Anda di halaman 1dari 8

KONSEP MAJAZ DAN PEMBAGIANNYA DALAM BALAGHAH

Anggota Kelompok 5:
Sofwan Hadiyanto Prasetyo (210104110028)
Muhammad Rizqi Ramadhan (210104110062)
Rifka Arifatul Choridah (210104110103)
Rosyiqoh Nabilah (210104110106)

‫له بعرف ذى الخطاب فا لتبع‬ # ‫حقيقة مستعمل فيما وضع‬


“Hakikat adalah lafadz yang digunakan untuk menunjukkan makna yang dicetak
menurut ‘urf (kebiasaan) dzil kitab (orang yang memiliki pe
mbicaraan (mutakallim)) dalam pembicaraannya, maka ikutilah.”
ّ ّ ‫أو استعارة فأما‬
....... ‫األول‬ # ‫والمجاز مرسل‬
‫ جزء وكل ٌ أو محل ٌّ الته‬# ‫فما سوى تشابه عالقته‬
‫مال مرتقب‬
ٍ ‫لماض أو‬
ٍ ‫وصف‬
ٌ # ‫مسبب سبب‬
ٌ ‫مروف‬
ٌ ‫ظرف و‬
ٌ
“Majaz dibagi menjadi dua macam, yaitu: majaz mursal dan isti’arah. Majaz mursal
ialah majaz yang ‘alaqohnya (hubungan antara makna hakiki dan makna majazi)
berupa selainnya tasybu (penyerupaan). Alaqohnya diantaraya: 1. Juz’i (sebagian
dari lafadz yang artinya semua) 2. Keseluruhan (semua dari lafadz yang artinya
sebagian) 3. Tempat 4. Alat 5. Dzaraf 6. Madzruf 7. Musabbab 8. Sabab 9. Sifat
yang telah lewat 10. Sifat yang akan datang.”
‫ تشاب ٌه كأس ٍد شجاعته‬# ‫واالِستعارة مجا ٌز علقته‬
‫اتضح‬ ‫علم لما‬ ً ‫وهي مجا ٌز‬
ْ ٍ ‫ ومنغت في‬# ‫األصح‬
ْ ‫لغة على‬ َ
“Isti’aroh adalah majaz yang ‘alaqah-nya itu berupa tasyabbuh , seperti lafadz ‫كأس ٍد‬
untuk makna laki-laki yang gagah dan pemberani. Menurut pendapat yang sahih,
majaz isti’arah adalah majaz lughawi dan dicegah dalam isim alam, sebab sudah
jelas.”
A. PENDAHULUAN
Sebagai umat muslim seharusnya kita bisa memahami makna yang
terkandung dalam Al-Quran, selain itu juga buku bacaan arab yang berisikan
berbagai bentuk pengetahuan islam. akan tetapi untuk mengetahui hal tersebut
membutuhkan pengetahuan tentang ilmu balaghoh khususnya dalam bab hakikat
dan majaz. Sebab gaya bahasa yang dimiliki al-Qur’an sangat berfariasi,
diantaranya adalah hakikat dan majāz , yang kesemuanya menunjukkan
keindahan bahasa al-Qur’an itu sendiri.
Maka dari itu, dalam kesempatan kali ini penulis akan menyajikan kajian ilmu
bayan khususnya dalam pembahasan hakikat dan majaz. Pembahasan ini
diperuntukkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan mampu menerjemahkan
baik menulis ataupun mengungkapkan ungkapan bahasa arab dengan kiasan
atau makna yang indah.
B. PEMBAHASAN
1. Makna hakiki
a. Definisi
Hakikat menurut bahasa berasal dari fi’il madi ‫ حق‬yang berarti jelas.
Dan dalam kitab jauharul maknun dijelaskan bahwa makna hakikat adalah
‫ اللفظ المستعمل فيما وضع له في اصطالح المخاطب‬yaitu lafadz yang digunakan menurut
arti yang sebagaimana mestinya (maksudnya telah ditetapkan baginya
sesuai asal ketentuan atau wadha’nya) dalam istilah pembicaraan.
Sedangkan menurut istilah Ulama’ ushul adalah: Yaitu). 69:2019, Bazdawi)
(‫وى‬XX‫ال معن‬X‫وم أو ألتص‬XX‫ىء معل‬X‫ل لش‬X‫ )وهى كل لفظ أريد به ما وضع له فى االص‬setiap lafad yang
menghendaki ma’na asal (wad’i) karena ada hal-hal yang telah di ketahui.
Contoh:
1. Menurut ahli bahasa. Contoh lafadz al Asad untuk makna hewan buas.
2. Menurut syariyyah, yang dibuat oleh pemegang syariat. Contohnya
seperti sholat untuk makna ibadah dengan cara tertentu.
3. Menurut Urfiyyah, yang dibuat oleh orang umum, contohnya lafadz ad-
dabbah untuk hewan berkaki empat seperti keledai. Lafadz tersebut
secara lughat bermakna setiap hewan melata dimuka bumi. Dan
menurut urfi khash, seperti lafad fail yang diperuntukkan makna isim
yang dikenal dalam ilmu nahwu (Nailul, 2014).
2. Makna Majaz
a. Definisi
Lafadz Majaz (‫ )المجاز‬diambil dari foil Madhi ‫يجوز‬-‫جاز‬yang berati lewat
atau keluar.
Sedangkan menurut istilah majaz adalah ‫اللفظ المستعمل في غير ما وضع له في اصطالح‬
‫ المخاطب‬yaitu lafadz yang digunakan menurut arti yang tidak sebagaimana
mestinya (maksudnya tidak sesuai asal ketentuan yang telah ditetapkan
baginya atau (wadha’nya) didalam istilah pembicaraan).
Sedangkan menurut istilah ulama’ ushul adalah:‫وهى كل لفظ أريد به لغير ما وضع له‬
‫وى‬XX‫ال معن‬XX‫وم أو االتص‬XX‫ىء معل‬XX‫ل لش‬XX‫( فى االص‬Saghnawi, 1992:334). Setiap lafaz yang
digunakan tidak pada asal kata dari Artinya. Seperti lafad ‫أسد‬
Yang digunakan Artinya untuk seorang pemberani (Firdaus, 2018).
Majaz terkadang dalam bentuk mufrad dan juga terkadang murakkab.
 Majaz mufrad
‫المجاز المفرد هو اللفظ المستعمل في غير ما وضع له العالقة مع قرينة دالة على عدم إرادة المعنى االصلى‬
Majaz mufrad merupakan lafadz yang digunakan pada selain arti yang telah
ditetapkan untuknya karena adanya persesuaian atau alaqoh dengan
makna asalnya dan disertai qarinah atau pertanda yang menunjukkan
bahwa lafadz tersebut bukan untuk menghendaki makna aslinya.
Contoh: ‫اخلع نعال الكون كي تراه وغض طرف القلب عن سواه‬
Yang artinya lepaskanlah terompah duniamu agar kamu dapat melihat dia
(Allah) dan pejamkanlah pandangan hatimu dari selain dia. Dalam contoh
tersebut arti asal lafadz ‫ال‬XX‫ نع‬adalah sendal. Namun yang dikehendaki
maknanya dalam bait tersebut ialah syahwat. Sedangkan ‫ إخالع‬yaitu
melepas dan lafadz ‫ غض‬memejamkan. Namun yang dimaksud disini
adalah berpaling dari selain Allah.
 Majaz Murakkab
‫هو تركيب أستعمل في ما يشبه بمعناه األصلي تشبيه التمثيل‬
Yaitu susunan lafadz yang digunakan pada penyerupaan dengan bentuk
arti asal, dengan metode istiarah tamtsiliyah.
Contoh: ‫إني أراك تقدم رجال وتؤخر أخرى‬
Aku melihatmu mengedepankan satu kaki dan mengundurkan kaki yang
lain. Dalam pribahasa ini ditujukan untuk orang-orang yang bersikap ragu-
ragu dalam melakukan suatu pekerjaan.

3. Alaqoh dalam majaz


a. Pengertian Alaqoh
‫ول إليه‬X‫ه و المنق‬X‫ول عن‬X‫نى المنق‬X‫المناسبة الخاصة بين المع‬, yaitu hubungan atau keterkaitan
antara makna yang dipindahkan (makna hakiki) dan makna yang dipindahi
(makna majazi) (al-Fadani, 2018).
b. ‘Alaqah pada Majaz Mursal
- ‫السببية‬
‫يره‬XXX‫ؤثرا فى غ‬XXX‫ببا أو م‬XXX‫ه س‬XXX‫ول عن‬XXX‫يء المنق‬XXX‫ون الش‬XXX‫ك‬, yaitu adanya makna yang
dipindahkan itu merupakan sebab dan memberikan pengaruh pada
lainnya. Contoh ‫ية الغيث‬XX‫رعت الماش‬. ْ Kalimat ‫ الغيث‬merupakan majaz musal
dengan alaqah sababiyah. ‫ الغيث‬yang memiliki makna hujan, ditafisiri
sebagai tubuuh-tumbuhan (‫ )النبات‬dikarenakan hujan merupakan sumber
adanya tumbuhan.
- ‫المسببية‬
‫يء آخر‬XX‫ر لش‬XX‫بب و أث‬XX‫ه مس‬XX‫ول عن‬XX‫يء المنق‬XX‫ون الش‬XX‫أن يك‬, yaitu adanya makna yang
dipindahkan merupakan hal yangdisebabkan dan akibat bagi sesuatu
yang lain. Contoh ‫أمطرت السماء نباتا‬, kalimat ‫ نبات‬yang memiliki makna asli
tumbuh-tumbuhan dimaknai sebagai hujan. Jadi yang dimaksudkan
adalah Allah menurunkan hujan yang mana hujan tersebut merupakan
sebab dari tumbuhnya tanaman.
- ‫الجزئية‬
‫يء آخر‬XX‫من ش‬XX‫ذكور ض‬XX‫ون الم‬XX‫ك‬, yaitu adanya lafadz yang disebutkan yang
menyimpan makna sesuatu yang lain. Contoh ‫لتطلع على أحوال‬ ّ ‫أرسلت العيون‬
ُ
‫دو‬XX‫الع‬. Kalimat ‫ون‬XX‫ العي‬merupakan majaz mursal yang ditafsiri sebagai
‫وس‬XX‫ الجاس‬atau mata-mata. Majaz mursal ini memiliki ‘alaqah juz’iyyah
karena mengucapkan sebagian namun menunjukkan makna kull
(keseluruhan), dikarenakan setiap mata merupakan anggota tubuh dari
seorang mata-mata.
- ‫الكلية‬
‫كون الشيء المذكور متضمنا للمقصود و غيره‬, yaitu adanya makna yang disebutkan
menyimpan sesuatu hal yang dimaksudkan dan selain yang
dimaksudkan. Contoh dalam al-quran surat al-baqarah ayat 19 ‫يجعلون‬
‫املهم‬XX‫ اي أن‬,‫ابعهم فى آذانهم‬XX‫( أص‬mereka menyumbat telingaa mereka dengan
jarinya). Kalimat ‫ أصابع‬merupakan majaz mursal dengan alaqah kulliyah
dikarenakan mengucapkan keseluruhan namun menunjukkan makna
sebagian. Majaz mursal tersebut dimaknai dengan ‫ أنامل‬yang berarti
ujung jari. Qarinah dari ayat tersebut adalah ‫( حالية‬keadaan) dikarenakan
pada umumnya mustahil memasukkan jari ke dalam telinga.
- ‫المحلية‬
‫يره‬XX‫ه غ‬XX‫كون الشيء المذكور يحل في‬, yaitu adanya sesuatu yang menjadi tempat
bagi lainnya. Contoh pada alquran surat Al-A’raf ayat ‫خذوا زينتكم عند كل مسجد‬
(pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid). Kalimat
‫ زينتكم‬merupakan majaaz mursal dengan alaqah mahalliyah. Kalimat
tersebut memiliki makna asli perhiasan, namun di dalam ayat tersebut
bermakna pakaian. Contoh lain ‫يقولون بأفواههم‬, kalimat ‫ أفواههم‬yang memiliki
makna asli mulut ditafsiri dengan lidah.
- ‫الحالية‬
‫يره‬XX‫اال فى غ‬XX‫يء ح‬XX‫ون الش‬XX‫ك‬, yaitu adanya makna yang menpati yang lain.
Haliyyah ini merupakan kebalikan dari mahaliyyah. Contoh pada surat
ali imran ayat 107 ‫ففى رحمة هللا هم فيها خالدون‬. Kalimat ‫ رحمة‬merupakan majaz
mursal yang dimaknai sebagai ‫( جنة‬surga) yang mana di dalam surga
tersebut terdapat rahmat.
- ‫اعتبار ما كان‬
‫هو النظر إلى الماضى‬, yaitu melihat kke masa yang telah lewat. Contoh ‫و آتوا‬
‫اليتامى أموالهم‬, kalimat ‫ اليتامى‬ditafsiri sebagai ‫( البالغين‬orang-orang yang sudah
baligh). Jadi yang dimaksud ayat tersebut adalah anak yaatim yang
kemudian memasuki dewasa. Kalimat ‫امى‬XX‫ اليت‬merupakan majaz mursal
yang memiliki alaqah i’tibaruu maa kana karena menganngap apa yang
ada dengan menghendaki apa yang sudah terjadi.
- ‫اعتبار ما يكون‬
‫تقبل‬XX‫ر إلى المس‬XX‫و النط‬XX‫ه‬, yaitu melihat apa yang terjadi di masa yang akan
datang. Contoh ‫را‬XXXX‫ر خم‬XXXX‫( إني أراني أعص‬sesungguhnya aku bermimpi
memeras anggur). Ayat ini ditafsiri dengan memeras anggur yang
nantinya akan menjadi arak karena padda saat diperas belum menjadi
arak.
4. Pembagian Majaz
Majaz dibagi menjadi dua, apabila kaitan antara ma’na majazi dan ma’na
asli terdapat keserupaan, maka disebut dengan isti’aroh (‫)اإلستعارة‬, apabila tidak
ada keserupaan, maka disebut dengan majaz mursal (‫( )المجاز المرسل‬Nurbayan,
2007).
A. ‫االستعارة‬
Menurut bahasa, isti’aroh diambil dari perkataan ulama ‫ه‬XX‫ال إذا طالب‬XX‫تعار الم‬XX‫اس‬
‫ عارية‬yang berarti Ia meminjam harta, artinya ia mencari harta untuk
pinjaman. Menurut istilah Ulama Ilmu Bayan, iati’aroh adalah ‫استعمال اللفظ فى‬
‫ارفة عن‬X‫ة ص‬X‫ع قرين‬X‫ م‬,‫ه‬X‫تع َمل في‬X‫نى المس‬X‫ه و المع‬X‫ول عن‬X‫غير ما وُ ضع له لعالقة المشابهة بين المعنى المنق‬
‫لي‬XX‫نى األص‬XX‫إرادة المع‬, yaitu menggunakan lafaz untuk selain arti asli yang
ditetapkan karena ada persesuaian keserupaan antara arti yang
dipindahkan dan arti yang dipakai, serta terdapat pertanda yang
memalingkan dari menghendaki makna aslinya.
Isti’aroh merupakan majaz yang keterkaitan makna asli dengan makna
yang digunakannya terdapat keserupaan. Contoh dalam Firman Allah Surat
Ibrahim ayat 1 ‫كتاب أنزلناه إليك لتخرج الناس من الظلمات إلى النور‬. Arti asli lafadz ‫الظلمات‬
dan ‫ور‬XX‫ الن‬adalah gelap dan terang, sedangkan makna majaz pada ayat
tersebut adalah ‫الل‬X‫( الض‬kesesatan) dan ‫دى‬X‫( اله‬petunjuk) dan kaitan antara
makna keduanya adalah adanya keserupaan antara “arti kesesatan dan
kegelapan” dengan wajah syabah “sama-sama tidak mengetahui”, atau
“hidayah dan cahaya” dengan wajah syibh “sama-sama mengetahui”. Asal
dari majaz isti’aroh adalah tasybih yang dibuang salah satu dari Musyabbah
atau Musyabbah bih, wajah syabah, atau adat tasybihnya.

5. PENDAPAT ULAMA MENGENAI MAJAZ ISTI’AROH


a. Menurut pendapat yang shohih, majaz isti’aroh majaz lughowi, artinya
adalah lafaz yang digunakan dalam makna yang bukan seharusnya karena
ada hubungan disertai qarinah yang menghalangi pemberian makna hakiki.
b. Menurut suatu pendapat
Majaz isti’aroh merupakan majaz ‘aqli, artinya penyandaran fi’il atau kata
yang menyerupainya kepada tempat penyandaran yang tidak sebenarnya
karena ada hubungan dan disertai qarinah (petunjuk) yang menghalangi
dipahaminya sebagai penyandaran yang hakiki.

6. ISTI’AROH DILIHAT DARI PENYEBUTAN MUSYABBAH ATAU


MUSYABBAH BIH
a. ‫االستعارة المصرحة‬
‫ص ّرح فيها بلفظ المشبه به‬ُ ‫هو ما‬, yaitu majaz yang dijelaskan dengan menyebut
lafadz musyabbah bih saja. Contoh dalam syair:
‫ّت على ال ُع ّناب بالبرد‬
ْ ‫ وردا و عض‬# ‫فأمدرت لؤلؤا من نرجس و سقت‬
“Seorang wanita telah meneteskan mutiara dari bunga narsis, dan
membasahi bunga mawar dan menggigit buah anggur dengan hujan
es.”
Maksudnya adalah seorang wanit telah meneteskan air mata bak
mutiara dari matanya bak bunga narsis, dan menyirami pipinya laksana
bunga mawar dan menggigit ujung jarinya laksana buah anggur dengan
giginya laksana hujan es.
Penyair menyebutkan majaz isti’aroh pada kata-kata berikut:
Musyabbah Musyabbah Bih Wajh Syabah
Air mata ‫الدموع‬ Mutiara ‫اللؤلؤ‬ Sama ‫فى الصفاء‬
jernihnya
Mata ‫العيون‬ Bunga ‫النرجس‬ Sama ‫اع‬XXXX‫فى اجتم‬
narsis terkumpulnya ‫واد و‬XXXXXXX‫الس‬
warna hitam ‫البياض‬
dan putih
Pipi ‫الخدود‬ Bunga ‫الورد‬ Sama ‫فى الحمرة‬
mawar merahnya
Ujung jari ‫األنامل‬ Buah ‫العناب‬ Sama ‫فى الشكل‬
anggur bentuknya
Gigi ‫األسنان‬ Hujan es ‫البرد‬ Sama putih ‫اض‬XXXXXX‫فى بي‬
bersihnya ‫ع‬XXXXXX‫ل م‬XXXXXX‫ك‬
‫النصاعة‬

Majaz diatas hanya menyebutkan musyabah bih nya saja, oleh karena
itu disebut dengan majaz isti’aroh mushorrohah.
b. ‫االستعارة المكنية‬
‫هي ما خذف فيها المشبه به و رُمز إليه بشيء من لوازمه‬, yaitu majaz yang musyabbah
bih nya dibuang dan ditunjukkan dengan sesuatu dari perkara lazimnya
(perkara yang menetapinya). Contoh dalam surat Al-Isro’ ayat 24 ‫واخفض‬
‫ذل من الرحمة‬XXXX‫اح ال‬XXXX‫ا جن‬XXXX‫( لهم‬dan rendahkan syap burung pada kedua
orangtuamu dengan kasih sayang). Allah membuat majaz isti’aroh
lafazd ‫ائر‬XX‫( الط‬burung) untuk lafadz ‫ذل‬XX‫( ال‬tunduk) kemudian membuang
lafadz ‫ئر‬XX‫ الط‬dan menunjukkan lafadz yang dibuang dengan sesuatu
lazimnya yaitu lafadz ‫ الجناح‬yang berarti sayap.

7. ISTI’AROH DILIHAT DARI LAFADZ YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MAJAZ


(MUSTA’AR)
a. Isti’aroh Ashliyyah ‫االستعارة األصلية‬
‫هي ما كان فيها المستعار اسما غير مشتق‬, Yaitu majaz yang lafadz musta’arnya
berupa selain ism musytaq, baik berupa ism ‘ain(dzat) atau ism
ma’na.
Contoh Isim A'in (Dzat) : Seperti menggunakan Lafadz ‫ الظالم‬untuk arti
‫)الضالل‬kesesatan) dan Lafadz ُّ‫ النور‬untuk arti ‫ )الهدى‬petunjuk).
Contoh Isim ma'na : .keras pukulan adalah Iniَ = ‫ َذا َقت ل َض ْر ب‬XX‫ه‬
dengan diserupakan ‫ َقت ل‬Lafadz : nya'Ijro ‫ددِش‬XXX‫َ )ي‬pukulan
ْ keras)
dengan wajah syabah : sama-sama sangat menyakitkan. Kemudian
arti Musyabbah bih (pukulan keras) digunakan untuk Lafadz ‫ل َتق‬
,karena lafadz ‫ل َتق‬merupakan isim Jamid untuk suatu pekerjaan
yang menghilangkan nyawa.
b. Isti’aroh taba’iyyah ‫االستعارة تبعية‬
‫هي ما كان فيها المستعار فعال أو حرفا أو اسما مشتقا‬, yaitu majaz yang musta’arnya
berupa kalimat fi’il, huruf, dan ism yang musytaq. Contoh ‫ركب فالن كتفي‬
‫( غريمه‬fulan menaiki dua pundak orang yang dihutangi. Musta’ar
dalam kalimat tersebut berupa fiil, yaitu ‫ركب‬, oleh karena itu
dinamakan isti’ar taba’iyah.

8. ISTI’AROH DILIHAT DARI LAFADZ YANG BERKAITAN DENGAN DUA


SISI TASYBIH
a. Isti’aroh Murosyahah ‫االستعارة مرشحة‬
‫به به‬XX‫ا مُالئم المش‬XX‫ر فيه‬XX‫ا ُذك‬XX‫هي م‬, yaitu majaz yang disebutkan mulaim
(lafadz yang berkaitan) dengan musyabbah bih. Contoh dalam
surat al-baqarah ayat 16 ‫ارتهم‬XX‫أولئك الذين اشترو الضاللة بالهدى فما ربحت تج‬
(dan mereka adalah orang yang mengganti kesesatan dengan
petunjuk. Maka perdagangan merekatidak akan mendapat
keuntungan). Pada ayat diatas, kata ‫ االشتراء‬digunakan untuk arti
‫ االستبدال‬yang berarti mengganti.
Ijro'nya adalah Mengganti perkara hak (hidayah) dengan perkara
Bathil (kesesatan) dan lebih memilih kesesatan, itu diserupakan
dengan Lafadz ‫تراء‬XX‫ االش‬yaitu membeli /mengganti harta dengan
harta lain. dengan wajah syabah : meninggalkan perkara yang
dibenci (tidak dibutuhkan) dan mengganti perkara yang
disenangi. Lalu Lafadz ‫تراء‬XX‫ االش‬digunakan untuk arti musyyabah
(Mengganti perkara). Qorinahnya adalah mustahilnnya diartikan
membeli kesesatan dengan petunjuk. Dan menyebutkan lafadz ُ
‫( الربح‬keuntungan( dan lafadz ُّ‫( التجارة‬berdagang) yang merupakan
lafadz yang menyesuaikan dengan kata ُّ‫( االشتراء‬membeli) disebut
sebagai Tarsyih .
b. Isti’aroh Mujarodah ‫االستعارة مجرّدة‬
‫هي التي ُذكرفيها مالئم المشبه‬, yaitu majaz yang disebutkan lafadz yang
berkaitan dengan musyabbah. Contoh ‫وف‬XX‫وع و الخ‬XX‫اس الج‬XX‫ا هللا لب‬XX‫فأذاقه‬
“maka Allah mencicipkan mereka dengan pakaian kelaparan dan
ketakutan”. Lafadz ‫اس‬XXX‫ اللب‬digunakan untuk arti sesuatu yang
meliputi manusia ketika lapar dan takut dari bahaya. Kata "
sesuatu yang meliputi manusia ketika lapar dan takut dari
bahaya" itu diserupakan dengan kata : "Pakaian" dengan wajah
syabah : sama-sama tercakup dalam sesuatu. Kata pakaian
terdapat pada Orang yang memakai, sedangkan Lapar dan takut
terdapat pada orang yang merasakannya.
c. Isti’aroh Muthlaqoh ‫االستغارة مطلقة‬
‫هي التي لم يذكر معها مالئم‬, yaitu majaz yang tidak disebutkan mula’im
(lafadz yang berkaitan) pada salah satu dari musyabbah atau
musyabbah bih. Contoh pada surat ar-ra’du ayat 25 ‫ينقضون عهد هللا‬
(mereka (orang-orang kafir) telah membatalkan janji Alllah”.
B. MAJAZ MURSAL
Majaz mursal adalah kata yang sengaja digunakan untuk menunjukkan
selain arti aslinya karena melihat hubungan yang bukan berupa
penyerupaan serta adanya pertanda yang menunjukkan untuk tidak
menghendaki makna aslinya. Majaz mursal memliki 8 alaqah yang sudah
disebutkan di atas.

C. Penutup
Majaz adalah kata yang digunakan bukan untuk makna yang
sebenarnya karena adanya ‘alaqah disertai adanya qarihah yang mecegah
dimaknai secara haqiqi. Majaz secara garis besar ada dua yaitu majaz
lughawi dan aqli. Majaz lughawi adalah penggunaan lafaz bukan untuk
makna sebenarnya karena adanya ‘alaqah baik musyabahah maupun ghair
musyabahah. Sedangkan maja aqli amrupakan penisabatan kata kerja fi’il
atau yang semakna dengannya kepada lafaz yang bukan sebenarnya.
Karena adanya ‘alaqah.
Majaz lughawi terbagi menjadi dua, yaitu majaz isti’arah dan majaz
mursal. Isiti’arah adalah majaz yang ‘alaqahnya musyabahah (keserupaan).
Sedangkan mursal adalah majaz lughawi yang ‘alaqahnya ghair
musyabhah.

D. Daftar Pustaka
al-Fadani, M. Y. (2012). Terjemahan Jauharul Maknun. Surabaya: Mutiara Ilmu
Surabaya.
Firdaus. (2018). Hakikat dan Majaz dalam Al-Qur'an. Jurnal KAjian dan
Pengembangan Umat, Vol 1 No.1.
Nailul, Z. M. (2014). Mutiara Balaghah dan Jauharul Maknun dalam Ilmu Bayan
dan Badi'. Lirboyo: Santri Salaf Press.
Nurbayan, M. Z. (2007). Pengantar Ilmu BAlaghah. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai