Anda di halaman 1dari 6

‫علم البديع‬

‫عن اجلناس‬

‫‪ :‬مؤلف‬
‫اهلام رمضان‬
‫رقم التسجيل‪١٨١١٠١٠٠٦٧ :‬‬

‫كلية اآلداب و العلوم االنساتية‬


‫جامعة إمام بنجول االسالمية احلكومية بادنج‬

‫‪١٤٤٢‬ه‪٢٠٢١/‬م‬
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu balaghah adalah salah satu ilmu kesusastraan Arab yang memiliki peran penting dalam salah

satu upaya kemahiran berbahasa Arab. Balaghah memiliki fungsi mempercanti suatu frasa atau

kalimat sehingga dapat terdengar indah saat di ucapkan. Salah satu cabang dari keilmuan

Balaghah itu adalah Ilmu Badi’.

Sebagaimana yang diketahui, bahwa badi’ menitik beratkan pembahasannya dalam segi-segi

keindahan kata baik secara lafal maupun makna dan badi’ ini lebih menitik beratkan pada aspek

sifat suatu kata. Pada tulisan kali ini, akan dibahas terkait salah satu pembahasan dalam ilmu

badi’ yang menarik untuk dibahas, yakni mengenai Al-Jinas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Al-Jinas ?
2. Apa saja jenis dari Al-Jinas ?
3. Bagaimana wujud contoh dari fenomena Al-Jinas ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Jinas

Secara etimologi, kata Al-Jinas atau beberapa ulama’ juga menyebutnya dengan istilah ‫نيس‬9‫التج‬1
dapat berarti Al-Musyakalah2,yakni;Persamaaan,menyamai, mirip dan sejenis. Secara
terminologi, Jinas didefinisikan sebagai3:
ِ ِ ِ
‫اس أَن َيتَ َشابَهَ اللَّ ْفظَان يِف النُّطْ ِق َوخَي ْتَل َفا يِف الْ َم ْعىَن‬
ُ َ‫اَجْل ن‬
“ Jinas adalah dua kata/lafaz yang sama dalam pelafalan, namun berbeda dalam makna

Jika dilihat dari definisi di atas,maka jinas dapat didefinisikan sebagai lafadz-lafadz yang
sama dalam pengucapan, namun berbeda dari segi maknanya. Fenomena Jinas ini juga
banyak ditemukkan dalam Al-Qur’an. Salah satu contohnya adalah pada Surah Ar-Rum:
55

‫اع ٍة‬
َ ‫اعةُ يُ ْق ِس ُم ٱلْ ُم ْج ِر ُمو َن َما لَبِثُو ا َغْيَر َس‬
۟
َ ‫ٱلس‬
َّ ‫وم‬
ُ ‫ۚ َو َي ْو َم َت ُق‬
“ Pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "mereka tidak
berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja) “.

Pada ayat di atas, Kata ُ‫اعة‬


َ 9 9 9 ‫ال َّس‬ yang pertama menunjukan makna hari kiamat dan
kata  ُ‫اعة‬
َ 9 9‫ َّس‬ yang kedua yakni bermakna gambaran tentang keadaan orang-orang dalam
kubur yang menanti hari kebangkitan. Fenomena tersebut disebut Jinas.

1
Muḥammad bin ‘Abdullāh al-Zarkasyī, al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’ān Juz 1, (Beirut: Dār
al-Fikr, 1988),hlm. 506.
2
Wahab Muhsin, Fuad Wahab, Pokok-Pokok Ilmu Balaghah, (Bandung: Angkasa, 1986) hlm. 127
3
Ali Jarim, Mustafa Amin, Al-Balaghatul Wadhihah,(Misra: Dar Al-Ma’arif , 1961) hlm. 243
B. Macam-Macam Al-Jinas

Dalam pembahasan lanjutannya, fenomena Al-Jinas dibagi menjadi beberapa macam


yakni Jinas Tam dan Jinas Ghairu Tam 4. Dimana pembahasan detailsnya akan dibahas
pada pemakalah berikutnya:

a. Jinas Tam
ِ َ‫هو ما اَِّت َفق فِي ِه اللَّ ْفظ‬5
ِ ‫ ِهي؛ َنوع احْل رو‬،‫ان يِف أُمو ِر أَربع ٍة‬
‫ َو َع َد ُد َها َوَت ْرتِْيُب َها‬،‫ َو َش َكلُ َها‬،‫ف‬ ْ ُُ ُ ْ َ َ َ ْ ْ ُ ْ َ َ َُ

Jinas tam adalah dua kata yang sama pengucapannya dalam empat hal, yaitu: jenis huruf,
harakat huruf, jumlah huruf dan urutan huruf. Dari keempat tersebut ada yang perlu
diketahui, bahwa huruf tambahan selain dalam shighat tashrif seperti alif lam ta’rif dan
juga harakat terakhir tidak termasuk kategori 4 hal tersebut.

Salah satu contoh dari Jinas Tam dapat ditemukan pada sebuah sya’ir yang mengenang
kematian seorang anak kecil bernama yahya;

 ‫ل‬ ِ
ٌ ‫َسبْي‬ ‫اهلل فِْي ِه‬
ِ ‫ إِىَل ر ِّد اَم ِر‬، ‫مَسَّيتُه حَي لِيحيا َفلَم ي ُكن‬
ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ‫ْ ُ ْىَي‬

“ Aku menamakan anak itu Yahya supaya ia hidup terus tetapi, tidak ada jalan untuk
menolak urusan Allah (kematian)”.

            Pada contoh tersebut, lafaz Yahya disebut dua kali dan jenis pengucapannya
persis sama tetapi maknanya berbeda. Yahya pertama berbentuk isim yang artinya “
seorang yang bernama yahya”, sedangkan yahya yang kedua berbentuk fi’il mudhari’
yang berarti “ hidup”.

b. Jinas Ghairu Tam

4
Muhamad Ghufran, Balaghah: Ilmu Badi’. (Ponorogo: Darussalam Press,2006) hlm. 39
5
Mustafa Amin, Al-Balaghatul Wadhihah. (Semarang: Semarang Press,1995) hlm. 65
ٍ ‫هو ما اختلَف فيه اللفظان يف‬
‫واحد ِم َن األمور الْ ُمَت َقدِّمة‬ َ َْ

Yaitu dua lafaz yang mirip pengucapannya tetapi tidak sama pada salah satu dari empat
segi, yaitu : jenis huruf, baris (harakat) huruf, jumlah huruf dan tertib urutan huruf6 .

Contohnya sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an :

‫السائِ َل فَاَل َتْن َه ْر‬


َّ ‫﴾﴿ فَأ ََّما الْيَتِْي َم فَاَل َت ْق َه ْر ﴿﴾ َواََّما‬

“ sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang, dan
terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.”(Q.S adh-Dhuha
(93): 9-10)

Pada contoh diatas, lafaz  ‫تقهر‬  dan ‫تنهر‬ persis sama baris hurufnya, jumlah huruf dan

tertib urutan huruf, tetapi yang berbeda adalah jenis hurufnya dimana pada

lafaz ‫تقهر‬ menggunakan ‫اف‬99 9 9 9 9‫الق‬ yang berada diantara huruf ‫اهلاء‬ dan ‫اء‬99 9 9 9 9‫الت‬, sedangkan

lafaz ‫تنهر‬ menggunakan huruf ‫النون‬ yang berada diantara huruf ‫التاء‬ dan ‫اهلاء‬ .

DAFTAR PUSTAKA

6
Supriadi, Pengantar Ilmu Balaghoh, ( Jakarta : Tunas Ilmu, 2012) hlm. 26
al-Zarkasyī Muḥammad bin ‘Abdullāh. 1988. Al-Burhan Fi ‘Ulum Al-Qur’an Juz 1,
Beirut: Dar Al-Fikr.

Muhsin Wahab, Fuad Wahab. 1986. Pokok-Pokok Ilmu Balaghah, Bandung: Angkasa.

Jarim Ali, Mustafa Amin. 1961. Al-Balaghatul Wadhihah, Misra: Dar Al-Ma’arif.

Ghufran Muhammad. 2006. Balaghah: Ilmu Badi’, Ponorogo: Darussalam Press.

Amin Mustafa. 1995. Al-Balaghatul Wadhihah, Semarang: Semarang Press.

Supriadi. 2012. Ilmu Balaghah, Jakarta: Tunas Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai