Anda di halaman 1dari 4

Naskah Drama Untuk 7 Orang Tentang Persahabatan

Judul: Kepedulian Terhadap Kondisi Seorang Sahabat


Tema: Soial
Pemain: 7 Orang
Karakter:
1. Jaya

(Baik)

2. Iman (Sedang sakit)


3. Huda (Baik)
4. Ahsan (Baik)
5. Ali

(Bijak)

6. Sandy (Kurang peduli teman)


7. Silva

(Tidak peduli teman)

PERMASALAHAN:
Iman sedang jatuh sakit, dan Jaya meminta persetujuan teman-temannya untuk menjenguk
Iman dirumahnya sebagai bentuk dari jiwa sosial serta rasa bertanggung jawab terhadap
seorang sahabat.
KOMPLIKASI:
Dari keenam orang sahabat, dua diantarnya tidak setuju untuk menjenguk keadaan Iman yang
sedang sakit. Dua temannya tersebut adalah Sandy dan Silva. Mereka berdua menganggap,
bahwa menjenguk keadaan Iman yang sedang sakit tidaklah penting.
SOLUSI:
Ali berhalil menyadarkan Sandy dan Silva tentang pentingnya memiliki kepedulian tinggi
terhadap sesama sahabat, termasuk ketika dia sedang sakit. Sandy dan Silva akhirnya
bersedia menjenguk Iman.
ADEGAN DRAMA DIMULAI.....
Jaya:
Apa kalain setuju kalau kita berkunjung ke rumahnya Iman besok sore?
Huda:
Aku setuju, sepertinya besok aku tidak ada acara apa-apa.
Jaya:

Bagaimana dengan kalian, apa kalian setuju juga?


Dari enam orang bersahabat, hanya Sandy dan Silva yang bersikap aneh.
Ahsan:
Iya, aku setuju aja. Sebaiknya kita memang berkunjung ke rumah Iman besok saja, tidak usah
ditunda-tunda.
Ali:
Okay, aku akan siap-siap besok sore.
Jaya:
Kalau kamu bagaimana, San? kamu juga ada waktu kan besok sore?
Sandy tidak bisa berjanji akan ikut Jaya dan teman-teman lainnya kerumahnya Iman.
Sandy:
Aku belum tahu, lihat besok ya..
Silva:
Aku tidak ikut, kalian saja yang pergi kesana.
Jaya pun bertanya, kenapa Silva tidak mau menjenguk Iman.
Jaya:
Kenapa kamu tidak ikut? kamu tidak merasa bersalah sudah tahu ada teman yang sakit kamu
malah tidak menjenguknya?
Ahsan:
Iya, benar kata Jaya itu. Teman kita kan sakit, kenapa kita tidak menjenguk?
Silva:
Namanya juga manusia, pasti ada waktu dimana dia akan mengalami sakit. Aku juga sama
seperti Iman dan orang lain pada umumnya.
Jaya:
Iya, tapi kita kan teman. Kalau ada diantara kita yang sedang sakit, maka kita wajib
menjenguknya.
Silva dan Sandy terus bersikap seperti orang asing, dan bukan seorang sahabat.
Sandy:
Ya tapi kalau tidak ada waktu kan tidak wajib juga.
Huda:
Waktu itu kita yang menentukan. Kalau kalian menganggap Iman itu penting, pastinya kamu
punya waktu luang.
Sandy:

Kamu ngomong aja gampang!


Silva:
Iya, kalau ngomong saja mudah.
Jaya pun semakin bingung dengan kedua temannya itu.
Jaya:
Maksud kalian bagaimana? ngomong saja mudah bagaimana? ini kan cuma niatan untuk
menjenguk seorang sahabat yang sedang sakit, apa iya kalian tidak punya waktu luang
sedikitpun?
Huda mencoba ikut menyadarkan Sandy dan Silva tanggung jawab seorang sahabat.
Huda:
Iya, benar itu. Mana mungkin waktu sebentar untuk menjenguk sahabat saja tidak ada.
Sandy:
Hemmm.... aku belum bisa ngasih jawaban.
Jaya:
Kalau kamu, Sil?
Silva:
Aku malas.
Jaya semakin tidak mengerti dengan sikap aneh Silva.
Jaya:
Malas? bisa-biasanya kamu bilang malas? kamu tidak merasa punya teman Iman ya?
Silva:
Ya merasa, tapi kan bukan berarti aku harus melakukan apa saja demi dia.
Jaya:
Melakukan apa? kita kan cuma harus menjenguk dia dirumahnya karena saat ini dia sedang
sakit. Itu saja.
Silva:
Ya, tapi aku kan lagi malas. Kenapa harus memaksakan diri kalau sedang malas.
Huda:
Kalian harusnya tahu apa arti persahabatan itu. Jika ada salah satu diantara kita yang sedang
mengalami kesedihan ataupun sakit, maka kita harus menjadi obat baginya, dan bukannya
bersikap seperti orang asing.
Sandy dan Silva terdiam... Kemudian, Ali berhasil menyadarkan Sandy dan Silva.
Ali:

Tahukah kalian, apa yang membedakan kita dengan makhluk lain? apakah bentuk fisiknya
saja atau sifatnya?
Sandy dan Silva meraba-raba dalam hati apa yang dimaksud oleh Ali. Kemudian mereka
menjawab.
Sandy:
Sifatnya yang membedakan.
Ali:
Kalau menurut kamu, Sil?
Silva:
Iya, sudah pasti sifatnya.
Ali:
Kalau kalian sudah tahu, bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain itu adalah
sifatnya, maka seharusnya kalian paham bahwa manusia dalam hal ini seorang sahabat itu
harus memiliki rasa sosial kepada sahabat kita yang sedang sakit.
Sandy dan Silva terdiam.. kemudian mereka sadar diri.
Sandy:
Iya, benar kata kamu, Al.
Silva:
Iya juga ya.. Iman itu kan sahabatku, jadi aku harus menjenguknya karena dia sedang sakit.
Siapa tahu dengan kedatanganku keadaan dia bisa membaik.
Jaya terlihat senang sekali dengan sikap Sandy dan Silva yang akhirnya sadar diri.
Jaya:
Seperti itu baru sahabat sejati namanya.
Ali:
Okay, sampai ketemu besok dirumah Iman. Semoga keadaan Iman akan semakin baik dengan
kedatangan kita besok.
Teman-teman Ali:
Okay, semoga saja.

Anda mungkin juga menyukai