Penokohan : 1. Riska Ayu Putri Wulandari (kasar) 2. Yuli Nur Mauludiyah (lemah lembut) 3. Ronaldo (penyabar) 4 Wanda (sombong) 5. Siti Ramsiah (sombong) 6. Risnawati (sombong) 7 Taufik Hidayat (kasar) Sinopsis Pagi hari, dua preman sekolah bersiri di depan pintu kelas. Mereka adalah Wanda dan Riska. Hampir dari seluruh siswa serta guru yang ada takut pada mereka berdua. Mereka sangatlah sering membuat onar di sekolah. Mereka sering memeras uang teman temannya. Wanda, Risna, Siah adalah sasaran utama Taufik dan Riska, karena mereka bertiga adalah anak anak orang kaya di di sekolahan mereka. Tidak hanya itu, selain diperas uang,mereka bertiga juga sering sekali dikerjai oleh Taufik dan Riska . Perbuatan Taufik dan Riska ini membuat murid murid di sekolah membenci dirinya. Taufik sebgai ketua geng sangatlah popular di sekolahnya karena saking seringnya dia keluar dan masuk ruang BK. Taufik ini adalah seorang anak dari keluarga tidak mempu. Ibunya telah meninggal dunia ketika ia kecil dan sekarang ia hanya tinggal dengan Ayahnya di sebuah rumah kontrakan kecil. Perbuatan Taufik yang liar tak terkontrol ini membuat Ayahnya sering sakit sakitan. Taufik sering kali memerahi Ayahnyaa karena hal sangat sepele dan membuat Ayahnya sakit hati tetapi mesekipun begitu Ayahnya tetaplah sabar ia selalu berdoa agar anaknya berubah menjadi anak yang baik dan sholeh. Suatu hari saat ia pulang sekolah bersama Riska. Ia melihat banyak sekali orang orang yang berkumpul di rumahnya. Sebelumnya ia beranggapan kalau orang orang sedang mengadakan arisan rutin di rumahnya. Ia berpikiran setelah acara itu ia akan mengambil uang arisan tersebut untuk dibuat berfoya foya. Tetapi setelah ia masuk kedalam rumah. Betapa kagetnya dia melihat seorang laki laki tua tergeletak tak berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika mengetahui kalau laki laki itu adalah Ayahnya. Sejak kematian ibunya, Taufik bertekad akan menjadi anak yang baik dan dapat diandalkan oleh orang lain. Riska pun mengikuti jejak Taufik. Mereka tidak pernah lagi berbuat onar di sekolah. Lalau mereka berdua meminta maaf kepada teman temannya. Seluruh temannya begitu kaget dan tidak bisa memaafkan begitu saja, ternyata mereka bukannya malah bersyukur karena premen yang ada di sekolah mereka telah insyaf tetapi mereka malah ingin membalas dendam, terutama Risna, Siah, Wanda yang setiap hari dikerjai olehnya. Setiap hari cacimaki dan olok-olok dari teman- temannya bertubi-tubi kepada Taufik dan Riska. Tetapi dibalik itu semua ada seorang cewek yang malah menghibur mereka berdua. Suatu ketika, Taufik dan Riska ini bertekad menjadi siswa terbaik se- kabupaten dengan memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman- temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak. Mereka semua tidak percaya tetapi mereka berdua tidaklah putus asa. Hingga akhirnya karena rajin belajar Taufik dan Riska menjadi siswa terbaik se-kabupate sedangkan Risna,Siah,Wanda, meratapi nasib mereka karena tidak lulus. Akhirnya setelah Risna, Siah, dan Wanda merasa bersalah mereka memutuskan untuk meminta maaf kepada Taufik dan Riska. Dan akhirnya mereka pun saling memaafkan. Alur : progresiv/maju Setting : Tempat : rumah kontrakan, Sekolah, Jalan Waktu : Pagi hari, Malam hari,Siang hari Suasana : menegangkan,Bahagia,Sedih
Tobatnya Preman Sekolah
Pagi pagi preman sekolah sudah membuat masalah . Mereka adalahTaufik dan Riska . Didepan pintu kelas, setiap orang yang mau masuk kelas harus membayar uang kepada Taufik dan Riska jika mereka tidak ingin mendapat sebuah pukulan dimuka mereka. Dari kejauhan, tiga anak pejabat tinggi sedang berjalan menuju dalam kelas. Mereka adalah Risna,Siah,dan Wand. Taufik dan Riska telah menunggu mereka dari tadi. Taufik : “ Hey! Apa kabar para pejabat cilik?(menghadang jalan mereka bertiga) buru buru y? kenapa buru buru sih santai aja lah? (memeluk Wanda) kita main main aja dulu dulu, bener ga Ris?” Riska : “ Bener ntuh, lagian bel masuk kan masih lama.” Wanda : “Kenapa nih? Kenapa kalian berdua hadang jalan kita?” Riska : “Pura pura ga tau atau kamu emang ga tau ya? Nih kan daerah kita berdua. Kmu pada sebagai pendatang harus bayar pajak dunk sama kita kita. “ Risna : “Aturan nenek lo e ya kali? Ini kan sekolahan ga ada pajak pajak an tau? Emang nih sekolahan punya nenek loe y? gue aja yang nyumbang banyak begini ga pernah narik pajak kayak loe berdua? Eh, loe berdua bocah ingusan dari kolong jembatan mau bertindak aneh aneh? Malas gue bayar? Riska : “ Apa loe barusan bilang? Bocah ingusan. Oke, jadi loe mau bayar ga nih. Gue tanya sekali lagi?” Risna : “ Bayar? Malas y mending uang gue buat beli bakso 10 mangkok dari pada buat loe pada.” Rudi : “Jadi gimana bos? (menoleh ke arah Taufik) Taufik : “ (berjalan ke arah Risna dan memegang kerahnya) heh, pendek. Loe jangan sok berani main main sama kita berdua y? ini tanah emang bukan tanah nenek gue tapi ini daerah kekuasaan gue. Loe, sebagai pendatang mau ga mau harus bayar. Ya! Ga apa apa sih kalo le bertiga ga mau bayar, lagian hari ini kita juga belum punya kelinci percobaan.” Riska : “ loe berdua mau bayar kagak?” (kata Riska pada Siah dan Wanda) Siah : “Okey, gue mau bayar. Asal loe berdua mau lepasin kita bertiga.” Taufik : “Loe berdua boleh masuk setelah bayar tapi untuk si Pendek nggak. Kita mau main main dulu ama dia. loe keberatan?” Siah : (berbisik kepada Wanda) “Gimana wan, kalo kita ga biarin Risna bersama mereka bisa bisa kita bernasib sama kayak mereka ntuh.” Wanda : “okey, loe bisa bawa Risna” Taufik : “Okey” Siah : (mengeluarkan selembar uang 10 ribuan dari dompetnya) “Nih, duitnya!” (menyerahkan uang itu pada Riska) Riska : “Hah (mengatakan dengan nada tak percaya) “10 ribu ,ini ma duit cuma buat beli pentol lah gimana dengan uang makannya? Loe kan anak pejabat minim uang saku kan 100 ribu. Kurang?” Wanda : “Gue aja deh yang bayar”(mengeluarkan uang 100ribu dari dompetnya). Riska : (mengambil uang 100ribu tersebut dengan cepat dari tangan Rukmam) “Ini baru duit. Nah sekarang kalian boleh masuk”. Wanda : (berjalan masuk kalas sambil menengok Risna) “ sorry, na!! gue kali ini ga bisa bantu.” Siah : “Sorry, gue kali ini juga ga bisa bantu.” Taufik : “Ris, enaknya kita apain nih anak yang satu ini?” Riska : (berpikir sejenak) “Di ceburin di kolam ikan sekolahan aja, habis ntu di coreng coreng pake arang and disuruh nari ballet di depan anak anak. Pasti nanti itu heboh banget. Hahahahahahaah” (ketawa terbahak bahak) Taufik : “wkwkwkwk, oke laksanakan bro. tumben otaklo encer” Risna : “Waduh, jangan deh ris. Nanti kalo gue pulang trus sakit gimana? Gue bisa di marahin mami gue habis habisan? Ampuni gue taufik?” Taufik : “Tak ada ampun lagi buatmu, dasar Pendek ” Akhirnya setelah mengerjai Risna habis habisan.Taufik dan Riska bukannya masuk kelas tapi bolos sekolah. Mereka pergi ke tempat diskotik dan menggunakan uang yang mereka dapatkan tadi buat minum minuman keras. Hingga mereka berdua mabuk di tengah jalan. Keesokan harinya mereka baru pulang kerumah masing masing. Taufik telah ditunggu dari tadi malam oleh Ayahnya. Bapak Aldo : “Dari mana aja kamu nak, kenapa baru pagi ini kamu barusan pulang?” Taufik :” Sudahlah Pak ga usah dipikirin. Males aku ngebahasnya.” Bapak Aldo :” Ya sudah sekarang masuk yuk, kamu pasti laper kan? Sudah Bapak siapin tuh sarapan ntuh. Makanan kesukaan kamu.” Taufik :” Ga ah, Abduh masih kenyang kok. Sekarang Taufik minta duit aja? Cuma 500 ribu aja. Males aku di rumah ngeladeni Bapak yang ngomel terus mending Taufik pergi sama temen temen. Udah cepet?” (nada membujuk kasar) Bapak Aldo : “500 ribu katamu? Uang dari mana Bapak dapat uang sebanyak itu. Bapak kan hanya seorang petani.” Taufik : “ Pokoknya Taufik ga mau tau, sekarang taufik mau uang itu. cepetan?” Bapak Aldo : “ Bapak ga punya uang sebanyak itu nak?” Taufik : “Enggak, Bapak pastii nyembunyiin sesuatu dari Taufik. (berjalan menuju kamar Ayahnya)” Taufik lalu membongkar seluruh isi kamar ayahnya. Setelah beberapa lama ternyata dia menemukan sebuah cincin. Bapak Aldo : “Jangan, jangan kau ambil cincin itu nak, itu adalah cincin peninggalan Ibu ketika Ayah menikah dulu.” (sambil merebut) Taufik :” Argh…. Dasar orang tua bawel. Sudah Taufik mau pergi dulu.” (mendorang ayahnya hingga jatuh ke lantai pak Aldo : “ Jangan Taufik, jangan kau jual cincin peninggalan almarhum ibumu itu. ayah mohon, ayah mohon nak”( mengejar sambil menangis) Taufik meinggalkan ayahhnya begitu saja. Layaknya ia tidak mengenal ayahnya lagi. kemudian ia pergi ke pasar untuk menjual cincin itu. Lalu ia menelpon Riska. Taufik : “Halo, ris. Loe lagi ngapain?” Riska : “ Gue lagi tidur tiduran aja, bosen gue ga ada kerjaan.” Taufik : “Bagus kalo begitu, loe sekarang ikut gue ke diskotik kita minum minum sepuasnnya disana nanti. Nyante aja gue yang mbayarin kok” Riska : “Hah… uang dari mana loe bisa traktir gue?” Taufik : “Udah, loe jangan banyak bacot. Loe cepet kesini. Gue udah di depan rumah loe.” Riska : “Okey, bos” Akhirnya mereka pun pergi bersama ke diskotik hingga larut malam. Setelah puas seharian di diskotik akhirnya mereka berdua pulang ke rumah masing masing. Mereka pulang dengan keadaan mabuk berat. Abduh sempat mutah beberapa kali. Begitu pula dengan Riska. Bapak Aldo yang stres melihat anaknya berubah menjadi nakal seperti itu. Pada waktu itu beliau masih shalat dan masih berdoa di kamarnya. Taufik : “Bap, Bapaakk!!! Taufik, anak bapak pulang nih” ( masuk nyelonong dan bicara dalam keadaan mabuk) Pak Aldo : “ Kamu ini kenapa tho le? Kenapa kamu bisa mabuk mabuk an seperti ini” Taufik :” Agh…. Pasti bawel, anak pulang bukannya di sambut dengan ceria malah diomeli. Anak muda zaman sekarang ntu ga ada yang di nasehati. Eh.. bapak hobinya comel mlulu… bosen pak.” ( bicar sambil marah) Pak Aldo :” Astagfitullah…. Nyebut nak nyebut. Sekarang kamu mandi dulu sana gih dan ganti pakaian ya? Habis ntu jangan lupa shalat isya’, bapak sudah lama ga pernah lihat kamu sholat lagi.” Taufik : “ Aduh!! bapak ini, bawel lagi… bawel lagi. Tak bilangin ya pak, sekarang itu dunia udah berubah, ga butuh shalat. Shalat itu ga bisa datengain kita uang. Cuma buang buang waktu aja. Kayak kita ini miskin trus. Udah ahg… dari pada dengerin bapak yang bawelnya minta ampun Abduh mau tidur dulu aja.” ( berjalan menuju kamar dengan menclang menclong) Pak Aldo : “ Astagfirullah Abduh…. Kenapa kamu bisa berubah kayak begini nak? Hati hati kalo jalan. Sini biar ibu bantu kamu masuk ke kamar.” Taufik : “ aghr….(mendorang hingga ayahnya terjatuh) ga usah sok meratiin. Taufik bisa jalan sendiri. Taufik ga perlu bapak miskin seperti bapak.”( membentak) Kelakukan Taufik semakin hari semakin menjadi jadi. Ia tidak hanya berani pulang dengan mabuk tetapi sekarang dia sudah berani membawa cewek main keluar masuk rumah. Ayahnya pun sakitnya semakin parah. Hingga suatu hari, sepulang sekolah Taufik pulang kerumah ingin meminta uang kembali pada ayahnya. Risna berada di balakannya. Betapa kagetnya dia ketika melihat banyak orang tengah berkumpul di rumahnya. Riska : “Apaan ntuh, kenapa di rumah loe banyak sekali orang. Masak orang orang lagi demo gara gara ayah loe ga bisa bayar cicilan utang? Taufik : “ Ngawur aja loe ( mendorong kepala Riska) mungkin sedang ada arisan kali.. wah ini kesempatan bagus ntuh, gue bisa minta uang lebih dari ibu bapak.kalo begitu ayo cepetan kita kesana” Setelah masuk rumah, Betapa kagetnya dia melihat seorang laki laki tua tergeletak tak berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika mengetahui kalau laki lakinya itu adalah Ayahnya. Taufik pun tak percaya dan berjalan mendekati ayahnya. Ia pun berlutut di depan mayat ayahnya dan meminta maaf atas semua yang pernah ia perbuat. Ia menangis sejadi jadinya. Taufik :” Hiks….. hiks….. bu… maafkan aku pak… kenapa bapak lebih dulu meninggalkan Taufik?… Taufik tak sanggup untuk hidup sendirian. pak…. Kenapa ibu harus mati… maafkanlah kesalahanku selama ini… pak… selama ini Taufik telah menjadi anak yang durhaka. Taufik jaji kali ini Taufik akan berubah menjadi anak yang baik dan sholehah seperti yang bapak inginkan.” (menangis tersedu-sedu) Riska :” Sudahlah fik, biarkan yang tejadi berlalu….”(belum selesai ngomong) Taufik : “ argh….. biarkan aku sendiri.” Sejak saat itu, Taufik dan Riska berubah total, ia tidak pernah lagi membuat onar di sekolahnya. Ia menjadi anak yang sangat pendiam dan rajin belajar. Seluruh temannya begitu kaget. Mengapa Taufik dan Riska bisa berubah? Tetapi ternyata banyak dari teman temannya yang memanfaatkan hal ini untuk membalas dendam terutama Risna, Siah , dan Wanda Risna :”Cuih, preman sekolah ternyata bisa tobat ya, apalagi preman kayak loe berdua. Angin dari mana yang bisa membuat loe berdua bisa tobat kayak begini” Siah : “Paling-paling juga besok sudah menjadi preman lagi yang paling ganas, tapi yakin aku ga akan takut lagi ama loe berdua.” Wanda : “Shit, loe berdua mau berubah. Jangna ngaco loe pada. Gue ga akan percaya selamanya kalo loe berdua bisa berubah mendjai anak yang baik.” Yuli : “Kalian ini, gimana sih? Mereka ini mau berubah malah di olok olok ini kayak begini. Orang yang niatnya baik itu hasunya di sukung dong jangan malah di olok olok ini kayak gini .syukur syukur kalo dia tidak kembali seperti dulu.” Siah : (mendorong pundak Yuli) “ Eh… Loe ntu, jadi cewek jangan munafik deh, loe ntu sebenarnya juga punya dendam pribadi kan ama mereka berdua? Ga usah di tutup tutupi kayak gini. Munafik loe!” Taufik : “Sudahlah Yul, tak usah kau hiraukan mereka. Mereka memang pantas kok melakukannya, aku memang yang salah kok. Untuk itu aku mau minta maaf kepada kalian bertiga atas semua yang telah aku perbuat kepada kalian?” Yuli :” Tapi fik….” Riska : “Taufik benar, aku juga mau minta maaf epada kalian semua. Dan kalian mau kan maafin kiita berdua? Kita tak ingin ada lagi permusuhan di antara kita.” Risna : “ Aku memaafkanmu? Jangan bermimpi deh loe aku aja yang dulu minta maaf sambil berlutut aja malah loe kerjain abis abisan. Sekarang loe berdua malah minta maaf ama gue tanpa rasa salah apapun. Enak banget loe!” Wanda :” Bener, Ris! gue juga males banget maafin mereka, balikin dulu uang gue… baru loe minta maaf di depan gue sambil sujud, mungkin gue bisa maafin loe berdua” Siah : “Bener wan, gue juga ga rela maafin mereka sebelum kita bisa membalas semua yang telah mereka lakukan kepada kita bertiga.” Risna : “Sudah kita pergi aja yuk, ngapain kita harus ngurus masalah mereka berdua kayak orang kurang kerjaan aja.” Siah : “Kita ke kantin aja yuk, gue laper banget nih” Wanda : “Ayo” (beranjak pergi) Taufik :”Yuli, kenapa loe malah mebelain gue waktu mereka bertiga menghina gue. Bukannya kita berdua ini juga sering nyekitin hati loe?” Riska : “ Iya, kenapa loe ga ngolok kita berdua. Padahal loe kalo mau kita ga akan balas kok. Silahkan aja!” Yuli : “Sudahlah, tak usah kalian ungkit lagi masalah yang lalu itu, biarlah yang lalu itu berlalu dengan sendirinya. Lagi pula aku sudah tidak ada dendam lagi kok ama kalian berdua. Malah an aku juga ikut seneng kalian bisa berubah seperti ini.” Riska : “Loe emang cewek yang baaik yul” Yuli : “Jangan begitu”( tersipu malu) Suatu ketika, Tufik dan Riska ini bertekad menjadi siswa terbaik se- kabupaten dengan memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman teman- temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak. Risna :” Hahahaha… jadi loe berdua bertekad mau jadi yang tebaik se- kabupaten. Jangan bermimpi deh loe. Gue aja nih y? anak terpandai satu sekolahan ga pernah ngimpi kayak begitu, karena itu suatu yang tidak mungkin. Loe berdua kan bodohnya minta ampun jangan berharap deh.” Wanda : “Gue aja nih y? yang belajar tiap hari ga yakin bisa jadi yang terbaik, ehh… elo yang masih cupu begitu mau jadi yang terbaik. Sadar donk?” Vera : “Kita aja anak pejabat yang setiap hari les di beberapa LBB aja ga yakin masuk 5 besar se-kabupaten. Elo yang bodohnya berpangkat mau jadi yang terbaik. Paling paling lulus aja masih kemungkinan.” Taufik :”Memang kita dari golongan anak yang tidak mampu, tapi ingat kesempatan itu datang kepada siapapun. Kalo emang loe bisa, kenapa kita tidak bisa? Ya bisa dunk. Kita kan sama- sama makan nasinya masak ga bisa sih.” Wanda : “Okey, kalo begitu kita bertarung siapa yang akan menjadi yang terbaik.” Taufik : “Oke, gue trimu tantangan loe bertiga” Risna : “Paling paling melawan mereka berdua kita tak perlu belajar pun bisa menang, benar ga ?” Siah : “Bener, ga usah belajar paling menang” Untuk memenangkan pertarungan ini Taufik dan Riska harus belajar dengan giat. Tetapi masalahnya mereka tidak punya uang sama sekali. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ngamen pada siang hari dan belajar extra pada malam harinya. Taufik :”(menyanyi) Riska :” Panas banget fik, gue ga kuat lagi nih” Taufik :” Tahan ris, demi mendapatkan kemenangan itu.” Risna : “ oke deh” Ketika mereka sedang mengamen di sebuah mobil mewah hitam, mereka bertemu dengan Risna, Siah , Wanda yang ternyata pemilim dari mobil hitam ini. Risna :” hah… ternyata memang benar tidak perlu repot repot belajar melawan kalian berdua.” Siah :” Iya benar, kita kita aja siang siang begini mau pergi les, eh loe berdua malah ngamen di tengah jalan. Ga tau malu loe?” Wanda :” Ini gue punya uang 100ribu buat loe, gratis kok mumpung kita lagi baik hati? nih ( menyodorkan uang 100ribuan ke arah rudi) Taufik : (menjulurkan tangan untuk mengambil uang tersebut) Wanda : Cuih (meludah tepat diatas tangan rudi). Hahahahahahahaha makan ntu ludah gue” Risna dan Siah: “hahahahahahahah, mampus loe, mau aja dikerjain) Riska yang dari tadi kelelahan lepas kendali, dia lalu menuju ke arah wanda dan ketika akan memukulnya ternyata lampu merah telah berganti hijau. wanda dan teman temannya berhasil mealrikan diri. Taufik : “Sudahlah ris, jangan kau ambil hati. Biarlah mereka merasakan yang pernah kita rasakan sebelumnya. Sekarang gantian biarlah kita merasakan apa yang telah mereka rasakan dulu. Jadi sabar aja, oke?” Riska :” baiklah” Setelah mati-matian mereka berdua mencari uang untuk membeli buku, akhirnya kesampaian juga. Mereka belajar dengan tekun tiap hari. Dan pada akhirnya mereka menjadi siswa terbaik se-kabupaten sedangkan Risna,Siah, Wanda tidak lulus ujian nasional lantaran terlalu meremehkannya. Yuli : “Selamat y fik? (menyalami Taufik) selamat juga ya ris?(menyalami riska). Selamat kalian telah terpilih menjadi siswa terbaik se-kabupaten.” Taufik :” Sama-sama y yul! Aku juga mau ngucapin trima kasih buat elo yang mau nemenin kita belajar selama ini” Riska :” Iya yul kalo misalnya y? kita tidak punya temen seperti kamu mungkin kita ga bisa jadi yang terbaik seperti ini?” Yuli :” Alah, jangan terlalu berlebiah namanya juag temen kita harus saling tolong menolong.” Taufik :” eh.. yul ngomong ngomong loe tau g dimana Risna, Siah , dan Wanda.” Yuli : “ em…. kayaknya sih tadi ada di kelas, mereka kayaknya sedih banget deh setelah tau mereka tidak lulus” Riska :” Syukurin… biar mereka tau rasa” Taufik : “Gimana kalo kita ke mereka aja, kita hibur mereka. Kasihan mereka.” (Sampai di kelas) Taufik : “hai wan.” Wanda : “Wat apa loe bertiga datang ke sini? Loe mau pamer y karena uadah jadi pemenang petarungan kita atoo loe mau ngolok- nglok in kita karena kita tidak lulus ujian nasional?” Taufik : “Ga kok, gue d ateng ke sini Cuma mau ngajakinloe semua makan di kantin. Habis dari tadi muka kalian murung terus sih” Risna : “Emm… duh hati loe baik banget y? sory y buat kesalahan gue ke elo ma Riska. Gue khilaf fik… loe mau maafin gue kan?” Siah : “ Gue juga mau minta maaf ya fik? ma loe ris? Loe berdua mau maafin gue kan?” Wanda : “sorry ya fik! Gue udah nuduh loe dengan yang tidak tidak. Gue juga mau minta maaf atas semua salah gue ke elo? Taufik : “Kita berdua mau kok maafin loe bertiga, kita juga mau minta maaf y buat yang dulu dulu?” Risna :”Iya kita udah maafin kok” Riska :” Kalo begitu untuk ngerayain hari ini, kita pergi ke kantin biar gue yang traktir?” Taufik : “ayukkkk” ( berjalan bersam sama menuju kantin) Akhirnya, mereka dapat hidup rukun. Walaupun sebelumnya ada pertentangan di antara mereka.