Anda di halaman 1dari 8

“ CINTA SUCI AISYAH “

Drama ini menceritakan tentang seorang wanita yang sudah berumur 30 tahun, dan
bekerja di ITB Bandung sebagai Dosen, namun ia belum juga menemukan pasangan hidup
nya, dan ia juga melewati begitu banyak hal yang menimpanya. Drama ini diperankan oleh
Aisyah, Hasan, Ibu Ratna dan Bapak Yatno (sebagai orang tua Aisyah), Lina (sebagai sahabat
Aisyah), Bu Merlin (sebagai pembantu / tangan kanan nya Dekan), dan Bapak Darman
(sebagai Bapak Dekan).

Pada suatu hari, Aisyah sedang duduk di rumah dan hanphone nya erdering

Aisyah : “ Assalamualaikum buk Merlin “

Bu Merlin : “ Waalaikumsalam Aisyah, begini aisyah ibu menelpon karena ada suatu hal
yang ingin ibu sampaikan kepada aisyah “ (sambil menarik nafas) “kemarin
pak darman menelpon ibu bahwasanya beliau ingin melamar aisyah, dan
sekarang kami sedang dalam perjalanan menuju ke rumah aisyah “

Aisyah : (dengan nada terkejut aisyah menjawab) “ pak darman buk ? bapak dekan ? “

Buk merlin : “ iya aisyah pak darman dekan kita, dan ibu juga sudah berbicara dengan orang
tua kamu, ya sudah ibu tutup dulu ya telpon nya, sekarang kamu siap-siap
saja dulu bentar lagi kami sampai rumah kamu “ (sambil menutup
percakapan mereka)

Rombongan buk merlin pun akhirnya sampai di rumah aisyah dan mereka menyambut
kedatangan rombongan pak darman dan buk merlin. Setelah mereka duduk pak darman pun
langsung berbicara tanpa basa-basi terlebih dahulu.

Pak darman : “ baiklah saya langsung saja mengatakan bahwa kedatangan saya kesini adalah
untuk menyambung tali persaudaraan dan kekeluargaan dengan keluarga
bapak yatno. Saya bermaksud untuk menyunting putri bapak yatno dan ibuk
ratna, yaitu aisyah, dan untuk bapak yatno saya akan merasa bahagia jika
maksud saya ini diterima dengan tulus “ (sambil mengilapi wajah nya dengan
tisu)
Pak yatno : “ pertama-tama kami sekeluarga menyampaikan terimakasih atas silaturahminya.
Kami juga bahagia karena lamaran ini merupakan suatu kehormatan bagi
kami, namun masalah jodoh hanya Allah lah yang mengatur. Dan semua
keputusan ada di tangan putri kami. Hanya itu yang bisa kami sampaikan pak
darman “ (sambil menundukkan kepalanya)

Setelah berbincang-bincang, rombongan pak darman dan buk merlin pun pergi
meninggalkan rumah aisyah. Dan aisyah memasuki kamar nya dan sang ibu pun
mengikutinya.

Bu ratna : “ bagaimana aisyah apakah kamu akan menerima lamaran pak darman ? “ (sambil
melipat kedua tangannya di depannya)

Aisyah : “ aisyah belum bisa memutuskannya bu, aisyah masih perlu berpikir dulu bu “
(sambil menundukkan kepalanya)

Bu ratna : “ sampai kapan kamu akan begini aisyah, berpikir-berpikir terus, ingat kamu tuhy
sudah tua, sampai kapan kamu akan sendirian begini ? ya sudah terserah kamu
saja, ibu sudah capek liat kelakuan kamu “ (sambil meninggalkan kamar aisyah)

Keesokan hari nya aisyah pergi ke rumah lina untuk bercerita apa yang terjadi
kemarin di rumah nya.

Aisyah : “ apa yang harus aku lakukan lin ? aku gak tau harus gimana dan aku bukannya mau
mencari yang derajat nya lebih tinggi dari pak darman, namun kamu tau sendirian
kan gimana pak darman, beliau sekarang duda karena dulu sering berselingkuh dan
sampe sekarang juga begitu, dan aku gak mau diselingkuhi “

Lina : “ hmm kalo aku sih jadi kamu aku tolak aja syah, ya siapa sih yang mau menjadi istri
nya yang entah keberapa dan setelah menikah malah diselingkuhi, walaupun ia janji
bakalan berubah, tapi dari dulu ia berkata seperti itu, dan apa akhirnya ia
mengulanginya lagi “

Aisyah : “ iyaa kan lin, aku juga berpikir begitu “


Setelah bercerita dan menerima saran dari lina, aisyah mendatangi orang tuanya dan
mengatakan bahwa ia akan menolak lamaran dari pak darman, dan ia pun menyatakan
penolakannya itu lewat email nya yang ia tuju kepada pak darman. Keesokan harinya ia
datang ke kampus untuk memberikan surat pengunduran diri nya karena baginya itu lah jalan
yang terbaik sebelum pak darman sendiri yang memberhentikannya dari kampus karena ia
telah menolak pak darman.

Sebulan berlalui, dan ia menemukan sebuah pesantren yang bernama pesantren Al-
Fatah. Setelah ia diterima di pesantren tersebut, bu nyai memanggil nya untuk datang
menemui nya. Sesampai di rumah bu nyai.

Bu nyai : “ duduklah anakku! “

Aisyah : “ terimakasih nyai “ (sambil menundukkan badannya)

Bu nyai : “ kamu bener aisyah kan ? “

Aisyah : “ iya bener nyai saya aisyah “

Bu nyai : “ baika lah benigi aisyah saya dengar dari beberapa guru di sini bahwasanya kamu
masih memiliki status sendirian yaa belum punya pasangan hidup “

Aisyah : “ nggeh nyai “

Bu nyai : “ kamu mau gak saya carikan ? kebetulan saya sudah lama ini menemui seseorang
yang sangat baik, karena ia sering sekali membantu kami, ya walaupun ia bukan seorang
yang memiliki jabatan yang tinggi , tapi akhlak nya sangat baik, gimana aisyah apakah adinda
mau ? “

Aisyah : “ suatu kehormayan bagi saya nyai jikalau nyai mau membantu saya “

Bu nyai : “baiklah yang singin saya jodohkan dengan kamu adalah seorang pria yang
berjualan kerupuk keliling, dan ia dulu nya seoranmg santri di sini namun sudah tiga tahun ini
ia meninggalkan pesantren, namanya adalah Rahmad, ia tidak kuliah, ia hanya tamatam
madrasah tsanawiyah, dan ia dari keluarga pas-pasan, pekerjaan nya jualan kerupuk
keliling, ia duda tanpa anak karena istri nya meninggal satu tahun yang lalu karena sakit
demam berdarah, mungkin cuma itu yang bisa nyai sampaukan dan coba saja aisyah
musyawarahkan dengan orang tua dan tentukan mana pilihan yang terbaik bagi aisyah "
Aisyah : " baik nyai, terimakasih yaa nyai sudah mau bantu saya "

Bu nyai : " sama-sama anakku " (sambil mengelus kepala aisyah)

Aisyah : " kalau begitu saya pamit dulu yaa nyai, assalamualaikum nyai " (sambil menyalami
nyai)

Bu nyai : " waalaikumsalam "

Setelah sesampainya di rumah, aisyah berdiskusi dengan orang tua nya.

Bu ratna : "Kemuliaan hidup seseorang itu tidak karena pendidikannya atau pekerjaannya.
Seseorang jika dimuliakan oleh Allah akan juga mulia di mata manusia."

Setelah ia menerima perkataan orang tua nya. Ia memantapkan niat nya untuk menerima
tawaran dari bu nyai. Hari berikutnya aisyah hanya di rumah saja tidak mengajar demi
mengejar cinta nya. Setelah menunggu lama, terdengar orang jualan kerupuk lewat. Namun
penjual kerupuk yang pertama bukan lah seorang pria yang bernama rahmad. Setelah
menunggu lama dan waktu sudah mau memasuki waktu magrib, terdengar penjual kerupuk
lewat.

Penjual : " kerupuk ! Kerupuk ! "

Aisyah : "Kerupuk, Mas!"

Penjual : "Iya Bu, beli berapa?"

Aisyah : "E...lima ribu mas."

Penjual : "Ini Bu"

Aisyah : " ini uang nya mas " (memberikan uang)

Penjual : "Ini kembalinya Bu. Empat puluh lima ribu rupiah."

Aisyah : "E, Sebentar, Mas."

Penjual : "Ya Bu, ada apa? Apa uang kembalinya kurang?"

Aisyah : "Tidak kok Mas. Mau tanya, sudah lama jualan kerupuk ya Mas? Kok kayaknya
baru ke daerah ini ? "
Penjual : "Iya Bu. Sudah lama. Saya memang baru kali ini ke daerah ini. Biasanya saya
beroperasi di daerah Mranggen, Plamongan Indah, Pucang Gading dan Penggaron saja,"

Aisyah : "O. Ini cari langganan baru ya?"

Penjual : "Bisa ya, bisa tidak."

Aisyah : "Kok begitu ? "

Penjual : "Biasanya dagangan saya sudah laku di timur, tidak perlu sampai ke kampung ini.
Saya jualan ke sini hanya karena sendiko dawuh saja sama Pak Kiai. Pak Kiai saya itu aneh,
tiba-tiba saya diminta jualan di daerah ini, di perumahan ini. Dan anehnya Pak Kiai bilang
hari ini saja. Besok-besok terserah."

Aisyah : "Boleh tahu, siapa nama Mas?"

Penjual : "Nama saya Rahmad Bu. Sudah ya Bu saya jalan dulu. Sudah Maghrib, saya harus
cari masjid." Penjual kerupuk itu mengayuh sepedanya ke arah suara azan berkumandang.

Ia lalu kembali ke rumahnya. Sampai di rumah ayah ibunya sudah ada di rumah.

Bu ratna : "Dari mana syah ? Ini rumah ditinggal pergi tapi pintu terbuka tak dikunci? Jangan
sembrono kamu!"

Aisyah : "Dari mengejar penjual kerupuk Bu. Wong cuma sebentar kok." Jawab aisyah
tenang.

Bu ratna : "Penjual kerupuk yang dikirim Bu Nyai itu?"

Aisyah : "Iya Bu."

Bu ratna : "Bagaimana orangnya? Ganteng? Kau cocok?"

Aisyah : "Ah ibu itu lho semangat banget. Yang jelas orangnya baik. Yang lain nanti kita
musyawarahkan!"

Bu ratna : "Iya. Iya. Baik."

Aisyah lalu masuk kamarnya untuk siap-siap shalat Maghrib. Sebelum ia mengambil air
wudhu hpnya berdering. Sebuah SMS masuk. Ia buka,
Hasan : "Ass wr wb. Bu ini Hasan. Alhmdulillah tadi sy sdh wisuda. Dan alhmdulillah sy
dinobatkan sbg mhsw terbaik. Ini jg berkat doa dan bimbingan Ibu. Trm ksh sdh mmnjami
referensi dll. Mhn doanya. Wassalam." (Baca salam hati sambil tersenyum)

Beberapa hari kemudian keluarga aisyah bertemu dengan keluarga rahmad untuk menetapkan
tanggal pernikahan mereka. Pada hari Jumat tanggal 23 maret hari pernikahan aisyah dan
rahmad akan berlangsung, namun pada malam hari nya terdapat sebuah kabar yang
menyedihkan.

Aisyah : "Ada apa ini Lin?"

Lina : ( sambil menangis ) "Rahmad syah ? Rahmad calon suamimu syah !"

Aisyah : "Ada apa dengan Rahmad?"

Bu ratna : "Rahmad telah tiada, Anakku! Rahmad meninggal dunia!"

Aisyah : "Apa!!?"

Paman rahmad : "Rahmad mati tertabrak kereta api!"

Aisyah : (sambil menjerit) "Oh tidak! Tidak! Tidaaak!"

Tetangga : "Kenapa ini bisa terjadi? Bagaimana Rahmad bisa tertabrak kereta api? Di malam
menjelang akad nikah, bukankah sebaiknya ia di rumah saja istirahat? Kenapa bisa sampai
tertabrak kereta api? Apa yang ia lakukan sebenarnya?"

Paman Rahmad : "Habis shalat Maghrib tadi ada yang menelpon hpnya.Katanya teman lama
ingin bertemu di Pasar Mranggen.Rahmad minta temannya itu datang ke rumah saja. Tapi
temannya itu mengatakan tidak bisa. Temannya itu memaksa Rahmad pergi menemuinya.
Karena berkaitan dengan bisnis yang sangat penting. Dan Rahmad akan diajak sedikit
mengetahui prospeknya. Akhirnya Rahmad pergi. Sekalian beli peci baru. Sebenarnya
keluarga melarang, tapi Rahmad memaksa pergi. Ia memaksa pergi sendirian. Saudara mau
ikut bersamanya tapi dilarangnya dengan alasan tenaga saudara nya itu sangat dibutuhkan di
rumah. Sampai jam sepuluh malam Rahmad belum juga pulang. Sebagian orang cemas,
sebagian yang lain marah, Rahmad tidak segera pulang malah begadang dengan temannya
yang tak dijelaskan siapa. Tepat tengah malam tadi dua orang polisi datang. Mereka
memberitahu ada mayat tertabrak kereta api, dan dari KTP di dompetnya diketahui bernama
Rahmad.Sebagian orang memastikan ke tempat kecelakaan. Dan benar mayat yang
berlumuran darah itu memang Rahmad." ( Semua nya terdiam sambil menundukkkan kepala
mereka)

Setelah mendengar meninggalnya calon suami, aisyah mendapat kabar bahwa ayah nya
meninggal juga karena serangan jantung. Beberapa bulan setelah kejadian yang mengharukan
tersebut Hasan mendatangi rumah aisyah dengan keluarganya.

Ayah hasan : " assalamualaikum buk ratna dan aisyah, begini maksud kedatangan kami kesini
ialah untuk meminang anak buk ratna dan almarhum bapak yatno, yaitu aisyah, anak kami
hasan selama ini sudah banyak bercerita tentang aisyah dan ia ingin menjadikan aisyah
sebagai pasangan hidup nya, dan kami berharap semoga ananda aisyah bisa memutuskan
pilihan yang terbaik"

Bu ratna : " waalaikumsalam, sebelum nya terimakasih karena sudah mau silaturahmi ke
rumah kami dan mengenai lamaran ini, keputusan nya aisyah lah yang akan menentukannya"

Aisyah : " baik lah terimakasih kepada bapak, ibu dan hasan karena sudah ke rumah ini, tapi
saya ingin bertanya kepada hasan, apakah kamu beneran serius mau menjadikan saya
pasangan hidup kamu, sedangkan kamu tau kan gimana kekurangan saya dan saya lebih tua
dari hasan "

Hasan : " alhamdulillah saya beneran seeius buk, dan saya tidak memandang kekurangan ibu
tapi yang saya pandamg adalah bagaimana kelebihan ibu termasuk juga dengan akhlak yang
ad dalam diri ibu"

Aisyah : " baiklah kalau kamu serius, tapi kalo kamu beneran serius mau lah kamu menerima
satu syarat dari saya ? "

Hasan : " insya allah saya akan menerima nya buk "

Aisyah : " syarat nya yaitu "Akad nikahnya nanti malam bakda shalat Tarawih di masjid. Biar
disaksikan oleh seluruh jamaah masjid.Maharnya seadanya saja."

Ibu hasan : "Apa nggak sebaiknya akadnya setelah Idul Fitri saja ?"

Aisyah : "Tidak. Ibu sudah tahu kan cerita saya selama ini. Apa ibu ingin saya mati kaku
gara-gara saya tidak jadi nikah lagi. Saya tidak ragu dengan keseriusan ini. Saya hanya kuatir
ada hal-hal di luar kekuasaan kita yang membatalkan rencana itu. Bagi saya lebih baik ya
nanti malam, atau tidak sama sekali."
Bu ratna : "Baiklah. Dalam hal ini kami tidak memutuskan sendiri. Kami akan menyerahkan
keputusan ini kepada anak kami Hasan ! "

Hasan : " insya allah saya bersedia buk " (sambil menundukkan kepalanya)

Ayah hasan : ' baiklah kalau begitu kami pulang dulu dan mempersiapkan untuk pernikahan
aisyah dan hasam nanti malam, kami pamit dulu yaa bu ratna dan aisyah nanti kita akan
bertemu di mesjid, assalamualaikum "

Bu ratna dan aisyah : " waalaikumsalam"

Azan Maghrib berkumandang. Dan pada malam kedua di Bulan Suci Ramadhan itu, apa
yang diharapkan aisyah terjadi. Akad nikah setelah shalat tarawih disaksikan oleh jamaah
yang membludak. Sebagian besar adalah tetangga aisyah. Mereka turut terharu. Begitu lah
cinta suci yang aisyah inginkan.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai