Anda di halaman 1dari 6

NASKAH DRAMA KELOMPOK 1 XI MIPA 4

"DIA BERBEDA "

Tokoh dan Penokohan :


1. Hanisyah (anak durhaka, acuh tak acuh) = Aqila Mandaluna (04)
2. Hasna (penyemangat, sabar) = Beryl Vania (07)
3. Bu Zaenab (sabar, pekerja keras) = Nurul Qomariah (29)
4. Aisyah (solehah, rendah hati, penyakitan) = Nuri Firda (28)
5. Amsyar (soleh) = Farel Agya (15)
6. Pak Agan (dermawan, pengasih) = M. Nayiful (23)
7. Rentenir (tegas, bengis) = Luthfi Kamal (19)

BABAK I
(Dirumah Bu Zaenab)
Berawal dari sebuah kisah sederhana tentang seorang gadis yang merasa bahwa
dirinya adalah satu-satunya orang yang paling berkuasa dan yang paling pantas disanjung
serta dipuji, sebut saja gadis itu Hanisya. Ia sering dipanggil Nisya, ia gadis manja yang
sombong lagi angkuh. Ia melakukan segala cara demi mewujudkan keinginannya. Pada suatu
hari, Kampus tempat ia kuliah akan mengadakan Study Camp. Siswa yang ikut diharuskan
membayar sejumlah uang.
Hanisya : Bu, aku pengen ikut Study Camp Kampus, aku minta uang dong buat
bayar semua biayanya.
Bu Zaenab : Ibu dapat uang darimana nak, jangankan untuk membayar biaya
Study Camp, untuk memenuhi kebutuhan keluarga pun ibu harus
banting tulang seperti ini (sambil mencuci pakaian).
Hanisya : Alaaaahhh... ibu bilang aja kalau ibu gak mau lihat anaknya bahagia,
iya kan?
Bu Zaenab : Ya Allah nak bukan begitu, ibu sangat ingin lihat anak-anak ibu
bahagia, tapi ibu....
Hanisya : Tapi apa? Udahlah bu, ibu tuh banyak alasan! (pergi masuk kamar).
Bu Zaenab pun menangis. Ia sedih melihat anaknya yang tidak mau mengerti akan
kondisinya, disisi lain ia sangat ingin membahagiakan anaknya, tapi lagi-lagi kondisi
ekonomi yang menjadi masalah terbesar yang harus dihadapinya.
Hasna : Bu, ibu kenapa? (sambil meletakkan tangan ke pundak ibunya).
Bu Zaenab : (kaget dan langsung menghapus air matanya) Eh hasna, engga nak...
ibu gak papa.
Hasna : Ibu gak usah nutupin kesedihan ibu, aku tau kok... Ibu sedih karena
Kak Nisya kan bu?
Bu Zaenab : (tersenyum) Enggak nak, ibu benar-benar gak papa
Hasna : Bu, Hasna rela kok berhenti sekolah dan kerja bantu ibu.
Bu Zaenab : Gak perlu sayang, kamu masih kecil, ibu gak rela kalau kamu harus
berhenti sekolah. Ibu akan berusaha cari pinjaman uang untuk
kakakmu (berjalan keluar rumah).

Hari semakin gelap, akhirnya Bu Zaenab berhasil mendapat pinjaman uang.


Bu Zaenab : Assalamualaikum... (mengetuk pintu).
Hasna : Waalaikumsalam... (mencium tangan).
Hanisya : Ibu dari mana aja sih malam-malam gini baru pulang? Aku tuh udah
lapar bu!
Hasna : Kak, bisa kan kakak lebih sopan sama Ibu?
Hanisya : Alaaah berisik lu! Jangan banyak bacot deh lu jadi adek!
Bu Zaenab : Syuttt..kalian gak perlu berantem. Nisya, maaf ya ibu pulangnya
malam, ibu habis cari pinjaman uang untuk kamu.
Hanisya : Oh... berarti sekarang ibu udah dapet uangnya dong? (senang)
Bu Zaenab : Alhamdulillah, jadi kamu bisa ikut Study Camp Kampus itu...
Hanisya : Yeye.... makasih ya bu ternyata ibu bisa diandalkan juga (bahagia).

BABAK II
(Dikampus)
Hari yang cerah dan suasananya terlihat berbeda dibanding hari-hari sebelumnya, hari
ini seluruh Mahasiswa/i disibukkan dengan persiapan Study Camp.
Amsyar : Assalamualaikum
Aisyah : Waalaikumsalam
Amsyar : Aisyah, kamu lagi apa disini? Padahal semua orang sibuk
mempersiapkan Study Camp buat besok loh.
Aisyah : Engga lagi apa-apa kok kak, emm.... kayanya aku gak bakal ikut
acara itu deh kak (sedih).
Amsyar : Loh kenapa??
Aisyah : Aku susah dapat izin dari Abi kak, Abi takut kalo nanti disana gak ada
yang jagain aku.
Amsyar : Kan ada kakak, biar kakak aja yaa yang bicara sama Abi kamu.
Aisyah : Tapi kak....
Amsyar : Udah gak papa, Aisyah... kamu sudah kakak anggap kaya adik kakak
sendiri, dan Om Agan juga selama ini sudah baik sama kakak
(meyakinkan Aisyah)
Aisyah : Baiklah kak.... makasih ya kak sebelumnya atas semua kebaikan
kakak, semoga Alloh membalasnya.
Amsyar : Sama-sama. Amin InsyaAlloh (tersenyum)

Tiba-tiba Hanisya datang menghampiri mereka.


Hanisya : Amsyar, kamu lagi apa sama cewek cupu ini?
Amsyar : Nisya, dia punya nama. Panggil dia dengan sebutan yang baik, jangan
malah menjelekkannya!
Aisyah : Udah kak, gak papa kok.
Hanisya : Tuhkan dia juga bilang gak papa, yaudah dong terserah aku!
Amsyar : Yaudah terserah kamu aja! (kesal). Ayo Aisyah, lebih baik kita pergi
saja kerumahmu (pergi meninggalkan Hanisya).
Aisyah : Maaf kak aku duluan, Assalamualaikum...

Sesampainya dirumah Aisyah, Amsyar berusaha meyakinkan Pak Agan untuk memberikan
izin kepada Aisyah. Dan akhirnya Pak Agan mempercayai Aisyah untuk mengikuti kegiatan
Study Camp itu.
Pak Agan : Nak, Abi memang mengizinkanmu untuk ikut acara diKampus, tapi
bukan berarti kamu tidak menjaga kondisimu.
Aisyah : Iya Abi, Aisyah ngerti kalau Abi sangat khawatir sama putri Abi ini,
tapi Aisyah janji akan jaga kepercayaan Abi dengan baik. Doakan
Aisyah selalu ya bi (manja).
Pak Agan : Tentu sayang, tanpa kamu minta sekalipun doa Abi selalu
menyertaimu.
Aisyah : Makasih ya bi atas ketulusan hati Abi. Walau tanpa kehadiran Umi,
tapi Abi sudah menjadi orang tua yang luar biasa buat Aisyah.
Pak Agan : Sama-sama nak, Abi bersyukur karena Alloh telah memberikan
amanah yang luar biasa melalui kamu (terharu).

BABAK III
(Dirumah Bu Zaenab)
Seiring berjalannya waktu, mentaripun kini mulai menyambut cerahnya pagi yang tak
luput dari merdunya nyanyian burung-burung yang senantiasa memberikan semangat kepada
Bu Zaenab untuk melawan semua tantangan kehidupan. Ketika Bu Zaenab tengah
membereskan rumah, tiba-tiba ia dikagetkan oleh suara ketukan pintu yang sangat keras.
Rentenir : Tok tok tok! (Suara ketukan pintu).
Bu Zaenab : Iya, tunggu sebentar (segera membukakan pintu).
Rentenir : Mana uang cicilan minggu ini?
Bu Zaenab : Maaf tuan, tapi saya belum punya uangnya.
Rentenir : Loh enak aja! Kalau sekiranya ibu gak punya uang buat bayar, kenapa
ibu berani pinjem?
Bu Zaenab : Maaf tuan (sedih).
Rentenir : So’so an banget pinjem uang! Ini bukan uang yang sedikit bu!
Bu Zaenab : Iya, maaf... saya janji akan membayar secepatnya (sedih sekaligus
takut).
Rentenir : Ingat, saya pegang janji ibu! Kalau dalam waktu tiga hari ibu masih
gak bisa bayar juga maka rumah ini akan disita!

Bu Zaenab merasa kebingungan, sepanjang malam ia tidak bisa tidur sampai pada
akhirnya dia jatuh sakit. Sedangkan Hanisya, malah bersenang-senang menikmati uang hasil
kerja keras ibunya.
Hanisya : Bagus banget nih villanya, coba aja rumah gue kaya gini, pasti hidup
gue bakalan bahagia banget (menatap seluruh bagian villa). Ehh...
bentar deh itu Amsyar sama si cupu Aisyah lagi pada ngapain disana,
awas ya cupu udah buat gue kesel!
Amsyar : Aisyah, kakak tinggal sebentar ya kamu jangan kemana-mana!
Aisyah : Iya kak

(Hanisya pun menghampiri Aisyah)


Hanisya : Eh cewek cupu! (sambil mendorong).
Aisyah : Maaf kak, ada apa ya? (polos).
Hanisya : Lu gak usah pura-pura deh! Lu kan tau gue suka sama si Amsyar,
kenapa masih lu rebut juga hahh??? (Nada tinggi).
Aisyah : Ya Alloh kak, aku sama sekali gak pernah rebut dia, dan aku juga gak
ada hubungan apa-apa sama Kak Amsyar...
Hanisya : Alaaahh... berisik lu! Apa lu gak sadar, lu tuh udah punya segalanya!
Sedangkan gue?? Gue gak seperti elu Aisyah, dan lu masih aja mau
rebut Amsyar dari gue? Gak punya hati banget sih lu!
Aisyah : Engga Kak... Kak Nisya tenang aja, karena usiaku mungkin udah gak
lama lagi. Dan memang benar, aku punya segalanya, tapi aku gak sehat
kaya kakak, aku penyakitan! Dan aku gak punya seorang ibu, tidak
seperti kakak!
Hanisya : Maksud lu?? Selama ini lu sakit?
Aisyah : (tersenyum).
Hanisya : Lu sakit apa?? Bilang sama gue, bilang!
Aisyah : Aku mengidap penyakit kanker otak, sama seperti Bu Zaenab, ibu
Kak Nisya...
Hanisya : Apa?? Lu becanda kan? Please bilang ke gue kalo lu itu becanda! Gak
mungkin ibu gue sakit, selama ini dia gak pernah menampakkan
sakitnya!
Aisyah : Itulah luar biasanya seorang ibu, ia selalu berusaha menyembunyikan
rasa sakitnya demi anaknya. Dia gak mau lihat anaknya sedih gara-
gara dia!
Hanisya : Anak macam apa sih gue! Selama ini ibu gue sakit, tapi gue gak tahu!
Gue malah terus suruh dia cari uang buat gue! (menangis).
Aisyah : Sabar Kak... Ini rencana Alloh (mengelus pundak Nisya).
Hanisya : Ini gak adil buat ibu gue! Pokoknya gue mau ketemu sama ibu gue,
sekarang juga!

Hanisya dan Aisyah ditemani Amsyar untuk pulang lebih awal dari kegiatan Study Camp itu.
Hanisya : Amsyar, Aisyah, gimana? Kita udah cari ibu kemana-mana, tapi tetap
gak ada juga! Gimana ini??
Amsyar : Udah kamu tenang Nisya. Coba kita cari ke rumah kamu Aisyah,
siapa tau Bu Zaenab ada disana.
Aisyah : Kak, aku nemu surat dikamarku, isinya... bahwa Abi sedang
mengantar Bu Zaenab ke Rumah Sakit, katanya Bi Zaenab koma kak.
Hanisya : Apa??? Ibu....... (berlari menuju ke Rumah Sakit)

BABAK IV
(Di rumah sakit)
Satu bulan berlalu, akhirnya berkat doa yang tulus dari seorang Hanisya, Bu Zaenab
sadar dari komanya.
Bu Zaenab : Nisya... Hasna...
Hasna : Iya bu... ini aku dan Kak Nisya.
Bu Zaenab : Kenapa kalian menangis?? (menyembunyikan rasa sakitnya).
Hanisya : Bagaimana mungkin aku bisa menahan air mataku bu... sedangkan
aku menanggung dosa yang terlalu banyak sama ibu! Maafkan Nisya
bu. (menangis).
Bu Zaenab : Ibu sudah memaafkanmu nak, ibu yang seharusnya minta maaf
karena belum bisa membahagiakan kamu (meneteskan air mata).
Hanisya : Engga bu... ibu gak perlu minta maaf, karena selama ini aku yang
salah sama ibu! Aku anak durhaka bu! (menangis tersedu-sedu)
Bu Zaenab : Nak, bagi ibu kamu mutiara yang sangat berharga... Berubahlah nak
dan jaga adikmu untuk ibu! Maaf ibu harus pergi sayang, ibu sangat
menyayangi kalian.

Suasana berubah menjadi haru biru. Hanisya dan Hasna pun tak kuasa menahan
kesedihannya, Hanisya merasakan penyesalan yang teramat dalam. Akhirnya, mulai saat itu
Hanisya pun tumbuh menjadi seseorang yang sangat berbeda dari sebelumnya. Hanisya lebih
menghabiskan masa hidupnya dijalan Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai