MAKALAH
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Balaghoh II
Dosen Pengampu : Dr. H. Mahfudz Siddiq, Lc., MA.
Oleh:
Marsa Nabilah 1803026091
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Balaghah II
dengan judul “ ” المجازdan diharapkan dapat menjadi wacana, penambah ilmu dan
informasi yang bermanfaat. Selanjutnya saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Balaghoh II beliau Bapak H. Mahfudz Sidiq
Lc, MA, dan teman-teman sekalian
Sebagaimana seorang manusia yang tak luput dari salah dan dosa, saya
disini menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
sehingga saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan saya harap kritik, saran dan
pesan dari para pembaca sekalian agar kedepanya dapat menjadi lebih baik.
Wassalamu’alaikum. Wr.Wb
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu balaghah merupakan sebuah ilmu yang mengolah tentang
keindahan kata yang mendatangkan makna yang indah dan jelas, dengan
ungkapan yang benar dan fashih sehingga memberi kesan yang mendalam
didalam hati pendengar serta sesuai dengan situasi dan kondisi orang-orang
yang diajak bicara.
Sedangkan, Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa untuk
mendapatkan suasana dalam sebuah kalimat agar semakin hidup. Mudahnya
bisa kita pahami bahwa majas itu bisa menjadi ungkapan yang bisa
menghidupkan suatu kalimat. Majas melakukan penyimpangan dari makna
dari suatu kata yang biasa digunakan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian majaz mursal ?
2. Sebutkan macam-macam majaz mursal ?
3. Sebutkan contoh majaz dalam Al-Qur’an dan Hadist !
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan mengerti pengertian majaz mursal
2. Untuk mengetahui macam-macam majaz mursal
3. Untuk mengetahui contoh majaz dalam Al-Qur’an dan Hadist
BAB II
PEMBAHASAN
Lafadz أَيا َ ٍدdisini yaitu makna majazi. Lafadz tersebut dapat diartikan
sebagai kenikmatan-kenikmatan, makna hakiki dari lafadz tersebut yaitu
tangan-tangan / banyak tangan. Disini diartikan bahwa tangan menjadi
sebab adanya kenikmatan.
2. ( المسببيةAlmusababiyah)
Menlafadzkan atau mengucapkan musababnya sedang yang dimaksud
yaitu sebabnya.
1
Abdullah As-sudais, Al- Majaaz Inda Al-Usuliyyin Bain Al-Mujiiziin Wa Al-Maani’iin, Al-Maktabah Asy-
syamilah, hal 7
2
Al- Munjid fii Al-lughoh, hlm 110
3
Al- Munjid fii Al-lughoh, hlm 259
4
AhmadAl Hasyimi, Jawahirul Balaghah, (Kairo: Maktabah al- Adab, 2011), hlm. 237.
فَ َم ْن َش ِه َد ِم ْن ُك ُم:قال تعالى
)185 ص ْمهُ (البقرة ُ َال ّشه َْر فَ ْلي
Dalam ayat tersebut memiliki makna hakiki yaitu jika melihat bulan
maka puasalah, tetapi الشهرdisini memiliki makna majazi yaitu hilal.
3. ( الجزءيةaljuz’iyah)
Mengungkapkan sebagian tetapi yang dimaksudkan adalah keseluruhan.
َ ك إِلَى أُ ِّم
)40 ك َك ْي تَقَ َّر َع ْينُها َ َو الَ تَحْ َز َن (طه َ َ فَ َر َجعْنا: قال تعالى
Makna hakiki dari kata عينهاdalam ayat tersebut adalah mata, tetapi
dalam makna majazi yaitu جسد و بدن
4. ( الكليةkulliyyah)
Alkuliyyah disini mengungkapkan keseluruhan tetapi maksud dari
majaznya adalah sebagian.
)167 ْس فِي قُلُ ْوبِ ِه ْم (آل عمران َ ِ يَقُ ْولُ ْو َن ب: قال تعالى
َ أفوا ِه ِه ْم ما َ لَي
Makna majazi dari kata افواهyaitu lisan
Memperhitungkan masa yang akan datang atau sesuatu yang akan terjadi
ِ إِنِّي أَ ْع: قال تعالى
ًص ُر َخ ْمرا
7. ( المحليةal-mahaliyyah)
Menyebutkan tempat, namun yang dimaksud adalah orang atau sesuatu
yang menempatinya.
)82 َواسْأ َ ِل القَرْ يَةَ الَّتِي ُكنَّا فِ ْيهَا (يوسف: قال تعالى
8. ( الحاليةal-haaliyah)
Menyebutkan tentang suatu hal yang menempati suatu tempat, namun
yang dimaksud adalah tempatnya itu.
Artinya : “ dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-
orang (yang datang) kemudian.
)24 َاح ال ُّذ َّل ِمنَ الرَّححْ َم ِة (اإلسراء ْ َو: قال تعالى
َ اخفِضْ لَهْما َ َجن
7
Firdaus, Meirison, Hakikat dan majaz dalam Al-Qur’an dan sunnah, hlm 48
8
Kulliyatul Mu’alimat Al- Islamiyah, Balaghoh fii Al-Ilmi Bayan, hlm 99
9
Abdullah As-sudais, Al- Majaaz Inda Al-Usuliyyin Bain Al-Mujiiziin Wa Al-Maani’iin, Al-Maktabah Asy-
syamilah, hal 11
Artinya : “ Maka beri kabar gembiralah mereka dengan adzab yang pedih”
Lafadz بشرdi dalam ayat ini biasanya digunakan untuk berita yang
menyenangkan atau menggembirakan, namun didalam ayat tersebut
digunakan untuk kabar berita yang tidak menyenangkan sama sekali yaitu
( عذاب أليمazab yang pedih) 10
Objek kajian majaz dalam hadist dapat berupa kata dan juga dapat berupa
keseluruhan redaksi hadist. Pendekatan yang dilakukan untuk memahami majaz
dalam sebuah hadist yaitu dengan pendekatan bahasa. Metode yang dilakukan
dalam mengkaji majaz dalam hadist yaitu ta’wil yaitu dengan cara pengalihan
makna hakiki ke makna majazi.
ilmu majaz dalam hadits adalah salah satu aspek yang mengkaji kualitas
matan hadits dari segi bahasa, karena fenomena bahasa yang digunakan oleh Nabi
banyak yang menggunakan ungkapan majaz, yang sulit dipahami jika tidak dilihat
dari aspek bahasa, dengan mengalihkan makna haqiqi ke makna majazi, akibatnya
kualitas matan hadits tersebut menjadi diragukan hanya karena sulit dipahami,
padahal sebetulnya secara majazi matan hadits tersebut dapat dipahami dan
diterima kualitasnya.11
10
http://curatcoretnabil.blogspot.com/2012/03/majaz-dan-kinayah-dalam-al-quran.html?m=1
11
https://cahaya-al-jazirah.blogspot.com/2015/11/ilmu-majaz-hadits.html?m=1
صلَى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلِ ْم يَرْ ِو ْي“ ِه ع َْن في م““ا َربَّ ِه قَ““ا َل " إِ َذا َ ض َي هللاُ َع ْنهُ ع َِن النَبِ ِّي ِ س َر ٍ َع َْن أَن
َو إِ َذا أتَ““انِى.ًْت ِم ْن“هُ بَاع“ا ُ َّب ِمنَّى ِذراَع“ا ً تَقَ“ َّربَ َو إِ َذا تَقَ“ر.ًْت إِلَ ْي ِه ِذ َراع“ا َّ ََّب ال َع ْب ُد إِل
ُ ي ِش ْبرًا تَقَ َّرب َ تَقَر
ً" َم ْشيًا أَتَ ْيتُهُ هَرْ َولَة
Artinya : “Dari Anas R.A dari Nabi SAW. Tentang hadits yang diriwayatkan
Nabi dari Allah, Allah berfirman: Jika seorang hamba mendekat kepada-Ku
sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta, dan jika dia mendekat kepadaku
sehasta, Aku akan kepadanya sedepa, dan jika dia datang kepada-Ku sambil
berjalan, Aku akan datang kepadanya sambil berlari”
Yang dimaksud dari hadits diatas adalah perbuatan baik yang sedikit akan
dibalas Alah dengan kebaikan yang lebih besar, hanya saja Nabi menggunakan
kata “taqarrub” (mendekat) sebagai ungkapan yang berarti “memberikan pahala”,
bukan sebagai makna aslinya, sehingga seakan-akan Tuhan “mendekat” orang
yang berbuat sesuatu yang berpahala dengan cara menggunakan
ungkapan majaz, dan perluasan makna. Berdasarkan hal ini maka setiap kata
‘taqarrub’ yang dinisbatkan kepada Allah tidak diartikan “mendekat” sebagaimana
perbuatan fisik akan tetapi diartikan sebagai sifat kemurahan Tuhan terhadap
hambanya dalam member pahala.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Majaz mursal adalah suatu lafaz yang dipergunakan bukan pada
makna aslinya karena adanya alaqah ghair musyabahah (hubungan
bukan perumpamaan) disertai qarinah (alasan/bukti) yang mencegahnya
dari makna asli. Majaz mursal berbeda dengan kinayah karena pada
kalimat yang berbentuk kinayah tidak harus ada qarinah yang mencegah
suatu lafaz dari makna aslinya. Dinamakan “mursal” karena ia tidak
dibatasi oleh pemaknaan tertentu.
2. Macam- macam majaz mursal : ( السببيةAsababiyah), المسببية
(Almusababiyah), ( الجزءيةaljuz’iyah), ( الكليةkulliyyah), عالقة/ اعتبار ما كان
( ماضويّةI’tibar maa kana/ alaqotu madhowiyah), عالقة/ اعتبار ما يكون
( مستقبليّةI’tibar maa yakunu / alaqotu mustaqbalah), ( المحليةal-
mahaliyyah), ( الحاليةal-haaliyah)
3. Contoh dalam Al-Qur’an
)24 شرْ هُ ْم بِ َع َذابً أَلِ ْي ًم (اإلنشقاق
ِّ َ فَب: قال تعالى
Artinya : “ Maka beri kabar gembiralah mereka dengan adzab yang
pedih”
Lafadz بشرdi dalam ayat ini biasanya digunakan untuk berita
yang menyenangkan atau menggembirakan, namun didalam ayat
tersebut digunakan untuk kabar berita yang tidak menyenangkan sama
sekali yaitu ( عذاب أليمazab yang pedih)
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami
dan mengerti materi yang telah disusun oleh pemateri. Pemateri
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar nantinya penulis dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dari makalah ini dan menjadikan
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Meirison, Hakikat dan majaz dalam Al-Qur’an dan sunnah (Sumatera Barat, 2018)