ُ ُم ِح َق بَ َر َكةiُور َك لَهُ َما فِي بَي ِْع ِه َما َوإِ ْن َك َذبَا َو َكتَ َما ِ َْالبَيِّ َعا ِن بِ ْال ِخي
َ ار َما لَ ْم يَتَفَ َّرقَا فَإِ ْن
ِ َوبَيَّنَا بiص َدقَا
َهم
ِ بَي ِْع
“Kedua orang yang bertransaksi jual beli berhak melakukan khiyar selama keduanya belum
berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan
dalam jual beli. Tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli
antara keduanya akan dihapus.”(HR. Al-Bukhari no. 1937 dan Muslim no. 1532)
Abu Hurairah radhiallahu‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
Pada ayat ini Allah Ta’ala mengancam para pemakan riba dan kemudian dilanjutkan
dengan menyebutkan ganjaran yang akan diterima oleh orang yang bersedekah. Ini adalah isyarat
bagi kita bahwa praktek riba adalah lawan dari shadaqah. Isyarat ini menjadi semakin kuat bila
kita mencermati ayat-ayat selanjunya:
Oleh karena itu dinyatakan dalam satu kaidah yang sangat masyhur dalam ilmu fiqih:
ِ أَنَّ ال َّن ِب َّى صلى هللا عليه و سلم َن َهى َعنْ َب ْي ِع ا ْل ِع َن
ب َح َّتى َي ْس َودَّ َو َعنْ َب ْي ِع ا ْل َح ِّب
ش َت َّد ْ َح َّتى َي
“nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang penjualan anggur hingga
berubah menjadi kehitam-hitaman (anggur hitam) dan penjualan biji-bijian
yang belum mengeras” (HR. Abu daud no. 3371, no. Tirmidzi no. 1228, ibnu
majah no. 2217 dan ahmad 3:250. Syaikh al albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih).
Hadits tentang Gadai
ِ ٍّ صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم اِ ْشَت َرى ِم ْن َي ُه ْو ِد ِ َ َِع ْن َعائ
ُي طَ َع ًاماالَى اَ َج ٍل َو َر َهنَه َ شةَ اَ َّن َر ُس ْو َل اهلل
2
Dari Aisyah r.a : “Bahwa Rasulullah saw. telah membeli pada seorang bangsa
Yahudi berupa makanan dengan pembayaran yang waktunya berjangka,
setelah menggadaikan baju besinya kepada Yahudi itu.”3[1]
Hadits tentang barang temuan
5
Hak Mendapatkan Hasil Disebabkan Oleh Keharusan Menanggung Kerugian
يرينَ ع َْن أَبِي َ َّدثَنَا َح َّما ٌد ع َْن أَيi َم ِعي َل َحi ى ب ُْن إِ ْسi وس
ِ i ا ٌم َو َحبِيبٌ ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن ِسi ُّوب َو ِه َش َ َّدثَنَا ُمiَح
ا َءi ةَ أَي ٍَّام إِ ْن َشiiَار ثَاَل ث
ِ َصرَّاةً فَهُ َو بِ ْال ِخي َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق
َ ال َم ْن ا ْشت ََرى َشاةً ُم َ ي َّ ِهُ َري َْرةَ أَ َّن النَّب
]7[.را َءَ صاعًا ِم ْن طَ َع ٍام اَل َس ْم َ َر َّدهَا َو
Artinya: Telah bercerita kepada kami Musa bin Ismail telah bercerita
kepada kami Hammad dari Ayyub dan Hisyam dan Habib dari Muhammad
bin Sirin dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi saw bersabda, “Barang siapa
membeli kambing yang puting susunya diikat untuk menipu pembeli, maka
ia memiliki khiyar (hak memilih antara melanjutkan akad atau tidak) selama
tiga hari. Apabila ia menghendaki, maka ia boleh mengembalikanya
bersama dengan satu sha’ makanan”. (HR. Abu Daud).