Anda di halaman 1dari 15

JALAN SETAPAK

“perjuangan berdamai dengan diri sendiri”

Cast : Azka, Mama Azka, Adira, Ustadzah Aisyah, Ustadzah Aqila

Figuran : Pengurus, Cewe 1, Cewe 2, Santri, Aca, Ibu-ibu, Hesti

Sinopsis : mengisahkan tentang Azkania, seorang gadis yang terpaksa harus berpindah ke pesantren atas
perintah orang tuanya. Awalnya ia menolak, namun karena teringat sosok almarhum papanya perlahan
ia lalui hari demi hari di pondok dengan rasa bosan, jenuh, dan konflik batin akan begitu banyak
keinginannya dan ketikbisaan ia mengikuti pelajaran. Konflik batin itupun meluas, membuat dirinya juga
berkonflik dengan orang sekitarnya di pesantren, baik dengan ustadzah maupun dengan teman-
temannya. Konflik batin itu melahirkan banyak kedengkian dan prasangka buruk dalam hatinya, hingga
pada waktunya terjadi konflik yang membuka pikirannya bahwa tak semua seburuk yang selama ini ia
pikirkan.

AZKA (VO PROLOG)

Namaku Azkania Putri, semua orang memanggiku Azka. Aku hidup berdua dengan mamaku. Sedangkan
papaku, sudah meninggalkan kami sejak dua tahun lalu. Sejak ketiadaan papaku, aku dipaksa untuk
berpindah ke sebuah pesantren oleh mamaku, tempat yang begitu asing bagiku. Bahkan aku pun tidak
tahu bentukannya seperti apa.

SINC 1. RUMAH AZKA

Azka dan Mamanya sekarang menempati rumah barunya di Pasuruan, dikarenakan Mamanya yang
harus berpindah dinas dari Madiun ke Pasuruan. Azka yang harus menemani Mamanya juga harus ikut
pindah sekolah. Namun, kali ini Mamanya ingin sekali memondokkan Azka. Mama Azka kini berusaha
meyakinkan anak semata wayangnya tersebut untuk mau menuruti keinginannya. Di ruang tamu…

Mama Azka : Nak... Azkaa...

Azka : (fokus melihat drakor)

Mama Azka : (menyabut headset dan merampas HP) Kamu tuh yaa. Dari tadi dipanggil gak dengerin

Azka : Ahh mama ganggu aja, gak liat orang asik liat drakor apa?

Mama Azka : Mama mau tanya tentang sekolahmu, mau pindah dimana?

Azka : Gamau ahh. Azka mau sekolah negeri aja

Mama Azka : Dipesantren aja nak. Mama tuh pengen kamu pinter ngaji
Azka : Emang ngaji harus di pesantren ma? Dirumah kan juga bisa

Mama Azka : Ya beda lah nak. Dipesantren lebih lengkap

Azka : Lagian kenapa sih ma kita harus pindah kesini?

Mama Azka : Mama kan harus pindah dinas kesini nak

Azka : Ya kan Azka bisa tinggal sendiri di kampung, lagiaan juga Azka udah gede

Mama Azka : Justru karena kamu udah gede, kamu harus pinter ngaji. Kamu gak inget pesen papa?

Azka : (hanya menundukkan kepala)

Mama Azka : Gimana jadinya nak? Mau ya?

Azka : Yaudah lah ma

SINC 2. STASIUN

Azka dan Mamanya sudah sampai di stasiun menunggu jam keberangkatan Azka ke Pasuruan. Namun
Mamanya tidak bisa ikut mengantarkan Azka ke pesantren dikarenakan ada hal penting yang harus
diurusnya.

Mama Azka : Gimana, kamu berani berangkat sendiri?

Azka : (diam tak menjawab)

Mama Azka : Maafin mama ya, mama tidak bisa nganter kamu. Ini alamat pondoknya (sambil
memberikan kertas) nanti kamu temui Ustadzah Aisyah disana.

Azka : (mengambil kertas dan mencium tangan mama)

Mama Azka : Hati-hati ya nak, mama selalu mendo’akanmu

SINC 3. PANGKAL OJEK

Sesampainya di Pasuruan, ia bergegas menuju ke pangkal ojek untuk melanjutkan perjalanannya. Di


tempat itu…

Ibu-ibu : Lagi nunggu ojek dek?

Azka : Eh iya bu

Ibu-ibu : Emangnya adek mau kemana ya? kok kayaknya adek ini orang jauh

Azka : Ini bu, mau ke ponpes Al-Ikhlas. Ibu tau alamat ini?

Ibu-ibu : Ohh nanti bilang aja ke bapak ojeknya, pasti tau. Yang betah ya nanti di pesantren

Azka : Iya bu, makasih


SINC 4. PONPES AL-IKHLAS

Ada seorang ustadzah dan santri sedang berbincang. Tiba-tiba Mama Azka menelpon ustadzah.

Mama Azka : Assalamualaikum Ustadzah Ais

Us Ais : Waalaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh, iya ibu? Ibunya Azka bagaimana?

Mama Azka : Maaf Ustadzah, saya tidak bisa nganter Azka berangkat ke pesantren. insyaaAllah Azka
sebentar lagi sudah sampe. Saya titip Azka ya ustadzah, mohon bimbingannya

Us Ais : Ohh iyaa, tidak apa-apa. Kalo saya boleh tau, mohon maaf ibu. Azka pake baju apa ya?
Biar saya mudah cari Azka nanti

Mama Azka : Azka memakai (menyesuaikan kostum) sama bawa koper silver us

(Ustadzah Aisyah yang sedang berteleponan dengan Ibu Azka tiba-tiba melihat Azka berjalan masuk ke
dalam area ponpes.)

Us Ais : Sepertinya Azka udah sampe nih bu (sambil melambaikan tangan kearah Azka)

Mama Azka : Alhamdulillah, makasih banyak us atas bantuannya

Us Ais : Sama-sama bu

Mama Azka : Assalamualaikum

Us Ais : Waalaikumussalam

Azka menghampiri ustadzah Aisyah yang sudah menunggu kedatangannya.

Us Ais : Alhamdulillah sudah sampe nak. Azka ya? Saya ustadzah Ais. Gimana, udah siap
mondok?

Azka : (hanya menganggukkan kepala dan wajah murung)

Us Ais : Dipondok seneng loohh. Kamu akan punya banyak teman, punya wawasan baru, dan
insyaaAllah meskipun nanti kamu prihatin di awal, kamu akan menjadi orang sukses. Ayo masuk

(Ustadzah Ais berjalan masuk menuju asrama bersama Azka, dan menjelaskan semua kegiatan yang ada
di pesantren.)

Us Ais : Adiraa, sini nak (memanggil salah satu santri yang sedang ngaji di teras)

Adira : Iya ustadzah

(Adira berlari menuju Us Ais dan mencium tangannya)

Adira : Ada apa ustadzah?

Us Ais : Nih perkenalkan ada temen baru, namanya Azkania. Dan Azka, perkenalkan ini Adira,
ini akan jadi temanmu disini. Ayo salaman
(mereka saling berkenalan)

Us Ais : Tolong antarkan Azka ke kamar ya

Adira : Baik ustadzah

Us Ais : Oke silahkan

Adira : (mengambil koper Azka) sini biar saya saja yang bawakan

SINC 5. AULA PUTRI

Semua santri melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Dilanjut dengan kegiatan setoran hafalan Al-
Qur’an.

(kegiatan mengaji)

Azka : (mulai membaca)

Us Aqila : (ustadzah membenarkan bacaan Azka yang salah) bismillahirrohmanirrohim…

Azka : bismillahirrohmaanirrohim...

Us Aqila : Kamu namanya siapa?

Azka : Azka us

Us Aqila : udah bisa baca al-quran belum?

Azka : (hanya menggelengkan kepala)

Us Aqila : lo... kok belum, nah sebelum kamu membaca al-quran harus memperbaiki dulu
tajwidnya, basmalahnya, makhroj dan masih banyak lagi. Sekarang ayo coba lagi, yang tartil ya...
bismillahirrohmaanirrohim...

Azka : bismillahirrohmaanirrohim...

Selesai mengaji, ia keluar aula nampak kebingungan mencari sandalnya yang hilang, namun tidak
ketemu. Dan akhirnya ia memutuskan untuk tidak memakai sandal.

SINC 6. MASJID

Semua santri tengah mempersiapkan tempat untuk sholat berjama’ah. Mulai dari menyapu, dan
menyiapkan tempat sholat imam. Sembari menunggu adzan ashar, Adira menyalakan murottal Al-
Qur’an di dalam masjid. Setelah selesai sholat berjama’ah…

Adira : Azka kenapa mukamu murung begitu?

Azka : Tau ahh, gak betah

Adira : Kenapa gak betah?


Azka : Masak harus ngaji terus, kegiatan banyak banget. Bismillah gak bener aja
dipermasalahin

Adira : Oh yaiyalah, kita itu belajar dari hal yang paling kecil. Kalo basmalah aja gak lancer,
gimana yang lainnya?

(Azka dan Adira sama-sama bersandar ke tembok, melepas letih yang dirasa)

Adira : Heyy Azka, kamu itu harus sabar. insyaaAllah akan menjadi orang yang sukses

Azka : (melamun)

SINC 7. DALAM KELAS

Ustadzah Aqila sedang mengajar materi tentang hakikat muslimah. Namun banyak santri jenuh
mendengarkan penjelasan Ustadzah Aqila, mereka lebih memilih beralasan untuk pergi ke kamar mandi.
Tidak ketinggalan juga Azka. Ditengah perjalanan ia ke kamar mandi…

Cewe 1 : Tidak usah kau ikut-ikut urusanku, kau tau apa hah? Dasar perempuan gak tau diri

Santri : (menunduk ketakutan)

Azka yang melihat sekilas percekcokan tersebut mengurungkan niat untuk melanjutkan langkahnya. Ia
mendengarkan apa yang menjadi permaslahan 2 anak tersebut dibalik tembok. Ia lalu melangkah
kembali menuju kelas untuk mengikuti pelajaran lagi.

SINC 8. AULA

Azka duduk termenung di dalam aula yang sepi. Setelah melihat kejadian tadi, pikiran Azka semakin
diselimuti tentang orang-orang jahat dan kasus pembullyan. Ia kebingungan, sehingga perasaan ia mulai
resah untuk tetap bertahan di ponpes ini.

SINC 9. DALAM KELAS

Keesokan harinya, Ustadzah Aqila membuka pelajaran bahasa inggris. Ia mulai menjelaskan materi
kepada murid-murid. Namun ditengah ia menjelaskan…

Us Aqila : Ehh siapa itu yang tidur?

(menghampiri Azka yang tengah tertidur)

Us Aqila : Eh Azkaa, ayo bangun bangun. Ehh ayo bangun. Kalo kamu tidur waktu pelajaran saya,
hukumannya adalah berdiri didepan kelas, mengerti? Ayo sekarang berdiri

Azka : (diam tidak menjawab apa-apa dengan wajah murung)


SINC 10. KANTOR

Ustdzah Aisyah tengh sibuk membuat laporan bulanan yang akan diberkan kepada pihak pengasuh.
Ditengah-tengah kegiatannya…

Azka : (mengetuk pintu kantor)

Us Ais : Iya, masuk nak

Azka : Assalamu’alaikum ustadzah (sambil bersalaman dengan ustadzah)

Us Ais : Wa’alaikumussalam Azka, how are you Azka?

Azka : I’m fine

Us Ais : Alhamdulillah

Azka : Boleh pinjam handphonenya ustadzah?

Us Ais : What in English?

Azka : (garuk-garuk kepala yang aslinya tidak gatal) hehe gatau ustadzah, lupa

Us Ais : Bukannya dipesantren sudah diajarkan berbahasa Inggris atau berbahasa Arab? Ikuti
saya. May..

Azka : May…

Us Ais : I borrow your phone

Azka : I borrow your phone

Us Ais : Please repeat

Azka : May I borrow your phone?

Us Ais : Okay. Jadi, praktekin bahasa Inggrismu, bahasa Arabmu di pesantren ini ya. Setiap
saat, setiap waktu. (menyerahkan handphonennya kepada Azka)

Azka : Saya bawa keluar ya us

Us Ais : Iya silahkan

Diteras kantor, Azka membuka Hp tersebut dan mulai menelpon seseorang.

Azka : Assalamu’alaikum ma, ini Azka

Mama Azka : Wa’alaikumussalam nak, gimana kabarmu?

Azka : Ma, Azka lagi gaenak badan ma, tolong jemput Azka dipondok ma. Azka mau berobat
dirumah aja

Mama Azka : Loh nak, kalo sekarang mama gak bisa. Kamu minta tolong Ustadzah Aisyah antar ke
dokter aja nak
Azka : (membuang napas kesal)

Mama Azka : Makan yang teratur, tidur yang cukup. Biar gak gampang sakit

Azka : Yaudah deh ma kalo gitu, Assalamu’alaikum

Mama Azka : iya nak, Wa’alaikumussalam

SINC 11. POS JAGA

Sekeluarnya dari kantor, Azka dipanggil Ustdzah Aqila didepan pos jaga.

Us Aqila : Azkaa, sinii

Azka berjalan kearah Ustadzah Aqila

Us Aqila : Azka, minta tolong jagain pos bentar ya. Saya ada panggilan sebentar

Azka : (mengangguk)

Azka mulai duduk di pos jaga sendirian. Tiba-tiba terbesit dipikirannya untuk kabur dari pesantren. Ia
menuruti niatnya tersebut. Ia bergegas lari keluar dari area pesantren.

Ditengah aksinya melarikan diri, ia bertemu dengan Hesti, salah satu santri pondok yang tengah berjalan
menuju arah pondok. Azka berusaha menutupi wajahnya agar tidak dikenali Hesti tersebut. Ia terus
berlari meninggalkan area pesantren.

Us Aqila : Loh kemana anaknya ya? Jangan –jangan kali ini dia kabur?

SINC 12. TERAS ASRAMA

Adira tengah duduk santai didepan teras asrama, ditengah keasikannya tiba-tiba Ustdzah Aisyah dating
mengejutkan Adira.

Adira : (asik nyanyi)

Us Ais : Eh Dira

Adira : Ehh ustadzah (salaman ke ustadzah) ada apa us?

Us Ais : Kamu lihat Azka gak Dira?

Adira : Saya tidak liat dia dari tadi us

Us Ais : Saya udah kekamarnya, gaada. Saya udah keliling pondok, gaada juga. Kira-kira kemana
ya Dira?

Adira : Kurang tau ya us (sambil garuk-garuk kepala) tapi dari kemarin dia bilangnya gak betah
terus us

Us Ais : Ohh begitu ya Dira, terima kasih ya. Assalamu’alaikum


SINC 13. JALAN KAMPUNG

Azka terus berjalan tidak tau arah. Ia melihat ada seorang yang mengintainya. Ia pun berlari untuk
mencari tempat persembunyian.

SINC 14. POS JAGA

Ustadzah Aisyah berusaha mencari tahu kepergian Azka, Ustdzah Ais menuju pos jaga untuk bertanya ke
Ustdzah Aqila.

Us Ais : Assalamualaikum us

Us Aqila : iya us, wa’alaikumussalam

Us Ais : Permisi ustdzah, apa tadi ada anak yang keluar ya?

Us Aqila : Ada tadi us, tapi sudah masuk. Terus tadi saya minta tolong anak jagain pos sebentar,
tiba-tiba udah gaada saya balik kesini

Us Ais : Jangan-jangan si Azka us

Tiba-tiba dating seorang pengurus lagi.

Pengurus : Assalamualaikum us

Us Ais&Us Aqila : Wa’alaikumussalam

Pengurus : Ada apa ini ustadzah rame-rame

Us Ais : Ini saya nanyain, ada santri yang keluar kayaknya

Pengurus : Ohh begitu, kalo gak salah sya tadi liat santri di jalan us. Ciri-cirinya kalo boleh tau
seperti apa us

Us Aqila : Tadi kayaknya pake (kostum menyesuaikan)

Pengurus : Ohh jangan-jangan dia us. Yuk kita cari aja us

SINC 14. PERKAMPUNGAN

Ustdzah dan pengurus mencari keberadaan Azka yang kabur tersebut. Sementara Azka bingung mencari
tempat persembunyian. Ditengah-tengah jalan, Azka ditemuka. Namun segera saja Azka melarikan diri
lagi. Beberapa kali ia hampir tertangkap namun gagal. Azka dengan sekuat tenaganya berlari mencari
tempat yang aman. Sampai akhirnya…

Us Ais : Nahhh, kena kamu. Ayo balik

Azka pasrah karena sudah tertangkap oleh ustadzah.


SINC 15. RUANG TAMU KANTOR

Azka dibawa ustdzah dan pengurus ke kantor untuk dimintai penjelasan mengenai kejadian ini.

Us Ais : Azkaa. Kenapa sih kamu tadi kabur?

Azka : (diam dan menunduk)

Pengurus : Azka, jawab pertanyaan ustdzahnya itu

Azka : Gapapa us

Pengurus : Gapapa gimana. Kalo yang namanya kabur pasti ada alasannya

Azka : (tetap dia dan menunduk)

Us Ais : Azkaa Azkaa. Kenapa, kamu gak betah?

Azka : Emang dari awal saya gak mau mondok us

Us Ais : Kan udah saya bilang, kalo mondok itu harus prihatin di awal

Pengurus : Ya sudah, besok kamu bersihkan kamar mandi masjid sebagai hukuman kamu kabur,
paham?

Azka : (hanya mengannguk)

SINC 16. KAMAR MANDI

Azka sekarang tengah menjalani takziran(hukuman) yang diberikan pihak pengurus kepada Azka. Ia
membersihkan kamar mandi dengan wajah yang selalu murung. Ditengah kegiatannya…

Adira : (mengintip tembok melihat Azka dihukum) ehh Azka sekarang kau jadi anak rajin

Azka : Ada apa kau kesini ha? Bantuin juga engga

Adira : Ya gamau lah, kan kamu yang di takzir, lagian siapa yang nyuruh kabur ha?

Azka : Engga engga, ini pasti Hesti yang ngadu ke ustadzah kalo ada yang kabur. Soalnya dia
doing yang liat aku keluar dari gerbang

Adira : Kamu ini, gak boleh menuduh orang sembarangan. Suudzon itu namanya

Azka : (melempar alat pembersih) aku ini kesel Dir, masak udah sebulan gini mama aku gak
jenguk aku sama sekali. Udah masuk pondok gak dianter

Adira : Sudahlah Azkaa, kita sebagai santri yang baik. Gak boleh suudzon terus. Yaudah setelah
ini kamu kekamar ya, aku pergi dulu
SINC 17. KAMAR

Azka yang mulai kecapekan menuju kamarnya untuk beristirahat. Ia merebahkan badan di kasur
kecilnya. Ia termenung, tiba-tiba dia berfokus pada salah satu benda di kamarnya. Ia mendekat ke arah
benda tersebut. Piala penghargaan dan berbagai sertifikat yang diperoleh Adira. Tiba-tiba saja Adira
dating mengejutkannya.

Adira : Azkaa. Ini aku bawa makanan buat kamu

Azka : Ah kamu jangan repot-repot lahh

Adira : Gapapa lah, ini makan

Azka : (mau mengambil makanan tersebut)

Adira : Ehh tunggu sebentar, kita berdo’a dulu lahh (kegiatan bedo’a)

Azka : (mengambil makanan)

Adira : Ehh tunggu sebentar lahh, masih ada yang kurang

Azka : Apa lagi Diraa

Adira : (mengambil murottal, untuk mendengarkan ceramah) nahh gini kan enak

Azka : Udah boleh makan kan

Adira : (makan sudah selesai) Alhamdulillah

Azka : Ehh itu fotomu?

Adira : Eh iya itu foto keluargaku

Azka : Ngomong-ngomong kamu dijenguk berapa minggu sekali?

Adira : Aku gapernah dijenguk, semenjak aku mondok disini

Azka : Lah kenapa?

Adira : Yak an rumahku jauh, diluar pulau Jawa. Gimana kamu ini

Azka : (terdiam merenung)

Adira : Ehh kenapa kamu diam?

Azka : Ehh engga gapapa, terus itu beneran piala kamu?

Adira : Yaiya lahhh, kan aku anak pandai

Azka : Lebih pandai aku lah

Adira : Gapercaya aku. Ehh bentar bentar

Mendengar ceramah tentang khusnudzon dan keterbukaan kepada teman.


SINC 18. BELAKANG ASRAMA

Tengah malam ustdzah Aqila melaksanakan tugasnya untuk mengontrol santri yang masih ada diluar
kamar. Tiba-tiba saja ia menemukan sosok Azka di belakang asrama sedang memainkan handphone.
Lantas ia menghampiri Azka.

Us Aqila : Ohh begini kerjaanmu tiap malem? Pantes kalo dikelas tidur terus kerjaannya. Terus
apa itu yang kamu sembunyiin? Sini berikan ke saya (merampas HP yang dibawa Azka)

Azka : (berusaha mempertahankan HPnya)

Us Aqila : Kamu tau kan hukuman yang diterima kalo bawa bend ini? Oke sekarang kamu kembali
ke kamar. Besok temui saya

SINC 19. HALAMAN ASRAMA

Santri dikumpulkan di halaman asrama untuk menerima pemberitahuan dari Ustadzah Aqila.

Us Aqila : Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Santri : Wa’alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh

Us Aqila : Kami selaku keamanan pondok pesantren perlu menyampaikan kepada kalian semua
bahwasannya tadi malam saya menemukan santri yang melanggar aturan ponpes

Pengurus : Dimana Azka?

Azka bergegas maju ketika namanya disebut oleh pengurus keamanan tersebut.

Pengurus : kamu tau apa yang harus kamu lakukan? (memberikn HP Azka)

Azka : (menerima HPnya dan mencelupkan HPnya ke timba air yang disediakan)

Pengurus : Saya harap ini menjadi pelajaran untuk kalian semuanya. Dan saya harap ini adalah
yang terakhir. Paham?

Santri : Pahamm

Setelah kejadian itu, hati Azka dipenuhi dengan tekanan batin yang sudah tak terbendung lagi

SINC 20. HALAMAN ASRAMA

Sore hari, Ustdzah Ais sedang berkeliling asrama dan bertemu dengan Azka, ia meminta tolong Azka
untuk memanggil salah satu santri bernama Aca.

Us Ais : Ehh Azka, sini sini

Azka : Iya us ada apa

Us Ais : Saya mau minta tolong panggilkan Aca ada dikamar lantai 2
Azka : Baik us

SINC 21. KAMAR

Seketika itu Azka langsung menuju kamar Aca yang dimaksud Ustadzah Ais. Yaitu di kamar lantai 2.
Namun ketika ia masuk ke kamar….

Azka : Assalamu’alaikum

Azka masuk kamar dan melihat kamar nampak kosong. Ia tiba-tiba berfokus pada sandal yang mirip
kepunyaannya yang hilang waktu itu, tiba-tiba saja anggota kamar yang lain masuk kekamar.

Cewe 1 : Wahh mau ngapain ini

Azka : Gak ngapa-ngapain

Cewe 2 : Halah mau nyuri pasti kamu ya

Azka : Engga, saya mau ngecek doing

Cewe 1 : Mana ada maling mau ngaku

Azka : Lah emang saya gak nyuri (jalan keluar kamar)

Cewe 1 : Ehh mau kemana lu

Azka : Saya itu tadi disuruh manggil Aca, tapi Aca gak ada di kamarnya

Cewe 2 : Bohong kamu

Azka : saya gak bohong

Cewe 1 : Ehhh ehhh ada maling ehh (teriak-teriak)

Seketika Azka yang dituduh mau mencuri itu langsung melarikan diri, dan dikejar 2 cewe tadi. Setibanya
di halaman…

SINC 22. HALAMAN ASRAMA

Mereka berhenti mengejar Azka.

Cewe 1 : Ehh kalo gak nyuri kenapa kamu lari

Azka : (langsung menghentikan larinya dan berbalik menghampiri 2 cewe) Kalian kalo punya
mulut dijaga ya

Cewe 2 : Udah jelas-jelas ketahuan masih aja ngelak

Adu mulut pun terjadi antara mereka bertiga. Namun tiba-tiba Ustadzah Ais dating.

Us Ais : Ada apa ini ribut-ribut


Cewe 1 : Itu us, dia mau nyuri tapi gak ngaku

Azka : Bukan begitu us, tadi kan ustadzah nyuruh saya keatas manggil Aca, saya liat sandal
mirip punya saya yang hilang waktu itu dilemarinya dia us. Saya Cuma mau ngecek aja, lah dia nuduh
saya maling

Us Ais : Sudah, sudah, sudah. Sana ambil sandalnya.

(cewe 1 lari mengambil sandal yang dimaksud)

Cewe 1 : Ini us sandalnya

Us Ais : Ini yang kamu maksud Azka?

Azka : Iya itu us

Us Ais : Punya kamu ukuran berapa

Azka : 39 us

Us Ais : Ini ukuran 40, berarti bukan punya kamu Azka

Azka : Yak an saya baru mau ngecek us

Ketika terjadi rebut-ribut tiba –tiba salah satu santri melihat dan menghampiri.

Santri : Assalamu’alaikum ustadzah, ada apa ini

Us Ais : Ini loh, masalah sandal aja diributin sama anak-anak

Santri : Sandal ini ya us?

US Ais : Iya nak

Santri : Sepertinya kemarin waktu saya bersih-bersih halaman, saya liat sandal mirip ini,
sebentar saya ambilkan (mengambil sandal) Apa ini us?

Us Ais : Azka, apa ini sandalmu?

Azka : Liat us (mengecek sandal ukuran 39) Nahh ini sandal saya

Us Ais : Berarti Azka tidak mencuri, kalian yang salah paham, tapi kalian sudah kelewatan.
Sudah berkelahi, adu mulut. Mau gak mau kalian saya takzir. Depan gerbang sekarang

SINC 23. DEPAN GERBANG

Azka dan 2 cewe tersebut mendapat hukuman dari Ustadzah Ais dan sekarang mereka tengah menjalani
hukuman tersebut didepan gerbang. Azka terlihat begitu sangat tertekan. Tiba-tiba Cewe 1 membuka
suara.

Cewe 1 : Azka, maafin aku ya udah suudzon sama kamu

Azka : Eh iya, aku juga minta maaf


Cewe 2 : Aku juga ya Azka

SINC 24. GAZEBO ASRAMA

Setelah Azka selesai dari hukuman tersebut, Ustadzah Ais memanggilnya di gazebo asrama untuk
ngobrol dengan Azka.

Us Ais : Azka kenapa sih kamu melanggar terus? Males ngaji, males belajar, males sekolah.
Bahkan tadi kamu berantem sama anak-anak. Coba kemarin ustadzah Aqila gak ngomong ke saya pas
kamu kabur, saya gak tau kamu ada dimana sekarang.

Azka : (tetap diam dan menunduk)

Terlalu banyak tekanan dalam batin Azka, sehingga Azka merasa banyak sekali orang yang suudzon
terhadap dirinya.

Us Ais : Saya tau kamu ini anak baik, sama seperti papamu

Azka : Loh ustadzah kenal papa saya?

Us Ais : Papa kamu itu teman lama saya, dia dulu teman sekolah saya. Dulu papa kamu pernah
cerita, pengen punya anak perempuan. Dan papamu ingin sekali anaknya mondok, masuk pesantren,
dan menjadi anak yang sholeh

Azka : (menunduk teringat papanya)

Us Ais : Kamu harus banggain Papamu, doain dia tiap hari. Buktikan bahwa keinginan papamu
sudah tercapai sekarang. Pasti kamu bisa

Azka : (mengangguk)

SINC 25. TERAS ASRAMA

Azka dan Adira melantunkan ayat Al-Qur’an sama-sama di teras asrama. Tiba-tiba teman yang lain yang
melihat ikut berkumpul di teras, bergabung dengan Azka dan Adira.

Azka : Wuhh rame ya, ayo-ayo

Semua : Bismillahirrohmanirrohim…

Tiba-tiba saja Ustadzah Ais lewat didepan mereka.

Us Ais : Nahh kalo gini kan enak litany. Adem gitu. Giamana Azka, sudah mulai betah?

Azka : Alhamdulillah us

Us Ais : Yaudah ayo dilanjut ngajinya, ustadzah juga mau ikut

Semua : Bismillahirrohmanirrohim…
AZKA (VO EPILOG)

Ternyata kehidupan pesantren tidak seperti yang kukira dulu. Memang awalnya begitu berat, asing dan
aneh. Tapi itu ternyata hanya awal dan memang sebab diriku yang tidak mampu menngani gejolak
pikiranku sendiri. Dan sikap yang selalu berontak terhadap keadaan. Sampai-sampai setiap orang bagiku
salah dan taka da benarnya. Melihat orang bagiku seolah melihat kekurangannya saja. Aku selalu
berperasangka yang tidak baik, padahal itu semua harus aku lihat pada diri sendiri. Begitu banyak aku
menyalahkan orang lain, namun sebenarnya diriku sendirilah yang menjadi sumber kesalahan. Namun
sebab keegoisanku semua terjadi begitu saja tanpa penyesalan ketika itu. Mulai kini, aku sadar dan
berdamai dengan diriku sendiri. Ternyata semua yang ada di pesantren adalah belajar dan
pembelajaran, tiap tempat adalah kelas, tiap orang yang ditemui adalah guru, tiap keadaan adalah
pelajaran, dan tiap yang dilihat adalah buku. Sampai saat ini aku sadar, bahwa papa dan mamaku sejak
dulu benar-benar sayang. Sehingga ingin sekali anaknya belajar di pesantren. Maafkan Azka ma,
maafkan Azka pa. harusnya Azka mengikuti keingin kalian sejak dulu.

FLASHBACK

Papa : Hey jagoan papa, nanti kalo udah gede papa harap kamu harus pinter ngaji, jadi
hafidzah. Biar nanti kamu bisa jadi penolong papa dan mama di surga

AZKA (VO)

Terima kasih pa, terima kasih ma. Terima kasih ustadzah dan semua rekan-rekan semuanya. Mulai hari
ini aku meyakinkan langkahku. Bahwa inilah tempat terbaik dan proses terbaik yang Allah berikan
kepadaku. Ya Rabb, jadikanlah jalan setapak ini adalah jalan menuntut ilmu yang Engkau ridhoi.

Anda mungkin juga menyukai