ADEGAN 1
Diruang tamu. Seperti biasanya, setiap pagi Pak Sutisna sebelum berangkat ke kantor
selalu menyempatkan membaca Koran terlebih dahulu. Sedangkan, Ibu Ayu yakni ibu angkat
Arsya, seibuk dengan lawan bicaranya di telepon. Tiba-tiba ……
Pak Sutisna dan Ibu Ayu berlalu meninggalkan Arsya yang masih berdiri tertunduk
sambil mengingat kata-kata ibunya tadi. Ini bukan kali pertama ia menerima perlakuan
seperti ini.
ADEGAN 2
Diruang kelas. Chika, Caca dan Caeli sedang asyik bercengkerama, tiba-tiba Arsya
datang dari balik pintu.
Caca : “eh, anak pungut udah datang…. Upz, maaf kelepasan”. (sambil senyum
menghina)
Caeli : “he, kamu….. masih betah kuliah di sini?? Tempat kamu tuh harusnya di
rumah sakit jiwa bukan di sini”. (Sambil menunjuk Arsya)
Arsya tetap berlalu dan langsung duduk di kursinya tanpa menghiraukan ucapan dari
teman-temannya. Kemudian ketiga cewek yang menghampiri Arsya yang tengah membuka
buku pelajarannya.
Chika : “heh, cewek aneh…. Denger yah!! Percuma kamu kuliah, ujung-ujungnya
kamu jadi penghuni rumah sakit jiwa. Dasar cewe gila…”
Chika tertawa puas, sementara Arsya tidak peduli dan tetap bertingkah acuh tak acuh
sambil berpura-pura membaca buku pelajaran. Tidak lama kemudian Geln datang.
Chika : “Hey, Glen ??”
Glen : “hai semua”. (Sambil menuju ke tempat duduknya yang berada di sebelah
tempat duduk Arsya)
Caeli : “hey glen gak takut apa lo?”
Glen : “Takut apaan???”
Caeli : “terkena virus cewek gila sebelah lo???” ( Sambil melirik )
Dengan mereka semua tertawa dengan puas atas keberhasilan mereka hingga
membuat Arsya merasa terkucilkan. Sebenarnya, Arsya sangat ingin melawan mereka. Tapi,
ia tidak mempunyai untuk melawannya. Sehingga ia hanya bias menghindar dari mereka.
Chika : “yah…. Cewek gilanya pergi”.
ADEGAN 3
Didalam gudang sekolah Arsya terdiam sambil berbicara sendiri di depan cermin.
Arsya : “Kenapa yah perasaanku pada Glen tidak pernah berubah?? Dari dulu sampai
sekarang aku tetap menyukainya, bahkan setiap kali aku berada di
sampingnya hatiku berdebar”. (sambil memegang dadanya)
Arsya : “Mungkin besok adalah saatnya aku untuk mengungkapkan perasaanku ini
padanya, meski apa pun yang akan terjadi. Sekarang aku tidak akan takut
lagi”. (dengan nada yang penuh percaya diri, sambil melihat foto Glen yang
terpampang di dinding).
ADEGAN 4
Keesokan harinya di ruang tamu saat Arsya akan pergi kuliah, dia pamitan dengan
orang tuanya. Saat itu Pak Sutisna dan Ibu Ayu sedang menonton berita pagi di televisi…..
Arsya : “pah… mah …. Arsya berangkat”. (pergi meninggalkan orang tuanya)
Pak Sutisna : “heh tunggu!!”
Arsya pun berhenti dan berbalik, kemudian Pak Sutisna menghampiri Arsya.
Pak Sutisna : “kamu tuh yah.. tidak punya sopan santun sama sekali kepada orang yang
sudah membesarkan kamu?? Sebenarnya apa saja yan ibumu ajarkan
padamu, hah??”
Sambil memegang wajahnya Arsya pun bergegas pergi meninggalkan orang tuanya
dengan hati kesal dan mata yang berlinang air mata yang belum menetes membasahi pipi
Arsya.
ADEGAN 5
Setibanya di kelas. Arsya sedang duduk terdiam sambil membaca buku pelajaran di
tempat duduknya dan tidak lama kemudian Chika, Caca, dan Caeli datang.
Caeli : “eh, cewek aneh udah datang…”
Sedangkan Chika, Caca, dan Caeli sedang menyimpan tas-tas mereka, kemudian Glen
menyimpan tasnya, kemudian Arsya menghampiri Glen.
Arsya : “Glen ada yang mau aku bicarakan..”
Glen : “Apa ??” (sambil memperlihatkan wajah juteknya)
Kemudian Glen pergi meninggalkan Arsya, di ikuti oleh Caeli, Caca, kemudian
Chika. Sambil mencemooh Arsya.
Caeli : “malu donk..” (sambil mendekatkan telapak tangannya kea rah muka Arsya)
Caca : “kaaaaasssiiiaaaaannn deh”. (sambil mendekatkan jari telunjukkan kea rah
muka Arsya)
Chika : (Sambil menggelengkan kepala dia memperlihatkan tanda bodoh pada
Arsya)
ADEGAN 6
Di dalam gudang tempat persembunyiannya, Arsya duduk dengan wajah sedih
sekaligus marah. Kemudian Arsya bangkit dan menatap cermin di depannya sambil berkata…
Arsya : “kamu itu bodoh.. dasar cewek lemah. Kenapa kamu diem aja?? Padahal
harga diri kamu di injek-injek, dasar bodoh” (dengan nada tinggi sambil
menatap wajahnya sendiri di cermin)
Arsya : “Ayo Arsya bangun !! Hancurkan semua orang yang pernah nyakitin kamu!”
(diam sejenak lalu dia mengambil pisau di atas meja)
Arsya : “aku akan hancurkan kalian, kalau perlu membunuh kalian semua dengan
tanganku sendiri”. (dengan wajah pnuh kebencian dan menyeramkan)
ADEGAN 7
Sesampainya di rumah Arsya melihat kedua orang tuanya sedang bertengkar hebat.
Tapi, dia hanya diam di balik pintu sambil melihat pertengkaran kedua orang tuanya.
Pak Sutisna : “dasar istri yang tidak tahu malu”.
Ibu Ayu : “ apa maksudmu??”
Pak Sutisna : “ya, kalau tidak tahu malu, apa lagi ?? kalau memang kamu istri yang baik
mana mungkin berani bermesraan dengan laki-laki lain?? Di depan tempat
umum lagi”.
Ibu Ayu : “memangnya aku tidak tahu kelakukan bejadmu di luar sana??”
Pak Sutisna : “maksudmu??”
Ibu Ayu : “udah, papah gak usah pura-pura lagi!! Mamah tau semuanya”
Kemudian Arsya melewati orang tuanya dan langsung bergegas pergi ke kamarnya
tanpa menghiraukan orang tuanya.
Pak Sutisna : “dasar anak tidak sopan santun, masuk rumah seenaknya. Memangnya ini
hotel?? (bentak Pak Sutisna kepada Arsya)
Pak Sutisna : “lihat tuh kelakuan anakmu, sama sekali tidak punya sopan santun. Seperti
anak jalanan saja. Bagaimana anak itu punya perilaku baik kalau ibunya
saja seperti ini?”
ibu Ayu : “apa kamu bilang?? Cukup!! Aku sudah lelah dengan semua pertengkaran
ini”. (sambil duduk di kursi dan memegang-megang kepalanya)
Pak Sutisna : “ya udah, aku juga sudah lelah menghadapi istri yang tidak berguna seperti
kamu..”
kemudian Pak Sutisna pergi meninggalkan Ibu Ayu. Tidak lama kemudian Arsya
datang dengan membawa segelas air ditangannya.
Arsya : “ini mah minum dulu!” (sambil memberikan air kepada mamahnya)
Ibu Ayu : “ada apa ini? Tiba-tiba kamu baik pada mamah??” (dengan wajah jutek)
Arsya : “sudahlah mah.. arsya hanya kasian ke mamah, setiap hari mamah harus
bertengkar dengan papah. Arsya udah lelah mah.. melihat pertengkaran
mamah dengan papah selama ini. Untuk itu mamah minum dulu, supaya
mamah tenang!”
kemudian Ibu Ayu memimun air tersebut dan tiba-tiba ibu Ayu merasakan sakit di
tenggorokannya dan tidak lama kemudian Ibu Ayu meninggal karena ternyata air minum
tersebut mengandung racun. Untuk mengelabui agar tidak ketahuan, Arsya menyelipkan
botol anti nyamuk ke tangan Ibu Ayu agar terlihat bahwa Ibu Ayu seolah-olah bunuh diri.
Tidak lama kemudian Pak Sutisna kembali dan mendapati istrinya duduk di kursi
yang sidak tidak bernyawa sambil memegang botol anti nyamuk ditangannya. Seketika itu
Pak Sutisna menangis…
Pak Sutisna : “mah…mamah…. Mamah…”
Singkat cerita. Akibat kejadian tersebut Pak Sutisna menjadi sangat terpukul hingga
dia terkena penyakit struk.
ADEGAN 8
Beberapa bulan kemudian. Diruang tamu Pak Sutisna sedang duduk santai, kemudian
Arsya datang menghampiri Pak Sutisna.
Arsya : “eh, orang tua. Keenakan banget sih.. Cuma duduk-duduk doank.. oh iya,
kamu kan lumpuh yah?? Gimana rasanya ? enak ? masih untuk lu gak gue
bunuh. Hahaha..”
ADEGAN 9
Sesampainya di ruang kelas, Arsya menyimpan tiga amplop yang berisi surat ke
dalam tas Chika, Caca, dan Caeli saat mekera bertiga tidak ada disana. Setelah menyimpan
surat-surat tersebut Arsya kembali ketempat duduknya. Tidak lama kemudian chika, caca,
dan caeli datang sambil bercengkerama.
Caeli : “Eh, ca gue punya parfum bari asli dari paris lo”.
Caca : “Wah, yang bener lo. Coba gue lihat?”
Caeli : “bentar gue ambil dulu”.
Kemudian Caeli mengambil parfum yang berada di dalam tasnya. Tiba-tiba Caeli
kaget ketika menemukan sepucuk surat di dalam tasnya.
Caeli : “Oh my god, what is it?”
Caca : “Ada apa cel?”
Caeli : “Ada surat nih di dalam tas gue, surat apaan yah??” (sambil menunjukkan
surat itu kepada caca dan chika)
Caca : “wah, surat apaan tuh??”
Chika : “surat dari penggemar lo kali?”
Caeli : “Wah… bener juga lo, ini pasti surat dari pangeran misterius gue. Oh do
sweet”.
Chika : “Eh, tunggu deh!! Gue juga dapat ni”. (sambil memperlihatkan suratnya)
Caca : “eh bentar deh, kalau lu dapat jangan-jangan gue juga dapet”. (sambil
membuka tasnya)
Caca : “Eh, ternyata benar gue juga dapat”. (sambil memperlihatkan suratnya)
Chika : “aneh, dari bentuk dan amplopnya. Kuta semua dapet surat yang sama, kira-
kira apa ya isinya”.
Semuanya terdiam, mereka salingberpandangan aneh satu sama lain dan secara
bersama-sama mereka membuka surat itu.
Caca, Chika, Caeli “Kalian akan mati”.
Caca : “temui aku di gudang belakang kampus”
Caeli : “itu juga kalau kalian semua masih punya nyali. Apa ni maksudnya?”
Chika : “Siapa sih yang berani ngirim surat ini? Gak tau apa, siapa kita?”
ADEGAN 10
Setelah selesai kegiatan di kampus, mereka bertiga langsung pergi ke gudang.
Caeli : “Ya ampun, ini gudang kotor banget”.
Caca : “udah kotor, berdebu, bau, berantakan lagi. Siapa sih yang berani-beraninya
ngancem kita pake surat itu?
Chika : “Heiiii, ada orang di sini ? keluar dong jangan beraninya di belakang”.
(sambil berteriak)
Kemudian Arsya menembakkan pistol kearah tembok. Mereka bertiga kaget dan
langsung bergeming.
Arsya : “Duduk!!!”
Karena sangat terkejut caca, chika, dan caeli mengikuti perintah Arsya dan mengingat
mereka dengan tali yang sangat kuat.
Caca : “Maksud lo apa sih sya?”
Arsya : “Maksud gue ? hahaha, takut kan lo? Gue mau buat kalian jera dan ngebales
semua perbuatan kalian ke gua”.
Caca : “Ga lucu tau.”
Arsya : “Siapa yang ngelucu? Gue bener-bener bakalan ngebales semua rasa sakit
hati gue. Mulai datik ini kalian bakal ngerasain apa itu penderitaan”.
(sambil menodongkan pisau kea rah lehe caca)
Caeli : “Jangan Sya, gue minta ampun, gue bener-bener minta maaf sama lo”.
Arsya : “Bulsyit, ga percaya gue sama omongan lu semua”
Caca : “jadi mau lo apa hah? Lo mau gue berlutut dan bersimpuh di bawah kaki lo”
Arsya : “Iya, gue maunya kaya gitu. Tapi sekarang udah terlambat”.
Ditempat yang lain glen bersiap untuk menolong teman-temannya, sebelum dia
berangkat dia menelpon kantor polisi.
Glen : “Selamat sore pak, ada penyerkapan di gudang belakang kampus UI. Saya
harap anggota kepolisian untuk segera ke TKP.
Setelah menelpon, Glen pergi ke gudang belakang kampus. Setibanya disana. Saat
Glen membuka pintu gudang dia langsung di pukul dari belakang oleh Arsya dengan
punggung pistol, hingga Glen tak sadarkan diri. Kemudian Glen di ikat. Tidak lama
kemudian Glen pun sadar.
Glen : “Aw. Dimana ini?”
Pada akhirnya Arsya pun memilih untuk mengakhiri hidup di tangannya sendiri. Karena dia
merasa bahwa tidak ada lagi yang harus ia lakukan di dunia ini, kecuali untuk mengurusi
ayah tirinya yang sekarang sudah jatuh sakit akibat perbuatannya yang sudah membunuh itu