Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA CERITA

Tema : Rasa sayang yang mendalam


Judul : Ku ingat senja di sore hari
Tokoh dan perwatakan : Beky ( penyayang, penurut, mudah marah, suka ngeyel )
Lulu (penyayang, tidak mudah marah, sabar )
Orang tua Beky dan Lulu ( sabar dan ramah )
Latar : Tepi pantai, didalam rumah, dan pusara.
Alur :
1. Perkenalan
Ya. Dua orang perempuan itu adalah kakak beradik. Sang kakak bernama Lulu yang
sudah menginjak kelas 2 SMA, sedang sang adik yang bernama Beky masih menginjak
kelas 2 SMP. Walaupun jarak umur mereka 3 tahun, itu bukan berarti mereka tidak bisa
akur. Justru mereka lebih dari akur.
2. Rangsangan
Selama ini Lulu mengidap penyakit ganas yang selalu dia sembunyikan dari adiknya,
kecuali papa dan mamanya. Dia tidak mau melihat Beky menangis karenanya.
3. Konflik
Lulu pergi ke China untuk berobat, namun Beky tidak mengetahui perihal itu. Yang Beky
tahu adalah, Lulu pergi ke China untuk melanjutkan sekolahnya.
4. Kimaks
Beky terus menunggu Lulu ditepi pantai sambil menunggu matahari terbenam. Berharap
kalau Lulu datang dan duduk disampingnya.
5. Peleraian
Tiba-tiba mama dan papa Beky datang ke tepi pantai sambil menangis. Hal itu membuat
Beky memiliki firasat buruk.
6. Penyelesaian
Beky tak kuasa menahan tangisnya saat melihat peti mati didepannya. Kini dia ada
didepan pusara Lulu. Dan akhirnya Beky tahu kalau alasan sebenarnya Lulu pergi ke
China bukan untuk melanjutkan sekolahnya, tapi untuk pengobatan
KU INGAT SENJA DI SORE HARI

Terlihat dua orang perempuan sedang duduk ditepian pantai yang menghempaskan
ombaknya dengan keras, namun lembut. Suara deburan ombak sungguh menenangkan hati.
Ditambah dengan langit sore berwarna oranye lembut yang menjadi latar belakang.
Dua orang perempuan itu menutup kedua kelopak mata mereka sambil menikmati
semilir angin yang seolah membelai lembut rambut mereka. Seakan waktu terhenti. Pikiran
mereka kosong karena lembutnya angin sore. Angin itu seolah olah telah menerbangkan
semua masalah yang mereka miliki hingga hilang tak berbekas. Setidaknya, itu yang mereka
rasakan sekarang.
Salah satu dari mereka mulai menguap dan membuka kelopak matanya. Dia
mengucek matanya pelan, dan tidak menyadari kalau pergerakannya itu menganggu
seseorang disebelahnya.
Apa kau mulai mengantuk? yang ditanya hanya mengangguk pelan sambil terus
menguap.
Tunggulah. Matahari sebentar lagi terbenam lagi. Yang ditanya hanya
menganggukkan kepalanya, menuruti apapun yang dikatakan Lulu, kakaknya.
Ya. Dua orang perempuan itu adalah kakak beradik. Sang kakak bernama Lulu yang
sudah menginjak kelas 2 SMA. Wajah Lulu yang pucat tidak menghilangkan kesan
cantiknya. Sedang sang adik yang bernama Beky masih menginjak kelas 2 SMP. Dan Beky
memiliki wajah cantik dan kulit putih susu. Walaupun jarak umur mereka 3 tahun, itu bukan
berarti mereka tidak bisa akur. Justru mereka lebih dari akur.
Hobi mereka adalah menunggu senja tiba ditepi pantai sambil melihat matahari
tenggelam. Bagi mereka, itu adalah hal yang menyenangkan. Sangat menyenangkan, walau
Beky sebenarnya sangat sering mengantuk saat menunggu matahari tenggelam bersama
kakaknya. Tapi Lulu tidak memperdulikan hal itu. Karena sebenarnya, bukan tanpa alasan
Lulu mengajak Beky kesini setiap sore.
Lulu ingin memandangi wajah cantik Beky yang paling disukainya, agar dia bisa
benar benar mengingat dengan jelas setiap lekuk wajah cantik Beky yang mendekati
sempurna. Beky adalah orang kedua yang paling dia sayangi dalam hidupnya setelah kedua
orang tuanya.
Kalau boleh diumpamakan, Beky adalah mutiara hitam baginya.
Jujur saja, selama ini Lulu mengidap penyakit ganas yang selalu dia sembunyikan dari
adiknya, kecuali papa dan mamanya. Dia tidak mau melihat Beky menangis karenanya. Dia
lebih suka melihat wajah tenang adiknya yang menyandar dibahunya disaat senja.
Kanker otak. Penyakit yang selama ini menemani hari harinya yang indah dan
berwarna, namun penuh penderitaan. Tidak jarang dia menangis saat memandangi wajah
adiknya. Dan dia dengan cepat menghapus air matanya saat dirasa adiknya terbangun.
Mataharinya indah sekali. Aku sangat menyukai moment seperti ini, apalagi saat
berdua denganmu kak Beky tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya. Lulu yang
melihatnya juga ikut tersenyum.
Ayo kita kembali. Mama dan papa pasti sudah menunggu untuk makan malam
Keesokan harinya
Sudahlah papa, tidak perlu bangunkan Beky. Kasihan dia pasti masih mengantuk.
Lagipula ini kan hari minggu Lulu tetap bersikeras agar mama dan papanya tidak
membangunkan Beky.
Hari ini Lulu memutuskan untuk pergi ke China hari ini. Mamanya mendapat
informasi kalau metode pengobatan disana sangat manjur. Dan bukan tanpa alasan Lulu tidak
mau membangunkan adiknya. Lulu tidak mau melihat Beky menangis saat ia akan pergi. Dan
dia juga tidak memperdulikan adiknya itu yang pasti akan marah padanya. Tapi tak apa,
asalkan ia bisa sembuh dari penyakitnya itu.
Baiklah, papa akan memberi tahu adikmu kalau kau pergi untuk menyelesaikan
pendidikanmu di China. Ayo kita kita berangkat papa Lulu mencium kening anak sulungnya
itu dan berlalu menggunakan mobil hitam miliknya.
Sudah 1 bulan ini Beky tidak melihat kakaknya. Dia sangat marah saat tahu kalau
kakaknya tidak membangunkannya. Papanya bilang kalau kakaknya akan melanjutkan
sekolahnya di China dan ditemani mamanya. Yah, walaupun dia marah pada kakaknya, tapi
tidak bisa dipungkiri kalau dia begitu merindukan kakak sulungnya itu.
Dan selama 1 bulan ini dia selalu duduk di tepi pantai. Berharap agar kakaknya
datang dan ikut duduk disampingnya. Dan Beky sangat menyadari jika hal itu adalah hal
yang tak mungkin terjadi dan tidak seharusnya dia menunggu disini seperti orang bodoh.
Tidak mungkin bukan kakaknya akan kembali setelah 1 bulan? Setidaknya dia harus
menunggu sampai kakaknya lulus SMA. Dan itu masih 2 tahun lagi.
Matahari sudah terbenam. Hari berganti malam. Tapi Beky masih terduduk ditepi
pantai. Rasanya enggan meninggalkan tempat yang menjadi kenangan terakhir bersama
kakaknya. Dan disaat seperti ini, dia hanya menangis, berharap rasa rindunya akan lenyap
bersamaan dengan air matanya. Walau dia tahu, menangis tidak akan bisa membantunya
meluapkan rasa rindunya.
Beky sayang!! seorang wanita paruh baya itu berlari sambil menangis, lalu dia
memeluk Beky dengan sangat erat. Beky menoleh ke sumber suara dan terkejut karena ada
yang memeluknya tiba tiba.
Mama!!! Kapan mama kembali? Dimana kak Lulu? Beky membalas pelukan
mamanya tidak kalah erat. Tapi sedetik berikutnya dia langsung melepas pelukan mamanya
dan hendak berlari ke dalam rumah, sebelum tangannya ditahan oleh mamanya.
Beky, Lulu tidak sedang berada dirumah Mama Beky menghapus air matanya
dengan sebelah tangannya yang tidak memegang tangan Beky. Lalu dia mengenggam jemari
anak bungsunya itu dengan erat.
Beky menaikkan sebelah alisnya. Sungguh, dia tidak mengerti dengan perkataan
mamanya. Kalau kakaknya masih ada China, lalu kenapa mamanya pulang kemari tanpa
kakaknya? Beky yakin kalau mamanya tidak setega itu untuk meninggalkan anaknya
sendirian di negara asing.
Apa maksud mama? Dimana kakak Lulu? Mama tidak mungkin meninggalkan
kakak di China sendirian kan? wajah Beky berubah menjadi merah, dan matanya juga
terlihat berwarna kemerahan. Sungguh, dia memiliki firasat buruk. Tapi dia mati-matian
menahan rasanya itu dan berusaha tidak menangis.
Namun, hanya suara isak tangis dari mamanya yang membalas pertanyaannya. Firasat
buruk itu kini menghantui pikiran Beky. Dia tidak mau hal buruk menimpa kakak yang paling
disayanginya. Setitik air mata mulai turun mengalir di pipi merah Beky. Dan tetes itu diikuti
oleh tetes tetes berikutnya dan kini wajah Beky benar benar dibanjiri air mata.
Tiba-tiba papa Beky datang dan membelai puncak rambut Beky dengan lembut.
Sabar ya sayang, papa tahu kamu sedih. Tapi kamu harus kuat mama Beky menambahkan,
ayo kita pergi ke pemakaman mama Beky menarik tangan Beky dengan lembut menuju
mobil hitam miliknya.
Ada apa ini? Kenapa semua jadi seperti ini? Sungguh, Beky berharap semua ini
hanyalah mimpi. Semua pikiran buruk itu semakin kuat karena perkataan mama dan papanya.
Papanya bilang dia harus kuat dan sabar? Mamanya bilang mereka akan pergi ke
Pemakaman? Siapa yang meninggal? Semua ini membuat kepalanya pusing.
Beky tak kuasa menahan tangisnya saat melihat peti mati didepannya. Kini dia ada
didepan pusara kakaknya. Beky terus memandangi wajah cantik kakaknya dari foto diatas
peti itu, lalu mengusapnya perlahan.
Kenapa kakak tidak pernah bilang kalau kakak punya penyakit kanker otak? Kenapa
kakak harus menyembunyikannya? Penyesalan selalu datang terlambat. Aku juga salah, tidak
pernah bertanya dan memperhatikan wajah kak Lulu yang selalu terlihat pucat Beky masih
terus menangis sesenggukan.
Bisakah waktu terputar kembali? Aku begitu menyayangimu kak, aku ingin selalu
terus bersamamu. SELAMANYA
Saat perjalanan menju pusara tadi, mama dan papa Beky sudah bercerita kalau Lulu
pergi China bukan untuk bersekolah, tapi untuk berobat. Namun, dokter dari China itu bilang,
kalau dia tidak bisa menyembuhkan penyakit Lulu yang sudah stadium akhir. Dan hanya
keajaiban yang bisa menyelamatkan nyawa Lulu.
Namun Tuhan berkehendak lain. Tuhan datang menjemput Lulu yang hampir sekarat.
Mungkin, Tuhan sangat menyayangi Lulu yang baik dan sabar. Hingga Dia ingin
menempatkan Lulu disampingnya. Semoga saja memang begitu.
Beky mendongakkan kepalanya untuk dapat melihat langit lepas didepannya. Langit
yang memang sudah gelap, menambah sinar temaran dihatinya. Beky ingin menangis lagi,
tapi dia tidak bisa. Dia tidak bisa menangis lagi karena membayangkan senyuman kakaknya
diatas langit. Disana, Beky melihat kakaknya tersenyum tulus dan terlihat begitu bahagia.
kak, aku tidak akan pernah melupakan senja disore hari. Dan aku juga tak akan
pernah melupakan pantai dekat rumah kita. Tempat dimana kita menunggu matahari
terbenam, dan saat saat kita menikmati angin sore kala senja tiba. Aku selalu mengingatnya
kak dan disaat itu juga, bulir air mata mulai membasahi pipi putih Beky.

~SELESAI~
Kerangka Tahapan Alur Cerpen

1. Awalan :
Paparan
Perayaan ulang tahun secara tiba-tiba oleh keluarku, membuatku merasa bahagia di
hari awal liburan semester. Paling tidak dapat memperbaiki liburan semester yang menurutku
sangat membosankan. Karena ku yang tak bersahabat dengan cuaca alam, dan memilih diam
di rumah dengan novel-novel lamaku.
Rangsangan
Seperti biasa, hari liburan semester ku terasa sangat membosankan. Suatu hari, ada
teman kuliahku Daniel datang berkunjung ke rumah. Ia membawa informasi penting dalam
hidupku. Ia mengatakan berbagai kata aneh yang menyatakan aku adalah saudara kembarnya.
Dan itu sungguh tak masuk akal.
2. Konflik :
Tikaian
Aku tak percaya, namun aku juga butuh bukti kuat tentang perkataan Daniel. Ku
tanyakan hal ini pada mamaku. Aku tak tahu mengapa, tapi mama tak bisa menjawab itu
dengan pasti. Tersirat keraguan bahwa aku bukan anaknya. Dan ternyata itu benar, mama
telah membohongiku selama ini. Saat ini, aku benar-benar berada dalam keterpurukan.
Klimaks
Aku meminta Daniel untuk mempertemukanku dengan ibu kandungku. Parahnya, ibu
kandungku telah meninggal beberapa bulan lalu saat ia mencari keberadaanku. Aku sungguh
tak kuat menahan rasa pedih ini. Mengetahui ibu kandungku telah tiada lebih sakit daripada
mengetahui bahwa aku telah dibohongi oleh ibu angkatku.
3. Akhiran :
Peleraian
Sejak kejadian itu, aku memutuskan untuk tinggal selamanya bersama saudara
kembarku, Daniel. Sudah cukup aku kehilangan ibu kandungku, dan aku tak ingin kehilangan
saudara kembarku.
Penyelesaian
Aku ucapkan terima kasih pada keluarga lamaku. Aku menyayangi mereka layaknya
keluarga. Dan kak Deo, aku tak ingin kehilangannya. Biarlah kita terus bersama sampai ajal
memisahkan kita

KETIKA TAKDIR BERBICARA


Aku bersembunyi di balik selimut tebalku. Memaksa mata ini untuk terpejam, namun
gagal setelah beberapa waktu lalu tidur lelapku direcoki dengan nyanyian tahunan yang
menyebalkan. Aku berbaring menghadap ke langit-langit kamar yang dipenuhi dengan
lampu-lampu bintang berwarna biru. Aku mengingat saat-saat singkat beberapa waktu lalu.
Selamat ulang tahun,
Selamat ulang tahun,
Selamat ulang tahun Hyena,
Selamat ulang tahun ke 17 sayang...

Ayo, ucapkan doamu sayang, ucap mama yang membawa seloyang black forest ke
kamarku. Aku hanya bisa memandanginya dengan tatapan bingung.
Cepatlah kau tiup lilin itu, Hyena! Aku sudah tak sabar untuk memakannya, ucap
kak Deo yang mulai geram melihat sikapku yang hanya diam sedari tadi. Aku tersadar, hari
ini adalah hari ulang tahunku. Tak kusangka, mereka semua mengingatnya. Wajahku terlihat
berseri dengan mulutku yang berkomat-kamit memanjatkan harapan ku untuk tahun ini.
Waktu berlalu begitu cepat. Meninggalkan kenangan singkat satu minggu lalu.
Panasnya matahari di Jakarta membuatku enggan untuk menikmati hari libur semesterku.
Seperti biasa, aku memilih untuk berdiam diri di rumah bersama novel-novel lamaku.
Ting-tong.. Ting-tong.. Ting-tong
Suara itu terus saja berdering membuat orang yang mendengarkannya akan merasa
kesal. Ya, tunggulah sebentar aku akan datang, sahutku sambil menghampiri pintu depan
rumah.
Oh kamu Daniel, masuklah! ,ia adalah teman kuliahku. Tak biasanya ia main ke
rumahku. Aku akan menyiapkan minuman untukmu, tunggulah sebentar, kutinggalkan dia
yang hanya bisa termenung di ruang tamu rumahku.
Sampai aku kembali, ia masih tetap termenung. Sedikit heran memang, aku merasa
ada yang aneh dengannya. Ada apa? Apakah ada yang penting? Tak biasanya kau datang ke
rumahku, kecuali kalau itu benar-benar ada hal penting yang menyangkut hidupmu,
kusodorkan kepadanya segelas jus jeruk dengan camilan kecil di sampingnya. Tak ada
jawaban. Suasana menjadi hening seketika. Ku coba untuk mencairkan suasana dengan
sapaan ku padanya. Tetap tak ada jawaban darinya. Tanpa ku sadari, dia terlihat sangat gugup
sekarang. Ia membalikkan badannya untuk mengambil sesuatu di dalam tas kecilnya.
Diberikannya kotak kecil dengan pita kecil di atasnya itu kepadaku. Tanpa ku tahu apa isi
dari kotak tersebut. Bukalah, dan kau akan melihat sesuatu di dalamnya, ucapnya tanpa
keraguan sedikitpun.
Entah mengapa, terbesit rasa takut saat aku membuka kotak itu. Aku merasa akan ada
hal besar yang menyangkut hidupku nantinya. Namun kuhilangkan semua perasaan itu, dan
ku buka kotak kecil itu dengan perlahan. Kudapati kalung bergambarkan kaki kecil di dalam
kotak itu. Kalung yang sama persis dengan kepunyaanku. Aku menatap tajam pada Daniel.
Rasa curiga itu tiba-tiba saja menyelimutiku.
Kau sudah melihatnya? Bukankah kau juga memiliki kalung yang sama dengan
kalung itu? tanya Daniel yang ku balas dengan tatapan bingung.
Aku sudah pasrah dengan jalan hidupku, Hyena. Dulunya aku dilahirkan kembar
dengan adik perempuanku. Sayangnya, dikala aku masih belum tahu apa-apa. Maut telah
memisahkan kami pada kecelakaan tahun 2006 lalu. Dan kemarin malam aku mendapatkan
informasi bahwa saudara kembarku masih hidup di dunia ini. Dan dia memiliki kalung yang
sama dengan kalungku, karena itu adalah pemberian ibuku di waktu kami masih bayi.
Awalnya aku tak percaya, namun dengan bukti yang ada aku benar-benar tak bisa
menyangkal lagi. Dan sekarang yang ku tahu, pemilik kalung yang sama itu adalah..adalah
kamu Hyena.
Tuturan Daniel barusan telah membuatku kehilangan keseimbangan tubuhku. Aku
terkulai lemas di sofa ruang tamu dengan air mata yang menetes di pipiku. Kau bohong
padaku? Aku mohon, jangan permainkan aku seperti ini, aku bukanlah saudara kembarmu.
Mama Sofi, itulah ibuku. Berhentilah untuk berkata takhayul seperti itu, ucapku lemas pada
Daniel yang terus memberikan tatapan hangatnya padaku.
Aku tak pernah bohong Hyena, percayalah. Mama Sofi memang ibumu. Tapi dia
bukanlah ibu kandungmu melainkan adalah ibu angkatmu. Ia adalah orang yang
menemukanmu di saat kecelakaan berlangsung. Semua bukti telah menunjukmu sebagai
saudaraku, Hyena. Tanpa kau sadari kita memiliki tanggal kelahiran yang sama di tahun yang
sama pula. Dan disaat kau berulang tahun minggu lalu, akupun juga ulang tahun. Dulu, aku
pernah heran, namun kurasa itu hanyalah sebuah kebetulan semata. Sekarang, keherananku
telah terjawab. Apalagi keberadaan kalung ini yang telah mempersatukan kita kembali. Dan
masih banyak bukti-bukti lain yang tak bisa kujelaskan padamu. Bila memang kau tak
percaya, kau bisa menanyakan hal ini pada mamamu. Dia tak pernah mengatakannya
padamu, karena ia takut akan menyakitimu Hyena. Percayalah padaku, pinta Daniel padaku.
Tubuh hangatnya tiba-tiba memelukku yang merasakan kesedihan mendalam. Air
mata ini terus saja menetes di bahu Daniel yang kugunakan untuk sandaran saat ini. Benar-
benar hangat seperti dia adalah benar-benar saudaraku.
Waktu telah berganti malam, kini mama telah berada di rumah setelah penat dengan
pekerjaannya di kantor. Ku coba memberanikan diri untuk mendekatnya. Aku memang tak
percaya dengan perkataan Daniel tadi siang, namun akan lebih percaya kalau mama sendiri
yang akan menjelaskan kebenaran itu padaku. Kukumpulkan semua keberanian ku yang ada,
kudekati ia yang sedang menonton tv di ruang keluarga.
Ma, boleh aku bertanya padamu? Dan berjanjilah kau akan menjawab ini dengan
jujur tanpa keraguan, pintaku padanya yang membuat ia merasa sedikit bingung. Ada apa
Hye? Apakah terjadi sesuatu? Katakanlah sayang, Mama akan menjawabnya selama ibu
bisa, jawabnya sedikit ragu.
Apakah kau ibu kandungku?
Tentu sayang, mengapa kau bertanya seperti itu. Kau meragukan mama?
Apakah aku memiliki saudara kembar bu?
Ada apa denganmu nak? Apa maksut dari pertanyaan mu itu?
Bagaimana dengan kalung yang kumiliki ini? Apakah ini memiliki arti?
Hyena, berhentilah mengajukan pertanyaan-pertanyaan aneh seperti itu!
Air mata ini menetes lagi tanpa seijinku. Aku merasa telah menemukan kebenaran
yang telah tersembunyi sekian lamanya dalam hidupku.
Mengapa kau tak bisa menjawab semua pertanyaan ku ma? Apa yang selama ini kau
sembunyikan dariku? aku meluapkan kemarahanku.
Benarkah..benarkah kau bukan ibu kandungku?
Deggg...Kulihat ibu tiba-tiba terjatuh di hadapanku dengan sekujur tubuhnya yang
gemetar.
Sejak kapan kau mengetahui ini nak?
Jadi benar ma? Kau bukan ibu kandungku? Mengapa kau sembunyikan ini semua
dariku? Mengapa!
Mama hanya tak ingin menyakitimu nak, itu saja. Mama takut kau akan terluka bila
mendengar kenyataan pahit ini.
Cukup ma..cukup! Baiklah, sekarang aku telah mengerti semuanya. Terima kasih
atas curahan kasih sayangmu selama ini. Meski kau bukan ibu kandungku, kau akan tetap
menjadi mamaku yang terbaik. Saat ini aku ingin menenangkan diriku. Kumohon, jangan
ganggu aku malam ini, aku pergi meninggalkan mama dengan perasaan yang tak bisa
kuungkapkan. Antara sedih, kecewa, dan bahagia karena aku dapat mengetahui ibu
kandungku.
Malam ini benar-benar telah membuatku terpukul atas jalan hidupku. Aku merasa
rapuh dengan keadaan ku saat ini. Mama Sofi yang selama ini bersamaku bukanlah ibu
kandungku. Sedangkan ibu kandungku sendiri berada jauh di sana yang tak pernah sedikitpun
kurasakan kasih sayangnya. Takdir ini sungguh membuatku tak bisa berkata apa-apa. Satu
pertanyaan ku saat ini. Jika benar ibu kandungku adalah ibu dari Daniel, mengapa bukan ia
sendiri yang mengatakan kebenaran itu padaku? Mengapa hanya Daniel yang melakukan itu?
Bukankah itu membuktikan bahwa ibu kandungku sendiri tak mengakui kehadiran ku di
dunia?
Sinar matahari pagi menyelinap masuk ke kamarku. Memperlihatkan mata sembabku
karena tangisan panjang tadi malam. Hari ini kuputuskan untuk bertemu dengan ibu
kandungku. Tentunya, dengan meminta bantuan pada Daniel yang tak lain adalah saudara
kembarku.
Aku sudah sampai di depan rumahnya. Ku ketok pintu besar itu tanpa keraguan.
Karena aku sudah berjanji, akan berupaya tegar dalam menjalani segala masalah yang ada
pada hidupku. Termasuk masalah yang kuhadapi saat ini. Tak lama kemudian pintu besar itu
terbuka.
Hyena, aku senang kau datang kemari. Masuklah! ujarnya sambil masuk menuju
ruang tamu.
Apa yang ingin kau bicarakan Hyena? Apakah soal kemarin, atau apa?
Sepertinya kau sudah tahu. Tadi malam, mamaku telah menceritakan kebenaran itu.
Dan aku kesini ingin menanyakan keberadaan ibu kita Daniel. Bisakah kau
mempertemukanku dengan ibu?
Ehh.. kumohon kau jangan syok Hyena. Ibu kita sebenarnya telah meninggal
beberapa bulan yang lalu. Saat ia berada di luar kota, entah dari mana ia mendapatkan
informasi bahwa anak kembar perempuannya masih hidup di dunia. Ia sangat bahagia, dan
memutuskan untuk kembali ke Jakarta dan mencarimu. Karena tak sabar ingin bertemu
denganmu, ia terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi di malam hari. Sampai ia
tak sadar ada truk besar yang akan menabrak mobilnya. Ibu berusaha menghindar, namun
naasnya ia jatuh ke jurang yang sangat dalam. Dan saat sudah ditemukan, ibu tinggallah jasad
yang sudah tak berbentuk. Sebenarnya aku sudah akan mengatakan ini kepadamu. Namun
karena kau tak berhenti menangis, aku mengurungkan niat itu dan memilih waktu yang tepat
untuk menyampaikannya padamu. Maafkan aku Hyena, aku tak bisa menjaga ibu kita dengan
baik, ujar Daniel.
Seketika itulah, tiba-tiba mataku terpejam. Tubuhku terjatuh di tangkapan Daniel.
Samar-samar ku lihat ia membawa ku ke dalam kamarnya. Dan saat kubuka mata, ia sudah
berada di hadapanku dengan tampang cemasnya. Meneteslah air mata itu di pipiku. Aku
memeluk Daniel, rasanya memang benar-benar hangat, sedikit banyak dapat mengurangi
kesedihanku. Mugkin, aku tak akan pernah bisa mendapatkan pelukan itu dari ibu
kandungku. Tapi paling tidak aku bisa mendapatkannya dari saudara kembarku.
Siang ini kuputuskan untuk tinggal selamanya bersama Daniel. Aku bukanlah orang
yang tak tau balas budi. Setiap harinya, aku pasti akan menyempatkan waktu ku untuk
mampir ke rumah mama Sofi. Di situlah aku mendapatkan semangat hidupku kembali. Aku
bangkit dari keterpurukanku. Dan menjalani hidup ini layaknya Hyena yang selalu ceria
seperti dulu. Karena aku tak ingin jati diriku hilang begitu saja. Terhanyut dalam luapan
tangisan yang mendera.
Terima kasih ma, kak Deo, kau pernah menjadi bagian dalam hidupku. Aku
menyayangimu layaknya keluargaku. Dan Daniel, jangan pernah pergi dari hidupku. Cukup
ibu dan kenangan pahit itu yang akan membawamu selalu bersamaku. Karena bila takdir
sudah berbicara, tak ada yang bisa kulakukan dalam hidupku. Aku sangat menyayangimu
Daniel. Tetaplah bersamaku sampai ajal datang menjemput kita berdua.

Anda mungkin juga menyukai