ADEGAN 1
Di Ruang Tamu. Seperti biasanya, setiap pagi Pak Sutisna sebelum berangkat ke
kantor selalu menyempatkan membaca koran terlebih dahulu. Sedangkan, Ibu Ayu yakni ibu
angkat Arsya, sibuk dengan lawan bicaranya di telepon. Tiba-tiba…
Ibu Ayu : “ ya… udah sana pergi !!” (dengan nada sinis)
Pak Sutisna : “dengerin papah yah, kamu harus kuliah yang bener supaya kamu bisa jadi
bisnisman seperti papah !!”
Arsya : “tapi, pah… berapa kali Arsya bilang, Arsya gak mau jadi bisnisman.”
Ibu Ayu : “udah lah pah… kita pergi ke kantor sekarang ! percuma ngomong sama
anak yang tidak tahu terima kasih seperti dia.” (dengan nada yang lumayan keras dan sambil
menunjuk ke arah muka Arsya)
Pak Sutisna dan Ibu Ayu berlalu meninggalkan Arsya yang masih berdiri tertunduk
sambil mengingat kata-kata ibunya tadi. Ini bukan kali pertama ia menerima perlakuan seperti
ini.
ADEGAN 2
Di ruang kelas. Chika, Caca, dan Caeli sedang asyik bercengkrama, tiba-tiba Arsya
datang dari balik pintu.
Caca : “eh, anak pungut udah datang… upz, maaf kelepasan.” (sambil senyum menghina)
Caeli : “he, kamu… masih betah kuliah disini ?? tempat kamu tuh harusnya di rumah sakit
jiwa bukan disini.” (sambil menunjuk Arsya)
Arsya tetap berlalu dan langsung duduk di kursinya tanpa menghiraukan ucapan dari
teman-temannya. Kemudian ketiga cewek itu mengahampiri Arsya yang tengah membuka buku
pelajarannya.
Chika : “heh, cewek aneh… denger yah !! percuma kamu kuliah, ujung-ujungnya kamu jadi
penghuni rumah sakit jiwa. Dasar cewe gila…”
Chika, Caca, dan Caeli tertawa puas, sementara Arsya tidak peduli dan tetap
bertingkah acuh tak acuh sambil berpura-pura membaca buku pelajaran. Tidak lama kemudian
Glen datang..
Glen : “hai semua..” (sambil menuju ke tempat duduknya yang berada di sebelah tempat
duduk Arsya)
Glen : “tenang aja gue udah punya penangkal buat ngindarin virus cewek gila ini..
Caca : “bagi donk sama kita, virus dia kan lebih berbahaya dari virus HIV/AIDS. Jadi kita
harus hati-hati..”
Dan mereka semua tertawa dengan puas atas keberhasilan mereka hingga membuat
Arsya merasa terkucilkan. Sebenarnya, Arsya sangat ingin melawan mereka. Tapi, ia tidak
mempunyai keberanian untuk melawannya. Sehingga ia hanya bisa menghindar dari mereka.
ADEGAN 3
Di dalam gudang sekolah Arsya terdiam sambil berbicara sendiri di depan cermin.
Arsya : “kenapa yah perasaanku pada Glen tidak pernah berubah?? dari dulu sampai
sekarang aku tetap menyukainya, bahkan setiap kali aku berada di dekatnya jantungku ini masih
terasa berdebar-debar.” (sambil memegang dadanya)
Arsya : “mungkin besok adalah saatnya aku untuk mengungkapkan perasaanku ini padanya,
meski apa pun yang akan terjadi. Sekarang aku tidak akan takut lagi.” (dengan nada yang
penuh percaya diri, sambil melihat foto Glen yang terpampang di dinding)
ADEGAN 4
Keesokkan harinya di ruang tamu saat Arsya akan pergi kuliah, dia berpamitan
dengan orang tuanya. Saat itu Pak Sutisna dan Ibu Ayu sedang menonton berita pagi di
televisi…
Arsya : “pah.. mah… Arsya berangkat.” (tanpa bersalaman dia langsung pergi meninggalkan
orang tuanya)
Arsya pun berhenti dan berbalik, kemudian Pak Sutisna menghampiri Arsya.
Pak sutisna : “kamu tuh yah… tidak punya sopan santun sama sekali kepada orang yang
sudah membesarkan kamu ?? sebenarnya apa saja yang ibumu ajarkan padamu, hah ??”
Ibu Ayu : “eh..eh…eh… kenapa papah menyalahkan mamah ?? bukannya papah yang
selalu sibuk dengan urusan papah sendiri, dan tidak pernah memperhatikan anak ini.”
Pak Sutisna : “loh kok ?? mamah malah balik menyalahkan papah ??? bukannya sudah
seharusnya mamah sebagai ibu disini untuk mengajarkan anaknya sopan santun ?? bukannya
pergi ke salon dan selalu menghambur-hamburkan uang..”
Ibu Ayu : “jadi papah sekarang menyalahkan mamah hah ???”
Pak Sutisna : “kamu tuh yah.. bener-bener gak sopan sama orang tua, dasar anak yang gak
tau di untung !!” (sambil berteriak dan menampar wajah Arsya)
Sambil memegang wajahnya Arsya pun bergegas pergi meninggalkan orang tuanya
dengan hati kesal dan mata yang berlinang air mata yang belum menetes membasahi pipi Arsya.
ADEGAN 5
Setibanya di kelas. Arsya sedang duduk terdiam sambil membaca buku pelajaran di
tempat duduknya dan tidak lama kemudian Chika, Caca, dan Caeli datang.
Sedangkan Chika, Caca, dan Caeli sedang menyimpan tas-tas mereka, kemudian Glen
datang. Setelah Glen menyimpan tasnya, kemudian Arsya menghampiri Glen.
Kemudian Chika, Caca, dan Caeli menghampiri Glen dan Arsya.
Glen : “ssstt, sory yah sya. Lo tuh bukan tipe gue, lo tuh aneh, cewek gak jelas, and kayanya
lo cewek saiko deh… soalnya, lo sama sekali, gak punya, rasa malu.” (sambil menunjuk ke arah
jidat Arsya)
Kemudian Glen pergi meninggalkan Arsya, di ikuti oleh Caeli, Caca, kemudian Chika.
Sambil mencemooh Arsya..
Caeli : “malu donk..” (sambil mendekatkan telapak tangannya ke arah muka Arsya)
Caca : “kaaassiiiaann deh..” (sambil mendekatkan jari telunjuknya ke arah muka Arsya)
Chika : (sambil menggelengkan kepala dia memperlihatkan tanda bodoh pada Arsya)
ADEGAN 6
Di dalam gudang tempat persembunyiannya, Arsya duduk dengan wajah sedih
sekaligus marah. Kemudian Arsya bangkit dan menatap cermin di depannya sambil berkata..
Arsya : “kamu itu bodoh.. dasar cewek lemah. Kenapa kamu diem aja ?? padahal harga diri
kamu di injek-injek, dasar bodoh..” (dengan nada tinggi sambil menatap wajahnya sendiri di
cermin)
Arsya : “ayo Arsya, bangun!! Hancurkan semua orang yang pernah nyakitin kamu !” (diam
sejenak lalu dia mengambil pisau di atas meja)
Arsya : “aku akan hancurkan kalian, kalau perlu membunuh kalian semua dengan tanganku
sendiri.” (dengan wajah penuh kebencian dan menyeramkan)
ADEGAN 7
Sesampainya di rumah Arsya melihat kedua orang tuanya sedang bertengkar hebat.
Tapi, dia hanya diam di balik pintu sambil melihat pertengkaran kedua orang tuanya…
Pak Sutisna : “ya, kalau tidak tau malu, apa lagi ?? kalau memang kamu istri yang baik
mana mungkin berani bermesraan dengan laki-laki lain ?? di depan tempat umum lagi..”
Ibu Ayu : “memangnya aku tidak tahu kelakuan bejadmu di luar sana??”
Ibu Ayu : “udah, papah gak usah pura-pura lagi !! mamah tau semuanya..”
Kemudian Arsya melewati orang tuanya dan langsung bergegas pergi ke kamarnya
tanpa menghiraukan orang tuanya.
Pak Sutisna : “dasar anak tidak punya sopan santun, masuk rumah seenaknya. Memangnya
ini hotel ??” (bentak Pak Sutisna kepada Arsya)
Pak Sutisna : “lihat tuh kelakuan anakmu, sama sekali tidak punya sopan santun. Seperti
anak jalanan saja. Bagaimana anak itu punya perilaku baik kalau ibunya saja seperti ini ??”
Ibu Ayu : “apa kamu bilang ?? cukup ! aku sudah lelah dengan semua pertengkaran
ini.” (sambil duduk di kursi dan memegang-megang kepalanya)
Pak Sutisna : “ya sudah, aku juga sudah lelah menghadapi istri yang tidak berguna seperti
kamu..”
Kemudian Pak Sutisna pergi meninggalkan Ibu Ayu. Tidak lama kemudian Arsya
datang dengan membawa segelas air ditangannya.
Arsya : “ini mah minum dulu !” (sambil memberikan air kepada mamahnya)
Ibu Ayu : “ada apa ini? Tiba-tiba kamu baik pada mamah ??” (dengan wajah jutek)
Arsya : “sudahlah mah.. arsya hanya kasian ke mamah, setiap hari mamah harus bertengkar
dengan papah. Arsya udah lelah mah.. melihat pertengkaran mamah dengan papah selama ini.
Untuk itu mamah minum dulu, supaya mamah tenang !”
Kemudian Ibu Ayu meminum air tersebut dan tiba-tiba Ibu Ayu merasakan sakit di
tenggorokannya dan tidak lama kemudian Ibu Ayu meninggal karena ternyata air minum
tersebut mengandung racun. Untuk mengelabui agar tidak ketahuan, Arsya menyelipkan botol
anti nyamuk ke tangan Ibu Ayu agar terlihat bahwa Ibu Ayu seolah-olah bunuh diri.
Tidak lama kemudian Pak Sutisna kembali dan mendapati istrinya duduk di kursi yang
sudah tidak bernyawa sambil memegang botol anti nyamuk di tangannya. Seketika itu Pak
Sutisna menangis…
Singkat cerita. Akibat kejadian tersebut Pak Sutisna menjadi sangat terpukul hingga
dia terkena penyakit struk.
ADEGAN 8
Di ruang tamu. Pak Sutisna sedang duduk santai, kemudian Arsya datang
menghampiri Pak Sutisna.
Arsya : “eh, orang tua. Keenakkan banget sih Cuma duduk-duduk doank.. oh iya, kamu kan
lumpuh yah ?? gimana rasanya ? enak ?? masih untung lu gak gue bunuh. Hahaha..”
Arsya : “kenapa?? Marah ?? atau mau mukul ?? ayo pukul !! itu juga kalo lo bisa, hahaha.
Kasian deh.. cape gue ngomong sama mayat hidup.”
ADEGAN 9
Sesampainya di ruang kelas, Arsya menyimpan tiga amplop yang berisi surat ke
dalam tas chika, caca, dan caeli saat mereka bertiga tidak ada disana. Setelah menyimpan
surat-surat tersebut Arsya kembali ke tempat duduknya. Tidak lama kemudian chika, caca, dan
caeli datang sambil bercengkrama.
Caeli : “Eh, ca gue punya parfum baru asli dari paris lo.“
Kemudian Caeli mengambil parfum yang berada di dalam tasnya. Tiba-tiba Caeli
kaget ketika menemukan sepucuk surat di dalam tasnya.
Caeli : ”Ada surat nih di dalam tas gue, surat apaan yah ??” (Sambil menunjukkan surat itu
kepada caca dan chika)
Caeli : “Wah… bener juga lo, ini pasti surat dari pangeran misterius gue. Oh so sweet.”
Chika : ”Eh. Tunggu deh !! gue juga dapat ni.” ( Kata chika sambil memperlihatkan
suratnya )
Caca : “Eh bentar deh, kalau lu dapet caeli dapet jangan-jangan gue juga dapet.” (sambil
membuka tasnya)
Caca : “Eh, ternyata bener gue juga dapet.” ( sambil memperlihatkan suratnya )
Chika : “ Aneh, dari bentuk dan amplopnya. kita semua dapet surat yang sama, kira-kira apa
ya isinya.”
Semuanya terdiam, mereka saling berpandangan aneh satu sama lain dan secara
bersama-sama mereka membuka surat itu.
Caeli : “itu juga kalau kalian semua masih punya nyali. Apa ni maksudnya?”
Chika : “Siapa sih yang berani ngirim surat ini ? gak tau apa, siapa kita ?.”
ADEGAN 10
Setelah selesai kegiatan di kampus, mereka bertiga langsung pergi ke gudang.
Caeli : “Ya, ampun ini gudang kotor banget.”
Caca : “Udah kotor, berdebu, bau, berantakan lagi. siapa sih yang berani-beraninya
ngancem kita pake surat itu ?”
Chika : “Heeeiiiii, ada orang disini ? keluar dong jangan beraninya di belakang.” (sambil
berteriak)
Kemudian arsya menembakkan pistol kearah tembok. Mereka bertiga kaget dan
langsung tidak bergeming.
Karena sangat terkejut caca, chika, dan caeli mengikuti perintah Arsya dan mengikat
mereka dengan tali yang sangat kuat.
Arsya : “Siapa yang ngelucu ? gue bener-bener bakalan ngebales semua rasa sakit hati gue.
Mulai detik ini kalian bakal ngerasain apa itu penderitaan.” (Sambil menodongkan pisau
kearah leher caca)
Caeli : “jangan Sya, gue minta ampun, gue bener-bener minta maaf sama lo.”
Caca : “jadi mau lo apa hah ? lo mau gue berlutut dan bersimpuh di bawah kaki lo.”
Arsya : “Iya, gue maunya kaya gitu. tapi sekarang udah terlambat.”
Arsya : “Hai Glen, kamu masih inget ga sama aku, cewe saiko yang pernah lo tolak. Gue lagi
sama temen-temen lo sekarang. Kalau lo masih sayang sama temen-temen lo, datang sekarang
ke gudang belakang sekolah. Ga percaya ? ni denger suara temen-temen lo.”
Caca dan caeli : “Gleeeeenn jangan kesiniiii !!! tolooong gleeenn….”
Di tempat yang lain glen bersiap untuk menolong teman-temannya, sebelum dia
berangkat, dia menelpon kantor polisi.
Glen : “ Selamat sore pak, ada penyerkapan di gudang belakang kampus UI. Saya harap
anggota kepolisian untuk segera ke TKP.”
Setibanya disana. Saat Glen membuka pintu gudang dia langsung di pukul dari
belakang oleh Arsya dengan punggung pistol, hingga Glen tak sadarkan diri. Kemudian Glen di
ikat. Tidak lama kemudian Glen pun sadar.
Arsya : “Kenapa ? takut ? lo ga nyangka kan gue bisa berbuat seperti ini ?.”
Glen : “Apa salah gue sama lo ? .”
Glen : “Gue minta maaf sya, gue ga bermaksud tuk nyakitin lo.”
Di saat Glen akan menjelaskan sesuatu, Glen langsung di tembak oleh Arsya. Suasana
pun menjadi semakin menegangkan.
Arsya : “temen kata lo? Sejak kapan ? maksud lo, ngebunuh seperti ini.” ( sambil menusukkan
pisau kearah perut caeli )
Arsya : “hahahahahaha. . . sakit ? itu belum seberapa dibandingin rasa sakit yang pernah gue
rasain.”
Chika : “kurang ajar lu sya, Kalau lu berani hadapi gue dengan gentle.”
( dengan expresi sangat marah dan penuh emosi )
kemudian Arsya langsung menusuk perut Caca dengan amat sadis.
Arsya : “gue bakalan ampunin lo asalkan lo mau bersujud di telapak kaki gue”
Chika : “sampai matipun gue ga bakalan sudi minta maaf sama lo.”
Arsya pun langsung menusuk chika dengan sangat sadis. Sambil membisikkan ….
Chika : “walaupun lo udah ngebunuh kita semua lo ga bakalan pernah ngerasa puas.”
Arsya : “dadah chika, happy-happy ya di neraka.”
Arsya : “bapak mau menangkap saya ? ga usah repot-repot pa, bapak tidak perlu mengotori
tangan bapak dengan menembak saya, dadahh bapak.”
Pada akhirnya Arsya pun memilih untuk mengakhiri hidup di tangannya sendiri.
Karena dia merasa bahwa tidak ada lagi yang harus ia lakukan di dunia ini, kecuali untuk
mengurusi ayah tirinya yang sekarang sudah jatuh sakit akibat perbuatannya yang sudah
membunuh ibu tirinya sendiri.
TAMAT