Sinopsis : mengisahkan tentang Azkania, seorang gadis yang terpaksa harus berpindah ke pesantren atas
perintah orang tuanya. Awalnya ia menolak, namun karena teringat sosok almarhum papanya perlahan
ia lalui hari demi hari di pondok dengan rasa bosan, jenuh, dan konflik batin akan begitu banyak
keinginannya dan ketikbisaan ia mengikuti pelajaran. Konflik batin itupun meluas, membuat dirinya juga
berkonflik dengan orang sekitarnya di pesantren, baik dengan ustadzah maupun dengan teman-
temannya. Konflik batin itu melahirkan banyak kedengkian dan prasangka buruk dalam hatinya, hingga
pada waktunya terjadi konflik yang membuka pikirannya bahwa tak semua seburuk yang selama ini ia
pikirkan.
Namaku Azkania Putri, semua orang memanggiku Azka. Aku hidup berdua dengan mamaku. Sedangkan
papaku, sudah meninggalkan kami sejak dua tahun lalu. Sejak ketiadaan papaku, aku dipaksa untuk
berpindah ke sebuah pesantren oleh mamaku, tempat yang begitu asing bagiku. Bahkan aku pun tidak
tahu bentukannya seperti apa.
Azka dan Mamanya sekarang menempati rumah barunya di Pasuruan, dikarenakan Mamanya yang
harus berpindah dinas dari Madiun ke Pasuruan. Azka yang harus menemani Mamanya juga harus ikut
pindah sekolah. Namun, kali ini Mamanya ingin sekali memondokkan Azka. Mama Azka kini berusaha
meyakinkan anak semata wayangnya tersebut untuk mau menuruti keinginannya. Di ruang tamu…
Mama Azka : (menyabut headset dan merampas HP) Kamu tuh yaa. Dari tadi dipanggil gak dengerin
Azka : Ahh mama ganggu aja, gak liat orang asik liat drakor apa?
Mama Azka : Mama mau tanya tentang sekolahmu, mau pindah dimana?
Mama Azka : Dipesantren aja nak. Mama tuh pengen kamu pinter ngaji
Azka : Emang ngaji harus di pesantren ma? Dirumah kan juga bisa
Azka : Ya kan Azka bisa tinggal sendiri di kampung, lagiaan juga Azka udah gede
Mama Azka : Justru karena kamu udah gede, kamu harus pinter ngaji. Kamu gak inget pesen papa?
SINC 2. STASIUN
Azka dan Mamanya sudah sampai di stasiun menunggu jam keberangkatan Azka ke Pasuruan. Namun
Mamanya tidak bisa ikut mengantarkan Azka ke pesantren dikarenakan ada hal penting yang harus
diurusnya.
Mama Azka : Maafin mama ya, mama tidak bisa nganter kamu. Ini alamat pondoknya (sambil
memberikan kertas) nanti kamu temui Ustadzah Aisyah disana.
Azka : Eh iya bu
Ibu-ibu : Emangnya adek mau kemana ya? kok kayaknya adek ini orang jauh
Azka : Ini bu, mau ke ponpes Al-Ikhlas. Ibu tau alamat ini?
Ibu-ibu : Ohh nanti bilang aja ke bapak ojeknya, pasti tau. Yang betah ya nanti di pesantren
Ada seorang ustadzah dan santri sedang berbincang. Tiba-tiba Mama Azka menelpon ustadzah.
Mama Azka : Maaf Ustadzah, saya tidak bisa nganter Azka berangkat ke pesantren. insyaaAllah Azka
sebentar lagi sudah sampe. Saya titip Azka ya ustadzah, mohon bimbingannya
Us Ais : Ohh iyaa, tidak apa-apa. Kalo saya boleh tau, mohon maaf ibu. Azka pake baju apa ya?
Biar saya mudah cari Azka nanti
Mama Azka : Azka memakai (menyesuaikan kostum) sama bawa koper silver us
(Ustadzah Aisyah yang sedang berteleponan dengan Ibu Azka tiba-tiba melihat Azka berjalan masuk ke
dalam area ponpes.)
Us Ais : Sepertinya Azka udah sampe nih bu (sambil melambaikan tangan kearah Azka)
Us Ais : Sama-sama bu
Us Ais : Waalaikumussalam
Us Ais : Alhamdulillah sudah sampe nak. Azka ya? Saya ustadzah Ais. Gimana, udah siap
mondok?
Us Ais : Dipondok seneng loohh. Kamu akan punya banyak teman, punya wawasan baru, dan
insyaaAllah meskipun nanti kamu prihatin di awal, kamu akan menjadi orang sukses. Ayo masuk
(Ustadzah Ais berjalan masuk menuju asrama bersama Azka, dan menjelaskan semua kegiatan yang ada
di pesantren.)
Us Ais : Adiraa, sini nak (memanggil salah satu santri yang sedang ngaji di teras)
Us Ais : Nih perkenalkan ada temen baru, namanya Azkania. Dan Azka, perkenalkan ini Adira,
ini akan jadi temanmu disini. Ayo salaman
(mereka saling berkenalan)
Adira : (mengambil koper Azka) sini biar saya saja yang bawakan
Semua santri melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Dilanjut dengan kegiatan setoran hafalan Al-
Qur’an.
(kegiatan mengaji)
Azka : bismillahirrohmaanirrohim...
Azka : Azka us
Us Aqila : lo... kok belum, nah sebelum kamu membaca al-quran harus memperbaiki dulu
tajwidnya, basmalahnya, makhroj dan masih banyak lagi. Sekarang ayo coba lagi, yang tartil ya...
bismillahirrohmaanirrohim...
Azka : bismillahirrohmaanirrohim...
Selesai mengaji, ia keluar aula nampak kebingungan mencari sandalnya yang hilang, namun tidak
ketemu. Dan akhirnya ia memutuskan untuk tidak memakai sandal.
SINC 6. MASJID
Semua santri tengah mempersiapkan tempat untuk sholat berjama’ah. Mulai dari menyapu, dan
menyiapkan tempat sholat imam. Sembari menunggu adzan ashar, Adira menyalakan murottal Al-
Qur’an di dalam masjid. Setelah selesai sholat berjama’ah…
Adira : Oh yaiyalah, kita itu belajar dari hal yang paling kecil. Kalo basmalah aja gak lancer,
gimana yang lainnya?
(Azka dan Adira sama-sama bersandar ke tembok, melepas letih yang dirasa)
Adira : Heyy Azka, kamu itu harus sabar. insyaaAllah akan menjadi orang yang sukses
Azka : (melamun)
Ustadzah Aqila sedang mengajar materi tentang hakikat muslimah. Namun banyak santri jenuh
mendengarkan penjelasan Ustadzah Aqila, mereka lebih memilih beralasan untuk pergi ke kamar mandi.
Tidak ketinggalan juga Azka. Ditengah perjalanan ia ke kamar mandi…
Cewe 1 : Tidak usah kau ikut-ikut urusanku, kau tau apa hah? Dasar perempuan gak tau diri
Azka yang melihat sekilas percekcokan tersebut mengurungkan niat untuk melanjutkan langkahnya. Ia
mendengarkan apa yang menjadi permaslahan 2 anak tersebut dibalik tembok. Ia lalu melangkah
kembali menuju kelas untuk mengikuti pelajaran lagi.
SINC 8. AULA
Azka duduk termenung di dalam aula yang sepi. Setelah melihat kejadian tadi, pikiran Azka semakin
diselimuti tentang orang-orang jahat dan kasus pembullyan. Ia kebingungan, sehingga perasaan ia mulai
resah untuk tetap bertahan di ponpes ini.
Keesokan harinya, Ustadzah Aqila membuka pelajaran bahasa inggris. Ia mulai menjelaskan materi
kepada murid-murid. Namun ditengah ia menjelaskan…
Us Aqila : Eh Azkaa, ayo bangun bangun. Ehh ayo bangun. Kalo kamu tidur waktu pelajaran saya,
hukumannya adalah berdiri didepan kelas, mengerti? Ayo sekarang berdiri
Ustdzah Aisyah tengh sibuk membuat laporan bulanan yang akan diberkan kepada pihak pengasuh.
Ditengah-tengah kegiatannya…
Us Ais : Alhamdulillah
Azka : (garuk-garuk kepala yang aslinya tidak gatal) hehe gatau ustadzah, lupa
Us Ais : Bukannya dipesantren sudah diajarkan berbahasa Inggris atau berbahasa Arab? Ikuti
saya. May..
Azka : May…
Us Ais : Okay. Jadi, praktekin bahasa Inggrismu, bahasa Arabmu di pesantren ini ya. Setiap
saat, setiap waktu. (menyerahkan handphonennya kepada Azka)
Azka : Ma, Azka lagi gaenak badan ma, tolong jemput Azka dipondok ma. Azka mau berobat
dirumah aja
Mama Azka : Loh nak, kalo sekarang mama gak bisa. Kamu minta tolong Ustadzah Aisyah antar ke
dokter aja nak
Azka : (membuang napas kesal)
Mama Azka : Makan yang teratur, tidur yang cukup. Biar gak gampang sakit
Sekeluarnya dari kantor, Azka dipanggil Ustdzah Aqila didepan pos jaga.
Us Aqila : Azka, minta tolong jagain pos bentar ya. Saya ada panggilan sebentar
Azka : (mengangguk)
Azka mulai duduk di pos jaga sendirian. Tiba-tiba terbesit dipikirannya untuk kabur dari pesantren. Ia
menuruti niatnya tersebut. Ia bergegas lari keluar dari area pesantren.
Ditengah aksinya melarikan diri, ia bertemu dengan Hesti, salah satu santri pondok yang tengah berjalan
menuju arah pondok. Azka berusaha menutupi wajahnya agar tidak dikenali Hesti tersebut. Ia terus
berlari meninggalkan area pesantren.
Us Aqila : Loh kemana anaknya ya? Jangan –jangan kali ini dia kabur?
Adira tengah duduk santai didepan teras asrama, ditengah keasikannya tiba-tiba Ustdzah Aisyah dating
mengejutkan Adira.
Us Ais : Eh Dira
Us Ais : Saya udah kekamarnya, gaada. Saya udah keliling pondok, gaada juga. Kira-kira kemana
ya Dira?
Adira : Kurang tau ya us (sambil garuk-garuk kepala) tapi dari kemarin dia bilangnya gak betah
terus us
Azka terus berjalan tidak tau arah. Ia melihat ada seorang yang mengintainya. Ia pun berlari untuk
mencari tempat persembunyian.
Ustadzah Aisyah berusaha mencari tahu kepergian Azka, Ustdzah Ais menuju pos jaga untuk bertanya ke
Ustdzah Aqila.
Us Ais : Assalamualaikum us
Us Ais : Permisi ustdzah, apa tadi ada anak yang keluar ya?
Us Aqila : Ada tadi us, tapi sudah masuk. Terus tadi saya minta tolong anak jagain pos sebentar,
tiba-tiba udah gaada saya balik kesini
Pengurus : Assalamualaikum us
Pengurus : Ohh begitu, kalo gak salah sya tadi liat santri di jalan us. Ciri-cirinya kalo boleh tau
seperti apa us
Ustdzah dan pengurus mencari keberadaan Azka yang kabur tersebut. Sementara Azka bingung mencari
tempat persembunyian. Ditengah-tengah jalan, Azka ditemuka. Namun segera saja Azka melarikan diri
lagi. Beberapa kali ia hampir tertangkap namun gagal. Azka dengan sekuat tenaganya berlari mencari
tempat yang aman. Sampai akhirnya…
Azka dibawa ustdzah dan pengurus ke kantor untuk dimintai penjelasan mengenai kejadian ini.
Azka : Gapapa us
Pengurus : Gapapa gimana. Kalo yang namanya kabur pasti ada alasannya
Us Ais : Kan udah saya bilang, kalo mondok itu harus prihatin di awal
Pengurus : Ya sudah, besok kamu bersihkan kamar mandi masjid sebagai hukuman kamu kabur,
paham?
Azka sekarang tengah menjalani takziran(hukuman) yang diberikan pihak pengurus kepada Azka. Ia
membersihkan kamar mandi dengan wajah yang selalu murung. Ditengah kegiatannya…
Adira : (mengintip tembok melihat Azka dihukum) ehh Azka sekarang kau jadi anak rajin
Adira : Ya gamau lah, kan kamu yang di takzir, lagian siapa yang nyuruh kabur ha?
Azka : Engga engga, ini pasti Hesti yang ngadu ke ustadzah kalo ada yang kabur. Soalnya dia
doing yang liat aku keluar dari gerbang
Adira : Kamu ini, gak boleh menuduh orang sembarangan. Suudzon itu namanya
Azka : (melempar alat pembersih) aku ini kesel Dir, masak udah sebulan gini mama aku gak
jenguk aku sama sekali. Udah masuk pondok gak dianter
Adira : Sudahlah Azkaa, kita sebagai santri yang baik. Gak boleh suudzon terus. Yaudah setelah
ini kamu kekamar ya, aku pergi dulu
SINC 17. KAMAR
Azka yang mulai kecapekan menuju kamarnya untuk beristirahat. Ia merebahkan badan di kasur
kecilnya. Ia termenung, tiba-tiba dia berfokus pada salah satu benda di kamarnya. Ia mendekat ke arah
benda tersebut. Piala penghargaan dan berbagai sertifikat yang diperoleh Adira. Tiba-tiba saja Adira
dating mengejutkannya.
Adira : Ehh tunggu sebentar, kita berdo’a dulu lahh (kegiatan bedo’a)
Adira : (mengambil murottal, untuk mendengarkan ceramah) nahh gini kan enak
Adira : Yak an rumahku jauh, diluar pulau Jawa. Gimana kamu ini
Tengah malam ustdzah Aqila melaksanakan tugasnya untuk mengontrol santri yang masih ada diluar
kamar. Tiba-tiba saja ia menemukan sosok Azka di belakang asrama sedang memainkan handphone.
Lantas ia menghampiri Azka.
Us Aqila : Ohh begini kerjaanmu tiap malem? Pantes kalo dikelas tidur terus kerjaannya. Terus
apa itu yang kamu sembunyiin? Sini berikan ke saya (merampas HP yang dibawa Azka)
Us Aqila : Kamu tau kan hukuman yang diterima kalo bawa bend ini? Oke sekarang kamu kembali
ke kamar. Besok temui saya
Santri dikumpulkan di halaman asrama untuk menerima pemberitahuan dari Ustadzah Aqila.
Us Aqila : Kami selaku keamanan pondok pesantren perlu menyampaikan kepada kalian semua
bahwasannya tadi malam saya menemukan santri yang melanggar aturan ponpes
Azka bergegas maju ketika namanya disebut oleh pengurus keamanan tersebut.
Pengurus : kamu tau apa yang harus kamu lakukan? (memberikn HP Azka)
Azka : (menerima HPnya dan mencelupkan HPnya ke timba air yang disediakan)
Pengurus : Saya harap ini menjadi pelajaran untuk kalian semuanya. Dan saya harap ini adalah
yang terakhir. Paham?
Santri : Pahamm
Setelah kejadian itu, hati Azka dipenuhi dengan tekanan batin yang sudah tak terbendung lagi
Sore hari, Ustdzah Ais sedang berkeliling asrama dan bertemu dengan Azka, ia meminta tolong Azka
untuk memanggil salah satu santri bernama Aca.
Us Ais : Saya mau minta tolong panggilkan Aca ada dikamar lantai 2
Azka : Baik us
Seketika itu Azka langsung menuju kamar Aca yang dimaksud Ustadzah Ais. Yaitu di kamar lantai 2.
Namun ketika ia masuk ke kamar….
Azka : Assalamu’alaikum
Azka masuk kamar dan melihat kamar nampak kosong. Ia tiba-tiba berfokus pada sandal yang mirip
kepunyaannya yang hilang waktu itu, tiba-tiba saja anggota kamar yang lain masuk kekamar.
Azka : Saya itu tadi disuruh manggil Aca, tapi Aca gak ada di kamarnya
Seketika Azka yang dituduh mau mencuri itu langsung melarikan diri, dan dikejar 2 cewe tadi. Setibanya
di halaman…
Azka : (langsung menghentikan larinya dan berbalik menghampiri 2 cewe) Kalian kalo punya
mulut dijaga ya
Adu mulut pun terjadi antara mereka bertiga. Namun tiba-tiba Ustadzah Ais dating.
Azka : Bukan begitu us, tadi kan ustadzah nyuruh saya keatas manggil Aca, saya liat sandal
mirip punya saya yang hilang waktu itu dilemarinya dia us. Saya Cuma mau ngecek aja, lah dia nuduh
saya maling
Azka : 39 us
Ketika terjadi rebut-ribut tiba –tiba salah satu santri melihat dan menghampiri.
Santri : Sepertinya kemarin waktu saya bersih-bersih halaman, saya liat sandal mirip ini,
sebentar saya ambilkan (mengambil sandal) Apa ini us?
Azka : Liat us (mengecek sandal ukuran 39) Nahh ini sandal saya
Us Ais : Berarti Azka tidak mencuri, kalian yang salah paham, tapi kalian sudah kelewatan.
Sudah berkelahi, adu mulut. Mau gak mau kalian saya takzir. Depan gerbang sekarang
Azka dan 2 cewe tersebut mendapat hukuman dari Ustadzah Ais dan sekarang mereka tengah menjalani
hukuman tersebut didepan gerbang. Azka terlihat begitu sangat tertekan. Tiba-tiba Cewe 1 membuka
suara.
Setelah Azka selesai dari hukuman tersebut, Ustadzah Ais memanggilnya di gazebo asrama untuk
ngobrol dengan Azka.
Us Ais : Azka kenapa sih kamu melanggar terus? Males ngaji, males belajar, males sekolah.
Bahkan tadi kamu berantem sama anak-anak. Coba kemarin ustadzah Aqila gak ngomong ke saya pas
kamu kabur, saya gak tau kamu ada dimana sekarang.
Terlalu banyak tekanan dalam batin Azka, sehingga Azka merasa banyak sekali orang yang suudzon
terhadap dirinya.
Us Ais : Saya tau kamu ini anak baik, sama seperti papamu
Us Ais : Papa kamu itu teman lama saya, dia dulu teman sekolah saya. Dulu papa kamu pernah
cerita, pengen punya anak perempuan. Dan papamu ingin sekali anaknya mondok, masuk pesantren,
dan menjadi anak yang sholeh
Us Ais : Kamu harus banggain Papamu, doain dia tiap hari. Buktikan bahwa keinginan papamu
sudah tercapai sekarang. Pasti kamu bisa
Azka : (mengangguk)
Azka dan Adira melantunkan ayat Al-Qur’an sama-sama di teras asrama. Tiba-tiba teman yang lain yang
melihat ikut berkumpul di teras, bergabung dengan Azka dan Adira.
Semua : Bismillahirrohmanirrohim…
Us Ais : Nahh kalo gini kan enak litany. Adem gitu. Giamana Azka, sudah mulai betah?
Azka : Alhamdulillah us
Semua : Bismillahirrohmanirrohim…
AZKA (VO EPILOG)
Ternyata kehidupan pesantren tidak seperti yang kukira dulu. Memang awalnya begitu berat, asing dan
aneh. Tapi itu ternyata hanya awal dan memang sebab diriku yang tidak mampu menngani gejolak
pikiranku sendiri. Dan sikap yang selalu berontak terhadap keadaan. Sampai-sampai setiap orang bagiku
salah dan taka da benarnya. Melihat orang bagiku seolah melihat kekurangannya saja. Aku selalu
berperasangka yang tidak baik, padahal itu semua harus aku lihat pada diri sendiri. Begitu banyak aku
menyalahkan orang lain, namun sebenarnya diriku sendirilah yang menjadi sumber kesalahan. Namun
sebab keegoisanku semua terjadi begitu saja tanpa penyesalan ketika itu. Mulai kini, aku sadar dan
berdamai dengan diriku sendiri. Ternyata semua yang ada di pesantren adalah belajar dan
pembelajaran, tiap tempat adalah kelas, tiap orang yang ditemui adalah guru, tiap keadaan adalah
pelajaran, dan tiap yang dilihat adalah buku. Sampai saat ini aku sadar, bahwa papa dan mamaku sejak
dulu benar-benar sayang. Sehingga ingin sekali anaknya belajar di pesantren. Maafkan Azka ma,
maafkan Azka pa. harusnya Azka mengikuti keingin kalian sejak dulu.
FLASHBACK
Papa : Hey jagoan papa, nanti kalo udah gede papa harap kamu harus pinter ngaji, jadi
hafidzah. Biar nanti kamu bisa jadi penolong papa dan mama di surga
AZKA (VO)
Terima kasih pa, terima kasih ma. Terima kasih ustadzah dan semua rekan-rekan semuanya. Mulai hari
ini aku meyakinkan langkahku. Bahwa inilah tempat terbaik dan proses terbaik yang Allah berikan
kepadaku. Ya Rabb, jadikanlah jalan setapak ini adalah jalan menuntut ilmu yang Engkau ridhoi.