Saski benar-benar kesal. Hari ini Tomi menjailinya lagi, bahkan kali
ini sudah kelewat batas. Tomi menaruh ular karet di dalam tas Saski. Di
sekolah, Tomi memang terkenal badung, suka usil, dan jail. Terang saja
begitu membuka tas, Saski terkejut, berteriak dan menangis.
Huaaaaaaaa.aaaa. Sambil berkacak pinggang menantang Tomi,
Ajeng berkata Eh Tomi, jangan kurang ajar ya, kamu ini keterlaluan
banget sih ! kemudian Tomi tertawa sambil memainkan ular
karet Lho, kok kamu yang sewot ? bantah Tomi. Hahaha Beno dan
Tomi tertawa bersama. Sambil berjalan mendekati Tomi Ajeng
berkata Menyakiti Saski, berarti menyakiti kami, tahu ! Miya menarik
tangan Ajeng yang berjalan mendekati Tomi lalu berkata Sudahlah,
percuma saja melawan dia, gak ada gunanya ! Tomi menyahut Haha,
kalah nih ? lalu Beno menyambung perkataan Tomi Mereka kan
cewek mana berani, hahaha. Nggak apa-apa, mengalah itu untuk
menang kata Miya sambil mencoba menenangkan Ajeng, tapi Ajeng
membantah Iya, tapi kalau dibiarin, lama-lama makin keterlaluan.
Sesekali harus diberi pelajaran. Akhirnya Saski menyahut Sudahlah,
aku sudah tidak apa-apa.
Hari masih pagi. Belum banyak anak yang datang. Saski, Miya, dan
Ajeng tampak sedang asyik berbincang di kelas. Ketika Tomi datang
mereka langsung membuang mukanya, sementara Tomi meliriknya
sambil tersenyum sinis, lalu menghampiri Beno. Saat jam istirahat,
ketika anak-anak yang lain keluar kelas, Saski, Miya, dan Ajeng tetap
berada di dalam kelas.
Ketika bel masuk berbunyi, Saski sudah duduk di bangku melirik ke
arah Tomi. Ketika cowok jagoan itu sudah duduk di bangkunya, sesekali
Saski mencuri pandang kepadanya.
Tiba-tiba .. Aaaaaa.. tolooooong ! Teriak Tomi terkejut sambil
melemparkan tasnya dan membuat seisi kelas melihatnya. Beno yang
kaget melihat reaksi temannya itu akhirnya bertanya Kenapa kamu,
Tom ? sambil terbata-bata Tomi menjawab pertanyaan Beno Aa..a..ada
cicak kata Tomi sembari menunjuk ke tasnya. Huahahaha.. Tomi..
Tomi.. masa jagoan takut sama cicak ?, malu-maluin ! Beno dan seisi
kelas tertawa. Saski berkata dengan bangga sambil tertawa Untung kita
dapet informasi dari supirnya kalau dia takut sama cicak, haha Ajeng
melanjutkan Iya, rasain aja tuh, biar tahu rasa!
Keesokan harinya, Tomi tidak masuk sekolah. Tidak ada informasi
apapun tentangnya. Saski, Miya, dan Ajeng bersorak senang. Ajeng
memulai percakapan Yeah, si jagoan itu ternyata gak berani masuk
sekolah, haha dan Miya menimpali Mudah-mudahan aja dia kapok
dan bisa merubah perilakunya itu sambil tersenyum senang Saski
berkata Iya, biar dia gak jail lagi
Tetapi, ketika sudah tiga hari Tomi belum juga masuk sekolah, Saski,
Ajeng dan Miya jadi penasaran. Akhirnya mereka bertiga pergi ke
rumah Miya, karena penasaran akhirnya Saski bertanya
Kok, Tomi lama ya, nggak masuk sekolah? Masa gara-gara ditakuti
cicak saja nggak masuk sekolah sampai tiga hari. Jangan-jangan dia
sakit, ya ?
Yee.. kangen nih ceritanya ? ledek Ajeng
Emang sih, kalau kita biasa berantem, tiba-tiba nggak berantem, malah
jadi kangen ikutan meledek
Ih, apaan sih ? kata Siska dengan nada sedikit ragu karena di dalam
hatinya mengakui kalau dia emang kangen sama Tomi. Kangen sama
ledekannya, kejailannya, matanya yang suka melotot, dan badan
gemuknya, tapi Siska tidak mengakuinya karena malu. Tiba-tiba Ajeng
mempunyai ide
Memang, meskipun dia badung di sekolah, kalau sakit kita juga harus
datang menjenguknya,kan ? Siapa tahu dengan kebaikan hati kita, dia
akan berubah
Yuk kita jenguk ke rumahnya! ajak Miya sambil menarik tangan
Saski.
Akhirnya setelah susah payah membujuk Saski agar mau pergi ke rumah
Tomi, mereka bertigapun pergi ke tumah Tomi. Sesampainya di depan
rumah Tomi mereka diam sejenak sambil melihat sekeliling rumah Tomi
yang terlihat sepi. Akhirnya mereka bertiga berteriak di depan rumah