Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 2

Naskah Drama
Dia BerbedA

Tokoh dan Penokohan


1. Devi kharisma o : Anak durhaka, acuh tak acuh
2. lista : Penyemangat, sabar
3. fitriyatun : Sabar, pekerja keras
4. manshurin : Solehah, rendah hati, penginspirasi, penyakitan
5. irwandi : Anak Soleh
6. kurnia dwi p. : Dermawan, pengasih
7. fazrian idzni arizky : Tegas, bengis

BABAK I
(Dirumah Bu Manshurin)
Berawal dari sebuah kisah sederhana tentang seorang gadis yang merasa bahwa dirinya
adalah satu-satunya orang yang paling berkuasa dan yang paling pantas disanjung serta dipuji,
sebut saja gadis itu Devi kharisma o. Ia sering dipanggil Risma, ia gadis manja yang sombong
lagi angkuh. Ia melakukan segala cara demi mewujudkan keinginannya. Pada suatu hari,
Kampus tempat ia kuliah akan mengadakan Study Camp. Siswa yang ikut diharuskan membayar
sejumlah uang.

Devi: Bu, aku pengen ikut Study Camp Kampus, aku minta uang dong buat bayar semua biayanya.
Bu Manshurin : Ibu dapat uang darimana nak, jangankan untuk membayar biaya Study Camp, untuk memenuhi
kebutuhan keluarga pun ibu harus banting tulang seperti ini (sambil mencuci pakaian).
DEVI: Alaaaahhh... ibu bilang aja kalau ibu gak mau lihat anaknya bahagia, iya kan?
FITRI : Ya Allah nak bukan begitu, ibu sangat ingin lihat anak-anak ibu bahagia, tapi ibu....
DEVI: Tapi apa? Udahlah bu, ibu tuh banyak alasan! (pergi masuk kamar).

Bu Manshurin pun menangis. Ia sedih melihat anaknya yang tidak mau mengerti akan
kondisinya, disisi lain ia sangat ingin membahagiakan anaknya, tapi lagi-lagi kondisi ekonomi
yang menjadi masalah terbesar yang harus dihadapinya.

LISTA: Bu, ibu kenapa? (sambil meletakkan tangan ke pundak ibunya).


MANSHURIN: (kaget dan langsung menghapus air matanya) Eh Lista, engga nak... ibu gak papa.
LISTA : Ibu gak usah nutupin kesedihan ibu, aku tau kok... Ibu sedih karena Kak Risma kan bu?
MANSHURIN : (tersenyum) Enggak nak, ibu benar-benar gak papa..
LISTA : Bu, lista rela kok berhenti sekolah dan kerja bantu ibu.
MANSHURIN : Gak perlu sayang, kamu masih kecil, ibu gak rela kalau kamu harus berhenti sekolah. Ibu akan
berusaha cari pinjaman uang untuk kakakmu (berjalan keluar rumah).

Hari semakin gelap, akhirnya BU MANSHURIN berhasil mendapat pinjaman uang.

MANSHURIN: Assalamualaikum... (mengetuk pintu).


LISTA: Waalaikumsalam... (mencium tangan).
DEVI : Ibu dari mana aja sih malam-malam gini baru pulang? Aku tuh udah lapar bu!
LISTA: Kak, bisa kan kakak lebih sopan sama Ibu?
DEVI: Alaaah berisik lu! Jangan banyak bacot deh lu jadi adek !
MANSHURIN: Syuttt.. kalian gak perlu berantem. Risma, maaf ya ibu pulangnya malam, ibu habis cari
pinjaman uang untuk kamu.
DEVI: Oh... berarti sekarang ibu udah dapet uangnya dong? (senang)
MANSHURIN: Alhamdulillah, jadi kamu bisa ikut Study Camp Kampus itu...
DEVI: Yeye.... makasih ya bu ternyata ibu bisa diandalkan juga (bahagia).

BABAK II
(Dikampus)
Hari yang cerah dan suasananya terlihat berbeda dibanding hari-hari sebelumnya, hari ini
seluruh Mahasiswa/i disibukkan dengan persiapan Study Camp.

IRWANDI: Assalamualaikum..
FITRI : Waalaikumsalam..
IRWANDI: Fitri, kamu lagi apa disini? Padahal semua orang sibuk mempersiapkan Study Camp buat besok
loh..
FITRI: Engga lagi apa-apa kok kak, emm.... kayanya aku gak bakal ikut acara itu deh kak (sedih).
IRWANDI: Loh kenapa??
FITRI : Aku susah dapat izin dari Abi kak, Abi takut kalo nanti disana gak ada yang jagain aku.
IRWANDI : Kan ada kakak, biar kakak aja yaa yang bicara sama Abi kamu.
FITRI : Tapi kak....
IRWANDI: Udah gak papa, Fitri... kamu sudah kakak anggap kaya adik kakak sendiri, dan Om Agan juga
selama ini sudah baik sama kakak (meyakinkan fitri)
FITRI : Baiklah kak.... makasih ya kak sebelumnya atas semua kebaikan kakak, semoga Alloh membalasnya.
IRWANDI: Sama-sama. Amin InsyaAlloh (tersenyum)

Tiba-tiba Risma datang menghampiri mereka.

DEVI : Irwandi, kamu lagi apa sama cewek cupu ini?


IRWANDI : Risma, dia punya nama. Panggil dia dengan sebutan yang baik, jangan malah menjelekkannya!
FITRI: Udah kak, gak papa kok.
DEVI: Tuhkan dia juga bilang gak papa, yaudah dong terserah aku!
IRWANDI: Yaudah terserah kamu aja! (kesal). Ayo fitri, lebih baik kita pergi saja kerumahmu (pergi
meninggalkan Risma).
FITRI: Maaf kak aku duluan, Assalamualaikum...

Sesampainya dirumah Fitri,Irwandi berusaha meyakinkan Pak kurnia untuk memberikan


izin kepada fitri. Dan akhirnya Pak Kurnia mempercayai Fitri untuk mengikuti kegiatan Study
Camp itu.

KURNIA : Nak, Abi memang mengizinkanmu untuk ikut acara diKampus, tapi bukan berarti kamu tidak
menjaga kondisimu.
FITRI : Iya Abi, Fitri ngerti kalau Abi sangat khawatir sama putri Abi ini, tapi Fitri janji akan jaga kepercayaan
Abi dengan baik. Doakan Fitri selalu ya bi (manja).
KURNIA : Tentu nak, tanpa kamu minta sekalipun doa Abi selalu menyertaimu.
FITRI : Makasih ya bi atas ketulusan hati Abi. Walau tanpa kehadiran Umi, tapi Abi sudah menjadi orang tua
yang luar biasa buat Aisyah.
KURNIA : Sama-sama nak, Abi bersyukur karena Alloh telah memberikan amanah yang luar biasa melalui
kamu (terharu).

BABAK III
(Dirumah Bu Manshurin)
Seiring berjalannya waktu, mentaripun kini mulai menyambut cerahnya pagi yang tak
luput dari merdunya nyanyian burung-burung yang senantiasa memberikan semangat kepada Bu
Zaenab untuk melawan semua tantangan kehidupan. Ketika Bu Manshurin tengah membereskan
rumah, tiba-tiba ia dikagetkan oleh suara ketukan pintu yang sangat keras.

FAZRIAN : Tok tok tok!(suara ketukan pintu).


MANSHURIN: Iya, tunggu sebentar (segera membukakan pintu).
FAZRIAN : Mana uang cicilan minggu ini?
MANSHURIN : Maaf tuan, tapi saya belum punya uangnya.
FAZRIAN : Loh enak aja! Kalau sekiranya ibu gak punya uang buat bayar, kenapa ibu berani pinjem?
MANSHURIN : Maaf tuan (sedih).
FAZRIAN : So so-an banget pinjem uang! Ini bukan uang yang sedikit bu!
MANSHURIN: Iya, maaf... saya janji akan membayar secepatnya (sedih sekaligus takut).
FAZRIAN: Ingat, saya pegang janji ibu! Kalau dalam waktu tiga hari ibu masih gak bisa bayar juga maka
rumah ini akan disita!

Bu Manshurin merasa kebingungan, sepanjang malam ia tidak bisa tidur sampai pada
akhirnya dia jatuh sakit. Sedangkan Risma, malah bersenang-senang menikmati uang hasil kerja
keras ibunya.

DEVI: Bagus banget nih villanya, coba aja rumah gue kaya gini, pasti hidup gue bakalan bahagia banget
(menatap seluruh bagian villa). Ehh... bentar deh itu Irwandi sama si cupu Fitri lagi pada ngapain
disana, awas ya cupu udah buat gue kesel!
IRWANDI: Fitri.. Kakak tinggal sebentar ya, kamu jangan kemana-mana!
FITRI : Iya kak..
(Risma pun menghampiri Fitri)

DEVI : Eh cewek cupu! (sambil mendorong).


FITRI: Maaf kak, ada apa ya? (polos).
DEVI : Lu gak usah pura-pura deh! Lu kan tau gue suka sama si irwandi, kenapa masih lu rebut juga hahh???
(nada tinggi).
FITRI : Ya Alloh kak, aku sama sekali gak pernah rebut dia, dan aku juga gak ada hubungan apa-apa sama Kak
Irwandi...
DEVI : Alaaahh... berisik lu! Apa lu gak sadar, lu tuh udah punya segalanya! Sedangkan gue?? Gue gak seperti
elu Fitri, dan lu masih aja mau rebut Irwandi dari gue? Gak punya hati banget sih lu!
FITRI : Engga Kak... Kak Risma tenang aja, karena usiaku mungkin udah gak lama lagi. Dan memang benar,
aku punya segalanya, tapi aku gak sehat kaya kakak, aku penyakitan! Dan aku gak punya
seorang ibu, tidak seperti kakak!
DEVI : Maksud lu?? Selama ini lu sakit?
FITRI : (tersenyum).
DEVI : Lu sakit apa?? Bilang sama gue, bilang!
FITRI: Aku mengidap penyakit kanker otak, sama seperti Bu Manshurin, ibu Kak Risma...
DEVI : Apa?? Lu becanda kan? Please bilang ke gue kalo lu itu becanda! Gak mungkin ibu gue sakit, selama
ini dia gak pernah menampakkan sakitnya!
FITRI : Itulah luar biasanya seorang ibu, ia selalu berusaha menyembunyikan rasa sakitnya demi anaknya. Dia
gak mau lihat anaknya sedih gara-gara dia!
DEVI : Anak macam apa sih gue! Selama ini ibu gue sakit, tapi gue gak tahu! Gue malah terus suruh dia cari
uang buat gue! (menangis).
FITRI: Sabar Kak... Ini rencana Allah (mengelus pundak Risma).
DEVI : Ini gak adil buat ibu gue! Pokoknya gue mau ketemu sama ibu gue, sekarang juga!

Risma dan fitri ditemani Irwandi untuk pulang lebih awal dari kegiatan Study Camp itu.

DEVI : Irwandi,Fitri, gimana? Kita udah cari ibu kemana-mana, tapi tetap gak ada juga! Gimana ini??
IRWANDI : Udah kamu tenang Risma. Coba kita cari ke rumah kamu Fitri, siapa tau Bu Manshurin ada disana.
FITRI:Kak, aku nemu surat dikamarku, isinya... bahwa Abi sedang mengantar Bi Mansshurin ke Rumah Sakit,
katanya Bi Manshurin koma kak.
DEVI: Apa??? Ibu....... (berlari menuju ke Rumah Sakit)

BABAK IV
Satu bulan berlalu, akhirnya berkat doa yang tulus dari seorang Risma Bu Manshurin
sadar dari komanya.

Bu Mashurin : Risma... Lista..


Lista : Iya bu... ini aku dan Kak Risma.
Bu Manshuri : Kenapa kalian menangis?? (menyembunyikan rasa sakitnya).
DEVI : Bagaimana mungkin aku bisa menahan air mataku bu... sedangkan aku menanggung dosa yang
terlalu banyak sama ibu! Maafkan Nisya bu.. (menangis).
Bu Manshurin : Ibu sudah memaafkanmu nak, ibu yang seharusnya minta maaf karena belum bisa
membahagiakan kamu (meneteskan air mata).
Devi : Engga bu... ibu gak perlu minta maaf, karena selama ini aku yang salah sama ibu! Aku anak
durhaka bu! (menangis tersedu-sedu)
Bu Manshurin : Nak, bagi ibu kamu mutiara yang sangat berharga... Berubahlah nak dan jaga adikmu untuk
ibu! Maaf ibu harus pergi sayang, ibu sangat menyayangi kalian.

Suasana berubah menjadi haru biru.Risma dan Lista pun tak kuasa menahan
kesedihannya, Risma merasakan penyesalan yang teramat dalam. Akhirnya, mulai saat itu
Hanisya pun tumbuh menjadi seseorang yang sangat berbeda dari sebelumnya. Hanisya lebih
menghabiskan masa hidupnya dijalan Allah Swt.
‘’ SELESAI’’

Anda mungkin juga menyukai