Anda di halaman 1dari 3

Judul : Semua tidak akan sia-sia

Tema : Nilai sebuah perjuangan


Nama : Elma Rombedatu Todingan
NIM : 210802501016
Kelas : Sendratasik B
Sinopsis : Gadis yang putus kuliah dan harus bekerja demi membantu
melunasi utang ibunya tetapi tidak mendapat gaji yang layak. Berkat
kesabarannya, akhinya dia mendapat pekerjaan yang baru.
Tokoh/Karakter : Gadis (Protagonis), Bu Maya (Antagonis), Rista (Tritagonis),
Intan, Pak Andi, Pak Dani dan Sinta (Figuran)

Adegan 1: Sore ini setelah jam kerja menjaga toko Bu Maya selesai, Gadis
mengunjungi rumah Rista sahabatnya semasa SMA dulu.
Gadis : Sore Ris...
Rista : Sore juga, apa kabar?
Gadis : Masih seperti biasanya. Merasa gila karena usai gajian langsung jatuh
miskin semiskin-miskinnya.
Rista : Pindah kerja saja Dis, kamu ada setoran rutin dan dengan gaji segitu
kamu gak akan bisa makan layak.
Gadis : Maunya juga gitu, tapi kalau aku pindah belum tentu aku segera dapat
pekerjaan yang baru. Nanti tambah kasihan ibuku...
Rista : Nanti aku coba tanya teman kalau ada info lowongan.
(Rista lalu mengambil hpnya, dan menghubungi salah satu kontak di sana).
Rista : Halo Intan, bisa bantu aku gak?
Intan : Bantu apa Ris?
Rista : Kalau ada info lowongan di resto bapakmu hubungi aku ya?
Intan : Wah... mau kuliah sambil kerja?
Rista : Bukan, ini untuk temanku...
Intan : Ohiya Ris, nanti aku pasti hubungi kami kok kalau ada lowongan.
Rista : Okedeh makasih yaa...
(Rista menutup telepon dan sebuah senyum tersirat di wajah manisnya yang
kalem).
Rista : Temanku bilang kalau ada lowongan dia hubungi aku. Resto bapaknya
lumayan besar, gajinya gak akan mengecewakan. Di sana kamu dapat jatah libur,
gak kerja rodi seperti yang sekarang.
Gadis : Iya, makasih ya Ris...

Adegan 2: Gadis hendak berpamitan pulang, saat sampai di depan pagar rumah
Rista, lewatlah sepasang suami istri, Bu Maya dan Pak Andi.
Bu Maya : Jangan tidur larut malam Dis, ingat besok kerja!
Rista seketika merasa marah, di luar jam kerja masih saja diurusi majikan yang
cerewetnya minta ampun. Heran Gadis bisa betah, coba kalau tidak ada
tanggungan sudah lama Gadis kabur!
Pak Andi : Ibu apa-apaan sih, kan sudah bukan urusan kita Gadis mau tidur jam
berapa. Yang penting besok bisa masuk kerja.
Bu Maya : Bapak tahu gak, kalau Rista itu sepertinya mau membuat Gadis keluar
dari toko. Nanti bahaya Pak, kita bisa kerepotan! Kita harus cari cara biar Gadis
gak bisa pindah kerja...
Pak Andi : Kita kan sudah menggajinya sedikit, mana bisa pindah dia? Nanti juga
kesulitan buat nabung dan gak berani keluar...

Gadis kini sudah sampai di kostnya, merasa lelah dan pening kepalanya. Serasa
mau pecah, memikirkan nasibnya yang terasa buram nyaris suram masa depan. Ia
hanya bisa berdoa, semoga keajaiban datang! Tiba-tiba pintu kostnya diketuk.
Rista : Dis, kita ke rumahku. Temenku datang, bilang resto bapaknya memang
butuh karyawan.
Akhirnya Gadis pun kembali ke rumah Rista. Dan bertemu dengan Pak Pak Dani.
Pak Dani : Resto saya sedang butuh waitress. Kalau kamu mau.
Gadis : Saya mau Pak, tapi saya belum keluar dari tempat kerja yang sekarang.
Pak Dani : Wah, susah ya...
Rista : Itu bukan masalah Pak, toh Gadis butuh uang buat bantu ibunya. Bapak
bantu lah pak...
Pak Dani : Kamu keluar dulu, nanti kamu datang ke resto bapak.

Adegan 3: Gadis merasa lega bukan main. Kini tinggal selangkah lagi untuk bisa
keluar dari pekerjaan yang menyiksanya lahir batin. Sayangnya saat mengajukan
pengunduran diri, Gadis diberi waktu enam bulan. Alasannya untuk mendapatkan
karyawan penggantinya terlebih dahulu. Gadis merasa berat jika harus
mengencangkan sabuk hingga 6 bulan lamanya. Khawatir badan tinggal tulang,
takut pulang bertemu sang ibu.
Gadis : Saya gak bisa kalau menunggu 6 bulan lagi. Besok lusa saya sudah harus
bekerja di tempat baru.
Bu Maya : Kok bisa??! Gak bisa ini...!
Sinta : Kok gak bisa kenapa Bu? Lagian ibu juga gak ngasih gaji layak. Ya harus
terima resiko karyawan gak bisa betah. Sudah, ayo pulang Dis. Yang penting
sudah bilang. Lagian lusa kamu sudah kerja di tempat yang lebih baik.
Bu Maya : Kamu saya laporkan polisi loh...
Sinta : Laporkan saja Bu, nanti kami bisa laporkan balik kok.
Bu Maya hanya diam seribu bahasa, tidak bisa berkata meskipun hanya sepatah.
Gadis akhirnya pergi bersama Rista.
Bu Maya: Wah... kamu berani juga ya sama orang tua...
Rista : Orang seperti ibu harus dilawan. Diam itu emas Dis, tapi mengatakan
kebenaran adalah intan permata. Gak akan sadar orang kalau kita cuma
menunggu dan diam saja... (Sinta mengangguk setuju dengan pendapat Rista)
Rista : Selamat ya Gadis, akhinya kesabaran dan kerja kerasmu selama ini tidak
sia-sia berkat doa dan usahamu.
Gadis : Terimakasih banyak ya…

Selang sehari setelahnya, Gadis kini sudah bekerja di resto besar, membuatnya
merasa sangat bersyukur karena kesabarannya berbuah manis. Ia berharap rezeki
yang didapatkan akan lebih baik, dan memberikan bantuan yang layak kepada
ibunya di kampung agar tidak lagi bersusah dan bersedih. SELESAI

Anda mungkin juga menyukai