Anda di halaman 1dari 6

BERTEMU DENGANMU ADALAH HAL TERINDAH DI DALAM

HIDUKU

Hai, aku Zainab Aishwa Shofiyah, biasa di panggil Aishwa. Aku adalah remaja
ber usia 14 tahun, aku berasal dari keluarga besar yang bisa di bilang taat pada
agama, aku juga dari keluarga broken home, aku mempunyai 1 kakak dan 1 adik.
aku mempunyai 1 kakak laki laki namun kakak ku meninggal pada saat aku bayi
ber umur 1 minggu . semenjak kepergian kakak ku, ayah ku berubah, dia menjadi
kasar pada ibu ku selain itu ayah ku juga menduakan ibu ku. Ibu ku menjadi benci
pada kepribadian ayah ku setelah kepergian kakakku. Aku juga memiliki 1 adik
perempuan. Dia lahir saat aku berumur 4 tahun .

kami dibesarkan oleh kedua orang tua kami, tetapi kami di besarkan dengam kasih
sayang yang tulus hanya dari salah satu nya, yaitu ibu ku. Pada akhirnya aku
adalah anak kedua yang di haruskan menjadi anak pertama untuk menggantikan
kakak laki laki ku.orang tua ku hampir setiap hari berantem terus. Suatu hari
Mereka pernah berantem hebat, "Dasar kamu istri ga guna!!" Teriak ayah ku "kalo
aku ga guna terus kamu apa? Bisa nya main perempuan aja" ucap ibu ku, aku
sebagai seorang anak, apa ga sakit hati orang tua ku seperti itu?, cape banget
rasanya ngeliat mereka ribut terus setiap hari, aku ngerasa keluarga ku itu aneh.
Ayah ku seperti orang asing bagiku. Aku atau ayah ku yang kalau berbicara
seperlunya saja. Aku tidak pernah sama sekali bercerita keseharianku pada ayah,
kalau aku berada di dekat ayah, entah kenapa rasanya aku ingin menjauh.

Aku suka iri kalo ngeliat orang lain Deket sama keluarga nya, bisa cerita
keseharian nya, juga ga kekurangan kasih sayang dari seorang ayah. Pada saat aku
sedang bermain di taman bersama Icha, Icha adalah sahabatku, sering sekali aku
bermain bersama Icha. Saat di taman : "Cha enak banget ya anak itu, bisa se dekat
itu sama keluarga nya, aku iri sama dia" ucap ku, "aishwa, suatu saat nanti pasti
kamu bisa ngerasain kok rasanya jadi dia" ucap Ica. Aku juga tau ayah ku yang
membiayai ku sekolah, menafkahi aku, tapi aku masih merasa kurang, karna ayah
ku tidak memberiku kasih sayang yang cukup mungkin. Begitu juga keluarga
besar dari ayah ku. sepupu² ku menuntut ilmu di salah satu pondok pesantren, di
keluarga ku hanya aku saja yang bersekolah di SMP.

Dulu aku orang yang paling susah untuk di suruh beribadah, "Aishwa sholat!!"
Teriak ibu ku.. "iyaa" teriak ku, aku ini orang yang jarang beribadah. suatu hari
saat memasuki rumah nenek ku, "Baaa".. teriak ku " haloo neneekk", "kamu ini
masuk masuk bukan nya ngucap salam, ga sopan" ucap nenek ku.

Aku ini orang yang berbeda dengan sepupu sepupu ku, karna katanya aku ga se
sopan mereka!!. Aku kurang di hargai oleh keluarga besar ku karna aku tidak
mencari ilmu di pondok pesantren. "Udah kamu masuk pondok aja ya lulus SD
ini" ucap nenek ku, "aku gamau pondok,aku gabisa jauh dari orang tua ku jadi aku
SMP aja ya nek" ucap ku ,"alah kamu ini ngapain sih sekolah di SMP, mending
bareng sama sepupu kamu tuh di pondok" ucap nenek ku.

Aku juga pernah putus asa karna sering di beda bedain sama sepupu sepupuku
yang lain, waktu aku dan sepupuku lagi jalan bareng, kita ketemu sama tetangga
nenek "ehh Nara sama Ainun udah pulang dari pondok pesantren? semakin cantik
ya sekarang" ucap orang itu, "dasar orang², yang di sapa cuma mereka doang, di
puji puji pula, sedangkan aku ga di sapa" aku menggerutu di dalam hati ku.
Suatu hari Nara pulang dengan membawa sebuah piala kejuaraan Tahfiz Qur'an,
"aduuh cucu nenek juara 1" ucap nenek ku "keponakan tante emang yang terbaik"
"Lihat tuh si Nara, harus jadi contoh yang baik buat kamu" ucap ayah ku, "iya
iya" ucap aku, "dasar anak emas, aku aja pas menang lomba nyanyi pada biasa aja
tuh" menggerutu aku di dalam hati ku.

Sedih banget rasanya karna di perlakukan berbeda dengan sepupuku yang lain.
Suatu hari aku ikut bersama ibu ku di sebuah acara keluarga, "assalamualaikum
Tante, om , semuanya", sapa aku, "oh iya duduk²". "Assalamualaikum" salam
Nara dan Ainun "yaampun Nara sama Ainun Dateng, lagi pulang dari pondok ya,
makin cantik ya sekarang, udah cantik, sopan, pinter lagi, ayo duduk dulu", "iya
Tante" ucap Nara dan Ainun. Aku merasa kecewa karna tidak di perlakukan sama
seperti mereka, tapi yasudahlah mau bagaimana lagi, aku kan anak yang kurang
nurut.

Dulu aku pernah pacaran sama seorang laki laki bernama "Ariq", laki laki
berbadan tinggi, kata orang mah masih cinta cinta monyet, walaupun masih cinta
monyet, aku mengaggap dia sebagai pengganti ayah ku, aku mencari kasih sayang
yang tidak aku dapatkan dari ayah ku. dulu hubungan kita itu awet banget,
walaupun putus nyambung sih.

Ariq itu laki laki yang baaaiikkk banget , pengertian. Aku juga gatau kenapa harus
ariq, aku rasa ariq emag sebaik itu. Hal hal kecil yang tidak ku dapatkan dari ayah
ku pasti kudapatkan dari ariq.

Setiap malam kita chat, isi chat kita random banget, "ngapain ya kita hari ini"
ketik Ariq di chat itu, "sleepcall yuk!" Ucap ku. kalo kita lagi gabut kita ngitung 1
sampai 100 bergantian, saking gabut nya kita. setiap malam juga kita sleepcall,
kalo telfon nya mati sendiri kita saling salah salahan, "kok tadi telfon nya mati"
ucap ku, "kamu kali yang matiin" ucap Ariq, "aku ga matiin telfon nya riq, kamu
kali" ribut kita, lucu banget ya? hahaha. Selain itu aku cerita keseharian aku,dia
juga cerita keseharian dia.
Dulu kita sering banget jogging bareng, sama teman teman yang lainnya juga,
"aishwa yuk jogging" panggil ariq di depan rumah ku "aishwaa ayo jogging kan
tadi malam udah janjian kita" teriak Icha "lama banget nih aishwa" ucap faqih,
"iyaa tunggu sebentar" teriak aku.

Ariq udah aku anggap sebagai tempat aku bercerita, karna sama siapa lagi aku
cerita kalo bukan sama Ariq? "Ariq, ayah sama ibu berantem lagi hari ini" ketik
aku di chat ku bersama Ariq, kalau aku sudah bilang seperti itu, pasti ariq
menasehati ku. sampai akhirnya mencapai 1 tahun lamanya, hubungan kita
berakhir.

"Aishwa aku mau ngomong sesuatu" chat Ariq, "Ada apa riq?" Balas ku, "kita
putus aja ya? kayanya hubungan kita udah gabisa di lanjutin" ketik Ariq, "Loh
kenapa riq?,kamu yakin" balas ku, "aku yakin, wa" balas Ariq, "yasudah kalau itu
mau kamu" ketik aku, "Iya wa, maafin aku ya?.." balas Ariq, "iya riq gapapa kok"
balas ku. Di situ aku bisa di bilang gagal move on,

tapi lama lama aku move on karna di bantu sama teman teman aku yang baaiikk
bangett. "Udah dong, apa ga cape kamu mikirin dia terus, ayo move on kita
bantu!!". Akhirnya aku bisa move on.

aku bisa move on karna satu quotes ini "jangan menyimpan seseorang di dalam
hati, hati itu bolak balik sifatnya. Tapi simpanlah seseorang dalam do'a karena
do'a tercatat di langit selamanya", aku sangat penasaran dengan orang yang
membuat quotes itu

Sampai akhirnya aku telusuri di sosial media, ternyata yang bikin adalah seorang
habib, "Siapa dia, udah ganteng, suara nya merdu lagi, quotes yang dia bikin juga
bagus bagus nih".
Habib yang bernama "Muhammad Zaidan Yahya" seorang habib yang berparas
tampan, dan berwibawa. Anak dari orang tua yang hebat, terutama ibu nya,
seorang ibu hebat bernama ”Camelia yahya”. Dia adalah habib dari lulusan
pondok pesantren, habib ini hampir setiap malam menjadi pimpinan majelis di
banyak tempat. "Bagaimana aku tidak jatuh cinta sedangkan memandang nya saja
aku bisa setenang itu" . Siapapun yang memndang nya pati akan jatuh cinta. setiap
dia melantunkan sholawat entah kenapa hati ku bergetar rasanya.Aku ingin sekali
bertemu dengan nya, tapi sayang nya jarak tempat tinggal ku dan beliau jauh
bangett.

Setiap hari aku tidak pernah melewatkan live majelis nya, "jam berapa ini, jangan
sampai aku ketinggalan live nya habib Zaidan" ucap aku. Yang membuat ku
berubah adalah kata kata dari habib Zaidan, "Sehitam hitam nya tangan pasti
telapaknya putih, seburuk buruknya sikap seseorang pasti ada sikap baiknya yang
masih tersisih. Dan sepahit pahitnya kekecewaan pasti ada kemanisan yang di
hasilkan dari sebuah perjuangan. Maka jangan melihat seseorang lewat luar nya
mungkin di dalam hati nya ada kasih sayang yang besar." selain sholawat dan
quotes dari habib Zaidan, aku juga ter inspirasi dari ceramah ceramah para ulama.

Pada saat itulah aku mulai mengabaikan perkataan orang mengenai aku, aku mulai
menerima takdir hidup ku dan mulai belajar untuk rajin beribadah. Dari situ aku
sadar kalau Allah menegur ku, Allah menegur ku melalui beliau dan para ulama
ulama lainnya.

Bertemu dengan mu adalah hal terbaik di dalam hidupku, karna Habib Zaidan,
hidupku yang sekarang terasa menjadi lebih baik dan aku merasa senang untuk
menjalani hari hari ku. Jatuh cinta rasanya Ketika melihat nya, Ingin sekali
bertemu dengan nya, bagaimana ingin bertemu, jarak di antara kita jauh sekali, dia
juga tidak mengenalku,

Ingin aku memiliki masa depan seperti beliau untuk menemani hari hariku. Entah
kenapa aku selalu menyukai orang yang mustahil untuk aku miliki.
Ceritanya singkat, namun melekat. Sekedar hadir, namun bukan takdir. Kamu
boleh saja mencintai dirinya, asalkan kamu biarkan dia mencintai pilihannya.

Bukan beliau yang menyakitiku, tapi harapanku sendiri lah yang terlalu memaksa
untuk bisa bersamanya.

Sekedar dekat tanpa ikatan, Sekedar pengagum namun takut kehilangan. Bertemu
tanpa sengaja, mencintai secara tiba-tiba dan melupakan secara terpaksa. Aku
yakin cepat atau lambat akan terjadi, entah karena pasangan maupun masa depan.

Mungkin saja dimata orang lain, beliau terlihat biasa saja, namun dimata saya
beliau terlihat luar biasa. biarkan rasa ini memudar dengan sendirinya oleh waktu,
aku tidak ingin memaksa diriku untuk berhenti mencintainya.

Walau hingga pada akhirnya semesta tidak merestui kita untuk bersama dan
bersatu, aku akan tetap mengucapkan banyak terimakasih kepada beliau dan ibu
hebat nya, mama Camelia, karena beliau (habib zaidan bin haidar bin yahya) telah
menjadi perantara dalam hijrah ku.

SEKIAN

Cilegon, Oktober 2023

NAZWA KHOIRUNNISA

Anda mungkin juga menyukai