Anda di halaman 1dari 159

Aram Temaram

-Elsa Alfiyola-

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur


penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT
karena buku ini selesai disusun. Buku
ini disusun untuk kewajiban saya
sebagai siswa yang diberikan tugas
oleh gurunya, semoga dengan
dibuatnya novel ini. saya lebih
menguasai pelajaran bahasa
kewarganaegaraan saya sendiri.
Penulis menyadari apabila dalam
penyusunan buku ini terdapat
kekurangan, tetapi penulis meyakini
sepenuhnya bahwa sekecil apapun
buku ini tetap memberikan manfaat.

2
Akhir kata guna penyempurnaan buku
ini kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis nantikan.

subang, januari 2018

Penulis (Elsa Alfiyola)

3
Daftar isi

1. Prolog ………………………………………5
2. Adakah seseorang
mempercainya?..........................8
3. Terimakasih
ayah………………….26
4. Ternyata ini adalah awal …..32
5. Dibalik guci …………………………..46
6. Apak itu petunjuk ………………..48
7. Haruskan aku
mempercainya…………………….61
8. Terjadilah ……………………………..79
9. Sedini mungkin …………………..91
10.The last……………………………….136

4
Prolog

Dunia ini sangat sempit. dikelilingi

manusia dengan sifat manusia yang beragam,

pikiran mereka yang seperti lumpur hitam,

bahkan pikiran yang jauh dari akal sehat

manusia. Bentuknya pun beragam, dari hidung,

mata, bibir, bentuk muka, tangan, kaki, organ

tubuh dengan kemampuan yang berbeda,

kapasitas yang berbeda, bahkan ada orang

yang tidak memilikinya.

Dunia ini surga bagi orang yang “Sukses”,

bagi orang yang tak punya beban hidup, bagi

5
orang yang bisa membeli dunia dengan

kekayaan. Dunia ini surga bagi orang yang

mempunyai kunci dolar, atau pun kartu hitam.

Yang kita ketahui kartu hitam itu hanya dimiliki

oleh orang-orang yang besar, dan hanya

sepuluh kartu di dunia. Tapi bagaimana

dengan orang yang jauh di bawah mereka

bahkan lebih jauh di dibawah mereka?

Dunia ini neraka bagi orang-orang kecil di

bawah orang-orang besar itu, bagaimana nasib

mereka ? Apakah mereka dapat bertahan hidup,

atau mereka akan mengakhiri hidupnya sendiri?

Dunia ini unik semua berbeda dari suku,

ras, agama, bahkan ideologi. Ada pepatah yang

mengatakan: “berbeda-beda tapi tetap satu

6
jiwa” yang mengartikan bahwa perbedaan

tidaklah penting, tetapi jiwa yang bersatu itu

lebih penting . Tapi apakah semua orang

menganut pepatah itu?

Ada kalanya seseorang ingin

menyepurnakan kekurangannya, dan kita tahu

bahwa manusia itu tidak akan puas akan dirinya

sendiri mereka yang egois pasti akan

melakukan apapun untuk mendapatkannya,

dan pasti ada korban di dalamnya.

Dan bagaimana jika dunia ini dipenuhi

oleh manusia yang tak berguna? Apa yang akan

terjadi pada mereka? Apa yang akan di lakukan

oleh mereka yang egois? Apakah mereka akan

diam saja melihat dunianya di penuhi oleh

7
orang-orang yang memang tidak dibutuhkan

dan tak berguna itu?

Adakah seseorang

mempercayainya?

Sinar yang menembus jendelaku,

membangunkanku dari mimpi yang tak perlu di

tebak lagi, mimpi itu selalu datang kepadaku

tiap malam. Dan aku sudah bosan untuk

mengulangnya, memang mimpi itu cukup

seram tapi, kalau sudah diulang-ulang seperti

ini apa yang harus ditakutkan selama aku masih

baik-baik saja. Ku buka mataku dan aku

pulihkan kesadaranku, ku melihat jam sudah

8
menunjukan pukul tujuh waktu Indonesia

bagian barat.

Aku lalu meninggalkan kasurku yang

cukup empuk itu dan aku pun mendekati

cermin yang berada di sebelah pintu kamarku.

Aku melihat seorang pria yang cukup tinggi ,

berkulit sawo matang, tubuhnya kurus tak

teruurs, tulang yang seakan-akan ingin keluar

dan menembus kulitnya yang tipis , batang

hidung yang besar dan hampir menyamai pipi,

mata yang seolah-olah ingin keluar dari

rangkanya , bibir yang tebal, dan jarak hidung

dengan bibirnya sangat dekat. Yah dapat

disimpulkan bahwa aku sangat jelek, tak

berbentuk, dan bahkan rahangku sangat

9
menonjol, yah aku menyadarinya bahwa aku itu

buruk rupa, tapi ku tak kecewa akan fisik ku ini,

dan fisik bukanlah akhir kehidupan. Hidup ku

masih panjang dan aku masih bisa

memperbaikinya dan aku bersyukur orang

tuaku masih menganggapku sebagai anaknya.

aku tidak begitu pintar dalam menghapal,

tapi aku pintar dalam menganalis. aku

bersyukur mengetahui bahwa aku masih

berguna untuk ibuku, setidaknya mempunyai

tujuan untuk hidup. melayani ibuku, membawa

kebahagiaan untuk ibuku, dan menemani sisa

hidupnya.dan aku bersyukur aku masih bisa

menghirup udara yang tak tahu kapan habisnya

ini.

10
Aku pun memulai keseharian ku dengan

pergi ke sekolah, sebelum itu aku pasti

berpamitan kepada Ibuku. Tapi aku tidak

berpamitan pada ayah, dia jarang pulang ke

rumah dan bahkan aku tidak tahu

keberadaannya untuk saat ini , tapi bukan

berarti Ayahku menelantarkan keluaganya, dia

masih mengirim uang untuk kebutuhan sehari-

hari untuk keluargaku dan ia masih membiayai

sekolahku.

Dia sangat beranggung jawab dan uang

yang ia berikan tidak sedikit melainkan

melimpah tapi aku masih tidak mengerti apa

yang ia kerjakan, dan kenapa dia tidak pernah

memberitahu dimana keberdaanya. Yah

11
walaupun begitu aku tetap percaya kepada

Ayah ku.

Ku berangkat ke sekolah menggunakan

sepeda dan aku usahakan untuk berangkat

sepagi mungkin karena jarak sekolah ku dari

tempat yang aku tinggali saat ini sangat jauh,

sebenarnya sekolahku memfasilitasi bus

sekolah tapi aku tidak mau lagi di permainkan

untuk dua kalinya. yah walaupun aku sudah

tahu akan seperti itu jika ku sekolah di negri.

Padahal aku sudah berulang kali meminta

kepada Ayah dannIbu agar aku “Home

schooling” tapi mereka tidak mengizinkannya,

karena mereka tidak ingin keberadaa

keluargaku diketahui oleh orang asing, bahkan

12
tetangga-tetangga pun tidak tahu keberadaan

ku dan Ibuku, dan mereka pun tidak mengenali

wajah Ibuku. apalagi Ayahku yang jarang

pulang. dan jika dia pulang pun dia hanya

melihat keadaan ku dan ibuku tanpa menginap

di rumahnya sendiri.

Aku tidak tahu kenapa orang tuaku anti

sosial. sangat anti sosial. alasan kenapa mereka

tidak pernah memperkenalakan rumahnya. Aku

hanya mengikuti apa yang mereka katakan.

Sesampai di sekolah aku pun memulai

pelajaran dengan sangat antusias karena yang

ku tunggu-tunggu di sekolah hanyalah belajar,

aku paling tidak suka kalau guru pembimbing

tidak masuk saat jamnya karena disitulah aku

13
merasa bosan, aku merasa dikucilkan, aku

merasa orang-orang melihatku dengan wajah

jijik terhadapku.

Tapi aku sangat bersyukur, aku masih

diberi lubang hidung yang besar agar aku dapat

menghirup udara dengan serakah. Tapi mereka

yang membuatku merasa terhina dan tidak

berguna.

Tapi sebenarnya mereka yang tak

berguna Karena mereka hanyalah orang-orang

yang hanya mengandalkan orang lain dan tidak

mengerti perasaan orang lain, dan mungkin

perasaan sahabatnya sediri pun mereka sakiti.

Mereka yang mengandalakan orang lain

hanyalah orang-orang yang tak mampu

14
melawan dunia yang sebenarnya, mereka

bermain dengan bergerombol untuk menjadi

kuat, dan membuat perlindungan diri, agar tak

terpandang oleh orang-orang besar yang bisa

hidup dengan kesendiriannya dan diantara

orang-orang bergerombol itu munngkin hanya

1% diantaranya yang layak untuk disebut

manusia.

Bell sekolah berbunyi menandakan

sekolah telah usai dan surga bagi ku untuk

menghindari mereka yang mempermainkanku,

yah memang mereka tidak melakukan tidakan

fisik untuk membulli ku, dan mereka hanyalah

mengejek ku dan membuat pandangan yang

tak pernah aku lihat diwajah ibuku.

15
Dan mereka yang kasihan kasiah

kepadaku hanya berdiam diri tak berguna,

percuma saja mereka merasa kasihan pada ku

tapi itu tak mempengaruhi apa-apa. Aku pun

cepat-cepat pulang, karena ku tak nyaman jika

berada dikerumunan orang orang yang memliki

seribu topeng.

Sesampaiku di rumah aku pun langsung

ke perpusatakaan. Perpustakaan di rumah tidak

begitu luas, dan buku-bukunya pun tak begitu

banyak, rak-rak buku yang dipenuhi oleh buku-

buku philosophy, teori-teori yang tak masuk akal

dan buku tanpa nama pengarang ataupun

penerbitnya, sangat misterius. Karena ku sudah

serin membeca buku-buku philosophy aku

16
menjadi suka dengan teori-teorinya, walaupun

teori ini masih belum dapat di percaya.

Aku pun pergi ke perpustakaan ku mulai

membaca beberapa buku . Ibu ku datang dan

memeberikan ku cemilan.

Tak cukup hanya satu buku yang aku

baca. aku melanjutkan bacaanku.ketika ku

melanjutkannya aku merasa bosan. aku

menginginkan buku yang berbeda.

Aku telusuri perpusatakaan, ku lihat rak

yang sudah berdebu, dan laba-laba yang sudah

selesai membuat perangkapnya. Terlihat buku

di bagian teratas rak itu. aku menasaran dan

aku pun mengambilnya.

17
Aku tiup lapisan yang membuat buku itu

kusam. Tertulis dicover buku itu “DEPOP”,aku

usap cover buku itu, dan sepertiya cover ini

telah di robek sebagian.

Tak mengerti arti dari judulnya dan

membaut aku penasaran dengan buku itu , dan

aku pun membacanya, belum seperempat aku

membacanya, Ibuku memanggilku dan

akhirnya ku meninggalkan perpusatakaan lalu

aku pergi untuk menghampiri Ibuku. Ibu ku

menyuruhku untuk mengambilkan sayuran di

kulkas padahal jaraknya hanya 5 langkah dari

Ibu ku kenapa harus memanggil ku. memang

dia ibu yag pemalas

18
setelah aku membantu ibuku, aku pun

pergi ke diatap. Aku mencoba menenangkan

diri dengan lupakan semua yang telah terjadi

hari ini dan menghirup udara segar, Tenang dan

nyaman. Ini memang sudah menjadi kebiasaan

ku, menenagkan pikiran melupakan mereka

yang mengejekku, tatapan mereka. Dan

bengubah pikiranku, bahwa tatapan mereka

hanyalah tatapan biasa, menatap seseorang

manusia yang normal.

“meawww”.

Suara itu mengalihkan pandanganku.Aku

menoleh, dan terlihat seekor kucing berwarna

berwarna belang, hitam dan putih.sedang

mencari makanan, kasihan sekali kucing itu

19
akhirnya aku pergi ke dapur dan kembali ke

atap untuk memberi makan kucing itu. Ku beri ia

makan dan ia melahapnya dengan sangat

ganas. Sepertinya ia sudah tinggal disini sangat

lama.

Melihat kedaaannya yang seperti mahluk

purba. karena kulitnya saja sudah keriput dan

sangat kotor, warna yang seharusnya putih

berubah menjadi warna coklat muda, perut

yang terangkat keatas sepertinya ia sudah lama

tak makan.

Sembari menunggu kucing itu

megahabiskan makanannya. Aku menatap

langit dan ku teringat dengan Ayah aku sangat

merindukannya. Siang pun sudah beganti

20
dengan senja matahari mulai menenggelamkan

dirinya. Ku saksikan di saat-saat ia beristriahat,

ruangan tanpa dinding ini pun, menjadi dingin

tak ada kehangatan di dalamnya. Ku

tenggelamkan diriku di atap sejenak. Ku

rasakan keheningan malam hsri, jangkrik yang

mulai bernyanyi dengan riang disaat matahari

itu tenggelam. Ku bayangkan bagaimana jika

malam tak akan pernah datang.

Bagaimana nasib kunang-kunang jika

malam tak pernah ada. kilauan yang berasal

dari ekornya, kilauan dimalam hari. Keindahan

dimalam hari. Kelebihan yang dia miliki tak

akan pernah kita lihat.

21
Entah kenapa malam itu menyedihkan

untuk ku. sangat sunyi.

“miguell !” Ibu sudah memanggil ku, dan ini

waktunya ku untuk makan malam. yah kalian

sudah tahu namaku adalah minguel si cacat,

jelek, yang menjijikan. Aku pun turun ke dapur

dan disana Ibuku sudah menyiapkan beberapa

makanan favorit ku. aku pun melahapnya

dengan agresif seperti kucing yang memakan

makanan yang ku beri sore tadi.

Seusai makan malam aku kembali ke

perpustakaan dan membaca buku yang belum

sempat aku selesaikan tadi. Saat membaca ada

beberapa teori yang menurut ku cukup

misterius dikatakan disana bahwa, kondisi

22
sekarat yang harus menurunkan jumlah

penduduk atau tidak ada penghuni sama sekali.

Pengontrolan kembali jumlah populasi dunia

dengan cara mengurangi jumlah penduduk

oleh kelompok “elit” dunia “the Bilderberg” ini

memang sudah dilaksanakan dan telah

berjalan. Dan dikatakan bahwa ada beberapa

kelopok rahasia salah satunya secret society.

Secret society ini sebenarnya sudah mengontrol

dunia sejak lama sekali. Ratusan tahun yang

lalu, Dengan seiring kemajuan zaman yang

pesat dan tentunya dengan teknologi yang

mendukung, sekelompok ini dengan mudahnya

menjalankan apa yang mereka mau dan yang

mereka kehendaki.

23
Kita ambil contoh dengan keberadaan

Handphone atau telpon gengam yang sudah

`beredar di kalangan masyarakat degan sangat

pesat. Hal ini mendukung sumber daya

manusia yang saat ini memang sudah

`berangsur maju. Namun dibalik kemudahan

kita menggunakan dan mendapatkan telpon

gengam tersebut akan kah ada segelintir orang

yang berpikir dampak dari benda itu? Apa

memang ada orang yang berfikir tentang

dampaknya? Atau hanya memikirkan

kesenangannya sendiri?

Jika iya ada, bisakah orang tersebut

memaparkan semua dampaknya?

24
Apakah kalian tidak memikirkan dengan

seiring berjalannya waktu telpon gengam yang

kalian miliki itu memiliki banyak sekali

dampaknya.

Kita sudah tau dampak yang akan kita

dapatkan. Tapi kenapa kita tetap

menggunakannya dengan berlebihan.

Wah tidak aku sangka buku itu

membuatku berfikir sejauh ini. Tak terasa kantuk

mulai menyerang ku taruh buku yang aku baca

di samping guci tempat tidurku. Ku pejamkan

mataku dan kembali menikmati mimpi yang

sama setiap harinya.

25
Ayah, Ini kah akhirnya?

Gemurunan hujan terdengar jelas di

dalam kamarku gemercik hujan yang

menenangkan diriku, kesunyian yang sangat di

rindukan, kegelapan yang menyenangkan hati,

dan tetesan air yang mengenai batu dihalaman

belakang terpampang jelas di jendela kamarku

membuat semuanya terasa sempurna.

Aku memandang jauh keluar sana dari jendela

kamarku. Tiba-tiba…

26
“ Braaaaag ”

Terdengar suara pintu yang di banting

tidak salah lagi itu pasti Ayah. batinnku, ya siapa

lagi yang akan datang ke rumah ini selain

keluarga ku, karna tidak mungkin ada

seseorang yang mengetahui keberadaan ku

dan keluargaku.

“ Ayah ! ” Ibu berteriak histeris, tidak

biasanya Ibuku berteriak sekencang itu, aku

pun bergegas turun, ingin melihat keadaannya.

Ku melihat Ibu sudah ada di samping Ayahku

dengan raut wajahnya yang sangat panik . aku

pun menghampirinya dan terlihat Ayah sedang

menunggu malaikatnya. Mukanya penuh

27
dengan memar, napas yang tidak beraturan,

bahkan baju merah yang Ayah kenakan sudah

basah dengan cairan yang pada saat aku

pegang ternyata itu adalah darah segar yang

mengalir dari tubuh Ayahku. Aku langsung

mengambil ponselku tapi Ibuku langsung

mencegahnya. Ku tatap Ayah ku yang tak

berdaya, dan semakin ku tatap semakin maut

itu datang kepadanya, apa yang harus aku

lakukan melihat Ayah ku yang sedang di ujung

tanduk ini ,dan disisi lain Ibuku tetap tak

mengijinkan ku untuk menelpon rumah sakit

atau pun polisi. Aku tidak tahuu kenapa Ibu ku

tidak mengijinkanku untuk melenpon sesorang

pada saat genting seperti in , akankah terjadi

sesuatu yang buruk jika aku menelpon

28
seseorang? Atau ibuku memang sengaja

membiarkannya?.

“apa yang kau maksud ibu? Kau

membiarkan ayah seperti ini? ” tanyaku sambil

menjauhi ibu sambil memegang posel

“KAU MEMBIARKANNYA MATI” teriakku

sambil menyentak ibuku.

“Tidak bukan itu maksud ibu” sambil

mendekatiku

“jika ku menelpon seseorang pun,

masalah keluarga kita tidak akan selesai tetapi

akan memepersulit keadaan , dan semua

rencana yang sudah dibuat bertahun-tahun

29
oleh Ayahmu dan kerabatnya akan hancur”

sambungnya .

“Apa yang ibu maksud”

Tanya ku lagi dan ibuku hanya terdiam

melihat ayahku. melihat ibuku seperti itu aku

menydari bahawa perkataan ibuku itu benar,

dan terdapat rasa menyesal dan terpukul

melihat ayahku.

Dan sekarang apa yang harus ku

lakukan, melihat Ayah ku tersiksa seperti itu, aku

sangat panik melihatnya rasanya ku ingin mati

bersamanya.

30
“Siapa yang melakukan ini yah?” Tanya

ku panik

“ itu tidak penting ,” jawabnya dengan

lemas, tak bertenaga, lalu ia menggeladah

sakunya dan menemukan kunci yang telah ia

jaga bertahun-tahun dan aku pun tak tau

pasangan kunci itu, lalu ia memberikannya

kepadaku , lalu ia berkata “ jangan lah kau

berikan ini pada siapapun, teruskan lah apa

yang telah Ayah buat” dia berkata dengan

tergesa-gesa, tak berturan.

“kunci apa ini yah?”ku tanya lagi dengan

nada yang tergesa-gesa pula. Lalu ia hanya

menunjuk suatu guci. Ketika ku mendekati guci

itu Ayah ku menggenggam tangan ku dan

31
berkata “ JAGA LAH IBU MU…..” ia pun

tersenyum untuk terakhir kalinya.

Ternyata ini adalah awal…

Sudah lima tahun berlalu, tanpa Ayah dan

sejak itu aku memulai hidupku yang berbeda

sangat hampa tanpa warna. Sedangkan Ibuku

yang terpukul atas kematiannya, setiap kali ku

pulang ke rumah ku selalu melihat Ibu yang

sedang memeluk foto Ayah ku, dan setiap ku

tanya apakah ia sangat merindukan Ayah, ia

selalu menggeleng dan ia sangat pintar untuk

32
meyembunyikan kesedihannya. Aku langsung

mendekati Ibu ku dan ku peluk Ibu ku dengan

erat, aku tahu bagaimana rasanya ditinggalakn

oleh orang yang kita sayangi.

“Ibu, ini sudah 5 tahun berlalu, maaf jika

aku tidak bisa membuat Ibu melupakannya”

Jawabku sambil mengelus kepalanya. Ibuku

memeluku balik dan terihat tetesan air mata

yang begitu tulus mengalir dengan deras .

“ Maafkan Ibu yang tak bisa

menyembunyikan kesedihan ini” Ibu ku

menjawabnya dengan tada bergetar. Aku

mengelus kepalanya, menepuk-nepuk

pungungnya mencoba untuk menenangkannya,

tapi itu tidak membuat air matanya berhenti

33
melainnya mebuat air mata itu jatuh lebih deras,

dan aku tetap menenangkannya.

Sudah setangah jam aku menenangkan Ibu dan

akhirnya Ibu ku kelelahan dan ia pun terlelap

tidur dalam kesedihannya.

Kasiahan Ibu ku yang harus mengurusku

tanpa Ayah selama lima tahun ini, dan itu bukan

pertama kalinya aku melihat Ibuku menangis

terpukul akan meninggalnya Ayah ku, ia selalu

memendam apa yang ia rasakan tapi dia tidak

akan bisa membohongiku.

Aku melupakan sesuatu pikir ku aku

melupakan hal yang penting sebelum Ayah ku

meninggal. Kunci ?, ya kunci misterus yang ia

berikan kepadaku untuk terakhir kalinya aku pun

34
mencoba untuk mengingat diamana kau

simpan kunci yang paling menyedihkan dalam

bidup ku.

Aku pun pergi ke kamar untuk

mencarinya, ku sudah mencari-cari di daerah

kamarku tapi aku tak dapat menemukannya ,

aku sipan dimana kunci itu . Semakin ku

mencari semakin berantakannya kamar ku dan

semakin ku sulit untuk menemukannya. Aku

diam sejenak dan mengingat-ngingat lagi

dimana aku menyimpan kunci itu.

Di atap pikir ku, ya aku mempunyai kotak

rahasia dimana sesuatu yang berharga aku

simpan dikotak itu, kenapa aku baru

35
mengingatnya aku pun langsung pergi ke atap

untuk mencarinya. Aku membuka pintu.

Dan hal yang pertama kali aku lihat disana

adalah segerombolan kuncing yang sangat

menjijikan kotor tak terurus,

“sudah lima tahu berlal, semenjak ayah ku tiada

aku sudah tidak pernah kea tap lagi”

kotoran kucing yag sudah kering tak

berwujud, bau yang sangat menyengat dan ada

kuncing yang sudah menjadi bangkai, sangat

menjijikan.

Ini yang terjadi jika sebuah rumah tak

terurus. Dengan hati yang terpaksa aku pun

membersihkan beberapa bangkai kuncing dan

36
aku menemukan bangkai seperti kucing yang

pernah ku beri makan pada saat Ayah ku belum

meninggal, dan aku memasukannya ke dalam

katong plastik dan menyati=uannya denan

bangkai-bangai yang lain.

aku pun membersihkan kotoran yang

sudah menumpuk dan ku sapu semuanya rata,

dan aku masih tidak tahu apa yang harus ku

lakukan pada beberapa kucing yang masih

hidup itu.

Ku hempaskan pikiran itu sejenak dan ku

putuskan untuk kembali mencari kotak itu. aku

terus mencari dan menemukan kotak itu ada di

belakang tanaman yang sudah ditutupi oleh

beberapa inang. Aku mengambil kotak itu dan

37
ku buka kotak itu dan ya benar dugaaan ku

kunci itu ada di kotak itu aku pun

mengambilnya. Dan menyimpan itu dengan

sangat aman.

Aku pun teringat dimana Ayah ku

menunjukan guci yang sempat aku lirik. aku

langsung menghampiri guci itu. dan aku

menggeledah guci itu, aku sempat berfikir apa

yang ia tunjukan pada ku pada guci itu, aku tak

mengerti aku sudah mencari-cari lubang untuk

memasukan kunci itu tap tidak ada, dan aku

pun berfikir untuk memecahkannya., untuk

melihat isinya.

“pranggg”

38
“sudah ku duga akan seperti ini” guman ku, aku

melihat potongan kertas ,dan ukiran-ukiran yang

tertulis pada dinding dalam guci yang sudah

menjadi bagian-bagian tak beraturan.

39
Di balik guci

Pecahan-pecahan guci itu berserakan

dimana-mana dan ada tulisan-tulisan romawi

kuno yang tak beraturan. aku mengambil

potongan kertas yang kutemukan, aku pun

mengambilnya dan terdapat tulisaan “ulasi” aku

tak mengerti apa ini ulasi. Aku sisikan potongan

kertas itu dan aku kumpulkan pecahan guci itu

aku membawanya menggunakan handuk agar

tidak tertusuk dan akan ku susun di

perpustakaan.

40
Aku berjalan menuju perpusatakaan

sambil membawa pecahan-pecahan itu, aku

taruh pecahan-pecahan itu, dan aku mencoba

menyusunnya seperi menyusun puzzle gambar.

Tapi aku tidak bisa menyusunnya, bagaimana

aku bisa menyusun tulisan yang tak ku mengerti

bahasanya, semakin aku mencoba semakin ku

tak bisa berimajinasi.

menyusun dan membuat guci itu

mambuat kepalaku semakin pusing. aku

mencari-cari buku latin untuk mempelajarinya,

aku terus mencari buku yang aku inginkan tapi

tidak ada satupun buku yang berbahasa latin

aku sudah mencarinya kesana-kemari aku

sudah menarinya dari pojok ke pojok dari sudut

41
ke sudut bahkan dari atas rak , tapi tetap tidak

ku temukan.

“ahhh aku menyerah ” suara batin ku menjawab.

Tapi aku bukan anak yang mudah untuk

menyerah.

“kau takan bisa menjawab teka teki ini” suara

batin ku untuk kedua kalinya.

“apa yang harus aku lakukan dengan kunci ini”

aku pun mulai frustasi dengen kunci ini.

Aku Sudah mengelilingi perpustakaan ini

untuk ke dua kalinya tapi tak ada hasil apa pun.

Aku lelah mencarinya. Dan aku pun terelap

42
--Mimpi--

Gelap mengelam, kesunyian yang

menggelikan, kedingin yang menembus kulit ku

, dan angin yang tak terarah yang melengkapi

ketakutanku.

Ku lihat terdapat diding putih yang

bersinar. Sinar putih yang terpancar dari ujung

laskana itu, membuat ku sadar bahwa ini

bukanlah jalan buntu yang berarti aku harus

berhenti disitu. Aku pun mengikuti sinar dengan

kelopak mata yang hampir menutupi bola

mataku. Ku menebus diding putih itu, dan ku

pejamkan mata ku saat aku masuk ke

dalamnya.

43
Semua berteriak, mereka mengongong

seperti anjing liar, kata-kata kasar yang mereka

lontarkan dengan lantang tanpa beban,

penegak hukum yang berleha-leha seperti

menonton cinema yang tak berujung bahagia.

Mereka mengacungkan telunjuk mereka

dengan suka rela dan mengarahkannya pada

orang-orang tak mampu. Sangat

menghawatirkan. Mereka yang memperebutkan

suatu lahan, mereka yang ingin membangun

bisnis mereka. Mereka yang membuat

perjanjian dengan hati yang sama-sama egois

dan tidak ada akhirnya.

Mereka pemuda pemudi yang sudah tak

suci lagi, mereka sudah merusak diri mereka

44
sendiri oleh teknologi dan makanan yang sudah

jelas tidak sehat , mereka memperebutkan

penyelamat hidup di dunia menginginkan untuk

hidup selamanya. Kicauan-kicauan tak pantas

itu bergabung menjadi satu.

Mereka yang berjilbab, mereka yang

bersorban, mereka yang masih menganut

agamanya sendiri, mereka yang pendengar,

dan mereka yang berimanlah mengalah demi

pemperbaiki dunianya yang sudah tak

berwarna, mereka tidak bisa berbuat apa-apa

lagi, mereka sudah mencoba untuk

menyadarkannya, tapi tidak membawakan hasil

apa-apa. Mereka sudah menyerah dan

45
menyerahkan diri kepada Yang Maha

Penguasa.

Mereka yang mengongong tidak pernah

menyerah untuk mendapatkannya. Hanya

keegoisan yang mereka patuti, hanya dunia

yang merek pikirkan, hanya hidup yangtak tau

kapan Ia ingin ambil mereka menghiraukannya.

“Kacau !!! dunia mereka sangat kacau”

gumam ku. Aku yang memeperhatikan mereka

bisa menggelekan kepala melihatya. KerIbutan

itu membuatku merenungkan,

Akan kah dunia ku berakhir seperti

mereka? akan kan orang-orang bergonggong

46
seperti mereka? apakah ada solusi yang harus

aku lakukan untuk mencegahnya?

“DIAMM” teriak seorang wanita itu, sambil

mengeluarkan bukunya dari tasnya kulihat

covernya tertulis kata “DEPOPULASI” dan aku

yang melihatnya terkejut pada saat ia keluarkan

benda tajam yang sudah berkarat lalu ia

menyayat mukanya sendiri, darah itu pun

mengaliri pipi yang sudah tak berbentuk.

Sepertinya ia sudah sering menykiti mukanya

dengan benda itu. tetesan darah itu menetesi

bukunya.

“AAAAAAAA” wanita itu berteriak dan

menyadarkan ku akan mimpi itu.

47
APAKAN ITU PETUNJUK?

Matahari sudah menyapa ku kembali,

embun sudah membasahi dedaunanya . dan

aku masih dapat menghirup udara yang

dihasilkan oleh daun itu, membuat mataku

terasa segar melihatnya.

Aku mengingat kembali mimpi yang

datang pada ku malam itu. mimpi itu asing

untuk ku, dan mimpi yang biasanya datang

pada ku tiap malam hilang begitu saja. Ini lebih

mengerikan dari mimpi sebelumnya, apa

maksud dari mimpi itu? aku tahu ini hanya lah

sebuah mimpi ilusi yang kita buat dalam tidurku.

48
Tapi ini berbeda aku tidak pernah menginginan

mimpi yang seperti itu.

aku berjalan menuju dapur dan

mengambil segelas air putih yang cukup dingin.

Aku meminumnya perlahan mencoba

mengingat mimpi itu kembali. Dan buku itu

terlintas di kepala ku.

“Depopulasi” aku berguman dengan nada berat

ku. aku menyimpan gelas itu dan kembali ke

perpustakaan berharap buku itu ada di

perpustakaanku.

Kucari beberapa buku yang ada di

perpustakaan ini, aku baru ingat ada sebuah

buku yang belum aku selesaikan saat itu. Dan

aku baru mengingatnya kembali, buku dengan

49
yang sobekan misterius itu, aku ingat potongan

judul “Depop…” dan aku berjalan menuju lemari

yang sudah tua dan rapun, aku keluarkan buku

itu dari sebuah laci yang berada cukup tinggi

dari tempatku berdiri saat ini.

Aku teringat pada kertas yang aku

temukan di guci, aku keluarkan kertas itu dari

saku ku, dan aku ambil buku itu, .aku satukan

cover buku ini dengan sobekan kertah itu. apa

yang aku baca? Ternyata judul dari buku ini

adalah “DEPOPULASI”

Buku ini sama persis dengan apa yang

kulihat tadi malam, buku yang wanita itu

genggam.

50
Hanya saja buku ku lebih kotor dan ada

sedikit noda yang membandel, seperti cairan

kental yang sudah mengeras, apakan ini darah

pikirku.

Ku hilangkan pikiran itu dan kembali pada

tujuan ku. apa ini yang ingin ayah ku tunjukan?

Aku membuka buku itu dan membacanya untuk

mengingat kembali isi dari buku itu. aku

membacanya dengan lebih perlahan mencoba

untuk mengerti apa yang ayah ku inginkan

dibalik buku ini.

Setelah aku membaca setengannya, aku

teringat kembali pemikiran sekilas ku di lima

tahun yang lalu.

51
Buku ini mengatakan bahwa

“Merekalah yang mengendalikan dan membuat

peristiwa-peristiwa besar dunia. Bahkan,

mereka telah melakukannya selama berabad-

abad lamanya. Dari balik layar agar tak terlihat,

mereka telah membuat dan merekayasa setiap

perang besar, setiap terjadi revolusi dan setiap

terjadi resesi di dunia ini. Mereka

mengendalikan semua yang Anda baca, semua

yang Anda dengar, dan semua yang anda lihat

melalui berbagai macam media yang kini sudah

mereka kuasai.”

Aku mencoba memahami kembali kata-

kata dalam buku itu. apa mungkin sesorang

atau pun sebuah perusahaan sengaja

52
menciptakan sesuatu yang memiliki dampak

yang cukup besar, demi pencapaian mereka

mengatur jumlah manusia di muka bumi

dengan cara halus, dimana mereka

menciptakan sebuah karya yang diterima oleh

public yang memiliki dampak yang cukup

besar ke depannya. Karya yang mereka

ciptakan mengakibatkan seseorang dalam

masa kecanduan bahkan anak kecil pun

mengalaminya.

Dan tidak hanya karya itu saja yang

membuat candu, bahkan minuman keras dan

narkoba pun itu membuat candu. Kalian yang

sering menonton berita pasti tahu, permen yang

mengandung narkoba, apa maksud dari semua

53
itu? kenapa orang itu melakukan hal yang tidak

penting. Apa yang ia pikirkan untuk

membuatnya dan di jual dengan harga murah

mungkin?.

Ku pikirkan lagi pikirkan mencoba

menghubungkan buku yang telah aku baca dan

mimpi yang mungkin berhubungan. ataukah

mimipi ini hanyalah imajinasi yang aku pendam

setelah aku membaca buku ini. tapi kenapa

ayah ku menyembunyikan potongan cover buku

itu, apakah potongan cover buku itu sangat

berharga baginya?

Dan bagaimana dengan kunci yang ayah

ku berikan? Dan teka teki dari guci itu? kenapa

54
ayah ku melakukan hal yang tidak berguna,

kenapa dia menyembunyukannya.

Aku pun melanjutkan untuk

membacanya kembali dan dipertengahan buku

itu terlihat gambar-gambar yang terlihat berseni

dan memiliki banyak arti dan makna.

Gambar itu berbentuk segitiga dan

segitiga itu dibagi- bagi menjadi beberapa

bagian dan di setiap bagian itu terdapat ukiran-

ukiran yang berbeda-beda pula.

Di bagian teratas terdapat matahari, dan

di bagian ke duanya terdapat manusia yang

bentuknya aneh dan menakutkan seperti

manusia berkepala kambing atau babhomet

dengan kedua tangan yang membentuk sudut

55
siku-siku kesamping dan ada juga manusia

berkepala ular dan naga.

Di bagian yang ke tiga terdapat

tengkorak dan beberapa hewan, seperti burung

hantu, burung elang atau raja wali dan kupu-

kupu.

Dan bagian keempat atau yang terakhir

disana terdapat seperi manusia yang

membawa tongkat, seperti tongkat yang

memang harus dimiliki oleh raja.

Buku ini menjelaskan bahwa, di bagian

pertama ukiran matahari ini hanya sebagai

simbol, yang mengartikan bahwa matahari ini

adalah sumber kehidupan manusia.

56
Di bagian kedua manusia berkepala

kambing atau baphomet ini diartikan bahwa

Baphomet adalah suatu sosok dewa pagan,

yaitu sebuah produk cerita rakyat Kristen

mengenai kaum pagan yang dihidupkan

kembali pada abad ke-19 sebagai figur ilmu

sihir atau okultisme dan juga setanisme.

menggambar simbol Baphomet dengan


kedua tangan disamping, yaitu tangan kanan
diatas dan tangan kiri dibawah.

Pada lengan kanan ada kata


Latin SOLVE(separate) yang berarti “terpisah”.
Dan pada lengan kiri ada kata COAGULA (join
together) atau bergabung bersama, yaitu
kekuatan untuk “mengikat dan melepaskan”.

Dan ada juga si manusia berkepala ular

Mereka sering bertindak sebagai wali, seperti

57
patung Draco yang menjaga pintu masuk

dari The City of London.

Dan di bagian yang ketiga tergapat

tengkorak yang ceritakan dalam buku ini

bahwa, manusia akan bernasib sama seperti

tengkorak yang ada pada gambar , tidak

berdaging tidak berkulit dan tidak hidup. yang

berarti manusia hidup untuk mengalami

kematian.

Dan ada berbagai jenis binatang.

binatang-binatang ini menunjukan bahwa umat

manusia itu tidak jauh beda dengan binatang-

binatang di dunia ini. contohnya ada manuasia

yang sangat agresif tidak ingin kalah, apa yang

ia mau harus dia didapatkan, sama seperti

58
harimau atau pun hewan karnifora lainnya,

unutk mendapatkan makanan mereka harus

bersifat agresif agar mendapatkan yang mereka

inginkan.

Contoh sisi positifnya sepeti kupu-kupu.

Kupu-kupu ini mengartikan bahwa orang itu

ingin terbang bebas dan menawan.

Dan di bagian keempat terdapat

manusia yang besar, buku ini mengartikan

bahwa seseorang yang besar dapat

menaklukan semua yang ada di atas sana.

“deg…deg…deg….” Jatung ku berdegup

kencang setelah membaca buku itu, dan yah

cukup menakutkan untuk ku.

59
“iluminati????” pikir ku dalam hati.

“dasar orang bodoh!!! Memangnya aku

anak kecil yang dapat di tipu dengan hal yang

berbau imajinatif bahhahahk” aku tertawa

kencang untuk memperjelas.

Aku muak dengan buku ini.

60
Haruskah ku mempercainya??

“Miguel” terdengat suara ibu ku yang

datang dari pintu perpustakaan.

“yahh Ibu”, aku menghampirinya, dan

memberi sedikit pelukan.

“apa yang kau lakukan disini” Tanya

Ibuku

“hanya membaca,” sambil menunjukan

meja yang berantakan, ada serpihan guci, dan

buku itu.

61
“kau seperti ayah mu Miguel” katanya

membuat ku terharu.

“ yah memang aku anaknya ” jawab ku

jutek, karena aku sedang tidak ingin menjawab

apapun.

Ibu mengelus rambutku yang gimbal, dan ia

sepertinya sangat menyangi ayahku sampai-

sampai aku di sama-samai dengan ayah.

“lantas apa yang kau lakukan dengan

buku itu?” tanyanya lagi

“hanya membacanya, memangnya

kenapa kalau akau membaca, apakah ayah

suka membacanya?” Tanya ku kembali.

Ibuku hanya mengangguk mengiyakannya.

62
“ kalau begitu apakah orang yang gemar

membaca ibu sebut sepeti ayah”

Ibuku menggelengkannya tanda tak

setuju. Ibuku menghampiri meja ku dan

membawa bukunya,

“ apa yang sedang kau kerjakan, sampai

berantakan seperti ini ” tanyanya

“ bukan apa-apa bu?” jawab ku

Ibu ku mengangguk, dan sepertinya dia

melihat buku yang berjudul “Depopulasi” itu.

ibuku terlihat kget melihat buku itu.

“kenapa kau harus menemukannya”

gumannya tak terlalu jelas di telingaku. Dan dia

pun pergi tanpa berpamitan pada ku

63
Tapi jujur aku mulai mengerti apa yang

dibicarakan buku “depopulasi” ini. dan aku pun

mulai tertarik akan buku ini. aku yakin apa yang

ayahku rencanakan pasti ada alasannya.

Biasanya aku selalu berfikir logis, dan

ketika aku melihat buku ini aku ingin

mempercainya tapi ragu, ketika aku

membacanya pun aku selalu menganggukan

kepala karena aku mengerti situasinya. akankah

aku menjadi seseorang yang dapat mengatur

dunia ini, tanpa jejak kah??

Aku kembali ke mejaku untuk

menyelesaikan guci itu, mungkin guci itu akan

menjadi pentunjukku selanjutnya.

64
Aku pun terus mencari kata-kata

berbahasa latin yang berhubungan dengan

buku depopulasi ini, aku terus mencari tentang

depopulasi hal hasil, aku tidak menemukan

apa-apa. Dan apa yang harus ku lakukan

dengan semua ini. akankah yang ku lakukan ini

sia-sia, hanya membuang-buang waktu saja?

Tuhaan tolong beri aku petunjuk, agar bisa

menyelesaikannya.

Walaupun aku sudah mencarinya dan

tidak menambahkan hasil. aku pun mencoba-

coba untuk merakitnya sampai-sampai

matahari yang sudah terlelap sedari tadi

mengahasutku unutUk terlelap juga.

65
Mata ku mulai tak bisa menahan ngantuk

yang sudah sedaritadi menyerang ini. aku tidak

bisa lagi menhahannya aku pun terlelpap

menyusul sang dewa kehidupan.

Dan mimpi itu mulai datang kembali

kepada ku,

Keadaaan mimpi ku sama seperti

mimpiku sebelumnya. Semua sama persis

sepeti kemarin masih kacau tak berbentuk tak

berhati dan tidak berwarna, yang ku lihat

hanyalah hitam dan putih. Aku mencari

kesempatan di mimpi ku ini. aku akan mencari

sebuah petunjuk.

Aku berjalan menyusuri semua tempat

yang terlihat aneh. Aku mencoba untuk bertanya

66
kepadamereka yang hanya melihat seserang

yang betengkar. Tapi mereka tak menjawabnya

hanya menatap ku aneh dan mereka seperti

orang-orang yang akal sehatnya sudah hilang

mereka seperti mempunyai beban yang cukup

besar sampai-sampai mereka kebingungan,

mereka seperti tidak bisa melakukan apa-apa,

ataupun mereka normal, semua fisiknya utuh

tak ada cacat sedikit pun.

Aku masih mencari-mencari sebuah

petunjuk dan aku berpikir untuk menemui

wanita yang mempunyai buku “DePopulasi” aku

masih mencarinya aku tak tahu dimana dia

berada, aku kelelashan sampai-sampai aku

kesal di dalam mimpi, seharusnya mimpi ku

67
indah dapat dibuat oleh pikiran ku sendiri tapi ini

tidak, aku seperti orang asing yang baru saja

menginjakan kakinya di kota yang sama sekali

aku tak kenal.

Aku terus mencari dan aku pun

menemukannya dia sedang memandangku tak

bernyawa, aku pun menghampirinya dengan

sangat bersemangat.

Aku menghampirinya dan apa ku dapat

dia hanya menatapku masih tak bernyawa, tak

ada sedikit senyum di wajahnya dia sama sekali

tidak menunjukan giginya sekali pun. Padahal

aku beharap dia bertanya apa yang aku

inginkan.

68
Akhirnya aku pun memulai pembicaraan

dengan sedikit basa basi.

“ permisi mbak” aku menyebutnya mbak

agar terlihat lebih sopan.

Aku pun mencoba meyapa kembali mungkin

dia tidak berbahasa Indonesia.

“excuse me sis” kali ini kau mencoba

untuk bertanya dengan bahsa inggris.Dia tetap

tak menjawab, aku kebingungan sendiri.

Dia berjalan begitu saja. sepertinya aku

harus mengikutinya untuk mendapatkan

pentunjuk yang lain.

69
Aku pun mengikutinya, tak peduli dia

akan marah atau semacamnya, karena aku

perlu petunjuk yang lain.

Dia mengambil sesuatu di dalam rak

bukunya,aku berharap dia tau apa yang aku

maksud. Dan apa yang ia keluarkan hanya lah

sebuah kertas, dia menunjukannnya kepada ku,

aku pun mengambilnya dengan rasa ingin tahu.

Ketika ku ingin membukanya dia berkata

tidak jelas, dan secara otomatis aku pun

mengoknya, dia mengatakan sesuatu yang aku

tak mengerti.

“zhokla alalla holaba khazasakar ka”

berbicara dan sedikit berguman membuat ku

ketakutan.

70
“zikarawana wasalata” ia melanjutkannya,

membuat ku semakin tak mengerti.

“zazasaroka na watrolazhasaka”

“apa yang kau bicarakan?” aku bertanya

tak mengerti

“sosolanaamclknckbc sjc l snxisao” ia

melanjutkannya

“hah?” aku semakin bertanya

“jxsbgclw aux x006Cashbckihc” ia terus

melanjutkannya

“apa maksudmu??” sedikit mengaruk

kepala.

71
“ajcgviasbgyidexnashb jcgslygabzkh

ajhckzxb dhch akcjsahu ahbcakhd kajbsuw

kahbsci ajhscbi iasbc absc” ia pun terdiam.

Aku sengaja membiarkan dia untuk

menyelesaikan perkatanyya dan akhirnya dia

pun terdiam. Lalu dia berguman sediki,

“itu kah yang kau inginkan?” dia bertanya

dengan nada ang kasar tapi halus .

“apa maksudmu?” aku betanya kembali.

“ itu yang kau ingin kan, kau

menginginkan isi guci itu kan?”

Dia mengetahuinya? Ini mimpi ku apa

mimpinya? Kenapa dia bisa mengetahui isi

72
pikiranku dari tadi. Aku hanya bisa mengangguk

mengiyakannya.

“bagaimana kau mengetahuinya?” aku

bertanya tak mengerti.

“ku tahu tentang, ayah mu , ibu mu

bahkan dirimu. Kau tak perlu tahu aku ini siapa.

Kertas itu akan membantumu untuk

menyelsaikan teka-teki didalam guci itu.”

jawabnya

Aku pun langsung membuka kertas itu

dan melihat kata-kata yang sedang ku pelajari,

bahsa latin .

“terimakasih, telah membantuku. Kau

mengetahu arti dari ini semua?” Tanya ku

73
“ untuk saat ini, yang harus kau lakukan

sekarang adalah menuruti perkataan ku.” kata

orang berhijab itu.

Apa yang ia maksud menuruti

perkataannya? ku akui dia hebat dapat

memikirkan isi kepalaku, tapi dia tidak berhak

menyuruh-nyuruhku. Aku ini bukan budak yang

dapat di pergunakan semaunya, walaupun ini

mimpi tapi bukan berarti aku bisa diperbudak.

“ingta aku tahu apa yang kau pikirkan”

wanita itu mengungkapkan.

Aku lupa akan hal itu, aku pun tidak

berpikir apapun setelah dia berbicara seperti itu.

74
“aku tidak berniat unutk memperbudak

mu, aku menginginkan bantuan mu. Aku hanya

meminta bantuanmu, karena aku tak mampu

untuk memperbaikinya, karena kau lah yang

pantas untuk memperbaikinya.” Kata wanita itu

“maksud mu apa? Meminta bantuan ku?”

“kau tahu mark mingyu? Pasti kau

mengenalinya kan?” tak menjawab pertanyaan

ku.

Dia mengetahui ayahku? Apa maksudnya

ini. dia hanya ilusiku, tapi kenapa aku tidak bisa

mengetahui apa yang ia pikirkan apa yang ia

rencanakan? Apa yang ias inginkan, dan

muncul di mimpiku, bahkan dunia ini pun

kenapa ini terjadi pada ku?.

75
“ sudah ku katakana untuk tidak

mempeduliakn ku” lajutnya. Menjawab

pikiranku.

“aku hanya tak habis pikir apa yang kau

inginkan membuat ku kebingungan di mimpi ku

sendiri” jawabku heran

“aku menginginkan bantuanmu”

“apa keinginanmu?”

“kau tahu ayah mu? Dia sangat

dermawan, dia mengabulkan semua yang aku

katakan. Dia menuruti semuanya, bahkan dia

rela mati demi keinginanku dan keinginan

semua yang di duniaku.” hasutnya

76
“langsung saja apa yang kau inginkan”

jawabku sedikit cuek

“ kau bisa lihat apa yang kau lihat saat ini

di luar saat ini? apakah kau peduli? Apa kau

meginginkannya? bisakan kau memikirkannya?

Semua orang yang ada disini? Mereka yang

terlantar ?mereka yang egois? Apa kau

menginginkannya?” jawabnya sedikit tegas”

Aku pun melihat ke luar dan memang itu

sangat mengertikan, terbayang jika cucuku atau

pun cicit ku terempas orang-orang egois yang

tak berguna.

Aku sangat menyesalinya jika melihat semua ini

akan terjadi di duniaku.

77
“apa yang harus ku lakukan? “ jawabku

langsung.

78
Terjadilah

Malam itu adalah mimpi yang paling

lama menurut ku. Kaki yang sudah menjelajahi

kota itu, dunia itu, mimpi itu, mencari wanita itu

membutuhkan energi.

Badanku terasa lelah, kaki dan betisku

rasanya berpisah satu sama lain. Aku tak

mengerti lagi, itu hanyalah mimpi tapi itu seperti

nyata bagi ku. semua tampak nyata.

Sepetinya aku telah bersinggah ke masa

depan, melewati pintu ajaib dari kantong

doraemon seperti yang ada ditv yang pernah

aku lihat dulu.

79
Masa depan yang aku mimpikan itu

membuatku gundah. itu sangat suram

membuat lidah ini tak bisa berkata apa-apa. Aku

kasihan melihat mereka yang menderita. Sudah

seharusnya aku menjaga dunia ku ini.

Aku akan melakukan apapun demi dunia

ku, demi masa depan yang tak pernah ku

inginkan.

Aku teringat kata-kata dimana dia

memberikan ku sebuah kertas yang berisi

tentang guci itu. ku tak ingat sama sekali apa

isinya. Gumanan wanita itu tak sediktik pun

tertulis dikepalaku.

“Diring dring ding” bel rumah ku berbunyi.

Tidak biasanya ada seseorang yang bertamu ke

80
rumahku, dan rumah itu sudah ku desain agar

orang-orang tidak menyadari ada orang yang

tinggal disini. dan bahkan aku tak mempunyai

teman atau kerabat.

Aku pun berjalan menuju pintu keluar,

sepat ku intip lewat lubang kunci, untuk berjaga-

jaga. Dan tak seorang pun disana hanya

rerumputan liar yang sengaja tak ku potong. Aku

pun mebuka pintuku untuk memastikanya.

Dan seperti dugaanku tak ada siapapun

diluar rumah ku. aku melirik beberapa sudut

halamanku. Ku lirik kanan dan kiri, ku lirik

tumoukan rumput liar. Dan taka da siapa-siapa

disana . mungkin hanya anak kecil yang iseng

membunyikan rumahku.

81
Ketika aku berjalan meuju pintu rumah,

aku terhenti di tengah jalan ku melihat, kertas

kuno yang tak asing menurutku, sepertinya itu

ketas yang ada di mimpi ku semalam. Aku pun

mengambinya dan benar saja itu adalah ketas

yang ada di mimpiku.

Aku tidak berharap dan sedikit tidak

percaya bahwa kertas ini ada di dean rumahku,

ya bagaimana bisa sesuatu yang ada di

mimpimu tiba-tiba datang tak diundang.

Aku pun tergesa-gesa membawa ketas

itu, curiga jika ada yang melihatku seperti itu di

depan rumah yang tak terurus. Aku pun pergi ke

ruang perpustakaan untuk menganalisis ketas

itu.

82
Aku tidak bisa membacanya tapi aku tahu

ini tulisan latin, aku sedikit tidak percaya kalau

isi kertas ini adalah isi dari pecahan guci itu,

untuk membuktikannya aku oun menyusun guci

itu, sesuai tulisan yang ada di kertas.

Satu persatu pecahan guci itu tersusun

rapi dengan menggukan lem tembok. Tapi

tulisan yang ada di kertas dan di guci sedikit

berbeda.

Di guci terdapat tanda tangan ayahku,

dan mungkin tanggal disaat ayahku

membuatnya. Aku berpikir bahawa isis dari

tulisan ini adalah surat perjanjian, dan di situ

juga terdapat sidik jari ayahku yang sudah di

perwarna sebelumnya.

83
Aku sedikit sedih melihat sidik jari ayahku.

aku teringat jarinya pada saat dia menahan rasa

sakit di dadanya. Walau pun aku tidak pernah

ingat pada saat ia menggenggam tanganku.

Sebenarnya aku hanya memastikan apa

yang dikatakan wanita dalam mimpiku itu bena.

Dan memang apa yang ia katakana dan apa

yang wanita itu berikan padaku itu memang

benar adanya. Tak ada kebohongan sedikitpun.

Aku pun berharap dia tenang dialamnya

sekarang. Bahagia dan tidak akan merasakan

sakit didadanya saat itu.

“ lupakanlah” gumanku

84
Aku mencari di internet tentang perjanjian

seperti itu. aku mencari gambar-gambar yang

mirip dengan tulisan-tulisan itu. dan yah akhirya

menemukannya. Dan aku menacari blog untuk

lebih memastikannya lagi.

Blog yang sepertinya sangat rahasia,

untuk pergi ke webnya aku harus login beberpa

kali. Dan untungnya aku menemukannya.

Diweb itu, terdapat chatroom yang bisa

dilihat oleh orang yang berada di web itu. dan

terihat semua orang disitu mengatakan bahwa.

Web ini sangat membantu untuk mejawab

tekateki mereka bahkan disini juga ada aplikasi

berbayar untuk menerjelmahkan sesuatu dan

85
dikatakan disini bahwa aplikasi ini beda dari

yang lain.

Jujur saja aku tidak terlalu tertarik tapi aku

penasaran juga dengan hasilnya dan bisa untuk

dicoba tapi hanya untuk beberapa kali saja.

Akhirnya aku pun mencobanya, dan aku

masukan beberapa kata dari guci itu karena

aplikasi ini tidak bisa meneremah lebih dari

sepuluh kata saja.

Dan disitu ada kata-kata

“ saya berjanji untuk menempati janji saya

pada masa lalu, saya berjanji untuk melakukan

hal yang seharusnya dilakukan, hal yang

dimana orang lain todak bisa melakukannya,

86
saya adalah orang terpilih yang harus

melakukanya, hanya saya dan keturunan saya

yang dapat menyelamatkan dunia ini, dimana

saya tinggal, tempati, bernapas, dan dunia

kehidupan, demi dunia ku dan amalanku untuk

tiket ke alam sana.”

Aku cukup kaget keturunana aku kah? Ini

hanya lah sepertempatnya.

Aku berpikir untuk terus berlangganan

akhirnya aku pun mengtransfernya uang yang

di sesuaikan untuk menerjemah surat perjanjian

ayahku itu.

Dan aku pun memasuaknnya, dan terlihat

isinya.

87
“untuk anaku, secepat apa kau tumbuh,

aku keturunanaku kau akan meneruskan apa

yang telah aku lakukan, berjajilah pada ayahmu

kau akan melakukannya, karena ini demia masa

depan dan keturunan kita. Lakukan apa yang

wanita itu inginkan dia akan membantumu nak,

dan aku tahu ketika kau membaca ini aku

sudah tidak ada, dan kucci tiu sudah ada

ditanganmu. Kunci yang kau simpan itu adalah

kunci yang ada di sebelah kamar mu terdapat

sebuah lemari yang cukup besar. Pergilah ke

sana, dan teruskanlah. SELAMAT TINGGAL

anaku sampaikan lah kalau aku ini sangat

merindukan ibumu, maafkan ayah yang sudah

meninggalkan mu.”

88
Tedapat tanggal 13 januari 1967. Dia

membuat ini pada saat aku lahir. Aku

menyadariny kalau ayah ku sangat menyayangi

ku.

Aku langsung begegas pergi ke tempat

yang dibicarakan di surat itu. aku masukan

kunci itu kedalam lemarinya dan kubuka pintu

itu.

Aku kaget melihat didalamnya ada

sebuah pintu lagi. Aku pun membukanya dan

apa yang ku lihat senjata-senjata illegal ada di

depan mataku saat ini, dengan debu dan laba-

laba yang melengkapinya.

Aku tidak percaya apa yang kulihat.

Menelusurinya dan ku lihat ada buku diary

89
ayahku. dan disitu ada moto “tak peduli dia

memohon, lihatlah apa yang telah dia lakukan,

bermanfaatkah? Jika tidak tak ada ampun.

Daranya harus mengalir ke luar tubuhnya”

Aku terdiam sejenak, mengeti apa yang ia

maksud. “lakukanlahhh” terdengan bisikan aneh

di telingaku.

“ingat ayah mu” terdengar bisikannya lagi.

Aku terbayang ayah ku yyang memhon kepada

ku untuk melakukannya.

“ tenang saja ayah akan ku lakukan”

gumanku tak berpikir.

90
Sedini mungkin

Setelah ku renungkan apa yang ia

tuliskna di buku diarynya, aku tersadar bahwa

aku harus melakukannya.

Aku percaya ini adalah jalan yang terbaik

untukku, ayahku, keturunanku dan untuk bumi

ini.

Tidaklah kalian kasian pada dunia kita

bumi kita yang terpenuhi orang-orag perusak

alam semesta ini. orang-orang yang tak

menginginkan hidupnya, orang-orang yang tak

bersyukur akan keindahnnya?

Akankah mereka sadar jia kita

peringati.ingat lah manusia itu tak ingin

91
disalahkan mereka akan membenarkan apa

yang mereka lakukan, walau pun mereka tau itu

tidak lah benar .

Kejahatan dimana-mana, kekerasan

dimana-mana, orang yang tak bersalah pun

disalahkan demi tugasnya,dan bagaimana

nasib penjara jika semua orang bersalah.

Setelah aku membaca diary ayah ku, aku

pun pergi kea mar ibuku. Ku ingin mengetahui

keadaanya. Aku membuka pintu kamar ibu yang

jaraknya cukup jauh dari keberadaan ku

sebelumnya

“ ibuuu…” aku memangginya dengan

sangat halus takut jika teganggu.

92
Aku melihat ibu ku sedangan menekuni

hobinya, dia sangat senang merajut. Dia bisa

membuat baju, topi, (kupluk?), bahkan tas pun

dia bisa membuatnya. Dan itu juga

pekerjaannya sejak ayahku meninggal.

Dan tumpukan rajutan itu memenuhi seisi

kamarnya. Saying jika dibuang. Aku berpikir

untuk menjualnya.

“ibu apa yang akan lakukan dengan

semua rajuan ini” Tanya ku padanya

“entahlah, mungkin akan ibu buang atau

membakarnya.”

“ kenapa kita tidak jual saja bu”

93
“jangan, ibu tidak ingin seseorang

mengetahui keluarga kita” jawabnya

“kenapa? Karena ayah pembunuh?”

jawabku .

Ibu ku tersentak kaget.

“ apa yang kau katakana itu tidak benar!!!

Ayah mu orang bak dia membunuh untuk hal

yang mulia!!” jawab ibuku dengan sedikit

penekanan dalam perkataannya.

“ tenang saja bu, aku sudah tahu

semuanya. Aku pun tidak keberatan jika aku

harus sepertinya demi dunia ini bu” jawabku

“ APA??, kau akan seperti ayahmu???

Jangan lah kau lakukan itu ibu tak ingin kau

94
seperti ayahmu. Meninggal dengan kesakitan

yang sangat penyiksa itu.”

“tenanglah bu, mati itu tidak ada yang

mengetahuinya. Kecuali kematian itu diundang

untuk membantunya.” Jawabku

Ibuku hanya terdiam, menatapku

memastikan aa yang ku katakana itu bohong.

Dan dia melihatku serius untuk melakukannya.

Dia pun memelukku dan berkata

“apa pun yang kau lakukan itu adalah

yang terbaik untuk kita semua”

Aku tersenyum, ibu mengijinkanku. Aku pun

memeluknya kembalik

“terikamsih bu”

95
~~

Langah ku menuntun ke atap. Ada yang

belum aku lakukan disana, sudah seminggu aku

tidak melihatnya lagi.

Ku mencium bau busuk yang sangat

menyengat aku buru-buru ke atap dan apa yang

kulihat. Itu sangat menjijikan.

Ini lebih menjijikannya dari keadaan

minggu kamarin.

Bangkai yang sudah kupisahkan itu

berhamburan dimana-mana, kucing-kuicng

yang memakan bangkai itu, dan berkelahi satu

sama lain untuk mendapatkan bangkai itu, sua

96
terlihat sangat kasar, tak perduli bahwa dirinya

binatang yang menggemaskan.

Semua sepertinya bebas tidak ada yang

mengwasi atau un pihak yang adil, semua

sangat kacau. Aku pun kembali berpikir tentang

bui ini jika tidak ada makanan sedikit pun

akankah mereka mamngembil mayat

keluargaanya dan memakannya. Atau

memakan teman satu sama lain.

Aku sungguh tak mengerti, seseorang jika

terdesak pasti akan nekat untuk menggapainya

demi kelangsungan hidup.

Jujur aku cukup takut untuk mendekati

kucing-kucing itu, bagaimana kalau dia

menganggapku maknannya, dan bagaimana

97
nasib ku. “seorang pria terbunuh oleh

segerombolan kucing liar pada saat memberi

mereka makanan”? itu sangat konyol.

Aku pun kembali ke kamar rahasia itu

untuk mengambil senjata yang ringan, pistol

tipenya seperti laser dan tka bersuara agar tidak

menganggu orang-orang sekirar keberadaan

ku.

Aku pun langsung pergi ke atap dengan

gegeas membuat kucing-kucing itu

Aku pun bergegas ke atap, membuka


pintu atapku dengan sangat keras membuat
suara yang bergema. Dan kucing-kucing itu pun
terkejut melihatnya. Mereka berlari kesana
kesini.

98
Tapi aku tau caranya agar mereka
mendekatiku dan terdiam. Aku mengeluarkan
makanan kucing yang sudah bertaun-taun aku
lupakan. Dan kucing-kucinh itu pun mendekati
ku dengan perlahan dan memakan makanan
itu.

Mereka memakannya dengan sangat


rakus, aku tidak peduli bahwa makanan kucing
itu sudah kadaluarsa. Mereka hanya
memikirkan perutnya.

Ketika mereka sudah memenuhi perutnya


mereka berlaha-leha mereka sangat menikmati
makanan yang ku berikn. Mereka berbaring di
lantai yang sangat kotor mereka tidak peduli
pada bangkai yang telah (dikoyak-kayik
olehnya)?, aku elus perutnya yang sudah
gembul itu. Ia menggeliat.

Aku tidak tega jika mereka kesakitan,


karena sudah memakan, makanan kadaluarsa.

99
Lebih baik mereka sakit di satu titik saja dan
mengholang bigotu saja.

Kasian mereka yang harus berdesakan


disinj. Diatap yang sempit, kumuh dan tak
berwarna hanya di hiasi tanaman layu.

Aku sudah lelah melihat mereka yang


sudah muali kesakitan mereka tak karuaan.
Tulang punggunya yangg berbentuk setengah
lingakaran melengkung sebaliknya. Pertanda
mereka sudah keracunan

Tak berpikir panjang lagi aku langsung


menekbaki mereka satu persatu. Tangan ku
sangat ringan ketika pistol itu mengarahkannya
pada mereka, dan telunjuk ku pun
mengikutinya.

Beberapa kuncing yang kelihatannya


baik-baik saja, mungkin mereka tidak memakan

100
makanan yang aku berikan. Ataukah mereka
sudah kenyang memakan bangkai. 

Aku biarkan kucing yang kelihatannya


baik-baik saja. Memviarkan mereka tinggal
diatap rumahku. Plastik sampah yang terisi
penuh oleh Kucing-kucing yang sudah aku
tembaki aku akan membawanya dan 
mengkuburnya di halaman belakangku. Aku
tidak ingin kucing-kucing menajdi santapan
kucing yang aku biarkan tadi.

Aku gali tumpukan tanah itu, aku


membasahinya sedikit dengan air agar mudah
untuk menggalinya. Aku menggalinya cukup
dalam agar semuanya dapat masuk dalam satu
lubang.

Aku masukan semua kucing itu


bersamaan aku menutupinya dengan tanah
lagi. Akan ku buat bakai itu mebjadi pupuk di
halaman belakang ku.

101
Aku kembali ke atap untuk membersihkan
darah yang yang berceceran, aku akan
membuat atapku lebih berkilau dan indah untuk
dipandang.

Aku alirkan keran di sekitar lantai, dan


menaburi sabun di lantainya. Aku ambil
gosokan lantai dan akh menggosoknya asal
dan sedikit keras, noda-noda yang ada di lantai
itu sedikit demi sedikit menghilang.
Menimbulkan kilauan yang berasal dari lantai
aslinya.

Aku akan mebawa ibu kesini, sejujurnya


ibuku tidak pernah membersihkan rumah. Dia
membiarkan rumah ini seperti rumah kosong,
tapi bukan berarti dalam rumah ku hancur, dan
berantakan. Ibu ku masih membersihkan isi
rumah ku, sangat bersih .

Ku hilangkan sabun-sabun yang ada di


lantai. Aku bersihkan semua. Dan aku juga sedik

102
menyiram kucing-kucing yang tersisa itu. Aku
bahasi mereka aku sikat mereka dan
mengkeringkannya dengan handuk. Sekarang
mereka lebih indah untuk di amati.

Mereka terlihat menggemaskan, mereka


sudah menjadi "kucing". Aku menyirami
tanaman yang sudah layu , aku potong
beberapa tangkai yang memang sudah mati.

Dan akhirnya atapku bisa terlihat seperti


atap. Bersih dan harum. Tkdak seperti
sebelumnya sangat menjijikan.  Bangkai yang
terkena air liur, kotorannya pun berserakan. 
Sangat menjijikan.

Aku pasang lampu di atapku agar


terkesan hangat dan lebih beseni. Pemanis
pada malam hari, tak ada kegelampan disana,
aku menyelesaikannya cukup lama, dan tak
sadar jam sudah menunjukan pulukul 10.00

103
Aku akan memperlihatkan ini pada ibuku
aku pun beistrirahan terlebih dahulu dan
merapihkan bajuku yang sudah kusam. Aku pun
menjeputnya ke kamar, untuk mengajaknya ke
atap.

" ibuuu, kemarilah" sapa ku di pintunya.


ibu pun mengampiri ku dan mengikuti ku dari
belakang.

Aku naiki tangga dengan sangat cepat.


Aku menengok ibu yang masih jauh di
bawahku. Aku baru tersadar bahwa ibu ternyata
sudah tua, pantas saja dia tidak pernah ke atap.
Toh dia dusah tidak mampu menaikinya.

Aku pun menuntun ibu ku ke


atap,perlahan aku menuntunnya, labgkah demi
langkah kita naiki tangga bersama. Dan aku pun
membuka pintu atapnya.

104
Aku nerasa bangga melihat reaksi ibuku
melihatnya, padahal tadi aku sedikit khawatir
ibuku tidak menyukainya. Aku berpikir mungkin
ibuku akan menghancurkannua karena dia
sangat tidak suka di luar rumah. Karena dia juga
merasa aman di rumah. Tidak ada seorang pun
memperhatikannya kecuali diriku.

Disangat sennag melihat keindahan di


malan hari dengan sumber cahaya yang
berasal dari bulan. Dan beberapa tanaman
yang ditata rapih, dan dipertengahan ada
sebuah meja kecing untuk dua orang, aku
memang mempersiapkannya untuk ku dan ibu
ku. Ibuku duduk di kursi itu dan dia berkata.

" bagaimana kau melakukannya?"


tanyanya penasaran

"aku hanya sedikit membersihkannya"


jawabku

105
" kau memang ahli dalam
membahagiakan ibu" jawabnya

Aku tersenyum, aku ke dapur untuk mebawakan


beberapa makanan.

Aku hanya menyiap omlet yang di taburi


keju, aku juga memasak sop ayam untuk
pengahangat di malam hari , dan tidak lupa
dengan nasi, walaupun aku tau makan nasi  di
malam hari apalagi lebih dari jam 10 itu tidak
sehat, tapi makan tanpa nasi akan terasa
hambar.

Aku antarkan satu per satu makanan


yang telah ku buat.

Dan aku pun makan bersama dengam


ibuku diatap, untung saja cuacanya mendung
tak ada angin yang berlebihana ataupun hujan
yang mengganggu.

106
Ketika makan ada seekor kucing yang
menghampiriki kaki ibu ku, dia mengsenggol-
senggilakan badannya ke kaki ibuku, sepertinya
dia ingin dimajan oleh ibuku.

" jadi kamu yang selalau mengeong tiap


malam?" kata ibuku sambil menggendong
kucing itu.

Dasar penggangu pikirku pada kucing itu.


Bagaimana bisa dia mnggangu ibuku yang
sedang makan, itu tidak sopan. Membuat
tangnnya kotor terpenuhu bulunya yanf kotor.

" bagaimana bisa kau yang sekecil ini


membuat kegaduhan yang sangat berisik"
katanya sambil mengelus mepalanya.

Aku hanya tersenyum melihat ibu ku seperti itu.

"kau tahu, tiap malam ibu selalu


terbangun oleh kucing yang ada di atap ini,"
lanjutnya bercerita

107
"bagaimana bisa ibu terganggu oleh
kucing ini??" tanya ku sedikit basa-basi agar dia
terus bercerita

" ibu tidak tahu, ibu kira ada


segerombolan kucing mungkin sekitar 30
kucing yang tinggal disini, karena itu sangat
berisik. Ibu sangat terganggu olehnya. Dan
ternyata 6 kucing ini yang menganggu ibu"
ceritnya.

Aku tersentak kaget ketika dia bercerita


bagaimana bisa di mengetahuinya. Ini perasaan
ku atau memang dia sudah mengetahuinya.
Ataukah dia tahu kalau aku membunuh
mereka. 

Aku meleukan sesuatu yang penting, aku


lupa dimana aku menyimpan pistol yang tadi
kugumanakan untuk membunuh mereka. Tidak 
apa yang harus aku lakukan ,aku melupakannya
Aku hanya mengingat bagaimana caranha agar

108
bangakai kucing ini terselesaikan. Aku
melupakannya. 

Aku tidak peduli akan hal itu. Toh yang


ada di rumah ini hanya lah ibuku , tapi
bagaimana kalau ibu ku mengetahuinya,
akankan dia marah kepada ku atau mungkin
dia akan menghukum ku, tapi kucing-kucing itu
menganggu ibuku kan, berarti aku telah
membantunya, membuat kucing-kucing
penganggu itu diam.

Piring-piring yang tadinya terpenuhi oleh


maknan kini telah mengalir kedalam lambung
ku dna ibuku. Aku pun memberihkannya terlebih
dahulu, mengambil piring-piring kosong dan
kotor aku bawa dan kusimpan didapur, aku
kembali ke atap.

Aku melihat ibu yang sedang menatap


langit, aku menatapnya, tak sadar dia sudah
setua ini, dan aku masih saja membebaninya.

109
Aku memang bukan ansk yang berguna,
aku hanya lah anak yang masih dikasihani oleh
orang tuanya, dan yang ku punya hanyalah
ibuku.

Aku sangat menyayangin ibuku dia


sangat kuat, menahan beban hidup yang tak
pernah aku alami. Aku yakin dia melebihi dari
kuat.

Aku menepuk punggunya, menyuruhnya


pergi tidur karena ini sudah larut malam, dia
pun mengiyakannya.

Aku mengatarkannya ke kamar dan


menyelimutinya menunggunya tidur, entah
kenapa aku sangat senang jika menemani
ibuku untuk tidur. Melihatnya menutup mata
yang sebelumnya menatapku dan tersenum.

Melihatnya sudah terlelap aka mimpinya


aku pun menyusulnya tidur, dan mimpiku sama

110
seperti kemarin lusa ataupun kemarin, aku
bertemu dengan wanita itu.

Dan seperti biasanya dia memberikan ku


arahan, dan petunjuk dia menunjukan sesuatu
yang ayah ku tulis, buku itu seperti buku diary
ayahku, sama persis. Aku sudah mengetahinya
tapi dia tetap memberikan ku arahan, dia selalu
menegur ku jikalauaku berpikiran aneh. Da
sesalu bisa membaca pikiranku.

Dia memberitahu untuk sabar dan, tidak


tergesa-gesa dalam melakukan apapun.
Sesuatu itu butuh, perencanaan. Untuk
mebangunnya atau mewujudkannya kau harus
harus memikirkannya secara matang,
danpaknya apa dan bagaimana agar kita tidak
lengah.

Mimpi ku tidak terlalu pentin. Hanya


masukan yang sangat mendasar. Tapi ada satu
kaya yang mungkin akan selalu ku ingat

111
“ pilihlah dengan caramu sendiri, pilih
orang-orang yang menurutmu memang takk
pantas ada di dunia ini,dan orang-orang yang
memang tak menginginkannya” katanya

Walaupun aku sudah mengetahuinya


tetap saja,aku ingin mendengarkan pendapat
orang lain, walaupun dalam mimpi.

Aku masih tidak megerti dengan mimpiku


bagaimana bisa aku tidak bisa mengatur
mimpiku sendiri.

Tak ada yang menarik dari mimpi ku aku


bangun seperti biasanya menjalani hidupku
dengan biasanya. Tak ada yang special dalam
hidupku.

Aku mempunyai kelas hari ini, aku harus


hadir.jika tidak aku tak akan lulus.
Kesempatanku bolos tingggal dua hari.

112
Dalam setahun aku bisa bolos dua belah
hari tapiaku bisa menghabisknnya dengan tiga
bulan saja. Dan sekarang tinggal dua hari lagi.

Jujur saja sebenarnya aku membolos


atau pun izin itu karena aku malsa bertemu
teman sekelas ku. tidak buka teman sekelasku
melaikan orang-orang yang memanfaatkanku
atau pun orang yang lain yang dimanfaatkan.
Mereka hanya menumpangi wajahnya atau pun
namanya di tugas kelompok.

Mereka juga suka meminta mngerjakaan


tugasnya. Tidak peduli mereka menimta berapa,
dia akan memberikannya.

Mereka ingin sempurna tapi


kekurangnyan dikerjakan oleh orang lain, jujur
saja aku membencinya. Walaupun aku sering
menerima tawarannya selalu aku kerjakan
Karen aku tidak ingin menjadi bahan
pembicaraan aku mengiyakannya agar cepat.

113
Aku jadi terinat kata-katayang ayah ku tuliskan
di buku diarynya.

“ pilihlah dengan caramu sendiri, pilih


orang-orang yang menurutmu memang tak
pantas ada di dunia ini,dan orang-orang yang
memang tak menginginkannya”

Aku berpikir bahawa seperti mereka lah


yang ayah ku maksud .

Sejujurnya aku merasa tertekan akan


keadaan ini, mereka yang mengandalkanu
malah bersenang-senang dengan teman yang
sifatnya pun tidaklah jauh beda dengan orang
yang suka mengandalkan orang lain. Mereka
tak melakukan apapu hanya menumpang nama
pada orang yang memang menurut mereka
“pintar”.

114
Mereka mengndalkan fisiknya untuk
membujuk mereka yang “pintar” agar
melakukan apa yang mereka minta.

Tapi tidak bagiku aku melakukannya agar


terhindar dari bullian mereka, mata mereka
yang memandangku, dan untuk perlindungan
diri.

Memang terkesan bahwa aku pasrah


untuk menjalankan hidup. taka da tujuan hanya
menjadi pesuruh dari bos yang tak tahu diri dan
tak mmepunai bakan ataupun kelebihan.

Dan dengan seiringnya waktu orang


pesuruh itu akan menjadi ganas, jika terus
ditekan oleh keadaan. Mereka akan
menentannya. Dan jika tentangan itu di tentang
lagi. Apa yang akan terjadi?

115
“ lu udah ngerjain tugas gue kan?” Tanya
salah satu wanita yang memang kelihatannya
centil.

Aku hanya mengangguk tak ingin


menjawabnya.

“lu punya mulut gak” sambil menunjuk-


tujukku dengan telunjuknya yang tak sopan.

“mulut tuh dipeke bukan dipajang.


Mercuma lo idup mulut o gak di bake bahahha”
lanjutnya

Aku hanya tersenyum mendapatkan


ejekan itu. akan ku endam daam-
dalamperktaaannya. Dan itu terlalu menusuk
pada hati ini.

Aku tak bisa menanggung amara ini.


akan ku selaikan ini besok

“ woyyy mana tugas guee” Tanya lagi saat


aku sedang memikirkan orang itu.

116
“ maaf, saya tidak mengerjakannya. Anda
bisa membuatnya sendiri, terimakasih” sambil
memeberikan bukunya.

Aku sengaja berbohong kepadanya aku


ingin melihat reaksinya dan apa yang akan dia
lakukan terhadapku.

Buku yang ku kasih itu tidak dia simpan


dalam tasnya melainnya, ia melempakannya ke
tembok.Tanda dia sedang marah. Dan aku
hanya berdiam diri tak memperdulikannya.
Orang orang langsung menoleh kepada ku dan
dia, dan aku tetap tidak mempedulikannya aku
sudah kebal akan hal ini. tapi jika ada orang
yang mebulliku atau mengataiku, aku tak akan
tinggal diam, karena aku bukan lah Miguel yang
dulu migue yang pendiam menuruti apa yang
mereka katakana untuk perlindungan.

117
“ berani yak lo sekarang. Enak bangt lo
ngasih buku gue yang belom lo kerjain. Padahal
tuganya dikumpulin sekarang”

“ LU PUNYA OTAK GAK MIKIR DONG,


GIMANA NASIB GUE” dan serang dia penyetuh
jidatku sambil mendorongnya.

Aku menolehnya. Dan ku melihat jam


sudah menujukan jam 7.57, menandakan bel
akan segera berbunyi. Dan dosen pun
memasuki kelasnya.

Hanya menunggu 3 menit lagi.

“ anda tahu siapa yang tidak puya otak


disini?” Tanya ku.

“anda yakin otak anda berfungsi” Tanya


ku lagi

“anda yakin otak anda dipakai UNTUK


mengerjakan tugas ANDA sendiri” sindirku.

118
Wanita itu tersentak kaget, dan sepertinya
dia sangat marah. Aku melihat dia sudah
mengepal tangannya. Dan sepetinya dia kan
marah besar terhadapku, dan memang itu
tujuanku. Membuat dia marah dan dendam
terhadaku. Dan dengan begitu aku tak perlu
mencemaskannya.

Tangan yang mengepal itu sekarang


akan mendarat ke wajahku. Dan itu adalah
waktu yang tepat untuk memukulku.

“assalamualaikum.wr.wb” wanita yang


menggunakan hijab, sepinggul datang dan dia
adalah dosenku.

melihat wanita itu akan memukulku di


langsung berteriak.

“YANG DISANA!!” sentaknya.

“APA YANG ANDA LAKUKAN. TURUNKAN


TANGANMU!!!” sentaknya lagi.

119
Wanita yang tadinya akan memukulku dia
langsung menurunkan tangannya, medengar
dosennya berteriak.

“kelas selesai km ikut saya” lanjutnya.

aku pun memulai kelas ku dengan biasnya ada


rasa bangga. Mengetahui bahwa dosen itu
membelaku.

“ sebelum kita memulai kelas, tugas yang


saya berikan. Di kumpulkan hari ini sepulang
sekolah”

Mendengar kata-katanya aku semakin


senang.

“ bel bel bel” bel beebunyi, di sudut kanan


ats kelasku.

Mendengar bel itu. aku tidak biasnya aku


menunggu di depan kelas. ingin rasanya
melihat wanita yang tadi memarahiku. Putus
asa dan sepertinya dia bergetar panik.

120
Dia mulai melangkah ke luar. Aku pun
segera pergi. Tacit dia melihat ku.

Aku pun pulang ke rumah, dan


menantikan hari esok yang akan ku tunggu.

Sebelumnya aku tidak pernah


menantikan hari hari esok. Bisanya aku ingin
waktu itu berhenti dan tidak pernah bertemu
dengan mereka.

Tapi aku ingin melihat kebahagiaanku


sesaat hari sudah gelap dan aku pun tertidur
lelap.

Dan tak disangka-sangka matahari pun


bangun bersamaan dengan bangunnya aku.

Dan untuk pertama kalinya mimpi yang aneh


pun hilang dengan sendirinya. Aku tidak
bertemu dengan wanita yang biasnya
membantu ku dalam menyelesaikan masalah

121
yah walaupun hanya sedikit tapi dia sangat
membanut.

Buktinya saja aku dapat menyelesaikan


masalah tentang kunci itu.

Aku pun bergegas untuk pergi ke kampus


. tanpa sarapan. Karena aku tidak ingin
melewatkam hari yang memang sudah ku
tunggu.

Seperti biasa aku menggunakan speda


ke kampusku. Waktu pun berllau seiring dengan
aku menggoes sepeda aku sampai kurang lebih
pukul 07.23.

Aku langsung ke kelas ku ingin melihat


keadaan apa yangan terjadi oleh wanita yang
memarahiku kemari.

Aku pun pergi ke kelas. Di lorong seperti


biasa ada yang melihatku jiji dan ada yang
berbisik-bisik membicarakanku. Jujur aku sudah

122
biasa seperti ini. jadi au anggap mereka hanya
lah semut yang iri kepadaku.

Aku memasuki kelas dan apa yang aku


lihat bukan apa yang aku inginkan.

Wanita yang memarahi ku, tidak lah takut


kepadaku. Dia menatapku lebih tidak sopan,
dia memandangi ku dari kepada sampai ujung
kaki. Dia tidak takut sama sekali kepada ku.

Padahal aku pikir dia akan mengormatiku,


dia akan takut kepadaku, tapi ekspetasi tidaklah
sesuai apa yang aku pikirkan. memang dia
adalah orang yang tak tahu sopan-santun. Dia
tidak seperti manusia. Sangat tak pantas dia
menghirup udara ini selama ini.

Melihatnya begitu membuatku salah


tingga aku menundukan kepala ku seperti malu
kepadanya.

123
Aku duduk di bangku yang jauh dari
jakauan wanita jalang itu. aku tidak mengerti
lagi, kenapa dia masih disini dan wajahnya
bahagia seperti tak mempunyai bebansedikit
pun. Dan seperti taka da apa-apa kemarin.apa
yang telah dia lakukan, sampai-sampai keadaan
kemarin dia selesaikan dengan sangat mudah.

Dosen pun datang. Aku menatapnya,


agar dia menatapku juga. Dia masuk dan
langsung duduk tak mengucapkan apa-apa dan
dia langung memberikan tugas. Terlihat raut
wajahnya yang seperti kecewa. Aku terus
menatapnya, agar dia bisa melihat diriku dari
ujung matanya bahwa aku menatapnya. dan
akhirnya dia pun meliriku.

Dan apa yang ku lihat dia mengabaikan


ku, padahal dia jelas-jelas melihat ku. tatapan itu
tatapan tanpa arti apa maksudnya ini. aku
hanya membutukan keadilan.

124
Tidakan orang-orang itu berfikir. Bahakan
dosen itu ketakutan melihat si wanita jalang itu.
apa maksud dari ini semua.

Ada yang salah dengan semua ini. akan


ku cari tahu nanti usai kelas ini. aku muak
degan keadaan seperti ini. membuat ku muak,
marah dan kecewa pada dosen itu.

Aku hanya bisa memendam rasa yang


ingin ku keluarkan. Karena percuma saja aku
marah tak aka nada hasil apa-apa, maka dari itu
aku lebih baik diam.

Saat ku melamun tiba-tiba dosen itu


berkata kepadaku.

“ mingguel kau ditunggu di kantor oleh…..”

Aku kebingungan apa yang dia maksud


aku dippanggil ke ruang bk.apa yang telah aku
perbuat. Aku tidak pernah melakukan kesalahan
di kampus ini.

125
Aku hanya mengguk tanpa alasan. Ta
lama setelah itu. bel pun berbunyi. Dan ini
pertanda aku harus menemui guru bk.

“ makannya jan berani sama gue lo “

Kata wanita yang ku sebut jalag itu. saat aku


akan keluar dari kelas. aku terus berjalan
menuju pintu kelas. aku tak ingin berurusan
degannya, biarkan saja dia seperti itu dan lihat
apa yang akan terjadi.

aku berjalan menyusuri lorong sambil


berfikir apa yang aku lakukan , aku ingin
menyiapkan jawaban apa yang akan guru bk
katakana. Tapi aku tak tahu apa yang akan dia
tanyakan.

Dengan hati yang tak bersemangat dan


bimbang . aku pun membuka ruang bk itu. dan
melihat wanita yang berisi, sedang menonton tv
sambil tertawa berbahak-bahak sangat tidak

126
baik untuk dicontoh. Bagaimana bisa guru bk
yang seharusnya bekerja malah menonton
sambil tertawa taka da wibawa sama sekali . tak
patut diajungi jempol .

Saat aku masuk pun dia tidak berekasi,


diam di tepat. aku memberikana salam
kepadanya.

“permisi bu apa ibu memanggil saya?”


Tanyaku sopan. Padahal dalam hatiku berkata.
Wanita sampah.

Dan dia pun menoleh kepadaku. Tak ada


senyum di pipinya, bibirnya membua seringai
pada saat melihatku.

Perasaan ku tak enak. Setahuku guru bk


itu ramah membuat motifasi untuk uridnya dan
menyelesaikan masalah dengan damai dan
nyaman.

“masuk” jawabnya jutek

127
Aku pun masuk dan duduk dihadapannya
dengan tv yang masih menyala di belakangku.

“ kamu tau apa kesalahanmu?” tanyanya.

Aku menggeng menandakan aku ta tahu


kesalahanku.

“ apa yang kau lakukan pada milea,”


tanyanya

Milea adalah nama wanita jalang yang berani


memearahiku dan meanfaatkan ku.

“ aku tidak melakukan apapun” jawabku


pura-pura tak tahu.

“bagaimana bisa kamu tidak tahu, kau


membuatnya menangis kemarin pagi, sampai-
sampai orang tunaya kemari menemui saya”
katanya tegas.

“ aku bersumpah aku tidak pernah,


membuatny menangis” jawabku.

128
Dan memang aku tidak pernah membuatnya
menangis aku hanya membela diriku yang
dimanaaftkan olehnya.

“ kau harus menjawabnya dengan jujur


miguel, kamu tahu orang tuanya siapa? Dia
adalah ketua yayasan, yang mempunyai
pengaruh besar di sekolahan ini” jawabnya
lebih tegas lagi.

“ lalu aku yang menjadi korban disini


harus mengalah?” Tanya ku

“ HEI BODOH, kau yang menparnya


duluan, bagaimana bisa kau menjadi korban”

Kata bodoh yang dia lontarkan membuatku


mengepalkan tanganku. Aku yang selalu
berusaha sendiri aku yang selalu mengerjakan
tugasku sendiri aku yang mengerjakaan tugas
mereka. Dia sebut aku ini BODOH? sialan
jawabku dalam hati.

129
“ dia bilang begitu? Apa yang dia
katakana kepadamu BU” kata ibu itu aku
perjelas dengan sedikit penekanan.

“ itu tidak penting skearang, saya ingin


kau berkata jujur”

“ percuma aku berkata jujur, itu tak akan


ada hasil apapun. Sudah pasti kau AKAN
mempercai Wanita itu!!! MILEA” jawaku yang
sudah kesal berada di ruangan ini.

“kring kring kring” telpon berdering.

Dan guru beka itu langsung mengangkatnya


sangat antusias. Dan mengabaikan
pendapatku. Sial aku sangat kesal melihatnya.

“halo selamat siang, dengan siapa


disana?” suaranya sengaja dia perlembut
menjijikan melihat bentungnya yang bula dan
membuat suara yang ia perlembut.

130
“ kenapa nomer rekening saya ya pak,
sebentar saya cari dulu pak” jawabnya

Dia langsung mencari noreknya dan


menghiraukan ku yang ada di depannya. dia
bergegas menyambukan lagi pada telpon itu,
dan yah dia memberi tahu nomer rekeningnya.

“ baik pak, saya akn melindunginya,


bapak tenang saja milea aman” dia meliriku,
dan yah sepertinya dia keceplosan berkata
“milea itu”

Aku sudah mengerti sekarang. Mengapa


sua hal ini teradi. Yah memang kunci dalam
menyelesaikan masalah adalah uang.

Guru bk itu menghampiriku.

Dia sedikit canggung padaku saat ini.


mungkin dia tahu apa yang aku pikirkan .

“ hai nak, kau mendengarnga’ tanyanya

131
Aku menjawabnya dengan
mnggelengkan kepala ku dan aku sedikit
tesenyum menatapnya.

“ apa hukumanku?” Tanya ku karena


sudah muak di ruangan ini.

“ ohh ukumannya??” diatanyaku balik.

Terlihat jelas dia sangat canggung terhadapku.


Dan dia bahkan tidak tahu apa hukuman untuk
orang yang tak bersalah . Karena seperinya dia
tahu bahwa aku tidak bersalah.

“ berarti kau mengakui kesalahanmu”


katanya.

aku menggengkan kepalaku tanda tak tahu.

“mungkin? “ tanyaku balikk.

Di semakin tak tahu mau berbuat apa, karena


mendapatkan kesenangan yang sudah iya
tunggu dan tidak mempedulikan ku.

132
“ yah kalo begitu saya hokum kamudi skor
semiggu” katanya

Aku mengangguk tanpa beban. Tak kaget akan


diberikan hukuman seperti itu.

Aku keluar ruang itu. dan di barengan dengan


milea yang menghampiriku.

“ SELAMAT” bsiknya.

Amara ku semakin menjadi mendengarnya


berbicara seperti itu, aku menjadi teringat kata-
kata ayahku itu.

“ pilihlah dengan caramu sendiri, pilih


orang-orang yang menurutmu memang tak
pantas ada di dunia ini,dan orang-orang yang
memang tak menginginkannya”

Dan bisikan-bisikan yang aku pun tak


tahu asalnya, membuat aku tak sadarkan diri.
Mebuatku melamun. Aku tahu aku sedang
melamun tapi aku tak bisa melawannya.

133
“ akankan kau diam saja seperti ini…”
bisikan itu datang padku

“ akankah kau melawannya”

“ lawanlah aku yakin kau bisa


melawannya”

“ tapi ingat kau ada di dunia!!!!, dunia


yang penuh dengan peraturan” bisikan itu
membuat tak bisa melawannya.

Dan aku merasa kata-katnya memang


membuatku semakin percaya diri untuk tidak
takut pada siapapun dan memang harus hati-
hati akan apapun karena dunia ini adalh dunia
yang memang dikendalikan oleh manusia
khusus.

“ kau harus melakukannya, lakukan apa


yang ingin kau lakukan. Ingat lah pada ayahmu”
bisikan itu membuat telingaku bergetar,
mendengat kata ayah.

134
“ kau bisa melakukannya nak”

“ LAKUKANLAH” tiba-tiba terdengar


bisikan ayahku.

Aku terlena akan bisikan itu. dan membuatku


semakin yakin, mendengar bisikan itu.
sepertinya malaikat telah mendukungku.

“ hehhehe” bisikan itu membaut hati dan


jiwa ini bahagia.

Aku harus melakukannya, meyakinkan


diriku. Dan yah aku pun igngin mengaturnya.
Terbayang olehku masa yang indah dan damai,
tanpa pertengkaran di masa depan.

“aku yakin aku bisa”

135
The last
Saat ini aku sudah berada diruangan
rahasia ayahku.

Dinding yang mungkin memang dipakai


untuk memang foto tagetnya. Di sana ada
banyak sekali target yang sudah ayahku
selesaikan. Dari pejabat-pejabat tinggi bahkan
idol yang memang mendatangkan bencana
bagi kaum hawa.

Jujur pada saat melihat targetnya aku


bangga padanya. Ternyata berita yang sering
aku lihat dibuat oleh ayahku sendiri. dan
memang itu untuk kebaikan umat manusia di
masa depan.

Aku sangat bangga padanya.aku ingin


memeluknya dan aku juga ingin membuatnya
bangga kepadaku dengan meneruskan
keinginannya.

136
Dan targetku untuk saat ini sangat
banyak. Mereka yang telah menyakitiku, mereka
yang menusukku dari belakang. Mereka yang
memeprmainkan ku. mereka tang telah
menghianatiku. Mereka yang tak punya otak.
Dan tidak pernah memikirkan orang lain.

Dasar orang-orang gilaaaa!!!!

Beraninya dia memperlakukanku pada saat ini.”


hati ku bergeming marah. Memngingat apa
yang telah mereka lakukan padaku.

Dasar orang orang bodoooh “ hati ku tak


semakin marah mendengarnya.

Dan yah denga perasaan ku yang seperti ini


sepertinya mereka tidak akan bisa aku maafkan
lagi.

Semakin cepat aku mengakhirnya hidup


mereka semakin mudah bagiku untuk hidup

137
dengan bebas. Dan aku bisa mebuat target
baru.

Seringaiku tiba-tiba muncul mendengar


perasaanku sendiri yang seperti ini. au merasa
aku seperti phisikopat untuk saat ini.

Tapi aku berbeda degan pshikopat.


Psikopat adalah orang yang ingin memuaskan
kesenangnnya sendiri dengan cara meniksa
orang-orang. Tapi akuadalh orang yang
memang akan dibanggakan untukmasa depan.
Pikirku.

Aku menempelkan foto yang sudah


menjadi targeku, yaitau, wanita yang duduk du
ruang bk sekarang, wanita yang
memaanfaatkanku dan uangnya. Dan ayah dari
wanita yang memang sudah menjadi musuhku
saat ini.

138
Dan ini lah waktunya ku membuat
rencana. aku terngat oleh bisikan itu. dunia yang
penuh peratuan?, aku larat, dunia yang penuh
dengan kebohongan dan mengagungkan orang
sudah dikelilingi oleh materi yangmelimpah.

huh apa yang harus aku rencanakan?


Aku terus memikirkannya dengan sangat keras.
Aku kira ini akan mudah tapi ternyata tak
semudah pikiranku.

Tiba-tiba suatu ide melintas dipikiran ku,


aku pun mengambi tinta dan menggores-
goreskan kuas itu di kertas dan mengsketsa
rencanaku.

Mungik ini rencana yang memang


sederhana. Dan memangaku tidak ingin
melibatkan tanganku unutk menyem=ntuh
mereka. Walaupun aku harus pakai sarung
tangan pun tetap tidak ingin menyentuh
mereka.

139
Aku hanya ingin mengakhiri hidup
mereka dari kejauhan. Dan aku akan
memanfaatkan senjata yang ada di ruangan ini.
mungkin saja ayahku melakukan hal seperti ini
pikirku. Karena rata-rata senjata yang ada di
ruangan ini senjata yang berupa laser dimana
tak ada suara sedikitpun pada saat
menggunakannya. Dan memang jarak yang
senjata ini temouh cukup jauh kuran lebih 3 km.

Memang ini rencana yang sangat mudah


di tebak. Tadinya aku ingin membuat rencana
ini cukup menyeramkan dan cukup menguras
otak tapi aku tak ingin memabuatku repon dan
memang harus membersihkan. Dan itu sangat
merepotkan menurutku.

Ahhh sangat bosan. Rasanya aku ingin


mendengarkan sedikit alunan music yang aku
sukai aku ambil hp ku dank u nyalakan
musiknya.. akhir akhir ini aku menyukai lagi

140
yang ada di movie the greatess a showman.
Movie yang memang sangat direkomendasikan.
Movie yang menceritakan tentang ssekelompok
orang abnormal dan mereka selalu
dipermalukan oleh orang-orang sekitar. Mereka
mepunyai kemampuan yaitu membuat sirkus
dan orang-orang sisekirar pun melirik mereka
dengan bahagia tidak dipermalukan lagi.

This is me

I am not a stranger to the dark

Hide away, they say'Cause we don't want your broken


parts

I've learned to be ashamed of all my scars

Run away, they say

No one'll love you as you are

But I won't let them break me down to dust

I know that there's a place for us

141
For we are glorious
When the sharpest words wanna cut me down

I'm gonna send a flood, gonna drown them outI am


brave, I am bruised

I am who I'm meant to be, this is me

Look out 'cause here I come

And I'm marching on to the beat I drum

I'm not scared to be seen

I make no apologies, this is me

Lagu this is me adalah laku yang sangat aku


sukai dari semua lagu yang ada di movie thw
greatess a showman. Karna aku
merakasakannya bagaimana kau berbeda dari
semua orang. Tapi bedanya Aku sensiri tidak
ada satupun yang membabtuku. Sangatlah
miris. Huh lagu ini selalu teriang-iang di
telingaku, lagu yang membuat ku merasa

142
percaya diei walapun hanya sementara dan
selalu dijatuhkan lagi di luar ruanganku.

Dengan musik yang besemangat.


Membuat ku semangat pula dalam menyusun
rencana. Dan memilih senjata yang cocok untuk
di pakai. Aku seperti mengngingat saat-saat
dimana aku membunuh kucing-kucing yang
berada di atap rumahku . Angin malam sudah
menunjukan dirinyadengan cara menyentuh
kulit ku. Rambut kulitku terangakat pada saat
bersentuhan dengan angin malam. Merinding
rasanya, bukan karena aku takut pada hantu
atau sebagainya. Tapi angin malam itu lah yang
membuat ku nerinding.

Menyadari hari sudah malah dan aku


keluar dari ruangan ayahKu dan pergi menuju
kamarku. Tepan di depan pintu terlihat obu
yang sedang menungguku. Sepertinya dia
sudah lama menunggu sehingga ketika aku ada

143
di depannya dia menatapku kosong ekspresi
mukanya tidak bisa aku prediksi.jika u marah,
memang apa yang sudah aku perbuat.
Kecewakah? Karena aku sudah si skor. Tapi ini
bukan pertama kalinya aku jika aku
mendapatkan hukuman . Dan ibuku juga tahu
kalau itu bukan kesalahanku. Dia tidak pernah
mrmangsang ekspresinya seperti itu.

“ apa yang sudah kamu lakukan malam-


malam begini di ruangan kosong itu??” tanya
ibuku.

“bukan apa-apa bu, aku hanya Ingin


sendiri” jawabku berbohong. Aku tidak ingin
diaa mengetahu rencanaku. Yah walaupun dia
adalah ibuku.

Aku selalu mengunci pintu ketika aku


akan memasuki lemari itu. Qku takut jika ibu
tahu apa yang akan ku lakukan. Dan jika dia
tahu mungkin aku akan dimarahi olehnya

144
bahkan diusir. Karena akhir-akhir ini ibu ku
selalu bilang padaku. Jika apa yang ia katakan
sewaktu diakamarnya itu hanyalah lelucon.

Tapi tidak sebodoh itu, memangnya aku


akan percaya bahawa itu hanyalah lelucon. Dan
dia aelaly bilang jangan pernah untuk
melanjutkannya. Dan kata-kata itu membuatku
labi. Dan menganggung di pikiranku.

Dia mengangguk dan menatapku dengan


muka berharap. Melihat ekspresi muka yang ibu
ku tunjukan, aku tahu ibu tidak percaya akan
apa yang aku katakan.walaupun begitu dia juga
tidak tahu apa rencanaku.

Ibuku tetap melihatku menasaran, aku


pun mengiraukannya dan pergi ke kamarku.Tak
memikirkan Ibuku lagi aku pun tidur dan bsk
adalah hari dimana aku harus memilih
senjataku dan mencari tahu , kegiatan mereka
terbebih dahulu.

145
Pagi puntiba dan aku pun pergi di pagi
hari dan berpamitat terlebih dahulu pada ibuku.
Ia menaiku , bertanya mau pergi kemana diriku
tapi aku menghiraukannya hanya tersenyum
kepadanya.

Aku pun bergegas pergi takut orang itu


sudah pergi. Saat ini aku sedang berada di
depan gerbang sekolah tapi sedikit agak jauh
dari ge bang sekolah , aku sedang menunngu
milea yang akan turun di dpn gerbang sekolah
dan aku ingin mengikuti mobil yang
mengantarnya. Karena aku yakin mkbil itu akan
menunjukan ku pada ayahnya.

Dan saat-saat yang aku tunggu pun tiba,


mobil itu menurunkam milea, diaturu dari pimtu
belakang, dan sepertinya dia diantar oleh
supirmya. Wajahnya yang begitu jutek terlihat
jelas bahwa dia sedang marah pada supirnya.

146
Aku pun mengikuti mobil itu
menggunakan motor ku. Agar tak dicurigai aku
mangikutinya sangat jauh. Terlintas dikepalaku,
kenapa aku tidak menggunakan alat pelacak
yang sudah aku siapkan kemarin, segera aku
siapkan alat pecaknya dan menempelkannya di
body mobilnya pada saat aku melewatinya.

Aku pun pergi ke cafe terdekat dan dan


melihat sepertinya memang mobil itu terdiam di
daeraH wirakarta tepatnya di gedung yayasan
dewirakya, yayasan yang cukup besar, dan
memang sahamnya ada dimana-mana Dan aku
pun mencari tahu tentang yayasan tersebut.
Dan mencari tahu rencana mereka. Tapi aku
tidak bisa mendapatkan jadwal ayahnya milea.
Ternyata cukup sulit untuk mendapatkan
jadwalnya . Akhirnya aku membuat akun fake
dimans aku adalah perusahaan baru yang
sedang mencari investor. Dan membuat visi dan
misi perusahaan fake yang telah aku semenarik

147
mungkin dan membuar yayasan dewirakya
terkesan sehingga bisa membuat jadwal
dengan fake akun ku. Dan disitulah,
kemenanganku terlaksana.

Huh cukup melelahkan agar mereka


menarik akan perusahaan fake ku. Rencana
pertama sudah terlaksanakan sekarang
rencana untul ibu bk yang sayang menawan
itu .

Apa yang oantas untuk orang seperti dia,


dan orang seperti apa ibu bk itu. Dia sangat
gelap akan uang. Tapi bagaimaai mana
caranya, uang pun tak punya . Haruskan aku
mencari tahu apa yang ia suakai. Setahuku ivu
itu menyukai artis korea, tapi apakan dia suka
semua artis korea?? Aku pun mencari akun
mesia aosialnya, dan aku mendapatkannya
dan memang dia sangat menyukai artis korea,

148
bahkan hambis semua konser artis korea yang
di adakan di indonesia dia hampiri.

Dan aku pun bergegas mencari tahu


konser yang akan di adakan di indonesia bulan
ini, aku berfikir Nanti aku akan menjadi orang
yang menjuat harga tiket yang sangat murah
dari akun oa yang lain Dan aku akan
menawarkan padanya terlebih dahulu.

Dan memang aku akan membeli tiketnya


dan menjual kepadanya dengan harga murah,
dan pelaksanaan kemenanganku akan
dilakukan di tempat konser tersebut diman
orang-orang heboh dan asik sensiri melihat
idolnya, dab pada saat itu pun kemenangan ku
pu terjadi.

Dan sekarang rencana ku untuk wanita


yang ku panggil jalang itu. Rencana yang cocok
untuknya apa yah, apa aku pakai saja rencana

149
seperti ibu bk itu karena setahu ku dia juga suka
akan idol korea dan artis korea juga.

Sepertinya aku akan pakai recana seperti


ibu bk itu. Dan juga sepertinya dengam cara
tersebut, keberadaan ku akan lebih aman lagi.
Agar orang-orang pun tak curiga. Karena ada
dua korban disana.

Akhirnya renca ku selesai juga. Sekarang


tinggal melakukannya. Jadwal sudah pasti dan
aku pun tinggal menyiapkannya.

Aku pulang ke rumah, dan seperti biasa


ibuku sudah menunggu di tengh rumah. Tapi
aku langsung ke ruangan rahsia karena aku
harus mempersiapkan plan yang sudah aku
buat. Dan ibuku mengikutiku karena tidak ingin
diikuti oleh ibuku aku membanting pintu tepat
di depa ibuku dan tak lupa mengunci pintunya .
Aku tap peduli apa yang akan ibuku katakana
tapi aku sekarang sedang mengerjakan tugas

150
yang menurutku memang sangat penting. Jadi
mau tidak mau untuk saat ini aku tidak sopan
pada ibuku.

Sepertinya ibuku ingin aku tidak


melakukan apapun dan tetap menjadi Miguel
yang pendiam dan menurut pada siapapun
yang ada di sekitarnya. Ibuku masih bersihkeras
agar aku tidak pernah melakukan apa yang
ayahku lakukan.

Tapi maafka aku bu aku tidak bisa


menuruti apa yang ibu ingin katakan karenaini
juga menyangkut hidup banyak orang yang
lebih berguna dan tak akan pernah ada hama di
dunia ini.

Aku menyaipkan segala sesuatu dai


senjata yang aku pakai. Aku berencana
memakai senjata yang besar pada pada saat
pertemuan dengan ayah dari Milea karena aku

151
berencana menembaknya dengan jarang yang
sangat jauh dari beradaannya.

Dan yang akan aku pakai pada saat


konser, aku akan menggunakan yang sanagt
kecil dan senjata yang tidak bisa dideteksi oleh
keamanan.

Aku menyiapakan energi untuk senjataku.


dan bisa digunakaan sangat maksimal.
Waktunya tinggal seminggu lagi untuk
memeprsipakan pertemuan dengan ayah milea,
da nada jeda dua hari pada saat konser.

Sekarang aku tinggal membeli tiket


konser, karena takut kehabisan. Aku segera
membeli tiga tiket satu untukku, dan dua lagi
untuk korbanku.

Dan sampai sekarang aku masih


berkominakasi dengan yayasan dewirakya.

152
Untuk mebil meyakinkan lagi. Dan aku
membaut fake investor agar erlihat lebih nyata.

yah tugas ku sudah selesai harii pun sudah usai.


Aku kelur dan menghampiri ibuku yang ada di
ruang tengah.

“ ibu, maaf kan aku yah” takaku buat


pengakuan

“ kau uakn anak ku lagi Miguel” jawabnya

“ ibu aku hanya bercabda aku


mempunyai masalah di jalan tadi, dan itu
membuat pikiranku terganggu” jawabku
membuat alasan.

Ibuku tak menjawabku malahan dia


langsung pergi kekamaranya. Aku tidak
menyusulnya karena mungkin ibuku memang
ingin sendiri.

153
Keesokan harinya ibuku tetap tak
berbicara kepadaku sama sekali. Yah au tak
bisa berbuat apapun.

Ketika aku akan pergi keluar mencari


udara segar ibuku memaggilku dan bilang
kepadaku.

“ maafkan ibu, ibu sudag tidak sanggup


hidup seperti ii, dan kaau anak mengikutinya. Ini
adalh jalan yang harus kau tempuh nak”
katanya.

Aku tak mengerti apa yang ia bahas dan


kenapa dia meminta maaf kepadaku.

Aku pun keluar rumah. Dan yah aku


sekarang mengerti kenapa ibuku meninta maaf
kepadaku,

“ angkat tangan” suara polisi terdengar


jelas di telingaku.

154
Dan yah aku sudah dikelilingin oleh polisi-polisi
yang mungkin mendapatkan sumber kejahaan
dari ibuku. Dan di belakang polisis itu sudah ada
ayahnya milea, milea dan ibu bk. Yang memang
ketiganya adalah orang yang aggal menjadi
korbanku.

Aku menyeringan meneliti keadaan aku


tengok ibuku yang sedang menengis melihatku.
Ingi kabur pun tak bisa. Aku tak bisa melakukan
apapun. Kecuali orang yang ada di belakangku
yang sudah di jaga oleh polisi lain menjadi
incaran yang sebenaranya.

Aku tertangkap tak bisa melakukana


apaun. Aku adalah tersangaka yang melakukan
kejaan berencana. Dan aku tak tahu apa yang
akan terjadi padaku selanjutnya.

Hukuman matikah? Dtahan seumur


hidup?atau ditahan hanya beberapa tahun?
Dendakan? Memang nasibku tak akan pernah

155
bahagia. Aku hanya bisa pasrah, dan
menyerahkan hukuman ku pada hakim.

-tamat-

-tunggu season 2 di akhir tahun-

156
PENUTUP

Terimakasih kepada Allah SWT. Yang telah


memberikan saya kekuatan sehingga novel ini
terselesaikan dengan baik. Dengan keadaan
yang sehat walafiat, terimakasih kepada guru
Bahasa Indonesia, yang telah memberikan
tugas ini kepada saya dan teman-teman.
Sehingga saya belajar membuat sebuah karya
yang luar biasa.

Terimaksih juga kepada teman-teman saya


yang sudah membantu saya mengedit cover
novel ini.

Kolom komentar

157
Biodata penulis

158
Saya Elsa Alfiyola lahir tahun 2000 pada tanggal
26 april. Saya berumur 17 tahun. Saya tinggal di
subang , dan lahir di bandung. Saya
mempunyai 2 saudara laki-laki dan saya anak
ke 2 dari 3 bersaudara.

Saya anggota kelas IPA 2 angkatan 53. Pada


tahun saya berada di tingkat 3.

159

Anda mungkin juga menyukai