Anggota Kelompok 5:
Sofwan Hadiyanto Prasetyo (210104110028)
Muhammad Rizqi Ramadhan (210104110062)
Rifka Arifatul Choridah (210104110103)
Rosyiqoh Nabilah (210104110106)
Majaz diatas hanya menyebutkan musyabah bih nya saja, oleh karena
itu disebut dengan majaz isti’aroh mushorrohah.
b. االستعارة المكنية
هي ما خذف فيها المشبه به و رُمز إليه بشيء من لوازمه, yaitu majaz yang musyabbah
bih nya dibuang dan ditunjukkan dengan sesuatu dari perkara lazimnya
(perkara yang menetapinya). Contoh dalam surat Al-Isro’ ayat 24 واخفض
ذل من الرحمةXXXXاح الXXXXا جنXXXX( لهمdan rendahkan syap burung pada kedua
orangtuamu dengan kasih sayang). Allah membuat majaz isti’aroh
lafazd ائرXX( الطburung) untuk lafadz ذلXX( الtunduk) kemudian membuang
lafadz ئرXX الطdan menunjukkan lafadz yang dibuang dengan sesuatu
lazimnya yaitu lafadz الجناحyang berarti sayap.
C. Penutup
Majaz adalah kata yang digunakan bukan untuk makna yang
sebenarnya karena adanya ‘alaqah disertai adanya qarihah yang mecegah
dimaknai secara haqiqi. Majaz secara garis besar ada dua yaitu majaz
lughawi dan aqli. Majaz lughawi adalah penggunaan lafaz bukan untuk
makna sebenarnya karena adanya ‘alaqah baik musyabahah maupun ghair
musyabahah. Sedangkan maja aqli amrupakan penisabatan kata kerja fi’il
atau yang semakna dengannya kepada lafaz yang bukan sebenarnya.
Karena adanya ‘alaqah.
Majaz lughawi terbagi menjadi dua, yaitu majaz isti’arah dan majaz
mursal. Isiti’arah adalah majaz yang ‘alaqahnya musyabahah (keserupaan).
Sedangkan mursal adalah majaz lughawi yang ‘alaqahnya ghair
musyabhah.
D. Daftar Pustaka
al-Fadani, M. Y. (2012). Terjemahan Jauharul Maknun. Surabaya: Mutiara Ilmu
Surabaya.
Firdaus. (2018). Hakikat dan Majaz dalam Al-Qur'an. Jurnal KAjian dan
Pengembangan Umat, Vol 1 No.1.
Nailul, Z. M. (2014). Mutiara Balaghah dan Jauharul Maknun dalam Ilmu Bayan
dan Badi'. Lirboyo: Santri Salaf Press.
Nurbayan, M. Z. (2007). Pengantar Ilmu BAlaghah. Bandung: PT Refika Aditama.