Anda di halaman 1dari 6

MENYATUKAN PERBEDAAN

Sutradara : all teacher


Narator : Anggi
Penulis : Evan Aprialdi
Pemain
1. Ms. Fera : pengurus asrama wanita : Nelvi
2. Maria, sebagai siswi dari Papua : Erlina
3. Cut Tari, sebagai Siswi dari Aceh : Tiara
4. Sukesih, siswi dari Palembang : Elga
5. Laela Nurjanah, siswi asal Betawi : Selda
6. Soni Siregar, siswa asal batak : Faril
7. Cindi , sebagai siswi asal Bangka : Viona
8. Andes Fernanda, sebagai siswa asal Padang : Afandi
9. Sutiyoso, sebagai siswa asal Solo : Zidan
10. Ibu Hana, sebagai ketua yayasan : Cita
11. Udin sebagai siswa asal Sunda : Gibran
12. Mang Kasep, pengurus asrama pria : Revan.

Sinopsis

Sembilan siswa-siswi yang terdiri dari beberapa suku daerah tinggal dalam satu asrama di
SMK Bina Kerja. Karena memiliki latar belakang budaya yang berbeda, mereka
membutuhkan
penyesuaian untuk menyatukan perbedaan yang ada. Berbagai konflik terjadi saat proses
penyesuaian tersebut.

Prolog
Saat pagi yang cerah terlihat kesibukan siswa-siswi di SMK Bina Kerja.Mereka semua
pertama kali melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut pada tahun ajaran baru 2022-2023.
Diantaranya adalah Sembilan orang siswa-siswi yang akan tinggal di asrama

Adegan 1
Sutiyoso : Alhamdulillah, sekolah neng kene! muga-muga aku ora apa-apa.
(Di sudut lain terlihat seorang gadis yang berteriak kencang mengejutkan temannya).
Laela : Busyet! Sombong amat Lu! Ga kenal gua lagi tah!
Cut Tari : Masya Allah! Laela mengagetkan saja! Bukannya kamu mau
melanjutkan pendidikan ke Amerika.
Laela : Busyet, dah! Ngapain gua ke sana bahasa Inggris aja gua ga bisa.
Malah gua bisa mati di sana ga bisa belanja.
(Sedangkan di sudut belakang terdengar suara tangisan seorang gadis)
Cindi : Hu…..hu…..hu… kenapa akak ni tega denganku. Padahal aku dak
mengganggumu. Hu….hu……hu.....
Sukesih : Oyy ngapo Kau jingok-jingok, men jalan tuh! Kau peker ini jalan
moyang, Kau apo?
Soni : Bah, apa pula Kau ini? Masih baru sudah membuat anak orang
menangis. Sudah….sudah…. Kau jangan menangis lagi biar aku yang
membantu membawakan bukumu!
Sukesih : Ciiih….belum tau be Kau tuh kalo betino kutu buku ni munafik nian.
dio yang cari gara-gara tapi ngapo aku yang kena.

(Para siswa baru menuju kamar masing-masing di asrama)

Adegan 2
Terlihat seorang perempuan sedang mondar mandir kesana-kesini. Dia adalah siswi asal
Papua yang sedang mencari kamar di asrama.
Maria : Aduh, bagaimana ini. Beta sepertinya tersesat! Semoga ada orang
baik yang bisa menolong Beta.
(Ketika dalam perjalanan mencari kamar ada seorang ibu-ibu yang duduk sambil makan
rujak).
Ibu Hana : Lagi nyari apa neng? Dari tadi saya lihat mondar-mandir. Lagi nyari
kamar? mau rujak?
Maria : Terima kasih mama. Beta memang lagi mencari kamar. Bisa
membantu Beta?
Maria : Mama, tau kamar no. 27?
Ibu Hana : Oh, itu di lantai 7, nak.
Maria : Oh, Tuhan. Jauh sekali. Semoga Beta tidak pingsan. Terima kasih
mama.
(Sementara itu, Cut Tari dan Laila juga ingin menanyakan sesuatu pada Ms, Fera)
Laela : Assalamu’alaikum. Permisi Bu. Tau kagak kamar no. 27?
Ibu Hana : Kamar itu di lantai 27, nak. Kebetulan neng ini juga mencari kamar
no.27. Mari, kalian bertiga saya antar ke sana!
Adegan 2
(Ibu Hana mengantarkan Maria dan Laila ke kamar 27 yang sebelumnya telah diperiksa dulu
oleh Ms. Fera).
Ibu Hana : Assalamu’alaikum, Bu. Ini saya mengantarkan siswa baru sebagai
penghuni kamar no. 27.
Ms. Fera : Oh, ada Ibu Hana toh, masuk, Bu.
Laela : Eh, Bu. Di asrama ada pembantu ya?
Ibu Hana : Hush, dia itu pengurus asrama. Kebetulan sedang mengecek kamar
kalian.
Ms. Fera : Perkenalkan saya pengurus asrama di sini. Jika ada yang dibutuhkan
atau ditanyakan, temui saya di kamar no. 10. Tetapi awas jika ada
yang melanggar peraturan, saya tidak sungkan memberi hukuman.
Oh, ya! Maaf saya belum mandi dari pagi.
Maria, Laela : Oooooohhh (mereka seru mereka secara serempak).

Adegan 3
(Empat orang siswa sedang berjalan ke kelas setelah makan di kantin)
Cut Tari : Eh, akak betah tidak tinggal di asrama.
Laela : Busyet dah. Emang gua kakak lho. Panggil gua Laela!
Cut Tari : Astagfirullah. Akak memang tidak pernah berubah dari dulu pemarah.
Laela : Yah begitulah udah dari orok kali gua begini. he… he… (sambil
garuk kepala).
(Terdengar tangisan yang terdengar seperti dibuat-buat).
Cindi : Hu….hu…hu…apa salahku hingga kau menamparku…
Sukesih : Masih banyak tanyo! Kau tu sengaja, kan numpah banyu panas ke
badan, ku? Kau pikir aku ni, ndak sakit apo, hah?
Soni : Bah! Kau apakan lagi si Cindi, Sukesih?
Sukesih : Kau pulok! Dak bosen apo? Melok campur urusan wong?
Soni : Abang akan ikut campur jika ada orang yang berlagak semena-mena!
Andes : Onde Mande, badan waang hanya besar sajo tetapi beraninya
sama padusi.
Soni : Bah. Apa katamu. Jangan berani denganku ya?
Andes : Siapa takuik?

(Saat Andes akan menerjang Soni, Laela dengan berlari cepat untuk melerai mereka).

Laela : Busyet dah! Ngapain, lho, Ndes. Mau menghajar orang sembarangan.
Sukesih : Ini si Soni yang bela wong yang salah ! (sambil menunjuk Cindi).
Andes : Nah, itu! indak semua yang kau lihat itu benar!
Maria : Beta saksinya. si Cindi yang menumpahkan minuman panas ke tubuh
kakak Sukesih.
Cindi : Tetapi, aku tidak sengaja. Benar-benar tidak sengaja.
Sukesih : Halah, caro culas kau dek mempan di sini!
Cindi : (Tiba-tiba Chindi tertawa keras). Ha….ha…. ya aku memang sengaja
membuatmu dibenci semua orang. Kita dulu sahabat tetapi aku tidak
terima Kau lebih segala-galanya dariku.

(Semua terdiam menyaksikan adegan yang menyesakkan itu. Ternyata kita tidak boleh
sembarangan menilai seseorang).

Adegan 4
Sudah sebulan mereka hidup dalam satu asrama dan belum ada masalah lagi yang terjadi
diantara mereka sampai ….
Udin : Kok, bisa ndak ada ya? Padahal uang itu membayar biaya sekolah. Masa aku
harus minta uang lagi pada ayah? (Udin terlihat gelisah dan mondar-mandir).
Sutiyoso : Lho, sampeyan mondar-mandir kaya ndhuwur. Yen ana masalah coba

ngomong

Udin : Maaf, Kang Yoso. Saya kehilangan uang untuk bayar sekolah. Padahal
sudah saya simpan denga naman tetapi teh tetap hilang juga.
Sutiyoso : Oalah. Masalah iki kudu enggal-enggal lapor pengurus asrama

supaya malinge ketemu

Udin : Maling. Jangan bercanda Kang Yoso.


Sutiyoso : Alah, orak terlalu polos, Dek Udin. Malingnya ya Si Soni. Siapa
lagi?

(Akhirnya, mereka berdua menghadap pengurus asrama).

Adegan 5
Sutiyoso : Assalamu’alaikum, Mang Asep. Kami butuh batuan. Bisa Mang Asep
nulungi?
Mang Asep : Wa’alaikum salam. Iya? Apa yang bisa mamang bantu?
Udin : Maaf, mang. Saya kehilangan uang. Padahal sudah saya letakkan di
tempat yang aman di kamar.
Mang Asep : Di kamar? Gampang itu! Tinggal lihat CCTV kita akan mengetahui siapa
mencuri uangmu.
Adegan 6
Pengurus asrama akhirnya memanggil semua penghuni asrama pria dan akhirnya setelah
mengintrogasi Soni dan menggeladah tasnya, terbukti bahwa Soni yang mencuri uang Udin.
Besoknya ia dikeluarkan dari sekolah.

Sukesih : Aku dak percayo kalo Soni yang mbek uang Udin.
Laela : Busyet, dah! Apa pun akan dilakukan untuk seorang yang lagi bucin.
: Si Kupret itu pasti mencuri karena terpaksa untuk memberikan uang
ke Cindi. Si Gadis matre.
Sukesih : Hush…ada Soni.

(Soni, Sutiyoso, Udin, Andes berjalan beriringan).

Soni : (Menghampiri Laela dan Sukesih). Abang boleh minta maaf pada
kalian berdua?
Sukesih, Laela : Boleh, bang!!! (balas mereka secara kompak).
Soni : Bah. Kompak sekali kalian ini! Baiklah, hari ini Abang sekalian mau
minta maaf pada kalian semua dan teman-teman abang ini (sambil
menunjukan Sutiyoso, Andes dan Udin).
Andes : Aden ga nyangko nasib uda jadi begini.
Soni : Yah, sebenarnya abang masih belum ikhlas dikeluarkan dari sekolah
tetapi macam mana lagi abang yang salah. Abang telah mencuri uang
sohib abang sendiri. Maafkan abang ya, Din. Tenang saja besok
abang tranfer ke rekeningmu.
Udin : Tidak apa-apa, Bang. Saya sudah Ikhlas.
Soni : Bah, Baik kali adek abang ini. Tetapi permintaan abang pada kalian
semua. Janganlah berperang terus antar teman, saling tolong-
menolong. Ingat! Utamakan persatuan di tengah perbedaan. Bhineka
Tunggal Ika.
(Mereka semua menggangguk perlahan. Mereka bertekad akan menahan emosi dan sifat egois
agar tidak merusak persatuan).

Anda mungkin juga menyukai