Anda di halaman 1dari 14

Tema : Religi

Judul : ”TobatNya Preman Sekolah”


Penokohan :
1. Riska Ayu Putri Wulandari (kasar)
2. Yuli Nur Mauludiyah (lemah lembut)
3. Ronaldo (penyabar)
4 Wanda (sombong)
5. Siti Ramsiah (sombong)
6. Risnawati (sombong)
7 Taufik Hidayat (kasar)
Sinopsis
Pagi hari, dua preman sekolah bersiri di depan pintu kelas. Mereka
adalah Wanda dan Riska. Hampir dari seluruh siswa serta guru yang
ada takut pada mereka berdua. Mereka sangatlah sering membuat
onar di sekolah. Mereka sering memeras uang teman temannya.
Wanda, Risna, Siah adalah sasaran utama Taufik dan Riska, karena
mereka bertiga adalah anak anak orang kaya di di sekolahan mereka.
Tidak hanya itu, selain diperas uang,mereka bertiga juga sering sekali
dikerjai oleh Taufik dan Riska . Perbuatan Taufik dan Riska ini
membuat murid murid di sekolah membenci dirinya. Taufik sebgai
ketua geng sangatlah popular di sekolahnya karena saking seringnya
dia keluar dan masuk ruang BK.
Taufik ini adalah seorang anak dari keluarga tidak mempu. Ibunya
telah meninggal dunia ketika ia kecil dan sekarang ia hanya tinggal
dengan Ayahnya di sebuah rumah kontrakan kecil. Perbuatan Taufik
yang liar tak terkontrol ini membuat Ayahnya sering sakit sakitan.
Taufik sering kali memerahi Ayahnyaa karena hal sangat sepele dan
membuat Ayahnya sakit hati tetapi mesekipun begitu Ayahnya
tetaplah sabar ia selalu berdoa agar anaknya berubah menjadi anak
yang baik dan sholeh.
Suatu hari saat ia pulang sekolah bersama Riska. Ia melihat banyak
sekali orang orang yang berkumpul di rumahnya. Sebelumnya ia
beranggapan kalau orang orang sedang mengadakan arisan rutin di
rumahnya. Ia berpikiran setelah acara itu ia akan mengambil uang
arisan tersebut untuk dibuat berfoya foya. Tetapi setelah ia masuk
kedalam rumah. Betapa kagetnya dia melihat seorang laki laki tua
tergeletak tak berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika
mengetahui kalau laki laki itu adalah Ayahnya.
Sejak kematian ibunya, Taufik bertekad akan menjadi anak yang baik
dan dapat diandalkan oleh orang lain. Riska pun mengikuti jejak
Taufik. Mereka tidak pernah lagi berbuat onar di sekolah. Lalau
mereka berdua meminta maaf kepada teman temannya. Seluruh
temannya begitu kaget dan tidak bisa memaafkan begitu saja,
ternyata mereka bukannya malah bersyukur karena premen yang
ada di sekolah mereka telah insyaf tetapi mereka malah ingin
membalas dendam, terutama Risna, Siah, Wanda yang setiap hari
dikerjai olehnya. Setiap hari cacimaki dan olok-olok dari teman-
temannya bertubi-tubi kepada Taufik dan Riska. Tetapi dibalik itu
semua ada seorang cewek yang malah menghibur mereka berdua.
Suatu ketika, Taufik dan Riska ini bertekad menjadi siswa terbaik se-
kabupaten dengan memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman-
temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak. Mereka semua
tidak percaya tetapi mereka berdua tidaklah putus asa. Hingga
akhirnya karena rajin belajar Taufik dan Riska menjadi siswa terbaik
se-kabupate sedangkan Risna,Siah,Wanda, meratapi nasib mereka
karena tidak lulus. Akhirnya setelah Risna, Siah, dan Wanda merasa
bersalah mereka memutuskan untuk meminta maaf kepada Taufik
dan Riska. Dan akhirnya mereka pun saling memaafkan.
Alur : progresiv/maju
Setting :
Tempat : rumah kontrakan, Sekolah, Jalan
Waktu : Pagi hari, Malam hari,Siang hari
Suasana : menegangkan,Bahagia,Sedih

Tobatnya Preman Sekolah


Pagi pagi preman sekolah sudah membuat masalah . Mereka
adalahTaufik dan Riska . Didepan pintu kelas, setiap orang yang mau
masuk kelas harus membayar uang kepada Taufik dan Riska jika
mereka tidak ingin mendapat sebuah pukulan dimuka mereka. Dari
kejauhan, tiga anak pejabat tinggi sedang berjalan menuju dalam
kelas. Mereka adalah Risna,Siah,dan Wand. Taufik dan Riska telah
menunggu mereka dari tadi.
Taufik : “ Hey! Apa kabar para pejabat cilik?(menghadang jalan
mereka bertiga) buru buru y? kenapa buru buru sih santai aja lah?
(memeluk Wanda) kita main main aja dulu dulu, bener ga Ris?”
Riska : “ Bener ntuh, lagian bel masuk kan masih lama.”
Wanda : “Kenapa nih? Kenapa kalian berdua hadang jalan
kita?”
Riska : “Pura pura ga tau atau kamu emang ga tau ya? Nih
kan daerah kita berdua. Kmu pada sebagai pendatang harus bayar
pajak dunk sama kita kita. “
Risna : “Aturan nenek lo e ya kali? Ini kan sekolahan ga ada
pajak pajak an tau? Emang nih sekolahan punya nenek loe y? gue aja
yang nyumbang banyak begini ga pernah narik pajak kayak loe
berdua? Eh, loe berdua bocah ingusan dari kolong jembatan mau
bertindak aneh aneh? Malas gue bayar?
Riska : “ Apa loe barusan bilang? Bocah ingusan. Oke, jadi
loe mau bayar ga nih. Gue tanya sekali lagi?”
Risna : “ Bayar? Malas y mending uang gue buat beli bakso
10 mangkok dari pada buat loe pada.”
Rudi : “Jadi gimana bos? (menoleh ke arah Taufik)
Taufik : “ (berjalan ke arah Risna dan memegang kerahnya)
heh, pendek. Loe jangan sok berani main main sama kita berdua y?
ini tanah emang bukan tanah nenek gue tapi ini daerah kekuasaan
gue. Loe, sebagai pendatang mau ga mau harus bayar. Ya! Ga apa
apa sih kalo le bertiga ga mau bayar, lagian hari ini kita juga belum
punya kelinci percobaan.”
Riska : “ loe berdua mau bayar kagak?” (kata Riska pada
Siah dan Wanda)
Siah : “Okey, gue mau bayar. Asal loe berdua mau lepasin
kita bertiga.”
Taufik : “Loe berdua boleh masuk setelah bayar tapi untuk si
Pendek nggak. Kita mau main main dulu ama dia. loe keberatan?”
Siah : (berbisik kepada Wanda) “Gimana wan, kalo kita ga
biarin Risna bersama mereka bisa bisa kita bernasib sama kayak
mereka ntuh.”
Wanda : “okey, loe bisa bawa Risna”
Taufik : “Okey”
Siah : (mengeluarkan selembar uang 10 ribuan dari
dompetnya) “Nih, duitnya!” (menyerahkan uang itu pada Riska)
Riska : “Hah (mengatakan dengan nada tak percaya) “10
ribu ,ini ma duit cuma buat beli pentol lah gimana dengan uang
makannya? Loe kan anak pejabat minim uang saku kan 100 ribu.
Kurang?”
Wanda : “Gue aja deh yang bayar”(mengeluarkan uang 100ribu
dari dompetnya).
Riska : (mengambil uang 100ribu tersebut dengan cepat
dari tangan Rukmam) “Ini baru duit. Nah sekarang kalian boleh
masuk”.
Wanda : (berjalan masuk kalas sambil menengok Risna) “ sorry,
na!! gue kali ini ga bisa bantu.”
Siah : “Sorry, gue kali ini juga ga bisa bantu.”
Taufik : “Ris, enaknya kita apain nih anak yang satu ini?”
Riska : (berpikir sejenak) “Di ceburin di kolam ikan
sekolahan aja, habis ntu di coreng coreng pake arang and disuruh
nari ballet di depan anak anak. Pasti nanti itu heboh banget.
Hahahahahahaah” (ketawa terbahak bahak)
Taufik : “wkwkwkwk, oke laksanakan bro. tumben otaklo
encer”
Risna : “Waduh, jangan deh ris. Nanti kalo gue pulang trus
sakit gimana? Gue bisa di marahin mami gue habis habisan? Ampuni
gue taufik?”
Taufik : “Tak ada ampun lagi buatmu, dasar Pendek ”
Akhirnya setelah mengerjai Risna habis habisan.Taufik dan Riska
bukannya masuk kelas tapi bolos sekolah. Mereka pergi ke tempat
diskotik dan menggunakan uang yang mereka dapatkan tadi buat
minum minuman keras. Hingga mereka berdua mabuk di tengah
jalan. Keesokan harinya mereka baru pulang kerumah masing
masing. Taufik telah ditunggu dari tadi malam oleh Ayahnya.
Bapak Aldo : “Dari mana aja kamu nak, kenapa baru pagi ini kamu
barusan pulang?”
Taufik :” Sudahlah Pak ga usah dipikirin. Males aku
ngebahasnya.”
Bapak Aldo :” Ya sudah sekarang masuk yuk, kamu pasti laper kan?
Sudah Bapak siapin tuh sarapan ntuh. Makanan kesukaan kamu.”
Taufik :” Ga ah, Abduh masih kenyang kok. Sekarang Taufik
minta duit aja? Cuma 500 ribu aja. Males aku di rumah ngeladeni
Bapak yang ngomel terus mending Taufik pergi sama temen temen.
Udah cepet?” (nada membujuk kasar)
Bapak Aldo : “500 ribu katamu? Uang dari mana Bapak dapat uang
sebanyak itu. Bapak kan hanya seorang petani.”
Taufik : “ Pokoknya Taufik ga mau tau, sekarang taufik mau
uang itu. cepetan?”
Bapak Aldo : “ Bapak ga punya uang sebanyak itu nak?”
Taufik : “Enggak, Bapak pastii nyembunyiin sesuatu dari
Taufik. (berjalan menuju kamar Ayahnya)”
Taufik lalu membongkar seluruh isi kamar ayahnya. Setelah beberapa
lama ternyata dia menemukan sebuah cincin.
Bapak Aldo : “Jangan, jangan kau ambil cincin itu nak, itu adalah
cincin peninggalan Ibu ketika Ayah menikah dulu.” (sambil merebut)
Taufik :” Argh…. Dasar orang tua bawel. Sudah Taufik mau
pergi dulu.” (mendorang ayahnya hingga jatuh ke lantai
pak Aldo : “ Jangan Taufik, jangan kau jual cincin peninggalan
almarhum ibumu itu. ayah mohon, ayah mohon nak”( mengejar
sambil menangis)
Taufik meinggalkan ayahhnya begitu saja. Layaknya ia tidak
mengenal ayahnya lagi. kemudian ia pergi ke pasar untuk menjual
cincin itu. Lalu ia menelpon Riska.
Taufik : “Halo, ris. Loe lagi ngapain?”
Riska : “ Gue lagi tidur tiduran aja, bosen gue ga ada
kerjaan.”
Taufik : “Bagus kalo begitu, loe sekarang ikut gue ke diskotik
kita minum minum sepuasnnya disana nanti. Nyante aja gue yang
mbayarin kok”
Riska : “Hah… uang dari mana loe bisa traktir gue?”
Taufik : “Udah, loe jangan banyak bacot. Loe cepet kesini.
Gue udah di depan rumah loe.”
Riska : “Okey, bos”
Akhirnya mereka pun pergi bersama ke diskotik hingga larut malam.
Setelah puas seharian di diskotik akhirnya mereka berdua pulang ke
rumah masing masing. Mereka pulang dengan keadaan mabuk berat.
Abduh sempat mutah beberapa kali. Begitu pula dengan Riska. Bapak
Aldo yang stres melihat anaknya berubah menjadi nakal seperti itu.
Pada waktu itu beliau masih shalat dan masih berdoa di kamarnya.
Taufik : “Bap, Bapaakk!!! Taufik, anak bapak pulang nih” (
masuk nyelonong dan bicara dalam keadaan mabuk)
Pak Aldo : “ Kamu ini kenapa tho le? Kenapa kamu bisa mabuk
mabuk an seperti ini”
Taufik :” Agh…. Pasti bawel, anak pulang bukannya di sambut
dengan ceria malah diomeli. Anak muda zaman sekarang ntu ga ada
yang di nasehati. Eh.. bapak hobinya comel mlulu… bosen pak.” (
bicar sambil marah)
Pak Aldo :” Astagfitullah…. Nyebut nak nyebut. Sekarang kamu
mandi dulu sana gih dan ganti pakaian ya? Habis ntu jangan lupa
shalat isya’, bapak sudah lama ga pernah lihat kamu sholat lagi.”
Taufik : “ Aduh!! bapak ini, bawel lagi… bawel lagi. Tak
bilangin ya pak, sekarang itu dunia udah berubah, ga butuh shalat.
Shalat itu ga bisa datengain kita uang. Cuma buang buang waktu aja.
Kayak kita ini miskin trus. Udah ahg… dari pada dengerin bapak yang
bawelnya minta ampun Abduh mau tidur dulu aja.” ( berjalan
menuju kamar dengan menclang menclong)
Pak Aldo : “ Astagfirullah Abduh…. Kenapa kamu bisa berubah kayak
begini nak? Hati hati kalo jalan. Sini biar ibu bantu kamu masuk ke
kamar.”
Taufik : “ aghr….(mendorang hingga ayahnya terjatuh) ga
usah sok meratiin. Taufik bisa jalan sendiri. Taufik ga perlu bapak
miskin seperti bapak.”( membentak)
Kelakukan Taufik semakin hari semakin menjadi jadi. Ia tidak hanya
berani pulang dengan mabuk tetapi sekarang dia sudah berani
membawa cewek main keluar masuk rumah. Ayahnya pun sakitnya
semakin parah. Hingga suatu hari, sepulang sekolah Taufik pulang
kerumah ingin meminta uang kembali pada ayahnya. Risna berada di
balakannya. Betapa kagetnya dia ketika melihat banyak orang tengah
berkumpul di rumahnya.
Riska : “Apaan ntuh, kenapa di rumah loe banyak sekali
orang. Masak orang orang lagi demo gara gara ayah loe ga bisa bayar
cicilan utang?
Taufik : “ Ngawur aja loe ( mendorong kepala Riska) mungkin
sedang ada arisan kali.. wah ini kesempatan bagus ntuh, gue bisa
minta uang lebih dari ibu bapak.kalo begitu ayo cepetan kita kesana”
Setelah masuk rumah, Betapa kagetnya dia melihat seorang laki laki
tua tergeletak tak berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika
mengetahui kalau laki lakinya itu adalah Ayahnya. Taufik pun tak
percaya dan berjalan mendekati ayahnya. Ia pun berlutut di depan
mayat ayahnya dan meminta maaf atas semua yang pernah ia
perbuat. Ia menangis sejadi jadinya.
Taufik :” Hiks….. hiks….. bu… maafkan aku pak… kenapa
bapak lebih dulu meninggalkan Taufik?… Taufik tak sanggup untuk
hidup sendirian. pak…. Kenapa ibu harus mati… maafkanlah
kesalahanku selama ini… pak… selama ini Taufik telah menjadi anak
yang durhaka. Taufik jaji kali ini Taufik akan berubah menjadi anak
yang baik dan sholehah seperti yang bapak inginkan.” (menangis
tersedu-sedu)
Riska :” Sudahlah fik, biarkan yang tejadi
berlalu….”(belum selesai ngomong)
Taufik : “ argh….. biarkan aku sendiri.”
Sejak saat itu, Taufik dan Riska berubah total, ia tidak pernah lagi
membuat onar di sekolahnya. Ia menjadi anak yang sangat pendiam
dan rajin belajar. Seluruh temannya begitu kaget. Mengapa Taufik
dan Riska bisa berubah? Tetapi ternyata banyak dari teman
temannya yang memanfaatkan hal ini untuk membalas dendam
terutama Risna, Siah , dan Wanda
Risna :”Cuih, preman sekolah ternyata bisa tobat ya,
apalagi preman kayak loe berdua. Angin dari mana yang bisa
membuat loe berdua bisa tobat kayak begini”
Siah : “Paling-paling juga besok sudah menjadi preman lagi
yang paling ganas, tapi yakin aku ga akan takut lagi ama loe berdua.”
Wanda : “Shit, loe berdua mau berubah. Jangna ngaco loe pada.
Gue ga akan percaya selamanya kalo loe berdua bisa berubah
mendjai anak yang baik.”
Yuli : “Kalian ini, gimana sih? Mereka ini mau berubah
malah di olok olok ini kayak begini. Orang yang niatnya baik itu
hasunya di sukung dong jangan malah di olok olok ini kayak gini
.syukur syukur kalo dia tidak kembali seperti dulu.”
Siah : (mendorong pundak Yuli) “ Eh… Loe ntu, jadi cewek
jangan munafik deh, loe ntu sebenarnya juga punya dendam pribadi
kan ama mereka berdua? Ga usah di tutup tutupi kayak gini. Munafik
loe!”
Taufik : “Sudahlah Yul, tak usah kau hiraukan mereka.
Mereka memang pantas kok melakukannya, aku memang yang salah
kok. Untuk itu aku mau minta maaf kepada kalian bertiga atas
semua yang telah aku perbuat kepada kalian?”
Yuli :” Tapi fik….”
Riska : “Taufik benar, aku juga mau minta maaf epada
kalian semua. Dan kalian mau kan maafin kiita berdua? Kita tak ingin
ada lagi permusuhan di antara kita.”
Risna : “ Aku memaafkanmu? Jangan bermimpi deh loe
aku aja yang dulu minta maaf sambil berlutut aja malah loe kerjain
abis abisan. Sekarang loe berdua malah minta maaf ama gue tanpa
rasa salah apapun. Enak banget loe!”
Wanda :” Bener, Ris! gue juga males banget maafin mereka,
balikin dulu uang gue… baru loe minta maaf di depan gue sambil
sujud, mungkin gue bisa maafin loe berdua”
Siah : “Bener wan, gue juga ga rela maafin mereka
sebelum kita bisa membalas semua yang telah mereka lakukan
kepada kita bertiga.”
Risna : “Sudah kita pergi aja yuk, ngapain kita harus
ngurus masalah mereka berdua kayak orang kurang kerjaan aja.”
Siah : “Kita ke kantin aja yuk, gue laper banget nih”
Wanda : “Ayo” (beranjak pergi)
Taufik :”Yuli, kenapa loe malah mebelain gue waktu mereka
bertiga menghina gue. Bukannya kita berdua ini juga sering nyekitin
hati loe?”
Riska : “ Iya, kenapa loe ga ngolok kita berdua. Padahal loe
kalo mau kita ga akan balas kok. Silahkan aja!”
Yuli : “Sudahlah, tak usah kalian ungkit lagi masalah yang
lalu itu, biarlah yang lalu itu berlalu dengan sendirinya. Lagi pula aku
sudah tidak ada dendam lagi kok ama kalian berdua. Malah an aku
juga ikut seneng kalian bisa berubah seperti ini.”
Riska : “Loe emang cewek yang baaik yul”
Yuli : “Jangan begitu”( tersipu malu)
Suatu ketika, Tufik dan Riska ini bertekad menjadi siswa terbaik se-
kabupaten dengan memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman-
temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak.
Risna :” Hahahaha… jadi loe berdua bertekad mau jadi
yang tebaik se- kabupaten. Jangan bermimpi deh loe. Gue aja nih y?
anak terpandai satu sekolahan ga pernah ngimpi kayak begitu,
karena itu suatu yang tidak mungkin. Loe berdua kan bodohnya
minta ampun jangan berharap deh.”
Wanda : “Gue aja nih y? yang belajar tiap hari ga yakin bisa jadi
yang terbaik, ehh… elo yang masih cupu begitu mau jadi yang
terbaik. Sadar donk?”
Vera : “Kita aja anak pejabat yang setiap hari les di
beberapa LBB aja ga yakin masuk 5 besar se-kabupaten. Elo yang
bodohnya berpangkat mau jadi yang terbaik. Paling paling lulus aja
masih kemungkinan.”
Taufik :”Memang kita dari golongan anak yang tidak
mampu, tapi ingat kesempatan itu datang kepada siapapun. Kalo
emang loe bisa, kenapa kita tidak bisa? Ya bisa dunk. Kita kan sama-
sama makan nasinya masak ga bisa sih.”
Wanda : “Okey, kalo begitu kita bertarung siapa yang akan
menjadi yang terbaik.”
Taufik : “Oke, gue trimu tantangan loe bertiga”
Risna : “Paling paling melawan mereka berdua kita tak
perlu belajar pun bisa menang, benar ga ?”
Siah : “Bener, ga usah belajar paling menang”
Untuk memenangkan pertarungan ini Taufik dan Riska harus belajar
dengan giat. Tetapi masalahnya mereka tidak punya uang sama
sekali. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ngamen pada siang
hari dan belajar extra pada malam harinya.
Taufik :”(menyanyi)
Riska :” Panas banget fik, gue ga kuat lagi nih”
Taufik :” Tahan ris, demi mendapatkan kemenangan itu.”
Risna : “ oke deh”
Ketika mereka sedang mengamen di sebuah mobil mewah hitam,
mereka bertemu dengan
Risna, Siah , Wanda yang ternyata pemilim dari mobil hitam ini.
Risna :” hah… ternyata memang benar tidak perlu repot
repot belajar melawan kalian berdua.”
Siah :” Iya benar, kita kita aja siang siang begini mau pergi
les, eh loe berdua malah ngamen di tengah jalan. Ga tau malu loe?”
Wanda :” Ini gue punya uang 100ribu buat loe, gratis kok
mumpung kita lagi baik hati? nih ( menyodorkan uang 100ribuan ke
arah rudi)
Taufik : (menjulurkan tangan untuk mengambil uang
tersebut)
Wanda : Cuih (meludah tepat diatas tangan rudi).
Hahahahahahahaha makan ntu ludah gue”
Risna dan Siah: “hahahahahahahah, mampus loe, mau aja dikerjain)
Riska yang dari tadi kelelahan lepas kendali, dia lalu menuju ke arah
wanda dan ketika akan memukulnya ternyata lampu merah telah
berganti hijau. wanda dan teman temannya berhasil mealrikan diri.
Taufik : “Sudahlah ris, jangan kau ambil hati. Biarlah mereka
merasakan yang pernah kita rasakan sebelumnya. Sekarang gantian
biarlah kita merasakan apa yang telah mereka rasakan dulu. Jadi
sabar aja, oke?”
Riska :” baiklah”
Setelah mati-matian mereka berdua mencari uang untuk membeli
buku, akhirnya kesampaian juga. Mereka belajar dengan tekun tiap
hari. Dan pada akhirnya mereka menjadi siswa terbaik se-kabupaten
sedangkan Risna,Siah, Wanda tidak lulus ujian nasional lantaran
terlalu meremehkannya.
Yuli : “Selamat y fik? (menyalami Taufik) selamat juga ya
ris?(menyalami riska). Selamat kalian telah terpilih menjadi siswa
terbaik se-kabupaten.”
Taufik :” Sama-sama y yul! Aku juga mau ngucapin trima
kasih buat elo yang mau nemenin kita belajar selama ini”
Riska :” Iya yul kalo misalnya y? kita tidak punya temen
seperti kamu mungkin kita ga bisa jadi yang terbaik seperti ini?”
Yuli :” Alah, jangan terlalu berlebiah namanya juag temen
kita harus saling tolong menolong.”
Taufik :” eh.. yul ngomong ngomong loe tau g dimana Risna,
Siah , dan Wanda.”
Yuli : “ em…. kayaknya sih tadi ada di kelas, mereka
kayaknya sedih banget deh setelah tau mereka tidak lulus”
Riska :” Syukurin… biar mereka tau rasa”
Taufik : “Gimana kalo kita ke mereka aja, kita hibur mereka.
Kasihan mereka.”
(Sampai di kelas)
Taufik : “hai wan.”
Wanda : “Wat apa loe bertiga datang ke sini? Loe mau pamer y
karena uadah jadi pemenang petarungan kita atoo loe mau ngolok-
nglok in kita karena kita tidak lulus ujian nasional?”
Taufik : “Ga kok, gue d ateng ke sini Cuma mau ngajakinloe
semua makan di kantin. Habis dari tadi muka kalian murung terus
sih”
Risna : “Emm… duh hati loe baik banget y? sory y buat
kesalahan gue ke elo ma Riska. Gue khilaf fik… loe mau maafin gue
kan?”
Siah : “ Gue juga mau minta maaf ya fik? ma loe ris? Loe
berdua mau maafin gue kan?”
Wanda : “sorry ya fik! Gue udah nuduh loe dengan yang tidak
tidak. Gue juga mau minta maaf atas semua salah gue ke elo?
Taufik : “Kita berdua mau kok maafin loe bertiga, kita juga
mau minta maaf y buat yang dulu dulu?”
Risna :”Iya kita udah maafin kok”
Riska :” Kalo begitu untuk ngerayain hari ini, kita pergi ke
kantin biar gue yang traktir?”
Taufik : “ayukkkk” ( berjalan bersam sama menuju kantin)
Akhirnya, mereka dapat hidup rukun. Walaupun sebelumnya ada
pertentangan di antara mereka.

Anda mungkin juga menyukai