Anda di halaman 1dari 5

Drama Bahaya Narkoba

Pemeran: - Cici Sarjani - Teddy Andreas - Elvianiza - Paskalis Bayu - Elisabeth Aprilia - Helen Eliana - Christin Susanto : Sebagai Ibu : Sebagai Ayah : Sebagai Mahasiswa : Sebagai Pecandu Narkoba : Sebagai Dokter : Sebagai Narator dan Polisi : Sebagai Polisi

Cerita: Narator Ibu Cici : Suatu hari Pak Teddy dan Ibu Cici berkelahi. Apa yang : Pak! Mengapa setiap hari kerjaan Bapak ini pulang malam saja? Bapak kerjakan? Pak Teddy Ibu Cici : Tidak ada urusannya denganmu! Lebih baik kamu diam saja. : Bagaimana mau diam? Kamu kerja pulang malam, apakah tidak memikirkan keluargamu sendiri? Narator : Pada saat itu Elvi bermaksud mau berbicara sesuatu kepada Ibu Cici, Ibunya. Namun karena tidak sengaja ia melihat orang tuanya berkelahi ia pun menguping. Pak Teddy : Apa yang perlu dipikirkan? Anak kita sudah besar. Dia bisa menjaga diri dan kamu tidak perlu bekerja. Cukup cari pembantu saja! Apa susahnya? Semua harus aku! Ibu Cici : Apa Bapak kira kita ini kaya raya? Bisa cari uang! Banyak orang-orang berdatangan dan meminta uang pada saya. Katanya Bapak meminjam uang kepada merea untuk main judi. Apa masih bisa kita cari pembantu! Pak Teddy Ibu Cici Pak Teddy Ibu Cici : Ya! Karena kamu malas saja bekerja! : Apa? Aku malas bekerja! Kamu yang malas bekerja, main judi terus. : Terserah aku, itukan hakku! : Kamu

Narator Elvi Ibu Cici Elvi Ibu Cici Elvi Ibu Cici Narator

: Kemudian Elvi keluar sambil menangis. : Sudah, Bu. Jangan dilanjutkan lagi. (Elvi memohon sambil berlutut) : Ini urusan orang tua! Lebih baik kamu pergi tidur saja. : Tidak! Jika Ayah dan Ibu masih kelahi, saya tidak akan tidur. : Cepat! Jangan sampai membuat Ibu tambah marah lagi kepadamu! : Tapi : Cepat tidur! : Elvi pun masuk ke kamarnya. Di kamarnya, ia merenungkan apa yang terjadi diantara kedua orang tuanya. : Sebenarnya, mengapa Ayah dan Ibu berkelahi? Ya, Tuhan. Tolong beri aku petunjukmu Ya, Tuhan. Hamba tidak ingin Ayah dan Ibu hamba berkelahi. Amin.

Elvi

Narator

: Elvi pun tidur di kamarnya. Keesokan harinya, Elvi berangkat kuliah. Kuliahnya tidak jauh dari rumahya. Ia pun mencari orang tuanya untuk berpamitan, tetapi tidak ada. Sehingga ia pun pergi tanpa berpamitan. Di jalan ia terus melamun dan menabrak orang-orang yang lewat.

Orang-orang : Hey! Kalau jalan lihat-lihat, dong! Jangan melamun melulu. Elvi Orang-orag Narator : Ya, maaf. : Maaf-maaf! : Elvi pun melanjutkan perjalanannya. Pada saat ia tiba di Universitas, ia masuk ke kelas dan duduk sambil melamun. Tiba-tiba Bayu, temannya

menghampirinya. Bayu Elvi Bayu Elvi Bayu : Hey! Mengapa melamun? Stress, ya! : Ya! Apa urusannya sama kamu? : Enggak ada, cuma tanya. : OO, bantuin aku, dong! : Hm hm, aku beri kamu sesuatu! Enak deh! Gratis! Dijamin stress kamu hilang dalam sekejap. Mau enggak? Elvi Bayu Elvi : Serius kamu? : Ya iyalah, masa ya iyadong! Mau enggak? : Boleh!

Bayu Elvi Bayu Elvi Narator

: Nah, sekarang kita keluar! : Ngapain? : Tapi, kamu mau kan barangnya! : Ya udah! : Bayu pun keluar bersama Elvi. Di tempat yang sepi, Bayu pun mengeluarkan sesuatu dari dalam kantongnya sambil melihat kesekelilingnya. : Nah, ini dia barangnya! : Apaan ini? : Ini, obat penghilang stress! Mau coba? : Boleh! : Elvi pun mencoba obat itu. Ia tidak tau bahwa obat itu adalah narkoba. Tapi, mau bagaimana lagi ia sudah terjerumus ke dalam narkoba. Ia selalu memakai suntikan, menghisap rokok layaknya laki-laki. Setiap kali ia pulang kuliah, wajahnya pasti pucat! Kemudian, hingga akhirnya ibunya membawanya kerumah sakit. : Ibu dokter, tolong periksa anak saya ini. Setiap pulang kuliah, mukanya selalu pucat!

Bayu Elvi Bayu Elvi Narator

Ibu Cici

Dr. Elisabeth : Baik, Ibu! Ibu tunggu di luar dulu, ya! Ibu Cici Narator : Baik, Ibu! : Kemudian dokter ditemani suster berada didalam ruangan pemeriksaan. Pada awalnya, dokter tersebut berfirasat bahwa Elvi, pasiennya terkena narkoba. Namun setelah diperiksa, ternyata benar bahwa pasiennya itu telah terkena narkoba. Maka setelah dokter itu keluar, Ibu Cici diajak untuk masuk ke dalam ruangannya. Dr. Elisabeth : Ibu, apakah anak ibu telah terjerumus ke dalam pergaulan bebas? Ibu Cici : Tidak pernah, Ibu. Emangnya mengapa? disebabkan oleh narkoba! Ibu Cici : Ah! Dokter ini pasti bohong! : Sudahlah, mungkin dokter ini yang salah makanya hasilnya jadi begini! Dr. Elisabeth : Tidak, Ibu. Ini benar! Ibu Cici Dr. Elisabeth : Begini, Ibu! Setelah saya periksa, ternyata anak Ibu terkena penyakit yang

Narator

: Dokter itu hanya terdiam dan menghembuskan nafas saja. Ibunya pun pergi ke ruangan perawatan dan membawa Elvi pulang. : Elvi, apakah kamu memakai obat-obatan terlarang? Seperti narkoba atau sabusabu! : Tidak ada, Ibu. Emangnya kenapa? : Enggak, tadi dokternya tanya begitu. Ya, Ibu ragu -ragu makanya Ibu bilang tidak saja! : Palingan dokternya aja yang salah! : Ya, mungkin begitu! : Walaupun begitu, Ibunya pun sedikit curiga. Maka, Ibu Cici bermaksud untuk mengintai Elvi ke kuliah. : Elvi, kamu pergi tidur saja dulu! Besokkan kamu kuliah! : Ya, sudah. Elvi juga sudah capek,nih! : Elvi pun pergi ke kamarnya dan tidur begitu juga dengan Ibunya. Keesokan harinya, Elvi bangun pagi-pagi. Ia sudah mandi dan makan, kemudian ia masuk ke kamar Ibunya. Ia hendak mencuri uang Ibunya. Awalnya ibunya tidak tau mengapa Elvi masuk ke kamar Ibunya. Namun akhirnya terjawab juga. Walau begitu, Ibunya diam-diam saja, karena Iunya mau mengintainya. Kemana pun Elvi pergi, dengan hati-hati Ibunya mengintai sampai ia berhenti saat melihat Elvi bertransaksi narkoba. : Nah, ini uangnya! Aku mau 5 Kg! : Oke-oke, cukup kok! : Melihat kejadian itu, Ibunya lalu memfoto saat mereka bertransaksi dan menyadari bahwa perkataan dokter itu benar. Segeralah ia lapor pada polisi, walau terpaksa. Karena memang itu seharusnya yang Elvi dapat. Ibu Cici sedikit berlari menuju ke kantor polisi dan akhirnya sampai. Lalu Ibu Cici membuka pintu. : Ibu polisi! (Sambil terengah-engah) : Sudah, tenangkan dulu diri Ibu! : Baiklah! : Sudah agak baikan, Ibu?

Ibu Cici

Elvi Ibu Cici

Elvi Ibu Cici Narator

Ibu Cici Elvi Narator

Elvi Bayu Narator

Ibu Cici Ibu Helen Ibu Cici Ibu Christin

Ibu Cici Ibu Christin Ibu Cici

: Ya, sudah! : Ada apa, Ibu? : Begini, Ibu! Anak saya memakai narkoba bersama temannya. Ia sekarang berada di Universitas! : O. Kalau begitu ayo kita lekas ke sana! Ibu Cici bisakah anda menunjukkan Universitas tempat anak Ibu kuliah? : Bisa! : Kalau begitu, ayo! : Ibu Helen dan Ibu Christin pun ke Universitas yang ditunjukkan oleh Ibu Cici. Ternyata benar apa yang di katakan oleh Ibu Cici, Elvi memakai narkoba. Saat itu tampak ia sedang menggunakan narkoba. : Angkat tangan! : Elvi dan Bayu serentak terkejut dan angkat tangan. : Ada apa ini, Ibu? : Ya, ada apa ini? : Kalian telah terbukti memakai narkoba! : Mana buktinya? : Perlihatkan! : Ibu Christin pun memperlihatkan foto mereka dan mereka pun terkejut. : Sekarang ikut kami ke kantor polisi! : Tapi : Sudah, ayo ikut! : IbuIbutolong Elvi, Bu! : Ibunya hanya bisa menangis saja melihat kejadian itu.

Ibu Christin

Ibu Cici Ibu Helen Narator

Ibu Christin Narator Elvi Bayu Ibu Helen Bayu Ibu Helen Narator Ibu Christin Elvi Ibu Helen Elvi Narator

Anda mungkin juga menyukai