Anda di halaman 1dari 80

Prolog

Nama ku Calista, orang-orang sering


memanggilku Lista. Aku seorang anak yang
lahir dan besar di dalam keluarga broken
home, bukan karna keluarga yang tak lengkap
tapi karena orang tua ku sangat jarang di
rumah dan aku tak pernah mendapat kan
perhatian dan kasih sayang seperti keluarga-
keluarga yang lainnya.

Karna terlalu di sibukan oleh


perkerjaan masing-masing, ayah dan ibu ku
sering bertengkar ketika mereka ada di
rumah.

Karna sering terjadi pertengkaran


ayah dan ibu ku bercerai.

1
Untuk ayah dan ibu

Dimana cinta kalian yang dulu?

Dimana rasa sayang yang dulu kalian miliki?

Secepat inikah cinta dan sayang kalian


pudar?

Saat aku, buah cinta kalian, telah hadir


menghiasi hidup kalian?

Bukankah dulu kalian sangat menantikan


kehadiran kami?

Tidakkah ayah dan ibu memikirkan betapa


hancurnya perasaan kami?

Apakah kalian sadar hal ini sangat menyakiti


hatiku?

Apakah ayah dan ibu sadar aku begitu


terpuruk dengan keadaan ini?

2
Aku emang terlihat biasa-biasa saja di
hadapan kalian, tetapi di balik itu semua
hatiku menangis.

Apa yang harus aku katakan saat teman-


teman bertanya tentang ibu dan ayah?

Apa aku harus terus mengumbar senyum


demi menutupi kesedihan ini?

Dimanakah kedewasaan kalian? Bisakah


kalian tidak egois? Bisakah kalian memahami
perasaan kami?

Untuk ibu dan ayah..

Tahukah kalian aku iri saat melihat teman-


teman bersama keluarganya terlihat begitu
bahagia.

Ingin rasanya bertukar posisi dengan mereka.


Jauh dilubuk hatiku tersisip asa untuk bisa

3
kembali seperti dulu, di mana semua terasa
begitu indah dan bahagia.

Siapa sih yang yang gak tau apa itu


broken home? Semua orang pasti tau,
kebanyakan dari mereka mengira itu hanya
masalah sepele. Tapi bagi ku yang
merasakan, itu adalah pengalaman terburuk
yang terjadi di kehidupanku.

Aku, adalah bukti nyata kalau broken


home sangat menyeramkan. Bayangkan saja,
di masa aku kecil aku kehilangan sosok ayah.
Banyak orang mengira kalau aku baik-baik
saja, ada juga yang mengira kalau aku tidak
terpengaruh oleh adanya kerusakan rumah di
saat aku kecil.

Semua itu bohong, sewaktu kecil


hampir setiap kali rasanya hampa, kosong,
sunyi, sepi, sedih. Apa yang mereka lihat itu

4
hanya alter ego. Kepribadian yang lain dari
diriku yang asli atau bisa dikatakan itu adalah
sisi lain dari diriku.

”Plakk..”

Suara tamparan menggema dikmar


ibu dan ayah lalu tak lama dari itu disusul
oleh terikan ibu yang cukup nyaring

Cukup mas!, kamu yang jahat! Jerit ibu

Untuk sekian kalinya aku mendengar


terikan ayah dan ibu, entah kenapa mereka
selalu saja seperti ini. Membuat ku merasa
takut berada dalam rumah.

Nama aku Callista Robertson, tapi


kerap kali di panggil lista. Aku anak tunggal
dari pasangan Citra dan El Robertson mereka
adalah orang tua ku.

5
Mempunyai keluarga yang harmonis
adalah impian setiap anak termasuk aku. Aku
punya segalanya tapi tidak dengan keuarga
harmonis, ibu ku selalu sibuk dengan
pekerjaan begitupun dengan ayah.

Mereka tidak memperdulikan aku


sebagai anaknya, mungkin mereka kira uang
lebih penting dari segalanya. Aku hidup di
rumah sebesar ini seperti sendirian karena ibu
berangkat kerja pagi begitupun dengan ayah,
mereka sama saja tidak ada bedanya.

Setiap hari libur yang aku dengar


hanya terikan mama dan papa, seperti pgi ini
untuk kesekian kalinya aku mendengar mama
berteriak dengan lantang

“Kamu jahat mas!! Ucap ibu

6
“Kamu yang jahat Citra!” jawab ayah
tak kalah lantang

Kamu! Ucap ibu kembali

Karena tak tahan dengan teriakan


mereka berdua aku pun beranjak untuk
menemui keduanya dan berkata: “Stop bu,
yah! Ucapku dengan keras

Mereka kaget melihat ku yang sudah


berada di dekatnya.

Lista mohon bu, yah stop! Ucapku


sambil meneteskan air mata

“Lista..” ucap ibu dan ayah

Lista mohon stop bu, yah! Ulang ku


kembali

Kulihat mama menghampiri ku


begitupun dengan papa, lala mama berkata:

7
“maafin ibu sayang” ucap ibu dengan suara
lirih sambil memelukku yang sudah terisak

“Maafin ayah juga lista” ucap ayah

Aku diam berada di pelukan ibu,


karena rasanya aku tak sanggup lagi untuk
berkata. Ibu yang melihatku menangis ikut
meneteskan air mata sedangkan ayah hanya
memandang aku dan ibu dengan tatapan
kosong. Aku melihat diwajah ayah ada
penyesalan

“Maafin kita berdua sayang” ucap


mama sambil terus menghapus air mataku

Aku hanya diam tak menjawab,


setelah tangisku mulai reda aku melepaskan
pelukan mama sambil berkata: “yah, bu lista
ke kamar dulu” ucapku tampa mendengar
jawaban dari keduanya

8
Aku pun melangkahkan kaki ke
kamar, karena menurutku kamar tidur adalah
tempat ternyaman untuk menangis.
Terkadang aku bingungg pada sikap kedua
orang tuaku, kenapa mereka selalu adu mulut
ketika hari libur, padahal hari libur adalah
waktu untuk istirahat dan berkumpul dengan
keluarga

Tokkk,,,tokk,,,tokkk

“Sayang buka pintinya ini ibu!” ucap


ibu sambil mengetuk pintu

Aku buru-buru menghapus air mataku


dan beranjak membuka pintu

Clekkk

“Ada apa ma?” jawabku berusaha


untuk tersenyum

9
“mama hari ini ada kegiatan diluar,
kamu hati-hati ya di rumah” ucap ibu
kemudian

Aku sudah menduganya dan ternyata


benar, ibu memanggilku hanya untuk memint
izin kepadaku.

“Kalo ayah bu?” Tanyaku

“Ayah mu baru saja berangkat” jawab


ibu

“Kemana bu?”

“Ibu gak tau, yaudah Ibu berangkat”


ucap ibu sambil mencium pipiku tak lama
dari itu ibu pergi meninggalkanku tampa
menunggu jawaban dariku

“Selalu saja begini” gumamku lirih

10
Aku pun kembali ke kamar setelah
melihat mama pergi menghilang dari
pandanganku, sendirian sudah menjadi
kebiasaanku ketika di rumah bahkan di luar
rumah. Aku tidak mempunyai seorang teman,
dulu aku punya seorang teman bisa dibilang
sahabat kami berdua sangat dekat bahkan
orang-orang mengira ku dan dia kakak
beradik saking dekatnya.

Namanya Alicia dia seumuran dengan


ku, dia itu orang nya baik,cantik,dan sangat-
sangat polos. Tapi dia meninggalkan ku
sampai sekarang, aku gak tau alasannya apa.
Padahal diantara aku dan alicia tidak ada
masalah apapun. Alicia tiba-tiba pergi tanpa
sepengatahunaku dan sampai sekarang aku
tidak mengetahui keberadaannya.

11
Sungguh aku umerindukannya,
mengingat Alicia aku jadi semakin sedih.
Karena tak ingin larut dalam kesedihan aku
berencana pergi kesuatu tempat yaitu taman
kota.

Aku pun berjalan menuju taman kota


yang menurutku tempat yang jarang di
kunjungi orang, aku tidak suka keramaian.
Menurutku keramaian adalah tempat paling
tidak nyaman, karena disana banyak orang-
orang yang pada akhirnya akan meninggalkan
kita sendirian, maka dari itu aku tidak suka
akan keramaian.

Tidak butuh waktu lama akhirnya aku


sampai juga. Aku mencari tempat duduk yang
dari keramaian. Cuaca sore hari ini terlihat
sedikit mendung, tapi mendung bukan berarti
akan turun hujan bukan?

12
Setelah aku melihat salah satu bangku
yang jauh dari keramaian, aku langsung
bergegas duduk. Setelah itu aku membuka
salah satu novel yang ku bawa dari rumah
untuk ku baca, aku suka membaca berbagai
buku salah satunya buku sejarah dan itu buku
yang paling aku sukai.

Membaca buku seorang diri tampa di


temani oleh siapapun. Aku sendiri tak punya
siapa-siapa, selain kedua orang tuaku. Tapi
kedua orang tuaku sibuk bekerja tampa
memperdulikan anaknya.

Aku tak butuh harta benda yang


mewah yang aku butuhkan hanya kedua
orang tuaku yang selalu menemaniku,
memberi kasih sayang yang seharusnya aku
dapat sejak kecil.

13
Tiba-tiba ada laki-laki yang
menghapiriku, ia berkata: “hai, sedang apa
kau di sini?” tanyanya kepadaku

Laki-laki yang menghampiriku dia


adalah Pratama wiliam. Dia adalah sosok
yang mempunyai kulit putih bersih, hidung
mancung, bulu mata yang lentik, mata yang
tajam dan jangan lupa bibir yang merah muda
alami sehingga ia diberi julukan cowok
ganteng yang mampu membuat para kaum
perempuan terpesona dengan ketampanan
laki-laki itu, dan dia adalah tetangga baruku.

“Aku hanya ingin menenangkan


pikiran ku saja” jawabku dengan padangan
yang lurus kedepan tampa mau menoleh
sedikutpun ke arah laki-laki itu.

“Sendirian?” tanyanya kemudian

14
Aku hanya menjawab dengan
anggukan, rasanya terlalu malas meladeni
orang yang banyak bertanya seperti wiliam.

“Boleh aku duduk?” tanyanya


kemudian

“Silahkan” jawabku tampa menoleh


kepadanya

Aku pun melanjutkan membaca buku


yang tadi sempat aku tunda karena
kedatangannya, tak lama dari itu dia kembali
berkata: “Baca buku apa?” tanyanya

“Novel” jawab ku

“Judulnya” tanyanya kembali

Aku menghiraukannya karena menurutku


pertanyaan dia tidak penting. Terkadang
manusia hanya ingin tau tidak membantu!,
maka dari itu aku paling tidak suka ketika ada
15
orang yang mencoba untuk masuk kedalam
kehidupan pribadiku.

“Listaa...?” tanyanya untuk kesekian


kalinya

“Ada apa?” jika tidak penting


mending gak usah bertanya!” ucapku dengan
tegas

Tapi dia tidak menghiraukan perkataanku, sia


malah semakin gencar bertanya kepadaku.
Karena aku merasa terganggu aku pun
memutuskan untuk pulang

“Lista mau kemana?”

“Pulang!” jawab ku sambil melangkah pergi


meninggalkan dia

Aku sayup-sayup mendengan terikannya tapi


aku tetap berjalan tampa menoleh kepadanya.

16
“Listaa...” teriaknya sambil mengejarku

Aku masih tidak menghiraukan teriakannya


dan lanjut berjalan dengan tergesa-gesa.

Padahal hari ini adalah hari untuk ku


menenangkan diri tapi gagal karena ada
wiliam si tetangga baru yang menurutku
sangat menyebalkan.

Tak terasa telah sampai di depan rumah,


rumah yang membosankan menurutku.

“cklekk..”

Aku membuka pintu dan ternyata semuanya


masih sama sepi tampa ada penghuni kecuali
aku.

“Ayah dan ibu belum pulang jam


segini ?! gumam ku

17
Aku pun melanjutkan langkahku menuju
kamar, lalu aku langsung andi dan
berpakaian. Karena lapar aku langsung
beranjak ke dapur, aku hanya memank mie
instan rasanya bosan setiap hari harus makan
mie instan,tapi mau bagai mana lagi dari pada
aku mati kelaparan.

Saat aku tengah makan tiba-tiba aku melihat


seseorang membuka pintu dan ternyata itu
ibu, aku pun melanjutkan makan tempa
menyapanya terlebih dahulu

“Lista kamu udah makan?” tanya ibu


menghampiriku

Aku menoleh dan berkata: “iya bu’ ucap ku


sambil terus makan tampa menghiaraukan
keberadaannya

18
“Lista ibu lagi bicara sama kamu!
Ucap ibu sambil sedikit membentak

“Bu plis deh jangan mulai!” ucap ku

“ Makannya dengerin ibu dulu” ucap


ibu kembali

“Iya bu ada apa?” ucap ku dengan


terpaksa sambil menghentikan makan terlebih
dahulu, padahal aku lagi laper banget

“Ayah kamu belum pulang?”


tanyanya

“Mungkin belum, lista gak tau”


jawabku

“Yasudah kamu lanjut makan lagi”


titah ibu sambil berjalan meninggalkan ku

Ternyata ibu hanya bertanya soal ayah. Aku


kira penting sampai ibu membentak ku, tapi

19
ternyata ahh sudahlah, ucap ku sambil
bergegas berjalan ke kamar kerena nafsu
makanku seketika hilang

Ku merebahkan diri di kasur, sambil


memandang langit-langit kamar dan
membayangkan bagaimana jika ayah dan ibu
meninggalkanku di kemudian hari, ahh
rasanya sesak jika sampai kejadian itu
kenyataan.

Aku teringat ada tugas sekolah yang belum


aku kerjakan, aku pun turun dari ranjang dan
duduk di bangku belajar.

Saat aku tengah mengerjakan tiba-tiba ponsel


di dekat nakas buku ku berbunyi, aku pun
mengambilnya dan melihat siapa yang jam
segini menelfon ku

20
“Wiliam ada apa jam segini
menelponku” ucapku dengan bingung

Aku pun mengabaikannya, pasti anak itu


hanya mengganggu.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul


21.00 wib, salama itu aku belajar

“Hoamm ah ngantuk juga” ucapku

Karena mengantuk aku pun membereskan


buku-buku dan langsung pergi ketempat tidur
untuk menyelami mimpi yang indah

“Tokkk,,,tokk,,,tokkk

Suara seseorang mengetuk pintu dari luar

Aku yang baru terlelap pun terpaksa bangun


untuk melihat siapa yang mengetuk pintu
kamar ku

“Bentar” sahutku sedikit berteriak

21
“Cklekk” saat aku membuka pintu
tenyata yang mengetuk pintu dari tadi adalah
ibu, aku pun berkata: “ada apa bu?” Ucapku

“Ibu cuma mau bilang besok ibu ada


kerjaan diluar kota dan kira-kira mama akan
menginap disana sekitar lima hari” jelas ibu

Aku yang hanya mendengar ibu berkata


seperti itu sudah terbiasa karena ibu memang
sering gak ada dirumah begutupun dengan
ayah, aku pun menjawab: “sama ayah juga
bu?” tanyaku kemudia

“Enggak ibu sendiri” jawabnya

“Terus kalo ayah?”

“Mungkin sama tapi beda kota”


terang mama

“Yasudah” ucapku sambil berbalik


meninggalkan ibu
22
“Listaa..” panggil ibu

“Iya bu apa lagi?, lista ijinin kok


lagian kan ibu gak perlu minta izin ke lista,
percuma juga kalo larang pasti ayah dan ibu
akan tetap berangkat, benerkan kan bu?”
tanyaku sambil menutup pintu kamar

“Lista bukan begitu maksud ibu” ucap


ibu di balik pintu

Aku mengabaikan teriakan ibu..

“Ah kenapa air mata ini keluar sih”


ucapku dengan kesal sambil menghapus air
mata

“Aku sudah terbiasa dengan semua


ini, jadi aku gak boleh nagis!” ucapku
menyemangati diri sendiri sambil berusaha
tersenyum

23
“Ayo lista harus semangat” ucapku
kemudian

Karena tidak mau berlarut-larut dalam


kesedihan aku pun mencoba memejamkan
mata dan lama-kelamaan rasa kantuk pen
datang.

“Kringgg,,kringggg,,” suara alarm


berbunyi

“berisik banget sih” gerutuku sambil


menghentikan alarm

“Astaga udah jam 07 lewat aku harus


siap-siap berangkat kesekolah” dengan
terburu-buru aku bangun dari tempat tidur
dan langsung menuju kekamar mandi

Beberapa menit kemudian aku sudah selesai


berpakaian, ridak membutuhkan waktu lama
untuk menyelesaikan mandi menurutku, aku

24
langsung turun kebawah untuk melihat meja
makan masih kosong

“Ibu kemana?” gumamku

“Ehh lupa ayah dan ibu pasti sudah


berangkat dari tadi, ahh menyebalkan!”

Karena tak ada makanan di meja aku pun


langsung berangkat pergi kesekolah, tak lupa
aku mengunci pintu rumah terlebih dahulu

Aku berjalan kaki kesekolah, karena jarak


dari rumah dari sekolah cukup dekat kira-kira
10 menit aku berjalan sudah sampai di
sekolah. Udara di pagi hari ini sangat sejuk
dan aku menyukainya. Aku melihat-lihat
pohon yang berjejer disetiap jalan yang aku
lalui, orang-orang pun banyak berjalan kaki
ketika pagi hari, mungkin karena suasana

25
ketika pagi sangat sejuk berbeda dengan
siang hari.

Tak terasa akhirnya aku sampai di sekolah


aku langsung berjalan menuju kelas
menghiraukan orang-orang yang selalu
menatapku aneh. Aku tidak tau kenapa
mereka menatapku seperti itu mungkin
karena aku tidak suka ketika ada orang yang
medekatiku.

Tek terasa jam beberapa jam berlalu,


“Kringg,,kringg.kringg”bel istirahat berbunyi

Aku yang memang dari pagi belum makan,


aku pun beranjak dari kelas menuju kekantin.
Saat aku berjalan menuju kantin, wiliam
memanggil dan menghampiriku

“Lista ?” ucapnya

“Ada keperluan apa?” tanyaku balik

26
“Mau kemana?” tanyanya kembali

“Kekantin” ucapku sambil


mepangkahkan kaki, tapi baru beberapa
langkah wiliam sudah menahan langkah ku
dengan mencekal lenganku

Aku pun berhenti dan langsung menepis


tangannya

“Ada apa lagi?” ucapku dengan tegas

“Maaf boleh bareng ke kantinnya?”


tanyanya

“Terserah” ucapku

Melangkahkan kaki tak lama dari itu wiliam


mengikutiku dari belakang

Rasanya sangat malu ketika aku sudah


sampai dikantin orang-orang yang ada di sana
memandangku karena aku baru pertama

27
kalinya pergi kekantin bersama seorang laki-
laki terlebih wiliam adalah siswa populer di
sekolahku.

“sudah abaikan saja lista” ucap


wiliam kepada ku

Dia mungkin menyadari ketidaknyamanku


ketika semua orang di kantin menatapku, lalu
aku menjawab:”oke baik”

Aku dan wiliam memesan dua piring nasi


goreng dan dua gelas es teh manis, etelah itu
aku duduk dibangku bagian pojok belakang
begitupun dengan wiliam yang mengikutiku.

Aku merasa wiliam selalu menatapku, kerena


penasaran aku pun berkata: “Ada apa?”
mengapa selalu mentapku?

“Ehh gak papa lista, hanya sajaa...”


jawabnya

28
“Hanya saja?”

“Kamu cantik” ucapnya sambil


tersenyum menatapku

Aku yang mendengarnya langsung terdiam


sebentar dan langsung berkata:”Karena
perempuan” jawabku sambil meneruskan
makan yang sempat tertunda.

“Tapi kamu beda lista!” ucapnya


kemudian

“Terserah” jawabku sambil berdiri dari kursi


dan pergi mrninggalkannya

“Aku harus menghindari wiliam,


karena aku gak mau sampai jatuh cinta
kepadanya” gumamku sambil berjalan
menuju kelas

29
Saat akan masuk ke dalam kelas dua orang
cewe menghadang ku, dia adalah kaka kelas
ku namanya Putri dan Bunga.

Keduanya tiba-tiba mendorongku dan berkata


dasar murahan!” ucap keduanya sambil
tersenyum mengejek

Aku yag tak bisa menahan berat badan pun


akhirnya terjatuh kerena mereka mendorong
ku secara tiba-tiba.

“Awww” aku meringis karena kaki ku sedikit


sakit

“Heyy anak kesepian sini bangun!”


ucap putri sambil menatapku

Aku langsung bangun dan berkata:“ada


keperluan apa kalian?, jika tidak ada hal yang
penting yang akan kalian bicarakan, saya

30
permisi” ucap ku sambil melangkah pergi,
tetapi lagi-lagi keduanya menahan lengan ku

“Ada apa ya?” tanyaku kembali


sambil menepis tangan mereka berdua

“Dengar ya jangan coba-coba untuk


dekati Wiliam!, karena dia itu pacarnya
Putri!” ucap Bunga kepada ku

“Saya gakk pernah dekati dia!” yang


ada dia yang mencoba mendekati saya!” ucap
ku dengan tegas

Lalu setelah itu aku berjalan meninggalkan


keduanya tampa menghiraukan terikannya.

“Hari yang sangat menyebalkan”


gumamku

Aku pun langsung duduk dan menunggu guru


masuk, tak lama dari itu pelajaran pun
dimulai.
31
Tak terasa bell pulang sudah berbunyi,
teman-teman sekelasku sangat bersemangat
untuk pulang, tepi berbda dengan ku aku
tidak bersemangat untuk pulang ke rumah.

Aku pun melanjutkan perjalanan ku menuju


ke rumah aku tidak langsung pulang, karena
percuma saja aku di rumah tidak ada siapa-
siapa. Aku berjalan sambil melihat sekeliling
sesekali aku besenandung kecil.

“Semoga saja Wiliam tidak


menemuiku lagi di taman” harapku

Aku tidak mau Wiliam terus menerus


mengikutiku, karena aku tidak mau sampai
jatuh cinta kepadanya.

“Ahh sudalah lah memikirkan nya


membuat kepalaku jadi tambah pusing!”
gumamku.

32
Akhirnya aku sudah sampai di taman.
Aku melihat sekelilingnya dan ternyata tidak
ada siapa pun di sini selain aku. Aku pun
duduk lalu seperti biasa aku membuka novel
yang kemarin belum selesai aku baca.

Karena hari semakin sore aku memutuskan


untuk pulang. Aku membereskan buku novel
ku. Aku beranjak dari kursi dan berjalan
menuju rumah yang menurutku
membosankan.

Sepuluh menit kemudian aku sudah sampai di


rumah,aku membuka pintu dan ternyata
masih kosong sama seperti pagi.

“Ehh aku lupa kan ayah dan ibu pergi


keluar kota” gumamku

Aku pun mengunci pintu dan langsung pergi


kedalam kamar. Setelah itu aku pergi mandi

33
dan berganti baju. Aku langsung merebahkan
tubuhku.

Tak lama aku bangkit dan pergi kedapur


karena cacing-cacing di perut ku sudah minta
untuk diisi

“Mie istan lagi” ucapku dengan lirih

“Tak apa lah dari pada mati konyol


karena kelaparan!” ucapku

Setelah makan tadi aku langsung


pergi masuk kedalam kamar, rasanya hidupku
sangat membosankan. Aku melihat foto yang
terpajang didindig disana ada foto
aku,ayah,dan ibu.

Ini foto ketika aku masih berumur dua


tahun, disana ibu sedang menggendong ku
sambil tersenyum dengan bahagia begitupun
dengan ayah. Aku jadi merindukan momen

34
seperti dulu, andai saja aku bisa memutar
waktu, pasti aku akan menghentikannya.

Tak terasa air mataku menetes ketika


aku mengingat kembali momen dimana ibu
dan ayah yang dulu.

“pliss jangan menangis callista!”


ucapku sambil menghapus air mata

Setelah itu tak terasa aku mengantuk,


sebelum mataku tertutup aku berkata: “
semoga saja aku tidak bangun besok pagi”
ucapku lirih

Kringgg kringg kringg

Suara alarm membangunkan ku di


pagi hari ini, aku pun mematikannya.

“Ternyata ucapanku semalam tidak


menjadi kenyataan!”ucap ku dengan lirih

35
Aku bangun dari tempat tidur dan
langsung bergegas mandi, rasanya sangat
fresh ketika mandi dipagi hari. Jam masih
pukul 05.30 wib, aku masih banyak waktu
untuk melakukan sesuatu sebelum pergi
kesekolah.

Aku menuju dapur kulihat tidak ada


mie instan dikulkas yang ada hanya beberapa
lembar roti tawar dan satu toples selai
kacang, karena yang ada hanya itu aku pu
mengambilnya dan memakan sekitar dua roti
yang sudah ku baluri selai kacang dan segelas
susu hangat.

Setelah sarapan aku pun berangkat


kesekolah, tak lupa aku menutup pintu
rumah. Sepertia biasa aku berjalan menuju
sekolah.

36
Setelah sampai di sekolah aku
langsung berjalan menuju ke dalam kelas,
aku mendengar ada suara yang tak asing
berteriak memanggil ku

“Listaaa”

Aku menoleh ke belakang ketika ada


seseorang yang memanggilku dan sudah ku
duga ternyata dia Wiliam

“Ada apa?” jawabku tampa


menghiraukan keberadaannya

“Nanti jam istirahat kekanti bareng


yukk” ajak nya

“Terserah” jawabku sambil pergi


berjalan kedalam kelas.

“Baik lah, sampai nanti” jawabnya


sambil tersenyum kearahku

37
Aku sebenarnya tak ingin terlalu
dekat dengan wiliam, karena aku tak ingin di
ganggu kembali oleh Putri dan Bunga seperti
kemarin.

Tak lama bell masuk pun berbunyi


dan aku pun mengikuti pelajaran seperti
biasa.

Kringg kringg kringg

Bell istirahat pun berbunyi, seperti


biasa aku berjalan menuju kantin

“Lista..tunggu” teriak Wiliam dari


arah kelasnya

Aku tak menghiraukan panggilannya


dan terus berjalan ke arah kantin.

Tak lama sampainya di kantin aku


memesan nasi goreng dan es teh manis, dan

38
kembali mencari tempat duduk di pojok yang
sepi.

“Lista..aku duduk di sebelahmu yah”


kata Wiliam kepadaku sambil duduk di
sebelahku

Aku tak menghiraukan keberadaanya


dan ingin cepat menyelesaikan makan ku dan
kembali ke dalam kelas.

Setelah selesai makan aku langsung


kembali ke dalam kelas dan menunggu bell
masuk berbunyi.

Tak lama bell masuk pun kembali


berbunyi dan aku kembali mengikuti
pelajaran yang ada.

Empat jam kemudia kelas selesai dan


semua murid pun berhamburan ke luar kelas,
begitupun dengan aku.

39
Akhirnya sampai juga dirumah. Aku
langsung masuk tampa mengucapkan salam
terlebih dahulu.

“Kosong” gumamku setelah berada


dalam rumah

Seperti biasa ibu dan ayah masih


belum kembali dari luar kota.

Aku langsung berjalan menuju


kedalam kamar. Mengganti pakain dan
langsung merebahkan badan ku diatas kasur.

“Kapan yah ibu dan ayah pulang?!”


gumamku

Setiap hari harus merasa kesepian


dirumah sendiri, tak lama aku pun tertidur.

“Hoammm..” ini sudah jam bereapa


yah?” gumamku sambil bangun melihat jam

40
“Wahh sudah jam 19.00” ternyata
lama juga aku tidur

Setelah itu aku beranjak bangun dan


mandi. Tak lama setelah selesai mandi aku
berjalan kedapur untuk membuat makan
malam ku.

Setelah makan malam seperti biasa


aku kembali kedalam kamar dan mengerjakan
beberapa tugas yang di berikan guru di
sekolah.

Tak terasa sudah pukul 21.00 wib

Aku membereskan buku pelajaran dan tugas


yang telah aku kerjakan. Kemudian aku
kembali merebahkan badan ku untuk
beristirahat

Beberapa hari telah berlalu dengan


kegiatan yang sama dan akhirnya Ibu hari ini

41
akan kembali karna pekerjaannya di luar kota
telah selesai.

Hari ini aku berangkat kesekolah


dengan senyuman yang tak henti-hentinya
karna hari ini Ibu menelfon ku dan
mengatakan akan pulang hari ini.

Sesampainya disekolah sama seperti


biasa aku mengikuti pelajaran dengan baik.

Dan tak sabar menentikan jam pelajaran


selesai agar aku bisa cepat pulang dan
bertemu Ibu.

Kring,,kring,,kring

Bell pulang akihirya berbunyi

“Akhirnya pulang juga” gumamku


sambil bergegas untuk berjalan pulang.

42
Dalam perjalanan pulang aku tak
hentinya tersenyum bahagia karna hari ini
aku tak sendiri lagi dirumah.

Setelah beberapa menit aku berjalan,


tak terasa aku sudah tiba di depan pintu
rumah

“Akhirnya sampai juga dirumah”


ucapku senang

Aku langsung masuk sambil


mengucapkan salam sedikit agak keras

“Kok masih kosong” gumamku

“Apa Ibu belum sampai?”

“Ahh mungkin jalannya lagi macet


sehingga Ibu belum sampai” ucapku untuk
berfikir positif

43
Aku pun berganti pakaian dahulu, setelah itu
mencoba untuk masak makanan kesukaan
Ibu, sambil menunggu kedatangannya.

“Kira-kira ibu suka gak yah sama


makanan yang aku buat” ucapku setelah
membuat cumi goreng dan
menghidangkannya diatas meja.

“Ahh semoga saja” lanjutku dengan


tersenyum

Aku memasak cumi goreng tepung, ya itu


salah satu makanan kesukaan ibu. Rasanya
tak sabar menunggu ibu pulang,
membayangkan ibu memakan masakanku
saja sudah membuatku sangat bahagia.

Aku menggu mama di meja makan, karena


mengantuk aku pun tertidur.

44
“Hoaamm, jam berapa sekarang?
Gumamku

Aku melihat jam ternyata sudah menunjukan


pukul 19:00 malam.

“Ahh sudah selama itu ternyata aku


tertidur”ucapku

Aku melihat makanan yang ku masak masih


utuh, berarti itu artinya mama belum pulang

“Ibu bohong lagi ternya!” ucapku lirih

Aku mencoba untuk tidak enangis, mungkin


saja ibu masih diperjalanan menuju kesini

“Ahh iya aku lupa! aku belum


menghubungi ibu”, ucapku dengan semangat
sambil mengganbil handphone yang ada
didalam kamar

45
Aku menghubungi Ibu tapi nomernya tidak
aktif, karena beberapa kali tapi masih tetap
gagal akhirnya aku menyerah dan
membanting handphone ku ke kasur

“Oke sabar lista, mungkin sebentar


lagi ibu akan datang” ucapku sambil
menghela nafas karena aku tidak mau emosi
terlebih dahulu

“Ya pasti ibu datang” ucapku


tersenyum

Lalu aku pun menunggu di meja makan


kembali sambil melihat makanan yang ku
masak tadi ternyata sudah dingin

Aku melihat jam sudah menunjukan pukul


19:25 wib, aku masih berusaha tidak
menangis dan mencoba berfikir positif

“Ibu kenapa lama sekali”gumamku

46
Aku sudah bosan duduk terus menerus
akhirnya berjalan berjalan menuju jendela
luar, da melihat ke arah halaman rumah ku
berharap ibu datang dan membawakan ku
oleh-oleh.

Sudah satu jam aku menggu didekat jendela


ternyata ibu tak kunjung datang, aku
mencoba menunggu samai jam sembilan
malam.

Karena capek terus menerus berdiri aku pun


duduk kembali di meja makan sambil melihat
sekeliling.

“Sepi” ucapku

Setengah jam sudah berlalu tapi ibu masih


belum datang, dan jam sudah menunjukan
pukul sembilan malamitu artinya mama
memang berbohong lagi kepada ku

47
“Ibu pembohong!!” ucapku

“Semuanya tidak menyayangiku!”


seketika tangisku pecah

Aku yang tengah emosi akhirnya membuang


makanan yang aku buat tadi ke tempat
sampah

“Ibu bohong lagi untuk kesekian


kalinya! Tidak ada yang bisa ku percaya
dirumah ini!”

“Semuanya sama!” aku menghapus


air mata ku dengan kasar

“Aku gak boleh nangis!” ucapku pada


diri sendiri

Lalu setelah itu aku berlari masuk kedalam


kamar mengunci pintu dan melanjutkan
tangisku.

48
Tiba-tiba aku mendengar dering ponse yang
aku lempar tadi ke atas kasur, aku
mengambilnya dan melihat siapa nama yang
menelfonku.

“Ibu” gumamku setelah melihat ibu


yang menelfonku

Aku mengangkatnya dan setelah itu aku


mendengar diseberang sana

“Lista?” ucap ibu diseberang sana

Aku hanya diam tak menjawab

“Lista kamu dengar suara ibu kan?”


tanya ibu kembali

Untuk kesekian kalinya aku tak menjawab

“Lista kamu dengar ibu kan!?” ucao


ibu sedikit membentak

49
“Iyaa” jawab ku lirih

“Ada apa bu?” tanya ku kembali

“maaf ibu gak jad---“

Aku memotong ucapan ibu:”iya Lista tau


bu!” ucapku dengan sedikit keras

“Maafin ibu ya, mungkin ibu pulang


jadinya besok pagi” ucap mama diseberang
sana

“Terserah ibu! Yaudah Lista tutup


telfonnya” ucapku langsung mengakhiri
panggilan ibu tanpa menunggu jawaban
darinya.

Tangis ku mulai reda setelah ibu menelfon ku


tadi, aku merebahkan diri dikasur sambil
memandang langit-langit kamar dengan
tatapan kosong

50
“Mungkin memang ibu sangat sibuk,ya
sibuk!” gumamku

Aku bangkit lalu mengambil foto dan


memandangnya

“Ibu sayang aku gak sih?” ucapku


berbicara sendiri

“Ayah juga sayang aku kan?” ucapku


sambil memandang foto ibu dan ayah secara
bergantian

Air mataku kembali menetes tapi tidak


sebanyak tadi, aku menghapus air mata ku
dengan kasar sambil berkata:”kalian sayang
Lista kan?” ucapku sambil memandang foto
keduanya

Setelah cukup berbicara aku menyimpan foto


kembali ketempatnya semula dan
merebahkan tubuhku di kasur, berusaha untuk

51
memejamkan mata dan berusaha tidak
menangis seperti tadi, dan tak lama dari itu
aku pun tertidur.

....................................

Tokkk tokkk tokkkk

Sayup-sayup aku mendengar ketukan pintu


dari luar, karena merasa terganggu aku pun
bangun tapi tidak langsung membuka pintu
aku mendengar suara ibu

“Lista ini ibu..”

“Buka pintunya! Ibu bawa oleh-oleh


buat kamu sayang” ucap ibu kembali

Aku masih tak bergerak dari tempatku,


rasanya ketika mengingat kembali kejadian
semalam rasa sedihku kembali muncul.

52
“Lista buka pintunya” teriak ibu
memanggilku

“Ibu sudah pulang!” ucapnya sambil


mengetuk pintu kamarku

Akhirnya aku pun bangkit dan bergegas


membuka pintu

Ceklekkk..

“Sayang akhirnya kamu bangu juga”


ucap ibu sambil menyerahkan sesuatu
kepadaku

“Apa ini bu?” jawabku tanpa


menatapnya

Dulu aku selalu bahagia ketika ibu


membelikanku oleh-oleh ketika ibu sudah
pulang dari luar kota, tapi hari ini berbeda

“Buka aja Lista” titah ibu

53
“Yasudah ibu kebawah dulu, kamu
jangan lupa mandi! Setelah itu turun dan
sarapan bersama!” ucap ibu

“Ayah?” tanyaku

“Ayah kamu belum pulang” jawab ibu

“Sudah sana cepat mandi! Ibu tunggu


di bawah ya sayang” ucap ibu sambil
mengecup keningku dan setelah itu ibu pergi
meninggalkan ku

Aku masih mematung ketikaibu mengecup


keningku tadi

“Tidak seperti biasanya ibu seperti


ini” gumamku

Aku pun menutup kembali pintu kamar ku


dan bergegas mandi, tak lama aku pun selesai
mendi.

54
“Apa ya kira-kira isinya” gumamku
menatap pemberian ibu

“Ahh nanti saja aku bukanya!”


ucapku sambil menaruhnya kembali

Aku brgegas turun ke bawah dan melihat ibu


sudah menunggu ku dimeja makan seorang
diri, aku bergegas menghampirinya

“Pagi Bu” sapa ku kemudian

“Pagi juga Lista” ucap ibu

“Ini dimakan ya! Ibu sudah beli


makanan kesukaan kamu” ucap ibu sambil
menyodorkan satu piring nasi lengkap dengan
segala lauk pauk yang aku sukai

Aku dan ibu pun makan dengan hening.


Setelah selesai aku bangkit dan membawa
piring kotor bekas makan ku dan ibu.

55
“Lista” ucap ibu ketika aku
membawapiring kotor kedapur

Aku berhenti dan berkata:“iya bu ada


apa?”

“Tadi pas ibu masuk ke dapur ibu gak


sengaja liat makanan di tong sampah” terang
ibu

“Terus?”

“Itu makanan kamu?” tanya balik ibu


kepadaku

“Iya bu, makannya gak enan jadi lista


buang” ucapku dengan tersenyum paksa

“Ohh gitu, ya udah gak papa”

“Iya, lista cuci piring dulu” ucapku


sambil melangkahkan kaki ku

56
Setelah mencuci aku bergegas masuk ke
kamar untuk membuka hadiah dari mama
tadi, ternyata setelah di buka isinya .

Isinya adalah sebuah kalung love


yang di penuhi dengan berlian-berlian mewah

“Kalung?” ucapku sambil meneliti


kalung tersebut

Aku membungkus kembali kalung itu dan


menaruhnya di meja belajar. Setelah itu aku
menghampiri ibu yang tengah asik dengan
handphone nya

“Bu..” ucapku

“Iya sayang,ada apa?” jawab ibu


langsung mematikan handphone nya

Tadi aku tengah melihat ibu tengah bertelefon


dengan sesorang, tapi ketika aku
menghapirinya ibu langsung mematikanya
57
seketika. Aku yang penasaran pun bertanya
kembali:

“Telpon dari ayah bu?”

“Iya” jawab ibu sambil tersenyum

Aku pun yang masih tak percaya pun berkata


kembali:

“Mana bu lista ingin bicara sama


ayah” ucapku sambil duduk dekat ibu

“Ayah udah matiin telponnya lista,


ayah lagi sibuk gak bisa diganggu untuk saat
ini” jelas ibu kepadaku

“Ohh yaudah nanti Lista telpon balik”

“Ehh tapi jangan sekarang” titah ibu

“Emang kenapa bu?”

“Ayah sibuk sekarang” jawab ibu.

58
Aku masih duduk menemani ibu di ruang
tengah, tidak ada percakapan setelah itu. Ibu
yang sibuk denga handphonenya dan aku
yang sibuk dengan pikiranku

“Lista kamu gak keluar?” tanya ibu


tiba-tiba

“Enggak bu” jawabku

Aku berharap ibu mengajak ku keluar untuk


pergi jalan-jalan tapi sampai saat ini ucapan
itu belum keluar dari mulut ibu

“Yaudah ibu keatas dulu ya” pamit


ibu meninggalkan ku sendirian

“Buu..” teriak ku

Ibu berhenti dan menoleh lalu beliau


memotong ucapanku

59
“Ibu sibuk! Kalo mau main, main aja.
Ibu izinin” ucap ibu

Setelah itu ibu tidak terliha dari


pandanganku. Wajahku murung kembali
ketika ibu bilang begitu

“Sibuk? Inikan weekend” gumamku

Aku yang merasa bosan pun bergegas pergi


masuk kedalam kamar, di dalam kamar aku
mengambil buku novel ku dan kemudian
merebahkan tubuhku di kasur lalu mulai
membaca novel.

Setelah beberapa lama membaca novel aku


mendengar ibu memanggilku

“Lista..”

“Lista kamu dimana?” teriak ibu

60
Aku menghela nafas kemudian berteriak
menjawab panggilan ibu

“Lista di dalam kamar bu” teriakku

Dan tak lama ibu menghampiriku kemudian


ibu berkata

“Lagi ngapain kamu? Tanyanya

“Lagi baca novel aja bu” jawabku


tampa melihat ibu

“Gimana hadiah yang ibu berikan?


Kamu suka kan?” tanya ibu beruntun

“Iya bu, terimakasih ya” jawabku

“Sama-sama sayang” ucap ibu

Sebenarnya aku kurang suka terhadap


perhiasan, tapi karena aku tak ingin membuat
ibu kecewa akhirnya aku berbohong

61
“Sama-sama sayang” ucap Ibu
tersenyum

Ibu pun ikut duduk di kasur, lalu beliau


berkata kembali:

“Buku novel mu bagus ya Lista”

Aku menoleh kepada ibu tatapan kami


bertemu lalu aku lebih dulu memalingkan
pandangan ku kembali ke buku novel
kusambil berkata:

“Iya bu, makasih”

Tak lama, aku memandang ibu sebentar


setelah itu aku berkata:

“Bu ayah kapan pulang?” tanyaku

“Ibu kan tadi sudah bilang kalo ayah


itu sibuk lista!” jawab ibu

“Iya bu maaf” ucapku

62
“Ibu ada apa tadi manggil lista?”
tanyaku kembali

“Eh iya ibu lupa, ibu mau ngajak


kamu keluar hari ini” jawab ibu

Aku yang sedikit sedih pun ketika mendengar


ucapan ibu barusan langsung bahagia dan
langsung berkata:

“Beneran bu?” tanyaku memastikan

“Iya sayang”

“Lista mau bu” jawabku dengan


semangat

“Nanti jam empat sudah harus siap


ya!

“iyaa bu” ucapku

63
‘Iya sayang, kalo gitu ibu kedalam ya” pamit
ibu meninggalkan ku

Rasanya sangat bahagia akhirnya setelah


sekian lama ibu mengajak ku kembali keluar
bersama, walaupun tidak bareng ayah tapi
aku tetap bahagia.

--------------

Sore hari pun tiba dan aku bergegas mandi


dan bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan
bersama ibu.

Tak lama setelah aku selesai dan siap untuk


jalan-jalan, aku pun keluar dari kamar dan
menunggu ibu di ruang tamu

“Udah siap yah lista?” tanya ibu

‘Iya lista sudahh siap bu” jawabku


sambil tersenyum

64
“Ya udah ayo kita pergi sayang” ajak
ibu sambil berjalan keluar rumah

Aku dan ibu pun pergi menghabiskan waktu


bersama.

“Ohh ya bu, kita mau kemana?”


tanyaku

“Kita ke mall aja ya sayang, kita


nonton, makan, dan shoping” jawab ibu

“Terserah ibu aja, asal sama ibu lista


sudah seneng kok” jawabku sambil
tersenyum menatap ibu

Sekitar tiga puluh menit perjalanan aku dan


ibu pun tiba di salah satu mall.

Aku dan ibu langsung menuju bioskop yang


ada di mall tersebut untuk memesan tikit
untuk nonton salah satu film dan memesan

65
popcron untuk cemilan nanti di dalam saat
menonton.

Kami pun menonton film, ibu memilih


menonton film yang menurutku mirip dengan
cerita di kehidupanku, yang bertemakan
broken home.

“Gimana filmnya sayang?” tanya ibu

“Bagus bu, caritanya sedih. Aku


merasa kasian kepada pemeran anak yang tak
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari
orang tuanya” jawabku

“Sama seperti hidup ku” bisik ku


dalam hati

“Ya udah kalo gitu kita lanjut makan


terus shoping yuk sayang” ajak ibu sambil
menarik tangan ku berjalan

66
Ibu mengajaku melihat beberapa pakaian dan
barang lainnya. Setelah lelah berbelanja dan
berkeliling aku dan ibu pun pergi ketempat
makan dii salah saru restoran yang ada di
mall tersebut.

“Kamu mau pesan apa?” tanya ibu

“Aku pesan nasi dengan ayam bakar


aja bu” jawabku

“Kamu mau makan itu aja? Gak ada


yang lain?” Lanjut tanya nya

“Udah itu aja bu” jawab ku

Ibu pun memesan kan makanan ku, dan


setelah makanan datang aku dan ibu makan
bersama

Tak terasa sudah jam sepuluh malam aja

“Ayo kita pulang bu” ajak ku

67
“Udah gak mau belanja atau jalan-
jalan lagi sayang?” tanya ibu

“Udah gak mau apa-apa lagi kok bu”


jawab ku

Ya sudah kalo gitu ayo kita pulang

Dalam perjalanan aku merasa bahagia walau


pun ada yang kurang lengkap rasa nya tampa
ayah

Tak lama aku dan ibu pun sampai di rumah,


aku merasa bahagia ketika melihat ada mobil
ayah terpakir di depan rumah

Aku bergegas masuk menuju ke dalam rumah


untuk bertemu ayah

“Ayahh..”teriak ku memanggil ayah

“Wahh anak ayah dari mana” tanya


ayah sambil menatap ke arah ku

68
“Habis jalan-jalan bareng ibu” jawab
ku sambil menghapiri ayah

“Ya sudah kamu masuk kamar dulu


sana, ayah sama ibu mau ngobrol dulu” titah
ayah kepada ku

“Ada apa ya?” gumam ku

“Tapi lista mau ngobrol sama ayah”


jawab ku

“Sudah malam kamu istirahat aja”


jawab aya

“Iya kamu istirahat aja sana” perintah


ibu

“Baiklah aku ke kamar dulu” jawab


ku sambil berjalan ke arah kamar

Aku merasa ada hal yang janggal antara ayah


dan ibu

69
“Ada apa lagi yah kira-kira?”
gumamku

Sesampai nya di kamar aku berganti pakaian


dan merebahkan diri di kasur

Tak lama dari itu aku mendengar sura ayah


dan ibu sedang bertengkar kembali

“Mulai lagi?” gumamku

“Ayah dan ibu kenapa setiap ketemu


pasti bertengkar?” tanyaku dalam hati

Plakkk..

Suara tamparan kembali terdengar..

Ayah dan ibu berdebat kembali

Aku yang sudah terbiasa mendengar hal itu


hanya bisa menangis.

Semakin lama pertengkaran ayah dan ibu


semakin hebatnya.
70
Ada suara barang yang terbanting dan pecah
berserakan di lantai.

Semakin kenjang suara mereka bertengkar


semakin takut dan sedih aku rasa.

“Sampai kapan kedua orang tua ku


seperti ini?” gumamku

Tak lama aku yang sudah tak tahan dengan


pertengkaran ayah dan ibu aku keluar dari
kamar dan berteriak sambil menangis sudah
yah, sudah bu..cukup kalian bertengkar nya

“Diam Lista! Kamu masuk dalam


kamar!” bentak ayah kepada ku

Hal tersebut membuat ku sangat terkejut dan


bergegas berlari masuk kembali kedalam
kamar dan menangis sejadi-jadinya

“Ayah jahat! ibu jahat! Kalian semua


jahat!” teriak ku dalam kamar
71
Tak lama aku mendengar suara mobil ayah
yang pergi keluar

Tokkk..tokkk..tokk

“Lista..ini ibu nak”

“Buka pintunya, ibu mau ngomong”


panggil ibu dari luar kamar

“Iya bentar bu” jawabku sambil


membersihkan air mata ku

Ceklekk

“Ada apa lagi bu? Tanya ku

“Ayo nak kamu ikut ibu pergi ke


rumah kakek” ajak ibu

“Kenapa ke rumah kakek bu?”


tanyaku

“Ayah dan ibu akan bercerai sayang”


kata ibu sambil menahan tangis nya
72
“Ibu sudah gak sanggup hidup sama
ayah mu nak” jelasnya

“Cerai? Kenapa bu?” tanyaku yang


menangiskarna syok mendengar ayah dan ibu
akan berpisah

“Sudah lah sayang, ayah dan ibu


sudah gak bisa bersama lagi, kamu harus tau
ayah mu sudah punya perempuan lain
sayang” jelas ibu sambil menangis memeluk
ku

“ayah kenapa sejahat itu bu? Aku


benci ayah!” teriak ku sambil menangis
dalam pelukan ibu

Setealah aku sedikit tenang aku dan ibu


membereskan pakai dan bersiap untuk pergi
ke rumah kakek.

73
Setelah kejadian saat itu banyak hal
yang berubah di dalam keluargaku, dari ayah
yang tak lagi tinggal bersama dengan aku dan
ibu. Ayah lebih memutuskan untuk pergi
meninggalkan kami. Setelah ayah pergi ibu
terlihat begitu menderita, aku tak tahu apa
yang ibu fikirkan. Namun dari ekpresi yang
aku dapatkan sepertinya ibu memikirkan
bagaimana menghadapi semua ini.

Beberap bulan telah berlalu, aku


mencoba menjalani hidup biasa, aku pindah
dari sekeloah yang lama ke sekolah baru yang
dekat dengan rumah kakek.

Hari hari yang kujalani saat ini sangat


sepi dan tampa, kejadian pertengkaran ayah
dan ibu yang membuat mereka hrus bercerai
masih menghantui ku

74
Waktu telah berlalu, kini aku tumbuh
menjadi gadis remaja 17 tahun yang duduk di
bangku SMA. Aku yang tumbuh menjadi
gadis tanpa sosok ayah membuatku
membenci ayah. Apalagi kini aku yang telah
mengerti dengan

Tumbuh tanpa kasih sayang membuat


aku menjadi pendiam, aku sering kehilangan
emosi. Aku lebih senang ketika melihat hal
yang brutal, apa aku tumbuh menjadi
seseorang yang toxic.. Tidak. Aku bukan
toxic, tapi aku hanya orang yang kehilangan
emosinya. Karena aku kehilangan segalanya.

Ibu mengajakku untuk berbicara


empat mata, dan mengatakan bahwa ayah
terlalu memiliki keluarga baru di
kampungnya. Ia telah menikah dengan

75
perempuan lain. Aku yang mulai memahami
itu, membuatku semakin benci ayah.

Kebencianku terhadap ayah semakin


terasa saat aku harus mengalami beberapa
pembulian di sekolah. Teman-teman sering
memanggilku dengan panggilan anak yatim.
Sangat sakit bukan? Yaa itulah yang aku
rasakan saat itu, aku sangat terluka ketika aku
di katakan sebagai anak yatim, sering kali
aku yang tak bisa membalas perbuatan
mereka lebih memilih untuk diam menahan
rasa sakit hati yang mereka perbuat terhadap
aku.

------------

Tak terasa 3 tahun sudah aku tak


melihat sosok itu. Aku berdoa kepada Tuhan
agar aku diizinkan bertemu ayahku. Sekarang
aku tak pernah bertanya soal ayah kepada

76
ibu. Aku tak mau sosok yang selama ini tegar,
meneteskan air mata lagi. Aku tak mau
melihat ibu sedih ketika mendengar kata itu.

Tuhan menjawab doaku dengan cara


yang mungkin tak pernah terpikirkan olehku.
Aku mendapat kabar dari paman bahwa ayah
telah meninggal terkena serrangan jantung
diusianya yang masih 43 tahun. Setelah 3
tahun aku tak bertemu dengan ayah, Tuhan
mempertemukanku dengan ayah dengan cara
yang menurutku begitu tidak adil. Keadaan
yang sulit aku terima.

Aku memberi tahu ibu bahwa ayah


telah meninggal. Dan baru pertama kali aku
melihat ibu menangis sedemikan sedihnya.
Sewaktu bersama ayah, ibu memang
menangis tapi tidak pernah kulihat
sedemikian sedih. Dan baru aku sadari bahwa

77
selama 3 tahun mereka berpisah, ibu tetap
mencintai ayah seperti saat mereka masih
bersama, mungkin lebih. Ibu tidak dendam
pada ayah, dia bahkan memintaku untuk
memaafkan ayah.

Betapa aku tersentuh melihat cinta ibu


yang begitu besar. Dia tak pernah
mengizinkan laki-laki lain untuk masuk ke
kehidupannya, bukan hanya karena ia takut
cintanya pada anak-anak terbagi, tapi dia juga
tak mau ada orang yang menggantikan posisi
ayahku di hatinya. Mereka masih saling
mencintai.

Setelah sampai di tempat ayah


disemayamkan, paman bercerita sesuatu yang
mmbuatku menyesal telah membenci ayah.
Aku menyesal telah mengira ayah
melupakanku. Tanpa sepengetahuanku,

78
ternyata ayah terkadang lewat di depan
rumah kakek untuk memastikan aku sehat,
melihat aku tumbuh. Dia tak mau menemuiku
karena dia tak mau aku melihatnya dalam
keadaan susah. Ayah ingin aku melihat dia
saat aku sudah tak membencinya. Itu yang
dipikirkannya.

Betapa aku menyesal. Kenapa aku


terlalu egois untuk tidak mau memaafkan
ayahku sendiri. Aku mencintaimu ayah,
maafkan aku yang telah membencimu.

Aku mulai mengerti rencana Tuhan.


Mungkin memang sudah jalannya seperti ini.
Jika saja ayah masih hidup, aku tak akan
pernah tau kalau dia tak pernah melupakanku,
tak pernah meninggalkanku. Jika ayah masih
hidup, mungkin aku terus membenci ayah.
Tuhan mungkin tidak mau aku memupuk

79
kebencian pada ayahku sendiri. Mungkin aku
juga tak akan pernah tau kalau ibu masih
begitu mencintai ayah.

Hari-hari terus aku jalani, kali ini


benar-benar tanpa sosok ayah, Ia telah
meninggalkan aku untuk selamanya.
Kesedihan masih terus menyelimuti hatiku,
betapa beratnya aku menerima kenyataan
yang tak pernah aku duga sebelumnya.

80

Anda mungkin juga menyukai