Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cici Lida Putri

NPM : A1A019096
Kelas : 5C
Mata Kuliah : Ekspresi Sastra

Tangis Di Dalam Tawa

Tuttt.. tutt… tutttt… !!! alarm berbunyi menunjukkan pukul 04:40 WIB dini hari. Aku
langsung terbangun dari tidur ku dan mematikan alarm yang bunyinya sangat menggangu tidur
ku di malam yang dingin itu. Ku lihat dari balik tirai kamar ku, mata ku tertuju ingin melihat ke
arah langit yang dimana dikala itu bulan masih memancarkan sinar putih kelabu dan bintang-
bintang sedikit terlihat masih bertebaran seakan menyambut diriku di pagi itu. Udara di pagi itu
terasa dingin sampai hampir menembus tulang-tulang ku. Aku beranjak ke kamar mandi untuk
mengambil wudu untuk menunaikan kewajiban ku di pagi hari itu. Setelah menunaikan
kewajiban sebagai seorang muslim yaitu sholat subuh, aku melihat ke arah jam yang sudah
menunjukkan pukul 05:00 WIB. Aku lekas membersihkan dan merapikan tempat tidur ku,
setelah itu aku pergi ke dapur untuk membantu ibu memasak.

Oh ya… hari ini merupakan hari pertama aku masuk sekolah SMA … wahhh gak terasa aku
sudah beranjak remaja , padahal dulu aku anak yang manja, dan mudah sekali menangis tapi
sekarang aku sudah masuk SMA. Pagi itu ibu membuatkan makanan kesukaan aku yaitu nasi
goreng telur mata sapi, aku sangat suka sekali nasi goreng buatan ibu ku. Pukul 07:00 aku sudah
selesai mandi dan aku juga sudah berpakaian rapi dan sudah duduk di atas meja makan bersama
ayah dan ibu ku , yah biasa rutinitas kami sebelum ayah dan ibu berangkat bekerja dan aku
berangkat ke sekolah biasanya kami selalu sarapan bersama terlebih dahulu. Setelah sarapan ,
aku diantar ayah ke sekolah biasanya sih ibu yang selalu mengantar aku ke sekolah karena
kebetulan hari ini ibu ada rapat di tempat kerja nya. Setelah sampai di sekolah aku merasa gugup
karena secara kan ini hari pertama aku masuk SMA dan aku belum punya teman. Teman-teman
ku SMP dulu tidak satu SMA dengan diriku. Sebelum berangkat kerja ayah memberi ku
semangat, agar aku tidak terlalu gugup.

Sampai di sekolah aku melihat gadis remaja yang sangat cantik dan juga ceria, dia dikelelilingi
banyak teman dan dia terlihat sangat ramah. Aku lihat gadis itu pergi ke kantin sekolah dengan
teman-temannya. Aku merasa sedih karena aku belum punya teman untuk bermain dan juga ke
kantin, aku langsung menuju ke ruang kelas dan aku langsung duduk dibangku kursi ku.
Kemudian, tiba-tiba terdengar ada suara seorang yang memanggil ku dari arah pintu . “Haiiii….
Nama kamu siapa ?, kenapa duduk sendirian ?. Aku langsung menoleh ke arah sumber suara itu
dan ternyata dia adalah gadis cantik dan ceria yang aku katakan tadi. “Haii.. nama aku Sisi , aku
gak kenapa-kenapa kokkk, nama kamu siapa ??. “Nama aku Riri, salam kenal ya Sisi.. !!
(Sambil menjabat tanganku. Aku juga langsung menjabat tangannya “ Salam kenal juga Riri.
Kringgg.. kringg… kringg…. Bel masuk berbunyi aku dan Riri mengakhiri jabat tangan
perkenalan kami. Aku duduk di bangku paling depan di pojok kiri ruang kelas, sementara Riri
duduk tepat di sebelah bangku ku. Aku melihat Riri mengobrol dengan temannya yang duduk
tepat di belakang bangkunya. Riri pribadi yang sangat ramah teman-teman sekelas sangat
menyukai Riri.

Waktu jam pulang sekolah aku belum dijemput oleh ayah karena ayah ada rapat dadakan di
kantor. Aku menunggu ayah di gerbang depan pintu sekolah, kemudian tiba-tiba terdengar
klakson mobil. Tittttt… tittt. Tittttt….. Aku melihat ke arah mobil tersebut dan ternyata itu
adalah mobil nya Riri . Riri menawarkan untuk mengantar aku pulang, karena tidak ada pilihan
lain aku ikut pulang diantar oleh Riri. Dari situlah awal perteman akrab aku dan Riri.

Di dalam mobil aku berbincang-bincang dengan Riri , aku tidak canggung lagi dengan Riri
perbincangan kami di dalam mobil itu sangat-sangat seru. Mulai dari hal kecil saja yang bisa
membuat kami tertawa, aku juga tidak sungkan lagi bercanda dengan Riri begitu juga sebaliknya
dengan Riri. Aku dan Riri terpaut usia satu tahun, Riri lebih tua satu tahun dari aku. Mobil sudah
masuk area perumahan Jalan Buah Batu , yahh benar aku tinggal di perumahan Jalan Buah Batu.
Hmmm.. bukan rumah aku yah, tapi rumah kedua orang tua ku, yahh namanya masih remaja jadi
aku masih tinggal dong dengan kedua orang tua aku secara aku juga anak tunggal. Kadang-
kadang aku sering mikir jadi anak tunggal itu gak enak yahh apa-apa sendiri gak ada teman main
kecuali sama ibu. Kadang kalau ayah dan ibu masih kerja aku cuma ngobrol sama bibi Imah
yang selaku pembantu rumah tangga di rumah aku.

Mentari meninggalkan jejak cahaya terangnya menjadi warna kejingga-jinggaan di langgit.


Setelah meninggalkan jejak warna jingga kemudian sang mentari meninggalkan langgit yang
akan berganti munculnya sang bulan. Bulan sudah muncul di langit pertanda malam sudah
menjelang datang. Aku sendiri lagi rebahan di kamar sambil main handphone, tiba-tiba ibu
memanggil ku untuk makan malam. “Sisi .. sayang ayok makan dulu nakk .. !. “Iya bu” jawab ku
(sambil meletakkan Hp di atas meja belajar). Setelah makan malam, aku langsung ke kamar
untuk mengerjakan tugas sekolah ku. Setelah mengerjakan tugas, aku dikejutkan dengan
panggilan masuk di Hp ku dan ternyata itu panggilan dari Riri. Riri menelpon ku dengan nada
yang lirih.

Riri : “Hallo sii ?”


Sisi : “Iya Ri ada apa, kok kamu kayak lagi nangis?”
Riri : “Si.. aku boleh curhat ngak sama kamu ?” (Dengan suara yang lirih dan sendu)
Sisi : “Iyah boleh dong Ri. Emang kamu kenapa kok nangis gitu ?. Jangan buat aku panik Ri !
Riri : (Mulai menceritakan semua yang terjadi sambil menangis)

Riri menceritakan semua masalah yang dia hadapi dan dia pendam selama ini. Pada malam itu
Riri habis dimarahi dan dipukul ibunya karena dia telat pulang, padahal dia telat gara-gara dia
habis mengantar aku pulang, dia ketemu nenek yang sakit di jalan. Dan Riri mengantar nenek itu
ke rumah sakit. Dia ingin mengabari ibunya, tetapi Hp Riri baterai nya habis dan kebetulan supir
Riri Hp nya ketinggalan di rumah. Riri cerita sama aku kalau dia selalu dituntut menjadi anak
yang cerdas dalam pelajaran dan Riri juga dituntut menjadi anak yang mandiri oleh ibunya. Dan
aku baru tau ternyata Riri itu anak broken home. Riri menceritakan semua apa yang dia alami
selama ini, mulai dari dia sering dipukul oleh ibunya karena nilai sekolah nya jelek dan jika
peringkat sekolahnya menurun Riri sering gak dikasih uang jajan oleh ibunya. Riri juga dipaksa
gak boleh pacaran, setiap Riri keluar ingin jalan-jalan selalu ditemani oleh supir pribadi Riri.

Pada saat itu Riri yang aku kenal ceria pada malam itu bukan seperti Riri yang aku kenal. Riri
menangis tersedu-sedu sambil mencurahkan isi hati yang Riri pendam selama ini. Aku pernah
berpikir, awal aku bertemu Riri aku ingin sekali jadi seperti Riri yang mempunyai sifat ramah
dan ceria seperti tidak ada beban dan masalah yang dia hadapi. Ternyata aku salah, selama ini
Riri menyimpan luka batin yang dia hadapi, mulai dari perceraian kedua orang tuanya dan
semenjak itu ibunya yang dulu sangat baik , sekarang menjadi sangat overprotektif. Riri
menceritakan bahwa dia terlihat kuat di luar padahal dia rapuh di dalam. Riri bilang orang-orang
selalu menganggap dirinya beruntung , selain cantik dia juga pintar dan juga kaya. Tetapi orang
tidak tau apa yang aku alami selama ini , Si. (Ucap Riri dengan nada lirih dan sambil menangis).
Andai aku bisa memutar waktu , jika bisa aku tidak ingin dilahirkan ke dunia ini . Kenapa Tuhan
selalu memberikan aku cobaan yang tidak pernah ada hentinya. Orang bilang Tuhan tidak akan
pernah menguji hambanya melebihi batas kemampuannya. Kenapa Si , kenapa aku dilahirkan
menjadi anak yang broken home ?. Kenapa tuhan menghukum diriku seberat ini , kenapa aku
harus mengalami cobaan seperti ini ?. Sebelum orang tua ku berpisah, aku sering melihat orang
tua ku berantem terus-menerus sampai ayah penah melempar ibu pakai vas bunga sehingga
membuat kepala ibu berdarah. Aku pernah dengar ayah bilang bahwa ayah tidak mencintai ibu
dan aku anak yang tidak diinginkan oleh ayah. Ayah dulu ingin mempunyai anak laki-laki tetapi
ibu melahirkan anak perempuan.

Semenjak aku kecil aku tidak pernah dapat kasih sayang dan cinta dari kedua orang tua ku. Si,
aku ingin bertanya apa salah aku lahir ke dunia ini ? apa aku lahir hanya menjadi sebuah masalah
bagi kedua orang tua ku ?. (Ucap Riri sambil menangis ). Pertanyaan yang tidak bisa aku jawab,
aku hanya terdiam dan air mataku pun menetes. Mengapa orang tua begitu kejam kepada
anaknya , bahkan teganya ayah Riri bilang kalau Riri anak yang tidak diinginkan. Dimana hati
nurani ayahnya Riri ? . Sebagai anak kita tidak bisa memilih dari rahim mana kita dilahirkan dan
siapa kedua orang tua kita. Pertanyaan Riri yang membuat pikran ku terganggu dan aku pun
serasa ikut mersakan penderitaan Riri. Dari cerita Riri membuat aku bersyukur dengan
kehidupan ku. Aku dilahrikan dengan keluarga yang penuh cinta dan kasih sayang. Aku
bersyukur punya ayah dan ibu yang selalu sayang dan tidak pernah mengekang diriku. Apapun
yang aku kerjakan dan aku lakukan selama itu positif ayah dan ibu selalu mendukung ku. Dan
yang terpenting ayah dan ibu selalu menghargai dan mengapresiasi apa yang aku kerjakan dan
aku lakukan selama itu hal yang baik untuk diriku. Dan juga dari kisah Riri mengajarkan aku
bahwa orang yang selalu ceria itu belum tentu orang nya bahagia. Karena orang yang terlihat
sangat ceria biasanya dia hanya menutupi kesedihan dirinya akibat luka dan trauma dihatinya.

Itulah kisah seorang anak yang terlihat ceria tetapi mempunyai luka batin dihatinya. Semoga
kalian para pembaca dapat mengambil hikmah dan pembelajaran dari cerita di atas.

Anda mungkin juga menyukai