Anda di halaman 1dari 6

“Aku dAn MiMpiku”

Mungkin sebagian orang jika membaca tulisan ini akan terdengar sangat biasa, atau bahkan
membosankan “ aku dan mimpiku “ terdengar sangat biasa karena kata-kata ini telah
terdengar di telinga kita sejak pertama masuk sekolah atau bahkan dari kita bisa berbicara.
Tetapi bagi sebagian orang mimpi yang memiliki harapan besar dari apa yang dirinya
inginkan sejak lama mimpi bukanlah hanya sebuah kata-kata yang tersirat maupun terucap
melainkan sesuatu yang harus dirinya usahakan serta capai, berbeda orang pasti akan berbeda
pemikiran ada yang berpikir mimpi adalah sebuah harapan atau bahkan hanya bunga tidur,
khayalan semata yang terkadang untuk merealisasikannya hanya sebuah angan-angan.

Saat ini mungkin akan terdengar sangat biasa, tapi bagiku tidak apa, aku akan
memperkenalkan diri namaku Aprilia Pratiwi, aku kini berusia 21 tahun, aku seorang
mahasiswi di salah satu universitas yang ada di Solo, tahun depan setelah libur semester aku
akan menginjakan kaki di semester tiga, yeah… bisa di bilang aku terlalu tua untuk menjadi
mahasiswa baru di tahun kemarin tetapi tak apa karena aku telat masuk kuliah karena ada
alasan tersendiri dan itu bukan sesuatu yang memalukan, bahkan menurutku itu adalah
sesuatu yang membanggakan bagiku, terakhir aku adalah seorang perantau karena aku tinggal
sendiri di Solo sedangkan kedua orangtuaku menetap di Lampung.

Aku tidak akan banyak basa-basi tentang biodata diriku karena bisa lebih dari satu halaman
kalian akan membacanya, baik akan aku mulai….. Aku terlahir dari keluarga sederhana
bahkan sangat sederhana dari kecil aku selalu melihat perjuangan orang tuaku dari awal
hingga kini, dari aku dulu yang tinggal di ruko bersama curut-curut, cicak, semut, kecoa,
serangga dan hewan lainnya yang biasa kalian ketahui saat kalian ada di pasar tradisional
kecuali jenis ulat-ulat, karena orang tuaku tidak berjualan makanan basah melainkan
sembako-sembako dan jajanan bermicin. Karena terlahir dengan lebih dahulu bicara dan
bukannya berjalan bukan hal yang tidak mungkin bila orang lain sering berkata bahwa aku
sangat cerewet.

Keluarga yang sederhana serta sangat keras, banyak mengajarkan ku akan pentingnnya hidup
mandiri tanpa sedikit-sedikit membutuhkan pertolongan orang lain orang tuaku mendidik ku
layaknya seorang lelaki padahal aku seorang perempuan, dari kecil tubuhku tidak kaget
dengan namanya ikat pinggang, rotan, sapu lidi, guyuran air, tangan yang sangat keras serta
kasar. Awalnya aku tidak paham apa guna semua itu, ketika aku kecil aku hanya berfikir
bahwa mereka sangat kejam, bahkan aku punya mimpi aku akan lari dan menjauh sejauh
mungkin yang aku bisa agar aku tidak tinggal lagi di rumah, yang harusnya rumah adalah
surga bagiku itu semua adalah omong kosong dan itu adalah mimpiku pertama kali.

Waktu terus berjalan, pada akhirnya aku pindah dan tidak lagi tinggal di ruko bersama para
hewan-hewan imut tersebut, aku pindah ke rumah nenekku dan aku sangat senang karena di
rumah nenek aku mendapat kehangatan dari nenek, di rumah tersebut setiap kali mereka
melayangkan sesuatu terhadapku ada nenek dan kakekku yang menjadi tamengku, aku sangat
senang setidaknya aku berfikir masih ada yang sayang denganku, membelaku, memegang
tanganku, serta memelukku di saat aku sangat rapuh. Apalagi saat itu aku memiliki adik tetapi
perlakuan antara aku dan adikku sangatlah jauh ibarat jika ada istilah “ bagai langit dan bumi”
benar sekali itu yang aku rasakan.

Bercerita tentang masa kecil pasti tak akan jauh dari keinginan yang kuat seperti harapan
ingin jadi apa untuk kedepannya, ketika aku masih kecil saat duduk di bangku sekolah dasar
keinginanku adalah menjadi seorang seniman, seniman dalam artian bukan hanya seorang
pelukis, tetapi lebih dari itu seperti desainer, arsitek, komikus, dan lain sebagainya. Karena
bagiku sesuatu yang indah adalah pekerjaan seniman kala itu, dan ini juga merupakan hobiku
kala itu. Aku sangat suka sesuatu yang berhubungan dengan seni, bahkan bisa di bilang aku
sangat gila terhadap seni. Sedari kecil aku senang sekali menggambar apalagi anime aku
sangat menyukainya, tetapi apa yang aku senangi itu tidak untuk ayahku beliau sangat
membenci ketika aku mendalami kegemaranku.

Suatu hari di kala aku sedang tidak ada di kamarku tanpa aku sadari ayah masuk kedalam
kamar dan menemukan sebuah buku yang mana buku tersebut penuh dengan gambarku,
bukan hanya gambar melainkan banyak sekali ada komik-komik pendek yang aku buat,
awalnya niatku ingin menyerahkan komik itu ke sekolah nantinya akan di pajang di mading
sekolah, namun karena memang bukan nasib baik yang berpihak padaku pada saat ayah
menemukan buku itu ayah marah besar, dan segera memanggilku untuk ke kamar dan pasti
kalian tahu kejadian selanjutnya.

Sebuah buku yang bagiku banyak perjuangan habis sia-sia di lalap sang jago merah di
hadapanku beserta semua alat penunjang nya, dan jangan di tanya kondisiku memar di
tubuhku tidak akan sebanding dengan usahaku selama ini, jika kalian bertanya aku hancur ya
aku sangat hancur aku benci diriku yang kala itu tidak bisa melindungi karya ku kejadian itu
bukan yang pertama tetapi itu yang paling membuatku sangat membenci kedua orang tuaku
kala itu, dan menjadi seorang seniman aku kira mimpi itu hanyalah sedikit dari list mimpiku
yang telah aku coret dari daftar sejak lama dan tidak akan aku pernah berfikir untuk
menggapainya. Yeah…. Mimpi yang sangat sia-sia bukan

Waktu tidak akan pernah berdusta, harapanku ingin pergi jauh dari rumah perlahan-lahan
terbuka jalannya dan aku benar-benar pergi jauh dari rumah bahkan bisa di bilang aku
kembali ke rumah itu hanya sekali dalam setahun, aku sangat senang walaupun awalnya aku
merasa seperti di asingkan atau lebih tepatnya di buang jauh dari rumah. Aku kala itu setelah
kelulusan sekolah dasar kedua orang tuaku mengirimku untuk melanjutkan SMP dan SMA di
asrama dengan begitu banyak peraturan yang tidak boleh di langgar, tetapi terkadang aku
menyebut tempat itu penjara suci memang terdengar sangat ironis tapi bukan ini maksudku
aku menyebut demikian karena asramaku sangat islami dan penuh dengan ajaran agama.

Mungkin ini adalah yang di namakan sebuah keajaiban secara tidak langsung kenapa? Karena
setelah aku di masukan asrama aku merasakan ada perubahan yang sangat drastis dari kedua
orang tuaku dan itu membuatku merasa sangat senang. Semuanya berawal saat tahun pertama
aku masuk asrama pada tahun tersebut bisa di bilang hidupku sangat beruntung karena bisa
bertahan hidup sampai sekarang, kala itu sekitar tahun 2011 di asramaku terjangkit penyakit
thypus yang mana penyebarannya sangat cepat dalam kuruing waktu dua bulan pertama
asrama yang di tinggali ribuan orang mendadak sepi, bisa di bilang satu gedung hanya tersisa
30 orang kurang setiap gedung.

Di kala itu aku adalah salah satu korban yang mana terjangkit thypus juga, gejala awal sekitar
tiga sampai satu minggu aku hanya merasa demam biasa yang mana bila malam saja aku
merasakan suhu tubuhku naik, gejala itu aku merasakan hingga kurang lebihnya selama satu
bulan sampai tubuhku benar-benar akhirnya jatuh dan di bawa di balai kesehatan yang ada di
sana. Menurut kalian jika ada di posisiku saat itu apa yang akan kalian lakukan? Menelpon
langsung saat pertama kali merasa demam, atau mencoba meyakinkan dulu benar-benar sakit
atau hanya sekedar flu biasa, atau malah sama sekali tidak mengabari sampai benar-benar
parah.

Mungkin bagi sebagian orang memang terdengar gila, tapi aku melakukan yang ketiga aku
tidak mengabari orangtuaku dan yang mengabari mereka aku sakit setelah dua bulan
kemudian bukan aku melainkan ibu-ibu yang sedang menunggu anaknya yang sedang di
rawat di balai kesehatan tersebut. Menurut ibu-ibu tersebut tau nomorku karena aku
meninggalkan buku catatanku di samping ranjangku dan itu setelah aku terjatuh tidak
sadarkan diri dari kamar mandi. Karena dari kecil mungkin didikan kedua orang tuaku yang
sangat professional menyebabkan kemandirian berlebih dan menurutku hanya sekedar sakit
sebelum aku di rawat di UGD itu bukanlah hal yang harus di laporkan karena aku tidak ingin
menjadi parasite bagi mereka, yang selalu menyusahkan mereka.

Jika kalian bertanya aku iri atau tidak dengan kehidupan asramaku akan kujawab langsung
sangat iri, bahkan sangat sekali setiap dari mereka bercerita tentang kondisi mereka di rumah
di sayang, di kasihi, di peluk ketika rapuh, di genggam erat tangannya ketika butuh pegangan,
atau meminta maaf kepada mereka apabila orang tuanya telah memarahi mereka atau tidak
sengaja melakukan tindakan fisik kepada mereka. Kalian tau ingin rasanya aku menutup
mulut mereka dengan tanganku agar mereka berhenti bercerita tentang orangtua mereka, tapi
apa daya tangan tak sampai ketika mereka sudah mulai bercerita aku akan pergi menghindar,
menjauh, agar aku tak merasakan sakit untuk kedua kalinya aku sangat lelah.

Aku mempunyai prinsip yang sangat kuat dalam hidupku “ Jangan pernah meneteskan air
mata walau hanya sebulir di hadapan orang yang kamu benci atau itu akan menjadi
boomerang untukmu kedepannya “. Saat mereka mengetahui keadaanku terbaring hamper
seperti orang sekarat saat aku berceloteh sedikit kepada ibukuaku ingat sekali hatiku yang
keras bagai batu tiba-tiba hancur, tembok pertahanan yang kubangun selama ini rapuh juga
hari itu h-1 aku di jemput nenekku di bawa pulang ke rumahnya yang ada di Ponorogo aku
menangis sejadi-jadinya kepada ibuku, aku rindu ingin di perlakukan dengan baik, di
perhatikan layaknya seharusnya, di manja sebgaimana umurku, aku iri dengan semua
perlakuan orantua lain kepada buah hatinya selama ini yang aku lihat.

Setelah ini pasti kalian sudah tau apa yang akan terjadi, satu bulan setelah itu aku sembuh dan
lebih hebatnya di asrama bakat seni yang harusnya aku kubur dalam-dalam akhirnya karena
bujukan teman-teman serta dukungan mereka akhirnya aku mngembangkannya walau tak
adalagi mimpi harapanku akan menjadi seorang seniman lagi, itulah kehidupanku
menginjakan masa remaja dari kanak-kanak. Tetap saja aku belum memiliki mimpi lagi aku
tidak tahu apa yang aku harapkan untuk kedepannya menjalani masa-masa di asrama
menurutku yang pasti aku harus lulus dari asrama tersebut itu lebih penting dan utama bagiku.

Roda kehidupan tidak akan pernah selalu di atas, aku percaya itu aku fikir semua akan baik-
baik saja setelah aku sakit itu ternyata dugaanku salah, saat tiga SMP akan menuju satu SMA
aku mendengar kabar tidak baik dari rumah bahwa kedua orang tuaku akan berpisah sehingga
membuat diriku tidak pernah konsenterasi dalam belajar, dan akhir cerita ini pasti ada yang
telah menebak dari kalian. Yeah… aku tidak naik di kala itu di banding aku yang terluka
karena gagal aku lebih akan terluka jika mereka harus berpisah, karena aku tau itu adalah hal
terburuk bagiku. Aku dalam hati paling dalam masih menyayangi mereka walaupun dari sisi
luar aku terlihat sangat tidak peduli.

Setalah tau berita tersebut akhirnya keduanya memutuskan untuk tetap bersama hingga saat
ini dan itu membuat aku bahagia… dan aku rasa ini adalah mimpiku melihat kedua orang
tuaku bersama hingga kini, saat aku jatuh dan gagal itu ada satu kalimat yang membuat aku
terus bertahan hingga kini dari ibuku “ Ibu, ayah sekarang gak bakal minta apapun dari kamu
tetapi ibu dan ayah cuman minta kamu agar selalu jaga nama baik kami di manapun, bukan
prestasi atau apapun itu tapi jaga derajat dan nama baik kami “ menurutku itu adalah sesuatu
yang simple namun memiliki arti yang sangat dalam buat perubahan hidupku.

Tahun demi tahun aku lalui di asrama hingga akhirnya aku lulus dari sana, walaupun tetap
saja aku harus kembali ke rumah sendiri setelah acara wisuda kelulusan. Mereka tidak ada
yang menjemput di sana, karena alasan adikku yang terakhir tiba-tiba sakit sehingga tidak
dapat hadir di acara wisuda ku, tapi aku tidak terlalu sedih yeah.. walaupun semua teman-
temanku di jenguk oleh orang tua nya padahal daerahnya lebih jauh dari ku bahkan ada yang
dari Negara tetangga, iri jelas ada, namun aku tidak akan bawa perasaan karena pada dasarnya
selama aku hidup tujuh tahun di asrama tidak di jenguk sama sekali juga bukan sebuah
masalah yang besar, bahkan jika nantinya aku lulus dari universitas dan mereka tidak hadir
serta foto dengan toga milikku kupikir ini bukanlah hal yang harus di sesali pada akhirnya
hanya sebuah foto dan bisa di lakukan ketika sampai rumah.

Jika ada yang bertanya apa mimpiku saat ini, aku belum tahu pasti apa yang akan aku katakan
sejujurnya jika menjawab ingin sukses, mempunya pekerjaan, lulus dengan cepat ataupun
memperoleh nilai terbesar, membawa kedua orang tua ku ke tanah suci, menurutku itu adalah
mimpi dan harapan hampir semua orang termasuk aku, apalagi sebagai anak pertama yang
banyak tanggung jawab untuk saudaraku nanti, dan ingin agar kedua orang tuaku menikmati
masa tua dengan beristirahat tanpa beban. Tapi bukan ini maksudku bukan mimpi ini yang
ingin aku jelaskan, aku belum tahu apa mimpiku hingga saat ini yang aku rasakan hanyalah
jalani apa yang ada di depan mata untuk apa yang akan terjadi nanti akan di fikirkan nanti.

Namun hati kecil manusia tentunya tidak akan dapat berdusta bahwa aku memimpikan
sesuatu yang ingin aku raih, bukan hanya menjadi orang yang ada di kemudian hari tetapi
sesuai apa yang pernah di katakana oleh ibuku bahwa “ aku ada bukan hanya mengejar
mimpiku untuk di anggap orang lain bahwa aku ada, tetapi adanya aku adalah agar aku dapat
selalu menjaga nama kedua orang tuaku, adanya aku adalah tidak menghancurkan nama orang
tuaku, banyak orang berada, berkuasa, bertatle, tetapi saat dirinya lengah dan merasa di atas
dirinya lupa bahwa ada nama yang harus di perjuangkan dan dijaga, bukan karena keegoisan
dirinya harus membuat mereka yang mengorbankan segala untuk masa depannya,
kebahgaiaan, emosi serta ego, harus menderita di masa-masa akhir kehidupan mereka “ .

Masih tentang mimpi aku selalu berharap saat aku terbangun dari tidurku, aku selalu berharap
agar aku selalu bahagia dan membawa kebahagiaan bagi sekitarku, serta aku harap apa yang
selama ini aku dapat dapat aku berikan kepada orang lain, aku suka berbagi ilmu dan
pengalaman kepada setiap orang, berbagi ilmu bukan semena harus menjadikan kita guru
yang harus mengajar di hadapan para muridnya, tetapi aku ingin lebih dari itu. Jika menurut
kalian mimpiku terlalu biasa tetapi inilah mimpiku aku ingin di cintai dan mencintai, bukan
mencintai hanya sepihak atau bahkan tidak mendapatkan sama sekali, aku ingin saat aku
dewasa kelak aku menjadi sosok yang banyak cinta dan kasih.

Ini adalah mimpiku, jika aku di berikan sebuah pertanyaan dengan jawaban paling sederhana
tentang apa itu mimpiku? Maka aku akan menjawab……… “ aku ingin bahagia selama sisa
aku hidup, dengan tawa dan tangis bahagia pula “ dan terus, terus, aku berharap bahagia
selamanya semoga kalian yang membaca ini selalu bahagia, aku harap apa yang aku tulis ini
dapat memberi manfaat bagi kalian semua, semangatlah dalam menjalani hidup. Hidup bukan
hanya sekedar kita dapat bergerak, bernafas, berjalan, makan dan tidur tetapi lebih dari itu.

“Bermimpilah dan gapailah jika kamu rasa kamu mampu, kejarlah jika kamu kuat,
berhentilah ketika kamu rasa batinmu menyiksa, keluarlah dari zonamu jika menurutmu
kurang, tetapi…. Jangan pernah memaksa kehendak dan egomu seakan-akan kamu
harus, suksesmu boleh tetapi perhatikan sekitarmu apakah mereka akan bahagia dengan
perubahanmu, cintailah mereka yang mencintaimu jika kamu tidak ingin mereka semakin
jauh meninggalkanmu “

-irma_mair98-
Profil Penulis:

Nama :Irma Aprilianti Ika Pratiwi

Alamat :Jl.mawar Rt/Rw 04/02 Kec.Rawajitu Selatan, Kab.Tulang Bawang,


Lampung.

Email :irmaapril114@gmail.com

No.tlp. aktif :081279299075

No.tlp whatsapp :081279299075

Instagram :Irmaaprilpratiwi/ Irma_mair98

Anda mungkin juga menyukai