32
Louis Ma’luf, Bernard Tottel, Kamus Al-Munjid Fī al-Lughah wa al-A’lām (Beirut:
Dār33al-Masyrik, 2002), 384-385.
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia (Ciputat: PT. Mahmud Yunus Wa
Dzurriyah, 2010), 196.
34
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia, cet. 14
(Surabaya: Pustaka Progresif, 1997), 715. Lihat juga Abi al-Fadl Jamāluddin Muḥammad
bin Makram ibn Manẓūr al-Afrīqīy al-Miṣrīy, Lisan al-‘Arab, jilid 10 (Beirut: Dār Ṣādir,
1990), 449.
1
Definisi al-musytarak al-lafẓī secara istilah tidak berbeda jauh dengan
definisi secara bahasa. Kata tersebut diartikan dengan lafal yang memiliki
dua arti atau lebih yang berbeda-beda dengan penggunaan yang beragam
yang menunjukkan maknanya secara bergantian, artinya makna yang
terkandung dalam lafal musytarak tidak dapat digunakan secara
bersamaan.
Namun, harus menggunakan salah satunya saja secara bergantian.35
َسِب˚ي ِل ا˚لَب
.م˚ن¹ ِ ل¹ ٍ الل َعلَى ُك
.37َدِ ل ُه َما َعلَى ,ر.ي ِن َفَأ ˚كَث.˚ي ِن ُم ˚خت َلِ فَت.˚َ قَت.ع لِ َحِ ق˚ي ُ ّ˚ ف ُظ ال˚ َم˚ و
ُ ض˚ و
َو َُي د ُّل
“Lafal yang diletakkan untuk dua makna yang berbeda atau lebih, dan
kata tersebut menunjukkan kepada maknanya atas dasar badal atau
berganti-ganti.”
Al-musytarak al-lafẓīy merupakan lafal yang ditetapkan untuk dua
makna atau lebih yang beragam dengan penetapan dan peletakkan yang
beragam pula, dimana lafal tersebut menunjukkan kepada suatu makna
yang telah ditetapkan secara bergantian, lafal tersebut bisa bermakna a
atau
bermakna b. Maksudnya adalah lafal tersebut memiliki penunjukkan makna
َ
yang banyak pada tempat yang berbeda, sebagaimana lafal نyang berarti
ةس
tahun. Kata tersebut bisa berarti tahun hijriyah atau tahun masehi. Lafal ي د
e
yang memiliki arti tangan kanan dan tangan kiri. Kemudian lafal
e
ي عْ ن
(mata),
lafal tersebut memiliki beberapa makna, salah satu anggota badan yaitu
35
Rahmawati, Istinbath Hukum Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, ed. 1, cet.
1 (Yogyakarta: Deepublish. 2015), h. 52.
36
Abu Zahrah, Ushul al-Fiqh (al-Qāhirah: Dār al-Fikr al-‘Arabī, 1958), 132.
37
Totok Jumatoro dan Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fikih (Jakarta: Penerbit
Amzah, 2009), 236.
mata (alat penglihatan), sumber air (mata air), essensi (zat), juga mata-mata
(intel).38 Kata tersebut semuanya merupakan kata yang berlainan yang tidak
dapat dicakup oleh satu pengertian saja, karena setiap penggunaan katanya
sebatas menunjukkan satu pengertian tertentu dari beberapa pengertian. Hal
tersebut adalah yang dimaksud dengan digunakan secara bergantian.
Al-Syafi’i memasukkan lafal musytarak ke dalam kategori lafal ‘am,39
meskipun jelas perbedaanya. Lafal musytarak adalah suatu lafal yang
menunjukkan arti banyak yang berdeda dan berdiri sendiri. Setiap
maknanya bisa berdiri sendiri sesuai dengan konteksnya secara bergantian,
tidak sekaligus secara umum.40
Al-musytarak al-lafẓī adalah suatu kata yang berpotensi untuk memiliki
dua makna yang berbeda atau lebih, atau dikatakan pula kata yang
mengintegrasikan gaya dan beragam makna.41 Dalam bahasa Arab, al-
musytarak al-lafẓīy tidak hanya terjadi pada suatu kata. Akan tetapi, bisa
38
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fikih, terj. Moh. Zuhri, Ahmad Qarib, cet. 1
(Semarang:
39
Toha Putra Group. 1994), 272.
Lafal ‘am adalah lafal yang diletakkan untuk satu makna dan makna tersebut
mencakup satuan-satuan makna yang tidak terbatas, meskipun dalam kenyataannya dapat
terbatas. Contoh ṭalabah yang berarti mahasiswa-mahasiswa. Makna ṭalabah meliputi
semua mahasiswa yang ada di perguruan tinggi dengan tanpa batasan jumlah tertentu,
padahal dalam kenyataannya dapat terbatas. Lihat M. Abu Zahrah Ushul Fiqih, 185.
Lihat juga M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir; Syarat, Ketentuan dan Aturan yang Patut
Anda Ketahui dalam Memahami Ayat-Ayat al-Qur’an, cet. 1 (Ciputat: Penerbit Lentera
Hati, 2013), 179.
40
Abu Zahrah, Ushul Fiqih, 236.
41
Yasir Rajab ‘Izzuddin Abdullah, Al-Musytarak al-Lughawi Bi Ittifāq al-Mabānīy
Wa Iftirāqi al-Ma’ānīy Fī Kitāb al-Tarjumān ‘An Gharīb al-Qur’ān Li al-Yamānīy
(Mesir: Universitas Al-Azhar), 663.
42
Baiq Tuhfatul Unsi, “al-Mushtarāk al-Lafẓī (Homonimi) dalam Bahasa Arab”,
Tafaqquh; Vol. 1, No. 2, 2013, 97.
Al-musytarak al-lafẓī merupakan bagian dari ilmu yang membahas
tentang mufradāt al-Qur’an, yaitu sebuah metode dalam menjelaskan
pengertian suatu lafal yang terdapat pada ayat-ayat al-Qur’an dari segi
bahasa, memaparkan makna suatu lafal dengan pemaknaan yang sangat
luas dan komprehensif. Suatu lafal yang disebutkan secara berulang dalam
al- Qur’an dengan berbagai derivasinya, ia memungkinkan mempunyai
pengertian dan maksud yang beragam sesuai dengan siyāq al-jumlah dan
konteks dari suatu teks atau ayat tersebut.43
Dalam kajian ilmu balaghah, al-musytarak al-lafẓīy dikenal dengan
kata jinas,44 yaitu dua kata yang hampir sama, namun memiliki makna
yang berbeda. Dengan kata lain, satu kata yang diletakkan pada tempat
tertentu memiliki makna yang berdeda dengan kata yang sama namun
diletakkan di
tempat yang lain. Contoh firman Allah SWT dalam QS. Al-Rūm/30: 55;
ِر سا ع »ة َك َٰ ََذل. ۡق ِس م ٱۡ ل مجرِموَ ن ما َِلبثوا˚ َغۡ ي. قوم ٱل َّسا عُة ي.ُ ۡوم َت.وي
َ َ َ ُ َ ُ ُ ُ ُ َ ُ َ َ َ
ۡ
ُ ؤَف ُكوَ ن.َك َكاُنوا˚ ي
“Dan pada hari terjadiya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang
berdosa; ‘mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat
(saja)’. Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari
kebenaran).” (QS. Al-Rūm/30: 55).
Pada ayat di atas, terdapat lafal yang sama dalam pengucapannya, yaitu
lafal al-sā’ah yang disebut sebanyak dua kali. Dari segi makna keduanya
memiliki arti yang berbeda. Pertama, bermakna hari kiamat. Sedangkan
yang kedua, bermakna waktu sesaat saja. Pengungkapan suatu lafal yang
disebut pada tempat yang berbeda sehingga memiliki dua makna tersebut,
43
Abdul Ali Salim, Gharīb al-Qur’ān fī ‘Aṣri al-Rasūl wa al-Ṣaḥābah wa al-Tābi’īn
(Beirut: Muassasah al-Risalah, 1417), 14
44
Jinas adalah dua lafal yang memiliki persamaan dalam pengucapannya, namun
berbeda dalam maknanya (tasyābuh al-lafẓaini fī al-nuṭqi wa ikhtilāfuhumā fī al-ma’nā),
lihat Sayyid Ahmad al-Hasyimi, al-Jawāhir al-Balāghah fī al-Ma’ānīy wa al-Bayān wa
al-Badī’ (Beirut: Dār al-Fikr, 1978), 396.
di dalam ilmu balaghah dikenal dengan jinas.45 Sedangkan dalam ilmu
semantik pengertian tersebut dikenal dengan homonimi. 46 Menurut para
linguistik Arab klasik homonimi adalah:
45
Mardjoko Idris, Ilmu Balaghah Antara al-Bayan dan al-Badi’ (Yogyakarta: Teras,
2007),
46
60.
Homonimi adalah relasi makna antar kata yang ditulis dan dilafalkan sama (baik
berupa kata, frase atau kalimat), namun maknanya berbeda. Lihat Setiawati
Darmojuwono, “Semantik” dalam Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik,
Ed. Kushartanti, dkk. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), 116. Lihat Verhaar J.
W. M, Asas-Asas Linguistik Umum (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996),
124. Lihat juga Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1995), 93- 94.
47
Taufiqurrahman, Leksikologi Bahasa Arab (Malang: UIN-Malang Press, 2008), 67.
48
Ahmad Sarwat, al-Wujuh wa an-Nazhair dalam al-Qur’an; Satu Kata Banyak
Makna, Satu Makna Banyak Kata, cet. 1 (Jakarta: Rumah Fiqih Publishing, 2019), 11-15.
M. Quraish Shihab memberikan penjelasan mengenai definisi al-wujūh
wa al-naẓāir secara lebih rinci dalam karyanya Kaidah Tafsir. Al-wujuh
yaitu kata yang memiliki kesamaan pada bentuk dan hurufnya, yang
terdapat pada berbagai redaksi ayat al-Qur’an, namun makna yang
dikandungnya berbeda. Sedangkan al-nadzā’ir adalah dua kata yang
berbeda yang digunakan dalam ayat-ayat al-Qur’an, namun memiliki
makna yang sama. Contohnya seperti insān dan basyar yang sama-sama
diartikan dengan pengertian manusia, qalb dan fuād yang dimaknai
dengan hati. Dengan demikian, al-wujūh bisa diartikan dengan kesamaan
lafal dan perbedaan makna atau sama dengan musytarak. Sedangkan, al-
nadzā’ir adalah lafal-lafal yang berbeda dengan makna yang sama, sama
dengan istilah mutarādif.49
Al-musytarak al-lafẓīy sangat penting keberadaannya dalam ilmu tafsir,
ilmu ini merupakan standarisasi kedalaman ilmu seorang mufassir.
Penggunaannya bagi seorang mufassir yaitu agar lebih teliti lagi dalam
memahami sebuah teks agar tidak terperangkap ke dalam pemaknaan
secara tekstual yang sangat sempit. Keberadaannya juga memberikan
kontribusi dalam memahami dan menganalisa berbagai makna yang
dikandung dalam sebuah ayat, menguasai kata-kata yang memiliki
wawasan kata yang luas dalam al-Qur’an dengan berbagai macam
persoalannya. Keagungan mukjizat bahasa al-Qur’an dapat terproyeksikan
dari disiplin ilmu ini.50
51
Al-Zarkasyi, al-Burhān fī ‘Ulūm al-Qur’an, jilid 1 (Maktabah al-Syāmilah: Pustaka
Ridwana, 2008), 120.
52
Sriwahyuningsih R Saleh dan Berti Arsyad, ‘A Jamiy Jurnal Bahasa dan Sastra
Arab, Volume 08, No. 2, September 2019, 156-157.
1. Perbedaan Dialek
2. Majaz
Majaz ini merupakan faktor pengaruh yang sangat penting dalam
pertumbuhan lafal musytarak. Suatu kata dimaksudkan menurut
hakikatnya untuk satu makna, kemudian digunakan juga untuk makna
lain secara majazi atau kiasan. Contoh seperti firman Allah SWT:
ۡ
ِ ا ٓل »ر كََِٰت ٌب َأ َن زلََٰنُه ِإَلۡ ي َك ِلُت
خ َر ج
َٱلن
ّا َس ِم َن ۡ
ٱلُظ
ُّل َٰ ََم ِت َِإلى
ٱلُن ۡ
ه ۡم ِإَل َٰ َى ََِِٰرِ ط¹ِّوِر بِإ ذ ِن َرب
ٱ َل عِ زيِ ز ٱل َح ِمي ِد
”Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan
kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap
gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan
mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Terpuji.” (QS. Ibrāhīm/14: 1).
11
53
Yasir Rajab, Al-Musytarak al-Lughawi, 669.
54
Miftah Faridl, Agus Shihabudin, Al-Qur’an Sumber Hukum Islam Yang Pertama,
cet. 1 (Bandung: Pustaka, 1989), 187.
55
Abdul Wahhab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, 273.
12
Lafal zhulumāt (ُ ُالظ
ت ّ) َُل ما secara hakikat bermakna “gelap”,
3. Perkiraan makna
dikatakan bahwa
14
berdarah. Hal ini disebabkan oleh kesalahan sang penutur, namun
dapat dipahami oleh yang lainnya sehingga kemudian banyak
digunakan oleh orang lain.57
57
Baiq Tuhfatul Unsi, al-Mushtarak al-Lafẓī (Homonimi) dalam Bahasa Arab, 95.
58
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fikih, 274. Lihat juga Totok Jumantoro dan
Samsul Munir Amin, Kamus Ilmu Ushul Fikih, 237.
59
Rahmawati, Istinbath Hukum Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, 54.
cara untuk menentukan satu makna yang dikehendaki dari
beberapa makna dalam lafal musytarak yaitu wajib melakukan
ijtihad dengan melihat dalil-dalil dan qarinah60 (indikator) yang
menerangkan dan menguatkan salah satu pengertian tersebut, baik
dari segi konteks kalimatnya atau dengan menggunakan dalil dari
luar.61 Contoh yang menggunakan indikator dari segi konteks
kalimatnya adalah
perkataan yang menyatakan:
64
Jalāluddīn Abd Raḥmān bin Abī Bakr al-Suyūṭī, (Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyah,
2013), cet. 2, h. 99. Lihat juga A. Basiq Djalil, Ilmu Ushul Fiqih: Satu & Dua Edisi
Revisi cet. 1 (Jakarta: Kencana. 2010), 118.
65
Yasir Rajab, Al-Musytarak al-Lughawi, 664-665.
peletakan suatu lafal bergantung kepada tujuan mutakallim. Adakalanya
mutakallim menyebutkan sesuatu dengan rinci, adakalanya dengan global.
Pendapat tersebut merujuk pada Q.S. al-Ḥajj/22: 18 yaitu:
66
67
Ali As-Sahbuny, ”Kamus al-Qur’an: Quranic Explorer,” h. 469.
Qarinah memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan maksud yang hendak
disampaikan. Lafal musytarak yang disertai dengan qarinah akan lebih mudah dipahami
membuat pembahasan menjadi bertele-tele, dan ini merupakan bukan sifat
bahasa yang baik. Kedua, jika tidak diikuti indikator, maka tujuan
memberikan pemahaman pesan yang disampaikan Allah kepada manusia
tidak mungkin terpenuhi. Pada dasarnya, menyatakan bahwa tidak ada
lafal isytirāk (dan mutaradif) pada ayat-ayat al-Qur’an.
Argumen tersebut ditolak oleh mayoritas ulama al-Qur’an, karena pada
dasarnya bahasa al-Qur’an menggunakan bahasa Arab, sedangkan dalam
bahasa Arab menggunakan dua kalimat tersebut (musytarak dan
mutaradif) sehingga sangat memungkinkan jika al-Qur’an
menggunakannya pula.68
dibandingkan dengan ayat yang tidak memiliki qarinah. Lihat Noor Anida Awang &
Tasnim Mohd Annuar, “al-Musytarak al-Lafẓīy Menurut Perspektif Ilmuan Linguistik
Arab” Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari, jilid. VI (2013), h. 29.
68
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, h. 110.
69
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fikih, h. 274.
َعِ زٌيز ۡ »
َعَلۡ ي ِه َّن َ َد َر ج¹ِ َعَلۡ ي ِه َّن ِبٱ ل ِف َولِل ِٰ ََلح ا َو َُل ه َّن ِم ِكيٌ م
ة م ۡ ع ر و ر َ جا ِ ل ۡ
َوٱ ل ُ َ ثُل ˚ََأرا ُدٓوا
ٱل
ُّه إ ِ َح
ّ ِ ذي
"Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu)
tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang
diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada
Allah dan Hari Akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya
dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki
ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan
kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami,
mempunyai satu tingkatan lebih daripada istrinya. Dan Allah
Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Q.S. al-Baqarah/2: 228)
Lafal qurū’ adalah jamak dari qur’un. Lafal qurū’ di dalam
pemakaian bahasa Arab memiliki dua kemungkinan makna yang
sama- sama hakikat, yaitu bisa berarti masa suci dan bisa pula berarti
masa haid.70 Lafal tersebut merupakan salah satu lafal musytarak yang
terdapat dalam al-Qur’an, para ahli fiqih berbeda pendapat dalam
menafsirkannya. Untuk menentukan kemungkinan makna yang
dimaksud, diperlukan kajian dan pemikiran mendalam berupa ijtihad.
Ulama Hanafiyah dan sekelompok mujtahid lainnya menafsirkan lafal
qurū’ dengan makna haid, sedangkan ulama Syafi’iyah
menafsirkannya dengan makna suci (al-thuhur). Setiap penafsiran dari
kedua pendapat tersebut didasarkan pada dalil, yang memang lafal itu
dapat menerima kedua makna tersebut dengan masing-masing
qarinah dan dalil lainnya.71
70
Abu Yasid, Metodologi Penafsiran Teks; Memahami Ilmu Ushul Fiqh Sebagai
Epistemologi Hukum (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012), 71.
71
Abu Zahrah, Ushul Fiqh, 186.
˚َوأِ قَ ي ُموا˚ ٱل َّصلََٰوة َوَءاُتوا˚ ٱ َلّزَك َٰ ََوة َوٱ َۡرك ُعوا
َم َع
ٰٱل
ّركِعِي َن
َح ِكيٌ م َ َۢ ۡ
م َن¹ ِ َ َجزٓا ءَ َبِ ما َك َسَبا َن َٰ ََكً ال َوٱل َّسا ِر ُق َوٱل َّسا ِرَقُة َفٱ قطَ ُٓعوا˚ َأۡ ي
ٱ لل َ ُه َما.ِدي
ّ ِه
َوٱ ل
ُّه َعِ زٌيز
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri,
potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa
yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-
Māidah/5: 38)
72
Wahbah Zuhaily, Ushul Fiqh (ttp: Mansyurat Kuliah Da’wah Islamiyah, 1990), 181
mengutus beberapa orang sahabatnya seperti Ali Ibn Abī Thālib,
‘Ammār Ibn Yāsir, Thalhah, Zubair, Abu Martsad al-Ghanawi dan
yang lainnya157 untuk menemui seorang wanita (Sarah) yang
membawa surat dari Hāṭib yang ditujukan kepada orang-orang
musyrik. Mereka diminta untuk mengambil suratnya dan
membebaskan orangnya. Akan tetapi, jika ia tidak memberikan
suratnya maka akan dipenggal kepalanya. Pada mulanya, ia tidak
mau mengaku, dan mereka (para sahabat utusan nabi) tidak
menemukan surat tersebut saat pemeriksaan terhadap barang-
barangnya dilakukan. Saat mereka berniat untuk kembali, namun
‘Ali bin Abi Thalib bersikeras sambil mengancam akan membunuh
dan memenggal leher wanita tersebut. Melihat keseriusan Ali
tersebut, Sarah kemudian mengaku dan mengeluarkan surat
tersebut dari ubun-ubunnya (celah rambut). Mereka kemudian
melepaskan wanita tersebut dan kembali kepada Rasulullah dengan
membawa surat tersebut.158
157
158
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Miṣbāḥ, vol. 13, 585.
Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, jilid. 18, 338-341
31
159
al-Thabari, Jāmi’ al-Bayān, jilid 7, 271-272.
32
kafir dan musyrik serta menjadi penolong bagi mereka, maka
orang tersebut disebut dengan ḍalla; telah melakukan kesalahan
dan penyimpangan dalam menyusuri jalan (yang lurus).
ۡ َّ َ َ َ َ َ ُ َ َ َّ َ ۡ
ٱل ق د و ح ما َر ز ق ُه ُم ٱل ل ق د خ ِس ر ٱ ل ِذي ن ق ت ل ِب غ ۡي
َ
ٓ ۡ ُ
ه ٱ ف ِت َ را ًء َ ٓوْا َأ ۡوَٰل َد ُه ۡم ر س َف
ْ ُ ّ ِ
n ّ ا رمو
ض لِ ه
ۡ هاs
َ ع ل ٖم
ُّلوْ ا ع لى
َ
و َما كا م ۡه ت ِدي َن
ْ ُ
نو ا
160
Lihat QS. Al-An’ām/6: 138 dan 139. Penetapan hukum halal dan haram menjadi
salah satu hak khusus Allah dalam penetapan hukum syariat. Perkara halal adalah yang
dihalalkan oleh Allah. Begitu pula perkara haram adalah yang diharamkan oleh Allah
swt.
mereka
berada
dalam
34
kesesatan. Apa yang dikatakan oleh Nabi Nuh tidak benar.164
109
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbedaan makna lafal ḍalāl dalam setiap ayat bisa diketahui melalui
dua faktor. Pertama, redaksi ayatnya sendiri yang mengindikasikan
maknanya demikian. Kedua, faktor konteks turunnya masing-masing ayat
35
yang di dalamnya terdapat lafal ḍalāl. Berdasarkan kitab tafsir Jāmi’ al-
Bayān karya Ibnu Jarir al-Thabari lafal ḍalāl dan derivasinya di dalam al-
Qur’an memiliki makna; 1). Sesat (sebagai lawan dari hidayah); yakni
menyimpang dari jalan agama Allah, 2). Tersesat dari suatu arah dan
tujuan, 3). Tidak mengetahui suatu hukum, 4). Bingung, 5). Hilang dan
lenyap, 6). Hancur, 7). Sia-sia, 8). Salah dan keliru, serta 9). Lupa.
36
B. Saran-saran
penelitian ini dapat dikaji dengan lebih mendalam lagi, di antaranya yaitu
mengenai konsep al-musytarak al-lafẓi dalam al-Qur’an dengan mengingat
masih banyaknya lafal-lafal di dalam al-Qur’an yang memiliki makna ganda
bahkan lebih.
111
DAFTAR PUSTAKA
Abidu, Yunus Hasan. Tafsir al-Qur’an; Sejarah Tafsir dan Metode Para
Mufassir, cet. 1. Ciputat: Gaya Media Pratama, 2007.
Aḥmad, Abū al-Husein bin Fāris bin Zakariyyā. Mu’jam Maqāyis fī al-
Lughāh. Beirut: Dār al-Fikr, 1994.
Djalil, A. Basiq. Ilmu Ushul Fiqih: Satu & Dua Edisi Revisi, cet. 1. Jakarta:
Kencana, 2010.
Farid, Ahmad. 60 Biografi Ulama Salaf. Terj: Masturi Ilham dan Asmu’I
Tamam. Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2006.
Jumatoro, Totok. Samsul Munir Amin. Kamus Ilmu Ushul Fikih. Jakarta:
Penerbit Amzah, 2009.
Khallaf, Abdul Wahab. Ilmu Ushul Fikih, terj. Moh. Zuhri, Ahmad Qarib.
cet. 1. Semarang: Toha Putra Group, 1994.
Kurdi, Muliadi. Ushul Fiqh: Sebuah Pengenalan Awal, cet. 2. Banda
Aceh: Lembaga Naskah Aceh, 2015.
Ma’luf, Louis. Bernard Tottel. Kamus Al-Munjid Fī al-Lughah wa
al- A’lām. Beirut: Dār al-Masyrik, 2002.
Manzūr, Ibnu. Lisān al-‘Arab, jilid XI, cet. 1. Beirut: Dār al-Ṣadr, 1990.
al-Miṣrīy, Abi al-Fadl Jamāluddin Muḥammad bin Makram Ibn Manẓūr al-
Afrīqīy. Lisan al-‘Arab, jilid 10. Beirut: Dār Ṣādir, 1990.
Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir; Kamus Arab-Indonesia, cet.
14. Surabaya: Pustaka Progresif, 1997.
al-Qaṭṭān, Mannā Khalīl. Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an, cet. 16. Penerjemah:
Mudzakir AS. Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2013.
al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi, jilid 18. Terj. Dudi Rosyadi,
Fathurrahman, dkk., (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009.
َ َ َ َٰ َ ُ ۡ َ َ َ َٰ َّ ْ ُ َ َ ۡ َ َّ َ ََٰ ْ ُ
ِ ِ ِ
2 ِ
أولئك ٱلذين ٱشتروا ٱلض لة بٱلهدى فما ربحت Sesat Penegasan akan perbuatan dan kebodohan orang
QS. Al-Baqarah [2]: 16
ۘ َٗ َ ُ َّ َ َ ٓ َ َ ُ ُ
قو لو ن َما ذ ا أ َرا د ٱل ل ه ذا َم ث َل ُي ِض
n َ َ
ُّل ِب ِهۦ ك ِثي ٗرا َوَ يۡ ه ِدي ِب ِۦه ك ِثي ٗ را َو َما
َ َٰ
ِبه
َ َ َٰ ۡ َّ
١٦ ُي ِض ُّل ِب ِهۦٓ ِإ َل ٱ ل ف ِس ِقي ن
َ ُ َ ْ ُ َ َ َ ُ ُ َ
4 ُ أ ۡ َم ت ُِري َدو ن أن ت ۡس لوا َر ُسو ل ك ۡم ك َما Sesat Permintaan kaum musyrik Mekah kepada Nabi
QS. Al-Baqarah [2]: 108
ٗ َ ْ ُ َ َ َ َ ُ َ
6 ٓح َأ ۡن ت ۡب ت غوا ف ۡض َلe َ م ُ َج ناnۡ َ˛س ََّع ˛ل ۡ ُي ۡك Tidak Keragu-raguan orang islam pada saat permulaan
ِمن ِر ب ك م ف ِإ ذ ا ل ي mengetahui islam datang dalam hal mencari rezeki. Banyak
ْ ُ ُ ۡ َ َ َٰ ُ َ َ
َّ َ أ ف ۡ َض تم ۡ ِ˛م ۡ ۡن َ َع َر ف ٖت فٱ ذ ك رو ا ٱل diantara mereka yang menutup toko-tokonya saat
ل ه ِعن د ٱ ل َم ش ع ِر musim haji, karena takut berdosa.
ُ َٰ َ َ َ ُ ۡ ۡ
َٱ ل َ ُح َر ُا ِ ۖم˛ َوٱ َذ ۡك ُرو ُه ك َما ه د َى ك ۡم
ِوإن كن تم ِمن ق ب ِل ِهۦ
َ ˛ ٓ َ
ل ِم َن ٱل َّض ا ِ لي ن
ُ ْ َ َ َ ُ َّ ٓ َ
َٰ
7 َي أ ُّيَ ه ا ٱ َ ل ِذي َ َن َءا َم ن ٓوا ِإ ذا ت دا َين تم Lupa Bermuamalah; perintah mencatat transaksi utang
َ ۡ َ َ َ ۡ َ ۡ ُ ۡ َ َ ُ َّ َّ َ ۡ َ َ
ِِ ِ ِِ
10
ُملقد من ٱ له على ٱلمؤمنين إذ بعث فيهم رسوَل Sesat Informasi bahwa Allah telah mengutus seorang
QS. Āli ‘Imrān [3]: 164
„ن ِبي
١١٦
ُ
ّم
َ ْ ُ ُ َّ َ َ َ َ
11 ۡ أ َٰ َل ۡم ت َ َر ۡ ِإ ل َى ُٱ ل ِ َذي َن أو توا ن ِصي ٗبا ِ˛م َن ٱ Sesat Menjelaskan sifat orang Yahudi yang telah menukar
َ َ ُ َ َ َ َ ۡ ۡ َ َٰ
ت َب َوٱ ل ِح ك َم ة ك َما ل ۡم ت كن ت ۡع ل
َ َ َّ َ َ َ n
ُ م َو كا ن ف ۡض ُل ٱل ل ِه َع ل ۡي ك ِمن
َّ
َو َع ل َم
136 QS.Al-Nisā[4]:
ر س ِول ِهۦ وٱ ل ِك ت ِب kitab-kitab (yang diturunkan kepada para rasul-
َ َٰ ۡ َ َ َ َّ
ٱ ل ِذي ن َّز َل َع ل َٰ َى َر ُس ِول ِهۦ وٱ ل ِك ت ِب Nya), Rasul dan hari akhir. Siapa saja yang
ُ ۡ n َ َ َّ mengingkari salah satu yang telah disebutkan di
ٱ ل ِذ ٓي أن ٓ ز َل ِمن ۡب ُ ل َو َمن َي ك ف ۡر atas, maka ia diklaim sebagai orang yang sesat.
َ ُ ُ َ َ َٰ َّ
ِبٱل ل ِه َو َم ل ِئ ك ِت ِۦه َو ك ت ِب ِهۦ َو ُر ُس ِل ِهۦ ق
s َ َ َٰ َ َّ َ ۡ َ َ ۡ ۡ
َ َوٱ ل َي ۡوِ م ٱ َل ِخ ِر ف ق د ض ل ض ل
ً
ٓ ١١٦ ل َب ِعي دا
ٓ َ ُ َ َٰ َ ٓ َ َ َ َ َٰ َ َ َ
َ ٓذ ۡب َذ ِبي َٰ ٓن َب َ ۡ ٓي ن ذ ِل ك َل ِإ ل َٰ َى ه ؤ َل ِء
18 Sesat Keadaan orang munafik yang terkadang memihak
QS. Al-Nisā [4]: 176 167Nisā [4]: QS.Al- QS. Al-Nisā [4]:
ُ َ
ء َو َمن ُّمnِ َو َل ِإ ل َٰ َى ه ؤ َل
orang mukmin, dan terkadang memihak orang kafir.
Mereka tidak bersama orang mukmin dan kafir
143
ٗ ُ َ َ َ َ َ ُ َّ
١١ ُي ۡض ِل ِل ٱل ل ه ف لن ت ِج د ل هۥ َس ِ يب َل
secara lahir maupun batin.
َ َ ْ ُّ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َّ ٦
19 ِإ َّن ٱ ل َ ِذ ۡي ن َ ك ُّف ْرو ا و ص دو ا عن س ِبي Sesat Orang kafir yang tidak mempercayai Nabi
ِل ٱل ل ِه ق د ض لوا Muhammad dan menghalangi orang lain untuk
ً s َ َ َٰ َ masuk agama Allah.
٧١٦ ض ل َ ل َب ِعي دا
n َ َ َٰ َ ۡ ۡ ُ ۡ ُ ُ َّ ُ َ َ ُ ۡ َ ۡ َ
ُۡ ِِ ِ e ِ ِ ِ
ً
ة ِعن د ٱل ل ِ ه من ق ۡل Thagut bahwa kelak balasan mereka adalah tempat
َ َ ُ َّ ُ َ َّ yang paling buruk.
ل َع ن ه ٱل ل ه َو غ ِض َب َع ل ۡي ِه َو
َ َ َ ۡ
َج َع َل ِم ۡ ُن ه ُم ٱ ل ِق َر َد ة خ نا ِزي َر َو َع َب
َ َ ٗ َ َّ ˛ّّٞ َ َ َٓ َٰ ْ ُ nَ ُ ََّ َٰ َ
د ٱل ط غو ت أ و ل ِئ ك ش ر م كا نا وأ
ۡ َ
ض ُّل َوٱل
ٓ
٠١ َعن َس َوا ِء ٱل َّس ِبي ِل
َ ۡ ََۡ ۡ ُ ْ ُ ۡ َ َ َ َٰ ۡ َ ۡ َ َٓ َٰ ۡ ُ
َ ˛ ِ ِ ِ ِ ِ
ِ
23 قل يأهل ٱلكتب َل تغلوا في دينكم غير ٱلحق وَل Sesat Larangan kepada orang-orang Nasrani (melalui Nabi
ْ ُّ َ ۡ َ َ ٓ َ ْ َّ َ
ت ت ِب ُع ٓوا أ ۡه َوا َء ق ۡ ٖو م ق د ض لوا ِمن
Muhammad saw) untuk tidak melampaui batas
ٓ ْ ُّ َ
٧٧ َو ض لوا َعن َس َوا ِء ٱل َّس ِبي ِل
ُ َ ُ َ ْ ُ َّ َ َٰٓ
24 َي أ َ ُّيَ ها ٱ ل ِذي َن َءا َم نوا َع ل ۡي ك ۡم أن ف َس Sesat Peringatan terhadap orang-orang mukmin agar
َ ُ ُّ e ْ ُ َ ٌّ ُ َ ِ َ ْ ُ َّ َ َ ِ َّ َ
ِ ِ
26 َِ Sesat Penjelasan bahwa orang-orang yang mengingkari
والذين كذبوا بآياتنا صم وبكم في الظلمات من ش hujjah Allah dan dalil-dalil-Nya adalah orang yang
ْ َ ُ ْ ُ ˛
ِإ ال ل ه ُي ْض ِل ل ه َو َمن َي ش أ َي ْج َع tuli dan buta dalam menerima kebenaran, sehingga
َ ia tetap berada dalam kegelapan dan kekafiran.
ُ ْ
ل ه َع لى ِص َرا „ط َي
َ
ُّم ْس ت ِقيم
ۡ َ َّ َ َ ۡ َ ُ ˛
27 َن ت د ۡع ُ ُب د ٱ ل ِذيnُۡ ل َ ِإ ِني ُ ِن ُهي ت أ َّن أ Sesat Larangan kepada Nabi Muhammad (dan kaum
َّ َ َ َ َ َٰ َ ۡ
28 ُ۞ َ ِو إ ۡذ َقا َل ِإ ۡب َر ِ ًهي ُم ِ َِل بي ِه َءا ز َر أ ت ت ِخ Sesat Peringatan kepada Nabi Muhammad saw untuk
QS. Al-An’ām [6]: 74
َ َ ٓ َّ َ َ ۖ ˛ َ َ َ َٰ َ َ ٗ َ َ َ َ ۡ َ َ َّ َ َ
َ ِ ِ
29 فلما رءا ٱلقمر بازغا قال هذا ربي فلما أفل قال Sesat Kisah Nabi Ibrahim as dalam pencarian Tuhan.
An’ām [6]: 77QS.Al-
َ ۡ َ ُ ََ َّ َ
ل ِئن ل ۡم َيۡ ه ِد ِني َ ˛ِربي َل كو ن َّن ِم َن ٱ ل ق
َ ˛ ٓ
٧٧ ۡ ِو م ٱل َّض ا ِ لي ن
َ َٰ ۡ َ َ َ َٰ ُ َ ُ ۡ ۡ َ َ
30 َو ل ق د ِج ئ ت ُمو ن ُا ف َ َر َد َٰ َى ك َما خ ل ۡ ق ن Hilang dan Gambaran mengenai nasib orang-orang zalim di
َ َ
َ َ ۡ ُ َ ِ ِ ِ َ َ ُّ ِ َ َ ُ ۡ َ ُ َ َّ َ َّ ِ
32 إن ربك هو أعلم من يضل عن سبيلۦهۖ وهو أعلم Sesat Penjelasan kepada Nabi Muhammad saw untuk
QS. Al-An’ām [6]: 117
119 QS.Al-An’ām[6]:
ۡ
ُم ٱل ل ِه َع ل ۡي ِه َو ق د yang menghalangi mereka untuk memakan daging
َّ ُ َ ُ َ َ binatang yang disembelih sesuai dengan tuntunan
ف َّص َل ل كم َّما َح َّر َم َع ل ۡي ك ۡم ِإ َل syariat. Ayat ini juga peringatan bahwa banyak
ُّ َّ َ ِۗ َ ُ ُ
َما ٱ ۡض ط ِ ۡر رت ۡم ِإ ل ۡي ِ ه ك ِثي ٗرا ل ُي ِض لو manusia yang menentang mereka dengan memakan
َّ ۡ َ ٓ َ َ apa yang diharamkan Allah dengan tujuan
م ِإ ن َرَّبn „ ن ِب أ ۡه َوا ِئ هم ِب غ ۡي ِر ِع ل menyesatkan.
َّ َ
ك ُه َو َوِإ ن
َ ۡ َ َ
٦٦٦ أ ۡع ل ُم ِبٱ ل ُم ۡع ت ِ َدي َن
ۡ ُ ُ َّ َ
34 َ ۡف َم ُن ُي ۡ ِ ِر د ۡ ٱل َٰ َ ل ۖه أ َن َ َيۡ ه ِد َي هۥ َي ش َر ۡح Sesat Sebuah perumpamaan orang yang lepang hatinya
125 QS.Al-An’ām[6]:
ص د َر ۥه َ ِل ِۡل س ل ِ م و من untuk menerima ajaran Islam, dan orang yang tidak
ۡ ُ َّ
َُي ِر ۡ ًد أَن ُي ٗ ِض َل َ ۥه َّ َي ۡج َع ۡل َص د َر ُ ۥه mau menerimanya seperti sedang naik ke atas
َ َ َّ َ َ َ َٰ َ َ ۡ َّ ُ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ
َّ ۡ ً ِ ِ ِ ِ
38 فمن أظلم ممن ٱفترى على ٱ له كذبا أو كذب ِت ِۦٓه Hilang dan Gambaran keadaan orang yang mengingkari dan
QS. Al-A’rāf [7]:
QS.Al-A’rāf [7]:
mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada
Allah swt. Mereka mengatakan bahwa dalam
60
pandangan mereka Nabi Nuh as berada dalam
kesesatan.
َٰ َ ّّٞ َ َ َٰ َ َ َ َ َٰ
42 ّ ِو م ل ۡي َس ِبي َ ض ل ل ة و ل ِكّٞ ۡ ˛َل ي ُ ق Sesat Jawaban atas perkataan kaum Nabi Nuh as pada
ِ ني َر سو ل ِ˛من َّر ِ˛ ب قا
61
٦١ ٱ ل ع ل ِمي ن membawa kebenaran, tidak seperti yang ada dalam
prasangka mereka.
َ ْ َ َ َ َ
43 َو ل َّما ُس ِق ط ِف ٓي َأ ۡ ۡي ِديِ َه ۡم ُّ َ ْو َ َرأ ُ ۡ ْو ا َ أ َّنُ ه Sesat Penyesalan Bani Israil yang menyembah patung
ۡم ق د ض لوا قا لوا ل ِئن anak sapi dan menyadarinya bahwa perbuatan
mereka tersebut adalah sesat, karena telah
َ ُ َ َ َ َ ۡ َ َ َّ
ل ۡم َي ۡر َح ۡم نا َرُّب نا َوَ ي غ ِف ۡر ل نا ل ن كو ن menyekutukan Allah.
َ َٰ ۡ
َّن ِم َن ٱ ل خ ِس ِري َن
ۖ َ َ َٰ ˛ ٗ ُ َ َ ۡ َ ُ َ ۡ َ َ َٰ َ ُ َ َ ٦١٦ ۡ َ
َّ َ ِ َ ِ ِ ِ ۥ
44 َ Sesat Nabi Musa as memilih 70 orang laki-laki dari
جل لميقتن ا فلما خ َ ى قومه سبعين رSوٱختار موس
QS. Al-A’rāf [7]: 155
QS. Al-Taubah
suatu kaum sebagai orang-orang yang sesat hanya
[9]: 115
َ ُ َ َّ َّ nَ ُ َّ َ karena berbuat suatu kesalahan baik ucapan
ۡيSل ُهم َّما َي ت قو ن ِإ ن ٱل ل ه ِب ك ِ ˛ل ش maupun perbuatan, apabila mereka benar-benar
telah diberi petunjuk.
١٦٦ مe „ء َع ِلي
َ َ ٓ ۡ َ ُ ْ ُ َ َ َ
50 ا ِل ك ت ۡب ل ْوا َك ُّل َّ ن ف ٖس َّم ا أ ۡس لnَُ ۡه ن Hilang dan Menggambarkan seluruh manusia yang akan
QS.Yūnus [10]: 30
َ َ ۡ ْ ُ
٠١ نوا َي ف ت ُرو ن
˛ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ ُّۖ َ ۡ ُ ُ ُّ َ ُ َّ ُ ُ ََٰ َ
ِ ِ
51 فذلكم ٱ له ربكم ٱلحق فماذا بعد ٱلحق ِ َإل Sesat Penjelasan bahwa Allah adalah Tuhan yang
QS.Yūnus [10]: 32
ُ َّ َ َ ۖ َ َٰ
ٱل َّض ل ُل ف أ ن َٰ َى ت
sebenarnya, bukan sekutu-sekutu (berhala-berhala)
yang orang musyrik ada-adakan yang tidak mampu
َ ُ
٦١ ۡص َر فو ن melakukan apapun.
َ َ َ َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َّ ٓ َ َّ َ َ ُ َ َ َ
َ ِ ِ َٰ
ِ ۥ
52 ى ربنا إن ك ءاتيت فرعون وَمله زين ةSوقال موس Sesat Doa Nabi Musa as agar Allah membinasakan harta
QS. Yūnus [10]: 88
َ ۡ َٰ ۡ ٗ َ َٰ َ
َوأ ۡم وَل ِفي ٱ ل َح َي َو ِة ٱل ُّد ن َيا َرَّب نا ِل ُي ِض
benda Fir’aun dan para pemuka kaumnya dan
mengunci mati hati mereka. Mereka telah
َ ۡ َ َۖ ْ ُّ
ل وا َعن َس ِبي ِل ك َرَّب ن ا ٱ ط ِم ۡس َع ل َٰ َٓى menggunakan kenimatan perhiasan195 yang telah
ََ ُ ُ َ ُ ۡ َ َٰ َ Allah berikan untuk memalingkan orang lain dari
أ ۡم ِول ِه ۡم َوٱ ش د ۡد َع ل َٰ َى ق ل ِو ِب ه ۡم ف َل agama yang benar.
َح
َ
ّٰت
ۡ َ ۡ ْ
َى َي َرُوا ٱ ل َع ذا َب ٱَل ِلي
ْ ُ ۡ
َم ُي ؤ ِم نوا
Segala
195
sesuatu yang dapat dipakai untuk berhias; pakaian, kendaraan, perhiasan, dan sebagainya.
53
ۡ ُ ٓ
س ق د َج ا َء ك ُم ٱ ل
ۡ َ ُ َّ
ا ن ل ٱ ا ه َُق ۡل َٰ َٓي َأ ُّي Sesat Pemberitahuan bahwa Allah swt telah mengutus
َ ۖ ُ
ْ ُ َ َ
َو ض َّل َع ۡ ُن هم َّما كا نوا
lenyap dianggap sebagai pemberi syafaat dan penolong
َ ۡ oleh orang musyrik akan hilang.
َ
21
٦٦ َي ف ت ُرو ن
َّ َ َ ٓ َ ُّ َ َ ُ ُ َ َ ُ ُ ُ َ ْ ُ َ ۡ
ۡ َِ ِ َ َٰ ِ ِ
55 إذ قالوا ليوسف وأخوه أحب إلى أبينا منا ونحن Keliru Kecemburuan saudara-saudara Nabi Yusuf as dan
َ َ َ َّ e Benyamin terhadap keduanya dengan anggapan
ُع ۡص َب ة ِإ ن أ َبا نا ل ِفي bahwa ayahnya lebih menyayangi keduanya dari
َ َٰ َ pada mereka, sehingga menganggap sikap ayahnya
١ ض ل ٖل ُّم ِبي „ن adalah sebuah kekeliruan.
َ َ ُ َ َٰ ُ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ َ ۡ ّّٞ َ ۡ َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
56 ۞وقال نسوة في ٱلمدينة ٱمرأت ٱلع زيز ترود فتىها Salah Kisah seorang istri raja yang mencintai dan
QS.Yūsuf
َ َ َّ ۖ ًّ
[12]: 30
َ َ َ ۡ َ ۡ َّ
َعن ن ف ِس ِۦۖه ق د ش غ ف َها ُح ّب ا ِإ نا ل ن
menggoda bujangnya yang telah menjadi buah bibir
para wanita di kotanya.
َ َٰ َ
ََٰرَىَ ها ِفي ض ل ٖل ُّم ِبي ٖن
٠١
َ ۡ َ ََٰ َ َ َ َّ َّ َ ْ ُ َ
ِ ِ ِ ِ
57 ١٦ قالوا تٱ له إنك لفي ض لك ٱلقديم Keliru Kisah dimana Nabi Ya’qub as mencium bau Nabi
QS.Yūsuf
[12]: 95
Yusuf as setelah matanya ditutup gamis (pemberian
Nabi Yusuf as) yang dibawa oleh anak-anaknya
sebagai pemberian dari menteri kerajaan di Mesir.
ۡ َّ ۡ ُ ُ
58 ق َوٱ ل ِذي َن َي دnَ ˛ِ َ ۥه َ َد ۡع َو ة ٱ ل َح Sia-sia Perumpamaan orang musyrik yang meminta
ِفي ِل
َ َٰ َ
١٦ ل ٖ ل ض
59 ۡل ۡوَ َٓل ُأن ز َل َع َل يّٞ َ ُقو ُل ٱ َّل ِذي َن َك َف ُروْ ا Sesat Pertanyaan orang-orang musyrik kepada Nabi
ّ
َوَيnِه َءا َي ة ِ˛من َّ ِ ˛ِرب ِهۦ
QS. Al-Ra’d [13]: 27
ِِۗ
َ ْ َ ُ ۡ َ َ َ َ َ ِ e َ َ ََٰ ُ ِ ˛ َ ۡ sِ ِ ٓ َ َ ُ ۡ َ َ
60 أفمن هو قائم على كل نفس بما كسبت وجعل وا ِه Sesat Allah mencela kebodohan orang-orang kafir dan
QS. Al-Ra’d [13]: 33
ۡ َ ُ َ َٰ َ ۖ ْ َ َ َ َّ ُ َ
ۡ „ َّ َ َ ۡ ُ ۡ ۡ ِ ˛ِ َ ِ ُ ِ
ِِ
ّ
63 مثل ٱلذين كفروا بربهم أعملهم كرماد ٱشتدت به Sesat Perumpamaan amal perbuatan orang-orang yang
QS.Ibrāhīm [14]: 18
ْ ُّ ˛ َ َ َّ ْ ُ
65 ََو َج َع ُ لو ۡا ِل َ ل َ ِه َّ أنُ د ْا ٗدا ِ ل ُي ِض لوا َعن Sesat Kecaman, ancaman dan peringatan untuk orang-
QS. Ibrāhīm [14]: 30
َ َ َ َ ۖ َّ َ ˛ ٗ َ َ ۡ َ ۡ َ َّ ُ َّ ˛
َِ َ ِ َّ ُ ۥ ِ ِ ِ ِ ِ
66 ِ
رب إنهن أض لن كثيرا من ٱلناس فمن تبعني فإنه Sesat Kisah pada saat Nabi Ibrahim as berdoa kepada
QS. Ibrāhīm [14]: 36
ُّ ٓ َّ ِ ِ ˛ َ ِ َ ۡ َّ ِ ُ َ ۡ َ َ َ َ َ
ِ
67 ١١ قال ومن يقنط من رحمة ربۦٓه َإل ٱلضالون Sesat Kedatangan tamu (para malaikat) kepada Nabi
QS. Al-Ḥijr
َُّ َ ُ ۡ َ َّ َ َ َۖ َ َّ َ ۡ َ َّ َ ْۡ َََۡ
„ِ ِ ِ
71 وألقوا إلى ٱ له يومئذ ٱلسلم وضل عنهم ما كانوا Hilang dan Menggambarkan keadaan dimana orang-orang kafir
QS.Al-Naḥl [16]:
َ َ ۡ
٧١ َي ف ت ُرو ن
lenyap dan musyrik tunduk kepada ketentuan Allah dan
menyerahkan dirinya. Berhala yang mereka sembah
87
lenyap tidak menolongnya sama sekali.
َ َٰ ٗ ُ ُ َ َ ُ َّ ٓ َ َ
72 َو ل ۡو ش ا َء ٱل ل ه ل َج َع َٰل ك ۡم أ َّم ة و ِح Sesat Pemberitahuan bahwa Allah swt menciptakan
١٦
ۡ ۡ ۡ َ َ ُ
73 َٱ ۡ ۡد ع ِإ َ ل َٰ َى َس ۡ ِبيَ ِل َ َر َِ˛ب ۖ ك ِبٱ ل ِح ك َم ِة َوٱ ل Sesat Perintah berdakwah kepada Nabi dengan 3 cara;
QS.Al-Naḥl [16]: 125
َ ۡ ُ َ
76 ََّ َ ِو إ ذا َ َ ۡم َّ ُس ك َ ُم ٱَّل ٓ ُّض ُّر ِفي ٱ ل َب ۡح ِر ض Hilang dan Menginformasikan bahwa ketika orang-orang
ل من ت د عو ن ِإ َل lenyap musyrik ditimpa musibah dan bahaya di lautan,
َ ۡ َ ُ َ َ َ ۖ
ِإ َّيا ه ف ل َ َّما ن َّ ۡج َٰ َ َٰى ك ۡم ِإ لى ٱ ل ب ِ˛ر أ ع َر
ۡ َ yang pertama kali mereka ingat tentu hanya Allah
َ َ n ُ
ۡض ت ۡ م َو كا ن ٱ ۡلن س ُن swt, bukan sesuatu atau sesembahan yang mereka
ُ َ sembah selain Allah.
٧١ ك فو ًرا
َ َ ۡ َ ُ َ َ َٰ َ ۡ َ ََٰ َ َ ََ
َ ِۡ ِ ِ ِِ ِ
77 ومن كان في هذۦٓه أعمى فهو في َٱلخرة أعمى Sesat Ancaman bagi siapa saja yang tidak mau melihat
72 QS. Al-Isrā [17]:
َ ۡ َٰ َٰ ۡ َ ٓ
ۡ َ َ ِ ۡ َ ِ َ َ َّ َ َ ۡ ُ ُّ َ ۡ َّ
80 ۞ما أشهدتهم خلق ٱلسموت وَٱلرض وَل خلق Sesat Pemberitahuan sekaligus penegasan kepada orang-
QS.Al-
QS.Al-Kahfi
bahwa ia telah berbuat dan beramal dengan sebaik-
[18]: 104
ۡ َ ُ َ َ baiknya.
َي ۡح َس ُبو ن أ َّنُ ه ۡم ُي ۡح ِس نو ن ُص ن ًعا
١٠٦
َ َٰ ۖ َ َ ُ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َۡ َ ۡ ۡ ۡ َ
82 ص ۡر َي و م ي أ تو ن ن ا ل ۡ ِ أ س ِمَٰ ََّ ع ِب ه م َوأ ب Sesat Gambaran keadaan orang-orang kafir pada hari
38 QS. Maryam [19]:
85 Sesat
َ ُ َ َ Fir’aun yang menyangka bahwa Nabi Musa dan
َو أ ض َّل ِف ۡر َع ۡو ن ق ۡو َم Bani Israil tidak akan bisa luput dari kejarannya
َ َ ُ
٦٧ هۥ َو َما ه د َٰ َى
karena lautan membentang luas di depannya. Ia
bergaya seolah-olah karena kehebatannya laut itu
terbelah dan membentuk jalan. Ketika ia dan
tentaranya berjalan memasuki laut tersebut,
jalannya tertutup kembali dan mereka tenggelam.
َ َ َ ۡ َ s َ َ ۡ َ َّ َ َ ۡ َ َّ َ َ َ
ُ َّ َ ِ ِ ِ
86 قال فإنا قد فتنا قومك من بعدك وأضلهم Sesat Menggambarkan keadaan umat Nabi Musa as
85 QS. Ṭāhā [20]:
َ َّ َ َ
َ ِ ۡ َ َ ُ ِ َ َ ۡ ِ َّ ُ ۥ َ َ َ ُ َ َّ ُ ۥ ُ ِ ُّ ُ ۥ
90 كتب عليه أنه من توَله فأنه يضله ويهديه ِ إلى Sesat Allah menetapkan setan sebagai makhluk yang
َ akan menyesatkan pengikutnya, dan jahannam
َع ذا ِب ٱل َّس adalah balasan bagi yang mengikutinya.
١ ِعي ِر
َ َّ ۡ َ َ
ۡ ُّ ِ ِۖ ُ ۥ ِ ِ
َ َ َّ
ِ ِ
ُ
ِ ِ ِ ِ
91 ثاني عطفۦه ليضل عن سبيل ٱ له له في ٱلدنيا Sesat Penegasan dan ancaman yang keras kepada Nadhar
ْ ُّ َ َ َ َ َٰ ۡ ۡ َ َ ْ ُ َ َ َ ۡ َ ۡ ُ
94 ٱنظر كيف ضربوا لك ٱَلمثل فضلوا فَل Sesat Menginformasikan bagaimana orang-orang yang
QS.Al-Furqān [25]:
ْ ُ َ َّ َ َ َ َٰ َ ۡ ُ ُ َ َٰ َ َ َ ُ َ ۡ ُ َ َّ
ِ ِِ ِ
97 ِ
ٱلذين يحشرون على وجوههم إلى جهنم أولئك Sesat Ancaman bahwa orang musyrik dan kafir pada hari
َ َ ٗ َ ّّٞ َ kiamat akan dikumpulkan dengan cara diseret-seret
ش ˛ر َّم كا نا َو أ ض ُّل wajahnya.
ٗ
34
١٧
109 ءاnَ إ َّن ٱ َّل ِذي َف َ َر َ ٓض َع َل ۡي َ َك ٱ ۡل ُق ۡر Sesat Kewajiban Nabi Muhammad saw (dan kaumnya)
َ َ ِ
ن ل َ را ُّد ك ِإ ل َٰ َى َم َعا ٖ د
QS. Al-Qaṣaṣ [28]: 85
ۖ َ ۡ ِ ۡ َ ُ َ ٓ َ ۡ َ ْ ٓ ُ َ َ َ ِ َّ َ َ َّ َ
ٖ ِ ِ ِ
110 بل ٱتبع ٱلذين ظلموا أهواءهم بغير علم فمن Sesat Perumpamaan bagi kaum musyrik yang ingkar
29 QS. Al-Rūm [30]:
َ َّ َ َ َ َ َ ُ َ َ َّ ُ ۡ َ َ َ َٰ
ِ ِ ِ ِ
113 nهذا خلق ٱ له فأروني ماذا خلق ٱلذين من د ِونۦه Sesat Tantangan Allah kepada orang-orang musyrik
QS.Luqmān [31]:
َ َ ۡ َ ۡ َ َ
115 ََ َو َما كا َّن ُ ِل ُ َم ؤ ُ ِم ٖ ُن ُ َوَل ُم ؤ ِم ن „ة ِإ ذا Sesat Penjelasan bahwa Allah dan rasul-Nya telah
َ
َ ۡ ُ َ َ ۡ ٓى ٱ َل ل َه ُ و َر َسو ُل ُهۥSً قَ ۡض membuat suatu ketetapan, maka orang yang
ۡ أ م ِِۡۗرا َأن َ ي ك َو ۡن ل ه م ٱ ل ِخ ي ر ة ِم ن أ beriman tidak sepantasnya memilih ketentuan lain
م ِر ِه م و من ي ع ِص yang bertentangan dengan ketetapan Allah dan
ٗ َ َٰ َ َ ۡ َ َ ُ َ َ َّ Rasul- Nya.
ٱل ل ه َو َر ُسو ل ۥه ف ق د ض َّل ض ل َل ُّم ِبي
ٗ
١١ نا
َ َ َ ٓ َ ُ َ َ َ َ َ ۡ َ َ ٓ َّ ٓ َ َّ َ ْ ُ َ َ
ُّ َ َ َ ِ
116 وقالوا ربنا إنا أطعنا سادتنا وكبراءنا فأضلونا Sesat Penyesalan orang-orang yang mengikuti seorang
QS.Al-Aḥzāb [33]:
َ ۡ َ ۖ ۡ َ َ َٰ َ َ ُّ َ ٓ َ َّ َ ُ ۡ َ َ ۡ ُ
ۡ ِِ ِ ِ ِ ِ
119 ي وإن ٱهتديتSقل إن ض لت فإنما أضل على نفس Salah/ Perintah Allah kepada Rasulullah saw untuk
50 QS. Saba [34]:
َ َ ُ َّ ُ ُ َ َ َ َّ ْ ُ ِ َ ۡ ُ َ َ ِ َ َ
ِ ِ
122 َ ِ Keliru Orang-orang kafir menganggap bahwa perbuatan
QS.Yāsīn [36]: 47
وإذا قيل لهم أنفقوا مما رزقكم ٱ له قال ٱلذي ن ك orang mukmin yang menginfakkan hartanya dan
ۡ ُ َ ْ ُ َّ ْ َ
ف ُرو ا ِل ل ِذي َن َءا َم ن ٓوا أ ن ط ِع ُم َمن menyuruh mereka untuk melakukan hal yang sama,
ٓ َ menurut mereka itu adalah suatu kekeliruan.
ُ َّ َّ
ل ۡو َي ش ا ُء ٱل ل ه
َّ ُ َ ۡ ُ ۡ َ
أ ط َع َم هۥٓ ِإ ن أن ت ۡم ِإ َل ِفي
َ َٰ َ
٧١ ض ل ٖل ُّم ِبي ٖن
ۡ َ ُ ْ ُ ُ َ ۡ َ َ َ ۖ ً َ ˛ٗ ۡ ُ َّ َ َ ۡ َ َ َ
123 ولقد أضل ِمنكم ِج َِبل ك ِثيرا أفلم تكونوا تع ِقلون Sesat Pengaruh dan akibat godaan setan kepada manusia
ُ ۡ َ ۡ ۡ ٗ َ َ َ َ َٰ ۡ َ َ َّ ُ َ َ َٰ
َۡ ِ ِ ِ ِ ۥ
126 ِليداود إنا جعلنك خليفة في َٱلرض ف ٱحكم بين ٱل Sesat Pengangkatan terhadap Nabi Daud as sebagai
َ ۡ َّ َ َ ۡ َّ
ن ا ِس ِب ٱ ل َح ِ˛ ق َوَل ت ت ِب ِع ٱ ل َه َو َٰ َى ف ُي
khalifah di bumi dan perintah untuk melaksanakan
peraturan dan mewujudkan kesejahteraan rakyatnya
َّ َّ n َّ َ َّ
ِض ل ك َعن َس ِبي ل ِ ه ِإ ن ٱ ل ِذي َن َي ِض dengan berdasarkan petunjuk Allah, tidak dengan
hawa nafsu.
ّٞ َ َ َّ َ ُّ
لو ن َعن َس ِبي ِل ٱل ل ِه ل ُه ۡم َع ذا ّب ٱل
ْ َ sُ َ
ش ِدي د ِب َما ن ُس وا َي ۡو َم ٱ
١٦ ب ا س َ ۡل ح
ِ ِ
َّ ُ ِ ۡ َ ً ِ ُ ˛ّ َ َ َ َّ ُ ۥّٞ ُ َ َ َٰ ۡ َّ َ َ َ
ِ ِ
127 ِ ۞وإذا مس ۡٱلنسن ضر دعا ربه منيبا إليه ثم إذا Sesat Peringatan atas sikap orang yang mengingkari
َ َ َ ُ ۡ ٗ ُ َ َ
8 QS. Al-Zumar
َ ۡ
د ُع ٓوا ِإ ل ۡي ِه ِمن ق ۡب ُل َج َع َل ِل ل ِه أن bertaubat. Akan tetapi, ketika diberi nikmat, seolah
َ ُ ˛ َ
ق ۡل ت َمnدا ٗدا ِ ل ُي ِض َّل َعن َس ِبي ِل ِهۦ
lupa dengan ikrarnya dan membuat tuhan lain
َّ
ت ۡع َو sebagai sekutu Allah.
َٰ َ َ ُ ۡ َ َ ً َّ َ
ِب ك ف ِر ك ق ِلي َل ِإ ن ك ِم ۡن أ ۡص ح ِب ٱل
َّ
نا ِر ١
َ َٰ ۡ ۡ ُ َّ َ َ َ
128 أ َ ف ُ َمَن َ ش َ َ َٰ َر َ ُح ٱل ل ه˛ َص د َرُ ۥه ِل ِۡل ۡس ل Sesat Ketidaksamaan antara orang yang berjalan di atas
َ ْ َ َ ُ َّ
129 ال َ ل ه ن َّز َل أ ْح َس َن ا ل َح ِدي ِث ِك ت ا ًب ا Sesat Informasi bahwa Allah swt telah menurunkan
َ َ
ُم ت شا ِبً ها َم ثا ِن َي perkataan yang baik; al-Qur’an yang memberi
ْ َّ ُ ُ ْ َ ْ َ petunjuk kepada hamba-Nya dan membimbing
ت ق ش ِع ُّر ِم ن ه ُج ل و ُد ا ل ِذي َن َي خ orang-orang yang dikendaki-Nya ke jalan yang
ُ ُ َ ُ َ َ
ش ْو ن َ َّربُ ه ْم ث َّم ت ِلي ن ُج ل و ُد ُه ْم َو lurus serta mempertebal iman dalam hatinya.
َ َٰ n َّ ْ َ ُ ُ Mereka yang disesatkan tidak akan memperoleh
ق لوُ بُ ه ْم ِإ ل َٰ َى ِذ ك ِر ال ل ِه ۚ ذ ِل sedikit pun manfaat dari al-Qur’an.
َ َّ َ َ
َو َمn ك دى ال ل ِه َيْ ه ِدي ِب ِه َم ْن َي شا ُء
َ ُ َّ
ْن ُي ْض ِل ِل ال ل ه ف َما ُه
ِم ْن
َ َ
ها „د ل
ُ
َ ه
َّ َ َ ُ ˛ َ ُ َ ُ َ ۡ َ َ ُ َّ َ َۡ
ِ ِ ِ ۖۥ „ ِ َ
130 ِ أل يس ٱ له بكاف عبده ويخوفونك بٱلذين من Sesat Penjelasan akan beberapa nikmat yang diberikan
َ َ ُ َّ Allah kepada Nabi Sulaiman as (kekuasaan
َو َمن ُي ۡض ِل ِل ٱل ل ه ف َما لnُدوِ ن ِهۦ
QS.Al-Zumar
[39]: 36
َّ َ َٰ ۡ َ َ َ ۡ َ ٓ َّ
132 ِإ َن ا ۖ˛أن َ َزل َ نا َع ۡل ۡي َ َك َٰ َٱ ل ِك ت َب ِلل نا ِس
ۡ Sesat Pemberitahuan bahwa Allah telah menurunkan al-
ِبٱ ل ح ِ ق ف م ِن ٱ ه ت د ى Qur’an kepada Nabi Muhammad saw dengan
َّ َ َ ۡ َ َ
ف ِل َن ف ِ ۖس ِۦهۖ َ ٓو َ َمن ض َّل ف ِإ ن َما َي ِض kebenaran untuk disampaikan kepada manusia.
َ
ُّل َع ل ۡيَ ه ا َو َم ا أن ت
َ
٦١ َع ل ۡيِ هم ِب َو ِكي „ل
ٓٓ َ ُ ُ َ ۡ ْ ُ َ َ ۡ ˛ َ ۡ ُ َ ٓ َ َّ َ َ
ۡ ِ ِ ِ ِ ِ
133 ُ Sia-sia Nabi Musa yang menyampaikan berita
QS. Ghāfir [40]: 25
دفل ما جاءهم بٱلحق من عندنا قال وا ٱقتلوا أبناء kerasulannya dan mengajak kaumnya untuk
ْ َ ُ ْ ُ َّ
ٱ ل ِذي َن َءا َم نوا َم َع ۥه َوٱ ۡس ت ۡح ُيوا ِن mengesakan Allah, beriman serta berbuat baik.
َ n ٓ Namun, Fir’aun dan para pembesarnya tentu tidak
َس ا َء ُه ۡ م َو َما ك ۡي terima karena apa yang disampaikan oleh Nabi
َّ َ َٰ ۡ Musa bertentangan dengan apa yang telah ia
ٱ ل ك ِف ِري َن ِإ َل ِفي tanamkan kepada penduduk Mesir, sehingga
َ َٰ َ Fir’aun memerintahkan agar membunuh anak laki-
١٦ ض ل ٖل laki Bani Israil dan membiarkan hidup anak-anak
perempuannya, agar tidak mengancam
kedudukannya.
ُ َ ۡ َ ُّ ُ
134 َ َّي ۡو َم ت ۡ َو ل َو ن ُم د ِب ِري َن َما ل كم ِ˛م َن Sesat Gambaran orang-orang kafir yang berlarian ingin
َ ُ ُ ٓ ۡ َ َ
135 َۡو ل َٰقَ د َ َج ا َء ك ۡ ۡ ُم ُيو ُس ف ِمن ق ۡب ُل ِبٱ Sesat Penjelasan mengenai keadaan orang-orang kafir
ل َب ِ˛ي ن ِت ف َما ِزل ت ۡم ِفي yang mengingkari Nabi Musa as. Bahkan, sebelum
َ َ َ َّ ُ ٓ ˛ َ mengutusnya, Allah telah mengutus Nabi Yusuf as
ش ٖ ك ِ˛م َّما َج ا َء كم ِب ِهۦۖ َح ت َٰٓى ِإ ذا ه ل untuk mengajak mereka beriman kepada Allah.
َ ُ َ َ ُ ۡ ُ َ
ن ب ۡع ِد ِۦه َرs ك ق ل ت ۡم لن َي ۡب َع ث ه ِم Namun, mereka hanya mematuhinya sebagai
ُ َّ َ َ َٰ َ n ٗ menteri/pembesar negara bukan karena
ُس و َ ل ك ذ ِل ك ُي ِض ُّل ٱل ل ه َم ۡن kerasulannya.
ُ ه َو ٱ ل
َ
ّ
ل
َ ّّٞ
١١ بe ُم ۡس ِر ف ُّم ۡرتا
ْ ُ َ ۖ َ َٰ ۡ ُُ ُ ُ ۡ ُ َۡ ُ َ ۡ َ ََ ُْٓ
َ nَ َٰ َ َ ِ ˛ِ َ ِ ِ
136 قالوا أو لم تك تأتيكم رسلكم بٱلبينت قال وا لب ى Sia-sia Percakapan antara orang kafir dengan malaikat
QS. Ghāfir [40]: 50
َّ َ َ ٓ َ ْ َ َ َّ َ
138 ََ ۡو قا َ َل َٱ َل ّ َ ِذي َن َ ك ف ُروا َرَّب ن ا أ ِرنا ٱ ل Sesat Gambaran keadaan ketika orang-orang musyrik dan
ذ ي ن أ ض َل نا م ن
َ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ ۡ َ ِ ۡ َ ˛ ِ ۡ
kafir menerima azab neraka. Mereka meminta agar
ۡٱ َل ِج ِ َ ن وٱ ُ ۡلن َ ِس ن ج ع ل ه ما ت ح ت أ setan-setan dan manusia yang telah menyesatkan
ق دا ِم نا ِل َي كو نا ِم َن mereka dihadapkan kepada mereka untuk
َ َ ۡ melampiaskan amarahnya.
٦٦ ٱَل ۡس ف ِلي ن
َ ْ ُّ َ َ َ ُۖ ۡ َ ِ َ ُ ۡ َ ْ ُ َ َّ ُ ۡ َ َّ َ َ
139 وضل عنهم ما كانوا ي دعون من قبل وظنوا ما Hilang dan Ancaman bahwa pada hari kiamat kelak semua
QS.Fuṣṣilat [41]:
ۡ َ َ َ ا و ن م ا ء ن يذ ِ ل ٱو mengenai hari kiamat, disana terdapat orang-orang
َ ُ ۡ
َُ ُِِّۗم َش َ ِ ٓف قو َّ ن ِ َّم ۡ َن ها َ َوَ ي ۡع ل ُمو ن أ َّنَ ها ٱ ل musyrik. Kemudian mereka bertanya, mengejek dan
ح ق أ َل ِإ ن ٱ ل ِذي ن mengingkarinya dengan meminta agar segera
َ َٰ َ َ َ datang hari tersebut.
ل َبs ِ ُي َما ُرو ن ِفي ٱل َّسا َع ِة ل ِفي ض ل
١٦ ِعي „د
َ ُ َ َ ُ َّ ۡ ُ
َ َِ َ ۡ َ َ s ˛ِ ˛ٖ ِ َ ِ َ ۥ ِِ
142 ومن يضلل ٱ له فما له من ولي من بع دۦهِِۗ وترى ٱل Sesat Peringatan serta gambaran orang-orang kafir dan
QS. Al-Syūrā [42]: 44
ۡ َ َ ُ َ َ َ َ
144 ُ ۡأ َف أ َن َت ت َ ۡس َ ِم ُع ٱل ُّص َّم أ ۡو تۡ ه ِدي ٱ ل Sesat Pertanyaan dan penegasan Allah swt kepada Nabi
ع م ي و من كا ن ِفي Muhammad bahwa ia tidak akan mampu memberi
َ َٰ َ hidayah kepada orang yang tuli (mendengar ajakan
٠١ ض ل ٖل ُّم ِبي ٖن beriman) dan membuka hati orang yang telah
menutup mata hatinya. Kebenaran apapun yang
disampaikan tidak akan diterima oleh mereka.
َ َٰ
َۡ َٰ َ َ ُ َّ ُ َّ َ َ َ ُ َ َٰ َ َ َ َ َ َ ۡ َ َ َّ َ َ ِ َ ُ ۥ
ِ ِ
145 أفرءيت من ٱتخذ إلهه هوىه وأضله ٱ له على علم Sesat Peristiwa percakapan Abu Jahal dengan al-Walid
ۡ َ َ َ َ bin Mughirah. Abu jahal mengakui kebenaran Nabi
َو خ ت َم َع ل َٰ َى َس ۡم ِع ِۦه َو ق ل ِب ِۦه َو َج َع saw namun tidak mau menjadi pengikutnya sampai
َ
َل َع ل َٰ َى َب َص ِ ِر ه
kapan pun. Ia tidak mau menjadi bahan gunjingan
gadis-gadis Quraisy bahwa ia adalah pengikut anak
n َّ َ ٗ َٰ
َ
ن َب ۡع ِد ٱل ل ِ هs ش َو ة ف َمن َيۡ ه ِدي ِه ِم
yatim Abu Thalib, sedangkan ia berasal dari suku
yang paling tinggi.
َ َّ َ َ َ َ َ
ِغ١٦ أ ف َل ت ذ ك ُرو ن
ْ ۡ َ َ
146 َو َم َّ ۡن أ ض َّ ُّل ِم َّمن َي د ُعوا ِمن ُدو Sesat Penjelasan bahwa orang yang paling sesat adalah
ِمن دو ِن ٱل ل ِه ق ربا نا lenyap kepada kaum musyrik Mekkah bahwa mereka pasti
َ َ َٰ َ nۡ ُ ۡ َ ْ ُّ َ ۡ َ ۖ sَ َ
ض ل ْوا ع ن ه م و ذ ِل ك ُ َ ِۡل ُه ُ ۡة ۚ َب َل
ditimpa azab sebagaimana yang dialami oleh kaum
َ
ِإ ف ك ه م و ما كا نوا ءا ‘Ad, Tsamud dan umat lainnya jika mereka tetap
َ َ ۡ mengingkari kerasulan Muhammad saw.
١٦ َي ف ت ُرو ن
ۡ ۡ َ َ َّ َ َ ۡ ُ َّ َ َ
ِۡ ٖ ِ ُِ َ ِ ِ ِ
148 ٓ
ومن َل يجب داعي ٱ له فليس بمعجز في ٱَلرض Sesat Penjelasan bahwa semua ibadah yang diwajibkan
QS.Al-Aḥqāf [46]:
َ
٦١ ك ِفي ض ل ٖل ُّم ِبي „ن
149 ْ ْ َ َ َّ Sia-sia Menginformasikan bahwa semua amal dan
َعن َس ِبي ِل ٱل ٱ ل ِذي َن ك ف ُرو ا َو َص ُّدو ا
[47]: 1
adalah sebuah kesia-sian dan sebuah kerugian
َّل أ ۡع م ل ُه ۡم ل ِه أ ض besar, karena perbuatannya hanya berdasarkan
٦ asumsinya sendiri, bukan petunjuk Allah.
َ َ ْ َ َ َّ ُ َ َ َ
150 َ ف ِإ ˛ذا َل ِقي ت ُ َم ٱ َّ َٰ ٓ ل ِذ َي َ ٓن ك ف ُرو ا ف ض ۡر Sia-sia Perintah terhadap orang-orang mukmin untuk
ب ٱ ل ر ق ا ِب ح ت َ ى إ ذ ا
َ َ َ َ ۡ ْ ُّ ُ ِ َ ۡ ُ ُ ُ ِ َ ۡ َ
memenggal leher orang-orang kafir (ketika dalam
خن َت ۡ م ُو َه َّم ف َش ٓد ًو ا ٱ ل و ثا ق ف ِإsَّّ َّ أ َ ث peperangan), dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
ما م نا ب ع د ِوإ ما ِف د ا ء amal perbuatan mereka tersebut.
n َ َ َ ۡ َ َ َّ
َح تَٰى ت ض َع ٱ ل َح ۡر ُب أ ۡو زا َر ه ا
ُ َّ ٓ َ َ َۖ َ َٰ
ذ ِل ك َو ل ۡو َي ش ا ُء ٱل ل ه
َ ْ ُ ˛ َ َٰ َ َ
َلن ت َص َر ِم ۡ ُن ه ۡم َو ل ِكن ِ ل َي ۡب ل َوا َب ۡع ض
َّ ُ
كم ِب َب ۡع ِٖۗض َوٱ ل ِذي َن
َ َ َ َّ ْ ُ ُ
ق ِت لوا ِفي َس ِبي ِل ٱل ل ِه ف لن ُي ِض َّل أ ۡع
َ َ َٰ
١ م ل ُه ۡم
ۡ َ َ َّ َ َ َ ۡ ُ َّ ٗ ۡ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ
ُ ِ
151 ١ وٱلذين كفروا فتعسا لهم وأضل أعمل هم Sia-sia Ancaman bahwa orang yang mengingkari keesaan
Muḥammad QS.
ُ َ ۡ َ َ ُ َ َّ َ َّ n ۡ ۡ َ ˛ ُ ُ َ ۡ َ َ
َِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ
154 ذلك مبلغهم من ٱلعلم إن ربك هو أعلم بمن ضل Sesat Penegasan bahwa Allah mengetahui siapa saja yang
QS.Al-Najm [53]: 30
َ
َ َٰ ِ َ َّ ٗ ِ ٓ َّ ِ َٓ َ ُ ٓ ْ َ َ ٗ ِ˛ َّ َٰ َ ِ ٗ َّ َّ ِ ُ ُ ۥ
155 فقالوا أبشرا منا وحدا نتبعه إنا إذا لفي ضلل Sesat Pengingkaran kaum Nabi Saleh as atas berita
kenabiannya. Mereka menganggap apa yang
١٦ َو ُس ُع „ر dibawa oleh Nabi Saleh tersebut tidak benar, akan
membuat mereka menjadi sesat dan gila.
QS.Al-Qamar
[54]: 24
156 َ َٰ َ َ ُ ۡ َّ Sesat Penjelasan bahwa orang yang menyekutukan Allah
٧١ ِإ ن ٱ ۡل ۡج ِ ِر مي ن ِفي ض ل ٖل َو ُس ُع ٖر
َّ َ ˛ َ ۡ َ َ َ ٓ َّ َ
ََ ˛ ِِ ُ ِ ِ
ِ
158 ٦٦ وأما إن كان من ٱلمكذبين ٱلضالين Sesat Pemberitaan bahwa orang-orang yang sesat dan
mendustakan agama Allah kelak akan disambut
oleh para malaikat dengan siraman air yang
mendidih dan dibakar di dalam neraka.
ْ ُ َّ َ َ ْ ُ َّ َ َٰٓ
159 ُ َي˛ أ ُّيَ ها َ ٱ َل ِ ُذي ََّن ُ َ ۡءا َم نوا َل ت ت ِخ ذو ا َع Sesat Peringatan dan kecaman untuk kaum muslim agar
9
٦ ٖر lebih memilih tetap berada dalam kesesatannya.
َّ َ َٰ ُ
162 َ َق ۡ ۡل ُه َ َ َو َّ ٱل ۡ َّ َر ۡ ۖح م ُن َءا َم نا ِب ِهۦ َو Sesat Pengakuan Nabi Muhammad saw (sekaligus seolah-
ع ل ي ِه ت و ك ل ن ا olah mencela perbuatan orang kafir) bahwa ia dan
َ َٰ َ َ َ َ َ umatnya telah beriman kepada Allah yang maha
ف َس ت ۡع ل ُمو ن َم ۡن ُه َو ِفي ض ل ٖل ُّم ِبي pemurah dan maha penyayang kepada hamba-
٦٦ ٖن hambanya, serta telah memberi rizki untuk
kelangsungan hidup di dunia.
َ َ
َ َ ۡ ُ َ ِ ِ ِ َ َ َّ َ َ ِ ُ ۡ َ ُ َ َّ َ َّ ِ
163 إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيلۦه وهو أعلم Sesat Penegasan bahwa Allah lebih mengetahui siapa saja
QS.Al-Qalam [68]:
َو ق د أ ض لوا ك ِثي ٗ را َوَل ت ِ ِز د ٱل ظ ِل telah menyesatkan masyarakatnya dari jalan Allah
dan mempengaruhi mereka, sehingga mereka dan
ٗ َ َٰ َ َّ َ orang-orang setelahnya mengikuti jejaknya.
١٦ ِمي ن ِإ َل ض ل َل
َّ ْ ٓ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ُّ ُ ۡ ُ ۡ َ َ َ َّ
ِ ِ ِ
166 ِ ِ إنِك إ ِن تذرهم يضلوا عبادك وَل يلدوا َإل ف
اجرا Sesat Keputus asaan Nabi Nuh as atas kekufuran
QS. Nūḥ [71]: 27
َ ٗ˛ ٓ َ َ َ َ ََ
َ
169 ٧ ووجدك ضَال فهدى Bingung Kebingungan Rasul saw dalam menghadapi dan
[93]: Al-
QS.Al-Fīl
[105]: 2
menghancurkan ka’bah dan menguasai jalur Hijaz.
Keterangan :
- Fi’il māḍ ī
- Fi’il muḍ ā ri’
- Maṣdar
- Isim fā ’il
- Isim tafḍ īl