1
Untuk ayah dan ibu
2
Aku emang terlihat biasa-biasa saja di
hadapan kalian, tetapi di balik itu semua
hatiku menangis.
3
kembali seperti dulu, di mana semua terasa
begitu indah dan bahagia.
4
hanya alter ego. Kepribadian yang lain dari
diriku yang asli atau bisa dikatakan itu adalah
sisi lain dari diriku.
”Plakk..”
5
Mempunyai keluarga yang harmonis
adalah impian setiap anak termasuk aku. Aku
punya segalanya tapi tidak dengan keuarga
harmonis, ibu ku selalu sibuk dengan
pekerjaan begitupun dengan ayah.
6
“Kamu yang jahat Citra!” jawab ayah
tak kalah lantang
7
“maafin ibu sayang” ucap ibu dengan suara
lirih sambil memelukku yang sudah terisak
8
Aku pun melangkahkan kaki ke
kamar, karena menurutku kamar tidur adalah
tempat ternyaman untuk menangis.
Terkadang aku bingungg pada sikap kedua
orang tuaku, kenapa mereka selalu adu mulut
ketika hari libur, padahal hari libur adalah
waktu untuk istirahat dan berkumpul dengan
keluarga
Tokkk,,,tokk,,,tokkk
Clekkk
9
“mama hari ini ada kegiatan diluar,
kamu hati-hati ya di rumah” ucap ibu
kemudian
“Kemana bu?”
10
Aku pun kembali ke kamar setelah
melihat mama pergi menghilang dari
pandanganku, sendirian sudah menjadi
kebiasaanku ketika di rumah bahkan di luar
rumah. Aku tidak mempunyai seorang teman,
dulu aku punya seorang teman bisa dibilang
sahabat kami berdua sangat dekat bahkan
orang-orang mengira ku dan dia kakak
beradik saking dekatnya.
11
Sungguh aku umerindukannya,
mengingat Alicia aku jadi semakin sedih.
Karena tak ingin larut dalam kesedihan aku
berencana pergi kesuatu tempat yaitu taman
kota.
12
Setelah aku melihat salah satu bangku
yang jauh dari keramaian, aku langsung
bergegas duduk. Setelah itu aku membuka
salah satu novel yang ku bawa dari rumah
untuk ku baca, aku suka membaca berbagai
buku salah satunya buku sejarah dan itu buku
yang paling aku sukai.
13
Tiba-tiba ada laki-laki yang
menghapiriku, ia berkata: “hai, sedang apa
kau di sini?” tanyanya kepadaku
14
Aku hanya menjawab dengan
anggukan, rasanya terlalu malas meladeni
orang yang banyak bertanya seperti wiliam.
“Novel” jawab ku
16
“Listaa...” teriaknya sambil mengejarku
“cklekk..”
17
Aku pun melanjutkan langkahku menuju
kamar, lalu aku langsung andi dan
berpakaian. Karena lapar aku langsung
beranjak ke dapur, aku hanya memank mie
instan rasanya bosan setiap hari harus makan
mie instan,tapi mau bagai mana lagi dari pada
aku mati kelaparan.
18
“Lista ibu lagi bicara sama kamu!
Ucap ibu sambil sedikit membentak
19
ternyata ahh sudahlah, ucap ku sambil
bergegas berjalan ke kamar kerena nafsu
makanku seketika hilang
20
“Wiliam ada apa jam segini
menelponku” ucapku dengan bingung
“Tokkk,,,tokk,,,tokkk
21
“Cklekk” saat aku membuka pintu
tenyata yang mengetuk pintu dari tadi adalah
ibu, aku pun berkata: “ada apa bu?” Ucapku
23
“Ayo lista harus semangat” ucapku
kemudian
24
langsung turun kebawah untuk melihat meja
makan masih kosong
25
ketika pagi sangat sejuk berbeda dengan
siang hari.
“Lista ?” ucapnya
26
“Mau kemana?” tanyanya kembali
“Terserah” ucapku
27
kalinya pergi kekantin bersama seorang laki-
laki terlebih wiliam adalah siswa populer di
sekolahku.
28
“Hanya saja?”
29
Saat akan masuk ke dalam kelas dua orang
cewe menghadang ku, dia adalah kaka kelas
ku namanya Putri dan Bunga.
30
permisi” ucap ku sambil melangkah pergi,
tetapi lagi-lagi keduanya menahan lengan ku
32
Akhirnya aku sudah sampai di taman.
Aku melihat sekelilingnya dan ternyata tidak
ada siapa pun di sini selain aku. Aku pun
duduk lalu seperti biasa aku membuka novel
yang kemarin belum selesai aku baca.
33
dan berganti baju. Aku langsung merebahkan
tubuhku.
34
seperti dulu, andai saja aku bisa memutar
waktu, pasti aku akan menghentikannya.
35
Aku bangun dari tempat tidur dan
langsung bergegas mandi, rasanya sangat
fresh ketika mandi dipagi hari. Jam masih
pukul 05.30 wib, aku masih banyak waktu
untuk melakukan sesuatu sebelum pergi
kesekolah.
36
Setelah sampai di sekolah aku
langsung berjalan menuju ke dalam kelas,
aku mendengar ada suara yang tak asing
berteriak memanggil ku
“Listaaa”
37
Aku sebenarnya tak ingin terlalu
dekat dengan wiliam, karena aku tak ingin di
ganggu kembali oleh Putri dan Bunga seperti
kemarin.
38
kembali mencari tempat duduk di pojok yang
sepi.
39
Akhirnya sampai juga dirumah. Aku
langsung masuk tampa mengucapkan salam
terlebih dahulu.
40
“Wahh sudah jam 19.00” ternyata
lama juga aku tidur
41
akan kembali karna pekerjaannya di luar kota
telah selesai.
Kring,,kring,,kring
42
Dalam perjalanan pulang aku tak
hentinya tersenyum bahagia karna hari ini
aku tak sendiri lagi dirumah.
43
Aku pun berganti pakaian dahulu, setelah itu
mencoba untuk masak makanan kesukaan
Ibu, sambil menunggu kedatangannya.
44
“Hoaamm, jam berapa sekarang?
Gumamku
45
Aku menghubungi Ibu tapi nomernya tidak
aktif, karena beberapa kali tapi masih tetap
gagal akhirnya aku menyerah dan
membanting handphone ku ke kasur
46
Aku sudah bosan duduk terus menerus
akhirnya berjalan berjalan menuju jendela
luar, da melihat ke arah halaman rumah ku
berharap ibu datang dan membawakan ku
oleh-oleh.
“Sepi” ucapku
47
“Ibu pembohong!!” ucapku
48
Tiba-tiba aku mendengar dering ponse yang
aku lempar tadi ke atas kasur, aku
mengambilnya dan melihat siapa nama yang
menelfonku.
49
“Iyaa” jawab ku lirih
50
“Mungkin memang ibu sangat sibuk,ya
sibuk!” gumamku
51
memejamkan mata dan berusaha tidak
menangis seperti tadi, dan tak lama dari itu
aku pun tertidur.
....................................
52
“Lista buka pintunya” teriak ibu
memanggilku
Ceklekkk..
53
“Yasudah ibu kebawah dulu, kamu
jangan lupa mandi! Setelah itu turun dan
sarapan bersama!” ucap ibu
“Ayah?” tanyaku
54
“Apa ya kira-kira isinya” gumamku
menatap pemberian ibu
55
“Lista” ucap ibu ketika aku
membawapiring kotor kedapur
“Terus?”
56
Setelah mencuci aku bergegas masuk ke
kamar untuk membuka hadiah dari mama
tadi, ternyata setelah di buka isinya .
“Bu..” ucapku
58
Aku masih duduk menemani ibu di ruang
tengah, tidak ada percakapan setelah itu. Ibu
yang sibuk denga handphonenya dan aku
yang sibuk dengan pikiranku
“Buu..” teriak ku
59
“Ibu sibuk! Kalo mau main, main aja.
Ibu izinin” ucap ibu
“Lista..”
60
Aku menghela nafas kemudian berteriak
menjawab panggilan ibu
61
“Sama-sama sayang” ucap Ibu
tersenyum
62
“Ibu ada apa tadi manggil lista?”
tanyaku kembali
“Iya sayang”
63
‘Iya sayang, kalo gitu ibu kedalam ya” pamit
ibu meninggalkan ku
--------------
64
“Ya udah ayo kita pergi sayang” ajak
ibu sambil berjalan keluar rumah
65
popcron untuk cemilan nanti di dalam saat
menonton.
66
Ibu mengajaku melihat beberapa pakaian dan
barang lainnya. Setelah lelah berbelanja dan
berkeliling aku dan ibu pun pergi ketempat
makan dii salah saru restoran yang ada di
mall tersebut.
67
“Udah gak mau belanja atau jalan-
jalan lagi sayang?” tanya ibu
68
“Habis jalan-jalan bareng ibu” jawab
ku sambil menghapiri ayah
69
“Ada apa lagi yah kira-kira?”
gumamku
Plakkk..
Tokkk..tokkk..tokk
Ceklekk
73
Setelah kejadian saat itu banyak hal
yang berubah di dalam keluargaku, dari ayah
yang tak lagi tinggal bersama dengan aku dan
ibu. Ayah lebih memutuskan untuk pergi
meninggalkan kami. Setelah ayah pergi ibu
terlihat begitu menderita, aku tak tahu apa
yang ibu fikirkan. Namun dari ekpresi yang
aku dapatkan sepertinya ibu memikirkan
bagaimana menghadapi semua ini.
74
Waktu telah berlalu, kini aku tumbuh
menjadi gadis remaja 17 tahun yang duduk di
bangku SMA. Aku yang tumbuh menjadi
gadis tanpa sosok ayah membuatku
membenci ayah. Apalagi kini aku yang telah
mengerti dengan
75
perempuan lain. Aku yang mulai memahami
itu, membuatku semakin benci ayah.
------------
76
ibu. Aku tak mau sosok yang selama ini tegar,
meneteskan air mata lagi. Aku tak mau
melihat ibu sedih ketika mendengar kata itu.
77
selama 3 tahun mereka berpisah, ibu tetap
mencintai ayah seperti saat mereka masih
bersama, mungkin lebih. Ibu tidak dendam
pada ayah, dia bahkan memintaku untuk
memaafkan ayah.
78
ternyata ayah terkadang lewat di depan
rumah kakek untuk memastikan aku sehat,
melihat aku tumbuh. Dia tak mau menemuiku
karena dia tak mau aku melihatnya dalam
keadaan susah. Ayah ingin aku melihat dia
saat aku sudah tak membencinya. Itu yang
dipikirkannya.
79
kebencian pada ayahku sendiri. Mungkin aku
juga tak akan pernah tau kalau ibu masih
begitu mencintai ayah.
80