KELAS : 8.4
ABSEN : 37
TUGAS :
1.MENGULAS BUKU FIKSI (NOVEL) DAN NON FIKSI
2.MEMBUAT PETA KONSEP BUKU FIKSI DAN NON FIKSI
3.MEMBUAT NASKAH DRAMA
MEMBUAT NASKAH DRAMA
TEMA : PESAN MORAL
JUDUL : DENDAM PEMBAWA PETAKA
ALUR : MAJU
GAYA BAHASA : BEBAS
Ibu Ayu : “ ya… udah sana pergi !!” (dengan nada sinis)
Pak Sutisna : “dengerin papah yah, kamu harus kuliah yang bener supaya
kamu bisa jadi bisnisman seperti papah !!”
Arsya : “tapi, pah… berapa kali Arsya bilang, Arsya gak mau jadi bisnisman.”
Ibu Ayu : “udah lah pah… kita pergi ke kantor sekarang ! percuma
ngomong sama anak yang tidak tahu terima kasih seperti dia.” (dengan nada
yang lumayan keras dan sambil menunjuk ke arah muka Arsya)
Pak Sutisna dan Ibu Ayu berlalu meninggalkan Arsya yang masih
berdiri tertunduk sambil mengingat kata-kata ibunya tadi. Ini bukan kali
pertama ia menerima perlakuan seperti ini.
ADEGAN 2
Di ruang kelas. Chika, Caca, dan Caeli sedang asyik bercengkrama, tiba-
tiba Arsya datang dari balik pintu.
Caca : “eh, anak pungut udah datang… upz, maaf kelepasan.” (sambil
senyum menghina)
Caeli : “he, kamu… masih betah kuliah disini ?? tempat kamu tuh harusnya di
rumah sakit jiwa bukan disini.” (sambil menunjuk Arsya)
Chika : “heh, cewek aneh… denger yah !! percuma kamu kuliah, ujung-
ujungnya kamu jadi penghuni rumah sakit jiwa. Dasar cewe gila…”
Chika, Caca, dan Caeli tertawa puas, sementara Arsya tidak peduli dan
tetap bertingkah acuh tak acuh sambil berpura-pura membaca buku pelajaran.
Tidak lama kemudian Glen datang..
Glen : “tenang aja gue udah punya penangkal buat ngindarin virus cewek
gila ini..
Caca : “bagi donk sama kita, virus dia kan lebih berbahaya dari virus
HIV/AIDS. Jadi kita harus hati-hati..”
ADEGAN 3
Arsya : “kenapa yah perasaanku pada Glen tidak pernah berubah?? dari dulu
sampai sekarang aku tetap menyukainya, bahkan setiap kali aku berada di
dekatnya jantungku ini masih terasa berdebar-debar.” (sambil memegang
dadanya)
ADEGAN 4
Keesokkan harinya di ruang tamu saat Arsya akan pergi kuliah, dia
berpamitan dengan orang tuanya. Saat itu Pak Sutisna dan Ibu Ayu sedang
menonton berita pagi di televisi…
Arsya : “pah.. mah… Arsya berangkat.” (tanpa bersalaman dia langsung pergi
meninggalkan orang tuanya)
Pak sutisna : “kamu tuh yah… tidak punya sopan santun sama sekali kepada
orang yang sudah membesarkan kamu ?? sebenarnya apa saja yang ibumu
ajarkan padamu, hah ??”
Pak Sutisna : “kamu tuh yah.. bener-bener gak sopan sama orang tua, dasar
anak yang gak tau di untung !!” (sambil berteriak dan menampar wajah Arsya)
ADEGAN 5
Arsya : “mmm…mmm…mmm…”
Glen : “ssstt, sory yah sya. Lo tuh bukan tipe gue, lo tuh aneh, cewek gak
jelas, and kayanya lo cewek saiko deh… soalnya, lo sama sekali, gak punya,
rasa malu.” (sambil menunjuk ke arah jidat Arsya)
ADEGAN 6
Arsya : “kamu itu bodoh.. dasar cewek lemah. Kenapa kamu diem aja ??
padahal harga diri kamu di injek-injek, dasar bodoh..” (dengan nada tinggi
sambil menatap wajahnya sendiri di cermin)
Arsya : “ayo Arsya, bangun!! Hancurkan semua orang yang pernah nyakitin
kamu !” (diam sejenak lalu dia mengambil pisau di atas meja)
Arsya : “aku akan hancurkan kalian, kalau perlu membunuh kalian semua
dengan tanganku sendiri.” (dengan wajah penuh kebencian dan
menyeramkan)
ADEGAN 7
Pak Sutisna : “ya, kalau tidak tau malu, apa lagi ?? kalau memang kamu istri
yang baik mana mungkin berani bermesraan dengan laki-laki lain ?? di depan
tempat umum lagi..”
Ibu Ayu : “memangnya aku tidak tahu kelakuan bejadmu di luar sana??”
Ibu Ayu : “udah, papah gak usah pura-pura lagi !! mamah tau
semuanya..”
Pak Sutisna : “dasar anak tidak punya sopan santun, masuk rumah
seenaknya. Memangnya ini hotel ??” (bentak Pak Sutisna kepada Arsya)
Pak Sutisna : “lihat tuh kelakuan anakmu, sama sekali tidak punya sopan
santun. Seperti anak jalanan saja. Bagaimana anak itu punya perilaku baik
kalau ibunya saja seperti ini ??”
Ibu Ayu : “apa kamu bilang ?? cukup ! aku sudah lelah dengan semua
pertengkaran ini.” (sambil duduk di kursi dan memegang-megang kepalanya)
Pak Sutisna : “ya sudah, aku juga sudah lelah menghadapi istri yang tidak
berguna seperti kamu..”
Arsya : “ini mah minum dulu !” (sambil memberikan air kepada mamahnya)
Ibu Ayu : “ada apa ini? Tiba-tiba kamu baik pada mamah ??” (dengan
wajah jutek)
Arsya : “sudahlah mah.. arsya hanya kasian ke mamah, setiap hari mamah
harus bertengkar dengan papah. Arsya udah lelah mah.. melihat pertengkaran
mamah dengan papah selama ini. Untuk itu mamah minum dulu, supaya
mamah tenang !”
Kemudian Ibu Ayu meminum air tersebut dan tiba-tiba Ibu Ayu
merasakan sakit di tenggorokannya dan tidak lama kemudian Ibu Ayu
meninggal karena ternyata air minum tersebut mengandung racun. Untuk
mengelabui agar tidak ketahuan, Arsya menyelipkan botol anti nyamuk ke
tangan Ibu Ayu agar terlihat bahwa Ibu Ayu seolah-olah bunuh diri.
ADEGAN 8
Arsya : “eh, orang tua. Keenakkan banget sih Cuma duduk-duduk doank.. oh
iya, kamu kan lumpuh yah ?? gimana rasanya ? enak ?? masih untung lu gak
gue bunuh. Hahaha..”
Arsya : “kenapa?? Marah ?? atau mau mukul ?? ayo pukul !! itu juga kalo lo
bisa, hahaha. Kasian deh.. cape gue ngomong sama mayat hidup.”
ADEGAN 9
Caeli : “Eh, ca gue punya parfum baru asli dari paris lo.“
Caeli : ”Ada surat nih di dalam tas gue, surat apaan yah ??” (Sambil
menunjukkan surat itu kepada caca dan chika)
Caeli : “Wah… bener juga lo, ini pasti surat dari pangeran misterius gue. Oh
so sweet.”
Chika : ”Eh. Tunggu deh !! gue juga dapat ni.” ( Kata chika sambil
memperlihatkan suratnya )
Caca : “Eh bentar deh, kalau lu dapet caeli dapet jangan-jangan gue juga
dapet.” (sambil membuka tasnya)
Chika : “ Aneh, dari bentuk dan amplopnya. kita semua dapet surat yang
sama, kira-kira apa ya isinya.”
Caeli : “itu juga kalau kalian semua masih punya nyali. Apa ni maksudnya?”
Chika : “Siapa sih yang berani ngirim surat ini ? gak tau apa, siapa kita ?.”
ADEGAN 10
Karena sangat terkejut caca, chika, dan caeli mengikuti perintah Arsya
dan mengikat mereka dengan tali yang sangat kuat.
Arsya : “Maksud gue ? hahaha, takut kan lo? Gue mau buat kalian semua jera
dan ngebales semua perbuatan kalian ke gue.”
Arsya : “Siapa yang ngelucu ? gue bener-bener bakalan ngebales semua rasa
sakit hati gue. Mulai detik ini kalian bakal ngerasain apa itu penderitaan.”
(Sambil menodongkan pisau kearah leher caca)
Caeli : “jangan Sya, gue minta ampun, gue bener-bener minta maaf sama lo.”
Caca : “jadi mau lo apa hah ? lo mau gue berlutut dan bersimpuh di bawah
kaki lo.”
Arsya : “Iya, gue maunya kaya gitu. tapi sekarang udah terlambat.”
Arsya : “Hai Glen, kamu masih inget ga sama aku, cewe saiko yang pernah lo
tolak. Gue lagi sama temen-temen lo sekarang. Kalau lo masih sayang sama
temen-temen lo, datang sekarang ke gudang belakang sekolah. Ga percaya ?
ni denger suara temen-temen lo.”
Glen : “ Selamat sore pak, ada penyerkapan di gudang belakang kampus UI.
Saya harap anggota kepolisian untuk segera ke TKP.”
Arsya : “Kenapa ? takut ? lo ga nyangka kan gue bisa berbuat seperti ini ?.”
Glen : “Gue minta maaf sya, gue ga bermaksud tuk nyakitin lo.”
Arsya : “temen kata lo? Sejak kapan ? maksud lo, ngebunuh seperti ini.” (
sambil menusukkan pisau kearah perut caeli )
Chika : “kurang ajar lu sya, Kalau lu berani hadapi gue dengan gentle.”
( dengan expresi sangat marah dan penuh emosi )
Arsya : “gue bakalan ampunin lo asalkan lo mau bersujud di telapak kaki gue”
Chika : “sampai matipun gue ga bakalan sudi minta maaf sama lo.”
Arsya : “bapak mau menangkap saya ? ga usah repot-repot pa, bapak tidak
perlu mengotori tangan bapak dengan menembak saya, dadahh bapak.”
Pada akhirnya Arsya pun memilih untuk mengakhiri hidup di
tangannya sendiri. Karena dia merasa bahwa tidak ada lagi yang harus ia
lakukan di dunia ini, kecuali untuk mengurusi ayah tirinya yang sekarang
sudah jatuh sakit akibat perbuatannya yang sudah membunuh ibu tirinya
sendiri.
TAMAT
IDENTITAS BUKU :
PENERBIT : MIZAN
ORIENTASI :
SINOPSIS :
Dimulai dari bab pertama yang berjudul “Taman Firdasu ku” yang merujuk ke
tempat tinggal Sophie. Kehidupan Sophie yang pada awalnya biasa – biasa
saja sepertinya halnya anak 14 tahun lainnya, bermain, pulang sekolah
bersama dsb, tiba – tiba dia dikejutkan dengan sebuah surat yang berisi
“Siapakah kamu ?”, “Darimana asalnya dunia ini ?”.
Yang mana membuat Sophie tergerak rasa keingin tahuannya dan mencoba
menjawab dengan akal rasionalnya. Karena sebelumnya dia tidak pernah
memikirkan hal itu. Tapi Sophie juga bertannya – tanya siapa yang mengirim
surat itu. Karena dia tinggal di Oslo, Norwegia. Sedangkan pengirim surat
yang dicap dari Lebanon dapat tersampaikan dalam waktu satu hari dan
alamat yang sebenarnya Hilde Moller Knag tapi malah sampai di rumahnya,
hal itu membuat Sophie kebingungan.
Bab berikutnya memaparkan tentang filsafat alam, kehidupan bahkan
eksistensi manusia dipertanyakan dalam buku ini. Zaman eropa dari masa
kegelapan sampai renaissans di kupas tuntas oleh buku ini. di bab berikutnya
Sophie dikejutkan dengan bertemunya dengan si pembuat surat dan dia diberi
tahu bahwa Sophie, si pembuat surat itu dan yang lainnya “apakah kita benar
– benar nyata hidup atau hanya sebatas ide yang dikendalikan seseorang.”
ANALISIS :
Buku yang berjumlah 700an halaman ini cocok dibaca bagi orang yang ingin
memperdalam Filsafat dengan santai dan mengubah pandangan terhadap
filsafat yang seakan sulit dimengerti. Di buku ini kamu akan membaca novel
sekaligus mengenal sejarah filsafat, serta kalian akan disuguhkan dengan
beragam pertanyaan – pertanyaan seorang filsuf dan membuat kalian berfikir
dengan rasionalis.
Pembaca juga akan diajak berfikir layaknya seorang detektif filsuf karena harus
mencari tahu kebenaran tentang kehidupan.
EVALUASI :
Kelemahan buku ini tidak jelas akhirnya dan diserahkan kepada pikiran
pembaca sekalian dan ada tutur kata yang lumayan sulit dicerna. Di samping
itu saya sangat merekomendasikan buku ini menjadi bahan bacaan kalian.
PETA KONSEP
penulis
latar belakang
jostein gaarder
penerbit
mizan
tebal halaman
700
tahun terbit
1996, norwegia
MENGULAS BUKU NON FIKSI
IDENTITAS BUKU
ORIENTASI :
Ini adalah sebuah buku yang ditulis oleh Muhammad Hasan dan Sumiyati.
Buku ini sudah menggunakan kurikulum 2013 di dalamnya dan edisi revisi
2017. Dan dikususkan untuk smp/mts kelas 8
SINOPSIS :
Buku ini seperti buku buku pelajaran PAI lainnya dimana isinya mengenai
pendidikan agama islam, seperti ilmu tajwid, larangan dan perintah Allah SWT
dan lain lain. Buku yang akan saya bahas kali ini adalah buku paket PAI kelas 8.
Pada bagian awal, seperti biasa terdapat, pengenalan dan kata pengantar
terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan daftar isi. Buku ini berisikan 14 bab
dimana ada 7 bab di setiap semesternya.
Pada bab pertama, buku ini membahas tentang meyakini kitab kitab Allah
SWT. Kemudian pada bab ke2 ini membahas tentang menghindari minuman
keras, judi, dan pertengkaran. Pada bab ke3 tentang mengutamakan kejujuran
dan menegakkan keadilan. Pada bab ke4 tentang salat sunnah. Pada bab ke5
tentang macam macam sujud dan cara melakukannya. Pada bab ke6 tentang
pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa umayyah. Pada bab ke7 tentang
hidup rendah hati,hemat,dan sederhana. Pada bab ke8 tentang meneladani
sifat rasul Allah SWT. Pada bab ke9 tentang hormat dan patuh kepada orang
tua dan guru. Bab ke10 tentang berbaik sangka dan beramal saleh. Pada bab
ke11 tentang ibadah puasa. Pada bab ke12 tentang makanan dan minuman
yang halal dan haram. Pada bab ke13 tentang pertumbuhan ilmu
pengetahuan pada masa abbasiyah. Dan pada bab ke14 tentang hidup sehat
dengan makanan dan minuman yang halal dan bergizi.
ANALISIS :
Dari cara penulisannya, menurut saya buku ini bisa cukup mudah dipahami
ditambah lagi dengan adanya gamabar gambar animasi yg menyertainya,
tentunya itu bisa menamabah semangat kita dalam belajar. Dan dengan kita
mempelajari dan mendalami buku ini itu akan semakin memperkuat iman kita
dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.
EVALUASI :
Menurut pandangan saya, tidak ada yang perlu di evaluasi dari buku ini karena
menurut saya buku ini sudah baik, tetapi saran saya sebaiknya buku ini
ditambahkan lebih banyak lagi kisah kisah inspiratif supaya saya bisa lebih
termotivasi lagi.
PETA KONSEP
penulis
bisa memperkuat
muh.ahsan dan revisi 2017 14 bab
iman
sumiyati
penerbit
pt.temprina media
grafika
jumlah halaman
278