Anda di halaman 1dari 1

Bab 4

Kaidah muradif dan musytarak


A.Muradif
-pengertian muradif
Untuk lebih jelasnya dalam memahami pengertian muradif dan musytarak, adalah sebagai
berikut: 1. Pengertian Muradif Yang dimaksud muradif ialah kalimat yang lafadznya banyak,
sedangkan artinya sama, (sinonin), seperti lafadz al-asad dan al- laitis artinya singa.
“ ‫ﻃَﺎﻟِﻊٌ ﺷَﺮْﻋِﻲﱞ‬ Mendudukkan dua muradhif itu pada
tempat yang sama itu diperbolehkan jika tidak ditetapkan oleh
syara’.” Mempertukarkan dua muradif satu sama lain itu diperbolehkan
jika dibenarkan oleh syara’. Namun kaidah ini tidak berlaku bagi Al
Qur ’an, karena ia tidak boleh diubah. Bagi mazhab malikiah, takbir
shalat tidak boleh dilakukan kecuali dengan lafal “Allah akbar. ”
Imam Syafi’i membolehkan dengan lafal “Allahu Akbar”. Sementara imam
Abu Hanifah membolehkan lafal “Allah Akbar ” diganti dengan lafal
“Allah Al-Azim” atau “Allah Al-Ajal .”

B.musytarak
1.pengertian musytarak
Musytarak ialah satu lafadh yang menunjukkan dua makna
atau lebih. Maksudnya satu lafadh mengandung maknanya yang banyak
atau berbeda-beda. Adapun definisi yang diketengahkan oleh para
ulama ’ ushul adalah antara lain: ‫اﻟﻠﱠﻔْﻆُ اﻟﻮَاﺣِﺪُ اﻟﺪﱠالﱡ ﻋَﻠَﻰ‬
ِ‫ﻣَﻌْﻨَﯿَﯿْﻦِ ﻣُﺨْﺘَﻠِﻔَﯿْﻦِ أَوْ أَﻛْﺜَﺮَ دَﻻَﻟَﺔً ﻋَﻠَﻰ اﻟﺴﱠﻮَاء‬
ِ‫“ ﻋِﻨْﺪَ أَھْﻞِ ﺗِﻠْﻚَ اﻟﻠﱡﻐَﺔ‬Satu lafadh (kata) yang menunjukkan
lebih dari satu makna yang berbeda, dengan penunjukan yang sama
menurut orang ahli dalam bahasa tersebut ” Kata musytarak tidak
dapat diartikan dengan semua makna yang terkandung dalam kata
tersebut secara bersamaan, akan tetapi harus diartikan dengan arti
salah satunya. Seperti kata ‫ ﻗﺮء‬yang dalam pemakaian bahasa arab
dapat berarti masa suci dan bisa pula masa haidh, lafadh ‫ ﻋﯿﻦ‬bisa
berarti mata, sumber mata air, dzat, harga, orang yang memata-matai
dan emas, kata ‫ ﯾﺪ‬musytarak antara tangan kanan dan kiri, kekuasaan
kata ‫ ﺳﻨﺔ‬dapat berarti tahun untuk hijriyah, syamsiyah, bisa pula
tahun masehi.

Anda mungkin juga menyukai