneka iron
man didepannya
"Udah kok" jawab mezhelyn, astagaa.. inilah salah satu alasan yang sangat kevin sukai dari
mezhelyn, suaranya yang terdengar merdu dan tenang meskipun sedang berbicara biasa
"Udah mandi? Makan? Lu kalo belum makan gw matiin loh sambungan teleponnya" omel kevin,
ia tahu sahabatnya ini sangat sulit jika disuruh makan
"Hahaha udah semua kok vin, tenang aja. Emm vin" panggil mezhelyn pada kevin
"kenapa, hm?" Saut kevin di sebrang sana
"Gw pengen cerita nih, soal gw waktu jalan jalan sama vino tadi" jawab mejelin
Kevin awalnya terdiam sejenak, perlahan lahan kevin merasakan ada rasa sakit, iri, cemburu, di
halam hatinya. Tapi kemudian ia kembali menyadarkan dirinya.
"Iya lyn, cerita aja gapapa" jawab kevin dengan sabarnya
"Jadi tuh, tadi gw waktu pulang sekolah. Gw itu dipakein helm vin sama dia, aarrgghh, lu tau gak
sih gimana perasaan gw?" Tanya mezhelyn dengan nada yang antusias
"Haha, gimana?" Jawab kevin dengan tawa palsunya, ia bahkan semakin kuat memeluk boneka
iron man didalam dekapannya
"Rasanya kayak ada kupu kupu banyak banget vin diperut gw, sumpah gw baru itu digituin sama
vino, vinn. Terus kita berdua langsung pergi ke gramed nyari nyari novel yang bagus, dia tuh
anaknya jahil banget ya ternyata. Gw berapa kali dikagetin sama dia, sampe gw diliatin
pengunjung yang laen" ucap mezhelyn dengan nada kesalnya ketika ia dijahili oleh vino tadi

Kevin hanya tersenyum saja, ia harus kuat menanggung semua resikonya. Meskipun ada rasa
cemburu dan iri yang menggebu, tapi setidaknya kevin harus tetap menahan semuanya termasuk
egonya demi persahabatan.
"Dia juga beliin gw novel vin, bagus banget novelnya, soalnya novel ini sih yg gw pengen baca.
Setelah kita dari gramed, terus dia ngajak makan vin di Mcd, gw kebetulan laper yaudah tuh gw
langsung pesen ayam. Setelah dari Mcd gw diajak ke toko make up gitu vin, dia beliin gw
lipbalm" ucap mezhelyn lagi dengan antusias
"Dia yang nawarin lu atau lu yang minta?" Tanya kevin, akhirnya setelah dia mengheningkan
cipta ia kembali membuka suara
"Dia nawarin ke gw, katanya suruh pilih aja terserah. Tapi.. karna gw gamau bikin dia miskin
seketika, jadi gw cuman beli lipbalm satu itu doang. Kebetulan lipbalm gw abis" jawab
mezhelyn, sambil ia memukul bantalnya ketika mengingat bagaimana ia pergi bersama vino tadi
Mezhelyn terus bercerita tentang semua yang ia alami tadi, kevin dengan sabarnya terus
mendengarkan. Kemudian entah apa yang terjadi pada kevin, tetapi terbesit di pikirannya untuk
mengatakan semua perasaannya pada mejelin.
"Terus tuh ya vin, dia tuh jal-"
Kevin tanpa permisi, tiba tiba saja memotong perkataan mezhelyn
"Lyn" panggil kevin
"Iya kenapa vin?" Tanya mezhelyn
"Gw pengen bilang sesuatu sama lu" jawab kevin sedikit gugup
"Bilang apa? Bilang aja kali" balas mezhelyn yang sepertinya penasaran
"Haahh.... jujur ya lyn. Gw sebenernya udah lama nyimpen rasa sama lu. Lebih tepatnya lagi,
mulai dari pertama kali gw ketemu sama lu. Gw gatau apa yang salah sama gw, gw dulu udh
nyoba lupain lu, tapi gw gabisa. gw malah semakin suka sama lu. Rasanya kayak, gw dilarang
buat ngelupain lu dan gw wajib seneng ke lu. Gw tau gw cuman sebatas sahabat di mata lu, tapi
gw udh gak tahan lyn, gw pengen ungkapin dan bikin hati gw lega. Gw tau lu suka sama vino,
udah lu kejer aja vino gausah peduliin gw. Anggep aja setelah gw bilang ini, lu anggep gaada
yang terjadi, gw mohon jangan jauhin gw lyn. Gw cuman sekedar pengen bikin hati gw lega, gw
gak berharap apapun atas pernyataan gw ini" jawab kevin menjelaskan semua isi hatinya
selama ini dan tanpa sadar ia meneteskan air matanya diiringi dengan suaranya yang memelan.
Mezhelyn yang tertegun atas semua pernyataan kevin hanya bisa bungkam dan tidak tau harus
menjawab apa. Jujur mejelin sedikit kecewa kepada Kevin. Pasalnya, selama ini mezhelyn selalu
menganggap kevin sebagai sahabatnya tapi nyatanya sahabatnya itu malah tidak menganggap
dirinya sebatas sahabat saja.
"Gw gatau vin pengen njawab apa, tapi gw sedikit kecewa sama lu, lu selama ini gw anggep
sebagai sahabat yang paling gw percaya. Lu tau sendiri kan kalo gw itu sekali nganggep lu
sebagai sahabat ya selamanya gw anggep begitu. Tapi kenapa lu malah anggep gw lebih dari
sahabat vin? Gw gamau hubungan persahabatan ini rusak. Tapi.. gimana lagi, gw kesel banget
sama lu. Gw gak nyangka lu begini. Udah lah mulai sekarang gausah saling anggep sahabat lagi"
jawab mezhelyn dengan nada yang kesal dan segera mematikan sambungan telepon
Kevin didalam kamarnya semakin terisak, biar saja ia dianggap cengeng, setidaknya dengan
begini ia dapat sedikit menguragi rasa sakit itu. Dengan boneka iron man yang ia peluk dengan
sangat erat, di bagian
kepalanya nampak basah karna air mata kevin yang menetes.
Setelah kejadian malam itu, mezhelyn mulai menghindari kevin. Mulai dari ia menghapus nomor
kevin hingga ia tidak pernah menyapa kevin lagi di sekolah.
Seandainya kevin tidak mengatakan semuanya malam itu, ia yakin pasti hari harinya dipenuhi
dengan mezhelyn yang akan terus bercerita tentang vino dan mezhelyn. Seandainya.. jika kevin
bukanlah sahabat mezhelyn, apakah mungkin ia akan berhasil mendekati mezhelyn?
Apapun yang kita pilih itu pasti memiliki hikmah tersendiri. Hidup itu seperti permainan, dimana
kita harus memilih salah satu diantara yang lainnya. Paling penting dalam permainan ini adalah
kita harus memahami bagaimana cara bermainnya, karna sesuatu yang kita pilih itu akan
menentukan bagaimana alur cerita permainan berikutnya terjadi.
Hari demi hari kevin jalani tanpa adanya mezhelyn di kehidupannya. Gadis itu kini tidak pernah
muncul di kehidupannya lagi, bahkan melihat wajah kevin saja sepertinya gadis itu tidak sudi.
Kevin hanya bisa pasrah dan menerima semuanya, lagipula ini adalah pilihan yang ia buat. Maka
ia harus menanggung semua atas pilihannya sendiri.
"Bro, mezhelyn katanya jadian sama vino, emang bener?" Tanya edward, temen sekelas kevin
"Gatau, udah lah lu jan bahas mereka. Kesel gw" jawab kevin malas mendengar nama gadis itu
lagi
"Lah malah ngambek lu" balas edward lagi, kemudian ia pergi meninggalkan kevin
Sebenarnya berita itu sudah lama kevin dengar, tetapi kevin tidak peduli tentang berita itu. Mau
gadis itu jadian dengan kepala sekolah pun ia tidak peduli lagi. Karna ini adalah kesempatan
baginya untuk melupakan gadis manis itu di hidupnya.
"Haahh...sepertinya jalan jalan di sekitar sekolah lebih baik, disini membuat kepala gw makin
pusing" ucap kevin kemudian ia pergi keluar kelas
Lingkungan sekolah kevin sangat bersih dan hijau, kevin sangat senang jika berjalan jalan seperti
ini. Biasanya ia akan berjalan bersama mezhelyn, tapi dalam beberapa hari ini ia terpaksa harus
pergi sendiri.
Kevin kini tiba di taman sekolah, dimana biasanya dijadikan tempat untuk berpacaran disini.
Ketika ia melihat lihat sekitar, pandang matanya tidak sengaja tertuju pada seorang gadis dan
seorang pria yang sepertinya ia kenal.
"Tunggu sebentar, itu bukannya mezhelyn dan vino? Sedang apa mereka? Ah gw lupa, ini kan
tempat orang pacaran mungkin mereka sedang berbagi kata kata manis, mending gw nyari
tempat lain aja" ucap kevin tetapi ketika ia akan melangkah pergi, terdengar nada vino yang
meninggi
"APA YANG LU TAHU HAH??!!" bentak vino pada mezhelyn, nampak disana wajah mezhelyn
yang sedikit ketakutan tetapi berusaha untuk terlihat tegar
"LALU UNTUK APA LU PERGI DENGAN VERONICA KEMARIN??!!" Tanya mezhelyn
yang ikut membentak vino
"Heh, denger ya. Bukan urusan lu, terserah gw dong pergi dengan siapa aja" jawab vino tidak
meninggi tetapi menekan
"TENTU SAJA INI URUSAN GW ALVINO!! GW INI PACAR LU, GW JUGA BERHAK
MENGETAHUI DENGAN SIAPA LU PERGI" balas mezhelyn tetap meninggikan nadanya dan
menatap tajam wajah vino
"Mulai sekarang lu bukan pacar gw lagi. Jadi sekarang, lu udah gak ada urusan atau hubungan
apapun lagi dengan gw" ucap vino kemudian ia pergi meninggalkan mezhelyn
Mezhelyn dengan perlahan duduk dikursi taman dengan air mata yang mengalir. Mezhelyn tidak
kuat lagi membendung air matanya sejak vino membentak dirinya, mezhelyn memang anak yang
lemah, ia tidak bisa dibentak sedikit pun.
Kevin yang awalnya ingin pergi dan tidak peduli dengan mezhelyn lagi, berganti dengan
menghampiri mezhelyn yang menangis terisak disana.
"Hei, ada masalah apa?" Tanya Kevin dengan lemah lembut, ia duduk disamping mejelin
Mezhelyn hanya diam dan semakin mengencangkan tangisannya.
"Lu inget ga? Gw dulu pernah bilang, kalo lu nangis.. gw ngerasa sakit hati banget, rasanya
kayak gw udah gagal jadi sahabat lu. Yaa...meskipun gw gak tau gw masih lu anggep sahabat
apa enggak" lanjut kevin lagi
Tanpa berucap apapun, mejelin pun langsung memeluk kevin dan membuat seragamnya basah.
Kevin hanya menerima pelukan dari sahabtnya yang hatinya sedang hancur itu dan menepuk
nepuk punggung mezhelyn. Juga sesekali mengusap kepala mezhelyn agar dia bisa tenang
"Vin, gw minta maaf vin" ucap mejelin yang tetap berada di pelukan kevin
"Udah gausah minta maaf, lu gak ada salah kok" jawab kevin tetap mengusap kepala mezhelyn
"Tapi gw selama ini udah bikin lu sakit hati juga vin. Gw yakin, apa yang gw rasain sekarang..
pasti ini yang lu rasain waktu gw nolak lu" balas mejelin lagi, haahh...seragam kevin selain
terkena air mata mezhelyn terpaksa juga terkena ingusnya
"Udah deh lyn, gausah diinget, itu udah dulu. masa lalu itu gausah dikenang tapi dijadikan
pelajaran" ucap kevin menenangkan mezhelyn
"Gw pengen jadi pacar lu vin" ucap mezhelyn sambil melepas pelukannya dan menatap kevin
"Lu baru beberapa menit yang lalu putus, skrg lu nembak gw?" Tanya kevin dan diangguki oleh
mezhelyn
“Lu di keadaan yang seperti ini, masih bisa bercanda ya ternyata. Astaga lyn lyn.. “ ujar Kevin,
sesungguhnya Kevin juga tidak yakin dengan perasaan sahabatnya yang tiba tiba seperti itu
“gw gada niatan buat bercanda vin, gw beneran” jawab meyzhelyn. Ia berusaha meyakinkan
Kevin atas kalimatnya yang dikira Kevin hanyalah sebuah candaan
“Gini ya lyn, Meskipun lu lagi bercanda ataupun serius dengan kalimat yang tadi lu ucapin. Gw
bakal nolak ly-
“-karna apa vin? Lu kenapa sekarang jadi kayak gini?” Tanya mezhelyn sembari menatap dalam
mata Kevin dengan mata yang sembab
“eum.. gw Cuma nepatin kat kata lu aja sih. Masih inget ngga? Intinya, lu ngucapin pas kita
terakhir kali telfonan
“gw bisa tarik kata kata itu kok vin, dengan ini.. Kita bisa jadi pasangan” mezhelyn mencoba
untuk mencari cara agar mereka bisa berpacaran layaknya remaja lainnya
"Sorry lyn, tetep gw gabisa, gw udah keburu ngilangin perasaan gw buat lu, gw udah capek kalo
seumpama gw nerusin perasaan gw, lu dateng di waktu yang salah lyn, waktu gw udh ga ada rasa
sama lu, lu dengan tiba tiba bilang kayak gini. Plis lyn, gausah kasih gw harapan lagi, udah
cukup waktu itu aja gw harus nangis semaleman. Udah waktu itu aja, gw gamau ngulang, dan gw
udh jadiin itu sebagai pelajaran di hidup gw. Lu seharusnya lyn, jadiin ini semua pelajaran juga
buat hidup lu, masih banyak cowo yang pengen jadian sama lu, gausah lu mikir kalo gaada cowo
lagi setelah vino. List calon suami lu gak berhenti di vino doang, masih banyak lyn namanya, list
itu akan berhenti ketika lu udah nemu seseorang yang bertanggung jawab atas keluarga kecil lu
nanti. Jadi lu gausah kayak gitu, mending lu anggep gw sebagai temen lu lagi aja, gw bakal
nerima kalo kayak gitu" ucap kevin menjelaskan semuanya agar mezhelyn mengerti
"Haahh...oke vin, kalo itu mau lu. Gw gak bisa maksa. Gw nerima lu lok sebagai temen gw lagi,
gw gak pengen persahabatan kita rusak lagi" jawab mejelin dengan senyuman manisnya
Kevin pun membalas senyum manis mezhelyn dan mengacak acak rambut dia dengan lembut
dan penuh kasih saying. Kevin juga tidak menyangka kalau dia dengan mezhelyn bisa berteman
seperti biasanya lagi.
Dan hari hari berlalu seperti biasa. Namun dengan alur cerita yang berbeda

25. Siti khotijah : The first meeting love


Hari yang cerah, matahari bersinar di tempatnya yaitu di atas langit yang indah. Sekarang adalah hari
minggu pertama Arum di rumah barunya setelah kemarin ia menata setiap ruangan di rumahnya.
Arum tengah berjoging di taman area perumahan. Tak lupa Arum tersenyum rama saat berpapasan
dengan warga perumahan di sana.
Saat melewati area lapangan basket yang ada di perumahan itu, tiba-tiba tak sengaja seseorang
melempar bola basket tepat di kepala Arum.

Bukkhhhh!!!!
Sakit dan pusing itu yang saat ini Arum rasakan. Pandangan Arum mulai kabur, setelahnya Arum jatuh
pingsan tak sadarkan diri.
Di sisi lain Sazang pelaku pelemparan bola basket dengan santai  berkacak pinggang seakan ia merasa
tak bersalah.
"Hemmbekk, liat tu, anak orang lo buat pingsan. Tanggung jawab sana," ucap Najmi teman Sazang.
"Haduhh ....iya, iya," dengan malas Sazang menuruti perintah Najmi.
Sazang menghampiri Arum yang terkulai lemas akibat lemparan basket yang mengenai kepala.
"Mbak, bangun mbak, kalo mau tidur jangan di sini,"
"Huss...Sazang gubluk, dia bukan tidur njirr, tapi pingsan." protes Najmi  sambil menjitak kepala Sazang.
"Ya, terus gue kudu gimana, gue gak kenal dia siapa," sahut Sazang.
"Di gendonglahh, abis itu bawa ke kursi, gitu aja kok ribet sih," ucap Najmi geregetan.
Dengan malas akhirnya Sazang menuruti saran Najmi. Di gendonglah Arum lalu ia di letakkan diatas
kursi.
"Mbak, bangun mbak," panggil Sazang sambil menepuk pipi Arum.
"Duh..ni orang kagak mau bangun lagi, nyusain amat sih," keluh Sazang.
"He, sadar ini itu semua gegara lo, lempar basket kebablasan,"
"Tapi gue gak sengaja ya...," balas Sazang tak mau kalah.
"Maka dari itu lo, tanggung jawab Sazang bin markonah, huh," Najmi makin geregetan pada Sazang dan
hendak menonyor kepala Sazang.

Pada akhirnya mereka berdua pun berdebat salah dan tidak salah. Yang Sazang tak ingin di tuduh salah,
yang Najmi menuduh perbuatan Sazang salah. Mereka berdebat hingga melupakan kondisi Arum yang
baru saja tersadar dari pingsannya.Arum bingung melihat dua cowok kekar yang tengah berdebat entah
karna apa. "Kalian siapa?" pertanyaan Arum membuat Sazang dan Najmi berhenti berdebat.
"Saya manusia," balas Sazang dingin. Lalu mendapat tatapan menusuk dari Najmi.
"Maaf mbak, tadi teman saya gak sengaja lempar bola basket sampai kenak kepala mbak, hehe..." ucap
Najmi mewakili Sazang.
Arum tak mengindahkan ucapan Najmi barusan. Ia tercengang melihat wajah Sazang menurutnya
tampan dan terlihat dingin. Tipe pria idamannya.Sazang yang merasa diperhatikan oleh Arum, hanya
membalasnya dengan tatapan dingin.
"Saya tahu saya tampan, tapi jangan lihatin sampek gitu juga kali," kata Sazang hingga membuat Arum
mengalihkan pandangannya karena malu."Cie..mbak nya suka ya, ambil aja mbak, mumpung masi
single," goda Najmi.Dan itu berefek pada pipi Arum yang langsung blushing. Beda lagi dengan Sazang
yang malah tidak suka di gitu kan.
"Enak aja lo, kalo ngomong, emang gue barang, main ambil-ambil," protes Sazang.
"Ehe...mayan kan Zang buat pengisi hati lo, yang kosong," goda Najmi hingga membuat Arum tertawa.
"Wahh...mbaknya ketawa, sunguhan singgle lo, mbak dia," ucap Najmi meyakinkan.
"Idihhh...ogah, kenapa gak lo, aja Mi. Dahlahh gue mau pulang," kesal Sazang lalu meninggalkan Arum
dan Najmi.
"Heee...belom minta maaf juga lo, Zang, dasar bocah,"
"Eh...gue masi bisa denger ya," sahut Sazang kesal lalu melangkahkan kakinya menuju rumah.

Arum menatap pundak Sazang yang lambat laun menjauh dari pandangannya. Entah mengapa melihat
Sazang berjalan seperti itu mengingatkan ia pada seseorang. Seseorang yang tak lama ini telah
meninggalkannya.
"Mbak, saya minta maaf atas nama sabat saya Sazang ya, mbak, ummm...kepala mbak, masi sakit kah?
Atau perlu saya bawa ke dokter,"
Arum membuyarkan lamunannya,"ehh..saya gapapa kok, santay aja, teman kamu itu sudah saya maaf
kan kok," ucap Arum sambil tersenyum rama.
"Okelah kalo gitu, saya mau susul Sazang dulu," Arum membalas dengan anggukan kepala.
"Btw, nama mbk siapa?" tanya Najmi sambil berdiri.
"Saya Arum, warga baru di perumahan ini," balasannya tersenyum.
"Oalahh..,pantes saya kayak gk pernah tahu mbak, saya Najmi dan sahabat saya yang tadi kayak bocah
itu namanya Sazang," Najmi memperkenalkan dirinya.
"Ohh..Sazang ya, namanya,"
"Hehe iya, sahabat saya emang gitu orangnya, dingin trus kayak bocah lagi, tapi dia juga baik kok
sebenarnya,"
Semenjak hari itu Arum mulai ada sedikit rasa penasaran dengan Sazang, dan yang ternyata rumah
Sazang berada di dekat rumahnya.
26.popidwik:tukang becak ketemu Kunti
TUKANG BECAK YANG BERTEMU KUNTILANAK
Pada suatu malam yang gelap gulita,di depan RSUD Blambangan ada seorang tukang becak
yang jengkel karena tidak mendapatkan penumpang dari siang hari. Dan akhirnya tukang becak
yang rumahnya di belakang RSUD tersebut memutuskan untuk pulang.
Dan tiba-tiba saat menuju jalan pulang ,muncul seorang perempuan yang berambut panjang yang
memanggilnya.....
Tukang becak :"wah ada penumpang nih"(pikir bapak tukang becak)
Dan akhirnya wanita tersebut naik....
Tukang becak:"mau di antar kemana mbak?"
Kuntilanak:"jalan2 aja pak nantik akan saya beritahu"(jawab wanita tsb dengan datar)
Ketika sampai di dekat kuburan,tiba tiba wanita tsb menyuruh tukang becak untuk berhenti....
Kuntilanak:"stop ,bang"(katanya)
Pada saat wanita tsb turun,pak tukang becak melihat wanita yang berambut panjang ini tidak
menampakkan kakinya di tanah, Sehingga membuat bapak tukang becak tersebut teriakk......
Tukang becak:"aaaaaa.........tidak......kuntilanak...."(sambil menggigil)
Dan dengan seponyan wanita tersebut melihat kearah tukang becak ....
Kuntilanak:"biarinn daripadaaaa lu tukang becaaaaaaakkkkkk.....eedddaaaaahhhh!"
27. fortuna oktavian : starry night

Anda mungkin juga menyukai